Analisis Perencanaan Lingkungan Dalam Pe

Analisis Perencanaan Lingkungan Dalam Permasalahan Kerusakan DAS
(Studi Kasus pada kerusakan DAS sungai Bogel sebagai penyebab banjir bandang di
kecamatan Sutojayan Kab.Blitar)

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas ujian Akhir Semester Ganjil
Mata kuliah Perencanaan Lingkungan
yang diampu oleh bapak Mochamad Rozikin, Dr, MAP

Oleh:
Geo Lambang Agape
(135030607111012)

MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kali (sungai) Bogel adalah salah satu sungai yang mengalir di kabupaten Blitar yang
merupakan anak Sungai Brantas yang bermuara di hulu bendung Lodoyo. Keberadaan
aliran sungai ini sangat diharapkan oleh masyarakat di sekitar daerah aliran sungai untuk
menunjang kebutuhan air yang utamanya guna keperluan irigasi sawah dan lainnya.
Masyarakat memperlakukan Kali Bogel sebagai sarana drainase, air baku untuk air
bersih, dan sebagai sumber air untuk irigasi. Banjir bandang di Blitar Selatan yaitu di
Kecamatan Sutojayan pertama kali terjadi pada tahun 1999 akibat kerusakan hutan
Kepek, dan kemudian terjadi secara berulang setiap 5 (lima) tahun sekali. Banjir terbesar
terjadi pada tahun 2004 yang menyebabkan adanya korban jiwa meninggal dunia. Banjir
bandang di Blitar Selatan terakhir terjadi pada bulan Desember tahun 2013, yang
menimpa 3 (tiga) desa di Kecamatan Sutojayan yaitu Bacem, Kalipang dan Kelurahan
Sutojayan.
Gejolak yang timbul dari bencana banjir yang telah dialami oleh masyarakat, dimana
para petani merasa rugi baik dari aspek ekonomi maupun aspek social. Pada bencana
banjir tersebut dari segi ekonomi penduduk sangat terpengaruh dengan musnahnya hasil
pertanian yang sangat diharapkan. Dari aspek social terhadap penduduk, bencana banjir
tersebut dapat juga menimbulkan konflik antar penduduk, misalnya sebagian penduduk
berpikir bahwa penyebab terjadinya bencana banjir yang melanda daerah mereka

sebagian besar diakibatkan oleh rusaknya hutan lindung karena penebangan liar oleh
pengusaha kayu. Pengertian bencana banjir adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang terjadi dan diakibatkan oleh melimpahnya jumlah air sehingga merendam suatu
wilayah yang mengakibatkan kerugian, baik kerugian materiil maupun kerugian moril.
Pengertian kesejahteran masyarakat adalah suatu tatanan kehidupan masyarakat dan
penghidupan masyarakat baik materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir, batin yang memungkinkan setiap warga
Negara untuk mengadakan suatu usaha dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah, rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat.
Bencana banjir yang telah melanda Desa Sutojayan kecamatan Sutojayan telah

menimbulkan masalah-masalah ekonomi yang berdampak pada menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab utama rusaknya DAS sungai bogel di kecamatan Sutojayan Kabupaten
Blitar?
2. Apa dampak kerrusakan DAS sungai bogel di kecamatan Sutojayan kabupaten Blitar?
3. Bagaimana saran atas solusi permasalahan ini jika di tinjau dari perencanaan
Lingkungan?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan ketiga rumusan masalah tersebut, berikut ini disajikan tujuan penulisan
Makalah yang ingin dicapai:
1. Mempelajari proses Identifiakasi masalah, dan penyebab utama rusaknya DAS sungai
2.

bogel di kecamatan Sutojayan Kabupaten .
Mengkaji dampak rusaknya DAS sungai bogel di kecamatan Sutojayan kabupaten

3.

