Pemikiran Bung Hatta Tentang Ekonomi Ker

Oleh Kelompok 6:

1.Dwi Sunu Wibiyanti (1210017411014)
2.Khairul Umam (1210017411015)

Ekonomi Kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan
ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular)
yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja
yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut
sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor
pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa
harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Didalam Ekonomi Kerakyatan setiap masyarakat berpartisipasi baik dalam
penentuan kebijakan atau dalam kegiatan ekonomi sesuai dengan
peranannya masing-masing, tanpa menutup atau menghalangi
kesempatan masyarakat untuk maju dalam bidang perekonomian dengan
memperhatikan pemerataan sebagai tujuan utama pembangunan.


Konsep Ekonomi Kerakyatan Bung Hatta

Tulisan Bung Hatta “Ekonomi Rakyat dalam
Bahaya” ini telah menjadi dasar konsep
ekonomi kerakyatn sebagai tandingan untuk
mengenyahkan sistem ekonomi kolonial
Belanda yang didukung atau dibantu oleh
kaum aristokrat dalam sistem feodalisme di
dalam negeri dan pihak-pihak swasta asing
tertentu sebagai komprador pihak kolonial
Belanda.
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa
Indonesia harus dicapai dengan menerapkan
prinsip “dari, oleh, dan untuk rakyat.”

• Peningkatan tenaga beli rakyat yang merata merupakan salah satu pilar utama
dari ekonomi kerakyatan yang dikonsep oleh Bung Hatta.
• Secara ringkas, pilar ekonomi kerakyatan seperti yang dikonsepkan oleh Bung
Hatta, dapat dibaca pada pasal 33 UUD 1945 dan penjelasannya dimana Bung
Hatta ikut memformulasikannya.

• Konsep ekonomi rakyat dibentuk oleh Bung Hatta sebagai tandingan atas
ekonomi kolonial. Yang dimaksud ekonomi rakyat ketika itu adalah ekonomi
kaum pribumi atau kaum penduduk asli Indonesia.
• Ekonomi kerakyatan merupakan konsep baru yang mereaksi konsep ekonomi
kapitalis liberal yang dijadikan pegangan era ekonomisme Orde Baru.
• Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang
berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa
konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan
lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat.

Tujuan yang diharapkan dari penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan :

 Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan
kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian.
 Membangun Indonesia yang berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik,
dan berkepribadian yang berkebudayaan
 Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
 Mendorong pemerataan pendapatan rakyat

 Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional
 Menciptakan negara yang demokrasi, keadilan sosial, dan bersifat populistik
 Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh anggota
masyarakat
 Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang
membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar
 Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di antara
anggota masyarakat
 Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota
masyarakat

Tujuan yang akan dicapai dari penguatan ekonomi
kerakyatan adalah untuk melaksanakan amanat
konstitusi, khususnya mengenai:
• Perwujudan tata ekonomi yang disusun sebagai usaha
bersama yang berasaskan kekeluargaan yang menjamin
keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia
(pasal 33 ayat 1).
• Perwujudan konsep Trisakti “Berdikari di bidang
ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian

dibidang kebudayaan.”
• Perwujudan cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup rakyat banyak
dikuasai negara (pasal 33 ayat 2).
• Perwujudan amanat bahwa tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27
ayat 2).

Sekian Presentasi Dari Kami,
semoga bisa menambah ilmu pengetahuan anda dan
bermanfaat !