PERBANDINGAN LAYANAN DATA PADA SISTEM GSM DAN CDMA

  

SKRIPSI

PERBANDINGAN LAYANAN DATA PADA SISTEM GSM DAN CDMA

  Oleh :

  

RIJAL FADILAH

NIM : 013124006

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

PERBANDINGAN LAYANAN DATA PADA SISTEM GSM DAN CDMA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memenuhi Gelar Sarjana Sains Oleh :

  Rijal Fadilah NIM : 013124006

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  i

  

PERSEMBAHAN

Karya kecil dan sederhana ini kupersembahkan untuk : Pengorbanan dan kasih sayang yang teramat besar dan tak ternilai dari orangtuaku

  Bapak H. Rusdiansyah A & Mama Hj. Hamidah AK,

Kakak-kakakku, Kak Iwan & Mbak Ika, Kak Ino & Mbak Ningrum, Kak Laila & Bang Kaswadi

Keponakan-keponakanku, Farhan, Annisa, Noval, Fadhil, Pasha, Nanda, Dilla.

  iv

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Mei 2007 Penulis

  Rijal Fadilah v

  

ABSTRAK

  Teknologi komunikasi GSM dan CDMA saat ini tidak hanya dimanfaatkan untuk melakukan panggilan telepon atau pengiriman SMS tetapi juga untuk mengakses layanan data. Dalam menentukan pilihan GSM atau CDMA, para pengguna layanan data ini biasanya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut, yaitu biaya yang dikeluarkan, waktu yang digunakan untuk mengakses data, dan cakupan area. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pengguna sistem layanan data dengan cara menguji usability sistem tersebut.

  Usability dari sebuah sistem adalah ukuran atau tingkat keberhasilan di mana pengguna dapat memperoleh hasil yang sesuai dalam memanfaatkan sebuah sistem.

  Pengujian usability sebuah sistem layanan data melalui studi statistika deskriptif akan memberikan gambaran kepada pengguna mengenai sistem layanan mana yang lebih unggul, GSM atau CDMA. Selain dapat dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam memilih sistem layanan data bagi para pengguna (users), hasil pengujian usability ini dapat juga digunakan oleh provider untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem. vi

  

ABSTRACT

Communication technology in GSM and CDMA are not only used to make a

phone call or to send a message (SMS) but also to provide data service. The users of

the data service usually choose this media because of its low cost, quick access, and

wide coverage area. This research is aimed at exploring the users’ perception about

data service system by observing its usability.

  Usability of a data service system is a measure of to what extent users can

obtain appropriate data from using the provided service. The evaluation of the data

service system will be used to develop the system according to the users’ need.

  An evaluation of usability in a system by descriptive statistics study will

inform the users’ perception about which product is better, GSM or CDMA. This

evaluation can be used as consideration in using data service system. Besides, this

evaluation enables providers to develop and enhance its service.

  vii

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah penguasa alam beserta isinya, sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan, Dia lah yang Maha Sempurna dari segala kesempurnaan.

  Dengan curahan anugerahNya pulalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbandingan Layanan Data Sistem GSM dan CDMA ini.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Sarjana Sains dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama proses penulisan skripsi ini banyak hal yang penulis alami, semoga hal itu dapat memperkaya wawasan hidup dan bekal untuk mengembangkan pribadi yang lebih baik dan utuh.

  Keterlibatan berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini sungguh-sungguh perkenankan penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

  1. Bapak Ir. Ign. Aris Dwiatmoko M.Sc, selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu P.H. Prima Rosa S.Si, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dengan setia selalu menanyakan “kapan ujian?, kapan lulus?, keburu Ikom ditutup lho…”

  3. Bapak Eko Hari Parmadi selaku dosen pembimbing akademik Ilmu Komputer angkatan 2001. viii

  4. Bapak Drs. J. Eka Priyatma M.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi dengan segala kesabaran, ketekunan dan kerjasamanya masih bersedia membimbing skripsi ditengah-tengah kesibukan beliau sejak menjabat sebagai PR I hingga melanjutkan studi S3, “semoga sukses Pak untuk studi lanjutnya...”

  5. Terima kasih atas dorongan semangat dan motivasi membangun dari rekan- rekan kerja di Humas USD; Pak Tatang, Mbak Atiek yang terlibat langsung dan berperan sangat besar dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, Mas Cahyo, Budhe Yanti, rekan-rekan di BAA USD; Pak Bambang dkk., serta rekan-rekan tim promosi USD.

  6. Para responden yang dengan segala kesediaannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner untuk skripsi ini. dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

  “Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu pengetahuan hingga

beberapa derajat ”, semoga dengan segala perhatian, bantuan dukungan semangat dari

  semua pihak menuai janji Allah tersebut.

  Tak ada gading yang tak retak, akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan pengembangan di masa datang sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kekayaan wacana ilmu pengetahuan.

