UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK SECARA IN VITRO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) HAJI MAKASSAR

  

UJI SENSITIVITAS DAN RESISTENSI BAKTERI Streptococcus mutans

PENYEBAB KARIES GIGI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK SECARA

IN VITRO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) HAJI MAKASSAR

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi Jurusan FarmasiPadaFakultas

  Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

  

Oleh

FANY FADYLA HASRUL

NIM 70100112069

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

  

2016

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fany Fadyla Hasrul NIM : 70100112069 Tempat Tgl Lahir : Jeneponto, 4 Juni 1994 Jurusan : Farmasi Alamat : Btn. Pao-pao permai blok.A1/10

Judul : Uji resistensi bakteri Streptococcus mutans penyebab karies

  gigi terhadap beberapa antibiotik secara in vitro di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

  Menyatakan dengan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil

karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,

tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi

dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Samata-Gowa, 11 Mei 2016 Penyusun,

FANY FADYLA HASRUL NIM 70100112069

  

PENGESAHAN SKRIPSI

cus mutans

  Skripsi yang b g berjudul “Uji resistensi bakteri Streptococcu penyebab karies gigi terhadap p antibiotik amoksisilin secara in vitro di Ru Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Makassar sar” yang disusun oleh Fany Fadyla Hasrul , N NIM: 70100112069, Mahasiswa Jurusan n Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan an Ilmu Kesehatan Universitas Islam Ne Negeri Alauddin Makassar, telah diuji dan di dipertahankan dalam Ujian Munaqasyah ya yang diselenggarakan pada hari Selasa, 18 M Maret 2016 M yang bertepatan dengan tan tanggal 18 Jumadil Akhir 1436 H, dinyatakan t n telah dapat diterima sebagai salah satu sya syarat untuk meraih gelar Sarjana dalam Fakul ultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Jurus rusan Farmasi.

  Samata-Gowa wa, 18 Maret 2016 M

  18 Jum umadil Akhir 1436 H

   DEWAN PENGUJI

  Ketua : D Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. (....................) Sekretaris : D Dr. Mukhtar Lutfi, M.Pd. (....................) Pembimbing I : H : Hj. Gemy nastity handayany, S.Si., M.Si., Apt pt. (....................) Pembimbing II : A Asrul Ismail, S.Farm., M.Sc., Apt. (....................) Penguji I : A Andi Tenriugi, S.Si., M.Si. (....................) Penguji II : H Hj. Fatimah Irfan Idris S.Ag. (....................)

  Diketahui oleh : Dekan Fakultas Kedokteran dan an Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin din, M.Sc.

  NIP. 19550203 198312 1 001

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah , segala puji kita panjatkan kepada Allah swt. atas segala nikmat

  kesehatan, kekuatan serta kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Rasa syukur yang tiada terhingga kepadaNya atas segala hidayah dan karunia yang penulis dapatkan.

  Salam dan shalawat senantiasa penulis kirimkan kepada junjungan utusan Allah, nabi besar Muhammad saw, keluarga, dan para sahabat yang telah memberi kontribusi besar dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama islam di muka bumi ini. Semoga kita menjadi umatnya yang taat.

  Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ‘sarjana’ di bidang pendidikan Sarjana. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat dijadikan sebagai penunjang ilmu pengetahuan kedepannya dan bermanfaat bagi banyak orang. Banyak terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu selama penulis menjalani pendidikan kuliah hingga rampungnya skripsi ini.

  Terima kasih yang setulusnya kepada kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Hasrul lewa S.Pd dan ibunda Roswati N atas segala do’a, kesabaran, kegigihan, serta pengorbanan yang diberikan dalam membesarkan dan mendidik penulis hingga saat ini. Kepada kakak tercinta penulis, Fery Fadly Hasrul S.HI, dan Fajar Fajrin Hasrul S.Pd yang telah memeberikan do’a dan semangat kepada penulis. Kepada semua keluarga besar, teman-teman penulis yaitu Yuschaidir setiawan, Muhammad ikram hasbi, Rifai Arfan, Eka safitri, A. Tantri nurul mukmin, Ardiansah S.Farm., Apt. dan teman yang lain yang selalu memberi semangat dan dorongan kalian sehingga penulis dapat dengan gigih menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih pula kepada Bapak/ Ibu :

  1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  2. Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc., sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan serta para wakil dekan FKIK UIN Alauddin Makassar.

