BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 9.1 PETUNJUK UMUM - DOCRPIJM 1509085909Bab 9 Aspek Pembiayaan
BAB IX
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.1 PETUNJUK UMUM
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam menyusun RPIJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuak memenuhi kebutuhan pembelajanaan
prasana Kabupaten/Kabupaten , yang meliputi :
1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;
2. Pembelajaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasana baru
Penambahan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau
produktifitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber daya bagi masyarakat
dan keuntungan ekonomi secara menyeluruh tanpa melihat siapa yanbg menyediakan sumber
dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan
aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau
produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek
untuk msyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan
sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.
9.1.1 Komponen Keuangan
A. Komponen Penerimaan Pendapatan
Komponen penerimaan pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas:
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD);
(2) dana perimbangan; dan
(3) Pendapatan lainnya yang syah.
Berikut akan di jelaskan satu persatu sub komponen pendapatan dan gambaran
umum tentang sub komponen pendapatan di daerah pada umumnya.
Bab IX - 166
9.1.2
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
adalahpendapataan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD
bersumber dari:
1. Pajak daerah, antara lain: Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan
Diatas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air
Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lainlain. Pajak-pajak daerah ini
diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang
Pajak Daerah.
2. Retribusi Daerah, antara lain: retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
pelayanan persampahan, retribusi biaya cetak kartu, retribusi pemakaman,
retribusi parkir di tepi jalan, retribusi pasar, Retribusi pengujia kendaraan
bermotor, retribusi pemadam kebakaran, danlain-lain. Retribusi ini diatur
oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan
Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentan Retribusi Daerah.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain hasil
Deviden BUMD: dan
4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain: hasil penjualan kakayaan
Daerah yang tidak dipisahkan jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan
selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
A. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas:
1. Dana bagi hasil terbagi atas bagi hasil pajak (BHP) dan bagi hasil bukan
pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya
alam. BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan badan maupun
Bab IX - 167
probadi;
sedangkan BPBP
antara lain:
kehutanan, pertambangan
umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi,
dan pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dibagikan berdasarkan “celah Fiskal”
yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas
fiskal ditambah
alokasi dasar.
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus,
misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan
bencana alam.
9.2 Komponen Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari :
1. Belanja Operasi
2. Belanja Modal
3. Transfer ke Desa/Keluarah
4. Belanja tak terduga
Tabel 9.1 Struktur Pengeluaran Belanja Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2013
No
Sub-Komponen Belanja
Rp
Belanja Operasi
1
- Belanja Pegawai
465.593.056.052
- Belanja Barang
159.248.504.208
- Belanja Bunga
42.832.889,09
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Belanja Bantuan Keuangan
Jumlah (1)
2
12.241.001.000
2.705.600.000
19.525.846.668
659.356.849.815,09
Belanja Modal
Bab IX - 168
4.169.607.507
- Belanja Tanah
- Belanja Peralatan dan Mesin
30.989.204.691
- Belanja Gedung dan Bangunan
45.186.737.572
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
53.504.562.499
1.832.624.000
- Belanja Aset tetap lainnya
135.682.736.309
Jumlah (2)
Transfer ke Desa/Kelurahan
3.
- Bagi hasil Pajak
705.881.000
- Bagi Hasil Retribusi
271.285.000
- Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Jumlah (3)
977.166.000
Belanja Tak Terduga
855.286.007
Jumlah (4)
855.286.007
4
Jumlah (1+2+3+4)
796.872.038.131,09
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Secara garis besar realisasi pengeluaran belanja Kabupeten Poso Tahun Anggaran 2013,
terdiri dari 4 komponen belanja ;
1. Belanja Operasi;
2. Belanja Modal;
3. Transfer ke Desa / Kelurahan dan
4. Belanja tak terduga.
Berdasarkan data tersebut di atas, komponen belanja terbesar adalah
1. Belanja operasi Rp. 659.356.849.815,09 atau sebesar 88,71%.
2. Belanja modal sebesar Rp. 135.682.736.309 atau 19,23% dan
3. Belanja tak terduga sebesar Rp. 855.286.007 atau sebesar 1,02%
9.3 Komponen Pembiayaan
Komponen pembiayaan
keuangan daerah.
(Financing)
Istilah pembiayaan
merupakan
komponen yang baru
dalam sistem
berbeda dengan pendanaan (funding). Pendanaan
diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan pembiyaan
Bab IX - 169
diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan
diterima kembali. Contoh konkretnya, didalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh
pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai penerimaan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan
pendapatan dari pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali;
sedangkan didalam SAP-D yang baru, apabila daerah memperoleh pinjaman maka diterima
sebagai penerimaan pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah
memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai pengeluaran pinjaman karena akan diterima
kembali. Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup 11 komponen, pengeluaran
pembiayaan mencakup 10 komponen. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.2 Struktur Pembiayaan Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2013
No
1
Sub Komponen Pembiayaan
Rp.
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan Silpa
30.273.758.674,36
b. Pencairan dana Cadanagan
-
c. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintgah Pusat
-
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda lain
-
e. Pinajaman Dalam Negeri – Bank
-
f. Pinjaman Dalam Negeri – Non-Bank
-
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
-
h. Pinajaman Dalam Negeri - :Lainnya
-
i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Negara
-
j. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Daerah
-
k.Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemda Lainnya
-
Jumlah (1)
20.373.698.673,36
Bab IX - 170
2
Pengeluaran Pembiayaan
a. Pewmbentukan Dana Cadangan
109.325.284,60
b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemerintah Pusat
-
c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemda Lain
-
d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank
-
e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Non-Bank
-
f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Obligasi
-
g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya
-
h. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Negara
-
i. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Daerah
8.000.000.000
j. Pembayaran Pinajman Kpd. Pemda Lainnya.
Jumlah (2)
60.842.923
8.170.168.209,60
Pembiayaan Netto (1-2)
12.203.530.465,76
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Realisasi pembiayaan daerah sesuai tabel di atas, sebesar Rp. 20.373.698.673,36 yang berasal
dari dana SILPA dan penggunaannya untuk pembayaran Pokok Pinjaman lainnya sebesar Rp.
12.203.530.465,76 atau sebesar 59,90% dan Pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Daerah
sebasar Rp. 8.000.000.000 (39,27%). Secara keseluruhan dana SILPA yang tersedia digunakan
untuk komponen pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 8.170.168.209,60 (40,10%)
Sisa Lebih Perhitungan (SILPA) dimaksud mencakup pelampauan penerimaan PAD.
Pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban
kepada pihak ketiga yang sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana
kegiatan lanjutan.
Bab IX - 171
9.4 Profil Keuangan Kabupaten Buol
9.4.1 Keuangan Daerah
Bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Buol dalam penyusunan RPJIM yang
bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
investasi program PU/Ciptakarya Kabupaten meliputi:
Gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang dipergunakan
untuk mengetahui :
1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencakup (i) Struktur
Penerimaan; (ii) Struktur Belanja
2. Tren perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli
Daerah; (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah
3. Tren besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan (Pusat dan
Propinsi);
4. Profil dan perkembangan APBD (catatan: Tampilan dalam bentuk tabel III – 1)
a) Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaen Poso
b) Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI)
c) Perkembangan kontribusi dan masyarakat
d) Perkembangan dana pinajaman
e) Perkembangan dana public saving
9.4.2 Keuangan Perusahaan Daerah
Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan
telah memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah aspek
keuangannya meliputi konsisi existing, permasalahan, analisa dan proyeksi untuk: 1)
Neraca, 2) Rugi/Laba, 3) Arus Dana Kas.
9.4.3 Permasalahan Dan Analisa Keuangan
9.4.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten
Segala permasalahan yang ada tentang kondisi keuangan daerah pada profil
keuangan daerah,
Pengelompokan permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut;
Bab IX - 172
1. Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pungutan pajak
dan retribusi
yang sedikit mempunyai kaitan dengan kapasitas
pelayanan yang diberikan Pemerintah Kabupaten
2. Mekanisme dan prosedur
pungutan daerah terutama kurangnya
keterpaduan fungsi yang efektif antara unit instansi yang bersangkutan.
3. Sarana dan prasarana operasional yang kurang
4. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya
5. Dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan
operasionalisasi perolehan
pendapatan daerah.
9.4.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten
Proyeksi kemampuan keuangan Kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi
keuangannya.
1. dihitung untuk kurun waktu lima tahun
2. Gunakan Asumsi dasar sebagai berikut:
a) Melihat kecenderungan trend (Past Trend)
b) Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan
c) Adanya kebijakan khusus pemerintah Kabupaten
3. Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM
4. Perhitungan kemampuan meminjam Pemerintah Kabupaten
(ambang
Batas DCR adalah 1,5
Perhatian terhadap aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM adalah hasil
total atauproduktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang
dipakai dalam proyek
untuk masyarakat
atau perekonomian
secara
keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa
dalam masyarakat yang menerima hasil prouyek tersebut.
Bab IX - 173
9.4.3.3 Proyeksi Perimaan Dan Belanja
Proyeksi penerimaan dihitung
1. Penghitungan berdasarkan kurun waktu 5-7 tahun
2. Menggunakan asumsi atas dasar trend historis yang disesuaikan dengan
inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Kabupaten.
3. Dianalisis berapa besar anggaran rutin dibandingkan dengan anggaran
benaja barang
dan modal
untuk penyelenggaraan
bidang ke-
PU/Ciptakaya-an
(Catatan: data ditampilkan dalam bentuk tabel proyeksi APBD Kabupaten pada tabel III-1).
9.4.3.4 Belanja Daerah
Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Struktur belanja APBD
terdiri dari belanja operasi, belanja modal, transfer ke desa/kelurahan dan
belanja tak terduga adalah sebagai berikut:
Tabel 9.3 Rencana dan Realisasi Belanja tahun 2011 dan 2012
N0
REALISASI
Uraian Bagian
dan Pos
2012
RENCANA
2013
2014
2015
1
Belanja Operasi
531.450.755.165,41
588.874.011.040
545.193.851.896,73
608.323.000.714,81
2
Belanja Modal
236.250.153.573,00
345.920.222.002
162.324.273.739
147.582.764.522
977.166.000,00
977.186.000
977.186.000
977.186.000
852.086.850,00
907.988.000
1.152.500.000
1.317.518.149
799.530.161.588,41
936.679.407.402
709.647.811.635,73
758.200.499.386
3
4
Transfer ke Desa/
Kelurahan
Belanja Tak
terduga
Jumlah Biaya
(1,2,34)
Bab IX - 174
Berdasarkan data tersebut di atas rencana penggunaan dana keseluruhan
komponen belanja daerah mengalami kenaikan dari Rp. 799.530.161.588,00
Thn.2012 menjadi Rp. 736.679.047.402.00 Thn. 2013 atau naik sebesar 4,9%.
Realisasi penggunaan dana dana yang tersedia masing-masing tahun anggaran
adalah sebesar Rp. 709.647.811.635,73 Thn. 2011 yang terealisasi sebesar Rp.
699.530.161.588 atau sebesar (94,63%). Thn. 2012 direncankan sebesar Rp.
758.200.499.386 terealisasi sebesar Rp. 736.679.407.402 atau sebesar
(97,16%). Rata-rata realisasi pengunaan belanja terhadapa rencana penggunaan
dana dua tahun terakhir (2011 s/d 2012) sebesar (95,89%).
Realisasi komponen belanja sebesar 699.530.141.587,41 Thn.2011 belanja
terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 398.500.643.390,41 atau sebsar
(56,97%), kemudian belanja modal Rp.136.250.153.573,00 atau sebesar
(19,48%). Realisasi komponen belanja sebesar 736.679.407.402 Thn.2012
belenja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 588.874.011.040 atau
sebsar (79,94%), kemudian belanja modal Rp. 145.920.222.002 atau sebesar
(19,81%). Kondisi pengeluaran belanja untuk masing-masing komponen
belanja 2 tahun terakhir (2011 s/d 2012) komponen belanja operasi merupakan
pengeluaran belanja terbesar, kemudian belanja modal dan terakhir balanja tak
terduga sekitar (7,15%) pada tahun 2012.