  Penulis ix

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul.................................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Halaman Persembahan ..................................................................................... iv Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. v Abstrak ............................................................................................................. vi

  

Abstract ............................................................................................................ vii

  Kata Pengantar ................................................................................................. viii Daftar Isi .......................................................................................................... x Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

  Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1

  1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

  1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

  1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 3

  1.4. Tujuan .............................................................................................. 3

  1.5. Metode Penelitian ............................................................................ 3

  1.6. Sistematika ....................................................................................... 4

  Bab II Landasan Teori...................................................................................... 6

  2.1. Konsep Usability.............................................................................. 6

  2.2. Definisi Usability pada Interaksi Manusia dan Komputer............... 13

  2.3. Pengukuran Usability ....................................................................... 15

  2.4. Metode Pengukuran Usability.......................................................... 17

  2.5. Teknologi GSM ................................................................................ 18

  2.5.1. GPRS (General Packet Radio Service) ................................... 21

  2.5.2. Pengiriman dan Penerimaan Data Mobile Station GPRS........ 22

  2.5.3. Pemanfaatan Teknologi GPRS................................................ 27

  2.5.4. Tarif GPRS .............................................................................. 28

  2.6. Teknologi CDMA ............................................................................. 28

  2.6.1. Layanan Data pada CDMA...................................................... 32

  2.7. Layanan Data ................................................................................... 33

  2.8. Kecepatan Transfer .......................................................................... 36

  2.9. Biaya ................................................................................................ 36

  2.10.1. Sistem Konvensional (Large Zone) ...................................... 38

  2.10.2. Sistem Seluler (Multi Zone) .................................................. 38

  Bab III Metodologi Penelitian.......................................................................... 40

  3.1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 40

  3.2. Populasi Penelitian ........................................................................... 40

  3.3. Metode Penarikan Sampel ............................................................... 41

  3.4. Sampel Penelitian............................................................................. 41

  3.5. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 42

  3.6. Instrumen Penelitian ........................................................................ 43

  3.7. Tata Cara Pengolahan Data.............................................................. 46

  Bab IV Pembahasan ......................................................................................... 48

  4.1. Sifat User.......................................................................................... 48

  4.3.1. Frekuensi ................................................................................. 60

  5.2. Saran................................................................................................. 77 Daftar Pustaka .................................................................................................. 79 Lampiran .......................................................................................................... 80

  5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 76

  Bab V Penutup ................................................................................................. 76

  4.4.2. Analisis Keuntungan ............................................................... 69

  4.4.1. Analisis Biaya ......................................................................... 66

  4.3.2. Keterbukaan ............................................................................ 62

  4.3. Sifat Pekerjaan ................................................................................. 60

  4.1. Kemampuan Memilih ................................................................ 48

  4.2.3. Kecocokan Kerja..................................................................... 59

  4.2.2. Kemudahan Memakai ............................................................. 57

  4.2.1. Kemudahan Dipelajari ............................................................ 55

  4.2. Fungsi Sistem ................................................................................... 55

  4.1.3. Pengetahuan ............................................................................ 54

  4.1.2. Motivasi .................................................................................. 52

  Kuesioner ................................................................................................ 80 Pengolahan Data GSM dan CDMA ......................................................... 84 Pengolahan Data GSM ............................................................................ 85 Pengolahan Data CDMA ......................................................................... 86

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Tarif GPRS.......................................................................................... 28 Tabel II. Biaya Layanan Data GPRS................................................................ 37 Tabel III. Biaya Layanan Data CDMA............................................................. 37 Tabel IV. Pengetahuan responden tentang sistem GSM dan CDMA ............... 48 Tabel V. Layanan data GSM yang sering digunakan....................................... 49 Tabel VI. Layanan data CDMA yang sering digunakan .................................. 50 Tabel VII. Operator yang digunakan untuk layanan data ................................ 51 Tabel VIII. Alasan memilih operator untuk layanan data................................ 51 Tabel IX. Alasan menggunakan layanan data GSM......................................... 52 Tabel X. Alasan menggunakan layanan data CDMA....................................... 52 Tabel XII. Kesesuaian layanan data sistem CDMA ......................................... 55 Tabel XIII. Kemudahan mempelajari sistem GSM .......................................... 56 Tabel XIV. Kemudahan mempelajari sistem CDMA....................................... 56 Tabel XV. Kemudahan memakai sistem GSM ................................................ 57 Tabel XVI. Kemudahan memakai sistem CDMA ............................................ 58 Tabel XVII. Kesesuaian fungsi dan layanan sistem GSM ............................... 59 Tabel XVIII. Kesesuaian fungsi dan layanan sistem CDMA........................... 59 Tabel XIX. Usia penggunaan operator GSM ................................................... 61 Tabel XX. Usia penggunaan operator CDMA.................................................. 61 Tabel XXI. Menu sistem GSM......................................................................... 62 Tabel XXII. Menu sistem CDMA .................................................................... 63