  3. Haeria, S.Si., M.Si., selaku Ketua Jurusan Farmasi FKIK UIN Alauddin Makassar.

  4. Mukhriani, S.Si., M.Si., Apt., selaku Sekretaris Jurusan Farmasi FKIK UIN Alauddin Makassar.

  5. Hj. Gemy Nastity Handayany, S.Si., M.Si., Apt., selaku pembimbing I bagi penulis yang senantiasa dengan sabar memberi arahan dan bimbingannya kepada penulis.

  6. Asrul Ismail, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku pembimbing II penelitian bagi penulis yang sangat banyak memberi saran dan arahan selama penelitian.

  7. Andi Tenriugi, S.Si., M.Si. selaku penguji kompetensi dalam penyusunan skripsi penelitian bagi penulis.

  8. Hj. Fatimah Irfan Idris M.Ag, selaku pembimbing agama dalam penyusunan skripsi penelitian bagi penulis.

  9. Dosen dan seluruh staf jurusan Farmasi beserta laboran atas bantuan dan kerjasamanya yang diberikan kepada penulis saat melaksanakan penelitian.

  10. Keluarga besar Mahasiswa Jurusan Farmasi UIN Alauddin Makassar, rekan- rekan angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 atas segala bantuan selama penulis menempuh pendidikan.

  11. Sahabat-sahabat penulis: Ardiansah S.Farm., Apt., Syamsul Rizal, S.Kep, Yuschaidir setiawan, Muhammad ikram hasbi, Rifai Arfan, Eka safitri, A. Tantri nurul mukmin, Mulyanti, Muhammad darwis dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  12. Semua pihak yang tidak sempat tersebutkan namanya satu-persatu, terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan pada penulis selama ini.

  Akhirnya, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu di bidang Farmasi pada umumnya dan semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan hidayah didalamnya. Aamiin ya Rabbal Aalamin..

  Samata-Gowa, 11 Mei 2016 Penulis,

FANY FADYLA HASRUL NIM. 70100112069

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABSTRACT ......................................................................................................... xvi

  

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

  C.

  Definisi Operasional dan Ruang Lingkup

  ................................................... 4

  

D. Kajian Pustaka ............................................................................................. 6

  E. Tujuan Penelitian

  ......................................................................................... 9

  F. Kegunaan Penelitian

  ................................................................................... 9

  

BAB II TINJAUAN TEORETIS .......................................................................... 11

A. Karies ........................................................................................................... 11

  1. Defenisi Karies........................................................................................ 11

  2. Epidemiologi Karies .............................................................................. 11

  3. EtiologiKaries ......................................................................................... 12

  4. Klasifikasi Karies .................................................................................... 14

  5. Diagnosa Karies ...................................................................................... 14

  2. Penyebab Antibiotik................................................................................ 33

  2. Sifat Streptococcus mutans ..................................................................... 42

  41

  Streptococcus mutans .............................................................................

  41 1.

  2. Sifat-sifat Bakteri .................................................................................... 40 I. Streptococcus mutans ................................................................................

  1. Definisi .................................................................................................... 40

  Bakteri ...................................................................................................... 40

  4. Sensitivity Test........................................................................................ 38 H.

  3. MIC ........................................................................................................ 38

  2. E-Test ...................................................................................................... 37

  1. Metode Dilusi ......................................................................................... 37

  

G. Sensitivitas Antibiotik ............................................................................... 36

  4. Konsekuensi Akibat Resistensi Antibiotik ............................................. 35

  3. Mekanisme Resistensi Antibiotik ........................................................... 34

  1. Definisi Antibiotik ................................................................................. 33

  

B. Antibiotik ...................................................................................................... 17

  Resistensi Antibiotik ..................................................................................... 33

  30 F.

  2. Farmakodinamik ..................................................................................... 30 E. Antibiotik Eritromisin .................................................................................

