Pemikiran politik Mu'ammar Qadhafi

(1)

PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Solihin

NIM: 104045201529

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA.

NIP: 195609061982031004

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009 M


(2)

PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Solihin

NIM: 104045201529

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009 M


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Pemikiran Politik Mu’ammar Qadhafi”, telah diujikan dalam sidang munaqashah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 11 November 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syariyyah.

Jakarta, 11 November 2009. Dekan,

Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM. NIP. 19550505 1982031012

PANITIA UJIAN MUNAQASHAH

Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag. (………...)

NIP. 197210101997031008

Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (………...)

NIP. 197102151997032002

Pembimbing : Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA. (………...)

NIP: 195609061982031004

Penguji I : Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (………...)

NIP: 197112121995031001

Penguji II : Dr. Asmawi, M.Ag. (………...)

NIP. 19721010199703100


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke-hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya serta segala petunjuk yang telah diberikan-Nya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kapada nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis bersyukur telah dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum Islam di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI”.

Dalam setiap penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan, bimbingan, dorongan serta perhatian yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA.,MM, Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayattullah Jakarta.

2. Bapak Dr.Asmawi.,M.Ag, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta.

3. Ibu Sri Hidayati, M.Ag, Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta.


(5)

4. Bapak Dr.H. Afifi Fauzi Abbas, M.A, pembimbing skripsi penulis.

5. Pimpinan dan segenap jajaran pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.

6. Keluarga tercinta, Bapak H. Abd.Rohim, Ibu Hj. Samaah, terima kasih telah mengasuh dan mendidik penulis sampai saat ini. Untuk kakak-kakak tercinta Sayatih, Soleha, Habibah, Madropi, Jamilah, Abd. Khoir, Aslamiah, Naih Saputra, Ahmad Z, M.Ridwan, Hasan M, Matarid, terima kasih atas motivasi dan dorongannya, dan untuk keponakan penulis Bahruddin, M.Irfan, Amelia terima kasih atas perhatiannya.

7. Istri dan puteri tercinta (Yusnita, Ayatul Husna) yang telah sabar dan setia menemani penulis, dan ibu Maswanih yang selalu mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekan jurusan Siyasah Syar’iyyah anggkatan 2004 senasib sepenanggungan, Fauzi Rahman, Aziz, Wendra, Putri. Tidak lupa juga ucapan terima kasih penulis kepada Ade Liani dan Juwita “Study hard, please!”

Semoga bantuan, bimbingan, dorongan, serta perhatiannya mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Bogor, 02 Desember 2009 M 15 Dzulhijjah 1430 H


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bogor, 02 Desember 2009 M 15 Dzulhijjah 1430 H


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... III

LEMBAR PERNYATAAN... V

DAFTAR ISI... VI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Review Studi Terdahulu ... 11

E. Metode Penelitian ... 16

F. Sistematika Penulisan... 21

BAB II : SOSIALISME DAN ISLAM A. Dinamika Sosialisme... 24

B. Sosialisme dalam Perspektif Islam ... 35

BAB III : SEKILAS MENGENAI LIBYA DAN PROFIL QADHAFI A. Libya dan Kolaborasi Antara Raja Idris dengan Kerajaan Inggris... 52

B. Profil Qadhafi... 54


(8)

b.2. Perjalanan Karier Militer dan Politik ... 59

b.3. Proses Pengalihan Kepemimpinan ... 63

BAB IV : PEMIKIRAN POLITIK DAN VISI MUAMMAR QADHAFI A. Ideologi Qadhafi : Islam Sebagai Sosialisme Sejati ... 70

B. Visi Muammar Qadhafi; Al-kitab Al-Akhdar ... 74

C. Sosialisme; Solusi Problem Demokrasi: Kedaulatan Rakyat... 77

D. Sosialisme; Solusi Problem Ekonomi ... 89

E. Basis Masyarakat dalam Teori Universal Ketiga ... 96

F. Kritik dan Catatan Untuk Qadhafi... 109

BAB V : PENUTUP Kesimpulan dan Saran ... 113


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep Islam sebagai al-din, yang bersumber dari Al-Qur’an meliputi semua aspek kehidupan manusia, baik pengaturan hubungan makhluk dengan khalik (habl min Allah), maupun pengaturan hubungan antar makhluk (habl min Al-nash), konsep Din al-Islam mencakup hukum tentang sistem keyakinan (ahkam I’tiqadiyyah), hukum yang berhubungan dengan pengaturan ucapan, perbuatan, dan hubungan antar manusia (ahkam ‘amaliyah ) dan hukum yang berhubungan dengan keutamaan, kesempurnaan dan keindahan bagi diri manusia (ahkam khuluqiyah). Esensi kandungan Din al-Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah ritual saja, yaitu ibadah dalam bentuk pengaturan hubungan manusia dengan tuhannya, namun juga ia mengatur kepentingan hubungan manusia dalam hidup bermasyarakatnya seperti masalah kehidupan rumah tangga, pendidikan, ekonomi, ketatanegaraan, politik dan hukum1

Runtuhnya Uni Soviet serta berbagai perubahan di negara-negara Sosialis Timur satu dekade yang lalu, hingga saat ini dipahami sebagai berakhirnya Perang Dingin, suatu perang ideologi setelah berakhirnya era kolonialisme, di mana penjajahan dilakukan secara fisik, dunia memasuki era peperangan ideologi

1

.Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama.2002, Cet kedua), h.12.


(10)

ketika negara-negara kolonialisme masih ingin melanjutkan cengkraman mereka pada bangsa-bangsa yang baru merdeka, peperangan tersebut terjadi antara blok kapitalisme Barat yang dipimpin Amerika Serikat dengan blok sosialis yang dipimpin Uni Soviet Rusia, yang sama-sama ingin menanamkan pengaruh di negara-negara Selatan yang baru merdeka.2

Dengan demikian perang dingin merupakan perang ideologi untuk memperebutkan hegemoni ke negara-negara yang dikenal sebagai dunia ketiga atau pun dunia Selatan tersebut. Karena itulah runtuhnya Uni Soviet yang disusul negara-negara satelitnya, Eropa Timur, sering dianggap dan dirayakan sebagai berakhir atau gagalnya sosialisme, Lebih lanjut runtuhnya Uni Soviet juga dianggap akan membawa dampak bagi berakhirnya berbagai percobaan negara-negara transisi menuju sosialisme di dunia ketiga. Selain telah melahirkan pemimpin revolusi, negara-negara transisi menuju sosialisme dunia ketiga juga telah mewariskan berbagai model sosialisme maupun eksperimen sosialisme dunia ketiga, namun, dengan runtuhnya negara-negara sosialis Eropa Timur, eksistensi mereka juga di perkirakan terancam. Warisan model sosialisme dunia ketiga tersebut diantaranya adalah rintisan Fidel Castro dan Che Guevcars yang mempelopori suatu model sosialisme yang dikenal ‘Sosialis Kuba’. Gerakan sosialisme Amerika latin maupun Amerika Selatan yang mengikuti jejak Kuba adalah gerakan Sandinista yang melahirkan Daniel Ortega di Nikaragua, Salvador

2

. Mansour Fakih, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.(Yogyakarta:Insist Press, 2002), h. 151.


(11)

Allende di Chile dan Camilo Torres di Kolumbia, demikian halnya di belahan benua Asia, berbagai model sosialisme pernah diperjuangkan, juga telah melahirkan pemimpin dan pemikir, seperti Ho Chi minh di Cina, di Timur Tengah, usaha dan percobaan tersebut juga telah melahirkan sosialisme Arab Ba’athisme di Syiria dan Irak. Di benua Afrika, perjuangan sosialisme telah melahirkan Nkrumah di Ghana, Yulius Nyrere dengan Ujama sebagai model sosialisme di Tanzania, dan Amilcar Cabral di Guinea Bisau bahkan, gerakan Kibut di Israel sering disebut sebagai percobaan sosialisme generasi muda bangsa Yahudi.3

Versi lain menyatakan bahwa sebenarnya sosialisme sudah ada sejak Islam bersemai di negara Arab. Sosialisme ini nampak dalam ajaran Islam yang disampaikan kepada warga Mekkah, nabi Muhammad SAW menganjurkan sebuah alternatif tatanan sosial yang adil dan tidak eksploitatif serta menentang penumpukan kekayaan di tangan segelintir orang. Pada ranah ini, Nabi mengajukan adanya distribusi kekayaan yang berlebih kepada kelompok masyarkat yang membutuhkan dengan istilah infaq fi sabilillah. Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi mengutuk penumpukan dan mengancamnya dengan hukuman yang berat. 4 Riba yang biasa diterjemahkan dengan bunga juga dilarang. Selain itu, gaya hidup nabi Muhammad juga sangat sederhana. Beliau

3

. Mansour, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik, h.152-153.

4

. Amiruddin ar-Rany terjemahan dari Asghar Ali Engineer, Islam and its Relevance to Our Age, , (Yogyakarta: LKSIS Yogyakarta bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1993), cetakan pertama, h.8


(12)

menjahit bajunya sendiri, tinggal diruangan yang sempit, dan melakukan pekerjaan sebagai mana umumnya orang lakukan pada zamannya. Hartanya didayagunakan untuk kepentingan umum.5 Tidak mengherankan jika Nabi dijadikan acuan sosialisme bagi pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan sosio-politik Muslim

Sementara itu, di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, gagasan sosialisme yang mendapat bimbingan semangat Islam, yang pada dasarnya Islam sendiri juga meletakkan keadilan sosial bagi pilar utamanya, selain memudahkan perkawinannya dengan gagasan sosialisme, juga telah melahirkan gerakan keagamaan maupun teologi yang praksis yang lebih bercorak sosialistik,6 seperti salah satu pengaruh dan propaganda tentang perlawanan terhadap kolonialisme dan persatuan wilayah Islam atau Panislamisme di Timur Tengah adalah Said Jamaludin Al-Afgani yang merupakan gerakan kultural anti kolonialisme di zaman sebelum Perang Dunia II, Nasserisme di Mesir, Ben Bella di Aljenia, dan akhirnya sosialisme Libya yang ditegakkan oleh Muammar Qadhafi.

Muammar Qadhafi adalah sosok yang menjadi salah satu warisan dari kekayaan sejarah bangsa ataupun masyarakat yang berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih adil bagi masyarakatnya. Sebagai usaha untuk

5

. Amiruddin ar-Rany terjemahan dari Asghar Ali Engineer, Islam and its Relevance to Our Age,., h.89.