Tabel 9.4
N0
Realisasi Belanja Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
REALISASI
Uraian Bagian
dan Pos
2008
2009
2010
2011
2012
1
Belanja Operasi
350.111.006.695,33
456.579.260.437,94
486.628.069.346,00
531.450.755.165,41
588.874.011.040
2
Belanja Modal
115.151.292.340,00
152.167.980.094,00
100.973.525.491,00
136.250.153.573,00
145.920.222.002
619.000.000,00
977.166.000,00
977.166.000,00
977.166.000,00
977.186.000
1.037.200.000,00
2.096.732.000,00
852.066.850,00
852.086.850,00
907.988.000
466.918.499.035,33
611.821.138.531,94
589.430.827.687,00
699.530.161.588,41
736.679.407.402
3
4
Transfer ke Desa/
Kel.
Belanja Tak
terduga
Jumlah Biaya
(1,2,34)
Bab IX - 175
Dari tabel di atas, realisasi belanja pemerintah Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
(2008 s/d 2012) berfluktuasi dengan rata-rata sebesar Rp.620.876.006.848,94
atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (8,69%). Pengeluaran terbesar
pada belanja operasi
dengan rata
– rata per tahun sebesar
Rp.
482.728.620.536,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (9,89%),
kemudian diikuti belanja modal rata-rata kenaikan setiap tahun sebesar Rp.
130.092.634.700,00 atau sebesar (4,73%), Transfer ke Desa/Kelurahan Rp.
905.536.800,00 rata-rata mengalami kenaikan sebesar (7,91%)/thn.
Gambar 9.1
Diagram Batang Keuangan Sektor Belanja Kabupaten Buol pada 5 tahun terakhir
(DiagramBatang)
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
Belanja operasi
300.000.000.000
Belanja Modal
200.000.000.000
Transfer ke Desa/Kel
100.000.000.000
Belanja Tak Terduga
000
2008
2009
2010
2011
2012
Bab IX - 176
Gambar 9.2 Grafik Keuangan Sektor Belanja Kabupaten Buol Lima Tahun terakhir
800.000.000.000
700.000.000.000
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
300.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
000
2008
Belanja operasi
Tabel 9.5
2009
Belanja Modal
2010
Transfer Ke Desa/ Kel
2011
2012
Belanja Tak Terduga
Perhitungan Pertumbuhan Belanja selama lima tahun terakhir dan angka
proyeksi pertumbuhan lima tahun mendatang
N0
Uraian Bagian dan Pos
Pertumbuhan
Proyeksi
Per tahun %
Pertumbuhan %
1
Belanja Operasi
9,89
15%
2
Belanja Modal
4,73
10%
3
Transfer ke Desa/ Kel.
7,91
1,5%
4
Belanja Tak terduga
-2,25
0.2%
20,28
15%
Jumlah (1,2,3,4)
Bab IX - 177
Tabel 9.6 Perhitungan Proyeksi Sektor Belanja selama Lima Tahun Yang Akan Datang
Kabupaten Buol
PROYEKSI
Uraian
Bagian dan
Pos
N0
2014
2015
2016
2017
2018
555,137,913,617.48
638,408,600,660.10
734,169,890,759.12
844,295,374,372.99
970,939,680,528.93
157,412,087,987.00
173,153,296,785.70
190,468,626,464.27
209,515,489,110.70
1
Belanj a
Operasi
2
Belanj a
Modal
3
Transfer ke
Desa/ Kel.
919,119,852.00
932,906,649.78
946,900,249.53
961,103,753.27
975,520,309.57
4
Belanj a Tak
t erduga
1,151,513,169.48
1,153,816,195.82
1,156,123,828.21
1,158,436,075.87
1,160,752,948.02
Jum lah
Biaya
( 1,2,3, 4)
700,310,444,809
797,907,411,493
909,426,211,623
1,036,883,540,666
1,182,591,442,897
143,101,898,170.00
Gambar 6.3
Grafik Proyeksi Sektor Belanja selama lima Tahun Yang akan Datang
Kabupaten Buol
1.200.000.000.000
1.000.000.000.000
800.000.000.000
Belanja Operasi
600.000.000.000
Belanja Modal
Transfer ke Desa/Kel
400.000.000.000
Belanja Tak Terduga
200.000.000.000
000
2013
2014
2015
2016
2017
Bab IX - 178
9.4.3.5 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
A. Kondisi PAD dan dana Perimbangan
1. Struktur dan perkembangan penerimaan rutin. dan belanja barang dan
modal, serta prosentase pertumbuhannya
2. Kelompok pajak daerah dan retribusi
besar, terutama
yang memberikan kontribusi
untuk menjadi dasar pada
penguatan kapasitas
keuangan daerah
3. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi kecil
dikelompokkan dalam unsur penerimaan “lainnya”.
4. Analisis kemampuan penerimaan dengan analisis rasio, coverage rasio,
collection rasio, rasio penetapan
(Catatan: tampilkan dalam bentuk tabel PAD dan perimbangan pada tabel III-2)
Perhitungan proyeksi PAD dan Perimbangan, antara lain sebagai berikut:
1. dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
2. menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikan dengan inflasi yang
berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten
3. Analisis selama kurun waktu proyeksi tersebut unsur PAD dan penerimaan yang
memberikan kontribusi besar.
Target / Realisasi pos dana PAD :
1). Realisasi penerimaan/pendapatan thn.2011 sebesar Rp. 25.654.921.613 (92%)
melebihi target yang direncanakan sebesar Rp. 27.822.037.499
2). Thn.2012 realisasi penerimaan/pendapatan Rp. 26.224.302.806 (88%) dari target
yang direncankan sebesar Rp. 29.906.351.654
Realisasi penerimaan / pendapatan APBD Kabupaten Buol kurun waktu 2 tahun terakhir
thn. 2011 dan 2012 mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebesar 14.601.218.467
(3,56%).
Bab IX - 179
Tabel 9.7 Proyeksi Penerimaan APBD Pemerintah Kabupaten Buol
%
N0
Uraian Bagian dan Pos
PROYEKSI PENERIMAAN
Proyeksi
Pertumb.*)
2008
2009
2010
2011
2012
Pendapatan
10%
461.055.723.700
507.161.296.070
557.877.425.677
613.665.168.245
675.031.685.069
a. Dana Alokasi Umum
10%
363.277.200.000
399.604.920.000
439.565.412.000
483.521.953.200
531.874.148.520
b. Dana Alokasi Khusus
10%
51.899.100.000
57.089.010.000
62.797.911.000
69.077.702.100
75.985.472.310
c. Dana Bagi Hasil Pajak (pusat)
10%
30.431.247.000
33.474.371.700
36.821.808.870
40.503.989.757
44.554.388.733
d. DBH Sumber Daya Alam (Non Pajak)
10%
2.420.000.000
2.662.000.000
2.928.200.000
3.221.020.000
3.543.122.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
1
e. Dana Penyesuaian
2
f. Dana bagi hasil pajak (propinsi)
10%
3.683.676.700
4.052.044.370
4.457.248.807
4.902.973.688
5.393.271.056
g. Dana Hibah
10%
4.504.500.000
4.954.950.000
5.450.445.000
5.995.489.500
6.595.038.450
Pendapatan Asli Daerah
15%
13.628.995.130
15.673.344.399
18.024.346.059
20.727.997.968
23.837.197.664
a. Retribusi daerah
15%
5.104.643.561
5.870.340.095
6.750.891.110
7.763.524.776
8.928.053.493
b. Pendapatan Pajak Daerah
15%
1.859.504.000
2.138.429.600
2.459.194.040
2.828.073.146
3.252.284.118
0%
-
-
-
-
-
15%
6.664.847.569
7.664.574.704
8.814.260.910
10.136.400.046
11.656.860.053
c. Pendapatan Bunga /Pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
d. Penerimaan Lain yang sah
Bab IX - 180
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan SILPA
15%
46.572.372.705
53.558.228.610
61.591.962.902
70.830.757.337
b. Pencairan Dana Cadangan
3
81.455.370.938
-
c. Pinajaman Dlm Negeri- Pemerintah
-
Pusat
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda Lain
-
e. Pinjaman Dalam Negeri – Bank
-
f. Panjaman Dalam Negeri – Non-Bank
-
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
-
h. Pijmanan Dalam Negeri – Lainnya
-
i. Pener. Kembali Pinj. kpd Pers. Negara
-
j. Peneri kembali Pinj. kpd. Pers. Daerah
-
k. Pener kembali Pinj. kpd. Pemda Lainnya
-
Jumlah Pendapatan
474.684.718.830
522.834.640.469
575.901.771.736
634.393.166.213
698.868.882.733
*) di ambil dari perhitungan pafa file farmat ISIAN tabel bab keluangan sheet 3
Bab IX - 181
9.4.3.6 Proyeksi Public Saving
Kondisi existing Public Saving selama 5 tahun untuk mengetahui Public
Saving (Tabungan Masyarakat) diperhitungkan dengan rumus:
PS = (PAD+PBB+DBH+DAU+DAK) – Belanja Wajib
Belanja Wajib = Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah
a) Gambaran besarnya public saving dan laju pertumbuhannya
b) Besarnya angsuran pinjaman dan bunga
c) Besarnya DSCR, batas ketentuan adalah 2,5
d) Dengan DSCR ditentukan sebesar 2,5
dapat diperoleh besaran
maksimum pinjaman yang dapat diperoleh
Perhitungan public saving, antara lain sebagai berikut;
a) Dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
b) Menggunakan asumsi atas dasar trend historis,
dengan inflasi
yang berlaku
yang disesuaikian
serta kesepakatan antara pemerintah
propinsi dan pemerintah Kabupaten /Kabupaten ;
c) Alokasi dana public saving untuk kawasan perKabupatenan dihitung
dengan cara membandingkan penduduk perKabupatenan sesuai wilayah
perencanaan dengan total penduduk kabupaten;
d) Dihitung dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Ciptakarya,
dimana besaran prosentase dapat mempergunakan trend yang ada atau
dengan hasil diskusi dengan pemerintah Kabupaten / Kabupaten;
e) Hasil akhir adalah
prakiraan dana pembangunan untuk bidang
PU/Cipatakarya dari public saving selama 5 tahun;
f) Proyeksi belum termasuk perhitungan untuk pijaman baru (without
project projection)
g) Teliti hasil perhitungan DSCR
Bab IX - 182
Tabel 9.8 Realisasi Penerimaan dan Belanja Wajib tahun 2002 s/d tahun 2012
No
Realisasi 2008 – 2012
Sumber
2009
2010
2011
2012
2013
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Penerimaan
271.128.055.950
274.226.459.706
214.017.438.799
410.316.974.665
838.283.134.000
1
PAD
6.419.508.404
5.722.067.478
6.538.333.758
21.166.679.005
4.095.000.000
2
DBHP
15.273.243.481
49.773.852.950
35.421.035.403
28.093.470.259
3
DBHBP
3.157.252.991
1.259.539.278
1.227.073.637
188.724.189
27.664.770.000
4
DAU
201.950.000.000
206.871.000.000
156.060.996.000
313.917.759.274
419.141.567.000
5
DAK
44.328.051.074
10.600.000.000
14.770.000.000
46.950.341.938
335.800.797.000
184.432.270.846
191.853.229.865
135.394.192.172
221.159.443.612
13.062.845.385
16.694.333.757
19.614.276.601
27.947.074.035
31.414.834.608
(2.151.325.285)
189.744.609.004
15.214.170.670
I
II
Penerimaan
Belanja Wajib
1
Pembiayaan
2
Pembelanjaan
167.737.937.089
172.238.953.265
135.394.192.172
TOTAL PABLIC SAVING
86.695.785.103
82.373.229.841
78.623.246.627
189.157.531.053
51.581.000.000
825.220.288.615
Bab IX - 183
Tabel 9.9 Pertumbuhan Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2002/2012
Realisasi 2008 –2012
Sumber
No
Penerimaan
I
Penerimaan
Pertumbuhan
2008-2009
2009-2010
2010-2011
2011-2012
rata-rata
Proporsi
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
%
%
20.675.892.448
13
100
14.628.345.246
(9.315.378.892)
14
3
(14.352.817.547)
(7.327.565.144)
2.920.096.741
16
9
(32.465.641)
(1.038.349.448)
2.011.275.811
8
1
3.098.403.757
(60.209.020.907)
196.299.535.866
1
PAD
2
DBHP
34.500.609.470
3
DBHBP
(1.897.713.713)
4
DAU
4.921.000.000
(50.810.004.000)
157.856.763.274
16.334.240.726
11
77
5
DAK
(33.728.051.074)
4.170.000.000
32.180.341.938
8.725.658.062
24
10
Belanja Wajib
7.420.959.019
(56.459.037.693)
85.765.251.440
53.968.864.785
16
62
1
Pembiayaan
2.919.942.843
8.332.797.434
3.467.760.573
(69.760.968.618)
(64)
1
2
Pembelanjaan
4.501.016.176
(36.844.761.093)
54.350.416.832
19
61
8
38
II
TOTAL PABLIC
SAVING
(697.440.926)
(4.322.555.262)
816.266.280
(3.749.983.214)
110.534.284.427
123.729.833.404
(33.292.972.337)
Bab IX - 184
PAD
DBHP
DBHBP
DAU
DAK
400.000.000.000
350.000.000.000
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008
Gambar 9.4 Diagram Batang Tren Penerimaan Keuangan Kabupaten Buol dari tahun 2002 s/d
2012
400.000.000.000
PAD
DBHP
Th. 2003
Th. 2004
DBHBP
DAU
DAK
350.000.000.000
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
Th. 2002
Th. 2005
Th. 2006
Th.2007
Th.2008
Gambar 9.5 Grafik Penerimaan Keuangan Kabupaten Buol dari Tahun 2002 s/d 2012
Bab IX - 185
Tabel 9.10 Proyeksi Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2008/2012
PROYEKSI
Proyeksi
No
Sumber Penerimaan
I
Pertumb.