  Tabel XXIII. Kebebasan mengubah sistem GSM ............................................ 64 Tabel XXIV. Kebebasan mengubah sistem CDMA......................................... 65 Tabel XXV. Biaya layanan data sistem GSM .................................................. 66 Tabel XXVI. Biaya layanan data sistem CDMA.............................................. 67 Tabel XXVII. Penggunaan pulsa sekali akses sistem GSM............................. 67 Tabel XXVIII. Penggunaan pulsa sekali akses sistem CDMA ........................ 68 Tabel XXIX. Tarif layanan data sistem GSM .................................................. 68 Tabel XXX. Tarif layanan data sistem CDMA ................................................ 69 Tabel XXXI. Blank spot sistem GSM .............................................................. 69 Tabel XXXII. Blank spot sistem CDMA.......................................................... 70 Tabel XXXIII. Rata-rata waktu akses sistem GSM ......................................... 70 Tabel XXXV. Kecepatan sistem GSM............................................................. 71 Tabel XXXVI. Kecepatan sistem CDMA ........................................................ 72

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Komponen Penyusun Usability Gould........................................... 7 Gambar 2. Kerangka Usability Eason.............................................................. 8 Gambar 3. Skema Interaksi Pekerjaan, Sistem dan User................................. 12 Gambar 4. Arsitektur GPRS mobile station ..................................................... 23 Gambar 5. Arsitektur GPRS............................................................................. 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak sistem telegrafi jarak jauh pertama diluncurkan oleh Samuel FB Morse di tahun 1844, maka mulai berkembanglah jaringan sistem ini ke seluruh

  dunia. Pengguna yang makin banyak pada dasarnya secara bergantian atau harus antri dalam mendapatkan layanan telegrafi karena kendala jumlah jalur yang terpasang.

  Kemudian setelah sistem telefoni diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Alexander Graham Bell, peminat sistem ini ternyata meningkat lebih cepat dari menggunakannya. Maka instalasi jalur-jalur telefoni tampak dalam bentuk kawat- kawat “paralel” yang direntang dengan isolator antar masing-masing jalur.

  Kini revolusi besar-besaran terjadi, sistem telepon kabel mulai ditinggalkan baik dari sistem maupun infrastrukturnya berubah, penggantinya tidak lain telepon seluler atau lebih awam disebut telepon genggam. Bila membaca sejarahnya 30 tahun yang lalu, sebenarnya perkembangan pesat dari teknologi telepon genggam ini sudah di luar perkiraan.

  Teknologi handphone pertama kali diperkenalkan 3 April 1973. Komunitas bisnis telefon bergerak mengingatnya sebagai hari lahir HP. Saat itu untuk pertama kalinya pembicaraan jarak jauh dengan perangkat telefon bergerak portabel dilakukan.

  Saat ini, komunikasi bergerak atau mobile communication menjadi tren dan gaya hidup yang semakin digemari. Bahkan di banyak negera seperti Indonesia, Jepang dan Finlandia, pelanggan handphone jauh lebih banyak dari pelanggan telepon rumah (fixed telephone).

  Apakah hanya sebatas untuk komunikasi suara dua arah layaknya telepon kabel? Tentu saja tidak, kini masing-masing teknologi seluler sebut saja dua raksasanya yakni GSM dan CDMA mulai melakukan perang kecanggihan dalam memberikan layanan pengiriman data.

  Kini teknologi komunikasi telepon genggam berbasis GSM dan CDMA sudah sangat mudah ditemukan. Salah satu aspek yang diperhatikan dalam pemilihan minat teknologi komunikasi yang digunakan adalah berkaitan dengan

  Pada teknologi GSM, pengiriman data dapat dilakukan dengan menggunakan GPRS. Teknologi GPRS ini masih cukup popular di masyarakat karena menjanjikan biaya yang cukup murah dalam pengiriman data. Saat ini teknologi telepon genggam berbasis CDMA sudah mulai diminati oleh masyarakat dan mulai mengurangi dominasi teknologi telepon genggam berbasis GSM. Perubahan minat masyarakat dari penggunaan teknologi GSM ke CDMA ini tentu saja bukan tanpa alasan. Teknologi CDMA ini ternyata mampu menawarkan kecepatan dan jumlah pengiriman data yang lebih dibanding teknologi GSM.

1.2. Rumusan Masalah

  Diantara dua teknologi seluler yang berkembang pesat yakni GSM dan

  

CDMA , manakah diantara keduanya yang lebih unggul dalam layanan pengiriman

  data ? 1.3.

   Batasan Masalah

  Karena banyaknya teknologi pengiriman data pada sistem GSM maupun

  

CDMA maka dipandang perlu untuk membatasi pembahasan. Untuk GSM

  pembahasan dibatasi hanya pada teknologi GPRS. Sedangkan untuk CDMA pembahasan dibatasi hanya pada teknologi CDMA 2000.

