IX - 166 BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 9.1 PETUNJUK UMUM

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

9.1 PETUNJUK UMUM

  Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam menyusun RPIJM pada dasarnya adalah dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuak memenuhi kebutuhan pembelajanaan prasana Kabupaten/Kota , yang meliputi :

  1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;

  2. Pembelajaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasana yang telah ada;

  3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasana baru Penambahan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau produktifitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber daya bagi masyarakat dan keuntungan ekonomi secara menyeluruh tanpa melihat siapa yanbg menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk msyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.

9.1.1 Komponen Keuangan A. Komponen Penerimaan Pendapatan

  Komponen penerimaan pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD);

  (2) dana perimbangan; dan (3) Pendapatan lainnya yang syah. Berikut akan di jelaskan satu persatu sub komponen pendapatan dan gambaran umum tentang sub komponen pendapatan di daerah pada umumnya.

9.1.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalahpendapataan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari:

  1. Pajak daerah, antara lain: Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan Diatas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain- lain. Pajak-pajak daerah ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.

  2. Retribusi Daerah, antara lain: retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan, retribusi biaya cetak kartu, retribusi pemakaman, retribusi parkir di tepi jalan, retribusi pasar, Retribusi pengujia kendaraan bermotor, retribusi pemadam kebakaran, danlain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan

Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentan Retribusi Daerah.

  3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain hasil Deviden BUMD: dan

  4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain: hasil penjualan kakayaan Daerah yang tidak dipisahkan jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan

selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.

A. Dana Perimbangan

  Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas:

  1. Dana bagi hasil terbagi atas bagi hasil pajak (BHP) dan bagi hasil bukan pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan badan maupun probadi; sedangkan BPBP antara lain: kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

  2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dibagikan berdasarkan “celah Fiskal” yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal ditambah alokasi dasar.

  3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.

9.2 Komponen Pengeluaran Belanja

  Komponen pengeluaran belanja terdiri dari :

  1. Belanja Operasi

  2. Belanja Modal

  3. Transfer ke Desa/Keluarah

  4. Belanja tak terduga

Tabel 9.1 Struktur Pengeluaran Belanja Kota Palu Realisasi Tahun 2013

  No Sub-Komponen Belanja Rp Belanja Operasi

  465.593.056.052

  • Belanja Pegawai

  159.248.504.208

  • Belanja Barang

  42.832.889,09

  • Belanja Bunga
  • Belanja Subsidi

  1 12.241.001.000

  • Belanja Hibah

  2.705.600.000

  • Belanja Bantuan Sosial

  19.525.846.668

  • Belanja Bantuan Keuangan 659.356.849.815,09

  Jumlah (1)

  2 Belanja Modal

  4.169.607.507

  • Belanja Tanah

  30.989.204.691

  • Belanja Peralatan dan Mesin 45.186.737.572
  • Belanja Gedung dan Bangunan 53.504.562.499
  • Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

  1.832.624.000

  • Belanja Aset tetap lainnya

  135.682.736.309 Jumlah (2) Transfer ke Desa/Kelurahan

  705.881.000

  • Bagi hasil Pajak

  271.285.000 3. - Bagi Hasil Retribusi

  • Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 977.166.000

  Jumlah (3) 855.286.007

  Belanja Tak Terduga

  4 855.286.007

  Jumlah (4) Jumlah (1+2+3+4) 796.872.038.131,09

  Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013 Secara garis besar realisasi pengeluaran belanja Kabupeten Poso Tahun Anggaran 2013, terdiri dari 4 komponen belanja ;

  1. Belanja Operasi;

  2. Belanja Modal;

  3. Transfer ke Desa / Kelurahan dan 4. Belanja tak terduga. Berdasarkan data tersebut di atas, komponen belanja terbesar adalah

  659.356.849.815,09 1. Belanja operasi Rp. atau sebesar 88,71%.

  2. Belanja modal sebesar Rp. 135.682.736.309 atau 19,23% dan

  3. Belanja tak terduga sebesar Rp. 855.286.007 atau sebesar 1,02%

9.3 Komponen Pembiayaan

  Komponen pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam sistem keuangan daerah. Istilah pembiayaan berbeda dengan pendanaan (funding). Pendanaan diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan pembiyaan

  

diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan

diterima kembali. Contoh konkretnya, didalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh

pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai penerimaan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan

pendapatan dari pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali;

sedangkan didalam SAP-D yang baru, apabila daerah memperoleh pinjaman maka diterima

sebagai penerimaan pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah

memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai pengeluaran pinjaman karena akan diterima

kembali. Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud terdiri dari penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup 11 komponen, pengeluaran

pembiayaan mencakup 10 komponen. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9.2 Struktur Pembiayaan Kota Palu Realisasi Tahun 2013 No Sub Komponen Pembiayaan Rp. Penerimaan Pembiayaan

  1

  a. Penggunaan Silpa 30.273.758.674,36

  b. Pencairan dana Cadanagan

  • c. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintgah Pusat
  • d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda lain
  • e. Pinajaman Dalam Negeri – Bank
  • f. Pinjaman Dalam Negeri – Non-Bank
  • g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi

  h. Pinajaman Dalam Negeri - :Lainnya i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Negara