6

. Mansour, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik., h.153-154


(13)

menciptakan ruang guna mewujudkan cita-cita, pandangan, dan keyakinan yang terbaik bagi mereka sendiri, perjuangan yang dipimpin oleh Qadhafi menarik untuk dikaji dan direnungkan. Qadhafi adalah salah satu tokoh yang berhasil bertahan hingga saat ini. Dari banyak tokoh yang mencoba menciptakan ruang untuk membangun dan menerapkan cita-cita tersebut. Sebagian usaha mengalami kegagalan, bahkan sebelum dimulai atau sebelum berkembang, sungguhpun demikian Qadhafi adalah tokoh yang kontroversial, juga seorang yang paling sedikit mendapat perhatian kajian studi ilmiah kalangan Universitas tentang perubahan sosial.7

Libya menganggap ideoligi yang dianutnya sebagai jalan tengah antara kutub sosialisme (Komunisme) dan Kapitalisme. Hal ini diungkapkan Muammar Qadhafi, bahwa buah pikirannya yang terangkum dalam The Green Book/ Al-kitab Al-Ahdhar (Buku hijau) merupakan jalan tengah dari dua ideologi besar yang “bermasalah”, yaitu Sosialisme dan Kapitalisme. Istilah The Green sendiri pada bukunya merupakan simbol dari jalan tengah antara soslialisme yang diasosiasikan dengan The Red (Merah) dan Kapitalisme yang diasosiasikan dengan The White (Putih).8

Muammar Qadhafi menghendaki bangsanya mempunyai pemikiran dan ideologi yang orisinal tanpa harus berkiblat kesalahsatu kutub ideoligi asing.

7

. Mansour Fakih, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.., h. 148-149.

8

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006). h.6.


(14)

Keorisinilan yang dimaksud adalah bahwa ideologi bangsa Libya harus berasal dari akar tradisi yang memengaruhi dan berlaku dalam kehidupan mereka. Tradisi tersebut bagi rakyat Libya adalah Islam. 9

Libya yang diklasifikasikan sebagai negara Islam karena mayoritas atau kebanyakan rakyatnya menganut Islam menjadi sebuah sosok negara yang menarik untuk dikaji karena memposisikan dirinya sebagai negara yang secara diametral bertentangan dengan negara-negara Barat yang kapitalis dan cenderung bersahabat dengan ide negara-negara sosialis. Bahkan negara ini dengan terang-terangan menamakan dirinya Republik Rakyat Sosialis Arab Libya. Namun, meski Qadhafi menyatakan negaranya dibangun atas dasar ide jalan tengah sebagai mana yang dirangkum dalam The Green Book, ia menolak sosialisme Barat ataupun kapitalisme. Ide-ide yang dituangkan dalam The Green tampak sarat nilai dan ide besar sosialisme. Hanya saja, kalaupun pemikiran Muammar sarat dengan ide besar sosialisme, tampak juga perpedaan-perbedaan yang spesifik dan mendasar dengan ide-ide sosialisme yang berkembang di Barat. Seperti diakuinya peranan agama dalam kehidupan bernegara dan menjadi landasan hukum nasional. Oleh karena itu Qadhafi menyebutnya sebagai bentuk Neo-Sosialisme, dimana agama (Islam) menjadi watak dasar dan mempunyai peranan yang sangat menentukan. 10

9

. Ibid., h.6

10


(15)

Sebagai contoh, Qadhafi mengatakan bahwa sosialisme yang dianutnya mengakui hak waris dan hak milik lainnya. Selain itu, ia menawarkan sebuah sistem demokrasi langsung yang mirip dengan konsep demokrasi Yunani kuno dengan berbagai modifikasinya, dimana rakyat dalam mengontrol negara tidak berdasarkan perwakilan tetapi memakai sistem demokrasi langsung. Selanjutnya, ia juga menolak sistem kepartaian yang diangggap hanya menguntungkan sebagian kecil elit politik dan mereduksi kepentingan rakyat yang sebenarnya. Dalam hal ini Qadhafi dengan tegas menolak definisi demokrasi yang ditawarkan Barat modern yang sarat manipulasi politik. Sehingga makna demokrasi menjadi sebuah makna yang interpretable dan kondisional dalam prakteknya. Oleh karena itulah Esposito dan Voll berpendapat bahwa demokrasi yang ditawarkan Barat belum tentu sesuai dengan situasi lokal, sosial dan budaya suatu bangsa atau negara. Maka dengan demikian, makna demokrasi tidaklah tunggal tetapi plural. Sebagaimana pengalaman demokratisasi di Barat sendiri, ia beberapa kali mengalami proses pencarian makna dan bentuk demokrasi dari sejak revolusi Perancis hingga sekarang. 11

Maka disini penulis merasa tertantang untuk mengkaji hal-hal atau nilai-nilai yang dapat menjadikan Islam dan sosialisme sebagai motivasi kemerdekaan di berbagai negara, Indonesia juga tidak jauh berbeda, seperti pernyataan Hos Cokroaminoto, asas perjuangan Syarekat Islam adalah sosialisme Islam, Hatta

11

. Jhon l. Esposito dan Jhon O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim, ( Bandung: Mizan, 1999). H. 19.


(16)

dengan sosialisme religius, Soekarno dengan NASAKOM-nya. Pertanyaan mendasar yang insyaallah akan dijawab dalam penelitian ini apakah Islam dan sosialisme adalah dua hal yang kontradiktif? sehingga sosialisme harus dihadapkan dengan Islam, seperti pertarungan Gamal Abdul Naser dengan raja Arab Saudi , tentang Islam dan sosialisme dengan dukungan masing-masing ulama, kalau memang Islam dan sosialisme kontradiktif dimana letak kontradiktifnya? Atau barangkali Islam dan sosialisme adalah hal yang dapat dipertemukan menjadi asas dasar perjuangan melawan Imperialisme ataupun asas membangun sebuah negara yang tidak anti terhadap kesejahteraan masyarakat atau kesetaraan kedudukan, mungkin juga Islam dan sosialisme menjadi dasar analisis tentang kemasyarakatan di berbagai masyarakat belahan dunia.

Berdasarkan latar belakang ini penulis sangat tertarik dan optimis untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pemikiran Politik Mu’ammar

Qadhafi”

yaitu sebuah kajian tentang pemikiran Qadhafi yang dituangkan dalam sebuah buku hijau (The green book) penelitian ini bersifat historis dan teoritis yakni mengenai sejarah Sosialisme, kemudian pola pemikiran seorang Muammar Qadhafi dalam menjalankan pemerintahannya di Libya yang sampai sekarang ini tetap bertahan dengan sosialismenya.


(17)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk mengungkap permasalahan di atas cara yang akan ditempuh oleh penulis adalah dengan studi kepustakaan yang melingkupi studi sejarah dan teori yang berkaitan dengan permasalahan perkembangan politik di Libya. Oleh karena itu pembatasan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana konsistensi Qadhafi dalam melaksanakan konsep sosialisme Islam pada kebijakan politik-ekonomi di Libya, selain itu serta untuk mencari justifikasi keterkaitan antara Islam dengan sosialisme secara teoritis dan historis normatif (masa Rasulullah SAW dan Khilafah Rasyidah). Jadi, tidak menyentuh aspek dan hitorisnya pasca Khilafah Rasyidah. Sumber rujukan sosialisme akan mengacu pada ide-ide besar sosialisme klasik hingga modern, sedangkan sumber pokoknya merujuk pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta memperhatikan praktik para shahabat Rasulullah.

Sedangkan ruang lingkup kajian ini difokuskan pada pemikiran Muammar Qadhafi yang berkenaan dengan produk-produk ijtihad dan visinya yang tertuang dalam The Green Book. Dengan demikian, pemahaman terhadap pemikiran Qadhafi dapat dilakukan secara utuh dan menyeluruh.

Dengan membagi kajian pada bidang pemikiran yang telah digambarkan di atas, ada beberapa masalah pokok yang akan dicari jawabannya di dalam skripsi ini dengan rumusan sebagai berikut:

1. Siapakah Muammar Qadhafi


(18)

3. Apa yang menjadi latar balakang pemikiran Qadhafi dan seperti apa pandangannya terhadap sosialisme.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penulis mempunyai tujuan:

1. Mempelajari beberapa konsep pemikiran politik Mu’ammar Qadhafi terhadap kontek politik di Libya.

2. Mengetahui interaksi sosialisme dengan Islam dalam pandangan Mu’ammar Qadhafi.

3. Menjelaskan perbedaan antara sosialisme dan kapitalisme serta komunisme. Hasil dari penulisan dan penelitian ini selanjutnya akan dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Untuk penulis : Memberikan wawasan kepada penulis dan dalam rangka meningkatkan disiplin ilmu yang akan dikembangkan sesuai dengan bidang studi yang merupakan matakuliah pokok dan diperdalam lebih lanjut lagi melalui studi-studi yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut.

2. Untuk kalangan akademisi : seperti mahasiswa dan pengamat, skripsi ini menyajikan wacana yang bisa dijadikan informasi untuk dibahas dan didiskusikan


(19)

3. Untuk ilmu Pengetahuan : memberikan sumbangan khususnya bidang ilmu politik sehingga berfungsi untuk mengetahui tentang pandangan hukum Islam mengenai sosialisme dan pemikiran tokoh khususnya Muammar Qadhafi. 4. Untuk masyarakat : skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara di wilayah Timur Tengah, khususnya Libya.

D. Review Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah melakukan kajian terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan Islam dan sosialisme, peneliti juga telah meninjau karya ilmiah dalam bentuk buku-buku dan skripsi. Buku yang pertama berjudul “Islam and The Third Of Universal Theory penulis Mahmoud Ayyoub yang diterbitkan oleh New York and London: 1987, Kegan Paul Internasional dalam buku ini Ayyoub lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi, walaupun Ayyoub menyertakan pemikiran Qadhafi dalam The Green Book, kajiannya dalam hal ini tidak begitu mendalam dan tidak tuntas. Meski demikian, buku Ayyoub ini menjadi sumber informasi bagi penulis dalam menelusuri sumber-sumber mengenai kajian pemikiran Qadhafi.12

Selain itu, buku Usus Tanzim Siyasi fi Nazhariyah ‘Alamiyah Al-Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan,

12

. Mahmoud Ayyoub, Islam and The Third Of Universal Theory ( New York and London:, Kegan Paul Internasional,1987), h. 6-8.