   Tujuan

  Tujuan dari studi ini adalah mengetahui persepsi user tentang usability atau kedayagunaan sistem GSM dan CDMA untuk mengakses layanan data, kemudian data tersebut dibandingkan. Dari hasil perbandingan, diputuskan teknologi mana yang lebih unggul dalam aspek pengiriman data. Hal- hal yang dibandingkan untuk menentukan sistem mana yang lebih unggul menurut persepsi

  user adalah :

  a. Waktu / Kecepatan transfer

  b. Biaya

  c. Cakupan area / jangkauan / coverage

  1.5. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : a. Studi pustaka ; yang dibutuhkan untuk membahas secara menyeluruh tentang perkembangan teknologi komunikasi bergerak, teknologi pengiriman data melalui teknologi seluler.

  b. Studi lapangan ; untuk memperoleh data tentang berbagai kebutuhan telekomunikasi yang berkembang di masyarakat dan teknologi apa yang mereka pilih untuk pengiriman data. Studi ini juga dipergunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan pangsa pasar layanan telekomunkasi pengiriman data di Indonesia, dengan cara melakukan kunjungan langsung ke

  c. Studi kasus dan wawancara ; untuk mengidentifikasi berbagai masalah dan tanggapan responden di lapangan, dilakukan studi kasus dan wawancara ke berbagai penyedia layanan komunikasi seluler dan pengguna layanan tersebut, dengan harapan didapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini.

  1.6. Sistematika

  Penyusunan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam 5 (lima) bab. Secara singkat uraian materi masing-masing bab adalah sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan studi ini antara lain,

  teknologi komunikasi bergerak yang terdiri dari teknologi teknologi GSM, teknologi CDMA serta layanan data.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang rancangan penelitian, populasi penelitian, metode

  penarikan sampel, sampel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, tata cara pengolahan data.

  Berisi tentang hasil kuesioner yang diperoleh serta dibahas lebih lanjut dengan menggunakan dasar-dasar teori dan pengetahuan yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini dibuat.

  BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini serta berisi saran dari penulis.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Usability

  Suatu langkah awal yang sangat berguna untuk mengungkapkan konsep

  

usability coba diungkapkan oleh Gould yang memberikan komponen penyusun

usability . Gould tidak hanya memfokuskan pada end user dari suatu sistem, tapi

  juga mencakup seluruh komponen termasuk programmer, system engineer,

  

installation engineer , dan orang-orang lain yang mendukung user. Komponen

  penyusun usability menurut Gould sebagai berikut :

  1. Reabilitas

  2. Daya tanggap ii. Fungsi sistem iii. Fasilitas antar muka

  1. Pengorganisasian

  2. Perangkat input dan output

  3. Untuk user

  4. Untuk grup lain iv. Bahan bacaan

  1. Untuk user awam

  2. Untuk grup pendukung v. Penerjemah bahasa

  1. Bahan bacaan

  2. Fasilitas antar muka vi. Program jarak jauh

  1. Pelatihan user awam

  2. Sistem bantuan online

  3. Hotlines vii. Kemampuan pelanggan untuk memodifikasi dan memperluas viii. Instalasi

  1. Pembungkusan dan pembongkaran

  2. Pemasangan ix. Perawatan dan layanan purna jual x. Periklanan

  1. Memotivasi pelanggan untuk membeli

  2. Memotivasi user untuk memakai xi. Kelompok pemakai (user) pendukung

  1. Bagian pemasaran

  2. Pelatih

  3. Operator

  4. Bagian perawatan

  

Gambar 1. Komponen penyusun Usability menurut Gould

  Namun demikian, komponen yang dikemukakan oleh Gould tidak sepenuhnya membantu, ia tidak memberikan konsep yang mendukung yang dapat memberikan kontribusi untuk lebih memahami usability. Semisal konsep yang mungkin dibutuhkan oleh kita tentang apa yang membuat sebuah sistem tersebut berdayaguna, mudah untuk dipahami dan mudah untuk dioperasikan. Alasan ini dua orang responden, tapi juga banyak factor yang mempengaruhinya (Barnard & Hammond, 1982). Faktor tersebut tidak secara sederhana dan secara langsung mempengaruhi usability, tapi terkadang berinteraksi dengan satu dan lain hal dalam cara yang kompleks.

  Eason (1984) memberikan konsep usability sebagai berikut : Variabel terikat Variabel bebas

  Fungsi Sistem

  • Kecocokan kerja
  • Kemudahan pakai
  • Kemudahan dipelajari

  Sifat Pekerjaan

  • Frekuensi - Keterbukaan Sifat User - Pengetahuan - Kemampuan memilih
  • Motivasi Reaksi User - Analisis Biaya - Analisis Keuntungan Cocok dipakai

  User terus belajar

  Dipakai Terbatas Tidak dipakai Kadang dipakai

  Hasil Positif

  Hasil Negatif

  

Gambar 2. Kerangka Usability Eason

  Pertama kali kita akan mempertimbangkan dua variabel karakteristik pekerjaan yang diidentifikasi oleh Eason, yakni frekuensi dan keterbukaan. Kata frekuensi yang dimaksud adalah jumlah waktu dari suatu tugas tertentu yang dihasilkan oleh pengguna. Eason (1976) mengatakan bahwa jika pengguna melakukan tugas yang frekuensinya kurang lalu mereka akan mengharapkan sebuah perintah yang dapat membimbing mereka dalam melaksanakan tugas itu.

