5. BAB II Analisis Situasi
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan
1. Keadaan dan Kondisi Geografis
a.
Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (lepo- lepo, wundudopi, baruga,
watubangga) yang merupakan wilayah administratif kecamtan baruga.
b.
Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c.
Batas – batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan wua-wua dan kecamatan kandia
2) Sebelah timur : Kecamatan poasia
3) Sebelah selatan : Kecamatan konda (kab. konsel)
4) Sebelah barat : Kecamatan ranomeeto (kab Konsel) dan
Kecamatan mandonga kota kendari
d.
Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e.
Prasarana Transportasi : 60% jalan aspal dan 40% jalan berbatu dan
tanah
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo pada tahun
2014 sebanyak 20363 yang tersebar di 4 kelurahan ( Lepo-lepo,
Wundudopi, Baruga, Watubangga).
Distribusi penduduk per kelurahan disajikan pada tabel.
No
Nama Kelurahan
Jumlah KK
Jumlah Jiwa
1
Lepo- lepo
995
4.476
2
Wundudopi
645
3.290
3
Baruga
1592
7.844
4
Watubangga
1182
4.753
Jumlah
20.363
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan tahun 2014
Berdasarkan tabel 1 terlihat jumlah penduduk terbayak di kelurahan
baruga yaitu 7844 jiwa dari 20363 KK dan yang paling sedikit di kelurahan
Wundudopi yaitu 3290 jiwa yang terhimpun dalam 645 KK.
5
B. Input
1. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas lepo-lepo memiliki beberapa sebagai pelaksana tugasnya yang
masing-masing bekerja sesuia dengan bidang tugasnya masing-masing.
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2014 sebanyak orang dengan uraian sebagai berikut:
No
Jenis Tenaga
Status
Jumlah
PNS
Honor
Sukarela
1
Dokter Umum
3
3
2
Dokter Gigi
1
1
3
Sarjan Keperawatan
8
1
9
4
Sarjana Kesehatan Masyarakat
19
1
11
5
Sarjana Kebidanan
3
3
6
Sarjana Kesehatan lingkungan
1
1
7
Apoteker
2
2
8
Ahli Madya Keperawatan
17
1
18
9
Ahli Madya Kebidanan
16
9
25
10 Ahli Madya Gizi
3
3
6
11 Ahli Kesehatan Lingkungan
1
1
2
12 Ahli madya Analisi Kesehatan
1
4
5
13 Perawat
7
7
14 Perawat Gigi
2
2
15 Bidan
4
4
16 SPAG
1
1
17 SPPH
2
2
18 SMF
19 Tenaga Administrasi
1
1
2
20 Sopir
1
1
21 Petugas Kebersihan
1
1
22 Tukang Masak da Tukang Cuci
2
2
23 SMU
1
1
Jumlah
93
7
18
109
Tabel 2. Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2014
Berdasarkan tabel 2 ,terlihat bahwa pengawai yang berstatus sebagai
pengawai negri sipil (PNS) sebanyak 93 orang, tenaga honorer sebanyak 7
orang dan tenaga sukarela sebanyak 18 orang , tenaga kebidanan dan
6
analisis Kesahatan yang berstatus sukarela sebagian besar ditempatkan
pada pelayanan Unit Gawat Daryrat dan Laboratorium, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk dalam wilayah baruga (20.363)
maka rasio
dokter umum 1: 61089 jiwa , dokter gigi 1 : 20363 jiwa rasio perawat dan
jumlah penduduk adalah 1 : 702 jiwa dan rasio perawat gigi 1: 1018 jiwa
penduduk.
2. Saran dan Prasarana
a) Sarana Transpostasi
Sarana transportasi yang digunakan di Puskesmas lepo-lepo adalah
kendaraan roda 4 yang berjumlah 2, 1 unit ambulance dan 1 unit nya
dipersiapkan untuk kegiatan luar gedung apabila ambulance lag tidak
ditempat.
