UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian agar dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai langkah-langkah yang harus diambil dan ditempuh serta gambaran
mengenai masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan
tersebut haruslah menggunakan pola pendekatan penelitian yang tepat. Fokus
penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada materi bangun ruang sisi
datar dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT).
Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan secara kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistikkontekstual (secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks/ apa adanya) melalui
pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrument
kunci peneliti itu sendiri.44
Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi penelitian kualitatif,
diantaranya adalah:
1. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan

44

dari

orang-orang

dan

perilaku

yang

dapat

diamati.

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.64

34


35

2. Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya. 45
2. Menurut Miles dan Huberman bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan asumsi pokok yang
menyatakan tingkah laku manusia itu mempunyai arti bagi pelakunya dalam
konteks tertentu. Sehingga di dapat tiga aspek pokok yang harus dipahami,
diantaranya adalah:
a. Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap
semua yang ditemui dan dialami di dunia ini
b. Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu
c. Manusia selalu menafsirkan arti yang ditemui dan dialami sebelum ia
bertindak, tindakan itu sejalan dengan barang apa yang dipergunakan. 46
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya
dengan penelitian jenis lainya. karakteristik tersebut adalah:
1. Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara alamiah, terbuka,
tidak ada rekayasa pengontrolan variabel

2. Analisis induktif: mengungkap data khusus, detil, untuk mnemukan kategori,
dimenso, hubungan penting dan asli, dengan pertanyaan terbuka
3. Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai system yang kompleks,
keterkaitan menyeluruh tidak dipotong padahal terpisah, sebab akibat
45

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki
Press, 2010), hal. 175
46
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.65

36

4. Data kualitatif: deskripsi rinci dalam, persepsi-pengalaman orang
5. Hubungan dan persepsi pribadi: hubungan akrab peneliti-informan, persepsi
dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman fenomenafenomena
6. Dinamis: perubahan terjadi terus, lihat proses desain fleksibel
7. Orientasi keuknikan: tiap situasi khas, pahami sifat khusus, hubungan waktutempat
8. Empati netral: subjektif murni, tidak dibuat-buat.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui
refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja seorang guru, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. 47
Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi penelitian tindakan kelas
(PTK) diantaranya adalah:48
1. Menurut Hopkins, PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, serta terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
2. Menurut Rapoport, PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam
mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan

47

Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo, Satria M.A. Koni, Menjadi Peneliti PTK yang
Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 41
48
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta Selatan: Referensi (GP Press Group),
2013), hal. 5


37

membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka
etika yang telah disepakati bersama.
3. Menurut Kemmis, PTK adalah sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan
secara kemitraan terkait situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan).
4. Menurut Ebbut, PTK adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan cara melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
5. Menurut Elliott, PTK adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan
kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.
6. Menurut Arikunto, PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan
pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan.
7. Menurut Kunandar, PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau
dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research,

yaitu action research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru atau dilakukan secara bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat dan kualitas situasi sosial siswa menjadi lebih baik.

38

Ada beberapa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang berbeda dari
karakteristik penelitian formal yaitu bahwa Penelitian Tindakan Kelas :49
1. An Inquiry On Practice From Within.
Berarti kegiatan Penelitian didasarkan pada masalah keseharian yang
dirasakan, dan dihayati dalam melakukan pembelajaran yang selalu muncul.
2. A Collaborative Effort Between School Teachers and Teacher Educattors.
Penelitian tindakan kelas yang diselenggarakan secara bersama-sama dengan
guru kelasnya dijadikan kancah penelitian.
3. A Reflective Practice, Made public
Berarti dalam kolaborasi ini guru berperan secara ganda sebagai praktisi yang
melaksanakan tugas sehari-hari juga secara sistematis menjadi peneliti bagi
praksisnya sendiri.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Kemmis
dan Mc Taggart menyatakan bahwa model penelitian berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus berikutnya. Tahapan satu siklus meliputi:

Perancanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection).
Tahapan pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Demikian siklus berikutnya sampai dirasa cukup.50

49

Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo, Satria M.A. Koni, Menjadi Peneliti PTK yang
Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 65
50
Ibid, hal. 71

39

Secara sederhana alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas disajikan

sebagai berikut.51
Perencanaa
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaa
Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Kemmis dan Taggart)

Penelitian tindakan kelas pada umumnya bertujuan untuk:52
1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran.
2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran yang
khususnya berupa layanan kepada siswa sehingga tercipta layanan prima.
3. Memperbaiki kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

51

Suharsimi Arikunto, Suhardjono,Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2012), hal. 16
52
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 89