  • j. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Daerah

  k.Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemda Lainnya

  • Jumlah (1)

  20.373.698.673,36

2 Pengeluaran Pembiayaan

  a. Pewmbentukan Dana Cadangan 109.325.284,60

  b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemerintah Pusat

  • c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemda Lain
  • d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank
  • e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN
  • f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN
    • – Non-Bank
    • – Obligasi

  • g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya
  • h. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Negara
  • i. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Daerah 8.000.000.000 j. Pembayaran Pinajman Kpd. Pemda Lainnya. 60.842.923 Jumlah (2)

  8.170.168.209,60 Pembiayaan Netto (1-2)

  12.203.530.465,76

  Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013 Realisasi pembiayaan daerah sesuai tabel di atas, sebesar Rp.

  20.373.698.673,36 yang berasal

dari dana SILPA dan penggunaannya untuk pembayaran Pokok Pinjaman lainnya sebesar Rp.

  

12.203.530.465,76 atau sebesar 59,90% dan Pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Daerah

sebasar Rp. 8.000.000.000 (39,27%). Secara keseluruhan dana SILPA yang tersedia digunakan

untuk komponen pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 8.170.168.209,60 (40,10%)

Sisa Lebih Perhitungan (SILPA) dimaksud mencakup pelampauan penerimaan PAD.

  

Pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan

daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban

kepada pihak ketiga yang sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana

kegiatan lanjutan.

9.4 Profil Keuangan Kota Palu

9.4.1 Keuangan Daerah

  Bab ini menguraikan profil keuangan Kota Palu dalam penyusunan RPJIM yang bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan investasi program PU/Ciptakarya Kabupaten meliputi: Gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang dipergunakan untuk mengetahui :

  1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencakup (i) Struktur Penerimaan; (ii) Struktur Belanja

  2. Tren perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli Daerah; (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah

  3. Tren besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan (Pusat dan Propinsi);

4. Profil dan perkembangan APBD (catatan: Tampilan dalam bentuk tabel III

  • – 1)

  a) Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaen Poso b) Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI)

  c) Perkembangan kontribusi dan masyarakat

  d) Perkembangan dana pinajaman

  e) Perkembangan dana public saving

  9.4.2 Keuangan Perusahaan Daerah Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan telah memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah aspek keuangannya meliputi konsisi existing, permasalahan, analisa dan proyeksi untuk: 1) Neraca, 2) Rugi/Laba, 3) Arus Dana Kas.

  9.4.3 Permasalahan Dan Analisa Keuangan

9.4.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten

  Segala permasalahan yang ada tentang kondisi keuangan daerah pada profil keuangan daerah, Pengelompokan permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut;

  1. Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pungutan pajak dan retribusi yang sedikit mempunyai kaitan dengan kapasitas pelayanan yang diberikan Pemerintah Kabupaten

  2. Mekanisme dan prosedur pungutan daerah terutama kurangnya keterpaduan fungsi yang efektif antara unit instansi yang bersangkutan.

  3. Sarana dan prasarana operasional yang kurang

  4. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya

  5. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan operasionalisasi perolehan pendapatan daerah.

9.4.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten

  Proyeksi kemampuan keuangan Kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi keuangannya.

  1. dihitung untuk kurun waktu lima tahun

2. Gunakan Asumsi dasar sebagai berikut:

  a) Melihat kecenderungan trend (Past Trend)

  b) Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan

  c) Adanya kebijakan khusus pemerintah Kabupaten

3. Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM

  4. Perhitungan kemampuan meminjam Pemerintah Kabupaten (ambang Batas DCR adalah 1,5 Perhatian terhadap aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM adalah hasil total atauproduktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil prouyek tersebut.

9.4.3.3 Proyeksi Perimaan Dan Belanja

  Proyeksi penerimaan dihitung

1. Penghitungan berdasarkan kurun waktu 5-7 tahun

  2. Menggunakan asumsi atas dasar trend historis yang disesuaikan dengan inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.

  3. Dianalisis berapa besar anggaran rutin dibandingkan dengan anggaran benaja barang dan modal untuk penyelenggaraan bidang ke- PU/Ciptakaya-an (Catatan: data ditampilkan dalam bentuk tabel proyeksi APBD Kabupaten pada tabel III-1).