  Di sisi lain, perintah semacam itu kurang sesuai dalam sebuah tugas yang rutin dilakukan. Pengguna tugas yang rutin mengharapkan sebuah perintah yang hemat dan padat. Hal ini dikarenakan mereka dapat dengan mudah mengingat langkah- langkah yang diperlukan dalam tugas dan biasanya tidak membutuhkan bantuan dan saran.

  Kata kedua, keterbukaan, dimaksudkan pada ruang lingkup di mana sebuah tugas dapat dimodifikasi. Sebuah tugas yang terbuka adalah di mana kebutuhan informasi pengguna bervariasi. Dengan demikian, tugas tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga pengguna mendapatkan informasi seluas- itu merupakan masalahnya maka tugas itu tidak perlu terbuka dan fleksibel, saat informasi yang sama dibutuhkan setiap kali tugas itu dilakukan.

  Tiga variabel utama dari fungsi sistem adalah kemudahan dipelajari, kemudahan digunakan dan kesesuaian tugas. Pengertian kemudahan dipelajari adalah usaha yang dibutuhkan untuk memahami dan mengoperasikan sistem yang kurang dikenal. Jelasnya, hal ini sangat tergantung pada pengetahuan yang dimiliki pengguna dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan dengan mudah dalam sistem yang kurang dikenal. Kata kunci yang kedua, kemudahan digunakan, maksudnya adalah usaha yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sebuah sistem saat sistem tersebut telah dapat dipahami dan dikuasai dengan baik oleh pengguna.

  Awalnya, kemudahan digunakan dan kemudahan dipelajari tampak sebagai dua konsep yang berbeda. Akan tetapi, kemungkinan sebuah sistem mudah dipelajari tapi sulit digunakan juga dapat terjadi. Sebagai contoh sebuah sistem yang mudah dipelajari, sistem tersebut dijelaskan secara jelas dan perintahnya dapat membimbing pengguna dengan mudah dalam menjalankan tugas yang bervariasi. Akan tetapi, saat pengguna telah mengetahui sistem dengan baik, perintah yang ada pada awalnya sangat membantu dapat menjadi penghalang dan menghabiskan waktu. Dengan kata lain, jika pengguna tidak diberi jalan pintas / shortcut dalam menjalankan tugas, dan jika semuanya terus menerus dijelaskan kembali kepada pengguna, sistem itu menghalangi pengguna, walaupun pada awalnya mudah dipelajari. dan sedikit penjelasan akan sulit dipelajari tapi mudah digunakan. Contohnya, sistem operasi UNIX mengharuskan seorang pengguna mengetik “cd” untuk berpindah dari suatu direktori file ke yang lain. Semua perintah utama dalam

  

UNIX ada dalam jenis ini, singkatan-singkatan yang sulit diingat tapi mudah

  digunakan saat sudah dapat diingat. Sistem semacam ini sering membingungkan dan sulit dipelajari pengguna, tetapi relative mudah serta padat dan jelas saat pengguna telah menguasai sistemnya walaupun beberapa pendapat menyatakan

  

UNIX sangat sulit digunakan. Perintah dari sistem semacam itu hanya memberi

  sedikit penjelasan mengenai bagaimana sistem itu bekerja bagi pengguna yang baru pertama kali. Namun perintah semacam itu tidak akan menghalangi pengguna yang sudah berpengalaman. Singkatnya, konsep mudah dipelajari dan mudah digunakan berbeda satu sama lain dan berdiri sendiri.

  Konsep fungsi sistem yang ketiga adalah kecocokan tugas. Maksudnya adalah ruang lingkup dari informasi dan fungsi-fungsi yang disediakan oleh sebuah sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna. Singkatnya, sebuah sistem dapat menjadi mudah dipelajari dan digunakan akan tetapi apakah sistem itu bekerja dengan baik? Pertanyaan ini mempertanyakan apakah sistem mempunyai fungsi-fungsi yang dibutuhkan, ssperti halnya informasi yang dibutuhkan pengguna.

  Variabel-variabel terakhir adalah variabel yang dimiliki oleh pengguna. Yaitu pengetahuan, motivasi dan kemampuan memilih. Pengetahuan yang dipilih ataupun tidak, dapat dipertimbangkan sebagai sebuah variabel yang berperan dalam kedayagunaan sebuah sistem.

  Variabel kedua adalah motivasi, maksudnya merujuk pada motivasi pengguna dalam menggunakan sistem. Jika pengguna mempunyai motivasi tinggi maka lebih banyak usaha yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah dan kesalahpahaman. Atau, jika pengguna tidak bermotivasi untuk menyelesaikan sebuah tugas dalam sistem maka komitmen pengguna dapat berkurang, dan akan terjadi keengganan untuk mempelajari atau menggunakan bagian-bagian sistem yang rumit.

