BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM da7dd3c1de BAB I3. BAB 1 (Pendahuluan)

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2JM) Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya merupakan dokumen
perencanaan yang penting dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yang menjadi
dasar dalam penyusun program dan anggaran serta mendorong proses pemerataan
pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.
Dalam

proses

pelaksanaan


keterpaduan

program

bidang

infrastruktur

permukiman perlu mengacu pada Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat
Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/ Cipta Karya, Rencana
Pembangunan Daerah dan Amanat Internasional.
a.

Amanat Penataan Ruang:
 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang.
 PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (RTRW
Nasional).

b. Amanat Pembangunan Nasional:
 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

 UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025.
 PP No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20102014.
 UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
 PP 38/2007 tetang Pembagian Urusan pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota.
 UU No 39 /2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
Laporan Final Bab I - 1

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

 PP No 2 /2011 tentangPenyelenggaraanKawasan Ekonomi Khusus.
 Perpres No. 32/2011 tentang Master Plan Percepatan Peluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI).
c.

Amanat Pembangunan bidang PU/CK:
 UU No 1 /2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
 UU 20/2011 tentang Rumah Susun.
 UU 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

 UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.
 UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air
 PP 16/2005 tentang Pengembangan SPAM.
 PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis.
 PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR,
RPI2JM bidang Cipta karya.

d.

Amanat Internasional:
 Agenda Habitat I dan II.
 MDGs dan SDGs.
RPI2JM sebagai dokumen perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan

integrasi dari strategi pembangunan sektor bidang Cipta Karya (Rencana Induk
Sektor). Masterplan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi

Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman

dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) atau Rencana Kawasan Permukiman (RKP),
Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam
RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi bidang Cipta Karya.
RPI2JM sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran
pembangunan bidang cipakarya di daerah antara pemerintah pusat, propinsi, dan
kab/kota, bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur Bidang
CiptaKarya dalam rangka memacu pertumbuhan kab/kota dan pemerataan
pembangunan. RPI2JM juga merupakan dokumen perencanaan yang dibuat oleh

Laporan Final Bab I - 2

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

kab/kota dalam mendorong keterpaduan penanganan infrastruktur Bidang CiptaKarya
berdasarkan entitas.
RPI2JM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber
pendanaan dan multi stakeholders di dalam investasi infrastruktur permukiman baik

dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Swasta
(Dunia Usaha), Masyarakat, dan Pinjaman/ Hibah Luar Negeri.

Dengan demikian

RPI2JM yang disusun merupakan consolidated Feasibility Study yang dapat diterima
oleh semua pihak.
Arahan kebijakan pembangunan infrastruktur permukiman menekankan kepada
penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (livable) dan
berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai
dengan pendekatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus
melihat prospek ke depan dengan membaca perkembangan global (agenda
sustainable cities and human settlements), serta pembangunan di wujudkan secara
inklusif,

mewujudkan

kelembagaan

yang


efektif,

serta

menjalin

kemitraan

internasional. Ditjen Cipta Karya memiliki tanggung jawab yang besar dalam
melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Provinsi dan Kab/kota dalam
mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dengan mengawal
implementasi kebijakan keterpaduan program pembangunan bidang infrastruktur
permukiman.
Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan pembangunan bidang
keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu lihat Gambar 1.1 di bawah ini.
Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional
berdasarkan kategori Kabupaten/ Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EIKPI, memiliki perda RTRW, dan perda Bangunan Gedung sebagai Kabupaten/Kota
kluster A yang terdiri dari 94 Kabupaten/kota. Sedangkan Kabupaten/Kota yang
termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan hanya memiliki perda RTRW sebagai

Kabupaten/Kota kluster B yang terdiri dari 80 Kabupaten/Kota.
Mengingat pentingnya RPI2JM dalam mendorong terwujudnya keterpaduan
bidang Cipta Karya khususnya Kabupaten Mandailing Natal yang termasuk kategori
Pusat Kegiatan Lokal, kategori Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai
Laporan Final Bab I - 3

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

Barat dan Kawasan strategis yang ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan RTRW Provinsi Sumatera Utara,
maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mandailing Natal perlu melakukan Menyusun
RPI2JM. Diharapkan

dengan

terlaksananya

kegiatan


ini,

dapat

mendorong

pembangunan di bidang infrastruktur permukiman bidang Cipta karya yang lebih baik.
Gambar 1.1
Pemrioritasan Pembangunan Bidang Keciptakaryaan
Berdasarkan 4 Kluster Penanganan

1.2.

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Maksud
Maksud pekerjaan ini adalah menyusun dokumen Pembuatan Rencana Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Keciptakaryaan Kabupaten
Mandailing Natal Khususnya Bidang Cipta Karya sesuai dengan pedoman penyusunan
RPI2JM dan kebijakan keterpaduan program bidang Infrastruktur permukiman.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah menyusun dokumen Pembuatan Rencana
Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Keciptakaryaan

Kabupaten Mandailing Natal yang telah mengakomodasi kebijakan keterpaduan
program infrastruktur permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya berbasis entitas
dan kawasan dan mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan keterpaduan program.
Laporan Final Bab I - 4

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

1.2.3. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a.