9.4.3.4 Belanja Daerah

  REALISASI RENCANA 2012 2013 2014 2015

  1 Belanja Operasi 531.450.755.165,41 588.874.011.040 545.193.851.896,73 608.323.000.714,81

  2 Belanja Modal

  N0 Uraian Bagian dan Pos

  3 Transfer ke Desa/ Kelurahan

  977.166.000,00 977.186.000 977.186.000 977.186.000

  4 Belanja Tak terduga

  852.086.850,00 907.988.000 1.152.500.000 1.317.518.149

  Jumlah Biaya (1,2,34)

  799.530.161.588,41 936.679.407.402 709.647.811.635,73 758.200.499.386

Tabel 9.3 Rencana dan Realisasi Belanja tahun 2011 dan 2012

  Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Struktur belanja APBD terdiri dari belanja operasi, belanja modal, transfer ke desa/kelurahan dan belanja tak terduga adalah sebagai berikut:

  236.250.153.573,00 345.920.222.002 162.324.273.739 147.582.764.522 Berdasarkan data tersebut di atas rencana penggunaan dana keseluruhan komponen belanja daerah mengalami kenaikan dari Rp. 799.530.161.588,00 Thn.2012 menjadi Rp. 736.679.047.402.00 Thn. 2013 atau naik sebesar 4,9%. Realisasi penggunaan dana dana yang tersedia masing-masing tahun anggaran adalah sebesar Rp. 709.647.811.635,73 Thn. 2011 yang terealisasi sebesar Rp. 699.530.161.588 atau sebesar (94,63%). Thn. 2012 direncankan sebesar Rp. 758.200.499.386 terealisasi sebesar Rp. 736.679.407.402 atau sebesar (97,16%). Rata-rata realisasi pengunaan belanja terhadapa rencana penggunaan

dana dua tahun terakhir (2011 s/d 2012) sebesar (95,89%).

Realisasi komponen belanja sebesar 699.530.141.587,41 Thn.2011 belanja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 398.500.643.390,41 atau sebsar (56,97%), kemudian belanja modal Rp.136.250.153.573,00 atau sebesar (19,48%). Realisasi komponen belanja sebesar 736.679.407.402 Thn.2012 belenja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 588.874.011.040 atau sebsar (79,94%), kemudian belanja modal Rp. 145.920.222.002 atau sebesar (19,81%). Kondisi pengeluaran belanja untuk masing-masing komponen belanja 2 tahun terakhir (2011 s/d 2012) komponen belanja operasi merupakan pengeluaran belanja terbesar, kemudian belanja modal dan terakhir balanja tak terduga sekitar (7,15%) pada tahun 2012.

Tabel 9.4 Realisasi Belanja Kota Palu 5 tahun terakhir

  Uraian Bagian REALISASI N0 dan Pos 2008 2009 2010 2011 2012

  350.111.006.695,33 456.579.260.437,94 486.628.069.346,00 531.450.755.165,41 588.874.011.040

  1 Belanja Operasi

  2 Belanja Modal 115.151.292.340,00 152.167.980.094,00 100.973.525.491,00 136.250.153.573,00 145.920.222.002 Transfer ke Desa/

  619.000.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.186.000

  3 Kel.

  Belanja Tak

  1.037.200.000,00 2.096.732.000,00 852.066.850,00 852.086.850,00 907.988.000

  4 terduga Jumlah Biaya

  466.918.499.035,33 611.821.138.531,94 589.430.827.687,00 699.530.161.588,41 736.679.407.402

  (1,2,34)

  Dari tabel di atas, realisasi belanja pemerintah Kota Palu 5 tahun terakhir (2008 s/d 2012) berfluktuasi dengan rata-rata sebesar Rp.620.876.006.848,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (8,69%). Pengeluaran terbesar pada belanja operasi dengan rata

  • – rata per tahun sebesar Rp. 482.728.620.536,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (9,89%), kemudian diikuti belanja modal rata-rata kenaikan setiap tahun sebesar Rp. 130.092.634.700,00 atau sebesar (4,73%), Transfer ke Desa/Kelurahan Rp. 905.536.800,00 rata-rata mengalami kenaikan sebesar (7,91%)/thn.

Gambar 9.1 Diagram Batang Keuangan Sektor Belanja Kota Palu pada 5 tahun terakhir (DiagramBatang) 600,000,000,000 500,000,000,000

  Belanja operasi 400,000,000,000 Belanja Modal 300,000,000,000 Transfer ke Desa/Kel 200,000,000,000 Belanja Tak Terduga 100,000,000,000 000 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 9.2 Grafik Keuangan Sektor Belanja Kota Palu Lima Tahun terakhir

  800,000,000,000 700,000,000,000 600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000

  000 2008 2009 2010 2011 2012 Belanja operasi Belanja Modal Transfer Ke Desa/ Kel Belanja Tak Terduga

Tabel 9.5 Perhitungan Pertumbuhan Belanja selama lima tahun terakhir dan angka proyeksi pertumbuhan lima tahun mendatang

  Pertumbuhan Proyeksi N0 Uraian Bagian dan Pos

  Per tahun % Pertumbuhan %

  1 Belanja Operasi 9,89 15%

  2 Belanja Modal 4,73 10%

  3 Transfer ke Desa/ Kel. 7,91 1,5%

  4 Belanja Tak terduga -2,25 0.2% Jumlah (1,2,3,4) 20,28 15%

Tabel 9.6 Perhitungan Proyeksi Sektor Belanja selama Lima Tahun Yang Akan Datang Kota Palu

  PROYEKSI Uraian Bagian dan 2014 2015 2016 2017 2018

  N0 Pos Belanja 555,137,913,617.48 638,408,600,660.10 734,169,890,759.12 844,295,374,372.99 970,939,680,528.93