  Variabel ketiga, kemampuan memilih merujuk pada kemampuan pengguna dalam memilih untuk tidak menggunakan beberapa bagian, atau bahkan keseluruhan sistem seorang pengguna memiliki kebijakan setiap kali berhadapan dengan pilihan. Akan tetapi dalam beberapa situasi pilihan ini terbatas, contohnya banyak kasir di supermarket menggunakan sistem-sistem yang mengenali bar

  

code dari barang yang mereka jual. Mereka memiliki sedikit kebijaksanaan dalam

  memutuskan apakah akan menggunakan dan bagaimana mereka menggunakan sistem tersebut. Di sisi lain, seorang ahli statistik akan memiliki lebih banyak kebijakan selain banyak jenis teknik statistik yang ditawarkan oleh paket software statistik, ahli statistik juga akan memiliki pilihan yang luas untuk tidak menggunakan sistem itu sama sekali, selama informasi yang dibutuhkan tetap diproduksi.

  Inti dari pendapat Eason adalah bahwa usability sebuah sistem akan sistemnya. Yaitu bahwa variabel-variabel pekerjaan, sistem dan pengguna semua digabungkan untuk menentukan kedayagunaan suatu sistem. (Lihat gambar 3).

USER SISTEM

  Kemudahan Pengetahuan dipelajari Kemudahan

  Motivasi dipakai Kecocokan Pilihan dengan kerja Frekuensi

  Keterbukaan

PEKERJAAN

  

Gambar 3. Skema interaksi pekerjaan, sistem dan user Pemikiran Eason ini menentukan usability dari pandangan bagaimana sistem-sistem ini digunakan dalam lingkungan kerja. Pandangan semacam itu amat berguna dari sudut pandang global meski paling komprehensif, namun pandangan Eason tersebut bukan satu-satunya pandangan terhadap usability.

2.2. Definisi Usability pada Interaksi Manusia dan Komputer

  Definisi secara global mengenai usability dikemukakan oleh Eason (1984), dan ditunjukkan pada bagian terakhir, yaitu bahwa : “…indikator utama kedayagunaan adalah apakah sebuah sistem atau fasilitas digunakan…”. Selanjutnya ia menyampaikan bahwa, “pilihan pengguna merupakan inti dari kedayagunaan karena hal itu menunjukkan bahwa ukuran paling menentukan pilihan dan cara… respon ini membangun strategi pembelajaran ataupun strategi tanpa pembelajaran suatu sistem. Pendapat yang setuju dengan pandangan ini dan yang bertentangan mencoba mengukur usability dalam laboraturium, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : jika kita memaksa seorang individu untuk menggunakan sebuah sistem dengan tujuan agar kita dapat menilai kedayagunaannya, maka kita akan merusak ukuran terbaik dari kedayagunaan yang kita punyai, baik bila sistem digunakan maupun tidak.

  Akan tetapi, definisi usability kadang terikat pada pertanyaan mengenai bagaimana menilai kedayagunaan sebuah sistem. Contohnya : “semua orang tahu apa arti kedayagunaan hingga mempertimbangkannya sebagai sebuah kriteria untuk menunjukkan penilaian, yang membutuhkan pengukuran dan definisi operasional”. (Shackel, 1981.) Shackel mendefinisikan usability sebagai criteria sejauh mana sistem

  (produk) mencapai efektifitas, fleksibilitas, kemudahan dipelajari (learnability) dan kesesuaian dengan penerimaan user (user attitude).

  Saat definisi yang dibuat Eason dipandang dalam segi ini masalah-masalah tertentu muncul. Kesulitan dalam pendekatan yang paling ideal ini adalah ketika dibawa pada keadaan paling ekstrim, yaitu definisi tersebut menyarankan bahwa kita harus membangun dan melaksanakan sebuah sistem, lalu menunggu untuk melihat apa yang terjadi jika berkeinginan untuk menilai kedayagunaannya. Walaupun dari data sistem yang telah berjalan dapat terbukti sebagai data yang direkomendasikan kepada tim perancang sistem yang memahami tentang keterbatasan biaya. Maka dibutuhkan definisi usability yang mampu menilai sistem sejak awal proses perancangannya, juga selama dan setelah impelementasi sebuah sistem.

  Sebuah definisi yang menunjukkan cara penilaian selama pengembangan proses telah dikemukakan dalam ISO (International Standards Organization), dan menyatakan : “Kedayagunaan sebuah produk adalah derajat ketercapaian pengguna tertentu dapat mencapai tujuannya dalam suatu lingkup tertentu secara efektif, efisien, nyaman, dan dengan cara yang wajar”.