Teridentifikasinya kualitas RPI2JM Kabupaten Mandailing Natal yang baik.

b. Terfasilitasinya pemerintah daerah dalam merencanakan Keterpaduan Program
Bidang Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Mandailing Natal Kategori
Strategis Nasional terpilih dengan prinsip Multi Sektor, Multi Pendanaan, dan Multi
Tahun; berbasis pada kondisi, kebutuhan, dan aspirasi daerah; serta sesuai dengan
kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
c.

Terfasilitasinya

Pemerintah

daerah

dalam

mengidentifikasi

pelaksanaan


Keterpaduan Program Bidang Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Mandailing
Natal kategori Strategis Nasional.
d. Tersedianya

Rencana

Pembangunan

Infrastruktur

Permukimann

guna

meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.

1.3.

RUANG LINGKUP

1.3.1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang akan di kaji dalam kegiatan Pembuatan Rencana Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Keciptakaryaan Kabupaten
Mandailing Natal adalah seluruh wilayah di Kabupaten Mandailing Natal dengan luas
sebesar 6.620,70 Km2 (662.069,99 Ha).
Dengan batas administrasi sebagai berikut :
a.

Sebelah Utara

b. Sebelah Timur
c.

: Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas
: Provinsi Sumatera Barat

Sebelah Selatan : Provinsi Sumatera Barat

d. Sebelah Barat

: Samudera Indonesia

1.3.2. Lingkup Kegiatan
a.

Persiapan Pekerjaan
1. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan
koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegitan, sampai dengan pengumpulan data dan
informasi.
Laporan Final Bab I - 5

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

2. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses
penyamaan tujuan dan rencana kerja Penyusunan RPI2JM Kabupaten
Mandailing Natal dengan output :


Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan



Data dan informasi yang diperlukan



Desain pengumpulan data dan informasi

b. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan
1. Melakukan identifikasi terhadap kualitas dokumen RPI2JM Kabupaten
Mandailing Natal


Penilaian terhadap kelengkapan dokumen



Penilaian terhadap keterpaduan strategi pengembangan kota dan kawasan



Penilaian kelayakan aspek teknis per sektor



Penilaian terhadap keterpaduan program berdasarkan entitas



Penilaian Kelayakan lingkungan dan sosial



Penilaian kelayakan pendanaan



Penilaian kelayakan kelembagaan



Penilaian terhadap matriks program

2. Melakukan identifikasi pelaksanaan keterpaduan program di Kabupaten
Mandailing Natal.
3. Melakukan identifikasi perencanaan keterpaduan program di KSK Kab.
Mandailing Natal.
4. Melakukan identifikasi perencanaan percepatan pencapaian MDGs dan SPM di
Kab. Mandailing Natal.
5. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang masuk dalam kategori inovasi
baru/creative program Kab.Mandailing Natal.
6. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang potensial didanai melalui PHLN,
CSR, dan Non APBN lainnya di Kab.Mandailing Natal
c.

Melakukan analisis

d. Rapat Koordinasi
e.

Rapat pembahasan laporan

Laporan Final Bab I - 6

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

1.4. LANDASAN HUKUM
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam Pembuatan
RPI2JM Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal, adalah sebagai berikut :
A. Undang - Undang (UU)
• UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan

untuk Kepentingan Umum;
• UU NO. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman, Pasal 56;
• UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
• UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
• UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
• UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional;
• UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
• UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;
• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
• UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
• UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
• UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
B. Peraturan Pemerintah (PP)
• PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
 PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;
 PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
• PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
• PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
• PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

Laporan Final Bab I - 7

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi

dan

Pemerintahan

Kabupaten/Kota;
• PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
• PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
• PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;
• PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
• PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;
• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang
Undang Bangunan Gedung);
• PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
• PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem
Penyediaan Air Minum.
C. Peraturan Presiden (Perpres)
• Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
• Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
67 Tahun 2005 Tentang

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 20102025;
• Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun
2005 Tentang

Kerjasama

Pemerintah

Dengan

Badan

Usaha

Dalam

Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres

No.

32

Tahun

2011

tentang

Masterplan

Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia;
• Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca.

Laporan Final Bab I - 8

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
• Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Bina Penataan Bangunan
• Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh (Penjabaran UU No.1/2011 (Pasal 94-104)
• Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM)
• Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Kebijakan Sektor Air Limbah
• Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan
Sendiri;
• Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;
• Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan
Pengembangan SPAM;
• Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
• Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan
Berkala Bangunan Gedung;
• Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;
• Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
• Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;
• Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum;
• Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);
• Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang ebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
• Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).