2012
2008
2009
20010
2011
2012
%
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
425.106.917.321
468.162.648.794
515.605.709.374
567.887.095.368
625.504.742.219
689.008.494.353
Penerimaan
1
PAD
15%
10.900.794.801
12.535.914.022
14.416.301.125
16.578.746.293
19.065.558.237
21.925.391.973
2
DBHP
10%
29.408.630.137
32.349.493.151
35.584.442.466
39.142.886.712
43.057.175.384
47.362.892.922
3
DBHBP
10%
606.934.218
667.627.640
734.390.404
807.829.444
888.612.389
977.473.627
4
DAU
10%
330.252.000.000
363.277.200.000
399.604.920.000
439.565.412.000
483.521.953.200
531.874.148.520
5
DAK
10%
53.938.558.165
59.332.413.982
65.265.655.380
71.792.220.918
78.971.443.009
86.868.587.310
261.546.822.015
300.778.845.317
345.895.672.115
397.780.022.932
457.447.026.372
526.064.080.328
II
Belanja Wajib
1
Pembiayaan
15%
(38.346.134.011)
(44.098.054.112)
(50.712.762.229)
(58.319.676.564)
(67.067.628.048)
(77.127.772.255)
2
Pembelanjaan
15%
299.892.956.026
344.876.899.430
396.608.434.344
456.099.699.496
524.514.654.420
603.191.852.583
163.560.095.306
167.383.803.476
169.710.037.259
170.107.072.436
168.057.715.847
162.944.414.025
TOTAL PABLIC SAVING
Bab IX - 186
Tabel 9.11 Realisasi DSCR (Bagian Ususan Kas dan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)
N0
1
2
3
4
5
Uraian Bagian
dan Pos
REALISASI
2011
APBD
2012
2011
2012
566,90
1.087,66
497,96
826,71
7.862.453.357
10.900.794.801
8.728.553.816
11.851.300.113
313.917.759.274
330.252.000.000
313.868.000.000
330.252.000.000
0
0
-
-
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
28.282.194.448
30.015.564.355
29.848.364.834
33.213.567.000
Pos Bagi Hasil Pajak
28.093.470.259
29.408.630.137
29.498.364.834
31.013.567.000
188.724.189
606.934.218
350.000.000
2.200.000.000
0
50.803.558.165
870.000.000
47.181.000.000
189.744.609.004
192.821.905.054
212.493.017.471
199.475.935.359
149.325.285
109.325.285
149.325.285
149.325.285
133.470.609
101.356.157
133.470.609
120.446.475
0
0
-
-
RASIO PERHITUNGAN DSCR
BAGIAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)
POS DANA ALOKASI UMUM
(DAU)
POS DANA OTONOMI
KHUSUS
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
POS DANA BAGI HASIL
6
DANA (DBHD)
REBOISASI
7
8
9
BELANJA WAJIB
ANGSURAN POKOK
PINJAMAN
ANGSURAN BUNGA
PINJAMAN
BIAYA LAIN (Biaya
10
komitmen + Jasa giro
Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
Tabel 9.12 Prosen Pertumbuhan Pertahun dan Prosen royeksi Pertumbuhan dalam
perhitungan proyeksi DSCR
N0
Uraian Bagian dan Pos
% Pertumbuhan
% Proyeksi
Per Tahun
Pertumbuhan
1
RASIO PERHITUNGAN DSCR
2
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
14,01
15%
3
POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)
10,97
10%
4
POS DANA OTONOMI KHUSUS
5
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
11,96
10%
Bab IX - 187
Pos Bagi Hasil Pajak
4,68
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
221,60
6
POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI
23,54
10%
7
BELANJA WAJIB
15,98
15%
8
ANGSURAN POKOK PINJAMAN
-17,36
-17%
9
ANGSURAN BUNGA PINJAMAN
-17,36
-17%
10
BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro
Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
Bab IX - 188
Tabel 9.13 Proyeksi Perhitungan DSCR dari tahun 2012 s/d 2017
N0
1
2
Uraian Bagian dan Pos
RASIO PERHITUNGAN DSCR
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD)
PROYEKSI
2012
2008
2009
2010
2011
2012
826,71
765,16
961,67
1.200,99
1.489
11.851.300.113
12.607.213.780
14.498.295.847
16.673.040.224
19.173.996.258
22.050.095.696
330.252.000.000
352.336.940.000
387.570.634.000
426.327.697.400
468.960.467.140
515.856.513.854
3
POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)
4
POS DANA OTONOMI KHUSUS
-
-
-
-
-
-
5
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
33.213.567.000
27.158.647.000
29.874.511.700
32.861.962.870
36.148.159.157
39.762.975.073
Pos Bagi Hasil Pajak
31.013.567.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
2.200.000.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
47.181.000.000
58.591.000.000
64.450.100.000
70.895.110.000
77.984.621.000
85.783.083.100
199.475.935.359
254.007.809.289
292.108.980.682
335.925.327.785
386.314.126.952
444.261.245.995
6
POS DANA BAGI HASIL DANA
(DBHD) REBOISASI
7
BELANJA WAJIB
8
ANGSURAN POKOK PINJAMAN
149.325.285
149.325.285
123.402.415
101.979.756
84.276.070
69.645.744
9
ANGSURAN BUNGA PINJAMAN
120.446.475
107.725.643
89.024.471
73.569.823
60.798.102
50.243.551
10
BIAYA LAIN (Biaya komitmen +
Jasa giro Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
-
-
Bab IX - 189
Tabel 9.14
Realisasi DSCR
(Bagian Urusan Kas dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan
Komulatif Pinjaman)
N0
1
Uraian Bagian
dan Pos
REALISASI
APBD
2011
2011
2012
2012
% Per
% Proyeksi
Tahun
Pertumbuhan
2012
2008
2009
2010
2011
Rasio Perhitungan
DSCR
Bagian
2
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Pos Dana
3
Alokasi Umum
(DAU)
Pos Dana
4
Otonomi
Khusus
Pos Dana Bagi
Hasil (DBH)
5
Pos Bagi Hasil
Pajak
Pos Bagi Hasil
Bukan Pajak
Pos Dana Bagi
6
Hasil Dana
(DBHD)
Reboisasi
Belanja Wajib
Belanja
7
Pegawai
Belanja anggota
DPRD
Angsuran
8
Pokok
Pinjaman
Angsuran
9
Bunga
Pinjaman
Biaya Lain
(Biaya
10
komitmen +
Jasa giro
Perbankan +
Bab IX - 190
Provisi)
DSCR
MINIMAL 2,5
(PAD+DAU+OTSUS+(DBH+DBHDR)-BELANJA
DSCR =
PKK PINJAMAN + BUNGA+BIAYA LAIN
9.5 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana
Analisa
yang
diperlukan
Kabupaten/Kabupaten
adalah
terhadap
yang dapat digunakan
ketersediaan
dana
dalam pembangunan
Pemerintahan
RPIJM, misalnya
indikasi sumber penerimaan yang harus diperhatikan yakni sebagaimana yang tertera pada
lampiran yang meliputi :
1. Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan kebijaksanaan keuangan
pemerintahan maka sibuat proyeksi anggaran pendapatan dan belanja yang dapat
dilihat pada Tabel (Lampiran)
2. Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan kontribusi
3. Analisa perkembangan PAD per tahun, kontribusi terhadap penerimaan rata-rata
4. Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata, porsi rata-rata, terhadap
total pengeluaran, kecenderungan porsi naik/turun.
5. Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang dengan bersarnya cicilan
sebesar
9.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber dari :
1. Sumber internar dari pemerintah daerah sendiri (Public Saving)
2. Sumber extgernal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, pinjaman, partisipasi swasta (KPS), dan swadaya masyarakat)
a.
Prediksi untuk dana dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi adalah
menggunakan
asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun
sebelumnya;
b. Analisis dan teliti perkembangan sumber pendanaan external untuk
pembiayaan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi;
Bab IX - 191
c.
Identifikasi perkembangan dana dari partisipasi dan kerja sama swasta;
d. Identifikasi dana partisipasi masyarakat
yang dipergunakan
untuk
pembangunan khususnya dalam membiayai operasi dan pemeliharaan;
e.
Pisahkan biaya operasi dan pemeliharaan dan investasi
baru dengan
asumsi masing-masing 50%
f.
Identifikasi pinjaman minimal
yang dapat diperoleh
dengan
memperhatikan Debt Service Ratio (DSR) maksimum 30%
g. Dalam melakukan estimasi pinjaman dapat menggunakan asumsi :
a) Tingkat bunga berkisar 9 – 12 %
b) Masa tenggang 5 tahun
c) Pengembalian 20 tahun
h. hitung DSCR pada kondisi setelah ada proyek / pinjaman apakah masih
pada batas 2,5
i.
estimasi sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang
PU/Ciptakarya termasuk kontribusi PDAM untuk pendanaan sektor air
minum;
j.
output dari analisa keuangan adalah total dana yang dapat dialokasikan
untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya selama 5 tahun.
(catatan: tabel estimasi sumber dana bidang PU/Ciptakarya)
9.5.2 Aspek Keuangan Perusahaan
Analisis keuangan ini penting untuk dapat menjabarkan arti dari data dan informasi
yang tercantum dalam laporan keuangan. Analisis yang dipergunakan antara lain:
1. Analisis Ratio
a) Ratio likuiditas
b) Ratio Kepatutan Kredit
c) Ratio Efisiensi
d) Rasio Profitabilitas
2. Analisis prosentase
3. Indikator yang menentukan layak tidaknya program
a) Internal Rate of Return (IRR)
Bab IX - 192
b) Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari pengasilan
dan biaya
Dimana :
IRR > SOCC maka layak
SOCC = Dicount Rate yang berlaku
c) Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit yang
tidak bisa dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait prasarana
publik
IRR > 10%
d) Net Present Value (NPV)
NPV > 0 maka layak
e) Analisis Benefit and Cost (B/C)
B/C > 1 maka layak
Dalam perhitungan ini, apabila terdapat alternatif program yang lain, perlu dilakukan
anlisis sesitifitas sebagai pembanding.
9.5.2.1 Beberapa Aspek Penting
1. Indikator Debt Service Cost Ratio (DSCR) minimal 1,5
2. Untuk analisis sub proyek yang bersifat non cost recovery menggunakan
analisis manfaat (analisis ekonomi)
9.6 Rencana Pembiayaan Program
9.6.1 Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kabupaten, Pemerintah
Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan
sampa biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah
Kabupaten/Kabupaten, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase
makro pemerintah pusat lebih dominan.