b) Sarana Sosial
Sarana pendidikan yang ada di Wilayah kerja Kecamatan Baruga terdiri
dari :
1) Taman Kanak- kanak berjumlah 9 unit
2) Sekolah Dasar berjumlah 9 unit, yang berlokasi di kelurahan lepolepo 2 unit, di kelurahan Baruga 3 unit, kelurahan Watubangga1 unit
dan di kelurahan Wundudopi 2 unit
3) Sekolah Menengah Pertama berjumlah 4 unit, yang berlokasi di
kelurahan baruga 3 unit dan di kelurahan Wundudopi 1 unit
4) Sekolah Menengah Umum berjumlah 4 unit, yang berlokasi di
kelurahan lepo-lepo 1 unit, dikelurahan Watubangga 1 unit dan di
kelurahan Baruga 2 unit
5) Perguruan Tinggi berjumalh 3 unit, berlokasi di kelurahan
Wundudopi 1 unit dan kelurahan Baruga 2 unit
6) Sarana sosial berupa panti asuhan berjumlah 2 unit, yang berlokasi di
kelurahan Baruga 1 unit dan kelurahan Watubangga 1 unit
7) Lembaga Permasyarakat 1 unit, berlokasi di kelurahan Baruga
c) Sarana Kesehatan
1. Sarana Kesehatan Pemerintah
7
a. Puskesmas Induk : 1 unit yang merupakan Puskesmas Perawatan
(menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap umum dan kebidanan
serta Unit Gawat Darurat 24 jam) , berlokasi di kelurahan lepolepo
b. Puskesmas Pembantu : 2 unit masing-masing terletak di kelurahan
Watubangga dan Kelurahan Baruga
c. Poskeskel: 2 unit , masing-masing terletak di kelurahan Baruga
dan Kelurahan Watubangga dan keduannya sudah berfungsi
2. Sarana Kesehatan Swasta
a. Rumah Bersalin : 2 unit, yang berlokasi di kelurahan Wundudopi
dan kelurahan Baruga
b. Praktek dokter berkelompok: 1unit , berlokasi di kelurahan
Wundudopi
c. Praktek dokter perorangan ; 2 unit
d) Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
a. Posyandu : 18 unit , berlokasi di kelurahan lepo-lepo 4 unit , di
kelurahan Baruga 4 unit, di kelurahan Watubangga 6 unit, dan di
kelurahan Wundudopi 4 unit
b. Pos Lansia : 3 unit , berlokasi di kelurahan Lepo-lepo 1 unit , di
kelurahan Baruga 1 unit dan di kelurahan Watubangga 1 unit
3. Pendanaan
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatanantara lain:
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
8
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan
yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber
pembiayaan antara lain:
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian
barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK)
kepemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui dinaskesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk
9
beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota atas usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar
biaya (retribusi) ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah.
Pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi pelayanan
kesehatan pada kesehatan pada puskesmas lepo-lepo tahun 2014 berjumlah
Rp. 245.929439,- (105%) dari target pendapatan yang direncanakan tahun
2010 sebesar Rp. 233.800.
C. Metode
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
terhadap
kesehatan diwilayah kerjanya. Agar upaya kesehatan
terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan
manejemen
dengan
baik.Menajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
10
secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien.Manajemen puskesmas tersebut
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
pengawasan dan pertanggung jawaban.Seluruh kegiatan
diatas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat
diwilayah
kerjanya.
Perencanaan
tingkat
puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada diwilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib,
upaya lesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.Perencanaan
kebutuhan
puskesmas
satu
tahun
agar
melaksanakannya
secara
efektif,
ini
disusun
puskesmas
efisien
dan
untuk
mampu
dapat
dipertanggung jawabkan.Perencanaan tingkat puskesmas
disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang
terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan
untuk
melaksanakan
tahap-tahap
perencanaan.
2. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
puskesmas elalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan.
Tim
yang
telah
disusun
melakukan
11
pengumpulan
data.Terdapat
dua
data
yang
perlu
dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data
umum
berupa
pelayanan,
peta
data
wilayah
kerja
sumberdaya,
serta
data
fasilitas
peran
serta
masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data
sekolah, data kesehatan lingkungan.Data khusus berupa
status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program
pelayanan kesehatan, hasil survey.
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan
berbagai
faktor
yang
berkaitan
dengan
masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta
potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk
melakukan
intervensi.
Langkah
ini
dilakukan
dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau
fakta
yang
berkaitan
dengan
masalah
kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas harus
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik
secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan
hasil
kajian
data
dan
puskesmas.Rencana
informasi
usulan
yang
kegiatan
tersedia
juga
di
harus
dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan
rutin,
sarana
dan
prasarana
serta
operasional
puskesmas.Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan
RUK disusun pada januari tahun berjalan dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada
akhir bulan januari tahun berjalan (H).