(20)

1983) karangan Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy mengenai ketatanegaraaan Libya juga sangat bermanfaat, dalam buku ini dapat dicermati bagaimana cita-cita Qadhafi dalam The Green Book dapat diimplementasikan dalam sebuah negara Libya. Dari sisi ini telah melahirkan citra Qadhafi, bukan hanya sebagai pemikir tetapi juga sebagai seorang praktisi.13

Kemudian didalam buku “Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme” oleh Syamsuddin Ramadlan yang diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit Wahyu Press. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa ideologi kapitalisme dan sosialisme merupakan ideoligi yang bertentangan dengan ideologi ajaran Islam, penyebab perbedaan yang ada adalah perbedaan ‘aqidah atau pemikiran yang mendasar, yakni jika dilihat lebih mendalam, perbuatan yang dilakukan kaum sosialis dan kapitalis lebih mengarah kepada materialisme dan kedunian semata walaupun seakan-akan sama dalam perbuatan tetapi kaum sosialis dan kapitalis menolong orang lain karena manfaat tertentu.14

Selain itu Syamsuddin juga menjelaskan dalam bukunya bahwa Islam dengan kapitalisme dan sosialisme tidak mungkin berdampingan. Menurutnya kondisi itu disebabkan adanya kaedah-kaedah yang harus dimiliki oleh umat Islam yang

pertama, semua negara yang mengemban ideoligi kapitalisme dan sosialisme adalah musuh Islam dan kaum muslimin, kedua, sistem kapitalis itu bersikap

13

. Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy, Usus Tanzim Siyasi fi Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan, 1983),h. 29-31.

14

. Syamsuddin Ramadlan, “Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme” (Jakarta: Wahyu Press, 2003), h. 7


(21)

resisten terhadap ideoligi maupun gerakan yang bertentangan dengan ideologinya.

Ketiga, Islam adalah agama lurus. Tidak dinamakan Islam, jika bersinkretis dengan kapitalisme dan sosialisme-komunisme. Keempat, umat Islam harus dapat membedakan antara pemikiran-pemikiran yang bebas dari nilai dengan pemikiran-pemikiran yang tidak bebas dari nilai.15 Didalam buku Negara Hukum buah karya Prof. Dr.H. Muhammad Tahir Azhary, SH. Menambahkan bahwa paham Sosialis atau socialist legality merupakan watak negara komunis/sosialis yang diwarnai oleh doktrin komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat.16

Di dalam bukunya Dr. Mansour Fakih “Jalan Lain” Manifesto Intelektual Organik (Yogyakarta: Insist Press 2000) diuraikan mengenai pemikiran Karl Heinrich Marx yang pada intinya adalah pikiran dan analisis Marx tersebut didasarkan pada pemikiran epistemologi yang terkenal dengan “ dialectical and historical materialisme. Pemikiran filosofi epistemologi tersebutlah yang membuat ia lebih dikenal sebagai ‘anti-tuhan’. Padahal, pemikiran tentang dialektika dan materialisme sejarah sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan ada atau tidaknya Tuhan. Karena Marxisme bukanlah sebuah agama, melainkan sebagai salah satu aliran pemikiran sosialis dalam rangka mencari sistem sosial yang adil. Itulah makanya Marxisme berkembang, dan melahirkan banyak tafsiran. Analisis tersebut berwatak radikal karena mencoba membuka relasi

15

. Ibid., h.8

16

. Muhammad Tahir Azhary, SH, Negara Hukum, (Jakarta: UI bekerjasama dengan Fakultas Hukum, 1991), h. 91.


(22)

sosial yang paling dasar dari hubungan produksi manusia antara yang memiliki modal (kapital) dan yang bermodal tenaga kerja, itulah mula dari analisis kelas. Namun dalam perkembangan tafsiran selanjutnya, teori kelas justru melihat lebih luas dari sekedar hubungan buruh-kapitalis tetapi telah melibatkan negara, civil society, dan semua sektor masyarakat non buruh lainnya. Masyarakat tanpa kelas, dengan begitu bukanlah ‘masyarakat sama tara dan sama harta,’ seperti yang sering dipahami orang, melainkan suatu masyarakat tanpa aksploitasi. Eksploitasi juga tidak seperti yang sering dipahami banyak orang, dalam definisi Marx ekspoloitasi terjadi melalui pengambilan surplus value yang seharusnya hak buruh 17

Setelah melakukan tinjauan terhadap buku-buku diatas penulis juga mencoba untuk mengkaji karya ilmiah yang berupa skripsi yang ada di Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan judul Perkembangan Islam dan Sosialisme di Timur Tengah” oleh Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M. Dalam skripsi tersebut diuraikan dan di jelaskan mengenai konsep-konsep Islam dan sosialisme dimana diantara keduanya memiliki persamaan-persamaan yang signifikan, yaitu dalam hal menjunjung kesejahteraan rakyat dan terciptanya kedamaan dalam sebuah bangsa dan negara. Dan didalam skripsi tersebut juga dibahas tentang perkembangan sosialisme pasca runtuhnya Uni Soviet sampai kepada perkembangan yang terjadi setelah perang Iraq tahun 2003. didalamnya

17

. Mansour Fakih “Jalan Lain” Manifesto Intelektual Organik (Yogyakarta: Insist Press 2000), h.


(23)

juga di sebutkan beberapa tokoh-tokoh gerakan yang mendukung sosialisme diantaranya Gamal Abdul Naseer di Mesir dan gerakan revolusi iran serta perkembangan sosialisme yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan konsepnya Hos Cokroaminoto, Soekarno dan Hatta.

Dari buku-buku atau pun skripsi di atas penulis ingin menegaskan bahwa skripsi yang ditulis ini memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan

pertama, dalam hal objek kajian, penulis lebih menekankan pada pemikiran Qadhafi dalam The Green Book hal ini berbeda dengan karya Mahmoud Ayoub yang lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi. Kedua, dari segi subtansi, penulis berusaha memberikan informasi tentang pandangan Islam mengenai sosialisme dari segi fositifnya, hal ini jelas berbeda dengan karya Abdul Hamid Al-Khalidy dalam bukunya Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al- Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah yang sekedar memberikan gambaran perjalanan ketatanegaraan Libya dan cita-cita Qadhafi, demikian juga dengan karyanya Syamsudin Ramadlan yang menyoroti sosialisme dari segi negatifnya saja.

Ketiga, dari segi pembatasan (spesifikasi kajian), penulis berusaha memfokuskan penelitiannya hanya pada negara Libya dan hal ini pun kemudian lebih di khususkan lagi mengenai pemikiran politik Muammar Qadhafi dan pandangannya terhadap sosialisme, sehingga, skripsi ini berbeda dengan skripsi yang dibuat oleh Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M yang isi kajianya mengenai

Perkembangan Islam dan Sosialisme di Timur Tengah, dalam pandangan analisis penulis skripsi ini terlalu luas yaitu dalam hal objek pembatasannya, sehingga,


(24)

informasi yang diberikan masih secara global dan bersifat pengantar atau pengenalan tentang sosialisme.

Adapun data tambahan mengenai perkembangan mutakhir Libya dan aksi politik Qadhafi penulis mendapatkan berita dari jurnal yang diterbitkan Libya dan situs internet yang memuat informasi mengenai Libya secara keseluruhan .

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode penulisan penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan.

pertama, pendekatan sejarah (historical approach) dalam hal ini penelitian mengeksplorasi perkembangan konsep ataupun pemikiran serta aksi politik objek penelitian secara kronologis. Dengan mengungkap perkembangan konsep sosialisme secara kronologis akan dapat diketahui dengan lebih mudah perihal sebab-sebab munculnya perkembangan konsep tersebut. Pada akhirnya, penulis dapat menemukan orisinalitas dan inti dari sosialisme yang akan dikawinkan dengan Islam yang konsepnya berangkat dari sumber utamanya (Al-Qur;an dan Sunnah). Dari teori ini penulis mulai meneliti tentang sejarah perkembangan Libya, yang mencakup tentang Imperium/Kerajaan ysng pernah mengusainya sampai pada fase pengalihan kekuasaan yang dilakukan oleh Muammar Qadhafi, kemudian penulis melanjutkan dengan meneliti pendangan sosialisme Qadhafi yang di komparasikan dengan perspektif Islam mengenai sosialisme.


(25)

Kedua, pendekatan penafsiran kritis (Hermeneutical Approach), yakni sebuah metode yang dengan mudah didefinisikan sebagai filsafat penafsiran makna. Dengan pendekatan ini penulis membahas inti atau pokok bahasan berupa eksplorasi gagasan-gagasan atau ide Muammar Qadhafi. Kemudian, dari hasil eksplorasi tersebut penulis mencoba memahaminya dengan penafsiran kritis terhadap ide dan gagasan Qadhafi tersebut. Penafsiran dilakukan dengan mengamati hasil eksplorasi historis terhadap perkembangan konsep secara kronologis dan juga dengan mengamati dan menyelami makna kandungan ayat-ayat atau sunnah yang dianggap beraroma sosialistik. Hasil yang diharapkan kemudian bisa menjawab seluruh pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah di atas dan memberikan kesimpulan yang akurat dan bermanfaat.

Sebagai implikasi dari pendekatan yang digunakan maka metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode ini penulis mengkaji bahan atau data dari sumber tulisan yang terkait, baik dari sumber primer, antara lain Muammar Qadhafi, Kitab Al-Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat Sosialis Arab), Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New York:Kegan Paul Internasional,1987), Ahmad Abdul Hamid Al-Khalidi, Usus Al-Tazim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al- Tsalitsah, (Tripoli: Al-Munsha’ah Al-‘Ammah lil Nasyr wa Al-Tauzi’ wa Al-‘Ilan,1983), Muammar Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy,


(26)

(Yogyakarta: Insist,2000), maupun sekunder, antara lain Endang Mintarja,

Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006), Mansour Faqih. Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.Yogyakarta:Insist Press, 2002,. John l Esposito,

Islam Ancaman, Mitos atau Realitas: Jakarta: Mizan.1994), Miriam

Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996. dengan memberikan kategorisasi dan pengelompokan kualitas pada data

yang diperoleh, baik yang berasal dari dokumen pustaka ataupun dari data lainnya (Internet), kemudian data-data tersebut dianalisis dengan kritis secara akademis. Oleh karena itu, penulis akan merujuk pada pengkajian pustaka, baik karya asli maupun terjemahan, juga karya lokal lainnya sejauh mendukung atau sesuai dengan tema bahasan.