  1 Operasi Belanja 143,101,898,170.00 157,412,087,987.00 173,153,296,785.70 190,468,626,464.27 209,515,489,110.70

  2 Modal Transfer ke 919,119,852.00 932,906,649.78 946,900,249.53 961,103,753.27 975,520,309.57 3 Desa/ Kel.

  Belanja Tak 1,151,513,169.48 1,153,816,195.82 1,156,123,828.21 1,158,436,075.87 1,160,752,948.02 4 terduga Jumlah 700,310,444,809 797,907,411,493 909,426,211,623 1,036,883,540,666 1,182,591,442,897 Biaya (1,2,3, 4)

Gambar 6.3 Grafik Proyeksi Sektor Belanja selama lima Tahun Yang akan Datang Kota Palu

  1,200,000,000,000 1,000,000,000,000

  800,000,000,000 Belanja Operasi

  600,000,000,000 Belanja Modal Transfer ke Desa/Kel

  400,000,000,000 Belanja Tak Terduga

  200,000,000,000 000 2013 2014 2015 2016 2017

9.4.3.5 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan A. Kondisi PAD dan dana Perimbangan

  1. Struktur dan perkembangan penerimaan rutin. dan belanja barang dan modal, serta prosentase pertumbuhannya

  2. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi besar, terutama untuk menjadi dasar pada penguatan kapasitas keuangan daerah

  3. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi kecil dikelompokkan dalam unsur penerimaan “lainnya”.

  4. Analisis kemampuan penerimaan dengan analisis rasio, coverage rasio, collection rasio, rasio penetapan (Catatan: tampilkan dalam bentuk tabel PAD dan perimbangan pada tabel III-2) Perhitungan proyeksi PAD dan Perimbangan, antara lain sebagai berikut:

  1. dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun

2. menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikan dengan inflasi yang

berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten

3. Analisis selama kurun waktu proyeksi tersebut unsur PAD dan penerimaan yang memberikan kontribusi besar.

  Target / Realisasi pos dana PAD : 1). Realisasi penerimaan/pendapatan thn.2011 sebesar Rp. 25.654.921.613 (92%) melebihi target yang direncanakan sebesar Rp. 27.822.037.499 2). Thn.2012 realisasi penerimaan/pendapatan Rp. 26.224.302.806 (88%) dari target yang direncankan sebesar Rp. 29.906.351.654

Realisasi penerimaan / pendapatan APBD Kota Palu kurun waktu 2 tahun terakhir thn.

  

2011 dan 2012 mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebesar 14.601.218.467 (3,56%). d. Penerimaan Lain yang sah 15% 6.664.847.569 7.664.574.704 8.814.260.910 10.136.400.046 11.656.860.053

  0% - - - - -

  d. DBH Sumber Daya Alam (Non Pajak) 10% 2.420.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000 3.221.020.000 3.543.122.000

  c. Pendapatan Bunga /Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

  b. Pendapatan Pajak Daerah 15% 1.859.504.000 2.138.429.600 2.459.194.040 2.828.073.146 3.252.284.118

  a. Retribusi daerah 15% 5.104.643.561 5.870.340.095 6.750.891.110 7.763.524.776 8.928.053.493

  2 Pendapatan Asli Daerah 15% 13.628.995.130 15.673.344.399 18.024.346.059 20.727.997.968 23.837.197.664

  g. Dana Hibah 10% 4.504.500.000 4.954.950.000 5.450.445.000 5.995.489.500 6.595.038.450

  f. Dana bagi hasil pajak (propinsi) 10% 3.683.676.700 4.052.044.370 4.457.248.807 4.902.973.688 5.393.271.056

  e. Dana Penyesuaian 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000

  c. Dana Bagi Hasil Pajak (pusat) 10% 30.431.247.000 33.474.371.700 36.821.808.870 40.503.989.757 44.554.388.733

  Bab

  b. Dana Alokasi Khusus 10% 51.899.100.000 57.089.010.000 62.797.911.000 69.077.702.100 75.985.472.310

  a. Dana Alokasi Umum 10% 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520

  1 Pendapatan 10% 461.055.723.700 507.161.296.070 557.877.425.677 613.665.168.245 675.031.685.069

  Pertumb.*) PROYEKSI PENERIMAAN 2008 2009 2010 2011 2012

  % Proyeksi

  N0 Uraian Bagian dan Pos

Tabel 9.7 Proyeksi Penerimaan APBD Pemerintah Kota Palu

  • 180

  IX Penerimaan Pembiayaan

  a. Penggunaan SILPA 15% 46.572.372.705 53.558.228.610 61.591.962.902 70.830.757.337 81.455.370.938

  • b. Pencairan Dana Cadangan

  3

  c. Pinajaman Dlm Negeri- Pemerintah

  • Pusat

  d. Pinjaman Dalam Negeri

  • – Pemda Lain
    • e. Pinjaman Dalam Negeri – Bank
    • f. Panjaman Dalam Negeri – Non-Bank
    • g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
    • h. Pijmanan Dalam Negeri – Lainnya
    • i. Pener. Kembali Pinj. kpd Pers. Negara
    • j. Peneri kembali Pinj. kpd. Pers. Daerah
    • k. Pener kembali Pinj. kpd. Pemda Lainnya 474.684.718.830 522.834.640.469 575.901.771.736 634.393.166.213 698.868.882.733