40

B. Lokasi Penelitian
1. Latar

Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan yang berbasis islam
yaitu SMP Islam Terpadu Al-Azhaar Gandusari Trenggalek yang beralamat di Jl.
Sukorejo, Rt.13/ Rw.07, Kec. Gandusari, Kab. Trenggalek dengan nomor telp.
(0355) 811557.
Alasan memilih SMPIT Al-Azhaar sebagai tempat penelitian dikarenakan:
a. Para siswa SMPIT Al-Azhaar pada dasarnya mempunyai tingkat pemahaman
dalam memahami materi masih kurang sehingga hasil belajar yang dicapai
belum baik.
b. Letak lokasi penelitian yang dekat dengan peneliti yang memungkinkan
peneliti memperoleh data yang valid.
c. Peneliti sudah kenal dengan para guru dan staf di lokasi penelitian yang
memudahkan peneliti untuk meminta pengarahan kepada mereka.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/ 2017.
Alasan memilih semester genap karena pada saat proses wawancara sudah masuk
semester genap, sehingga permasalahan yang dikupas terutama pada semester
genap.

C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak

diperlukan. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai pengamat

41

partisipan atau pengamat penuh.53 Peneliti membuat rancangan pembelajaran di
dalam kelas yang meliputi pengamat dalam proses pembelajaran pewawancara,
pengumpul data serta sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti bekerjasama dengan guru matematika SMPIT Al-Azhaar
Gandusari Trenggalek untuk membahas terkait pengalaman mengajar matematika.
Khususnya kubus dan balok serta segala hal yang berkaitan dengan pokok
bahasan dan hambatan-hambatannya.
Sebagai pemberi tindakan dalam penelitian maka tindakan tersebut dibuat
sebagai pengajar yang membuat rancangan pembelajaran dan menyampaikan
bahan ajar selama kegiatan berlangsung. Kemudian peneliti melakukan tes,
observasi, wawancara dan mengumpulkan data serta menganalisis data. Guru
matematika dan teman sejawat membantu pada saat melakukan pengamatan dan
pengumpulan data.

D. Data dan Sumber Data
Data merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti bahwa data harus
mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan bentuk simbolik asli pada
satu sisi.54 Data adalah hasil pencatatan baik berupa fakta ataupun angka.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil
wawancara, hasil observasi, hasil dokumentasi dan hasil catatan lapangan. Datadata tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

53
54

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 67
Ibid, hal. 79

42

a. Hasil tes siswa, hasil tes digunakan sebagai metode pengumpul data untuk
melihat peningkatan skor siswa, ketuntasan materi, dan pemahaman siswa serta
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan sikap, intelegensi, kemampuan/
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 55
b. Hasil wawancara, hasil wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan
memperoleh gambaran lebih dalam mengenai pemahaman siswa, respon siswa,
dan bentuk kesulitan yang dihadapi siswa. Hasil wawancara akan melengkapi
hasil tes untuk melihat pemahaman siswa.
c. Hasil observasi, hasil observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.56
d. Hasil dokumentasi, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan
melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.
e. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan digunakan untuk melengkapi datadata hasil observasi. Catatan lapangan berisi beberapa hal penting yang terjadi
selama proses belajar mengajar selain yang terdapat dalam lembar observasi.
Sumber data dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII SMPIT
Al-Azhaar Gandusari Trenggalek semester II dengan jumlah siswa 22 dengan
rincian 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, dengan tujuan agar aspek
perkembangan berpikir mereka semakin luas dan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa akan semakin aktif dan
dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.
55
56

Ibid, hal. 92
Ibid, hal. 84

43

E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : (1) tes, (2) wawancara, (3)
observasi, (4) dokumentasi dan (5) catatan lapangan.
1. Tes
Tes

merupakan

cara

atau

prosedur

yang

digunakan

untuk

mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada obyek yang di teliti
dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran.57
Tes yang digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian ini adalah
tes tertulis yang terdiri dari dua macam tes, yaitu:
a. Pre Test (Tes awal)
Pre Test atau tes awal adalah tes yang diberikan kepada siswa sebelum
tindakan. Tujuan dari pre test ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) dan untuk menentukan anggota
kelompok yang heterogen dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Post Test (Tes Akhir)
Post Test atau tes akhir adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah
tindakan atau setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
57

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), hal. 35

44

Numbered Heads Together (NHT). Tes ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa sesudah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Untuk menghitung hasil tes, baik tes awal maupun tes akhir pada
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT), digunakan rumus sebagai berikut:58

Keterangan:

Adapun kriteria penelitian hasi tes dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Penelitian Hasil Tes59
Huruf
A
B
C
D
E