2. Teknik Pengumpulan data a. Pengumpulan data

Dalam penyusunan skripsi ini data yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis data tersebut terbagi kepada dua sumber yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer meliputi The Green Book penulis Mu’ammar Qadhafi yang diterjemahkan oleh Zakiyuddin Baidhawi, Islam and Third Universal Theory penulis Mahmud Ayyoub; Usus Al-Tanzim al-Siyasi Fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah penulis Ahmad Abdul Hamid al-Khalidi; Al-Qadhafi wa Mutaqawwilun ’Alaihi penulis Muhammad Ibn Abd Karim al-Jazari; Sumber sekunder antara lain sepert


(27)

Jalan lain; Manisfesto Intelektual Organik penulis Mansour Faqih; Demokrasi dinegara-negara Muslim penulis John L Esposito; Sijjil Al-Qaumi penulis Mu’ammar Qadhafi, Comentory on the Green Book penulis Muammar Qadhafi Islam dan sosialisme penulis H. Oemar Said Cokro Aminoto; Metode pengambilan data dilakukan melalui karya-karya lain seperti Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme penulis Syamsuddin Ramadlan; Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiardjo, Ahkam Al-Shulthaniyah penulis Abu Hasan ‘Ali ibn Muhammad ibn Habib Al-Bashary Al-Bagdady Al-Mawardy sebagai bahan rujukan yang melengkapinya. Kemudian penulis mentelaah dan mempelajari yang sekiranya diperlukan sebagai bahan tulisan.

b. Pengelolaan data

Metode pengelolaan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan hasil-hasil penelitian yang bersumber dari data primer dan sekunder, sedangkan analisis yaitu menginterpretasikan dari hasil-hasil pemilihan yang telah didapatkan. Melalui konsep ini penulis melakukan eksplorasi tentang keadaan dan kondisi Libya yang di dapatkan dari sumber-sumber primer seperti buah karya Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Of Universal Theory, New York and London: Kegan Paul Intenasional, 1987, Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi (Writings, Speeches And Pronouncements Of Muammar


(28)

Qadhafi) dan sebagai pelengkapnya ( penulis mendaparkannya dari media Internet. Dan sumber-sumber sekunder lainnya.

Data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tema dan hal-hal yang akan dibahas oleh penulis, kemudian penulis mendeskripsikannya dengan memaparkan secara sistematis yang disertai dengan membuat analisis, kritik dan kesimpulan analisis yang digunakan penulis adalah analisis hubungan, yaitu memberikan analisis dengan menghubungkan uraian dan penjelasan yang terdapat pada bab-bab sebelumnya diakhir pembahasan.

3. Teknik analisis data

Analisis data dengan metode analisis induktif yaitu dengan melakukan analisis secara menyeluruh terhadap data-data yang telah didata kemudian akan dihasilkan kesimpulan penelitian terhadap permasalahan yang diangkat. Metode ini dilakukan penulis dengan berbagai langkah, langkah-langkah itu ialah dengan cara menghimpun seluruh data-data yang didapat dari berbagai sumber (primer dan sekunder), kemudian dari data-data tersebut dijadikan beberapa bab dan sub bab, setelah semuanya terdata dengan baik langkah yang selanjutnya dilakukan oleh penulis adalah menganalisa data-data tersebut sehingga menjadi sebuah kesimpulan yang sesuai dengan informasi dan data-data yang didapatkan.


(29)

4. Teknik penulisan

Teknik penulisan skripsi ini penulisan menggunakan buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan hukum tahun 2007 cetakan ke-1.

G. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini menggunakan sistem bab-perbab, dimana dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub tema yang memuat pokok-pokok pembahasan dan pemikiran penulis.

Bab I, Sebagaimana diuraikan dimuka, berisi pembahasan formal penulisan skripsi ini, yang terdiri dari latar belakang yang menjelaskan perlu dan pentingnya penulisan ini, sehingga penulisan ini menemukan relevansi dan signifikansinya. Kemudian dikemukakan juga batasan dan rumusan masalahnya sehingga penulisan akan lebih terfokus dan lebih jelas. Selain itu dikemukakan juga metodologi, tujuan dan sistematika penulisan atau pembahasan.

Bab II, Berusaha menguraikan masalah Pandangan Islam Terhadap Sosialisme yang selama ini mengalami reduksi secara maknawi, sehingga istilah ini selalu disosialisasikan sebagai sebuah gerakan atau kepentingan politik tertentu. Untuk itu dalam bab ini dikemukakan berbagai bentuk sosialisme secara kronologis dan metamorfosanya dari sosiallisme klasik, yang merupakan ide awal dari sebuah gagasan sosialisme dan diasumsikan mengilhami lahirnya ide-ide baru sosialisme dalam perkembangan di dunia modern. Kemudian masuk pada sosialisme Marxis,


(30)

yang dianggap sebagai sosialisme ilmiah dan mengilhami sebagian besar gerakan sosialisme dari kalangan buruh sampai pada bentuknya yang politis, lantas, dibahas bagaimana ide-ide sosialisme berkembang di kalangan orang-orang beragama yang memperjuangkan ide sosialisme lewat justifikasi teks-teks suci agama masing-masing, terutama mengungkap keterkaitan Islam dan sosialisme. Penyelidikan keterkaitan tersebut dilakukan dengan cara menggali sumber pokok normatifitas Islam, yakni Al-Qur’an dan tradisi Nabi SAW (Sunnah) serta praktek para shahabat, selain itu, juga dibahas bagaimana fakta sejarah Islam tentang sikap terhadap sosialisme. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai hubungan antara Islam dan Sosialisme.

Pada bab III, penulisan sudah memasuki objek penelitian konkret yaitu Libya dan profil Muammar Qadhafi. Dalam bab ini diungkapkan keterangan ringkas mengenai sejarah Libya hingga berdirinya negara sosialis yang diilhami ajaran fundamental Islam, sosio kulturalnya yang diharapkan dapat memahami bagaimana rakyat Libya diantarkan pada ide negara yang sosialistik. Kemudian, diungkapkan juga dinamika politiknya hingga terjadinya revolusi Al-Fatih pimpinam Muammar Qadhafi. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana respon rakyat Libya terhadap konsep pemikiran Muammar Qadhafi, dan pembaca lebih memahami sosok Muammar dengan menguraikan biografinya dan sejarah kelahiran, riwayat pendidikan dan karir politik yang dia tempuh serta bagaimana citra Qadhafi secara domestik dan internasional, baik bagi dunia Arab maupun Barat.


(31)

Sedangkan pada bab IV, berupa uraian mengenai pemikiran Muammar Qadhafi yang menghasilkan berbagai produk ijtihad berdasarkan pemahaman dan interprestasi yang khas terhadap teks-teks normatif Islam. Kemudian, diungkapkan visi Qadhafi sebagaimana yang termuat dalam The Green Book/ Al-kitab Al-Akhdhar berupa konsepnya mengenai solusi atas problem demokrasi, ekonomi, dan basis masyarakat sosialis. Selanjutnya, penulis mencoba untuk mengkritisi pemikiran Qadhafi, termasuk pola pikir yang ia gunakan.

Bab ke-V merupakan penutup yang merupakan akhir dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan di atas dan juga merupakan sebuah pemaparan singkat benang merah berbagai varian sosialisme dan pemikiran sosialisme Qadhafi.

BAB II


(32)

A. Dinamika Sosialisme

1.Pengertian dan Awal lahirnya sosialisme Serta ajaran-ajarannya

Secara etimologi, kata “Sosialisme” berasal dari bahasa Latin socius yang berarti makker (Belanda), Friendly (Inggris), pertemanan atau persahabatan (Indonesia)’. Dalam bahasa Arab kata sosialisme biasa dipadankan dengan kata

Isytirakiyah.18, berasal dari kata Isytiraka, yang berarti bekerja sama. Sedangkan secara terminologi, sosialisme bermakna berbagai macam teori atau sistem organisasi sosial. Yang di situ alat-alat produksi dan pembagian kekayaan dimiliki (dan dikelola secara kolektif atau melalui pemerintahan sentralistis yang selalu merancang dan mengawasi ekonomi. sedangkan Miriam Budiarjo mengartikan Sosialisme adalah “ Suatu sistem ekonomi yang sebagian besar keputusan-keputusan di bidang ekonomi diambil; dalam satuan-satuan yang dikuasai oleh berbagai bagian dari struktur negara atau oleh para pekerja”.19

Buku pertama dalam bidang literatur sosialis yang terbaik ditulis oleh Sir Thomas More (1478-1535). Bukunya berjudul Utopia merupakan suatu serangan terhadap keburukan-keburukan berupa kemiskinan, pengangguran dan lembaga “hak milik privat” yang semua itu merupakan sendi dari kapitalisme.