  Jumlah Pendapatan

  • *) di ambil dari perhitungan pafa file farmat ISIAN tabel bab keluangan sheet 3

  Bab

  • 181

  IX

9.4.3.6 Proyeksi Public Saving

  • – Belanja Wajib Belanja Wajib = Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah

  Bab

  Kondisi existing Public Saving selama 5 tahun untuk mengetahui Public Saving (Tabungan Masyarakat) diperhitungkan dengan rumus: PS = (PAD+PBB+DBH+DAU+DAK)

  

a) Gambaran besarnya public saving dan laju pertumbuhannya

  b) Besarnya angsuran pinjaman dan bunga

  c) Besarnya DSCR, batas ketentuan adalah 2,5

  d) Dengan DSCR ditentukan sebesar 2,5 dapat diperoleh besaran maksimum pinjaman yang dapat diperoleh Perhitungan public saving, antara lain sebagai berikut;

  a) Dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun

  b) Menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikian dengan inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara pemerintah propinsi dan pemerintah Kabupaten /Kota ;

  c) Alokasi dana public saving untuk kawasan perkotaan dihitung dengan cara membandingkan penduduk perkotaan sesuai wilayah perencanaan dengan total penduduk kabupaten;

  d) Dihitung dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Ciptakarya, dimana besaran prosentase dapat mempergunakan trend yang ada atau

dengan hasil diskusi dengan pemerintah Kabupaten / Kota;

  e) Hasil akhir adalah prakiraan dana pembangunan untuk bidang PU/Cipatakarya dari public saving selama 5 tahun; f) Proyeksi belum termasuk perhitungan untuk pijaman baru (without project projection) g) Teliti hasil perhitungan DSCR

  • 182
  • – 2012

  3 DBHBP

  15.273.243.481 49.773.852.950 35.421.035.403 28.093.470.259 51.581.000.000

  184.432.270.846 191.853.229.865 135.394.192.172 221.159.443.612 13.062.845.385

  II Belanja Wajib

  44.328.051.074 10.600.000.000 14.770.000.000 46.950.341.938 335.800.797.000

  5 DAK

  201.950.000.000 206.871.000.000 156.060.996.000 313.917.759.274 419.141.567.000

  4 DAU

  3.157.252.991 1.259.539.278 1.227.073.637 188.724.189 27.664.770.000

  2 Pembelanjaan

  2 DBHP

  16.694.333.757 19.614.276.601 27.947.074.035 31.414.834.608 (2.151.325.285)

  6.419.508.404 5.722.067.478 6.538.333.758 21.166.679.005 4.095.000.000

  1 PAD

  271.128.055.950 274.226.459.706 214.017.438.799 410.316.974.665 838.283.134.000

  I Penerimaan

  (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

  2009 2010 2011 2012 2013

  No Sumber Penerimaan Realisasi 2008

Tabel 9.8 Realisasi Penerimaan dan Belanja Wajib tahun 2002 s/d tahun 2012

  167.737.937.089 172.238.953.265 135.394.192.172 189.744.609.004 15.214.170.670

  1 Pembiayaan

TOTAL PABLIC SAVING 86.695.785.103 82.373.229.841 78.623.246.627 189.157.531.053 825.220.288.615

  Bab

  • 183
  • –2012 Pertumbuhan 2008-2009 rata-rata Proporsi 2009-2010 2010-2011 2011-2012

  IX

  38

  4 DAU 4.921.000.000 (50.810.004.000) 157.856.763.274 16.334.240.726

  8

  61 TOTAL PABLIC SAVING (4.322.555.262) (3.749.983.214) 110.534.284.427 (33.292.972.337)

  19

  2 Pembelanjaan 4.501.016.176 (36.844.761.093) 54.350.416.832 123.729.833.404

  1

  1 Pembiayaan 2.919.942.843 8.332.797.434 3.467.760.573 (69.760.968.618) (64)

  62

  16

  10 II Belanja Wajib 7.420.959.019 (56.459.037.693) 85.765.251.440 53.968.864.785

  24

  5 DAK (33.728.051.074) 4.170.000.000 32.180.341.938 8.725.658.062

  77

  11

  1

  Bab

  8

  3 DBHBP (1.897.713.713) (32.465.641) (1.038.349.448) 2.011.275.811

  9

  16

  2 DBHP 34.500.609.470 (14.352.817.547) (7.327.565.144) 2.920.096.741

  3

  14

  1 PAD (697.440.926) 816.266.280 14.628.345.246 (9.315.378.892)

  I Penerimaan 3.098.403.757 (60.209.020.907) 196.299.535.866 20.675.892.448 13 100

  (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) % %

  Penerimaan Realisasi 2008

  No Sumber

Tabel 9.9 Pertumbuhan Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2002/2012

  • 184
  • 50.000.000.000

  IX

  • 50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000 Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008 PAD DBHP DBHBP DAU DAK

  Bab

  100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000

  Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006 Th.2007 Th.2008 PAD DBHP DBHBP DAU DAK