12
Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua langkah
yaitu
analisis
kegiatan.
masalah
Penyusunan
dan
RUK
penyusunan
rencana
dilaksanakan
dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya
dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b.Menyusuk rencana kegiatan baru yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan
kemampuan puskesmas.
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik
untuk
upaya
kesehatan
wajib,
upaya
kesehatan
pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun
upaya kesehatan inovasi dilaksanakan secara bersama,
terpadu dan terintegrasi. Langkah-langkah penyusunan
RPK adalah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah
disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang telah disetujui
dengan
Rencana
Usulan
Kegiatan
(RUK)
yang
diusulkan dan situasi pada saat oenyusunan RPK.
c. Menyusun
rancangan
awal
rincian
dan
volume
kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya
pendukung mneurut bulan dan alokasi pelaksanaan.
13
d. Mengadakan
lokakarya
mini
tahunan
untuk
membahsa kesepakatan RPK
e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk
matriks.
2. Penggerakan Dan Pelaksanaan (P2)
Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) 2004 bahwa puskesmas merupakan unit
pelaksana
pelayanan
pertama.Puskesmas
kesehatan
mempunyai
tingkat
kewenangan
untuk
melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu
perlu
didukung
kemampuan
manejeman
yang
baik.Manejemen puskesmas merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan,
pengendalian,
penggerakan
pengawasan
pelaksanaan
dan
serta
penilaian.Penerapan
manejemen penggerakaan pelaksanaan
dalam bentuk
forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan
antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan
sektor
terkait
(lintas
sektoral)
untuk
meningkatkan
kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas
serta membina peran serta masyarakat secara terpadu
agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan
dilaksanakannya lokakarya mini adalah :
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas
dalam
rangka
pemantauan
hasil
kerja
petugas
puskesmas dengancara membandingkan rencana kerja
14
bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya
dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah
binaan dengan targentnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu
b.Disampaikannya
hasil
rapat
dari
kabupaten/kota,
kecamatan dan berbagai kebijakan serta program
c. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan
kegiatan bulan lalu
d.Ditemukannya cara pemecahan masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam
dua tahap yaitu:
1. Lokakarya Mini bulanan yang pertama
Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan
lokakarya penggalangan tim diselenggarakan dalam
rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana
kegiatan
puskesmas
(RPK).
Pelaksanaan
lokakarya mini bulanan yang pertama adalah sebagai
berikut:
a. Masukan
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok
tentang
peran,
tanggung
jawab
staf
dan
kewenangan puskesmas
15
2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru berkaitan dengan puskesmas
3) Informasi tentan tata cara penyusunan kegiatan
(Plan Of Action = POA) puskesmas
b.Proses
1) Inventarisasi
kegiatan
puskesmas
termasuk
kegiatan lapangan/daerah binaan
2) Analisis beban kerja tiap petugas
3) Pembinaan
tugas
baru
termasuk
pembagian
tanggung jawab daerah binaan
4) Penyusunan POA puskesmas tahunan berdasarkan
RPK
c. Keluaran
1) Rencana kegiatan (POA) puskesmas tahunan
2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan POA
3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan
2. Lokakarya Mini bulanan rutin
Lokakarya
mini
bulanan
puskesmas
ini
diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama.Lokakarya mini bulanan rutin
ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA
puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara teratur.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin puskesmas
adalah sebagai berikut:
16
a. Masukan
1) Laporan kegiatan bulan lalu
2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota
3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru
b. Proses
1) Analisis hambatan dan masalah antara lain dengan
menggunakan PWS
2) Analisis
sebab
dikaitkan
masalah,
dengan
khusus
kepatuhan
untuk
terhadap
mutu
standar
pelayanan
3) Merumuskan alternative pemecahan masalah
c. Keluaran
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulanan yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector
Adapun tujuan dilaksanakannya lokakarya mini tribulanan
lintas sector adalah
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral
dalam rangka mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas
17
sektoral
dan
tersusunnya
rencana
kerja
tribulanan
berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral
yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector dilaksanakan dalam
dua tahap yaitu:
1. Lokakarya mini tribulanan yang pertama
Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan
lokakarya
penggalangan
tim
diselenggarakan
dalam
rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan
sebagai penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap
kegiatan
untuk
satuan
wilayah
kerja.