  1. Farmakokinetik ....................................................................................... 29

  Antibiotik Seftriakson ................................................................................... 29

  5. Kegunaan Klinis...................................................................................... 26 D.

  4. Interaksi Antibiotik ................................................................................. 26

  3. Farmakologi Antibiotik ........................................................................... 24

  2. Indikasi Antibiotik .................................................................................. 24

  1. Sifat fisika kimia ..................................................................................... 23

  

C. Antibiotik Amoksisilin .................................................................................. 23

  3. Golongan Antibiotik ............................................................................... 19

  2. Mekanisme Kerja Antibiotik................................................................... 18

  1. Defenisi Antibiotik.................................................................................. 17

  3. Morfologi Streptococcus mutans ............................................................ 42

  4. Klasifikasi Streptococcus mutans ........................................................... 43 J. Macam-macam dan komposisi Medium ................................................... 44

  1. TYC ........................................................................................................ 44

  2. TSB ......................................................................................................... 44

  3. NA ........................................................................................................... 45 K. Tinjauan Agama .......................................................................................... 45

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 52

Jenis dan Lokasi Penelitian A.

  1. Jenis Penelitian........................................................................................ 51

  2. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 51

  Pendekatan Penelitian

  B. ................................................................................. 51

  C. Populasi Penelitian ...................................................................................... 51

  Sampel Penelitian

  D. ........................................................................................ 52

  Metode Pengumpulan Data

  E. ......................................................................... 53

  F. Variabel Penelitian ...................................................................................... 53

  Penyiapan Sampel

  G. ....................................................................................... 54

  Prosedur Uji Sensitivitas dan Resistensi

  H. ..................................................... 54

  1. Persiapan Sterilisasi Alat ........................................................................ 54

  2. Isolasi Bakteri ......................................................................................... 54 3. Pembiakkan Bakteri ................................................................................

  55

  4. Pembuatan Suspensi Bakteri .................................................................. 55

  5. Menilai Hasil Biakan .............................................................................. 56

  6. Kriteria Pasien ......................................................................................... 56

  a. Kriteria Inklusi ................................................................................... 56

  b. Kriteria Eksklusi ................................................................................. 56

  Instrumen Penelitian

  I. .................................................................................... 56

  1. Alat yang Digunakan .............................................................................. 56

  2. Bahan yang Digunakan ........................................................................... 57

  Analisis Data Penelitian

  J. .............................................................................. 57

  

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 59

Hasil Penelitian

A. ......................................................................................... 58

B. Pembahasan ................................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ........................... .................................................................... 80

Simpulan

A. ...................................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................................ 80

KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 81

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 128

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Standar Pengujian Antibiotik Terhadap Streptococcus mutans ................

  40

  2. D ata hasil rerata daya hambat antibiotik Amoksisilin pada Streptococcus mutans

.......................................................................................................

  58

  3. D ata hasil rerata daya hambat antibiotik Eritromisin pada Streptococcus mutans

.......................................................................................................

  59

  4. D ata hasil rerata daya hambat antibiotik Ceftriaxon pada Streptococcus mutans

.......................................................................................................

  59

  5. Rekam medis ............................................................................................... 94

  6. Analisis statistik daya hambat antibiotik terhadap Streptococcus mutans 118

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

  1. Bentuk Streptococcus mutans ...................................................................... 43

  2. Gambar penelitian ........................................................................................ 101

  

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Sterilisasi alat menggunakan oven .................................................................

  84 2. Pembuatan medium TSB agar ........................................................................

  85 3. Pembuatan medium TYC Agar ......................................................................

  86 4. Pengambilan Sampel .....................................................................................

  87 5. Isolasi bakteri dari karies gigi .......................................................................

  88 6. Uji sensitivitas dan resistensi bakteri .............................................................