Baik
bantuan
luar
negeri
maupun
dana
Pemerintah
Pusat
ke
Pemerintah
Kabupaten/Kabupaten sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus
Bab IX - 193
didasarkan kepada kekuatan sendiri dalam hal ini pemerintah kabupaten/Kabupaten dan
masyarakat (community base development).
9.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Setelah melalui penilaian RPIJM
oleh pemerintah Kabupaten/Kabupaten,
selanjutnya adalah program sekaligus proses
pembiayaan.
maka
Pada pelaksanaan
pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah
Kabupaten/Kabupaten dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar negeri
dirumuskan
dalam dokumen
Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan
Program).
Bab IX - 194
Tabel 9.15 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kabupaten
Realisasi 2008 – 2012
No
Sumber Penerimaan
Pertumbuhan rata2
Proporsi
2008
2004
2005
2011
2012
%
%
1
Pajak Kendaraan Bermotor
743.405.708
818.360.000
981.447.128
1.097.798.457
950.124.080
7,10
18,42
2
Pajak Kendaraan diatas air
1.205.500
1.640.000
1.591.611
1.259.906
955.927
-2,97
0,03
3
Pajak Balik Nama
1.159.737.044 1.024.000.000
1.209.291.288
661.991.922
1.066.220.101
5,55
20,55
4
Pajak Bahan Bakar
2.993.962.849
950.000.000
1.157.333.485
2.030.655.051
1.818.491.856
4,64
35,91
5
Pajak Pengambilan air Tanah
0
-
-
-
4.017.371
0,00
0,02
6
Pajak Hotel
36.103.228
36.851.753
40.613.161
46.186.964
55.200.763
11,38
0,86
7
Pajak Restoran
31.859.080
32.519.612
35.838.844
34.069.749
41.234.213
7,09
0,70
8
Pajak Hiburan
3.950.500
4.032.417
4.444.000
5.053.000
775.000
-14,67
0,07
9
Pajak Reklame
84.825.000
86.583.083
95.420.500
121.794.100
126.225.000
10,89
2,07
10
Pajak Penerangan Jalan
799.938.691
816.523.741
899.865.205
874.741.605
959.459.666
4,79
17,45
11
Pajak Galian Golongan C
97.691.810
99.717.819
109.895.881
337.116.859
329.533.836
54,20
3,91
12
Pajak Parkir
-
-
-
-
-
0,00
-
13
Pajak lain-lain
647.158
660.576
728.000
915.000
-
-15,51
0,01
5.953.326.568
3.870.889.000
4.536.469.103
5.211.582.613
5.352.237.813
-0,05
100,00
TOTAL
Sumber : Buku Perhitungan APBD Kabupaten/Kabupaten 2008 -2012
Bab IX - 195
Tabel 9.16 Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi di Daerah Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2012
No
Pertumbuhan
Realisasi 2008 – 2012
Sumber Penerimaan
rata2
Proporsi
2008*
2004*
2005
2011
2012
%
%
1.452.059.400
1.588.608.200
1.637.934.789
1.663.093.136
2.739.298.830
19,69
53,46
1.861.700
2.036.000
2.100.000
3.600.000
3.050.000
17,16
0,07
182.459.000
199.617.000
205.815.000
118.970.000
44.755.000
-23,02
4,43
-
-
-
1.180.000
2.220.000
0,00
0,02
1
Retribusi Pelayanan Kesehatan
2
Retribusi Pelayanan Persampahan
3
Retribusi biaya cetak kartu
4
Retribusi Pemakaman
5
Retribusi Parkir di tepi jalan
10.952.000
11.982.000
12.354.000
10.350.000
17.813.600
17,10
0,37
6
Retribusi Pasar
261.650.777
286.256.351
295.144.668
283.807.622
305.457.752
4,07
8,43
7
Retribusi Pengujian kendaraan bermotor
41.899.000
45.839.000
47.262.000
55.447.000
65.913.500
12,18
1,51
8
Retribusi IMB
110.059.685
120.409.734
124.148.210
212.817.148
338.940.607
35,80
5,34
9
Retribusi pemakaian kekayaan Daerah
424.486.711
464.404.572
478.824.426
740.097.315
760.324.067
17,45
16,89
-
-
tidak ada
tidak ada
tidak ada
0,00
-
310.872.893
340.106.743
350.667.125
290.986.130
317.370.680
1,14
9,48
2.796.301.166
3.059.259.600
3.154.250.218,00
3.380.348.350,67
4.595.144.036,00
13,90
100,00
10
Retribusi Pemadam kebakaran
11
Retribusi lain-lain
TOTAL
Bab IX - 196
Tabel 9.17 Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas, Lain-lain
Kabupaten Tahun 2012
No
Sumber Penerimaan
2012 (Rp)
I
PENERIMAAN LABA BUMD
1
Penyertaan modal (Bank Sulteng)
2
PDAM
3
(PDAM)
-
BUMD 2
-
Proporsi
317.132.533
(116.581.184)
200.551.349
II
PENERIMAAN DINAS-DINAS
1
Dinas Pendidikan
74.910.633
2
Dinas Kesehatan
354.987.435
3
Dinas Kesehatan RSU D
4
Dinas PU - Prasarana Wilayah
489.676.555
5
Dinas PU-Kimtawil
570.595.508
6
Dinas Perhubungan
430.801.317
7
Bapedalda
25.823.546
8
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
49.111.818
9
Dinas NakerTrans
4.992.306
10
Din Perindagkop
167.100.000
11
Sekretaris Daerah
633.325.342
12
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (PAD)
13
Dinas Pertanian dan Peternakan
14
Dinan Pertanian - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
pertanian
2.575.260.257
4.654.305.782
68.560.533
16.306.265
15
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
756.313.329
16
Dinas Pertambangan dan Energi
337.008.836
17
Pariwisata dan seni budaya
133.903.604
18
Perikanan dan kelautan
164.745.953
Bab IX - 197
SUB TOTAL II
III
PENERIMAAN LAIN-LAIN
1
Penerimaan dari Perijinan
2
Penerimaan ...
11.507.729.019
-
3
4
TOTAL
11.708.280.369
Bab IX - 198
Tabel 9.18 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Buol dari 2008 - 2012
Pertumbuhan
Realisasi 2008 – 2012
No
I
Sub Total Bagi Hasil Pajak
1
Pajak Bumi Bangunan (PBB)
2
3
rata2
Sumber Penerimaan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi
Total I
II
2008
2009
2010
2011
2012
8.724.674.284
11.557.642.800
12.624.688.000
22.112.406.397
23.063.871.720
998.198.400
665.787.600
1.098.416.000
1.382.826.985
2.070.608.963
1.650.258.097
4.070.000.000
1.325.045.323
806.351.541
434.249.335
11.373.130.781
16.293.430.400
15.048.149.323
24.301.584.923
25.568.730.018
%
Proporsi
%
-
Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak
Kehutanan
69.918.558
-
Penambangan Minyak Bumi
-
Penambangan Gas Bumi
-
Perikanan
213,705
Pertambangan Umum
50.000.000
118.805.531
-
Total II
-
100%
Bab IX - 199
Tabel 9.19 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2012
No
Realisasi 2008 -2012
Sumber
Penerimaan
Pertumbuhan
Proporsi
rata2 %
%
2008
2009
2010
2011
2012
201.950.000.000
206.871.000.000
156.060.996.000
313.917.759.274
330.252.000.000
13,26
91,15
749.447.000
10.600.000.000
870.000.000
0
959.858.165
2,00
0,99
16.599.980.000
0
13.900.000
37.807.000.000
49.843.700.000
39,86
7,86
219.299.427.000
217.471.000.000
156.944.896.000
351.724.759.274
381.055.558.165
15,24
100,00
Dana
I
Alokasi
Umum
Dana
Alokasi
II
Khusus
Reboisasi
Non
Reboisasi
Total
I+II+III
Bab IX - 200
Tabel 9.20 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten
Realisasi 2008-2012
No
I
Sumber Penerimaan
Proporsi
%
2008-2009
2009-2010
2010-2011
2011-2012
rata2 %
4.921.000.000
(50.810.004.000)
157.856.763.274
16.334.240.726
13,26
-
-
-
-
9.850.553.000
(9.730.000.000)
(870.000.000)
959.858.165
2,00
(16.599.980.000)
13.900.000
37.793.100.000
12.036.700.000
39,86
(1.828.427.000)
(60.526.104.000)
194.779.863.274
29.330.798.891
15,24
Dana Alokasi
Umum
Pertumbuhan
Dana Alokasi
Khusus
II
Reboisasi
Non Reboisasi
Total I+II+III
100%
Sumber : Buku Perhitungan APBD Kabupaten Buol tahun 2008 s/d 2012
Bab IX - 201
9.6
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBN dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan Infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab dari kabupaten . Ditjen
cipta karya dalam pembangunan infrastruktur bersifat stimulan. Pembiayan pembangunan
bidang cipta karya melalui 4 sektor ;
1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
3. Sektor Pengembangan Lingkungan dan Permukiman
4. Sektor Pengembangan dan Pengelolaan Air Minum
Tabel 9.21 Pendanaan melalui APBN 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
Bangkim
2.785.190.000
-
900.000.000
3.685.190.000
PBL
1.119.000.000
1.280.550.000
1.640.150.000
4.039.700.000
PLP
990.419.000
-
-
990.419.000
AM
873.153.000
5.253.280.000
10.799.534.000
16.925.967.000
5.767.762.000
6.533.830.000
13.339.684.000
25.641.276.000
Total
Prioritas Nasional terkait dengan bidang cipta karya adalah pembangunan Air Minum dan
Sanitasi untuk itu kementerian pekerjaan umum bekerja sama dengan kementerian keuangan
memberikan dana DAK langsung ke kabupaten guna penangan air minum dan sanitasi
Tabel Pendanaan DAK Kabupaten Buol
DAK
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
975.900.000
1.323.450.000
1.287.450.000
2.708.490.000
Sanitasi
1.430.500.000
1.004.189.000
921.105.000
3.355.794.000
Total
2.406.400.000
2.327.639.000
2.208.555.000
6.064.284.000
Air Minum
Bab IX - 202
9.7
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBD dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol penanganannya di laksanakan
oleh beberapa SKPD
Tabel 9.22 Pendanaan melalui APBD 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Bangkim
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
217.400.000
1.308.840.000
1.065.405.000
2.501.645.000
PBL
1.835.465.000
6.492.054.000
2.062.400.000
10.389.919.000
PLP
2.365.540.000
5.205.097.000
4.869.743.000
12.440.380.000
AM
1.198.970.000
2.248.120.000
2.488.806.000
5.935.896.000
Total
5.617.375.000
15.254.111.000
10.486.354.000
31.267.768.000
Tabel 9.23 Proporsi Pendanaan selam 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Tahun
Tahun
Tahun
2011(,000)
2012(,000)
2013(,000)
APBN
APBD
APBN
APBD
APBN
APBD
Bangkim
2.785.190
217.400
-
1.308.840
900.000
1.065.405
PBL
1.119.000
1.835.465
1.280.550
6.492.054
1.640.150
2.062.400
PLP
990.419
2.365.540
-
5.205.097
AM
873.153
1.198.970
5.253.280
2.248.120
10.799.534
2.488.806
5.767.762
5.617.375
6.533.830
15.254.111
13.339.684
10.486.354
Total
4.869.743
Bab IX - 203
9.8
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari Swasta dalam
3( Tiga ) Tahun terakhir
Selain pemerintah Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol juga
melibatkan sumber dana dari swasta.