Angka
0-4
4
3
2
1
0

Angka
0-100

Angka
0-10

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

58

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik-teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 112
59
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 122

45

mendengarkan

secara

langsung

informasi-informasi

atau

keterangan-

keterangan.60
Dalam melakukan wawancara peneliti boleh menggunakan tiga pola
pendekatan, yaitu:61
a. Dalam bentuk percakapan informal yang dilakukan secara spontanitas,
santai, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.
b. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau
masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara.
c. Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terperinci, tetapi bersifat
terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan akan diajukan sesuai
urutan pertanyaan yang telah dibuat.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi merupakan
metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap oyek
penelitian yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Ada
beberapa alasan observasi dijadikan sebagai cara pengumpulan data, yaitu: (1)
didasarkan atas pengamatan langsung, (2) memungkinkan melihat dan
mengamati sendiri sehingga dapat dicatat langsung terkait perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi sebenarnya, (3) bisa menghindari
kekeliruan dan bias karena kurang mampu mengingat data hasil wawancara,

60

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hal. 83
61
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal. 65-66

46

(4) memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, (5)
dalam kondisi tertentu dimana teknik lain tidak memungkinkan, observasi
dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.62
Observasi dalam penelitian ini dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung, dengan tujuan memperoleh data segala tindakan yang dilakukan
siswa dan guru ketika pembelajaran berlangsung. Sebelum melakukan
pengamatan, sebaiknya peneliti atau pengamat menyiapkan pedoman
observasi.
Untuk menghitung presentase nilai rata-rata hasil observasi pada
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT), peneniliti menggunakan rumus sebagai berikut:



Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan didasarkan pada tabel
3.2 berikut.
Tabel 3.2 Tingkat Keberhasilan Tindakan63
Tingkat Penguasaan

62

Skor Huruf
A
B
C
D
E

Bobot
4
3
2
1
0

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Ibid, hal. 62
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hal.103
63

47

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.64
Dokumentasi biasanya diterapkan pada saat peneliti menyusun
instrument dokumentasi menggunakan check list terhadap beberapa variabel
yang akan didokumentasikan.65
Jadi teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpul data dengan
jalan memanfaatkan dokumen yang ada. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data tentang:
a. Data siswa kelas VIII SMPIT Al-Azhaar Gandusari Trenggalek.
b. Hasil belajar matematika siswa.
c. Profil SMPIT Al-Azhaar Gandusari Trenggalek.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, apa
yang dilihat, yang dialami, dan apa-apa yang dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. 66
Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara obyektif
mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak tercantum
dalam lembar observasi.

64

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualaitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), hal. 240
65
Ibid, hal. 84-93
66
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Arruzz Media, 2012), hal. 213

48

F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digunakan
untuk mengetahui apakah siswa mengalami peningkatan pemahaman dan hasil
belajarnya sesuai dengan yang diharapkan setelah di berikan tindakan. Salah satu
teknik analisis data yang digunakan adalah model aliran yang dikemukakan Miles
dan Huberman, yang meliputi kegiatan mereduksi data, menyajikan data dan
penarikan kesimpulan / verifikasi data.67
1. Mereduksi data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang hal yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya kembali jika
diperlukan.
Mereduksi data dilakukan dengan cara pemilihan dan pemusatan
perhatian yang akan diperoleh dari hasil tes, wawancara, observasi dan catatan
lapangan. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar jelas dan
akurat sehingga kesimpulan yang dibuat peneliti dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Menyajikan data
Penyajikan data merupakan kegiatan menyajikan hasil reduksi data
sehinga memungkinkan penarikan kesimpulan dan keputusan pengambilan
67

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 338-345

49

tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chart, pictogram, dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Berdasarkan sajian data, maka
akan memudahkan memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Data yang telah disajikan selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi
yang berupa penjelasan tentang persepsi peneliti, teman sejawat atau guru
yang terlibat dalam pengamatan dan pencatatan lapangan.
3. Penarikan simpulan atau verifikasi
Penarikan simpulan merupakan proses pemberian makna terhadap data
yang disajikan dan seluruh hasil kerja penelitian. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada di lapangan.
Pada tahap penarikan kesimpulan kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan kesimpulan. Kegiatan yang dilakukan mencakup analisis data
dari data yang telah dikumpulkan, yaitu hasil tes, wawancara, observasi dan
hasil diskusi dengan teman sejawat. Setelah itu akan dijelaskan secara narasi
oleh peneliti.