  89 7. Identitas Peneliti. ............................................................................................

  90 8. Formulir persetujuan mengikuti penelitian setelah mendapat penjelasan ......

  92 9. Rekam Medis ..................................................................................................

  95

  10. Gambar proses penelitian .............................................................................. 101

  11. Hasil data statistik Uji Sensitivitas dan Resistensi Streptococcus mutans dengan metode RAL menggunakan aplikasi SPSS 20 ................................................ 118

  

ABSTRAK

Nama Penulis : Fany Fadyla Hasrul NIM : 70100112069

Judul Skripsi : Uji Sensitivitas dan Resistensi Bakteri Streptococcus

mutans penyebab Karies Gigi terhadap Beberapa Antibiotik secara in vitro di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

  Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan suatu yang alamiah. Bahaya resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Telah dilakukan penelitian Uji Sensitivitas dan Resistensi Bakteri

  Streptococcus mutans penyebab Karies Gigi terhadap beberapa Antibiotik secara in

vitro di Rumah Sakit Umum (RSUD) Haji Makassar. Tujuan penelitian ini adalah

Streptococcus mutans

  untuk mengetahui sensitivitas dan resistensi Bakteri terhadap antibiotik amoksisilin, ceftriakson dan eritromisin. Pengujian ini dilakukan

  

berdasarakan metode Kirby Bauer dengan mengukur diameter zona hambat beberapa

Streptococcus mutans

  antibiotik terhadap koloni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi 10 karies pasien karies gigi untuk pengujian sensitivitas dan resistensi antibiotik amoksisilin, seftriakson dan eritromisin, setelah diperoleh biakan

  

Streptococcus mutans kemudian ditanam pada nutrien agar dan diletakkan paper disk

antibiotik lalu di inkubasi 1 x 24 jam.

  Hasil penelitian menunjukkan nilai persentase kriteria antibiotik terhadap

  

Streptococcus mutans setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan kriteria resistensi

  sebesar 100% artinya 10 dari 10 pasien karies gigi RSUD. Haji Makassar Periode Januari - Maret 2016 telah mengalami resistensi terhadap antibiotik amoksisilin, kemudian untuk antibiotik seftriakson 85% dari 10 pasien sudah mengalami resisten, sedangkan penggunaan antibiotik eritromisin masih termasuk dalam kriteria sensitif sebesar 90% sehingga untuk terapi karies gigi bisa dikatakan masih efektif dan sangat baik dalam menggunakan antibiotik eritromisin.

  Amoksisilin, Ceftriakson, Eritromisin, karies gigi, resisten, sensitif,

  Kata kunci: Streptococcus mutans.

  

ABSTRACT

Author Name : Fany Fadyla Hasrul NIM : 70100112069

Thesis title : Sensitivity and resistance test bacteria of Streptococcus

mutans is dental caries causing against antibiotics in vitro at regional general hospital Haji Makassar.

  Bacterial resistance to antibiotic is a natural. The dangers of antibiotic resistance is one of the the issues that may threaten public health. Sensitivity Test has been conducted research and Resistance Bacteria Streptococcus mutans cause tooth caries to some antibiotics in vitro at the General Hospital (Hospital) Haji Makassar. The purpose of this study was to determine the sensitivity and resistance of Streptococcus mutans bacteria against antibiotics amoxicillin, ceftriaxone and erythromycin. The test is performed on the terms of method of Kirby Bauer by measuring the diameter of inhibition zone of some antibiotics against bacterial colonies of Streptococcus mutans were obtained from the isolation of 10 caries patient dental caries for testing sensitivity and resistance antibiotic amoxicillin, ceftriaxone and Eeythromycin, having acquired cultured Streptococcus mutans then planted in Nutrients agar and placed paper disk antibiotics and incubated 1 x 24 hours.