Blitar
Mengkaji saran atas Solusi Kebijakan pemerintah Kab. Blitar dalam mengatasi
masalah rusaknya DAS sungai bogel

1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Hasil dari penulisan ini akan memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan bagi penulisan
2.


makalah lain yang memiliki minat melakukan penulisan dengan aspek yang sama.
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang respon
pemerintah dalam malakukan proses perencanaan lingkungan dalam mengatasi
masalah rusaknya DAS sungai Bogel di Kecamatan Sutojayan Kab.Blitar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perencanaan Lingkungan

Perencanaan lingkungan adalah setiap tindakan sengaja diambil [atau tidak diambil]
untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah, mengurangi, atau
mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan alam, dan memastikan bahwa
buatan manusia perubahan lingkungan tidak memiliki efek berbahaya pada manusia.
Perencanaan Lingkungan adalah terkait masih berlangsung [Perjalanan] tindakan sengaja
diambil [atau regular tidak diambil] untuk mengelola kegiatan Artikel Baru Manusia untuk
maksud mencegah, mengurangi, atau mengurangi efek ekuitas yang merugikan pada alam
dan sumber daya alam, dan memastikan bahwa buatan Manusia perubahan Lingkungan
regular tidak memiliki efek berbahaya pada manusia.
Kebijakan


lingkungan

adalah

sebuah

pernyataan

sikap

yang

disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia beroperasi. Suatu
kebijakan adalah pernyataan Lingkungan Yang didokumentasikan anak pajak tangguhan
terhadap suatu sikap disepakati Lingkungan di mana besarbesaran beroperasi.
Hal ini berguna untuk mempertimbangkan bahwa kebijakan lingkungan terdiri dari
dua hal utama: lingkungan dan kebijakan. Suami hal berguna untuk mempertimbangkan

bahwa kebijakan Lingkungan terdiri Dari doa hal Utama: Lingkungan dan kebijakan.
Lingkungan terutama mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem), tetapi juga bisa
memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi (manajemen sumber
daya). Kebijakan dapat didefinisikan sebagai "tindakan atau prinsip yang ditetapkan atau
diusulkan oleh, pihak bisnis pemerintah, atau individu" . Lingkungan terutama
mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem), tetapi Juga Bisa memperhitungkan dimensi
sosial (kualitas hidup) dan dimensi Ekonomi. Dapat didefinisikan sebagai program Kebijakan
"Prinsip atau tindakan Yang diusulkan pemerintah Dibuat atau diadopsi, bisnis Partai individu
atau". Dengan demikian, kebijakan lingkungan berfokus pada masalah yang timbul dari
dampak manusia terhadap lingkungan, yang retroacts ke masyarakat manusia dengan
memiliki dampak (negatif) terhadap nilai-nilai kemanusiaan seperti kesehatan yang baik atau
lingkungan

'bersih

dan

hijau'.

Artikel


Baru

demikian,

kebijakan

Lingkungan

berfokus pada masalah yang timbul dari dampak terhadap Lingkungan Manusia, Yang
retroacts ke Artikel Baru Masyarakat Manusia memiliki dampak (negatif) terhadap NilaiNilai kemanusiaan Pembongkaran Kesehatan Yang Baik atau Lingkungan 'bersih dan hijau.
Isu lingkungan umumnya ditangani oleh kebijakan lingkungan termasuk (namun tidak
terbatas pada) udara dan pencemaran air, pengelolaan limbah, pengelolaan ekosistem,

perlindungan keanekaragaman hayati, dan perlindungan sumber daya alam, satwa liar dan
spesies yang terancam punah. SPI Lingkungan umumnya ditangani kebijakan Dibuat
Lingkungan

termasuk pencemaran


udara,

pengelolaan

limbah,kebijakan ekosistem,

keanekaragaman hayati perlindungan, perlindungan sumber daya alam dan, satwa dan
pembohong spesies terancam punah Yang. Relatif baru-baru ini, kebijakan lingkungan juga
telah mengikuti untuk komunikasi isu lingkungan. Lingkungan Juga telah mengikuti
kebijakan kepada Komunikasi Masalah Lingkungan.
Banyaknya permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akhir-akhir ini seperti; banjir,
kerusakan hutan, pencermaran air laut/darat, erosi tanah/lahan, dan abrasi pantai, tidak
terlepas dari adanya anggapan bahwa sumber daya (air, udara, laut, hutan beserta kekayaan di
dalamnya, dan lain-lain) adalah milik bersama. Tidak ada satu pun aturan yang membatasi
pemanfaatan sumber milik bersama itu, sehingga terjadilah eksploitasi yang berlebihan.
Setiap pemanfaat menggunakannya semaksimal mungkin dengan asumsi bahwa orang lain
akan memanfaatkan sumber tersebut bila tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Kompleksitan permasalahan ini patut menjadiperhatian kita. Dari kaca mata ekonomi,
penyalahgunaan pemanfaatan sumber milik bersama timbul karena tidak adanya mekanisme
keseimbangan yang muncul dengan sendirinya guna dapat membatasi eksploitasi. Sehingga,

