EVALUASI PRAKTEK PENYAJIAN AYAM GORENG DI RESTORAN SIAP SAJI “A” SUPERMARKET “X”, SEMARANG, INDONESIA : ASPEK SANITASI DAN MIKROBIOLOGI EVALUATION OF SERVING PRACTICE OF FRIED CHICKEN AT SELF-SERVICE RESTAURANT “A” SUPERMARKET “X”, SEMARANG, INDONESIA : A
EVALUASI PRAKTEK PENYAJIAN AYAM GORENG DI
RESTORAN SIAP SAJI “A” SUPERMARKET “X”,
SEMARANG, INDONESIA : ASPEK SANITASI DAN
MIKROBIOLOGI
EVALUATION OF SERVING PRACTICE OF FRIED
CHICKEN AT SELF-SERVICE RESTAURANT “A”
SUPERMARKET “X”, SEMARANG, INDONESIA :
ASPECTS OF SANITATION AND MICROBIOLOGY
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
CHITRA MAHARANI TANJAYA
09.70.0001
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2013
EVALUASI PRAKTEK PENYAJIAN AYAM GORENG DI RESTORAN SIAP SAJI “A” SUPERMARKET “X”, SEMARANG, INDONESIA : ASPEK SANITASI DAN MIKROBIOLOGI
EVALUATION OF SERVING PRACTICE OF FRIED CHICKEN AT SELF-SERVICE RESTAURANT “A”
SUPERMARKET “X”, SEMARANG, INDONESIA : ASPECTS OF SANITATION AND MICROBIOLOGY
Oleh: CHITRA MAHARANI TANJAYA
NIM : 09.70.0001 Program Studi : Teknologi Pangan
Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada 22 Oktober 2013: Semarang, 30 Oktober 2013 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing I, Dekan, Dr. Ir. Bernadeta Soedarini, MP Dr. V. Kristina Ananingsih S.T. MSc.
Pembimbing
II, Ita Sulistyawati, STP. MSc.
RINGKASAN
Sanitasi merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan. Makanan siap saji telah menjadi kegemaran dan tren di masyarakat karena jenis makanan tersebut mudah diperoleh dan dapat disajikan dengan cepat. Ayam goreng tepung atau yang sering dikenal dengan istilah fried chicken merupakan salah satu makanan siap saji yang digemari oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai restoran dan supermarket baik dari dalam dan luar negeri yang menjajakan ayam goreng ini. Kondisi supermarket yang terlihat bersih dan rapi tidak menutup kemungkinan akan adanya resiko kontaminasi mikroba, padahal selama ini sebagian besar konsumen menganggap bahwa makanan yang dijual di supermarket lebih terjamin keamanannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapangan, wawancara, dan analisa mikrobiologi. Survei lapangan dan wawancara meliputi tata letak dapur, area penyajian, dan praktek penyajian. Survei dilakukan sebelum pengambilan sampel dan hasil survei akan dibandingkan kesesuaiannya dengan
checklist Good Hygiene Practices (GHP) . Sampel diambil dari restoran swalayan di
Semarang secara acak kemudian diuji keberadaan bakteri patogennya yaitu E. coli dan
S. aureus dimana E. coli merupakan bakteri indikator sanitasi sedangkan S. aureus
mudah tumbuh pada makanan berprotein tinggi. Pengujian udara dilakukan di sekitar area penyajian yang dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Hasil survei kemudian dievaluasi dan dibandingkan dengan hasil analisa mikrobiologi. Hasil survei dan wawancara menunjukkan bahwa kesesuaian hasil survei dan wawancara di restoran
supermarket dengan persyaratan dalam checklist GHP adalah 69,96% sesuai dan
30,04% tidak sesuai sehingga termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil survei dan wawancara yang tidak sesuai sebesar 30,04% berpengaruh terhadap keberadaan dan tingginya jumlah kontaminan pada sampel. Ketidaksesuaian ini meliputi makanan disajikan dalam kondisi terbuka, karyawan tidak mencuci tangan sebelum mengambil makanan, jamahan dari tangan pengunjung, sebagian karyawan menggunakan perhiasan, karyawan tidak menggunakan celemek, sarung tangan, dan penutup kepala, yang menggunakan celemek hanya koki, suhu makanan hanya dipertahankan pada suhu
o
30-50
C, dan tempat sampah diletakkan di dekat tempat penyajian makanan dalam kondisi terbuka dan tidak dialasi plastik. Hasil pengujian S. aureus menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus di restoran “A” mulai dari setelah pemasakan sampai akhir penyajian melampaui batas maksimum cemaran S. aureus pada
2
ayam goreng yang tercantum pada SNI 7388: 2009 yaitu 1 x 10 koloni/g. Hasil pengujian E. coli menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni bakteri E. coli mulai dari setelah pemasakan sampai akhir penyajian tidak melampaui batas maksimum cemaran
3 Escherichia coli pada makanan yang tercantum pada BPOM yaitu sebesar 10 sel per