Pelaksanaan
lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
a. Masukan
1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
2) Informasi tentang program lintas sector
3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b. Proses
1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sector
18
2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing
sector
3) Pembagian peran dan tigas masing-masing sector
c. Keluaran
1) Kesepakatan
tertulis
lintas
sector
terkait
dalam
mendukung program kesehatan
2) Rencana kegiata masing-masing sector
2. Lokakarya mini tribulanan rutin
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya
penggalangan
kerjasama
lintas
sektoral
yang
telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan setiap tribulan secara
tetap.Penyelenggaraan
dilakukan
oleh
camat
dibantu
sector terkait dikecamatan. Lokakarya tribulanan lintas
sector dilaksanakan sebagai berikut:
a. Masukan
1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sector terkait
2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing
sector dalam pelaksanaan program kesehatan
3) Pemberian iformasi baru
b. Proses
19
1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
2) Analisis
hambatan
dan
masalah
dukungan
dari
masing-masing sector
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan
untuk tribulan baru
c. Keluaran
1) Rencana kerja tribulanan yang baru
2) Kesepakatan bersama
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3)
Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan
penilaian
hasil
kerja
/
prestasi
puskesmas.Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian
cakupan
dan
pelayanan
manajemen
puskesmas
kegiatan
atas
termasuk
perhitungan
mutu
seluruh
puskesmas.Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas
meliputi
penilaian
penvapaian
hasil
pelaksanaan
kesehatan, manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas
tersebut
berdasarkan
upaya-upaya
puskesmas
dalam
menyelenggarakan:
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi:
a. Upaya
nasional
kesehatan
dimana
wajib
sesuai
penetapan
dengan
jenis
kebijakan
pelayanannya
disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota
20
b. Upaya
kesehatan
penambahan
pengembangan
upaya
kesehatan
antara
atau
lain
penerapan
pendekatan baru upaya kesehatan dalam pelaksanaan
pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
dipuskesmas.
2. Pelaksanaan
manajemen
puskesmas
dalam
menyelenggarakan kegiatan, meliputi:
a. Proses
penyusunan
perencanaan,
pelaksanaan
lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat,
obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepauhan terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan
c. Penilaian
out-put
pelayanan
berdasarkan
upaya
kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masingmasing program mempunyai indicator tersendiri
d. Penilaian out-come pelayanan
Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai sejak
awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan
kegiatan
puskesmas.Penilaian
kinerja
puskesmas meliputi puskesmas dan jaringannya yaitu
21
puskesmas, pustu, bidan desa serta berbagai UKBM dan
upaya
pemberdayaan
masyarakat
lainnya.
Adapun
pelaksanaan penilain kinerja puskesmas adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan target puskesmas
Target puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk
angka nominal atau persentase yangakan dicapai pada
akhir tahun. Penetapan besar target bersifat spesifik dan
berlaku
untuk
berdasarkan
puskesmas
pembahasan
yang
bersama
bersangkutan
antara
dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat
penyusunan rencana kegiatan puskesmas. Penetapan
target puskesmas dengan mempertimbangkan:
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing
puskesmas
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menghadapi masalah
d. Kendala-kendala
maupun
masalah
dalam
penanganannya
e. Ketersediaan sumberdaya
f. Lingkungan baik fisik maupun non fisik
g. Target puskesmas yang sebenarnya
2. Pengumpulan data hasil kegiatan
Maksud hasil kegiatan puskesmas di sini adalah
puskesmas beserta jaringannya yaitu pustu, puskesmas
22
keliling
dan
pemberdayaan
bidan
desa
serta
masyarakat.Hasil
pembinaan
kegiatan
dan
yang
diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu
tertentu. Penetapan periode ini ditentukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas.
Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada atau
dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan
SP2tp yang dikirim kedinas kesehatan kabupaten/kota.
23
ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan
1. Keadaan dan Kondisi Geografis
a.
Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (lepo- lepo, wundudopi, baruga,
watubangga) yang merupakan wilayah administratif kecamtan baruga.
b.
Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c.
Batas – batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan wua-wua dan kecamatan kandia
2) Sebelah timur : Kecamatan poasia
3) Sebelah selatan : Kecamatan konda (kab. konsel)
4) Sebelah barat : Kecamatan ranomeeto (kab Konsel) dan
Kecamatan mandonga kota kendari
d.
Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e.
Prasarana Transportasi : 60% jalan aspal dan 40% jalan berbatu dan
tanah
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo pada tahun
2014 sebanyak 20363 yang tersebar di 4 kelurahan ( Lepo-lepo,
Wundudopi, Baruga, Watubangga).