  Akan tetapi definisi ini tidak secara jelas menentukan kriteria operasional yang akan membawa pada pemahaman akan apa yang harus kita nilai. Menurut Shackel (1986) yang mencoba mengemukakan definisi operasional dari kedayagunaan, sebuah sistem harus mencapai criteria kedayagunaan yaitu efektif, kemampuan untuk dipelajari, fleksibilitas dan sikap pengguna.

  Sebuah sistem harus efektif, yaitu target pengguna dalam ukuran tertentu harus mampu menggunakan sistem tersebut dalam sejumlah lingkungan, dalam waktu tertentu dan tanpa terlalu banyak kesalahan. Sebuah sistem harus dapat dipelajari, yaitu pengguna harus mampu mempelajari sistem tersebut setelah beberapa kali berlatih. Lebih lanjut, pengguna yang kurang rutin menggunakan sistem tersebut harus mampu mempelajari sistem itu kembali dalam suatu kurun waktu tertentu. Sebuah sistem harus fleksibel, yaitu hasil yang diperoleh pengguna tidak dapat diperburuk dari pengaruh hasil presentasi tertentu yang mampu mempengaruhi rating sikap pengguna, yaitu pengguna dalam persentase tertentu bersikap positif terhadap sistem.

2.3. Pengukuran Usability

  Kegunaan definisi usability seperti yang dikemukakan di atas adalah bahwa definisi itu dapat dijadikan alat untuk menyusun tujuan usability. Sebagai contoh dalam skema yang dikemukakan Eason kita membutuhkan berbagai variabel terikat sifat user, fungsi system, sifat pekerjaan. Berbagai variabel itu bisa memberi cara di mana tujuan-tujuan dapat diidentifikasi. Tetapi bagaimana kita dapat menilai sebuah produk melalui tujuan tersebut ?

  Hewwet (1986) membedakan dua bentuk penilaian ; formatif dan sumatif. Perbedaan antara dua tipe ini adalah pada tujuannya. Penilaian formatif membantu perancang sistem untuk memperhalus dan membentuk rancangannya.

  Oleh karena itu pandangan ini, ukuran penilaiannya dari beberapa tipe tertentu mungkin tidak sesuai untuk penilaian jenis ini. Sebagai contoh, keseluruhan angka tidak dapat digunakan untuk memberi tahu perancang apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki rancangannya. Penilaian formatif lebih dapat memberi informasi kualitatif yang dapat digunakan untuk membantu perancang menunjuk dengan tepat bagian-bagian sistem yang harus diubah.

  Sedangkan penilaian sumatif lebih dapat memberi informasi kuantitatif daripada data kualitatif. Seperti yang dijelaskan Hewett : “Penilaian sumatif keseluruhan hasil yang ditunjukkan pengguna dan sistem”.(Hewett, 1986)

  Hewwet juga menyampaikan bahwa jenis penilaian yang berbeda dapat dicocokkan dengan tahap-tahap yang berbeda dalam proses rancangan. Sebagai contoh, data kualitatif dibutuhkan saat sebuah rancangan diperhalus. Perancang akan perlu tahu lebih banyak mengapa kesalahan atau kesalahpahaman tejadi tidak hanya sekedar jumlahnya. Pada tahap rancangan berikutnya informasi kuantitatif juga dibutuhkan. Informasi kuantitatif membantu perancang menganalisa kegunaan perubahan dalam rancangannya. Jika dalam tahap ini terdapat masalah dalam sebuah rancangan maka diperlukan lebih banyak lagi data kualitatif untuk menginformasikan perubahan lebih lanjut.

  Perbedaan antara bentuk penilaian formatif dan sumatif juga memberi sorotan pada satu masalah dari definisi Shackel. Tidak jelas dimana penilaian yang ditawarkan oleh Shackel ditempatkan. Jika ada pada tahap awal rancangan maka dengan mudah memperoleh angka sikap pengguna dan penghitungan kesalahan tidak sesuai untuk menginformasikan pada perancang mengenai jenis- jenis perubahan yang dibutuhkan. Intinya, pendapat operasional Shackel mengenai kedayagunaan tampaknya ditujukan hanya pada penilaian sumatif sebuah sistem.

  Ukuran yang biasa dipakai dalam pengukuran usability adalah :

  a. Waktu

  b. Error

  d. Protokol visual

  e. Pola pembacaan visual

  f. Pola pemakaian sistem

  g. Tingkah laku

2.4. Metode Pengukuran Usability

  Hewett (1986) mengatakan bahwa tidak hanya sebuah sistem dan rancangan dari sistem tersebut yang mempunyai tujuan, tetapi semua penilaian juga membutuhkan tujuan. Dengan memperinci tujuan dari sebuah penilaian, juga memberi kemungkinan untuk dapat mengidentifikasi ukuran-ukuran apa dan metode-metode apa yang harus digunakan.