gram. Hasil pengujian udara menunjukkan bahwa terdapat koloni bakteri gram negatif pada udara di sekitar area penyajian. Perbaikan sanitasi harus dilakukan terutama pada 3 aspek yaitu aspek setelah pemasakan, aspek limbah dan sampah, dan aspek karyawan untuk menghindari kontaminasi dan menjaga keamanan pangan.
SUMMARY Sanitation is an important attribute which should be noted carefully while serving food
Ready-to-eat food has become a favorite and trend in the society. Fried chicken is a
type of ready-to-eat foods which is favored by the society because it is easy to find and
served quickly. This is proven by the presence of various domestic and foreign
restaurants and supermarkets which serve fried chicken. The condition of supermarkets
which look clean and neat still open up a potential of microbial contamination, while
most people believe that foods sold in supermarket is better in term of safety.
Methodology used in this experiment were field survey, interview, and microbiological
analysis. Field survey and interview are including kitchen layout, serving area, and
serving practices. Survey was conducted before sampling and the its result would be
compared with Good Hygiene Practices (GHP) for their compatibility. Sample was
randomly taken from restaurants in supermarkets in Semarang and then tested for the
presence of pathogenic bacteria, such as E. coli and S. aureus. E. coli is sanitation
indicator bacteria and S. aureus is easy to grow in food with high protein level. Air test
was conducted nearby the serving area and followed by gram staining test.Survey
results were then evaluated and compared with microbiological analysis results. The
results showed that the compatibility between field survey including interview in
supermarkets and requirements in Good Hygiene Practices checklist was 69,96% and
30,01% of incompatibility, which belong to pretty good category. The 30,04%
incompatibility has an effect to the presence and high number of contaminants in
samples. These incompatibilities include food which was served in open condition,
employees who did not wash their hand before dealing with the food, food was
haphazardly touched by the customers, some of the employees wore jewelry, employees
did not wear apron, gloves, and headdress, only chef who wore the apron, food
o temperature only kept in 30-50C, and rubbish bin was placed nearby food serving area
in open condition or not covered with plastic. Result of S. aureus test showed that the
average amount of bacterial colonies in fried chicken in restaurant “A” from post-
cooking to serving process surpassed the maximum amount stated in SNI 7388: 2009,
2
which is 1 x 10 CFU/g. Result of E. coli test showed that the average amount of
bacterial colonies from post cooking to serving process did not surpass the maximum
3
amount stated in BPOM, which is 0-10 cells per gram. Result of air test showed that
gram negative bacterial colonies present around the serving area. Good sanitation
practice should be further increased especially in 3 aspects such as after cooking
aspects, waste aspects, and staff aspects to avoid contamination and maintain food
safety.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena
dengan berkat pertolongan, pendampingan, anugrah dan kasih karunia yang telah diberikan-
Nya kepada Penulis sehingga Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Evaluasi Praktek Penyajian Ayam Goreng pada Restoran Siap Saji di Supermarket
“X”, Semarang : Aspek Sanitasi dan Mikrobiologi. Skripsi ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di
Fakultas Teknologi Pertanian, UNIKA Soegijapranata Semarang. Selama menjalankan
penelitian dan penulisan skripsi ini, Penulis menerima banyak pengarahan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. V. Kristina Ananingsih S.T. MSc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Ibu UNIKA Soegijapranata.2. Ibu Dr. Ir. Bernadeta Soedarini, MP selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, dan dukungan dari awal hingga akhir kepada Penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ita Sulistyawati, STP, MSc selaku Dosen Pembibing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, dan dukungan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.4. Papa, Mama, Oh Andy dan Ci Nana yang selalu berdoa dan memberikan semangat, dukungan material dan spiritual untuk keberhasilan dalam penyusunan skripsi.