Laporan Final Bab I - 9

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

E.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
• Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib AMDAL;
• Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
• Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL-UPL dan SPPLH;
• Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi
Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

F.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
• Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
• Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja
Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
• Permendagri No. 57

Tahun

2007

Tentang

Petunjuk

Teknis Penataan

Organisasi Perangkat Daerah;
• Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
G. Peraturan Kementerian Lainnya
• Peraturan

Menteri

Bappenas

No

3

Tahun

2012

Tentang

Panduan

Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;
• Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
H. SE Dirjen Cipta Karya No.11/SE/DC/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya.

1.5.

PRINSIP PENYUSUNAN RPI2JM
Prinsip dasar RPI2JM secara sederhana adalah :

a.

Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana
investasi yang disusun.

b. Multi

Sektor,

yaitu

mencakup

sektor/bidang

pengembangan

kawasan

permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah,
Laporan Final Bab I - 10

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan
kumuh

dan

peremajaan

permukiman,

penanganan

kawasan

kumuh,

pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan
kebakaran dan penataan bangunan gedung.
c.

Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,
sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah
dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana
swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan
masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai
pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat
pelaksanaan program.
e.

Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabu
paten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat

terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2JM
Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam
rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan
daerah.

1.6.

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2JM Bidang Cipta Karya dipaparkan

dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya,
langkah penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2JM
Bidang Cipta Karya.
1.6.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya Kabupaten Mandailing Natal pada
dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
Kabupaten Mandailing Natal. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya,
bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai
Laporan Final Bab I - 11

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

fasilitator, dan pemerintah Kabupaten Mandailing Natal merupakan penyusun dari
dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan
di Pusat dan Daerah. Pada tingkat Daerah dibentuk Satgas RPI2JM/Randal, melalui
Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili
masing-masing yang terkait Bidang Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan
koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera
Utara.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam
penyusunan RPI2JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda.
Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/ Cipta Karya/Permukiman,
BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta
Karya Provinsi.
Sementara di tingkat Kabupaten Mandailing Natal, dibentuk satgas RPI2JM
Kabupaten Mandailing Natal yang bertugas menyusun RPI2JM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/ Cipta
Karya/Permukiman, BLHKP, DPKAD, Dinas Keuangan, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan PDAM. Gambar 1.2 berikut memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan
RPI2JM Kabupaten/Kota.
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2JM Bidang Cipta
Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan
dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan.

Laporan Final Bab I - 12

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

Gambar 1.2
Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya

BLHKP & DPKAD

DIN KEU

1.6.2. Langkah Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada
dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan
sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.3 berikut memaparkan langkahlangkah penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat
Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan
RPI2JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan
RPI2JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan
nasional.

Laporan Final Bab I - 13

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

Gambar 1.3
Langkah Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya

Sumber : Dirtjen Bina Program, DJCK, 2014

1.6.3. Penilaian Kelayakan RPI2JM Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk
meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut
menggunakan metode skoring, dimana masing-masing kriteria kelayakan telah
ditetapkan bobot/nilainya. Kriteria Indikator Penilaian Dokumen RPI2JM dinilai dari :
a.

Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2JM oleh
Bupati, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan
RPI2JM.

Laporan Final Bab I - 14

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang
tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN,
peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR
Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten Mandailing Natal), dan
perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c.

Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor
pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana
program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya.
e.

Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI2JM
serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f.

Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk
menyusun dan mengelola implementasi RPI2JM di daerah.

g.

Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks
program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2JM Bidang Cipta Karya.

1.7.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara substansi muatan sistematika pembahasan Laporan Final dalam kegiatan

Pembuatan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :
Bab I

PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan
RPI2JM, dasar hukum penyusunan RPI2JM, dan mekanisme penyusunan
RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Laporan Final Bab I - 15

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

Bab II

ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Bab ini membahas arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara
lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan
Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan
Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab III

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA
Bab ini membahas arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW
Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN).
Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau,
RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota
setempat dipaparkan pada bagian ini.
Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga
memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan
khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika
kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan
pengembangan KEK).

Bab IV

PROFIL KABUPATEN MANDAILING NATAL
Pada bab ini membahas profil umum Kabupaten Mandailing seperti batas
administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi,
klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MANDAILING
NATAL
Pada bab ini menjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana
seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), serta penjelasan mengenai Keterpaduan
Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun
kawasan.

Bab VI

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Pada bab ini menjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur
Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana
penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem
Laporan Final Bab I - 16

Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan
Kabupaten Mandailing Natal

penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman
(PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting,
permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan
program dan pembiayaan masing-masing sektor.
Bab VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada
Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan,
dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW
Kabupaten/Kota.
Bab VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting
lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH, serta
perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca
pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab IX

ASPEK PEMBIAYAAN
Bab ini menjelaskan mengenai Profil APBD Kabupaten Mandailing Natal, profil
investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta
strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab X

ASPEK KELEMBAGAAN
Bab ini menjelaskan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang
fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis
permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab XI

MATRIKS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2JM Kabupaten Mandailing
Natal dan matriks keterpaduan program investasi RPI2JM Kabupaten
Mandailing Natal.

Laporan Final Bab I - 17