Tabel 9.24 KPS Bidang Cipta karya 3 ( Tiga ) Terakhir
Sektor
Tahun
Kegiatan
Satuan
Volume
Lokasi
Nilai
Bangkim
-
-
-
-
-
-
PBL
-
-
-
-
-
-
PLP
-
-
-
-
-
-
AM
-
-
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
-
-
Bab IX - 204
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.1 PETUNJUK UMUM
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam menyusun RPIJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuak memenuhi kebutuhan pembelajanaan
prasana Kabupaten/Kabupaten , yang meliputi :
1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;
2. Pembelajaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasana baru
Penambahan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau
produktifitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber daya bagi masyarakat
dan keuntungan ekonomi secara menyeluruh tanpa melihat siapa yanbg menyediakan sumber
dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan
aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau
produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek
untuk msyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan
sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.
9.1.1 Komponen Keuangan
A. Komponen Penerimaan Pendapatan
Komponen penerimaan pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas:
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD);
(2) dana perimbangan; dan
(3) Pendapatan lainnya yang syah.
Berikut akan di jelaskan satu persatu sub komponen pendapatan dan gambaran
umum tentang sub komponen pendapatan di daerah pada umumnya.
Bab IX - 166
9.1.2
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
adalahpendapataan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD
bersumber dari:
1. Pajak daerah, antara lain: Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan
Diatas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air
Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lainlain. Pajak-pajak daerah ini
diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang
Pajak Daerah.
2. Retribusi Daerah, antara lain: retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
pelayanan persampahan, retribusi biaya cetak kartu, retribusi pemakaman,
retribusi parkir di tepi jalan, retribusi pasar, Retribusi pengujia kendaraan
bermotor, retribusi pemadam kebakaran, danlain-lain. Retribusi ini diatur
oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan
Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentan Retribusi Daerah.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain hasil
Deviden BUMD: dan
4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain: hasil penjualan kakayaan
Daerah yang tidak dipisahkan jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan
selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
A. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas:
1. Dana bagi hasil terbagi atas bagi hasil pajak (BHP) dan bagi hasil bukan
pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya
alam. BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan badan maupun
Bab IX - 167
probadi;
sedangkan BPBP
antara lain:
kehutanan, pertambangan
umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi,
dan pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dibagikan berdasarkan “celah Fiskal”
yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas
fiskal ditambah
alokasi dasar.
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus,
misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan
bencana alam.
9.2 Komponen Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari :
1. Belanja Operasi
2. Belanja Modal
3. Transfer ke Desa/Keluarah
4. Belanja tak terduga
Tabel 9.1 Struktur Pengeluaran Belanja Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2013
No
Sub-Komponen Belanja
Rp
Belanja Operasi
1
- Belanja Pegawai
465.593.056.052
- Belanja Barang
159.248.504.208
- Belanja Bunga
42.832.889,09
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Belanja Bantuan Keuangan
Jumlah (1)
2
12.241.001.000
2.705.600.000
19.525.846.668
659.356.849.815,09
Belanja Modal
Bab IX - 168
4.169.607.507
- Belanja Tanah
- Belanja Peralatan dan Mesin
30.989.204.691
- Belanja Gedung dan Bangunan
45.186.737.572
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
53.504.562.499
1.832.624.000
- Belanja Aset tetap lainnya
135.682.736.309
Jumlah (2)
Transfer ke Desa/Kelurahan
3.
- Bagi hasil Pajak
705.881.000
- Bagi Hasil Retribusi
271.285.000
- Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Jumlah (3)
977.166.000
Belanja Tak Terduga
855.286.007
Jumlah (4)
855.286.007
4
Jumlah (1+2+3+4)
796.872.038.131,09
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Secara garis besar realisasi pengeluaran belanja Kabupeten Poso Tahun Anggaran 2013,
terdiri dari 4 komponen belanja ;
1. Belanja Operasi;
2. Belanja Modal;
3. Transfer ke Desa / Kelurahan dan
4. Belanja tak terduga.
Berdasarkan data tersebut di atas, komponen belanja terbesar adalah
1. Belanja operasi Rp. 659.356.849.815,09 atau sebesar 88,71%.
2. Belanja modal sebesar Rp. 135.682.736.309 atau 19,23% dan
3. Belanja tak terduga sebesar Rp. 855.286.007 atau sebesar 1,02%
9.3 Komponen Pembiayaan
Komponen pembiayaan
keuangan daerah.
(Financing)
Istilah pembiayaan
merupakan
komponen yang baru
dalam sistem
berbeda dengan pendanaan (funding). Pendanaan
diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan pembiyaan
Bab IX - 169
diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan
diterima kembali. Contoh konkretnya, didalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh
pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai penerimaan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan
pendapatan dari pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali;
sedangkan didalam SAP-D yang baru, apabila daerah memperoleh pinjaman maka diterima
sebagai penerimaan pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah
memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai pengeluaran pinjaman karena akan diterima
kembali. Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup 11 komponen, pengeluaran
pembiayaan mencakup 10 komponen. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.2 Struktur Pembiayaan Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2013
No
1
Sub Komponen Pembiayaan
Rp.
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan Silpa
30.273.758.674,36
b. Pencairan dana Cadanagan
-
c. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintgah Pusat
-
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda lain
-
e. Pinajaman Dalam Negeri – Bank
-
f. Pinjaman Dalam Negeri – Non-Bank
-
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
-
h. Pinajaman Dalam Negeri - :Lainnya
-
i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Negara
-
j. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Daerah
-
k.Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemda Lainnya
-
Jumlah (1)
20.373.698.673,36
Bab IX - 170
2
Pengeluaran Pembiayaan
a. Pewmbentukan Dana Cadangan
109.325.284,60
b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemerintah Pusat
-
c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemda Lain
-
d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank
-
e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Non-Bank
-
f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Obligasi
-
g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya
-
h. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Negara
-
i. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Daerah
8.000.000.000
j. Pembayaran Pinajman Kpd. Pemda Lainnya.
Jumlah (2)
60.842.923
8.170.168.209,60
Pembiayaan Netto (1-2)
12.203.530.465,76
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Realisasi pembiayaan daerah sesuai tabel di atas, sebesar Rp. 20.373.698.673,36 yang berasal
dari dana SILPA dan penggunaannya untuk pembayaran Pokok Pinjaman lainnya sebesar Rp.
12.203.530.465,76 atau sebesar 59,90% dan Pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Daerah
sebasar Rp. 8.000.000.000 (39,27%). Secara keseluruhan dana SILPA yang tersedia digunakan
untuk komponen pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 8.170.168.209,60 (40,10%)
Sisa Lebih Perhitungan (SILPA) dimaksud mencakup pelampauan penerimaan PAD.
Pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban
kepada pihak ketiga yang sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana
kegiatan lanjutan.
Bab IX - 171
9.4 Profil Keuangan Kabupaten Buol
9.4.1 Keuangan Daerah
Bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Buol dalam penyusunan RPJIM yang
bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
investasi program PU/Ciptakarya Kabupaten meliputi:
Gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang dipergunakan
untuk mengetahui :
1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencakup (i) Struktur
Penerimaan; (ii) Struktur Belanja
2. Tren perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli
Daerah; (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah
3. Tren besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan (Pusat dan
Propinsi);
4. Profil dan perkembangan APBD (catatan: Tampilan dalam bentuk tabel III – 1)
a) Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaen Poso
b) Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI)
c) Perkembangan kontribusi dan masyarakat
d) Perkembangan dana pinajaman
e) Perkembangan dana public saving
9.4.2 Keuangan Perusahaan Daerah
Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan
telah memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah aspek
keuangannya meliputi konsisi existing, permasalahan, analisa dan proyeksi untuk: 1)
Neraca, 2) Rugi/Laba, 3) Arus Dana Kas.
9.4.3 Permasalahan Dan Analisa Keuangan
9.4.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten
Segala permasalahan yang ada tentang kondisi keuangan daerah pada profil
keuangan daerah,
Pengelompokan permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut;
Bab IX - 172
1. Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pungutan pajak
dan retribusi
yang sedikit mempunyai kaitan dengan kapasitas
pelayanan yang diberikan Pemerintah Kabupaten
2. Mekanisme dan prosedur
pungutan daerah terutama kurangnya
keterpaduan fungsi yang efektif antara unit instansi yang bersangkutan.
3. Sarana dan prasarana operasional yang kurang
4. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya
5. Dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan
operasionalisasi perolehan
pendapatan daerah.
9.4.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten
Proyeksi kemampuan keuangan Kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi
keuangannya.
1. dihitung untuk kurun waktu lima tahun
2. Gunakan Asumsi dasar sebagai berikut:
a) Melihat kecenderungan trend (Past Trend)
b) Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan
c) Adanya kebijakan khusus pemerintah Kabupaten
3. Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM
4. Perhitungan kemampuan meminjam Pemerintah Kabupaten
(ambang
Batas DCR adalah 1,5
Perhatian terhadap aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM adalah hasil
total atauproduktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang
dipakai dalam proyek
untuk masyarakat
atau perekonomian
secara
keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa
dalam masyarakat yang menerima hasil prouyek tersebut.
Bab IX - 173
9.4.3.3 Proyeksi Perimaan Dan Belanja
Proyeksi penerimaan dihitung
1. Penghitungan berdasarkan kurun waktu 5-7 tahun
2. Menggunakan asumsi atas dasar trend historis yang disesuaikan dengan
inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Kabupaten.
3. Dianalisis berapa besar anggaran rutin dibandingkan dengan anggaran
benaja barang
dan modal
untuk penyelenggaraan
bidang ke-
PU/Ciptakaya-an
(Catatan: data ditampilkan dalam bentuk tabel proyeksi APBD Kabupaten pada tabel III-1).
9.4.3.4 Belanja Daerah
Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Struktur belanja APBD
terdiri dari belanja operasi, belanja modal, transfer ke desa/kelurahan dan
belanja tak terduga adalah sebagai berikut:
Tabel 9.3 Rencana dan Realisasi Belanja tahun 2011 dan 2012
N0
REALISASI
Uraian Bagian
dan Pos
2012
RENCANA
2013
2014
2015
1
Belanja Operasi
531.450.755.165,41
588.874.011.040
545.193.851.896,73
608.323.000.714,81
2
Belanja Modal
236.250.153.573,00
345.920.222.002
162.324.273.739
147.582.764.522
977.166.000,00
977.186.000
977.186.000
977.186.000
852.086.850,00
907.988.000
1.152.500.000
1.317.518.149
799.530.161.588,41
936.679.407.402
709.647.811.635,73
758.200.499.386
3
4
Transfer ke Desa/
Kelurahan
Belanja Tak
terduga
Jumlah Biaya
(1,2,34)
Bab IX - 174
Berdasarkan data tersebut di atas rencana penggunaan dana keseluruhan
komponen belanja daerah mengalami kenaikan dari Rp. 799.530.161.588,00
Thn.2012 menjadi Rp. 736.679.047.402.00 Thn. 2013 atau naik sebesar 4,9%.
Realisasi penggunaan dana dana yang tersedia masing-masing tahun anggaran
adalah sebesar Rp. 709.647.811.635,73 Thn. 2011 yang terealisasi sebesar Rp.
699.530.161.588 atau sebesar (94,63%). Thn. 2012 direncankan sebesar Rp.
758.200.499.386 terealisasi sebesar Rp. 736.679.407.402 atau sebesar
(97,16%). Rata-rata realisasi pengunaan belanja terhadapa rencana penggunaan
dana dua tahun terakhir (2011 s/d 2012) sebesar (95,89%).
Realisasi komponen belanja sebesar 699.530.141.587,41 Thn.2011 belanja
terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 398.500.643.390,41 atau sebsar
(56,97%), kemudian belanja modal Rp.136.250.153.573,00 atau sebesar
(19,48%). Realisasi komponen belanja sebesar 736.679.407.402 Thn.2012
belenja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 588.874.011.040 atau
sebsar (79,94%), kemudian belanja modal Rp. 145.920.222.002 atau sebesar
(19,81%). Kondisi pengeluaran belanja untuk masing-masing komponen
belanja 2 tahun terakhir (2011 s/d 2012) komponen belanja operasi merupakan
pengeluaran belanja terbesar, kemudian belanja modal dan terakhir balanja tak
terduga sekitar (7,15%) pada tahun 2012.