  The results show the percentage value criteria after antibiotic against Streptococcus mutans was incubated for 1 x 24 hours with resistance criteria of 100% means that 10 of 10 patients with dental caries hospitals. Haji Makassar January - March 2016 has been resistance to the antibiotic Amoxicillin, then to antibiotic Ceftriaxone 85% of the 10 patients had experienced resistance, while the use of the antibiotic Erythromycin was included in the criteria for Sensitive by 90% so as to treatment of dental caries can be said to be still effective and highly good at using the antibiotic erythromycin.

  Keywords: amoxicillin, ceftriaxone, Erythromycin, dental caries, resistant, sensitive, Streptococcus mutans.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sering terjadi pada rongga mulut adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi pada negara maju terus menurun, sedangkan di negara-negara

  berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan meningkat. Data menunjukkan sekitar 80% penduduk Indonesia memiliki gigi rusak yang disebabkan berbagai faktor, namun yang paling banyak ditemui adalah karies atau gigi berlubang. Pada hampir setiap mulut orang Indonesia akan ditemukan dua hingga tiga gigi berlubang (Bidarisugma. 2012: 3).

  Karies merupakan kerusakan gigi yang progresif dari email dan dentin yang dimulai dari bekerjanya mikroorganisme pada permukaan gigi. Agen penyebab utama terjadinya karies adalah bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi akibat produk yang dihasilkan. Karies pada awalnya adalah proses yang lambat dan reversibel. Jika terdapat suatu larutan yang dapat memicu remineralisasi maka proses karies akan berhenti (Ariestanto. 2012: 9).

  Pada umumnya antibiotik diberikan bila terdapat gambaran klinis infeksi seperti edema dan kemerahan didaerah mulut yang tidak segera sembuh. Antibiotik merupakan terapi yang sering digunakan oleh dokter gigi untuk membunuh bakteri spesifik dan non spesifik etiologi periodontal. Pemilihan antibiotik didasarkan pada analisis mikrobiologi dari bagian yang terinfeksi dan tanda-tanda klinisnya. Berikut ini contoh antibiotik yang sering digunakan : penisilin (amoksisilin), kloramfenikol, tetrasiklin, klindamisin, metronidazol, ciprofloxacin (Pejcic. 2010).

  Salah satu perhatian dalam pengobatan modern saat ini adalah adanya resistensi antibiotik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011: 57).

  Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk menahan efek dari antibiotik. Ini adalah cara tertentu perlawanan terhadap obat, di mana mikroorganisme tetap mampu bertahan selama kontak dengan antibiotik sehingga antibiotik tidak lagi bekerja terhadap mikrooganisme tersebut (Refdanita. 2010: 21).

  Dilakukan uji sensitivitas terhadap antimikroba yaitu penentuan terhadap bakteri penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukkan sensitivitas terhadap antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang tumbuh, sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi untuk pengobatan (Umiana. 2015: 120).

  تاَو َ)ﱠ*'ا ِ+ َْ ِ َنوُ ﱠ َ َ َ َو ْ ِ ِ ُ ُ َ َ َ َو اًد ُ ُ َو ً َ!ِ َ ّﷲ َنوُ ُ$ْ%َ َ& ِ%ﱠ'ا ِر ﱠ 'ا َباَ%َ َ ِ.َ َ/َ0 َ1ْ2ُ3 ً4ِط َ ا%َھ َ7ْ.َ َ َ َ ﱠ َر ِضْرَ9اَو

  Artinya:

  “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka” (Departemen Agama RI. 2010: 110).

  Dia tidak akan pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia dan tanpa guna dan tidak akan membiarkannya begitu saja, tetapi sebaliknya Dia menciptakan secara sungguh-sungguh dan akan memberikan balasan kejahatan terhadap orang-orang yang berbuat jahat dan balasan kebaikan terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan. Suatu contoh dan bahan renungan buat kita, bahwasanya segala yang ada, baik di bumi, langit atau angkasa, pada dasarnya adalah ciptaan Allah semua dan tiadalah yang sia-sia. Allah menciptakan makhluk mulai yang besar, seperti matahari, bumi, bulan dan planet-planet, sampai makhluk yang kecil seperti semut, rerumputan hingga bakteri yang tidak tampak mata atau yang lebih kecil lagi, yaitu sel. Seluruh makhluk yang ada adalah ciptaan Allah. Tidak ada benda yang muncul secara tiba- tiba, tanpa ada yang menciptakan (Shihab. 2012).