Gambar 9.4 Diagram Batang Tren Penerimaan Keuangan Kota Palu dari tahun 2002 s/d 2012Gambar 9.5 Grafik Penerimaan Keuangan Kota Palu dari Tahun 2002 s/d 2012

  • 185

Tabel 9.10 Proyeksi Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2008/2012

  PROYEKSI Proyeksi 2012 2008 2009 20010 2011 2012 No Sumber Penerimaan Pertumb. % (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

  I Penerimaan 425.106.917.321 468.162.648.794 515.605.709.374 567.887.095.368 625.504.742.219 689.008.494.353

  1 PAD 15% 10.900.794.801 12.535.914.022 14.416.301.125 16.578.746.293 19.065.558.237 21.925.391.973

  2 DBHP 10% 29.408.630.137 32.349.493.151 35.584.442.466 39.142.886.712 43.057.175.384 47.362.892.922

  3 DBHBP 10% 606.934.218 667.627.640 734.390.404 807.829.444 888.612.389 977.473.627

  4 DAU 10% 330.252.000.000 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520

  5 DAK 10% 53.938.558.165 59.332.413.982 65.265.655.380 71.792.220.918 78.971.443.009 86.868.587.310

  II Belanja Wajib 261.546.822.015 300.778.845.317 345.895.672.115 397.780.022.932 457.447.026.372 526.064.080.328

  1 Pembiayaan 15% (38.346.134.011) (44.098.054.112) (50.712.762.229) (58.319.676.564) (67.067.628.048) (77.127.772.255)

  2 Pembelanjaan 15% 299.892.956.026 344.876.899.430 396.608.434.344 456.099.699.496 524.514.654.420 603.191.852.583

TOTAL PABLIC SAVING 163.560.095.306 167.383.803.476 169.710.037.259 170.107.072.436 168.057.715.847 162.944.414.025

Bab

  • 186

  IX

Tabel 9.11 Realisasi DSCR (Bagian Ususan Kas dan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)

  REALISASI APBD

  Uraian Bagian N0

  2011 2012 2011 2012

  dan Pos

RASIO PERHITUNGAN DSCR

  1 566,90 1.087,66 497,96 826,71

BAGIAN PENDAPATAN ASLI

  2 7.862.453.357 10.900.794.801 8.728.553.816 11.851.300.113

  DAERAH (PAD) POS DANA ALOKASI UMUM

  3 313.917.759.274 330.252.000.000 313.868.000.000 330.252.000.000

  (DAU) POS DANA OTONOMI

  4

  KHUSUS POS DANA BAGI HASIL (DBH)

  5 28.282.194.448 30.015.564.355 29.848.364.834 33.213.567.000 Pos Bagi Hasil Pajak 28.093.470.259 29.408.630.137 29.498.364.834 31.013.567.000 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 188.724.189 606.934.218 350.000.000 2.200.000.000 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD)

  6 50.803.558.165 870.000.000 47.181.000.000

  REBOISASI BELANJA WAJIB 7 189.744.609.004 192.821.905.054 212.493.017.471 199.475.935.359

  ANGSURAN POKOK 8 149.325.285 109.325.285 149.325.285 149.325.285 PINJAMAN ANGSURAN BUNGA

  9 133.470.609 101.356.157 133.470.609 120.446.475 PINJAMAN BIAYA LAIN (Biaya

  • 10
  • komitmen + Jasa giro Perbankan + Provisi)

  DSCR MINIMAL 2,5

Tabel 9.12 Prosen Pertumbuhan Pertahun dan Prosen royeksi Pertumbuhan dalam perhitungan proyeksi DSCR

  % Proyeksi % Pertumbuhan

  N0 Uraian Bagian dan Pos

  Pertumbuhan Per Tahun

RASIO PERHITUNGAN DSCR

  1

  2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 14,01

  15% POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)

  3 10,97

  10%

POS DANA OTONOMI KHUSUS

  4 POS DANA BAGI HASIL (DBH)

  5 11,96 10%

  Bab

  • 187
Pos Bagi Hasil Pajak 4,68 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 221,60

  6 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI 23,54

  10%

  7 BELANJA WAJIB 15,98

  15%

  8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN -17,36

  • 17%

  ANGSURAN BUNGA PINJAMAN

  9

  • 17,36 -17% BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro

  10 Perbankan + Provisi) DSCR MINIMAL 2,5

  Bab

  • 188

Tabel 9.13 Proyeksi Perhitungan DSCR dari tahun 2012 s/d 2017

  PROYEKSI

  N0 Uraian Bagian dan Pos

  2012 2008 2009 2010 2011 2012

RASIO PERHITUNGAN DSCR

  1 826,71 765,16 961,67 1.200,99 1.489

BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

  2 11.851.300.113 12.607.213.780 14.498.295.847 16.673.040.224 19.173.996.258 22.050.095.696

  (PAD) POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)

  3 330.252.000.000 352.336.940.000 387.570.634.000 426.327.697.400 468.960.467.140 515.856.513.854