dampak/efek lingkungan yang timbul tidak dimasukkan dalam biaya internal usahanya.
Misalnya, beberapa hotel dan restoran di Kuta, atau usaha penyablonan tekstil, umumnya
meminimumkan ongkos/biaya dengan cara membung limbahnya ke tanah atau ke
sungai tanpa melalui suatu sistem pengolahan. Cara tersebut tentu dapat mencemarkan badan
sungai/tanah/pantai dan akan menimbulkan ongkos untuk pembersihannya. Hal tersebut harus
diderita oleh masyarakat kita sendiri sebagai pengguna sumber daya, secara langsung maupun
tidak langsung. Hal lain adalah akibat terjadinya pelanggaran-pelanggaran lokasi tempat
bisnis/usaha seperti yang terjadi di sepanjang jalur Tohpati-Kusamba. Di samping itu,
ketidaktahuan masyarakat dan institusi dapat pula menjadi penyebab terjadinya dampak/efek
lingkungan hidup itu, seperti; banyak petani yang belum memahami bahaya penggunaan
pestisida. Atau sistem institusi belum maksimal dapat menunjang pencegahan perusakan
lingkungan hidup walaupun pada dasarnya masyarakat sudah menyadari dampak/efek
kerusakan lingkungan tersebut. Selama ini pertumbuhan produk domestik regional bruto
(PDRB) menjadi ukuran keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Kondisi

yang


demikian

menyebabkan

para

ekonom

dan

pembuat

keputusan mencari hubungan yang lebih mendalam tentang ekonomi, siklus, bisnis dan

ketenagakerjaan. Mereka yang senang dengan tolok ukur ini umurnya tidak mempedulikan
tentang masalah lingkungan atau langkanya suatu sumberdaya alam. Sehingga adanya
penurunan sumberdaya alam, dan kerusakan lingkungan sama sekali tidak tercermin dalam
indikator tersebut
2.1.1 Proses Perencanaan Pengelolaan DAS
Hal yang penting diperhatikan dalam penyusunan rencana pengelolaan DAS adalah

bahwa perencanaan adalah suatu proses berulang (iterative process). Perencanaan
tersebut mengatur langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas pengelolaan DAS yang
harus dilaksanakan termasuk rencana monitoring dan evaluasi (monev) terhadap tujuan
dan sasaran yang ditetapkan. Dengan demikian, dapat tercipta suatu mekanisme umpan
balik (feedback) terhadap keseluruhan rencana pengelolaan DAS sehingga dapat
dilakukan perbaikan terhadap rencana yang telah disusun seperti gambar berikut:

2.2 Pengertian DAS (daerah aliran sungai)
Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang
merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah pengairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7/2004 Ps 1).
Menurut Wiersum (1979) dan Seyhan (1990), DAS adalah suatu wilayah daratan yang
dibatasi oleh batas alam berupa topografi yang berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang diterima menuju ke sistem sungai terdekat yang selanjutnya bermuara
di waduk atau danau atau laut. Asdak (1995) menyatakan Daerah Aliran Sungai adalah suatu
wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian
menyalurkan ke laut atau danau melalui satu sungai utama. Suatu DAS akan dipisahkan dari
wilayah DAS lain di sekitarnya oleh batas alam (topografi) berupa punggung bukit atau
gunung, sehingga seluruh wilayah daratan habis terbagi ke dalam unit-unit Daerah Aliran
Sungai. Komponen di dalam suatu DAS terdiri dari komponen biotis dan abiotis yang saling
berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang teratur (ekosistem). Aktivitas suatu
komponen ekosistem di dalam DAS selalu memberi pengaruh pada komponen lain dan dapat
mengakibatkan dampak yang berantai. Manusia memegang peranan yang penting dan