  Adanya bakteri yang sensitif dan resisten terhadap antibiotik, mendorong dilakukannya penelitian untuk mengkaji sensitivitas dan resistensi bakteri

  Strptococcus Mutans

  terhadap antibiotik sediaan amoksisilin secara in vitro di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar.

B. Rumusan Masalah

  1. Apakah bakteri Streptococcus mutans peyebab karies gigi resisten atau sensitif terhadap antibiotik Amoksisilin, Eritromisin, dan Ceftriakson ?

  2. Antibiotik apakah yang memiliki sifat paling sensitif terhadap Bakteri

  streptococcus mutans

  ?

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

  1. Definisi Operasional

  a. Karies adalah pembusukan, pengeroposan atau kematian molekuler tulang, hingga menjadi lunak, berubah warna dan berpori (Dorlan.2010: 345).

  b. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama- sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut (McDonald. 2011: 183).

  c. Biofilm adalah suatu lapisan tipis mikroorganisme yang melekat pada permukaan suatu struktur, yang mungkin organik dan anorganik, bersama dengan polimer yang disekresikan (Dorlan.2010: 252).

  d. Demineralisasi merupakan proses hilangnya sebagian atau keseluruhan dari kristal enamel. Demineralisasi terjadi karena penurunan pH oleh bakteri kariogenik selama metabolisme yang menghasilkan asam organik pada permukaan gigi dan menyebabkan ion kalsium, fosfat dan mineral yang lain berdifusi keluar enamel membentuk lesi di bawah permukaan (Faria. 2010: 18).

  e. Remineralisasi adalah proses pengembalian ion-ion kalsium dan fosfat yang terurai ke luar enamel atau kebalikan reaksi remineralisasi dengan penumpatan kembali mineral pada lesi dibawah permukaan enamel (Fehrenbach. 2004: 18).

  f. Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan, dalam larutan encer, untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme (Dorlan. 2010: 115).

  In vitro

  g. dalam bahasa Latin “di kaca”; adalah mengacu pada penelitian yang dilakukan dalam tabung uji atau media kultur di laboratorium (Kamus Kesehatan. 2015).

  h. Resistensi antibiotik adalah gaya yang kerjanya berlawan atau perlawanan dan merupakan kemampuan alamiah organisme untuk bertahan terhadap mikroorganisme atau toksin yang diproduksi pada penyakit (Dorlan. 2010: 1893). i. Sensitivitas adalah dapat menerima atau memberikan respon terhadap rangsangan dan terkadang digunakan untuk mengartikan terlalu cepat, atau respons abnormal lain terhadap rangsangan (Dorlan. 2010: 1971).

  2. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi isolasi bakteri Streptococcus mutans dari karies gigi pasien dengan terapi amoksisilin di Rumah Sakit Umum Daerah

  (RSUD) Haji Makassar. Hasil isolasi bakteri Streptococcus mutans dari karies gigi tersebut ditumbuhkan pada medium TYC kemudian dilakukan uji sensitivitas dan resistensi bakteri Streptococcus mutans terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson dengan metode dilusi agar meggunakan disk antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

D. Kajian Pustaka

  Buwembo William et al., 2012. Cotrimoxazole Prophylaxis Specifically

  Selects for Cotrimoxazole Resistance in Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus with Varied Polymorphisms in the Target Genes folA and folP. Penelitian

  

dari profilaksis Kotrimoksazol khusus Memilih untuk obat Kotrimoksazol sebagai

obat perlawanan dari Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus dengan

berbagai variasi Polimorfisme dalam Gen Sasaran Fola dan folP (Pemilihan resistensi

antibiotik dengan profilaksis kotrimoksazol yang dievaluasi, dan ditandai Mekanisme

resistensi kotrimoksazol di Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus.