Tabel 9.4
N0
Realisasi Belanja Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
REALISASI
Uraian Bagian
dan Pos
2008
2009
2010
2011
2012
1
Belanja Operasi
350.111.006.695,33
456.579.260.437,94
486.628.069.346,00
531.450.755.165,41
588.874.011.040
2
Belanja Modal
115.151.292.340,00
152.167.980.094,00
100.973.525.491,00
136.250.153.573,00
145.920.222.002
619.000.000,00
977.166.000,00
977.166.000,00
977.166.000,00
977.186.000
1.037.200.000,00
2.096.732.000,00
852.066.850,00
852.086.850,00
907.988.000
466.918.499.035,33
611.821.138.531,94
589.430.827.687,00
699.530.161.588,41
736.679.407.402
3
4
Transfer ke Desa/
Kel.
Belanja Tak
terduga
Jumlah Biaya
(1,2,34)
Bab IX - 175
Dari tabel di atas, realisasi belanja pemerintah Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
(2008 s/d 2012) berfluktuasi dengan rata-rata sebesar Rp.620.876.006.848,94
atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (8,69%). Pengeluaran terbesar
pada belanja operasi
dengan rata
– rata per tahun sebesar
Rp.
482.728.620.536,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (9,89%),
kemudian diikuti belanja modal rata-rata kenaikan setiap tahun sebesar Rp.
130.092.634.700,00 atau sebesar (4,73%), Transfer ke Desa/Kelurahan Rp.
905.536.800,00 rata-rata mengalami kenaikan sebesar (7,91%)/thn.
Gambar 9.1
Diagram Batang Keuangan Sektor Belanja Kabupaten Buol pada 5 tahun terakhir
(DiagramBatang)
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
Belanja operasi
300.000.000.000
Belanja Modal
200.000.000.000
Transfer ke Desa/Kel
100.000.000.000
Belanja Tak Terduga
000
2008
2009
2010
2011
2012
Bab IX - 176
Gambar 9.2 Grafik Keuangan Sektor Belanja Kabupaten Buol Lima Tahun terakhir
800.000.000.000
700.000.000.000
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
300.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
000
2008
Belanja operasi
Tabel 9.5
2009
Belanja Modal
2010
Transfer Ke Desa/ Kel
2011
2012
Belanja Tak Terduga
Perhitungan Pertumbuhan Belanja selama lima tahun terakhir dan angka
proyeksi pertumbuhan lima tahun mendatang
N0
Uraian Bagian dan Pos
Pertumbuhan
Proyeksi
Per tahun %
Pertumbuhan %
1
Belanja Operasi
9,89
15%
2
Belanja Modal
4,73
10%
3
Transfer ke Desa/ Kel.
7,91
1,5%
4
Belanja Tak terduga
-2,25
0.2%
20,28
15%
Jumlah (1,2,3,4)
Bab IX - 177
Tabel 9.6 Perhitungan Proyeksi Sektor Belanja selama Lima Tahun Yang Akan Datang
Kabupaten Buol
PROYEKSI
Uraian
Bagian dan
Pos
N0
2014
2015
2016
2017
2018
555,137,913,617.48
638,408,600,660.10
734,169,890,759.12
844,295,374,372.99
970,939,680,528.93
157,412,087,987.00
173,153,296,785.70
190,468,626,464.27
209,515,489,110.70
1
Belanj a
Operasi
2
Belanj a
Modal
3
Transfer ke
Desa/ Kel.
919,119,852.00
932,906,649.78
946,900,249.53
961,103,753.27
975,520,309.57
4
Belanj a Tak
t erduga
1,151,513,169.48
1,153,816,195.82
1,156,123,828.21
1,158,436,075.87
1,160,752,948.02
Jum lah
Biaya
( 1,2,3, 4)
700,310,444,809
797,907,411,493
909,426,211,623
1,036,883,540,666
1,182,591,442,897
143,101,898,170.00
Gambar 6.3
Grafik Proyeksi Sektor Belanja selama lima Tahun Yang akan Datang
Kabupaten Buol
1.200.000.000.000
1.000.000.000.000
800.000.000.000
Belanja Operasi
600.000.000.000
Belanja Modal
Transfer ke Desa/Kel
400.000.000.000
Belanja Tak Terduga
200.000.000.000
000
2013
2014
2015
2016
2017
Bab IX - 178
9.4.3.5 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
A. Kondisi PAD dan dana Perimbangan
1. Struktur dan perkembangan penerimaan rutin. dan belanja barang dan
modal, serta prosentase pertumbuhannya
2. Kelompok pajak daerah dan retribusi
besar, terutama
yang memberikan kontribusi
untuk menjadi dasar pada
penguatan kapasitas
keuangan daerah
3. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi kecil
dikelompokkan dalam unsur penerimaan “lainnya”.
4. Analisis kemampuan penerimaan dengan analisis rasio, coverage rasio,
collection rasio, rasio penetapan
(Catatan: tampilkan dalam bentuk tabel PAD dan perimbangan pada tabel III-2)
Perhitungan proyeksi PAD dan Perimbangan, antara lain sebagai berikut:
1. dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
2. menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikan dengan inflasi yang
berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten
3. Analisis selama kurun waktu proyeksi tersebut unsur PAD dan penerimaan yang
memberikan kontribusi besar.
Target / Realisasi pos dana PAD :
1). Realisasi penerimaan/pendapatan thn.2011 sebesar Rp. 25.654.921.613 (92%)
melebihi target yang direncanakan sebesar Rp. 27.822.037.499
2). Thn.2012 realisasi penerimaan/pendapatan Rp. 26.224.302.806 (88%) dari target
yang direncankan sebesar Rp. 29.906.351.654
Realisasi penerimaan / pendapatan APBD Kabupaten Buol kurun waktu 2 tahun terakhir
thn. 2011 dan 2012 mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebesar 14.601.218.467
(3,56%).
Bab IX - 179
Tabel 9.7 Proyeksi Penerimaan APBD Pemerintah Kabupaten Buol
%
N0
Uraian Bagian dan Pos
PROYEKSI PENERIMAAN
Proyeksi
Pertumb.*)
2008
2009
2010
2011
2012
Pendapatan
10%
461.055.723.700
507.161.296.070
557.877.425.677
613.665.168.245
675.031.685.069
a. Dana Alokasi Umum
10%
363.277.200.000
399.604.920.000
439.565.412.000
483.521.953.200
531.874.148.520
b. Dana Alokasi Khusus
10%
51.899.100.000
57.089.010.000
62.797.911.000
69.077.702.100
75.985.472.310
c. Dana Bagi Hasil Pajak (pusat)
10%
30.431.247.000
33.474.371.700
36.821.808.870
40.503.989.757
44.554.388.733
d. DBH Sumber Daya Alam (Non Pajak)
10%
2.420.000.000
2.662.000.000
2.928.200.000
3.221.020.000
3.543.122.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
4.400.000.000
1
e. Dana Penyesuaian
2
f. Dana bagi hasil pajak (propinsi)
10%
3.683.676.700
4.052.044.370
4.457.248.807
4.902.973.688
5.393.271.056
g. Dana Hibah
10%
4.504.500.000
4.954.950.000
5.450.445.000
5.995.489.500
6.595.038.450
Pendapatan Asli Daerah
15%
13.628.995.130
15.673.344.399
18.024.346.059
20.727.997.968
23.837.197.664
a. Retribusi daerah
15%
5.104.643.561
5.870.340.095
6.750.891.110
7.763.524.776
8.928.053.493
b. Pendapatan Pajak Daerah
15%
1.859.504.000
2.138.429.600
2.459.194.040
2.828.073.146
3.252.284.118
0%
-
-
-
-
-
15%
6.664.847.569
7.664.574.704
8.814.260.910
10.136.400.046
11.656.860.053
c. Pendapatan Bunga /Pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
d. Penerimaan Lain yang sah
Bab IX - 180
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan SILPA
15%
46.572.372.705
53.558.228.610
61.591.962.902
70.830.757.337
b. Pencairan Dana Cadangan
3
81.455.370.938
-
c. Pinajaman Dlm Negeri- Pemerintah
-
Pusat
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda Lain
-
e. Pinjaman Dalam Negeri – Bank
-
f. Panjaman Dalam Negeri – Non-Bank
-
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
-
h. Pijmanan Dalam Negeri – Lainnya
-
i. Pener. Kembali Pinj. kpd Pers. Negara
-
j. Peneri kembali Pinj. kpd. Pers. Daerah
-
k. Pener kembali Pinj. kpd. Pemda Lainnya
-
Jumlah Pendapatan
474.684.718.830
522.834.640.469
575.901.771.736
634.393.166.213
698.868.882.733
*) di ambil dari perhitungan pafa file farmat ISIAN tabel bab keluangan sheet 3
Bab IX - 181
9.4.3.6 Proyeksi Public Saving
Kondisi existing Public Saving selama 5 tahun untuk mengetahui Public
Saving (Tabungan Masyarakat) diperhitungkan dengan rumus:
PS = (PAD+PBB+DBH+DAU+DAK) – Belanja Wajib
Belanja Wajib = Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah
a) Gambaran besarnya public saving dan laju pertumbuhannya
b) Besarnya angsuran pinjaman dan bunga
c) Besarnya DSCR, batas ketentuan adalah 2,5
d) Dengan DSCR ditentukan sebesar 2,5
dapat diperoleh besaran
maksimum pinjaman yang dapat diperoleh
Perhitungan public saving, antara lain sebagai berikut;
a) Dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
b) Menggunakan asumsi atas dasar trend historis,
dengan inflasi
yang berlaku
yang disesuaikian
serta kesepakatan antara pemerintah
propinsi dan pemerintah Kabupaten /Kabupaten ;
c) Alokasi dana public saving untuk kawasan perKabupatenan dihitung
dengan cara membandingkan penduduk perKabupatenan sesuai wilayah
perencanaan dengan total penduduk kabupaten;
d) Dihitung dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Ciptakarya,
dimana besaran prosentase dapat mempergunakan trend yang ada atau
dengan hasil diskusi dengan pemerintah Kabupaten / Kabupaten;
e) Hasil akhir adalah
prakiraan dana pembangunan untuk bidang
PU/Cipatakarya dari public saving selama 5 tahun;
f) Proyeksi belum termasuk perhitungan untuk pijaman baru (without
project projection)
g) Teliti hasil perhitungan DSCR
Bab IX - 182
Tabel 9.8 Realisasi Penerimaan dan Belanja Wajib tahun 2002 s/d tahun 2012
No
Realisasi 2008 – 2012
Sumber
2009
2010
2011
2012
2013
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Penerimaan
271.128.055.950
274.226.459.706
214.017.438.799
410.316.974.665
838.283.134.000
1
PAD
6.419.508.404
5.722.067.478
6.538.333.758
21.166.679.005
4.095.000.000
2
DBHP
15.273.243.481
49.773.852.950
35.421.035.403
28.093.470.259
3
DBHBP
3.157.252.991
1.259.539.278
1.227.073.637
188.724.189
27.664.770.000
4
DAU
201.950.000.000
206.871.000.000
156.060.996.000
313.917.759.274
419.141.567.000
5
DAK
44.328.051.074
10.600.000.000
14.770.000.000
46.950.341.938
335.800.797.000
184.432.270.846
191.853.229.865
135.394.192.172
221.159.443.612
13.062.845.385
16.694.333.757
19.614.276.601
27.947.074.035
31.414.834.608
(2.151.325.285)
189.744.609.004
15.214.170.670
I
II
Penerimaan
Belanja Wajib
1
Pembiayaan
2
Pembelanjaan
167.737.937.089
172.238.953.265
135.394.192.172
TOTAL PABLIC SAVING
86.695.785.103
82.373.229.841
78.623.246.627
189.157.531.053
51.581.000.000
825.220.288.615
Bab IX - 183
Tabel 9.9 Pertumbuhan Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2002/2012
Realisasi 2008 –2012
Sumber
No
Penerimaan
I
Penerimaan
Pertumbuhan
2008-2009
2009-2010
2010-2011
2011-2012
rata-rata
Proporsi
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
%
%
20.675.892.448
13
100
14.628.345.246
(9.315.378.892)
14
3
(14.352.817.547)
(7.327.565.144)
2.920.096.741
16
9
(32.465.641)
(1.038.349.448)
2.011.275.811
8
1
3.098.403.757
(60.209.020.907)
196.299.535.866
1
PAD
2
DBHP
34.500.609.470
3
DBHBP
(1.897.713.713)
4
DAU
4.921.000.000
(50.810.004.000)
157.856.763.274
16.334.240.726
11
77
5
DAK
(33.728.051.074)
4.170.000.000
32.180.341.938
8.725.658.062
24
10
Belanja Wajib
7.420.959.019
(56.459.037.693)
85.765.251.440
53.968.864.785
16
62
1
Pembiayaan
2.919.942.843
8.332.797.434
3.467.760.573
(69.760.968.618)
(64)
1
2
Pembelanjaan
4.501.016.176
(36.844.761.093)
54.350.416.832
19
61
8
38
II
TOTAL PABLIC
SAVING
(697.440.926)
(4.322.555.262)
816.266.280
(3.749.983.214)
110.534.284.427
123.729.833.404
(33.292.972.337)
Bab IX - 184
PAD
DBHP
DBHBP
DAU
DAK
400.000.000.000
350.000.000.000
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008
Gambar 9.4 Diagram Batang Tren Penerimaan Keuangan Kabupaten Buol dari tahun 2002 s/d
2012
400.000.000.000
PAD
DBHP
Th. 2003
Th. 2004
DBHBP
DAU
DAK
350.000.000.000
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
Th. 2002
Th. 2005
Th. 2006
Th.2007
Th.2008
Gambar 9.5 Grafik Penerimaan Keuangan Kabupaten Buol dari Tahun 2002 s/d 2012
Bab IX - 185
Tabel 9.10 Proyeksi Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2008/2012
PROYEKSI
Proyeksi
No
Sumber Penerimaan
I
Pertumb.