  Metode pengukuran usability yang sering digunakan ialah :

  a. Uji konsep

  b. User sahabat

  c. User musuh

  d. User simulator

  e. Evaluasi sistematis

  f. Pandangan pakar

  g. Simulasi uji coba

  h. Percobaan laboratorium i. Audit j. Kunjungan lapangan

2.5. Teknologi GSM

  Kelahiran GSM diawali dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat menjadi standar jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Eropa. Dalam sistem baru itu juga harus terdapat kemampuan yang dapat mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak pengguna untuk menampung penambahan jumlah pengguna atau pelanggan baru. Karena hal ini tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital. Standar baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile Communications (GSM).

  

GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah

  badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi bersama untuk menciptakan standar GSM tersebut.

  Teknologi GSM memiliki karakteristik yang dapat menangani suara secara efisien namun memiliki keterbatasan dalam kemampuan transfer data aplikasi internet. Komunikasi data pada GSM dijalin melalui mekanisme circuit-switched

  

connection yang berarti hubungan diawali dengan dial dari pengguna dan diakhiri

  dengan pemutusan hubungan. Apabila pengguna ingin mengakses data lagi maka mereka harus melakukan dial lagi. Hal inilah yang menjadikan keterbatasan GSM dimana pengguna akan selalu dibebani biaya koneksi selama waktu mereka membuka mengakses data. Untuk memecahkan masalah tersebut maka

  connection .

  Paket data untuk GSM diperkenalkan pertama kali dengan diluncurkannya

  

General Packet Radio Service (GPRS) . GPRS merupakan teknologi yang

disisipkan di atas jaringan GSM untuk menangani komunikasi data pada jaringan.

  Dengan kata lain dengan menggunakan handset GPRS, komunikasi data tetap berlangsung di atas jaringan GSM dengan GSM masih menangani komunikasi suara dan transfer data ditangani oleh GPRS. Pengembangan teknologi GPRS di atas GSM dapat dilakukan secara efektif tanpa menghilangkan infrastruktur lama, yaitu dengan penambahan beberapa hardware dan upgrade software baru pada station dan server GSM.

  GSM sangat digandrungi oleh masyarakat karena berbagai keunggulannya.

GSM menggunakan kartu Subscriber Identification Module (SIM) yang amat

praktis dan mudah dipindahkan dari satu telepon seluler ke telepon seluler lain.

  

SIM ini digunakan untuk menyimpan PIN (Personal Identifiaction Number) dari

  si pemakai telepon seluler GSM tersebut, kartu ini berukuran dua macam : awalnya berukuran ISO (Fullsize) dan bila sudah dipotong menjadi ukuran plug-in

  (mini) .

  GSM merupakan sistem telepon seluler ketiga yang masuk ke Indonesia.

  Meski di awalnya sempat ada anekdot yang mengatakan bahwa GSM singkatan dari “Geser Sedikit Mati”, namun zaman kemudian membuktikan bahwa hal tersebut tidak menggoyahkan kepopuleran GSM ini karena jangkauannya yang selanjutnya, GSM telah benar-benar menjadi “primadona” telepon seluler di Indonesia, karena di awal tahun 2004 sudah tercatat sekitar 18 juta pelanggan telepon seluler dan 95% lebih diantaranya adalah menggunakan sistem GSM ini.

  Hal utama harus diperhatikan dalam pemilihan penyedia layanan GSM ini yakni teliti dahulu jangkauan dan fasilitas yang ditawarkan oleh tiap provider tersebut, karena berbeda-beda antar satu daerah dengan daerah lainnya.

  Menilik sistemnya, oleh karena suara dipancarkan secara digital atau diacak, maka praktis sistem GSM ini masih jauh relatif lebih aman daripada sistem pendahulunya AMPS, apalagi GSM menggunakan frekuensi yang jauh lebih tinggi, yakni 900 mhz dan bahkan dialokasikan juga di 1800Mhz.

2.5.1 GPRS (General Packet Radio Service)

  General Packet Radio Service atau lebih dikenal dengan istilah GPRS merupakan layanan penerimaan data berbasis paket data pada jaringan GSM.

  Dengan adanya teknologi GPRS maka membuat pengiriman data mobile pada jaringan GSM menjadi lebih cepat, murah dan user-friendly dari sebelumnya.

  

GPRS juga memperkenalkan adanya paket switching dan internet protokol pada

  jaringan mobile sehingga memberikan layanan kecepatan transfer data dan layanan pengaksesan jaringan internet melalui perangkat/jaringan mobile kepada para penggunanya.

  Teknologi GPRS dikembangkan dengan tujuan untuk memungkinkan operator GSM memenuhi kebutuhan akan layanan paket data wireless yang Dengan teknologi GPRS yang memiliki keunggulan paket-switched untuk pengiriman data yang bersifat bursty, maka tidak memerlukan setup koneksi terlebih dahulu dan memungkinkan penggunaan koneksi secara bersama utnuk memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya.

  Tujuan dikembangkannya teknologi GPRS bagi operator jaringan GSM adalah untuk menyediakan layanan pengiriman data dan pengaksesan jaringan internet yang lebih cepat dan murah.