Kerentanan in vitro untuk enam antibiotik dievaluasi pada 64 mutans kelompok

streptococci (MSG) dan isolat dari kelompok profilaksis kotrimoksazol dan

dibandingkan dengan 84 MSG isolat dari kelompok nonprofilaksis. Gen FolA dan

folP dan dibandingkan dengan urutan referensi di NCBI. Hanya resistensi terhadap

kotrimoksazol secara signifikan lebih tinggi pada kelompok profilaksis (54,7%

berbanding 15,5%, OR = 6,59, 95% CI: 2,89-15,3, P <0,05). Resistensi terhadap

amoksisilin, ceftriaxone, kloramfenikol, eritromisin, dan tetrasiklin adalah 1,4%,

25,5%, 6,2%, 6,5%, dan 29,6% dari isolat, masing-masing. Polimorfisme yang

ditemukan pada gen folP di S. mutans, tetapi ini tidak bisa dikaitkan dengan

sulfonamid resistensi obat. Tidak ada variasi yang terlihat di folP atau Fola gen S.

  

sobrinus. Transfer genetik gen jalur folat tampaknya tidak mungkin pada isolat

tersebut.

  Endang Suprastiwi. Dep.I.Konservasi Gigi FKG-UI. Efek Antimikroba Polifenol dari Teh Hijau Jepang terhadap Streptococcus Mutans. Karies terjadi akibat inter aksi Streptococcus Mutans, hospes dan makanan tinggi karbohidrat.Untuk mencegah karies perlu mengendalikan aktifitas Streptococcus Mutans. Poifenol dari teh hijau jepang mempunyai efek antimikroba. Pada penelitian ini akan dilihat efek antimikroba dari polifenol terhadap Streptococcus Mutans dengan menggunakan metoda inhibisi zona dan efek hambat minimal konsentrasi polifenol. Hasilnya polifenol efektif sebagai antimiroba terhadap semua jenis Streptococcus Mutans standar strain pada konsertrasi 10-2ml dengan kisaran inhibisi zone 2.00–3,40 mm.Kesimpulan ; polifenol dari teh hijau Jepang dapat menghambat pertumbuhan

  Streptococcus Mutans

  , dan hasil ini dapat dikembangkan dalam jangka panjang sebagai bahan pencegah karies yang sesuai dengan prinsipintervensi minimal.

  Agoeng Tjahajani. 2012. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Analisis sensitifitas Streptococcus mutans serotip f terhadap pasta gigi mengandung xylitol (in vitro) (Sensitivity analysis of Streptococcus mutans serotype on xylitol containing toothpaste (in vitro) Streptococcus mutans. (S. mutans) adalah penyebab utama karies gigi yang ditemukan dalam air liur dan plak gigi. Banyak literatur melaporkan bahwa banyak ketegangan dan serotype S. mutans menyebabkan karies S. sanguis S. mitis, S. salivarus, S. mutans serotype c, e, f dan k. menyikat gigi terbaru dilaporkan bahwa yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS dapat menghambat pertumbuhan streptokokus mutan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kepekaan yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS pada S. mutans serotype f (secara in vitro). Metode: Bakteri saham S. mutans serotype f Diperiksa oleh pemurnian menggunakan pewarnaan Gram dan kekeruhan dilakukan menggunakan Mc Farland standar. Xylitolcontaining menggunakan pasta gigi SLS diencerkan dalam aquadest steril dan membuat pengenceran serial untuk mendapatkan konsentrasi 100%, 10%, 1%, 0,1%, 0,01% dan 0.001%. Mereka solusi yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS dianalisis sampai kadar hambat Minimal (MIC) dan bakterisida Minimal konsentrasi (MBC) S. mutans serotype f dengan metode Difusi dan pengenceran. Hasil: zona hambat dibentuk pada solusi 100% dan 10%. Analisis statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara yang mengandung xylitol menggunakan pasta gigi SLS dan pertumbuhan mutan streptokokus (p < 0,05). MIC bisa diidentifikasi pada konsentrasi 10%, Ketika MBC 1%, 0,1%, 0,01% dan 0.001% konsentrasi).