POS DANA OTONOMI KHUSUS

  4

  5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 33.213.567.000 27.158.647.000 29.874.511.700 32.861.962.870 36.148.159.157 39.762.975.073 Pos Bagi Hasil Pajak 31.013.567.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 2.200.000.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 POS DANA BAGI HASIL DANA 6 47.181.000.000 58.591.000.000 64.450.100.000 70.895.110.000 77.984.621.000 85.783.083.100 (DBHD) REBOISASI

  7 BELANJA WAJIB 199.475.935.359 254.007.809.289 292.108.980.682 335.925.327.785 386.314.126.952 444.261.245.995

  8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN 149.325.285 149.325.285 123.402.415 101.979.756 84.276.070 69.645.744 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN 9 120.446.475 107.725.643 89.024.471 73.569.823 60.798.102 50.243.551

  BIAYA LAIN (Biaya komitmen +

  • 10
  • Jasa giro Perbankan + Provisi)
  • DSCR MINIMAL 2,5

  Bab

  • 189

  IX

Tabel 9.14 Realisasi DSCR (Bagian Urusan Kas dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)

  Uraian Bagian REALISASI APBD % Per % Proyeksi N0 dan Pos Tahun

  2011 2012 2011 2012 Pertumbuhan 2012 2008 2009 2010 2011

  Rasio Perhitungan

  1 DSCR

  Bagian Pendapatan Asli

  2 Daerah (PAD) Pos Dana Alokasi Umum

  3 (DAU) Pos Dana Otonomi

  4 Khusus Pos Dana Bagi Hasil (DBH) Pos Bagi Hasil

  5 Pajak Pos Bagi Hasil Bukan Pajak Pos Dana Bagi Hasil Dana

  6 (DBHD) Reboisasi Belanja Wajib Belanja

  7 Pegawai Belanja anggota DPRD Angsuran

  8 Pokok Pinjaman Angsuran

  9 Bunga Pinjaman Biaya Lain (Biaya 10 komitmen + Jasa giro Perbankan +

  Bab

  • 190
Provisi) DSCR MINIMAL 2,5

  (PAD+DAU+OTSUS+(DBH+DBHDR)-BELANJA DSCR =

  PKK PINJAMAN + BUNGA+BIAYA LAIN

9.5 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana

  Analisa yang diperlukan adalah terhadap ketersediaan dana Pemerintahan Kabupaten/Kota yang dapat digunakan dalam pembangunan RPIJM, misalnya indikasi sumber penerimaan

yang harus diperhatikan yakni sebagaimana yang tertera pada lampiran yang meliputi :

  1. Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan kebijaksanaan keuangan pemerintahan maka sibuat proyeksi anggaran pendapatan dan belanja yang dapat dilihat pada Tabel (Lampiran)

  2. Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan kontribusi

  3. Analisa perkembangan PAD per tahun, kontribusi terhadap penerimaan rata-rata

  4. Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata, porsi rata-rata, terhadap total pengeluaran, kecenderungan porsi naik/turun.

  5. Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang dengan bersarnya cicilan sebesar

9.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah

  Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber dari :

1. Sumber internar dari pemerintah daerah sendiri (Public Saving)

  2. Sumber extgernal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pinjaman, partisipasi swasta (KPS), dan swadaya masyarakat) a. Prediksi untuk dana dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi adalah menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya;

  b. Analisis dan teliti perkembangan sumber pendanaan external untuk pembiayaan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi;

c. Identifikasi perkembangan dana dari partisipasi dan kerja sama swasta;

  Bab

  • 191
d. Identifikasi dana partisipasi masyarakat yang dipergunakan untuk pembangunan khususnya dalam membiayai operasi dan pemeliharaan; e. Pisahkan biaya operasi dan pemeliharaan dan investasi baru dengan asumsi masing-masing 50% f. Identifikasi pinjaman minimal yang dapat diperoleh dengan memperhatikan Debt Service Ratio (DSR) maksimum 30% g. Dalam melakukan estimasi pinjaman dapat menggunakan asumsi :

  a) Tingkat bunga berkisar 9

  • – 12 %

  b) Masa tenggang 5 tahun

  c) Pengembalian 20 tahun

  h. hitung DSCR pada kondisi setelah ada proyek / pinjaman apakah masih pada batas 2,5 i. estimasi sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya termasuk kontribusi PDAM untuk pendanaan sektor air minum; j. output dari analisa keuangan adalah total dana yang dapat dialokasikan untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya selama 5 tahun.

(catatan: tabel estimasi sumber dana bidang PU/Ciptakarya)

9.5.2 Aspek Keuangan Perusahaan

  Analisis keuangan ini penting untuk dapat menjabarkan arti dari data dan informasi

yang tercantum dalam laporan keuangan. Analisis yang dipergunakan antara lain:

1. Analisis Ratio

  a) Ratio likuiditas

  b) Ratio Kepatutan Kredit

  c) Ratio Efisiensi

  d) Rasio Profitabilitas

  2. Analisis prosentase

  3. Indikator yang menentukan layak tidaknya program

a) Internal Rate of Return (IRR)

  Bab

  • 192

  Bab

  b) Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari pengasilan dan biaya Dimana :

  IRR > SOCC maka layak SOCC = Dicount Rate yang berlaku c) Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait prasarana publik

  IRR > 10%

  d) Net Present Value (NPV) NPV > 0 maka layak e) Analisis Benefit and Cost (B/C) B/C > 1 maka layak

  Dalam perhitungan ini, apabila terdapat alternatif program yang lain, perlu dilakukan anlisis sesitifitas sebagai pembanding.