2012
2008
2009
20010
2011
2012
%
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
425.106.917.321
468.162.648.794
515.605.709.374
567.887.095.368
625.504.742.219
689.008.494.353
Penerimaan
1
PAD
15%
10.900.794.801
12.535.914.022
14.416.301.125
16.578.746.293
19.065.558.237
21.925.391.973
2
DBHP
10%
29.408.630.137
32.349.493.151
35.584.442.466
39.142.886.712
43.057.175.384
47.362.892.922
3
DBHBP
10%
606.934.218
667.627.640
734.390.404
807.829.444
888.612.389
977.473.627
4
DAU
10%
330.252.000.000
363.277.200.000
399.604.920.000
439.565.412.000
483.521.953.200
531.874.148.520
5
DAK
10%
53.938.558.165
59.332.413.982
65.265.655.380
71.792.220.918
78.971.443.009
86.868.587.310
261.546.822.015
300.778.845.317
345.895.672.115
397.780.022.932
457.447.026.372
526.064.080.328
II
Belanja Wajib
1
Pembiayaan
15%
(38.346.134.011)
(44.098.054.112)
(50.712.762.229)
(58.319.676.564)
(67.067.628.048)
(77.127.772.255)
2
Pembelanjaan
15%
299.892.956.026
344.876.899.430
396.608.434.344
456.099.699.496
524.514.654.420
603.191.852.583
163.560.095.306
167.383.803.476
169.710.037.259
170.107.072.436
168.057.715.847
162.944.414.025
TOTAL PABLIC SAVING
Bab IX - 186
Tabel 9.11 Realisasi DSCR (Bagian Ususan Kas dan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)
N0
1
2
3
4
5
Uraian Bagian
dan Pos
REALISASI
2011
APBD
2012
2011
2012
566,90
1.087,66
497,96
826,71
7.862.453.357
10.900.794.801
8.728.553.816
11.851.300.113
313.917.759.274
330.252.000.000
313.868.000.000
330.252.000.000
0
0
-
-
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
28.282.194.448
30.015.564.355
29.848.364.834
33.213.567.000
Pos Bagi Hasil Pajak
28.093.470.259
29.408.630.137
29.498.364.834
31.013.567.000
188.724.189
606.934.218
350.000.000
2.200.000.000
0
50.803.558.165
870.000.000
47.181.000.000
189.744.609.004
192.821.905.054
212.493.017.471
199.475.935.359
149.325.285
109.325.285
149.325.285
149.325.285
133.470.609
101.356.157
133.470.609
120.446.475
0
0
-
-
RASIO PERHITUNGAN DSCR
BAGIAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)
POS DANA ALOKASI UMUM
(DAU)
POS DANA OTONOMI
KHUSUS
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
POS DANA BAGI HASIL
6
DANA (DBHD)
REBOISASI
7
8
9
BELANJA WAJIB
ANGSURAN POKOK
PINJAMAN
ANGSURAN BUNGA
PINJAMAN
BIAYA LAIN (Biaya
10
komitmen + Jasa giro
Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
Tabel 9.12 Prosen Pertumbuhan Pertahun dan Prosen royeksi Pertumbuhan dalam
perhitungan proyeksi DSCR
N0
Uraian Bagian dan Pos
% Pertumbuhan
% Proyeksi
Per Tahun
Pertumbuhan
1
RASIO PERHITUNGAN DSCR
2
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
14,01
15%
3
POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)
10,97
10%
4
POS DANA OTONOMI KHUSUS
5
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
11,96
10%
Bab IX - 187
Pos Bagi Hasil Pajak
4,68
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
221,60
6
POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI
23,54
10%
7
BELANJA WAJIB
15,98
15%
8
ANGSURAN POKOK PINJAMAN
-17,36
-17%
9
ANGSURAN BUNGA PINJAMAN
-17,36
-17%
10
BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro
Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
Bab IX - 188
Tabel 9.13 Proyeksi Perhitungan DSCR dari tahun 2012 s/d 2017
N0
1
2
Uraian Bagian dan Pos
RASIO PERHITUNGAN DSCR
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD)
PROYEKSI
2012
2008
2009
2010
2011
2012
826,71
765,16
961,67
1.200,99
1.489
11.851.300.113
12.607.213.780
14.498.295.847
16.673.040.224
19.173.996.258
22.050.095.696
330.252.000.000
352.336.940.000
387.570.634.000
426.327.697.400
468.960.467.140
515.856.513.854
3
POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)
4
POS DANA OTONOMI KHUSUS
-
-
-
-
-
-
5
POS DANA BAGI HASIL (DBH)
33.213.567.000
27.158.647.000
29.874.511.700
32.861.962.870
36.148.159.157
39.762.975.073
Pos Bagi Hasil Pajak
31.013.567.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
23.809.850.000
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
2.200.000.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
3.348.797.000
47.181.000.000
58.591.000.000
64.450.100.000
70.895.110.000
77.984.621.000
85.783.083.100
199.475.935.359
254.007.809.289
292.108.980.682
335.925.327.785
386.314.126.952
444.261.245.995
6
POS DANA BAGI HASIL DANA
(DBHD) REBOISASI
7
BELANJA WAJIB
8
ANGSURAN POKOK PINJAMAN
149.325.285
149.325.285
123.402.415
101.979.756
84.276.070
69.645.744
9
ANGSURAN BUNGA PINJAMAN
120.446.475
107.725.643
89.024.471
73.569.823
60.798.102
50.243.551
10
BIAYA LAIN (Biaya komitmen +
Jasa giro Perbankan + Provisi)
DSCR MINIMAL 2,5
-
-
Bab IX - 189
Tabel 9.14
Realisasi DSCR
(Bagian Urusan Kas dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan
Komulatif Pinjaman)
N0
1
Uraian Bagian
dan Pos
REALISASI
APBD
2011
2011
2012
2012
% Per
% Proyeksi
Tahun
Pertumbuhan
2012
2008
2009
2010
2011
Rasio Perhitungan
DSCR
Bagian
2
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Pos Dana
3
Alokasi Umum
(DAU)
Pos Dana
4
Otonomi
Khusus
Pos Dana Bagi
Hasil (DBH)
5
Pos Bagi Hasil
Pajak
Pos Bagi Hasil
Bukan Pajak
Pos Dana Bagi
6
Hasil Dana
(DBHD)
Reboisasi
Belanja Wajib
Belanja
7
Pegawai
Belanja anggota
DPRD
Angsuran
8
Pokok
Pinjaman
Angsuran
9
Bunga
Pinjaman
Biaya Lain
(Biaya
10
komitmen +
Jasa giro
Perbankan +
Bab IX - 190
Provisi)
DSCR
MINIMAL 2,5
(PAD+DAU+OTSUS+(DBH+DBHDR)-BELANJA
DSCR =
PKK PINJAMAN + BUNGA+BIAYA LAIN
9.5 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana
Analisa
yang
diperlukan
Kabupaten/Kabupaten
adalah
terhadap
yang dapat digunakan
ketersediaan
dana
dalam pembangunan
Pemerintahan
RPIJM, misalnya
indikasi sumber penerimaan yang harus diperhatikan yakni sebagaimana yang tertera pada
lampiran yang meliputi :
1. Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan kebijaksanaan keuangan
pemerintahan maka sibuat proyeksi anggaran pendapatan dan belanja yang dapat
dilihat pada Tabel (Lampiran)
2. Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan kontribusi
3. Analisa perkembangan PAD per tahun, kontribusi terhadap penerimaan rata-rata
4. Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata, porsi rata-rata, terhadap
total pengeluaran, kecenderungan porsi naik/turun.
5. Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang dengan bersarnya cicilan
sebesar
9.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber dari :
1. Sumber internar dari pemerintah daerah sendiri (Public Saving)
2. Sumber extgernal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, pinjaman, partisipasi swasta (KPS), dan swadaya masyarakat)
a.
Prediksi untuk dana dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi adalah
menggunakan
asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun
sebelumnya;
b. Analisis dan teliti perkembangan sumber pendanaan external untuk
pembiayaan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi;
Bab IX - 191
c.
Identifikasi perkembangan dana dari partisipasi dan kerja sama swasta;
d. Identifikasi dana partisipasi masyarakat
yang dipergunakan
untuk
pembangunan khususnya dalam membiayai operasi dan pemeliharaan;
e.
Pisahkan biaya operasi dan pemeliharaan dan investasi
baru dengan
asumsi masing-masing 50%
f.
Identifikasi pinjaman minimal
yang dapat diperoleh
dengan
memperhatikan Debt Service Ratio (DSR) maksimum 30%
g. Dalam melakukan estimasi pinjaman dapat menggunakan asumsi :
a) Tingkat bunga berkisar 9 – 12 %
b) Masa tenggang 5 tahun
c) Pengembalian 20 tahun
h. hitung DSCR pada kondisi setelah ada proyek / pinjaman apakah masih
pada batas 2,5
i.
estimasi sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang
PU/Ciptakarya termasuk kontribusi PDAM untuk pendanaan sektor air
minum;
j.
output dari analisa keuangan adalah total dana yang dapat dialokasikan
untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya selama 5 tahun.
(catatan: tabel estimasi sumber dana bidang PU/Ciptakarya)
9.5.2 Aspek Keuangan Perusahaan
Analisis keuangan ini penting untuk dapat menjabarkan arti dari data dan informasi
yang tercantum dalam laporan keuangan. Analisis yang dipergunakan antara lain:
1. Analisis Ratio
a) Ratio likuiditas
b) Ratio Kepatutan Kredit
c) Ratio Efisiensi
d) Rasio Profitabilitas
2. Analisis prosentase
3. Indikator yang menentukan layak tidaknya program
a) Internal Rate of Return (IRR)
Bab IX - 192
b) Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari pengasilan
dan biaya
Dimana :
IRR > SOCC maka layak
SOCC = Dicount Rate yang berlaku
c) Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit yang
tidak bisa dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait prasarana
publik
IRR > 10%
d) Net Present Value (NPV)
NPV > 0 maka layak
e) Analisis Benefit and Cost (B/C)
B/C > 1 maka layak
Dalam perhitungan ini, apabila terdapat alternatif program yang lain, perlu dilakukan
anlisis sesitifitas sebagai pembanding.
9.5.2.1 Beberapa Aspek Penting
1. Indikator Debt Service Cost Ratio (DSCR) minimal 1,5
2. Untuk analisis sub proyek yang bersifat non cost recovery menggunakan
analisis manfaat (analisis ekonomi)
9.6 Rencana Pembiayaan Program
9.6.1 Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kabupaten, Pemerintah
Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan
sampa biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah
Kabupaten/Kabupaten, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase
makro pemerintah pusat lebih dominan.