18

A.S. Hornby, Oxford Advenced learner dictionary, (Oxford University Press, 1995), ed.V.h.1127. lihat juga HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta: LPP-RI,1963), h.9

19

. Miriam Budiarjo, Simposium Kapitalisme,Sosialisme,Demokrasi,(Jakarta: PT.Gramedia, 1984). Cet ke-I, h.33


(33)

More mengkritik kondisi-kondisi di Inggris dan negara-negara eropa tertentu yang telah terlihat pada permulaan abad ke-16. ia menganjurkan didirikannya sebuah Negara “utopia” (sebuah negara yang menyerupai “Republik” dari Plato) dimana orang bekerja dengan gembira, dan terdapat banyak kesempatan untuk “pemerkayaan secara kultural”.20

Istilah Sosialisme pertama kali dipakai pada tahun 1927 dalam suatu majalah mengenai koperasi. Istilah itu merujuk pada orang seperti Robert Owen (1771-1858) yang ingin meringankan kesengsaraan pekerja pabrik akan tetapi Karl Marx (1818-1883) yang hidup hampir setengah abad kemudian ingin mengadakan perbedaan yang jelas antara ajarannya dengan pemikiran-pemikiran orang-orang seperti Robert Owen, dengan menekankan sifat revolusionernya oleh karena itu, buku yang ditulisnya dengan Friederich Engel (1820-1895) yang merupakan acuan untuk mengorganisir kaum buruh, dinamakan “Manifesto Komunis” dan bukan “Manifesto Sosialis”. 21

Sosialisme sendiri kembali dihidupkan oleh Lenin (1870-1924) untuk menunjuk pada apa yang oleh Karl Marx disebut “tahap awal dari komunisme” (The Early Phase Of Communism) yang mendahului terciptanya komunisme penuh. Dalam tahap ini prinsip ekonomi adalah, setiap orang menerima sesuai

20

. Paul Heinz Koester. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia, Pemikiran-Pemikiran yang Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta; Gramedia, 1987) Cet.1, h. 8-9

21

. Oscar Jaszi “ Sosialism”, dalam Edwin RA Seligman (Ed). Encyclopedia of Sosialis Science v. XII-XIV (New York) : The Mc Millan 1997, cet Ke-3, h 190, lihat juga Miriam Budiarjo,


(34)

dengan karyanya. Sedangkan dalam tahap komunisme penuh prinsip ekonomi telah berkembang menjadi, setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya dan setiap orang menerima sesuai dengan kebutuhanya.22

Merumuskan apa yang dinamakan sosialisme merupakan soal yang tidak mudah. Banyak sekali perbedaan yang muncul mengenai faham sosialisme baik pada dataran teori yang digariskan maupun dalam praktek yang dilaksanakan. Tetapi pada umumnya mereka yang menganut faham sosialisme atau partai-partai sosialis bersikap kritis terhadap milik pribadi, terutama milik pribadi dari alat-alat produksi. Bahkan gagasan besar dari sosialisme ini berusaha untuk meniadakan atau mengurangi ketimpangan-ketimpangan ekonomi ditengah-tengah masyarakat melalui pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil. Oleh karena itu, prinsip utama dari sosialisme bukanlah semata-mata bahwa produksi itu harus di pusatkan di tangan negara, akan tetapi pengelolaan dan tata pelaksanaan ekonomi pun harus menjadi tugas negara.23

lahirnya sosialisme sebenarnya mengkritisi pola Industri kapitalisme yang menghadirkan kesengsaraan, kemiskinan rakyat ataupun buruh (pekerja), tidak seperti yang dibayangkan Adam Smith tentang Welfare State. Menurut Adam Smith bahwa dengan adanya sikap “Laissez Faire” (biarkan saja) dari pemerintah terhadap ekonomi atau menyerahkan kemajuan ekonomi pada mekanisme pasar, maka akan timbul kesejahteraan. Adam Smith bukan

22

. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h 191-192

23


(35)

berbicara kosong tetapi dia berbicara pada dua prinsip yaitu kebebasan dan kebutuhan, negara tidaklah boleh memberi batasan apa-apa. Ekonomi pasar yang diusulkan Smith nantinya akan menyebabkan harga rendah dan tidak tinggi, atau disebut dengan “Infisile Hand”.(pengatur tingkat harga pasar).24

Sosialisme sendiri memiliki sejarah panjang khususnya di negara-negara Eropa. Sosialisme muncul di Eropa pada awal abad ke-19 ia lahir dari suatu hentakan keprihatinan atas akses-akses revolusi industri. Pada awal abad ke-19 kemajuan-kemajuan dan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi berkembang dengan pesat dan membuka cakrawala baru di bidang produksi dan perdagangan. Perubahan-perubahan terjadi dengan kecepatan luar biasa sehingga dikatakan bahwa dalam lima puluh tahun transformasi masyarakat lebih besar dari pada dalam masa tiga abad sebelumnya.25

Akan tetapi perubahan-perubahan tersebut juga membawa kesengsaraan yang luar biasa, terutama bagi rakyat kecil, yaitu petani di daerah pedesaan dan pengrajin di kota-kota. Struktur masyarakat feodal hancur begitu juga terhadap para pengrajin yang berkarya menjadi hancur dengan didirikannya pabik-pabrik sehingga buruh hanya mengerjakan sebagian kecil dari produk yang dihasilkan. Petani yang tidak lagi memperoleh nafkah di daerah pedesaaan karena disintegrasi sistem feodal lari ke kota, kota-kota menjadi penuh sesak,

24

. Paul-Heiniz Koesters. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia; Pemikiran-Pemikiran yang Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta: Gramedia, 1987) Cet I,h. 8-9

25


(36)

perumahan menjadi kebutuhan rakyat banyak, tetapi penyediannya sangat terbatas. Timbulah penyakit tifus, kolera dan kemelaratan merajalela di kota-kota.26 Mereka terpaksa bekerja di pabrik-pabrik tetapi jumlah pencari kerja lebih besar dari kesempatan kerja yang ada. Timbulah persaingan tajam antara pria dan wanita serta anak-anak, yang upahnya lebih sedikit dari pria. Jam kerja sangat panjang yaitu 16-18 jam sehari, lingkungan kerjanya kotor, pengap, serta sama sekali tidak memennuhi syarat-syarat kesehatan,. Sementara itu kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin tajam.

Sosialisme mula-mula dikembangkan oleh Francois-Noel Babeuf (1760-1797) dari Perancis.27 Tujuan dari penerapan ideologi ini adalah kesamaan. Babeuf mempermaklumkan perang kaum miskin melawan kaum kaya sebagai upaya untuk mewujudkan sosialisme yang diyakininya. Kemudian terdapat Claude Hendri Saint Simon, keturunan bangsawan Perancis.28 Pria kelahiran 1760 ini mengkritik keras keadaan terlantar kaum buruh serta menuntut emansipasi proletariat. Hal itu dilakukan melalui penataan masyarakat dari atas, bukan melalui perjuangan kelas buruh. Penataan model ini membuat Simon dianggap bukan seorang sosialis. Tetapi, Simon memiliki penganut yang disebut sebagai Saint Simonian yang berjumlah tidak sedikit sehingga Simon tetap saja diakui sebagai tokoh sosialisme. .

26

. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h. 507

27

. Franz Magnis- Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan Revisionisme, (Jakartal PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), Cet. I, h.20.

28


(37)

Di Inggris Robert Owen (1772-1858), seorang industriawan, berusaha melaksanakan ajarannya dalam praktik. Dalam suatu pabrik tekstilnya di New Lanark, Skotlandia, Owen mengurangi jam kerja dan melarang anak dibawah umur 10 tahun untuk bekerja. Owen memperbaiki upah buruh dan menggunakan sebagian keuntungannya untuk memperbaiki nasib para pekerja. Karena Owen sangat mementingkan pendidikan, dia mendirikan sekolah tanpa memungut biaya. Disamping itu, Owen mendirikan pemukiman di Amerika Serikat pada 1824 bernama New Harmony. Akan tetapi ternyata pemukiman ini hanya bertahan 2 tahun hingga 3 tahun karena masalah keuangan, Pengelolaan yang kurang baik dan tidak disiplinnya warga pemukiman. Dia lebih berhasil dalam mendirikan usaha dibidang koperasi dan konsumsi, dan membantu pendirian koordinasi antara serikat-serikat pekerja. Owen dikenal sebagai “Bapak Koperasi” Inggris.29

Seorang yang juga sangat terkesan dangan kesenjangan ekonomi antara kaya-miskin yang muncul akibat revolusi industri ini adalah Karl Marx (1818-1883). Dia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam, tetapi sendi-sendinya perlu dirombak secara radikal sampai terjadi transformasi sosial secara total. Ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah dan oleh karena itu pasti akan terwujud. 30

29

. Miriam Budiarjo.,(ed) Simposium Kapitalisme, h.10-11.

30


(38)

Marx dengan memakai ajaran filusuf Jerman Hegel (1770-1831), mengatakan bahwa perkembangan terjadi melalui dialektik, yaitu melalui pertentangan antara tesis dan anti tesis, dan sesudah berproses terus menerus menjadi sintesis. Setiap sintesis lambat laun menjadi tesis lagi dan proses dialektika mulai lagi dari permulaan. Setiap sintesis baru terjadi pada tahap yang lebih tinggi sehingga pada suatu ketika sintesis tertinggi akan tercapai dan gerakan dialektika berakhir.31 Jadi, dialektik adalah gerakan maju dari taraf rendah ke taraf yang lebih tinggi dengan suatu irama dari pertentangan serta antagonisme ke rekonsiliasi serta perpaduan. Proses dialektik antara pertautan gerakan-gerakan yang bertentangan satu sama lain dalam upaya yang tiada akhir untuk mencapai sempurna.

Kongkritnya, sosialisme secara umum menggambarkan seperangkat nilai-nilai, aspirasi dan asas-asas yang ingin dilihat oleh para sosialis terwujud dalam sebuah organisasi masyarakat. Menurut Anthony Crosland, mantan menteri ekonomi Inggris, nilai-nilai tersebut adalah; 32

Pertama, suatu keprihatinan yang mendalam terhadap nasib orang miskin yang serba kekurangan dan pada umumnya tertindas sedemikian rupa sehingga perlu dipertimbangkan berbagai tuntutan atas sumber dana yang tersedia,

31

. Harry Hamersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta PT. Gramedia 1986), cet ke-3, h. 87

32

. Anthony Crosland, “ Sosialisme dan sector Swasta, dalam Miriam Budiardjo, Simposium Kapitalisme, h 66.


(39)

memberikan prioritas yang sangat tinggi kepada usaha meringankan kemiskinan, kesengsaraan dan kesenjangan sosial.

Kedua, suatu keyakinan akan persamaan hak. Persamaan hak itu adalah persamaan sosial yang lebih luas, mencakup distribusi kekayaan sistem pendidikan, hubungan kelas sosial, kekuasaan serta hak dalam industri.

Ketiga, pengendalian sosial yang ketat atas lingkungan untuk mengatasi ledakan masalah menyangkut kehidupan kota, untuk merencanakan pemakaian tanah bagi kepentingan masyarakat dan mengurangi perbedaan antara swasta dan biaya sosial.

2. Perbedaan Kapitalisme dan Sosialisme

Menurut kamus sosiologi modern, sosialisme adalah filsafat sosial atau yang berhubungan dengan organisasi sosial yang di bangun berdasarkan prinsip kepemilikan bersama dan control alat-alat produksi, khususnya industri skala besar atau industri berat. Sosialisme juga dapat menjadi bagian dari sistem pemerintahan demokrasi atau totaliter.33

Sementara itu Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa sosialisme bisa berarti dua hal;34 Pertama, ajaran dan gerakan yang menganut prinsip bahwa peradilan sosial tercapai melalui penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat

33

. Thomas Ford Hoult, Dictionary of modern sociology, (New Jersey: little field, Adams & CO, 1977), h.299

34

. Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx; dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 270.