5. Tia, Ike, dan Ivana sebagai partner kerja Penulis yang telah bekerjasama, menemani, berbagi suka dan duka selama penelitian, serta memberi dukungan semangat dari pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian di laboratorium, dan dalam penyusunan skripsi.
6. Ci Fifi, Ci Gladys, Ko Hendra, dan Ko Tommy yang telah membantu, menemani, dan membimbing Penulis dalam pelaksanaan penelitian di laboratorium.
7. Mbak Endah, Mas Pri, dan Mas Soleh yang telah membantu dan membimbing Penulis dalam pelaksanaan penelitian di laboratorium
8. Della, Ani “Boy”, Chela, Winda, Santy, Nawang, Kriski, Sheila, dan Irene yang telah memberi dukungan dan semangat selama penelitian di laboratorium dan penyusunan skripsi.
9. Pak Agus, Mbak Susi, Pak War, dan Pak Lilik yang telah sangat membantu Penulis dalam hal administrasi selama penyusunan skripsi.
10. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dan memberi dukungan semangat kepada Penulis dalam pelaksanan penelitian di laboratorium maupun dalam penyusunan skripsi.
11. Seluruh teman-teman Fakultas Teknologi Pertanian yang telah meberi saran, kritik, dan membantu Penulis dari awal penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran yang yang
bermanfaat bagi Penulis dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan. Pada
akhirnya, Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata pada khususnya.Penulis, Chitra Maharani Tanjaya vi
EVALUASI PRAKTEK PENYAJIAN AYAM GORENG SIAP SAJI PADA RESTORAN
“A” SUPERMARKET “X” DI SEMARANG, INDONESIA: ASPEK SANITASI DAN
MIKROBIOLOGI
12 2 Chitra Maharani Tanjaya, Bernadeta Soedarini, Ita Sulistyawati, 1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UNIKA Soegijapranata, 2 Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UNIKA Soegijapranata,
ABSTRAK
Sanitasi merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan. Makanan siap
saji telah menjadi kegemaran dan tren di masyarakat. Ayam goreng tepung merupakan salah satu
makanan siap saji yang digemari masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Meningkatnya
keberadaan supermarket akhir-akhir ini yang menyediakan makanan siap saji seperti ayam goreng tepung
perlu juga mendapat perhatian karena kondisi penyajiannya yang terbuka sehingga dapat meningkatkan
resiko kontaminasi mikroba. Kondisi supermarket yang terlihat bersih dan rapi tidak menutup
kemungkinan akan adanya resiko kontaminasi mikroba, padahal selama ini sebagian besar konsumen
menganggap bahwa makanan yang dijual di Supermarket lebih terjamin keamanannya. Survei lapangan
dan wawancara mengenai tata letak dapur, area penyajian, dan praktek penyajian dilakukan sebelum
pengambilan sampel. Sampel diambil dari restoran swalayan di Semarang secara acak dan diuji
keberadaan bakteri patogennya yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Escherichia coli
merupakan bakteri indikator sanitasi sedangkan Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada makanan
berprotein tinggi. Pengujian Staphylococcus aureus dilakukan dengan menggunakan media Braid Parker
-5Agar (BPA) dengan metode spread plate sampai pengenceran 10 . Pengujian udara dilakukan di sekitar