9.5.2.1 Beberapa Aspek Penting

1. Indikator Debt Service Cost Ratio (DSCR) minimal 1,5

  2. Untuk analisis sub proyek yang bersifat non cost recovery menggunakan analisis manfaat (analisis ekonomi)

9.6 Rencana Pembiayaan Program

9.6.1 Rencana Pembiayaan

  Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan sampa biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah Kabupaten/Kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan. Baik bantuan luar negeri maupun dana Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kabupaten/Kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada

  • 193
kekuatan sendiri dalam hal ini pemerintah kabupaten/Kota dan masyarakat (community base development).

9.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

  Setelah melalui penilaian RPIJM oleh pemerintah Kabupaten/Kota, maka selanjutnya adalah program sekaligus proses pembiayaan. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam dokumen Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).

  Bab

  • 194

Tabel 9.15 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota

  Realisasi 2008

  • – 2012 Pertumbuhan rata2 Proporsi No Sumber Penerimaan

  % %

  2008 2004 2005 2011 2012

  

1 Pajak Kendaraan Bermotor 743.405.708 818.360.000 981.447.128 1.097.798.457 950.124.080 7,10 18,42

  

2 Pajak Kendaraan diatas air 1.205.500 1.640.000 1.591.611 1.259.906 955.927 -2,97 0,03

  

3 Pajak Balik Nama 1.159.737.044 1.024.000.000 1.209.291.288 661.991.922 1.066.220.101 5,55 20,55

  

4 Pajak Bahan Bakar 2.993.962.849 950.000.000 1.157.333.485 2.030.655.051 1.818.491.856 4,64 35,91

  5 Pajak Pengambilan air Tanah

  • 4.017.371 0,00 0,02

  

6 Pajak Hotel 36.103.228 36.851.753 40.613.161 46.186.964 55.200.763 11,38 0,86

  

7 Pajak Restoran 31.859.080 32.519.612 35.838.844 34.069.749 41.234.213 7,09 0,70

  

8 Pajak Hiburan 3.950.500 4.032.417 4.444.000 5.053.000 775.000 -14,67 0,07

  

9 Pajak Reklame 84.825.000 86.583.083 95.420.500 121.794.100 126.225.000 10,89 2,07

  

10 Pajak Penerangan Jalan 799.938.691 816.523.741 899.865.205 874.741.605 959.459.666 4,79 17,45

  

11 Pajak Galian Golongan C 97.691.810 99.717.819 109.895.881 337.116.859 329.533.836 54,20 3,91

  Pajak Parkir

  • 12
  • 0,00 - - -

  

13 Pajak lain-lain 647.158 660.576 728.000 915.000 -15,51 - 0,01

TOTAL 5.953.326.568 3.870.889.000 4.536.469.103 5.211.582.613 5.352.237.813 -0,05 100,00

  Sumber : Buku Perhitungan APBD Kabupaten/Kota 2008 -2012 Bab

  • 195

  IX

  • – 2012 Pertumbuhan rata2 Proporsi

  2.796.301.166 3.059.259.600 3.154.250.218,00 3.380.348.350,67 4.595.144.036,00 13,90 100,00

  11 Retribusi lain-lain 310.872.893 340.106.743 350.667.125 290.986.130 317.370.680 1,14 9,48 TOTAL

  10 Retribusi Pemadam kebakaran - - tidak ada tidak ada tidak ada 0,00 -

  9 Retribusi pemakaian kekayaan Daerah 424.486.711 464.404.572 478.824.426 740.097.315 760.324.067 17,45 16,89

  8 Retribusi IMB 110.059.685 120.409.734 124.148.210 212.817.148 338.940.607 35,80 5,34

  7 Retribusi Pengujian kendaraan bermotor 41.899.000 45.839.000 47.262.000 55.447.000 65.913.500 12,18 1,51

  6 Retribusi Pasar 261.650.777 286.256.351 295.144.668 283.807.622 305.457.752 4,07 8,43

  5 Retribusi Parkir di tepi jalan 10.952.000 11.982.000 12.354.000 10.350.000 17.813.600 17,10 0,37

  

4 Retribusi Pemakaman - - - 1.180.000 2.220.000 0,00 0,02

  3 Retribusi biaya cetak kartu 182.459.000 199.617.000 205.815.000 118.970.000 44.755.000 -23,02 4,43

  2 Retribusi Pelayanan Persampahan 1.861.700 2.036.000 2.100.000 3.600.000 3.050.000 17,16 0,07

  1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 1.452.059.400 1.588.608.200 1.637.934.789 1.663.093.136 2.739.298.830 19,69 53,46

  % %

  2008* 2004* 2005 2011 2012

  No Sumber Penerimaan Realisasi 2008