Distribusi penduduk per kelurahan disajikan pada tabel.
No
Nama Kelurahan
Jumlah KK
Jumlah Jiwa
1
Lepo- lepo
995
4.476
2
Wundudopi
645
3.290
3
Baruga
1592
7.844
4
Watubangga
1182
4.753
Jumlah
20.363
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan tahun 2014
Berdasarkan tabel 1 terlihat jumlah penduduk terbayak di kelurahan
baruga yaitu 7844 jiwa dari 20363 KK dan yang paling sedikit di kelurahan
Wundudopi yaitu 3290 jiwa yang terhimpun dalam 645 KK.
5
B. Input
1. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas lepo-lepo memiliki beberapa sebagai pelaksana tugasnya yang
masing-masing bekerja sesuia dengan bidang tugasnya masing-masing.
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2014 sebanyak orang dengan uraian sebagai berikut:
No
Jenis Tenaga
Status
Jumlah
PNS
Honor
Sukarela
1
Dokter Umum
3
3
2
Dokter Gigi
1
1
3
Sarjan Keperawatan
8
1
9
4
Sarjana Kesehatan Masyarakat
19
1
11
5
Sarjana Kebidanan
3
3
6
Sarjana Kesehatan lingkungan
1
1
7
Apoteker
2
2
8
Ahli Madya Keperawatan
17
1
18
9
Ahli Madya Kebidanan
16
9
25
10 Ahli Madya Gizi
3
3
6
11 Ahli Kesehatan Lingkungan
1
1
2
12 Ahli madya Analisi Kesehatan
1
4
5
13 Perawat
7
7
14 Perawat Gigi
2
2
15 Bidan
4
4
16 SPAG
1
1
17 SPPH
2
2
18 SMF
19 Tenaga Administrasi
1
1
2
20 Sopir
1
1
21 Petugas Kebersihan
1
1
22 Tukang Masak da Tukang Cuci
2
2
23 SMU
1
1
Jumlah
93
7
18
109
Tabel 2. Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2014
Berdasarkan tabel 2 ,terlihat bahwa pengawai yang berstatus sebagai
pengawai negri sipil (PNS) sebanyak 93 orang, tenaga honorer sebanyak 7
orang dan tenaga sukarela sebanyak 18 orang , tenaga kebidanan dan
6
analisis Kesahatan yang berstatus sukarela sebagian besar ditempatkan
pada pelayanan Unit Gawat Daryrat dan Laboratorium, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk dalam wilayah baruga (20.363)
maka rasio
dokter umum 1: 61089 jiwa , dokter gigi 1 : 20363 jiwa rasio perawat dan
jumlah penduduk adalah 1 : 702 jiwa dan rasio perawat gigi 1: 1018 jiwa
penduduk.
2. Saran dan Prasarana
a) Sarana Transpostasi
Sarana transportasi yang digunakan di Puskesmas lepo-lepo adalah
kendaraan roda 4 yang berjumlah 2, 1 unit ambulance dan 1 unit nya
dipersiapkan untuk kegiatan luar gedung apabila ambulance lag tidak
ditempat.