Baik
bantuan
luar
negeri
maupun
dana
Pemerintah
Pusat
ke
Pemerintah
Kabupaten/Kabupaten sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus
Bab IX - 193
didasarkan kepada kekuatan sendiri dalam hal ini pemerintah kabupaten/Kabupaten dan
masyarakat (community base development).
9.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Setelah melalui penilaian RPIJM
oleh pemerintah Kabupaten/Kabupaten,
selanjutnya adalah program sekaligus proses
pembiayaan.
maka
Pada pelaksanaan
pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah
Kabupaten/Kabupaten dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar negeri
dirumuskan
dalam dokumen
Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan
Program).
Bab IX - 194
Tabel 9.15 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kabupaten
Realisasi 2008 – 2012
No
Sumber Penerimaan
Pertumbuhan rata2
Proporsi
2008
2004
2005
2011
2012
%
%
1
Pajak Kendaraan Bermotor
743.405.708
818.360.000
981.447.128
1.097.798.457
950.124.080
7,10
18,42
2
Pajak Kendaraan diatas air
1.205.500
1.640.000
1.591.611
1.259.906
955.927
-2,97
0,03
3
Pajak Balik Nama
1.159.737.044 1.024.000.000
1.209.291.288
661.991.922
1.066.220.101
5,55
20,55
4
Pajak Bahan Bakar
2.993.962.849
950.000.000
1.157.333.485
2.030.655.051
1.818.491.856
4,64
35,91
5
Pajak Pengambilan air Tanah
0
-
-
-
4.017.371
0,00
0,02
6
Pajak Hotel
36.103.228
36.851.753
40.613.161
46.186.964
55.200.763
11,38
0,86
7
Pajak Restoran
31.859.080
32.519.612
35.838.844
34.069.749
41.234.213
7,09
0,70
8
Pajak Hiburan
3.950.500
4.032.417
4.444.000
5.053.000
775.000
-14,67
0,07
9
Pajak Reklame
84.825.000
86.583.083
95.420.500
121.794.100
126.225.000
10,89
2,07
10
Pajak Penerangan Jalan
799.938.691
816.523.741
899.865.205
874.741.605
959.459.666
4,79
17,45
11
Pajak Galian Golongan C
97.691.810
99.717.819
109.895.881
337.116.859
329.533.836
54,20
3,91
12
Pajak Parkir
-
-
-
-
-
0,00
-
13
Pajak lain-lain
647.158
660.576
728.000
915.000
-
-15,51
0,01
5.953.326.568
3.870.889.000
4.536.469.103
5.211.582.613
5.352.237.813
-0,05
100,00
TOTAL
Sumber : Buku Perhitungan APBD Kabupaten/Kabupaten 2008 -2012
Bab IX - 195
Tabel 9.16 Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi di Daerah Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2012
No
Pertumbuhan
Realisasi 2008 – 2012
Sumber Penerimaan
rata2
Proporsi
2008*
2004*
2005
2011
2012
%
%
1.452.059.400
1.588.608.200
1.637.934.789
1.663.093.136
2.739.298.830
19,69
53,46
1.861.700
2.036.000
2.100.000
3.600.000
3.050.000
17,16
0,07
182.459.000
199.617.000
205.815.000
118.970.000
44.755.000
-23,02
4,43
-
-
-
1.180.000
2.220.000
0,00
0,02
1
Retribusi Pelayanan Kesehatan
2
Retribusi Pelayanan Persampahan
3
Retribusi biaya cetak kartu
4
Retribusi Pemakaman
5
Retribusi Parkir di tepi jalan
10.952.000
11.982.000
12.354.000
10.350.000
17.813.600
17,10
0,37
6
Retribusi Pasar
261.650.777
286.256.351
295.144.668
283.807.622
305.457.752
4,07
8,43
7
Retribusi Pengujian kendaraan bermotor
41.899.000
45.839.000
47.262.000
55.447.000
65.913.500
12,18
1,51
8
Retribusi IMB
110.059.685
120.409.734
124.148.210
212.817.148
338.940.607
35,80
5,34
9
Retribusi pemakaian kekayaan Daerah
424.486.711
464.404.572
478.824.426
740.097.315
760.324.067
17,45
16,89
-
-
tidak ada
tidak ada
tidak ada
0,00
-
310.872.893
340.106.743
350.667.125
290.986.130
317.370.680
1,14
9,48
2.796.301.166
3.059.259.600
3.154.250.218,00
3.380.348.350,67
4.595.144.036,00
13,90
100,00
10
Retribusi Pemadam kebakaran
11
Retribusi lain-lain
TOTAL
Bab IX - 196
Tabel 9.17 Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas, Lain-lain
Kabupaten Tahun 2012
No
Sumber Penerimaan
2012 (Rp)
I
PENERIMAAN LABA BUMD
1
Penyertaan modal (Bank Sulteng)
2
PDAM
3
(PDAM)
-
BUMD 2
-
Proporsi
317.132.533
(116.581.184)
200.551.349
II
PENERIMAAN DINAS-DINAS
1
Dinas Pendidikan
74.910.633
2
Dinas Kesehatan
354.987.435
3
Dinas Kesehatan RSU D
4
Dinas PU - Prasarana Wilayah
489.676.555
5
Dinas PU-Kimtawil
570.595.508
6
Dinas Perhubungan
430.801.317
7
Bapedalda
25.823.546
8
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
49.111.818
9
Dinas NakerTrans
4.992.306
10
Din Perindagkop
167.100.000
11
Sekretaris Daerah
633.325.342
12
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (PAD)
13
Dinas Pertanian dan Peternakan
14
Dinan Pertanian - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
pertanian
2.575.260.257
4.654.305.782
68.560.533
16.306.265
15
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
756.313.329
16
Dinas Pertambangan dan Energi
337.008.836
17
Pariwisata dan seni budaya
133.903.604
18
Perikanan dan kelautan
164.745.953
Bab IX - 197
SUB TOTAL II
III
PENERIMAAN LAIN-LAIN
1
Penerimaan dari Perijinan
2
Penerimaan ...
11.507.729.019
-
3
4
TOTAL
11.708.280.369
Bab IX - 198
Tabel 9.18 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Buol dari 2008 - 2012
Pertumbuhan
Realisasi 2008 – 2012
No
I
Sub Total Bagi Hasil Pajak
1
Pajak Bumi Bangunan (PBB)
2
3
rata2
Sumber Penerimaan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi
Total I
II
2008
2009
2010
2011
2012
8.724.674.284
11.557.642.800
12.624.688.000
22.112.406.397
23.063.871.720
998.198.400
665.787.600
1.098.416.000
1.382.826.985
2.070.608.963
1.650.258.097
4.070.000.000
1.325.045.323
806.351.541
434.249.335
11.373.130.781
16.293.430.400
15.048.149.323
24.301.584.923
25.568.730.018
%
Proporsi
%
-
Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak
Kehutanan
69.918.558
-
Penambangan Minyak Bumi
-
Penambangan Gas Bumi
-
Perikanan
213,705
Pertambangan Umum
50.000.000
118.805.531
-
Total II
-
100%
Bab IX - 199
Tabel 9.19 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2012
No
Realisasi 2008 -2012
Sumber
Penerimaan
Pertumbuhan
Proporsi
rata2 %
%
2008
2009
2010
2011
2012
201.950.000.000
206.871.000.000
156.060.996.000
313.917.759.274
330.252.000.000
13,26
91,15
749.447.000
10.600.000.000
870.000.000
0
959.858.165
2,00
0,99
16.599.980.000
0
13.900.000
37.807.000.000
49.843.700.000
39,86
7,86
219.299.427.000
217.471.000.000
156.944.896.000
351.724.759.274
381.055.558.165
15,24
100,00
Dana
I
Alokasi
Umum
Dana
Alokasi
II
Khusus
Reboisasi
Non
Reboisasi
Total
I+II+III
Bab IX - 200
Tabel 9.20 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten
Realisasi 2008-2012
No
I
Sumber Penerimaan
Proporsi
%
2008-2009
2009-2010
2010-2011
2011-2012
rata2 %
4.921.000.000
(50.810.004.000)
157.856.763.274
16.334.240.726
13,26
-
-
-
-
9.850.553.000
(9.730.000.000)
(870.000.000)
959.858.165
2,00
(16.599.980.000)
13.900.000
37.793.100.000
12.036.700.000
39,86
(1.828.427.000)
(60.526.104.000)
194.779.863.274
29.330.798.891
15,24
Dana Alokasi
Umum
Pertumbuhan
Dana Alokasi
Khusus
II
Reboisasi
Non Reboisasi
Total I+II+III
100%
Sumber : Buku Perhitungan APBD Kabupaten Buol tahun 2008 s/d 2012
Bab IX - 201
9.6
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBN dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan Infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab dari kabupaten . Ditjen
cipta karya dalam pembangunan infrastruktur bersifat stimulan. Pembiayan pembangunan
bidang cipta karya melalui 4 sektor ;
1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
3. Sektor Pengembangan Lingkungan dan Permukiman
4. Sektor Pengembangan dan Pengelolaan Air Minum
Tabel 9.21 Pendanaan melalui APBN 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
Bangkim
2.785.190.000
-
900.000.000
3.685.190.000
PBL
1.119.000.000
1.280.550.000
1.640.150.000
4.039.700.000
PLP
990.419.000
-
-
990.419.000
AM
873.153.000
5.253.280.000
10.799.534.000
16.925.967.000
5.767.762.000
6.533.830.000
13.339.684.000
25.641.276.000
Total
Prioritas Nasional terkait dengan bidang cipta karya adalah pembangunan Air Minum dan
Sanitasi untuk itu kementerian pekerjaan umum bekerja sama dengan kementerian keuangan
memberikan dana DAK langsung ke kabupaten guna penangan air minum dan sanitasi
Tabel Pendanaan DAK Kabupaten Buol
DAK
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
975.900.000
1.323.450.000
1.287.450.000
2.708.490.000
Sanitasi
1.430.500.000
1.004.189.000
921.105.000
3.355.794.000
Total
2.406.400.000
2.327.639.000
2.208.555.000
6.064.284.000
Air Minum
Bab IX - 202
9.7
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBD dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol penanganannya di laksanakan
oleh beberapa SKPD
Tabel 9.22 Pendanaan melalui APBD 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Bangkim
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
Total
217.400.000
1.308.840.000
1.065.405.000
2.501.645.000
PBL
1.835.465.000
6.492.054.000
2.062.400.000
10.389.919.000
PLP
2.365.540.000
5.205.097.000
4.869.743.000
12.440.380.000
AM
1.198.970.000
2.248.120.000
2.488.806.000
5.935.896.000
Total
5.617.375.000
15.254.111.000
10.486.354.000
31.267.768.000
Tabel 9.23 Proporsi Pendanaan selam 3 Thn ( 2011-2013 )
Sektor
Tahun
Tahun
Tahun
2011(,000)
2012(,000)
2013(,000)
APBN
APBD
APBN
APBD
APBN
APBD
Bangkim
2.785.190
217.400
-
1.308.840
900.000
1.065.405
PBL
1.119.000
1.835.465
1.280.550
6.492.054
1.640.150
2.062.400
PLP
990.419
2.365.540
-
5.205.097
AM
873.153
1.198.970
5.253.280
2.248.120
10.799.534
2.488.806
5.767.762
5.617.375
6.533.830
15.254.111
13.339.684
10.486.354
Total
4.869.743
Bab IX - 203
9.8
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari Swasta dalam
3( Tiga ) Tahun terakhir
Selain pemerintah Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol juga
melibatkan sumber dana dari swasta.
Tabel 9.24 KPS Bidang Cipta karya 3 ( Tiga ) Terakhir
Sektor
Tahun
Kegiatan
Satuan
Volume
Lokasi
Nilai
Bangkim
-
-
-
-
-
-
PBL
-
-
-
-
-
-
PLP
-
-
-
-
-
-
AM
-
-
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
-
-
Bab IX - 204