(40)

produksi. Kedua, keadaan masyarakat di mana hak milik pribadi atas alat-alat produksi telah dihapus.

Sosialisme di kontraskan dengan kapitalisme yang menganut pemusatan modal dalam sekelompok golongan dan menyetujui adanya kepemilikan peribadi. Oleh karena itu, secara umum dapat kita bedakan antara sosialisme dan kapitalisme dalam beberapa hal:

Sosialisme; Pertama, penghapusan atau pembatasan yang tegas terhadap kepemilikan pribadi. Kedua, nasionalisasi perusahaan atau sektor pertanian,

ketiga, pertanian kolektif, Keempat, kontrol negara atas distribusi barang dan jasa, kelima, pemapanan perencanaan birokrasi dan elaborasi sistem negara berdasarkan partai tunggal dan ideologi yang seragam. 35

Kapitalisme; pertama, kapitalisme menghasilkan sistem kelas yang memecah masyarakat dan membuat pertentangan kelas antara orang kaya dan orang miskin, pertentangan ini melibatkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan kesempatan dalam kerangka kitidaksetaraan. Ketidaksetaraan yang dimaksud adalah sebuah situasi di mana beberapa orang memiliki kekuasaan atas kehidupan orang lain. Kedua, kapitalisme juga sebuah sistem yang sangat tidak efisien di mana produksi di pakai untuk mencari keuntungan, bukan didasarkan kebutuhan, keuntungan sebagai basis kapitalisme berakibat pada berubahnya kapitalisme menjadi sebuah sistem yang tidak bisa dikontrol yang dapat

35

. Forret, D Colburn/ Dessailegn Rahmato” Rethinking Socialim in The Third World. Third “ World Quarterly Journal of Emerging Areas, Volume 13 Number1, 1997, h. 159.


(41)

mengakibatkan kemiskinan dan penggangguran, ketiga, sistem kapitalis cenderung membuat orang berperilaku kompetitif, tamak, egois dan kejam, nilai-nilai manusia yang penting seperti kerja sama dan kasih sayang di tekan, pada aras ini, setiap orang akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri sedangkan makna komunitas yang dibutuhkan manusia dikurangi.36

Kritik terhadap kapitalisme di atas menurut Adams adalah kombinasi antara kritikan yang praktis dan etis.37 Di tataran etis, kapitalisme dianggap jahat karena kapitalisme bersikap tidak adil; hak orang dirampas dengan cara tidak diberi imbalan yang pantas atas kerja mereka. Dari alasan praktis, kapitalisme juga merupakan sesuatu yang salah di mata kaum sosialis karena sifatnya menghambur-hamburkan dan tidak efisien.

Sosialisme selain mengkritisi kapitalisme, juga menghendaki suatu tata kehidupan tanpa penindasan dan penghisapan dan menjamin adanya kemakmuran dan kepastian penghidupan serta perkembangan kepribadian rakyat.38

3. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme

Asas dasar perjuangan antara sosialisme dan komunisme sebenarnya sama, keduanya merupakan antitesa terhadap kapitalisme yang menindas

36

. Ian Adams, Political Ideology Today. Terj, Ali Noerzaman, (Yogyakarta: Penerbit Qalam,2004), cet, Pertama, h.161.

37

. Ibid., h.162.

38

. Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, Bebas, Aktif, Ekonomi Masa Depan,(Jakarta: UI Press, 1997), cet, ke-tiga, edisi 2, h.142.


(42)

pekerja atau buruh dengan mengambil nilai lebih yang seharusnya dimiliki oleh buruh tetapi dinikmati oleh kapitalis, buruh menjadi sengsara dengan jam kerja yang banyak dan gaji yang minim.

Perbedaan antara sosialisme dan komunisme adalah pada pola perlawanan terhadap kapitalisme, perlawanan yang dilakukan oleh sosialisme terhadap kapitalisme dilakukan dengan cara gradual lewat aksi-aksi masa dan pertarungan di parlemen dengan tujuan perbaikan nasib pekerja, perlawanan sosialisme ini dilakukan dengan tidak radikal dan sistematis. Sedangkan pola perlawanan komunis adalah dengan cara radikal dengan merebut kekuasaan baik dengan senjata atau tidak kemudian membentiuk Diktatur Proletariat yang salah satunya untuk menghabiskan sisa-sisa kapitalisme.39 Singkatnya sosialisme menginginkan perubahan secara evolusi sedangkan komunisme secara revolusi.

Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa sosialisme memiliki banyak jenis tergantung dari tokoh dan latar belakang yang muncul. Ada sosialisme Demokrat40, sosialisme Marxisme41, sosialisme Leninisme42, sosialisme Pribumi43, dan sosialisme Utopis44.

39

. DR. Winardi,SE. Kapitalisme Versus Sosialisme (Bandung ; remaja Karya, 1986) cet I H 199

40

. Ajaran/faham yang bermaksud membangun masyarakat tanpa kelas dengan cara damai tanpa kekerasaan.

41


(43)

B. Sosialisme dalam Perspektif Islam 1. Sosialisme dalam Islam

Islam sebagai konsep atau sistem hidup tidak hanya menjanjikan sebuah keteraturan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan, tapi juga memiliki konsekuensi-konsekuensi bagi manusia yang meyakininya. Konsekuensi-konsekuensi ini dapat berupa aturan yang harus dipatuhi atau bisa juga berupa tindakan-tindakan yang sepatutnya dilakukan oleh penganutnya.45

Seorang ahli ekonomi asal Pakistan Nawab Haidar Naqvi berpendapat ‘….keadilan sosial dalam Islam berakar pada tauhid , karena keyakinan kepada Tuhan itu secara otomatis mempunyai konsekuensi menciptakan keadilan, salah satu tidak akan ada tanpa yang satunya.” Demikian juga, Amin Rais meniscayakan adanya kepedulian sosial yang disebut amal shaleh sebagai konsekuensi dari tauhid. Tauhid harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial. Jika agama kehilangan relevansi sosialnya, maka agama itu lama-kelamaan akan hilang. 46

42

. Praktik Ajaran/faham Marxisme

43

. Ajaran/faham yang menyamaratakan masyarakat pribumi

44

. Ajaran/faham yang menyamaratakan seluruh golongan

45

. Ali sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta : Paradigma& Aqsa Publishing, 2007) Cet ke-I h.42-45.

46

. Amin Rais, Tauhid Sosial; Formula Menggempur Kesenjangan, (Bandung: Mizan, 1998). h.116.


(44)

Untuk menegaskan adanya hubungan erat antara Islam dan sosialisme, menjadi sebuah keharusan untuk mencari justifikasi normatif baik dari Al-qur’an maupun sunnah nabi SAW. Tanpa adanya dukungan dari kedua sumber Islam tersebut konsep apapun yang menyandang nama Islam, baik di depan atau di belakangnya, akan sulit diterima.47

Untuk mengetahui adanya anjuran sosialisme dalam Islam, di sini akan dipaparkan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis yang relevan dengan ajaran-ajaran ataupun dogma-dogma yang menjadi landasan perjuangan sosialisme. Usaha mencari relevansi ayat-ayat Al-Qur’an dengan sosialisme akan lebih menekankan pada kaidah penafsiran al-ibrah bi’umumi al-lafdz, di mana titik tekannya lebih pada pemaknaan lafadz secara umum dari pada sebab-sebab khusus.

a. Prinsip Persamaan

Firman Allah SWT

!"# $%& '( )

%*%+ ,-. /

0 13 4 5

6789 :; 4<!

=8> ?5<! ) @ AB)# )

<CE%+ !

FG HIJK

LMN%-K O

0CPJ

-= Q O 

%S .

T UV'G W 0

. X

! )

% 'G H 0

. YZ [

=8 \

' +^)"# !

& + O !

_ EK^ P %

U` $5 ab cK

S K O

E$5 b O T

A%&%E-. /

678 \

T < ! P

%S

47

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama, Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, (Yogyakarta ; Pustaka Pelajar, 2006) Cet I, h 61-62.


(45)

T UV'G W 0 .

0 !

LMN%-K

d BKe f O

J

/ )

A &gE h !

P ;$i

Xj'k [ l_( mIn

^op [ H q!

(

:

)

Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Al-Baqarah : 213)

Dalam ayat tersebut diungkapkan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai umat yang satu. Karena perikemanusian merupakan satu tujuan, maka wajiblah bagi manusia untuk menciptakan kesejahteraan bersama.48 Tidak boleh ada ketimpangan apalagi penindasan, karena hal itu merupakan bentuk penghianatan terhadap rasa kebersamaan dan kesatuan umat manusia, kemudian setelah timbul perselisihan di antara manusia, maka menjadi terpecah-belah, karena itulah Allah mengutus para Rasul-Nya untuk memberikan kabar gembira dan peringatan agar mereka sadar sebagai umat yang satu. Kewajiban menciptakan kesejahteraan bersama juga ditekankan oleh Rasulullah, dikarenakan mereka orang beriman itu

48

. HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, ( Jakarta, LPPS-RI, 1963), h.23. Cokro Memandang bahwa ayat tersebut menjadi dasar bagi sosialisme Islam.


(46)

adalah satu kesatuan masyarakat yang saling menopang, Rasullullah Barsabda

!

"#

"#

$%ﺏ $%ﺏ &'ی )

*

+

,ﺏ

-.

Artinya:“DariAbu Musa ra. Dari Nabi SAW bersabda: Seorang mukmin bagi mukmin yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya” (H.R. Bukhari).

Dalam hadis di atas, ditegaskan tentang perlunya kesadaran orang-orang yang beriman sebagai satu kesatuan yang harus saling peduli akan nasib mereka bersama.

'ﺏ ﺏ ) #%

/0 12#! 345 %6

78 6

3#9 6 :

"# - 6

;<ﺵ > &

#?

3/ ﺏ +&/9 @

&6 $

*

A4<

.