area penyajian yang dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Pengujian Escherichia coli diawali dengan
-3pengujian coliform dengan menggunakan media Lactose Broth (LB) hingga pengenceran 10 kemudian
untuk tabung positif dilanjutkan dengan uji pendugaan E. coli dengan menggunakan media Enterococci-
-3Broth (ECB) hingga pengenceran 10 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian hasil observasi
dan wawancara di restoran supermarket dengan persyaratan dalam checklist GHP adalah 69,96% sesuai
termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil survei dan wawancara yang tidak sesuai sebesar 30,04%
berpengaruh terhadap keberadaan dan tingginya jumlah kontaminan pada sampel. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa total bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang mengkontaminasi ayam
goreng siap saji yang disajikan antara pukul 11.15 sampai 17.00 di restoran “A” mengalami peningkatan.
6 Jumlah koloni S. aureus meningkat sebesar 3,12 x 10 CFU/g dan jumlah koloni E. coli meningkat sebesar 300 APM/g.
Kata kunci : Ayam goreng tepung, sanitasi, S. aureus, E. coli
DAFTAR ISI
2.3.3.2 Uji Eschericia coli (SNI 01-2332-. 1-2006) ........................................... 12
3.2.2.2 Area Tempat Makan ................................................................................ 22 3.2.3 Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah .................................................. 23 3.2.4 Karyawan dan Koki ...................................................................................... 24 3.2.5 Hasil Pengukuran Suhu ................................................................................ 26
3.2.2.1 Area Penyajian Ayam goreng .................................................................. 21
3.2.1.5 Tempat Preparasi Makanan dan Minuman .............................................. 20 3.2.2 Area Penyajian dan Tempat Makan .............................................................. 21
3.2.1.4 Tempat Peracikan Bumbu dan Preparasi Bahan Baku ............................ 20
3.2.1.3 Tempat Pencucian .................................................................................... 19
3.2.1.2 Penyimpanan Bahan Baku ....................................................................... 18
3.2.1.1 Tempat Pemasakan .................................................................................. 17
3.2.1 Area Dapur ................................................................................................... 17
3.1 Tata Letak Restoran Siap Saji “A” di Supermarket “X” ................................. 16 3.2 Hasil Observasi dan Wawancara di Restoran Supermarket ............................. 17
HASIL PENELITIAN ............................................................................................ 16
2.3.3.3 Uji Udara (Pankaj, 2011) ........................................................................ 13 2.3.4 Analisa Data ................................................................................................. 14 3.