b) Sarana Sosial
Sarana pendidikan yang ada di Wilayah kerja Kecamatan Baruga terdiri
dari :
1) Taman Kanak- kanak berjumlah 9 unit
2) Sekolah Dasar berjumlah 9 unit, yang berlokasi di kelurahan lepolepo 2 unit, di kelurahan Baruga 3 unit, kelurahan Watubangga1 unit
dan di kelurahan Wundudopi 2 unit
3) Sekolah Menengah Pertama berjumlah 4 unit, yang berlokasi di
kelurahan baruga 3 unit dan di kelurahan Wundudopi 1 unit
4) Sekolah Menengah Umum berjumlah 4 unit, yang berlokasi di
kelurahan lepo-lepo 1 unit, dikelurahan Watubangga 1 unit dan di
kelurahan Baruga 2 unit
5) Perguruan Tinggi berjumalh 3 unit, berlokasi di kelurahan
Wundudopi 1 unit dan kelurahan Baruga 2 unit
6) Sarana sosial berupa panti asuhan berjumlah 2 unit, yang berlokasi di
kelurahan Baruga 1 unit dan kelurahan Watubangga 1 unit
7) Lembaga Permasyarakat 1 unit, berlokasi di kelurahan Baruga
c) Sarana Kesehatan
1. Sarana Kesehatan Pemerintah
7
a. Puskesmas Induk : 1 unit yang merupakan Puskesmas Perawatan
(menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap umum dan kebidanan
serta Unit Gawat Darurat 24 jam) , berlokasi di kelurahan lepolepo
b. Puskesmas Pembantu : 2 unit masing-masing terletak di kelurahan
Watubangga dan Kelurahan Baruga
c. Poskeskel: 2 unit , masing-masing terletak di kelurahan Baruga
dan Kelurahan Watubangga dan keduannya sudah berfungsi
2. Sarana Kesehatan Swasta
a. Rumah Bersalin : 2 unit, yang berlokasi di kelurahan Wundudopi
dan kelurahan Baruga
b. Praktek dokter berkelompok: 1unit , berlokasi di kelurahan
Wundudopi
c. Praktek dokter perorangan ; 2 unit
d) Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
a. Posyandu : 18 unit , berlokasi di kelurahan lepo-lepo 4 unit , di
kelurahan Baruga 4 unit, di kelurahan Watubangga 6 unit, dan di
kelurahan Wundudopi 4 unit
b. Pos Lansia : 3 unit , berlokasi di kelurahan Lepo-lepo 1 unit , di
kelurahan Baruga 1 unit dan di kelurahan Watubangga 1 unit
3. Pendanaan
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatanantara lain:
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
8
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan
yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber
pembiayaan antara lain:
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian
barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK)
kepemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui dinaskesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk
9
beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota atas usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar
biaya (retribusi) ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah.
Pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi pelayanan
kesehatan pada kesehatan pada puskesmas lepo-lepo tahun 2014 berjumlah
Rp. 245.929439,- (105%) dari target pendapatan yang direncanakan tahun
2010 sebesar Rp. 233.800.
C. Metode
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
terhadap
kesehatan diwilayah kerjanya. Agar upaya kesehatan
terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan
manejemen
dengan
baik.Menajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
10
secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien.Manajemen puskesmas tersebut
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
pengawasan dan pertanggung jawaban.Seluruh kegiatan
diatas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat
diwilayah
kerjanya.
Perencanaan
tingkat
puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada diwilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib,
upaya lesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.Perencanaan
kebutuhan
puskesmas
satu
tahun
agar
melaksanakannya
secara
efektif,
ini
disusun
puskesmas
efisien
dan
untuk
mampu
dapat
dipertanggung jawabkan.Perencanaan tingkat puskesmas
disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang
terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan
untuk
melaksanakan
tahap-tahap
perencanaan.
2. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
puskesmas elalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan.
Tim
yang
telah
disusun
melakukan
11
pengumpulan
data.Terdapat
dua
data
yang
perlu
dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data
umum
berupa
pelayanan,
peta
data
wilayah
kerja
sumberdaya,
serta
data
fasilitas
peran
serta
masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data
sekolah, data kesehatan lingkungan.Data khusus berupa
status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program
pelayanan kesehatan, hasil survey.
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan
berbagai
faktor
yang
berkaitan
dengan
masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta
potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk
melakukan
intervensi.
Langkah
ini
dilakukan
dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau
fakta
yang
berkaitan
dengan
masalah
kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas harus
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik
secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan
hasil
kajian
data
dan
puskesmas.Rencana
informasi
usulan
yang
kegiatan
tersedia
juga
di
harus
dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan
rutin,
sarana
dan
prasarana
serta
operasional
puskesmas.Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan
RUK disusun pada januari tahun berjalan dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada
akhir bulan januari tahun berjalan (H).
12
Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua langkah
yaitu
analisis
kegiatan.
masalah
Penyusunan
dan
RUK
penyusunan
rencana
dilaksanakan
dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya
dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b.Menyusuk rencana kegiatan baru yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan
kemampuan puskesmas.
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik
untuk
upaya
kesehatan
wajib,
upaya
kesehatan
pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun
upaya kesehatan inovasi dilaksanakan secara bersama,
terpadu dan terintegrasi. Langkah-langkah penyusunan
RPK adalah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah
disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang telah disetujui
dengan
Rencana
Usulan
Kegiatan
(RUK)
yang
diusulkan dan situasi pada saat oenyusunan RPK.
c. Menyusun
rancangan
awal
rincian
dan
volume
kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya
pendukung mneurut bulan dan alokasi pelaksanaan.