50

Artinya: “ Dari Nu’man ibn basyir r.a. berkata: Rasulullah bersabda: anda akan menyaksikan orang-orang mu’min dalam hal kasih sayang, cinta dan kerja sama mereka seperti satu tubuh, yang mana apabila ada satu anggota tubuh yang merasa kesakitan akibat dari selalu terjaga karena demam maka anggota tubuh yang lain pun akan merasakannya.” (Muttafaq Alaih)

.

Hadis tersebut dengan tegas dan jelas mendeskripsikan bagaimana seharusnya seorang mukmin peduli terhadap sesamanya. Orang yang

49

. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari,

Al-Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih ( Beirut: Yamamah, 1994) hadits no 1933, h. 666.

50

. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari,


(47)

benar-benar beriman tidak akan pernah terlena dalam kesenangan, sementara saudaranya ditimpa kesusahan. Ia akan bertindak dan bergerak untuk membantu saudaranya yang menderita.

Dalam kesempatan lain Rasulullah menganggap tidak sempurna keimanan seseorang sampai orang itu dapat mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sungguh sabda-sabda Rasulullah tersebut merupakan suatu ungkapan dan ajaran solidaritas sosial yang sangat tinggi.

Kesadaran manusia sebagai umat yang satu meniscayakan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan atau imperialisme. Kesadaran ini selalu menghendaki adanya persatuan, persamaan dan persaudaraaan:

%SrB [

< ! -SK

s$ 0 [

T - Gg)u-.

= Q O

vOPJ h %0)#

X

T U[ ^ )

\

OPJ/G%+- v +^

*

B 0?

:

C

.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah kedua saudaramu dan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah agar kalian mendapat rahmat.” (Al-Hujurat:10)

w6&)ur h rB [ OPJ $5K['G%0 a! -e Xx-yB"# )

vCPJ $5.G%+%z ) yO <+P\

{|} ,- )

T ~ +. > %+ H

X

[

vOPJ ! •€)#

%&5 <

vCPJ -[K^)#

X [ \

•op G <

sm ,%0

*

B 0?

:

.

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian melakukan perkenalan,


(48)

sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling taqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Al-Hujurat13)

Ayat ke-10 menegaskan persaudaraan antar orang-orang beriman yang senantiasa menghendaki adanya suasana damai dan menghindari segala bentuk perpecahan. Sedangkan pada ayat ke-13 Allah menegaskan kembali bahwasannya manusia merupakan umat yang satu, dimana mereka dalam segala keragamannya harus tetap menyadari hal itu dan senantiasa melaksakan ajaran Tuhan sebagai bentuk ketaqwaan agar menggapai derajat kemuliaan. Pengakuan terhadap persamaan dan persaudaraan merupakan konsep yang paling revolusioner pada saat wahyu ini turun, bahkan sampai sekarang, sehingga PBB menegaskan dalam piagam deklarasi Hak-Hak Azasi Manusia tentang persamaan manusia terlepas dari perbedaan kasta, kepercayaan dan warna kulit. Nabi dengan jelas manunjukkan bahwa harkat manusia melampaui segala hal. Sungguh suatu ajaran yang membebaskan. 51

b. Keadilan Ekonomi

!

P -.)#

/ Xj'^ <

d # ‚ >

g !

L| M)#

JA U[K

}ƒ-.

@ ‚ G )

A )

Xj'„v U[K

Xj%S H K )

L=QIJ F %SK )

L=K ) L|? c vj-„ {Z PJ h …u- )

= Q O

P 5K•W†

vCPJ !

X

! )

<CPJ -^ P

<@ ‚

51

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006). h.65-66


(49)

')P?<‡-. ! )

vCPJ w ˆ

 5 <

T E WB -.

X

T U[ ^ )

\

T [ \

&h & \

‰ -[ +K

*

'?

D

.

Artinya “Apa saja harta rampasan perang (pai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari berbagai penduduk suatu daerah, maka adalah untuk Allah, Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan supaya harta itu tidak hanya beredar dikalangan orang-orang kaya diantara kalian saja. Apapun yang diberikan Rasul kepada kalian, harus kalian terima dan apapun yang ia larang hendaklah kalian meninggalkannya. Takutlah kalian kepada Allah karena sesungguhnya Allah mempunyai siksa yang sangat keras.” (Al-Hasyr: 7)

Ayat tersebut dengan jelas melarang menumpukan dan perputaran harta hanya pada sekelompok orang (oligopoli), apalagi penumpukan itu hanya pada seseorang (monopoli). Jika hal itu terjadi, kesenjangan dan pengelompokan masyarakat menjadi kelas yang miskin dan kelas yang kaya akan menjadi hak yang terelakan. Untuk itulah Al- Qur’an dalam surat Al-Takatsur dan Al-Humazah melarang manusia bergaya hidup mewah dan menumpuk-numpuk harta. Dalam hal menumpuk harta tanpa mengeluarkannya di jalan Allah, termasuk memberikan bagian orang miskin, Al-Qur’an dengan jelas mengecamnya:

w6&)ur h

=8 \

T ~ < ! P

[

m Š{€

6‹ a!

> cg W†

L , MΠ)

+GP .u

?-@( K!)#

 5

L| • cK O

6Ž)>&•• h ) <

L|? c%‚ J

678 \ )

6Ž)<Œ yJ h

FG%M\

- Y’ VK )

{Z ) w ˆ U[ V <h

j =

L|? c%‚ C+M mI:“ ,-.

@‰ ?%+ O

” )#

*

Eﺏ <

F

.


(50)

Artinya: “Hai orang- orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta oang lain dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Mereka menimbun emas dan perk, dan tiada menafkahkannya di jalan Allah, peringatkanlah mereka dengan adzab yang pedih dan menyakitkan” (Al-Taubah; 34).

Menurut Asghar Ali Engineer, Al- Qur’an juga mewajibkan kepada seseorang untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan apabila ia telah mempu mencukupi kebutuhan pokoknya, jadi harta yang diluar kebutuhan pokok harus diinfaqkan. Sesuai firman Allah.52

Benarlah apa yang yang dikatakan Gibb seorang Islamolog yang senada dengan komentar Taha Husain, bahwa seandainya Islam hanya mengajarkan konsep Tuhan yang satu dan ibadah ritual, tanpa memperbincangkan kepincangan ekonomi dan perbedaan sistem sosial, ia tidak akan menghadapi tantangan hebat dari orang-orang kafir Makkah penentangan itu sebagai resistensi terhadap ajaran Muhammad mengenai sistem ekonomi dan sosial politik yang lebih adil, karena ajaran itu akan merusak hegemoni mereka terhadap kekayaan/ekonomi dan kekuasaan oligarki yang mereka nikmati selama ini dengan demikian, salah satu

52

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, h.67.


(51)

ajaran Islam adalah protes tehadap ketimpangan sosial dan ketidakadilan ekonomi.53

Beberapa praktik ekonomi Islam yang mencerminkan kebersamaan adalah yang kini dipraktikan dalam sistem ekonomi syari’ah, seperti:54

a. Mudarabah, atau lebih dikenal dengan istilah bagi hasil dalam sistem ini prinsip kerja sama dilakukan antara si pemilik modal dan pekerja, yang kemudian mereka akan membagi hasilnya sesuai dengan perjanjian, dan kerugian pun akan ditanggung bersama, sistem seperti ini memungkinkan orang kecil mengoptimalkan kreatifitasnya tanpa dihantui oleh hutang yang akan menjeratnya, karena semuanya akan ditanggung dan dinikmati bersama.

b. Muzara’ah, adalah sistem berekonomi di mana si pemodal memberikan lahannya untuk digarap oleh petani, selanjutnya hasil panennya akan dinikmati bersama dalam sistem ini kerugian hanya ditanggung oleh pemilik modal.

c. Musyarakah, dalam sistem ini semua pihak bekerja sama dengan pemilik modal dan mereka masing-masing mempunyai tanggung

53

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, h. 69.

54

. Mulana Mufthi Muhammad Shafi, Distribution Of Walth in Islam, (Islamabad;


(52)

jawab dan hak yang sama baik dalam kerugian maupun keuntungan.55

Dengan demikian, dalam proses produksi a la Islam hubungan berlangsung dua arah yang harmonis, yaitu antara orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi (primary Right) dan mereka yang tidak terlibat langsung. Mereka semua mendapat bagian dari hasil produksi (Secondary Right).56

c. Pembelaan Terhadap Kaum Tertindas (Perjuangan Kelas)

! )

vOPJ-{Z +G H -[+^ j =

L|? c%‚

=Q V%+g’ W SK )

6‹ !

@ % 93

P F a5 )

L ( K L K )

=8 \

P U[ h

$5•O >

$5gz9 0)#

g !

' ? %M

hv -[K \U %E+G M)# |%+gz ) \ ! 6–BU \ F? ) |%+gz ) $5\ ! 6–BU \

m I• B

*

@ /

DG

.

Artinya: “ Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang tertindas, yaitu mereka laki-laki; perempuan; anak-anak yang berkata; Ya Allah keluarkan lah kami dari negeri yang penduduknya Dzalim, berilah kami pelindung dan pembela dari sisi-Mu (Al- NIsa-75)

Ketika nabi Muhammad mengajarkan agama tauhid di Makkah, yang menjadi pendukungnya sebagai besar adalah orang-orang lemah,

55

. Mulana Mufthi Muhammad Shafi, Distribution Of Walth in Islam, h.14

56


(53)

tertindas, baik secara politik maupun ekonomi, Nabi dari segala zaman ini selalu bersahabat dan dekat dengan orang lemah (du’afa) atau yang tertindas (Mustad’afin), para sahabat seperti Salman, Bilal, Amar ibn Yasir, Suhayb dan Khabab ibn Al-Arat, mereka semua adalah kelas sosial yang tertindas, namun mereka mengambil peranan penting bagi kejayaan Islam. Dalam hal ini Muhammad mendorong agar kaum lemah dan tertindas untuk melawan dan mengubah sistem yang tidak adil. Oleh karena itulah kelompok yang paling gerah dengan hadirnya Islam adalah mereka yang terbiasa mengeksploitasi manusia lainnya, alias kaum kaya yang mapan dan berkuasa. 57

Kekhawatiran orang-orang kafir akan perubahan politik kekuasaan ini ditambah lagi dengan janji Allah yang akan memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang terindas.