G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
difokuskan pada “Hasil belajar siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar pada

50

mata pelajaran matematika”. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik
uji kredibilitas. Uji kredibilitas

yang direncanakan untuk digunakan dalam

penelitian ini adalah 3 cara dari 6 cara yang dikembangkan oleh Sugiyono68, yaitu
(1) ketekunan/keajegan pengamatan, (2) triangulasi, dan (3) pemeriksaan sejawat.
1. Ketekunan/Keajegan Pengamatan
Ketekunan Pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang
dapat diperhitungkan dan apa yang tidak.
Ketekunan

pengamatan

dilakukan

dengan

cara

mengadakan

pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian.
Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif,
pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dan penugasan.
2. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini,
triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi metode. Triangulasi
dengan metode dilakukan dengan mempelajari pekerjaan siswa sebagai hasil
tes, observasi, catatan lapangan dan hasil wawancara.69

68

Ibid, hal. 329-332

Sutopo, “Pemahaman Masalah Kalkulus pada Mahasiswa Tadris Matematika IAIN
Tulungagung”, e-ISSN: 2549-2926, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2014, http://www.google.co.id/
search?hl=id&q=e%20jurnal.matematika.iain.tulungagung&spell=1&sa=X, diakses 9 Maret 2017,
hal. 138
69

51

3. Pemeriksaan Teman Sejawat
Pemeriksaan teman sejawat

yang dimaksudkan disini adalah

mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan teman sejawat yang ikut
terlibat dalam pengumpulan data. Hal ini dilakukan dengan harapan
mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks
penelitian.

H. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kubus dan balok dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu:
1. Indikator kuantitatif berupa besarnya skor hasil tes yang diperoleh siswa dan
selanjutnya dibandingkan dengan besarnya skor kriteria ketuntasan minimal
(KKM) mata pelajaran matematika di SMPIT Al-Azhaar Gandusari
Trenggalek yaitu 75. Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini
adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai
yang mendapat nilai 75 setidak-tidaknya
Untuk

memudahkan

dalam

mencari

dan siswa

dari jumlah seluruh siswa.
tingkat

keberhasilan

tindakan,

sebagaimana yang dikatakan oleh Mulyasa bahwa:
“Kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi
proses pembelajara diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar
siswa terlibat secara aktif baik
secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping
itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan
percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan

52

berhasil apabila tejadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa
seluruhnya atau sekurang-kurangnya
.”70
2. Indikator kualitatif berupa nilai observasi siswa dan peneliti dalam mengikuti
pembelajaran dengan presentase ketuntasan rata-rata lebih dari

dan hasil

dari catatan lapangan yang cenderung positif.

I. Tahap-tahap Penelitian
Dalam hal ini tahapan-tahapan kegiatan dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
(1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan kegiatan penelitian. Dalam tahap
pelaksanaan

kegiatan

penelitian

meliputi

empat

tahapan

seperti

yang

dikemukakan Kemis dan MC.Taggart yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap
pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap refleksi.
1. Tahap perencanaan, meliputi :
1). Reflesi awal
Pada tahap ini dilakukan tindakan, (1) menentukan sumber data, (2)
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan (3) melakukan tes awal.
2). Menetapkan dan Merumuskan Rancangan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah : (1) menentukan tujuan
pembelajaran, (2) menyusun kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya tentang bangun ruang kubus dan balok.

70

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 101-102

53

2. Tahap pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan mengikuti alur
tindakan yang meliputi kegiatan :
(1). Perencanaan / Planning
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pembelajaran
b. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disajikan
c. Menyiapkan format observasi
d. Menyiapkan perangkat tes akhir terhadap hasil belajar.
(2). Pelaksanaan tindakan / Action
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
(3). Observasi / Observation
Pada tahap ini pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa kelas VIII
selama pembelajaran berlangsung dengan lembar observasi yang telah
disediakan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru matematika di SMPIT AlAzhaar Gandusari Trenggalek dan teman sejawat. Instrumen yang dipakai
adalah soal tes akhir (post test), lembar observasi dan catatan lapangan
siswa dan guru. Hasil observasi ini akan ditindaklanjuti dan digunakan
sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

54

(4). Refleksi / Reflection
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah
a. Menganalisis hasil tes siswa.
b. Menganalisis aktivitas siswa.
c. Menganalisis aktivitas guru.
d. Menganalisis hasil catatan lapangan.
Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan menentukan
apakah kriteria yang telah ditetapkan sudah berhasil atau belum. Jika telah
berhasil maka siklus tindakan berhenti, tetapi jika belum berhasil maka akan
dilakukan pengulangan siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran
pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Tetapi pada penelitian ini hanya berhenti pada 2 siklus saja. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 2

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 4

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 6

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 3

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN

0 0 39