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………..ii RINGKASAN .................................................................................................................. iii SUMMARY ..................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix
2.3.3 Analisa Mikrobiologi .................................................................................... 12
2.3 Metode ............................................................................................................. 10 2.3.1 Survei Lapangan (Wiltshire Council, 2006) ................................................. 10 2.3.2 Pengambilan Sampel (Easa, 2010) ............................................................... 11
Bagan Penelitian .............................................................................................. 10
2.2
2.1 Materi ................................................................................................................. 9 2.1.1 Alat ................................................................................................................. 9 2.1.2 Bahan ............................................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8 2. MATERI METODE ................................................................................................. 9
1.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 2 1.2.1 Escherichia coli .............................................................................................. 5 1.2.2 Staphylococcus aureus ................................................................................... 6
Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.1
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xi 1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
2.3.3.1 Uji Staphylococcus aureus (SNI 2332.9, 2011) ..................................... 12
3.3 Analisa Mikrobiologi ....................................................................................... 26
3.3.1 Jumlah Koloni Staphyloccocus aureus ......................................................... 26 3.3.2 Jumlah Koloni Escherichia coli ................................................................... 28 3.3.3 Hasil Uji Udara ............................................................................................. 31
4. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 32 4.1 Sanitasi dan Praktek Penyajian pada Restoran “A” Supermarket “X” ................. 33
4.1.1 Area Dapur ................................................................................................... 34 4.1.2 Area Penyajian .............................................................................................. 35 4.1.3 Pembersihan .................................................................................................. 36
4.1.4 Perlakuan Setelah Pemasakan ...................................................................... 37 4.1.5 Limbah dan Sampah ..................................................................................... 37 4.1.6 Karyawan dan Koki ...................................................................................... 38
4.2 Analisa Mikrobiologi ....................................................................................... 39
5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 45 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 45 5.2 Saran ................................................................................................................ 45
6. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 46
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hari, Tanggal dan Waktu Pengambilan Sampel. .............................................. 11 Tabel 2. Kategori Persentase Skoring ............................................................................. 15 Tabel 3. Kesesuaian Hasil Observasi dan Wawancara di Restoran Swalayan dengan
Checklist GHP ................................................................................................................ 25
Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu Ayam Goreng. ............................................................ 26 Tabel 5. Jumlah Koloni Staphylococcus aureus ............................................................. 27 Tabel 6. Jumlah koloni Escherichia coli ........................................................................ 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyajian Ayam goreng tepung di Restoran “A” ........................................... 9 Gambar 2. Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 10 Gambar 3. Tata Letak Restoran Siap Saji “A” Supermarket “X” .................................. 16 Gambar 4. Area Dapur : (A). Tampak Depan, (B). Tampak Samping…………………17 Gambar 5. Proses Penggorengan Ayam Goreng. ........................................................... 18 Gambar 6. Exhaust fan (Penghisap Asap) ...................................................................... 18 Gambar 7. Tempat Penyimpanan Bahan Baku : (A) Refrigerator, (B) Freezer ............ 19 Gambar 8. Tempat Penyucian di Dapur Restoran “A”. .................................................. 19 Gambar 9. Tempat Peracikan Bahan Mentah dan Bumbu ............................................. 20 Gambar 10. (a) Tempat Preparasi Minuman, (b) Tempat Preparasi Makanan Jadi ....... 20
Gambar 11. (A). Area Penyajian, (B). Area Tempat Makan. ......................................... 21 Gambar 12. (a) Area Penyajian Masakan, (b) Penyajian Ayam Goreng. ....................... 22 Gambar 13. (a) Tombol Pengatur Suhu, (b) Lampu Pemanas Makanan Goreng. .......... 22
Gambar 14. Area Tempat Makan di Restoran “A” Supermarket “X” ............................ 23 Gambar 15. (a) Tempat Sampah Besar yang Berada di Dapur, (b) Tempat Sampah Kecil yang Berada antara Tempat Penyajian Makanan dan Kasir. .......................................... 23 Gambar 16. (a) Karyawan, (b) Koki ............................................................................... 24 Gambar 17. Presentase total kesesuaian hasil observasi dan wawancara di restoran swalayan dengan persyaratan dalam checklist GHP. ..................................................... 25 Gambar 18. Ciri Khas dari Koloni Staphylococcus aureus. ........................................... 27
Gambar 19. Grafik Rata-rata Maksimum Probabilitas koloni Staphylococcus aureus . 28 Gambar 20. Hasil Uji Escherichia coli ........................................................................... 30 Gambar 21. Grafik Rata-rata Jumlah Koloni Escherichia coli ...................................... 30 Gambar 22. Hasil Pengujian Udara:(a). Pada Saat Pengambilan Sampel untuk Perlakuan Masak dan Awal, (b). Pada Saat Pengambilan Sampel untuk Perlakuan Akhir ............ 31 Gambar 23. Hasil Pewarnaan Gram ............................................................................... 31