&h9 B ) )#

˜ SrB j'^ <

678 \

T UV +g’H ‚

™ =

šv>W† vCE'G%+KEZ› )

˜S})#

<CE'G%+gœ B )

67Q >( K

* HI

G .

Artinya “ dan kami hendak menganugrahkan kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan akan kami jadikan mereka pemimpin dan akan kami jadikan mereka sebagai pewaris bumi’ (Al-Qashas :5)

.

Penentangan Nabi terhadap para saudagar kaya dan berkuasa ini menjadikan Islam sebagai kekuatan yang revolusioner. Sikap Nabi yang terus-menerus mengecam ketidakadilan sistem ekonomi dan ketimpangan

57

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, h. 72.


(54)

sosial yang dihasilkannya membuat suatu medan magnet yang sangat kuat dalam mengambil hati orang-orang miskin. Dengan demikian, tugas Muhammad sebagai Nabi bukan hanya sebagai juru dakwah penyampai pesan-pesan Tuhan, tetapi sekaligus sebagai pendombrak atas ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat saat itu.Bahkan, dengan tegas Rasulullah menyatakan bahwa tindakan membebaskan orang dari kemiskinan dan ketertindasan, itu merupakan usaha menyelamatkan mereka dari sikap ingkar kepada Tuhan (Kufur).58

Dewasa ini ada tiga pendekatan yang berkembang di kalangan umat Islam dalam membaca sebab-sebab terjadinya kemiskinan di kalangan umat.59 Pertama, Paradigma tradisionalis, yang menganggap kemiskinan sebagai salah satu ketentuan Tuhan (taqdir). Bagi kelompok ini, masalah kemiskinan dan marginalisasi tidak jelas kaitannya dengan globalisasi dan neoliberalisasi, kemiskinan dianggap sebagai ujian atas keimanan, hanya Tuhanlah yang tahu manfaat dan mudharatnya. Implikasinya, kelompok ini bersikap pasrah dan tidak melakukan perjuangan untuk membebaskan diri dari kemiskinan yang menghimpit mereka. Bahkan, mungkin mereka menikmatinya.

58

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, h. 73

59

. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme, h. 74-75.


(55)

Kedua, pemikiran kaum modernis. Mereka percaya bahwa kemiskinan terjadi sebagai akibat dari sikap mental, budaya dan pandangan teologis yang keliru. Jadi, kemiskinan dipandang sebagai kemiskinan kultural. Oleh karena itu, bagi kelompok modernis, pemecahannya adalah dengan cara mengubah sikap mental yang fatalistik, dan menganjurkan mereka agar banyak berpartisipasi dalam proses globalisasi dan pembangunan.

Ketiga, pandangan kaum revivalis atau fundamentalis, mereka beranggapan bahwa kemiskinan terjadi sebagai akibat dari pengaruh paham-paham atau ideologi yang tidak islami, sementara umat Islam semakin jauh dari ajaran Islam. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan paham ini adalah kembali kepada konsep-konsep Islam. Mereka yakin bahwa Al-Qur’an memiliki konsep yang lengkap untuk memecahkan berbagai masalah. Mereka beranggapan bahwa proyek globalisasi dan kapitalisme merupakan agenda dan konsep Barat yang dipaksakan pada umat Islam.

Keempat, paradigma Islam transformatif ataupun Islam kiri (sosialis). Mereka meyakini bahwa kemiskinan terjadi sebagai akibat dari ketidakadilan sistem dan struktur ekonomi.60

2. Praktik sosialisme pada masa generasi Islam pertama

60

. Endang Mintarja, Politik berbasis agama, Perlawanan muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,h. 72-75.


(1)

Saran

1. Sosialisme sebagai sebuah sistem yang menolak eksploitasi antar sesama manusia adalah sebuah kebenaran yang universal yang dapat berlaku di segala zaman asalkan tidak memakai kekerasan sebagai ideoliginya melainkan mengandalkan kesadaran rakyat dan visi pemimpin yang jelas dan tegas. Libya kurang sukses menjalankan sosialisme karena dipenuhi oleh ideologi kekerasan Qadhafi dan belum berbasis pada kesadaran masyarakat ditataran akar-rumput (Mendasar), dalam konteks Indonesia sosialisme sudah menjadi jiwa bangsa, sebagaimana termaktub dalam UUD 1945. namun, memiliki implementasi yang lemah karena digantungkan pada selera rezim yang berkuasa yang cenderung menafikan kepentingan rakyat kecil.

2. Demokrasi langsung nampak ideal sebagai bentuk pengakuan terhadap rakyat sebagai pemilik kedaulatan yang sesungguhnya. Namun, jika di manisfestasikan hanya dalam bentuk formal, maka yang terjadi adalah destruksi makna demokrasi itu sendiri. Demokrasi langsung di Libya masih mendudukan Qadhafi di sentral kekuasaan. Sementara pemilu langsung di Indonesia masih terbatas dalam kerangka prosedural. Yang terbaik adalah demokrasi yang formal (berupa pemenuhan partisipasi rakyat) dan subtansial (yang mengusahakan kesejahteraan ekonomi) sekaligus.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Ian, Political Ideology Today. Terj, Ali Noerzaman, Yogyakarta: Penerbit Qalam,2004.

Ahmad, Zainudin, Al-Imam bin Az-Zabidi, Al-Lathif, Abd, Mukhtashar Shahih Bukhari, Al-Musamma Al-Tajriid Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih Beirut: Yamamah, 1994.

Aminoto, Cokro, Oemar, Said H, Sosialisme Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1954. Ayyoub, Mahmoud, Islam and the Third Of Universal Theory, New York and

London: Kegan Paul Intenasional, 1987.

Barents, J, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Erlangga, 1981.

Bianco, Mirela Gadafi, Voice From The desrt, terjemaha. Margaret Lyte, (Paris, Editions Stock,1975

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Engineer Ali, Asghar, Islam and its Relevance to Our Age, terj., Amiruddin ar-Rany, Yogyakarta: LKSIS Yogyakarta: bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1993. Dahlan, M, Muhidin. “Pengantar” Sosialisme Religius suatu jalan keempat?,

Yogyakarta Kreasi Wacana bekerja sama dengan Komunitas Jurnalistik GORESAN HMI MPO Yogyakarta 2001.

Donogue, John, dan John L Esposito. Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi masalah masalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Esposito, John L, Islam Ancaman, Mitos atau Realitas: Jakarta: Mizan.1994 ---,Islam dan Politik, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Fakih, Mansour. Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik, Yogyakarta:Insist Press, 2002.

Hanafi, Hassan, “ Apa Itu Kiri Islam”, dalam Kazoo Shimo Gaki, Between Modernity and Past modernity The Islamic Left and Dr. Hassa Hanafia


(3)

Thought: A Critical Reading, Terj, M. Imam Azis dan M.Jadul Maula, Yogyakarta: LKIS,2004.

Hamersma, Harry, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: PT. Gramedia 1986. Hatta, Mohammad, Demokrasi Kita, Bebas, Aktif, Ekonomi Masa Depan, Jakarta: UI

Press, 1997.

Heiniz, Koesters Paul,. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia; Pemikiran-Pemikiran yang mempengaruhi hidup kita. Jakarta: Gramedia, 1987.

Hornby,A.S. Oxford Advenced learner dictionary, Oxford University Press, 1995. Husain, Taha. Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, Yogyakarta: Pustaka Jaya,

1996.

Hoult, Ford, Thomas, Dictionary of modern sociology, New Jersey: little field, Adams & CO, 1977.

Ihza Mahendra, Yusril, Modernisme dan fundamentalisme dalam politik Islam; perbandingan partai Masyumi (Indonesia) dan partai Jama’at Islam( Pakistan), Jakarta: Paramadina, 1999.

Iqbal, Muhammad. Fiqh Siyasah, kontektualisasi doktrin politik islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.2001.

Jaszi, Oscar, Sosialism, dalam Edwin RA Seligman (Ed). Encyclopedia of sosialis science v. XII-XIV (New York) : The Mc Millan 1997.

Khaldun, Ibnu, Muqaddimah ibn Khaldun, terjemah. Ahmadi Thaha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986.

Khalidi, Ahmad Abdul Hamid. Usus Tanzim Siyasi Fi An-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-tsalitsah, Tripoli: Munsha’ah Al=’Ammah lil Nasyr wa Al-Tauzi’ wa Al-‘Ilan, 1983

Mintarja, Endang. Politik Berbasis Agama, Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Qadhafi, Muammar, Comentary on the green Book, Tripoli: World Centre for Research and studies of the green book, 1984.


(4)

________________, Menapak Jalan Revolusi, Penerjemah Zakiyuddin Baidhawi, Yogyakarta:, 2000.

________________, The Green Book, Tripoli Biro Rakyat Jamahiriya Rakyat Sosialis Arab.

________________,Al-Kitab Al-Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat Sosialis Arab.

Raid, Hasan. Dengan Gerakan Islam Tranformatif Manuju Masyarakat Tauhidi, Jakarta: Ciputat,. 2000.

Rais, Amin Tauhid Sosial; Formula Menggempur Kesenjangan, Bandung: Mizan, 1998.

Ramadlan, Syamsuddin. Islam Musuh Bagi Sosialisme dan Kapitalisme, Jakarta: Wahyu press, 2003.

Sakti, Ali, Analisis Teoritis Ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi modern, Jakarta : Paradigma & Aqsa Publishing, 2007.

Shafi, Muhammad, Mufthi, Mulana Distribution Of Walth in Islam, Islamabad: Internasional Islamic University, 1990.

Shadr-ash, Muhammad Baqir, Sistem Politik Islam, penerjemah Arif Mulyadi, Jakarta: PT Lentera, 2001.

………, Keunggulan Ekonomi Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, 2002.

Suseno Magnis, Franz, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan Revisionisme, Jakartal: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Usman, Suparman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.

Winardi,DR. SE. Kapitalisme Versus Sosialisme, Bandung ; remaja Karya, 1986.


(5)

Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox, diakses pada tanggal 13 Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.

Libya: History, geografi, Govement, and Culture info please.com.Mozilla. diakses pada tanggal 13 Juli 2009 17:03 dari http//WWW.infoplease.com/ipa/ao 1077224 html.

Muammar Al-Gaddafi-Wikipedia. The free encyclopedia-Mozilla ferifox. diakses pada tanggal 13 Juli 2009 17:04 dari http://en. Wikipedia. Org/Muammar _ al-Gaddafi.


(6)