  Cut R. Alfath.2013. Antibacterial Effect of Granati fructus Cortex Extract on Streptococcus mutans In Vitro. Efek antibakteri kulit buah delima (Granati fructus cortex) pada streptococcus mutans in vitro. Granati fructus cortex mengandung banyak senyawa-senyawa antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, dan tannin. Tujuan : mengevaluasi efek antibakteri Granati fructus cortex dalam menghambat pertumbuhan streptococcus mutans. Metode : penelitian ini merupakan metode difusi agar dengan media MHA. Hasil : ekstrak kulit buah delima dalam berbagai konsentrasi memiliki efek antibakteri, ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 30% memiliki rata-rata zona hambat yang besar (15,4mm). semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah delima maka semakin besar zona hambat yang terbentuk hasil uji ini juga menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat dalam berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah delima. Simpulan : Granati fructus cortex memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus muntas.

  Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengembangan obat mengenai sensitivitas dan resistensi suatu obat yang sering digunakan dalam pengobatan penyakit karies gigi.

E. Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui resistensi dan sensitifitas bakteri Streptococcus mutans terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

  2. Mengetahui bakteri Streptococcus mutans yang paling sensitif terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin atau seftriakson.

F. Kegunaan Penelitian

  1. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi resistensi atau sensitifitas bakteri streptococcus mutans terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson pada penyakit karies gigi.

  2. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bakteri Sreptococcus mutans yang paling sensitif terhadap

  3. Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga medis di rumah sakit dan masyarakat tentang resistensi atau sensitifitas antibiotik amoksisilin, eritromisin dan seftriakson.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karies

  1. Defenisi Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu (Sihotang. 2010: 7).

  2. Epidemiologi Karies Karies gigi pada anak merupakan masalah serius dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi hingga 90,05%. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 % , sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional.Indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai masing-masing : D-T=1,6; MT= 2,9; F-T=0,8; yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang ( Trihono.

  2013: 110).

  3. Etiologi Karies Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.

  Untuk terjadinya karies ada tiga faktor yang harus ada secara bersamasama yaitu bakteri kariogenik, permukaan gigi yang rentan dan tersedianya bahan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Karies merupakan penyakit infeksi yang disebabkan pembentukan plak kariogenik pada permukaan gigi yang menyebabkan demineralisasi pada gigi (demineralisasi email terjadi pada pH 5,5 atau lebih). Dari sekitar tiga ratus macam spesies bakteri rongga mulut hanya streptococcus mutans yang merupakan penyebab utama dari karies. Streptococcus mutans merupakan penyebab utama karies karena sifatnya yang menempel pada email, menghasilkan dan dapat hidup di lingkungan asam, berkembang pesat dilingkungan yang kaya sukrosa dan menghasilkan bakteriosin yaitu substansi yang dapat membunuh organisme kompetitornya (Putri MH. 2011: 154).

  Transfer ion secara terus menerus terjadi antara plak dan email yang berhadapan dengannya. Dekalsifikasi awal terjadi di subsurface dan mungkin terjadi yang mendasar juga sudah terpengaruh oleh dekstruksi tersebut dan selanjutnya

  

laktobacilus menjadi bakteri yang dominan setelah streptococcus mutans untuk

  merusak dentin lebih lanjut. Terpaparnya plak terhadap nutrisi terutama sukrosa, metabolisme dalam plak menghasilkan asam yang menyebabkan demineralisasi struktur gigi. Jika nutrisi atau plak dihilangkan, ion-ion dari saliva (natrium, kalium atau kalsium) meremineralisasi struktur gigi dalam upaya memperbaiki komponen ion di struktur gigi. Jika terdapat fluoride, bahan ini akan diambil oleh struktur gigi dan membentuk fluorapatit di email yang lebih resisten terhadap serangan demineralisasi berikutnya dari email normal (Putri MH. 2011 :154).