dominan dalam mempengaruhi kualitas suatu DAS. Keseimbangan ekosistem akan terjamin
apabila kondisi hubungan 6 timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal.
Kualitas interaksi antar komponen ekosistem terlihat dari kualitas output ekosistem tersebut.
Kualitas ekosistem di dalam DAS secara fisik terlihat dari besarnya erosi, aliran permukaan,
sedimentasi, fluktuasi debit, dan produktifitas lahan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran umum permasalahan banjir di Sutojayan kab.Blitar
Banjir bandang di Blitar Selatan yaitu di Kecamatan Sutojayan pertama kali
terjadi pada tahun 1999 akibat kerusakan hutan Kepek, dan kemudian terjadi
secara berulang setiap 5 (lima) tahun sekali. Banjir terbesar terjadi pada tahun
2004 yang menyebabkan adanya korban jiwa meninggal dunia. Banjir bandang di
Blitar Selatan terakhir terjadi pada bulan Desember tahun 2013, yang menimpa 3
(tiga) desa di Kecamatan Sutojayan yaitu Bacem, Kalipang dan Kelurahan
Sutojayan Gulangan Banjir di Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar secara
geografis terletak di antara 112°9’55” - 112°17’28” Bujur Timur, dan 8°8’32” 8°12’54’’ Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara: Kecamatan Kanigoro, dan Kecamatan Talun
 ebelah Timur: Kecamatan Wlingi, dan Kecamatan Binangun
 Sebelah Selatan: Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Wonotirto.
 Sebelah Barat: Kecamatan Wonotirto
Lokasi terjadinya banjir di gambarkan dalam peta berikut:

Di kecamatan sutojayan ini mempunyai beberapa DAS yang mengelilingi dan
bermuara pada sungai bogel, peta jalur DAS nya adalah sebagai berikut:

Sebab utama Banjir di sutojayan selama ini berasal dari luapan air Sungai
Ngunut dan Sungai Jambu yang bermuara ke Sungai Brantas setelah diguyur
hujan lebat. Bahkan, luapan air juga mengambrolkan tanggul yang berdiri di
kedua sungai tersebut. Secara topografi wilayah Sutojayan berada di dataran
rendah. Sutojayan berada di bawah pegunungan kecamatan Wonotirto di sebelah
selatan dan pegunungan wilayah Kecamatan Panggungrejo di wilayah Timur.
Akibatnya bila hujan deras air yang berasal dari selatan dan timur mengumpul
menjadi satu di Sutojayan.
warga sudah berkali kali meminta pemkab Blitar untuk membuat sudetan
tanggul sungai. Sebab tanpa sudetan warga Kecamatan Sutojayan akan terus
menjadi pelanggan banjir setiap musim penghujan. “Namun hingga kini tidak juga
dipenuhi. Pengerukan sungai saja seingat saya hanya dilakukan dua kali,“
keluhnya. Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Blitar Hanif Rahmawanto mengatakan jika pihaknya sudah mendirikan
posko untuk evakuasi, dapur umum untuk bantuan logistik juga sudah berdiri.
“Dapur umum berlaku untuk semua korban banjir yang kehilangan bahan pokok,"
Kali (sungai) Bogel adalah salah satu sungai yang mengalir di kabupaten Blitar
yang merupakan anak Sungai Brantas yang bermuara di hulu bendung Lodoyo.
Keberadaan aliran sungai ini sangat diharapkan oleh masyarakat di sekitar daerah
aliran sungai untuk menunjang kebutuhan air yang utamanya guna keperluan
irigasi sawah dan lainnya. Masyarakat memperlakukan Kali Bogel sebagai sarana
drainase, air baku untuk air bersih, dan sebagai sumber air untuk irigasi
3.2 Penyebab utama rusaknya DAS sungai bogel di kecamatan Sutojayan
Kabupaten
Daerah Aliran Sungai Bogel di Kecamatan Sutojayan makin alami kerusakan
lingkungan dari th. ke th.. Rusaknya lingkungan pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) mencakup rusaknya pada segi biofisik maupun kwalitas air. Sebab utama
Banjir di sutojayan selama ini berasal dari luapan air Sungai Ngunut dan Sungai
Jambu yang bermuara ke Sungai Brantas setelah diguyur hujan lebat. Bahkan,
luapan air juga mengambrolkan tanggul yang berdiri di kedua sungai tersebut.
Secara topografi wilayah Sutojayan berada di dataran rendah. Sutojayan berada di
bawah pegunungan kecamatan Wonotirto di sebelah selatan dan pegunungan
wilayah Kecamatan Panggungrejo di wilayah Timur. Akibatnya bila hujan deras
air yang berasal dari selatan dan timur mengumpul menjadi satu di Sutojayan
Sekarang ini beberapa Daerah Aliran Sungai di Blitar selatan alami rusaknya
sebagai akibat karena:


Penggundulan Hutan sekitar DAS sungai bogel
Penebangan hutan menjadi penyebab utama terjadinya banjir.
Penebangan liar yang terjadi di suatu kawasan hutan menyebabkan
tanah dikawasan tersebut jenuh air, tanah yang jenuh air yaitu tanah
yang kemampuan menyerap/menampung air nya berkurang. Akibat hal
tersebut terjadilah limpasan permukaan yang kemudian mengakibatkan
erosi.
Jika keadaan tersebut berlangsung terus menerus dalam kurun
waktu tertentu, maka erosi yang terjadi akan membawa sedimen-

sedimen ke daerah sungai bogel bagian hulu dan sedimen-sedimen
tersebut akan mengalami proses sedimentasi di daerah sungai bagian
hilir. Sedimentasi yang terjadi akan menyebabkan pendangkalan sungai
dan penurunan daya tampung sungai. Ketika hujan terjadi dengan
intensitas yang tinggi, sungai tidak mampu menampung debit air yang
ada. Karena kapasitas tampungan sungai pada daerah aliran sungai
Bogel di kecamatan Sutojayan Kab. Blitar ini akibat pendangkalan
dasar sungai menurun yang dikarenakan proses sedimentasi tadi, maka
terjadilah banjir.


Pergantian tata manfaat tempat
Kerusakan ekologis terjadi di daerah aliran sungai (DAS) di
hulu, terjadi karena banyak alih fungsi lahan di kawasan DAS sungai
bogel tersebut. Selain itu semakin banyak nya penebangan liar ikut
memperparah kondisi ini. faktor curah hujan yang tinggi adalah
pemicu namun rusaknya DAS menjadi penyebab bencana ini semakin
besar. semakin banyak nya yang mendirikan bangunan di bantaran
sungai Penataan di wilayah hulu dan daerah aliran sungai masih belum
efektif karena saat ini masih banyak yang membuka peluang alih
fungsi kawasan konservasi. Harusnya daerah tersebut merupakan
kawasan hijau yang banyak pepohonan karena untuk resapan air.
Namun saat ini sudah semakin banyak yang mendirikan bangunan
sehingga kerusakan ekologis menjadi penyebab utama terjadinya
bencana banjir dan tanah longsor.



Bertambahnya jumlah masyarakat dan kurangnya kesadaran orangorang pada pelestarian lingkungan DAS.
Kurang nya kesadaran masyarakat yang masih membuang
sampah disungai hanya akan memperparah kondisi ini, karena bukan
tidak mungkin, saat memasuki musim hujan, bencana banjir dan
longsor menajdi ancaman dan tentu ini akan merugikan semua pihak
termasuk masyarakat.

Tanda-tanda Rusaknya lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) bisa diliat dari
penyusutan luas rimba serta rusaknya tempat terlebih lokasi lindung di sekitaran
Daerah Aliran Sungai.
Efek Rusaknya DAS. Rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berlangsung
menyebabkan keadaan jumlah (debet) air sungai jadi fluktuatif pada musim
penghujan serta kemarau. Diluar itu juga penurunan cadangan air dan tingginya
laju sendimentasi serta erosi. Efek yang dirasa lalu yaitu terjadinya banjir di
musim penghujan serta kekeringan di musim kemarau.
Rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bogel di Kecamatan Sutojayan
juga menyebabkan berkurangnya kwalitas air sungai yang alami pencemaran yang
disebabkan oleh erosi dari tempat gawat, limbah rumah tangga, limbah industri,
limbah pertanian (perkebunan). Pencemaran air sungai di Indonesia juga sudah
jadi permasalahan sendiri yang begitu serius.
Pemanfaatan alam yang melebihi ambang batas dan tidak terencana dalam
konsep keterpaduan telah menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga memicu
terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan terjadinya kekeringan
serta rusaknya wilayah DAS sungai bogel di kecamatan sutojayan ini sebagai
daerah tangkapan air yang diduga kuat sebagai salah satu penyebab terjadinya
bencana selama ini. "Rusaknya wilayah DAS sungai bogel di kecamatan sutojayan
ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya musibah sehingga perlu dilakukan
pencegahan dini agar tidak terjadi kerusakan lingkungan pada sejumlah DAS,"
kerusakan DAS juga dipercepat dengan peningkatan pemanfaatan sumber daya
alam sebagai akibat atas pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi,
konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-hilir.
sikap egoisme kedaerahan masyarakat Blitar selatan juga akan menambah
konpleksitas pengelolaan DAS yang multi disiplin ilmu dan lintas sektoral untuk
melaksanakan pengelolaan DAS secara terpadu dalam pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan.
3.3 Dampak rusaknya DAS sungai bogel di kecamatan Sutojayan kabupaten
Blitar
Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terjadi mengakibatkan kondisi
kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan

kemarau. Selain itu juga penurunan cadangan air serta tingginya laju sendimentasi
dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah terjadinya banjir di musim
penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Kerusakan Daerah Aliran Sungai
(DAS) Bogel di Kecamatan Sutojayan ini pun mengakibatkan menurunnya
kualitas air sungai yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh erosi dari
lahan kritis, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian (perkebunan)
dan limbah pertambangan. Pencemaran air sungai di Bogel di Kecamatan
Sutojayan ini juga telah menjadi masalah tersendiri yang sangat serius. Dampak
terhadap rusak nya DAS bogel di kecamatan sutojayan ini adalah sebagai berikut:

A. Terjadinya Banjir setiap musim penghujan akibat luapaan Air sungai
Pada tahun 2013 lalu sedikitnya 200 orang dievakuasi ke kantor Kelurahan Sutojayan,
Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, akibat banjir bandang yang. banjir
bandang ini menimpa sekitar 200 warga tiga kelurahan di Kecamatan Sutojayan, yakni
Bacem, Kedung Bunder, dan Sutojayan. "Ketinggian air mencapai setengah meter. Banjir
bandang terjadi karena melubernya sejumlah sungai kecil yang mengalir dari hutan Kepek di
Kecamatan Wonotirto. Akibatnya, volume air di Sungai Bogel yang melalui Kelurahan
Sutojayan meluap. Sungai itu tak mampu menampung debit air dari atas. Selain tingginya
curah hujan yang terjadi sejak tiga hari terakhir, kondisi hutan Kepek yang gundul turut
memicu timbulnya banjir bandang ini. Foto-Foto banjir pada 201 lalu sempat di abadikan
oleh beberapa media, yaitu adalah sebagai berikut :

Foto banjir di kecamatan sutojayan akibat rusaknya DAS bogel
B. Dampak aspek ekonomi, aspek social dan aspek psikologis
Bencana banjir yang telah melanda Desa Sutojayan kecamatan Sutojayan tidak
begitu mempengaruhi aspek psikologis masyarakat desa. Karena masyarakat dapat
menerima dengan lapang dada atas bencana banjir yang telah menimpa mereka
dan tidak menyalahkan siapapun. Pengaruh bencana banjir terhadap aspek social
masyarakat juga tidak begitu berpengaruh, hal ini dikarenakan masyarakat sudah

mengantisipasi akan timbulnya masalah-masalah social yang akan terjadi,
misalnya dengan mengontrol tingkah laku anak-anak mereka yang sudah tidak
lagi bersekolah.
Gejolak yang timbul dari bencana banjir yang telah dialami oleh masyarakat,
dimana para petani merasa rugi baik dari aspek ekonomi maupun aspek social.
Pada bencana banjir tersebut dari segi ekonomi penduduk sangat terpengaruh
dengan musnahnya hasil pertanian yang sangat diharapkan. Dari aspek social
terhadap penduduk, bencana banjir tersebut dapat juga menimbulkan konflik antar
penduduk, misalnya sebagian penduduk berpikir bahwa penyebab terjadinya
bencana banjir yang melanda daerah mereka sebagian besar diakibatkan oleh
rusaknya hutan lindung karena penebangan liar oleh pengusaha kayu. Pengertian
bencana banjir adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi dan
diakibatkan oleh melimpahnya jumlah air sehingga merendam suatu wilayah yang
mengakibatkan kerugian, baik kerugian materiil maupun kerugian moril. .
Bencana banjir yang telah melanda Desa Sutojayan kecamatan Sutojayan telah
menimbulkan masalah-masalah ekonomi yang berdampak pada menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat. hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat
yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani, penghasilan mereka turun
antara 33,5% hingga 40%. Juga sulitnya mencari pekerjaan bagi para buruh tani
yang tidak lagi bekerja pada pemilik lahan yang sudah tidak mampu lagi
membayar tenaga mereka
3.4 Saran dan Solusi

mengatasi masalah rusaknya DAS sungai bogel di

kecamatan Sutojayan Kab. Blitar.
1. Re-Planninng dengan konsep pengelolaan daerah aliran sungai terpadu
Salah satu cara dalam mengatasi masalah rusak nya DAS sungai bogel
ini adalah dengan re-planning, atau merancanakan ulang DAS di sungai bogel
ini dari aspek fisik maupun dalam aspek pengelolaan. Daerah Aliran Sungai
(DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri
atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia
sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat
di Sutojayan kab.blitar memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat
kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya
alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa

kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah
longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan
terhadap

kemampuannya

dalam

menunjang

system

kehidupan,

baik

masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya. Sebagai suatu
kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi
biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan
terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa
kelestarian DAS di sungai bogel ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosialekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan
pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya
adanya ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masingmasing berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak
belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan
adanya otonomi daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana daerah
berlomba memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Permasalahan ego-sektoral dan
ego-kedaerahan ini akan menjadi sangat komplek pada DAS sungai bogel
yang lintas kabupaten/kota dan lintas propinsi. Oleh karena itu, dalam rangka
memperbaiki kinerja pembangunan dalam DAS pada sungai bogel ini maka
perlu dilakukan pengelolaan DAS secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu
dilakukan secara menyeluruh mulai :
 keterpaduan kebijakan,
 penentuan sasaran dan tujuan
 rencana kegiatan
 implementasi program yang telah direncanakan
 Serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu.
Pengelolaan DAS terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu
sampai

hilir

juga

perlu

mempertimbangkan

faktor

sosial-ekonomi,

kelembagaan, dan hukum. Dengan kata lain, pengelolaan DAS terpadu
diharapkan dapat melakukan kajian integratif dan menyeluruh terhadap
permasalahan yang ada, upaya pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam
skala DAS bogel di kecamatan sutojayan secara efektif dan efisien.
2. Re- Konstruksi

Berbagai saran yang dapat mendukung pengendalian banjir pada daerah
Sutojayan dalam tahap rekonstruksi adalah :
1. Diupayakan melakukan reboisasi pada kawasan gunung di bagian hulu
pada kecamatan Binangun, Panggung Rejo, Wonotirto, dan Kademangan,
karena pada keempat kecamatan tersebut merupakan hulu dari anak Daerah
Aliran Sungai Bogel.
2. Karena Daerah Aliran Sungai Bogel masuk kategori kritis dengan erosivitas
yang besar, maka perlu bangunan pengendali sedimen di daerah hulu.
3. Beberapa patok sungai Bogel melewati perkampungan dan penulis
mendapati beberapa warga Sutojayan masih memiliki kebiasaan membuang
sampah di sungai, menggunakan sungai sebagai tambak khususnya di bagian
hilir, dan bagian delta sungai digunakan perkebunan, karena itu dibutuhkan
penyuluhan agar masyarakat sadar akan risiko banjir yang diakibatkan
kegiatankegiatan tersebut.
4. Perlunya dibuat drainase yang efektif dan tepat sasaran.
5. Dibutuhkan studi non struktural pada kawasan Daerah Aliran Sungai Bogel
yang dapat dilakukan dengan perbaikan tata guna lahan di bagian hulu dan
hilir.
6. Pada lokasi pertemuan Sungai Brantas dan Sungai Bogel diperlukan
penyesuaian penampang supaya pengendalian banjir Sungai Bogel berjalan
dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
,

2015.ikipedia bahasa Indonesia. Diakses pada tanggal 10 januari 2017 “
https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_sosial”. 10 Januari 2017 (online)

,

2012 Kementrian Sosial. Diakses pada tanggal 10 januari 2017
http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/7ba4c5f20e68d711d1c4d9e2ee97f330.
pdf (online)

,

2015 Strategi nasional penghapusan kemiskinan diakses pada tanggal 10 januari
2017. http://www.slideshare.net/ecpatindonesia/strategi-nasional-penghapusankekerasan-terhadap-anak-2016-2020 (online)
,

2015 Strategi pengentasan kemiskinan diakses pada tanggal 10 januari 2017
http://ecpatindonesia.org/resources/strategi-nasional-penghapusan-kekerasanterhadap-anak-2016-2020/ (online)

Saraswati, Rika, 2009, Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Supeno.
Hadi, 2010,
Memehami Konveksi Hak-Hak Anak dan UndangUndang Perlindungan Anak. Jakarta: Zalco
Pratama
\