13
d. Mengadakan
lokakarya
mini
tahunan
untuk
membahsa kesepakatan RPK
e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk
matriks.
2. Penggerakan Dan Pelaksanaan (P2)
Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) 2004 bahwa puskesmas merupakan unit
pelaksana
pelayanan
pertama.Puskesmas
kesehatan
mempunyai
tingkat
kewenangan
untuk
melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu
perlu
didukung
kemampuan
manejeman
yang
baik.Manejemen puskesmas merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan,
pengendalian,
penggerakan
pengawasan
pelaksanaan
dan
serta
penilaian.Penerapan
manejemen penggerakaan pelaksanaan
dalam bentuk
forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan
antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan
sektor
terkait
(lintas
sektoral)
untuk
meningkatkan
kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas
serta membina peran serta masyarakat secara terpadu
agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan
dilaksanakannya lokakarya mini adalah :
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas
dalam
rangka
pemantauan
hasil
kerja
petugas
puskesmas dengancara membandingkan rencana kerja
14
bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya
dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah
binaan dengan targentnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu
b.Disampaikannya
hasil
rapat
dari
kabupaten/kota,
kecamatan dan berbagai kebijakan serta program
c. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan
kegiatan bulan lalu
d.Ditemukannya cara pemecahan masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam
dua tahap yaitu:
1. Lokakarya Mini bulanan yang pertama
Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan
lokakarya penggalangan tim diselenggarakan dalam
rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana
kegiatan
puskesmas
(RPK).
Pelaksanaan
lokakarya mini bulanan yang pertama adalah sebagai
berikut:
a. Masukan
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok
tentang
peran,
tanggung
jawab
staf
dan
kewenangan puskesmas
15
2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru berkaitan dengan puskesmas
3) Informasi tentan tata cara penyusunan kegiatan
(Plan Of Action = POA) puskesmas
b.Proses
1) Inventarisasi
kegiatan
puskesmas
termasuk
kegiatan lapangan/daerah binaan
2) Analisis beban kerja tiap petugas
3) Pembinaan
tugas
baru
termasuk
pembagian
tanggung jawab daerah binaan
4) Penyusunan POA puskesmas tahunan berdasarkan
RPK
c. Keluaran
1) Rencana kegiatan (POA) puskesmas tahunan
2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan POA
3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan
2. Lokakarya Mini bulanan rutin
Lokakarya
mini
bulanan
puskesmas
ini
diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama.Lokakarya mini bulanan rutin
ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA
puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara teratur.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin puskesmas
adalah sebagai berikut:
16
a. Masukan
1) Laporan kegiatan bulan lalu
2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota
3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru
b. Proses
1) Analisis hambatan dan masalah antara lain dengan
menggunakan PWS
2) Analisis
sebab
dikaitkan
masalah,
dengan
khusus
kepatuhan
untuk
terhadap
mutu
standar
pelayanan
3) Merumuskan alternative pemecahan masalah
c. Keluaran
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulanan yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector
Adapun tujuan dilaksanakannya lokakarya mini tribulanan
lintas sector adalah
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral
dalam rangka mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas
17
sektoral
dan
tersusunnya
rencana
kerja
tribulanan
berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral
yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector dilaksanakan dalam
dua tahap yaitu:
1. Lokakarya mini tribulanan yang pertama
Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan
lokakarya
penggalangan
tim
diselenggarakan
dalam
rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan
sebagai penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap
kegiatan
untuk
satuan
wilayah
kerja.
Pelaksanaan
lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
a. Masukan
1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
2) Informasi tentang program lintas sector
3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b. Proses
1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sector
18
2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing
sector
3) Pembagian peran dan tigas masing-masing sector
c. Keluaran
1) Kesepakatan
tertulis
lintas
sector
terkait
dalam
mendukung program kesehatan
2) Rencana kegiata masing-masing sector
2. Lokakarya mini tribulanan rutin
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya
penggalangan
kerjasama
lintas
sektoral
yang
telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan setiap tribulan secara
tetap.Penyelenggaraan
dilakukan
oleh
camat
dibantu
sector terkait dikecamatan. Lokakarya tribulanan lintas
sector dilaksanakan sebagai berikut:
a. Masukan
1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sector terkait
2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing
sector dalam pelaksanaan program kesehatan
3) Pemberian iformasi baru
b. Proses
19
1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
2) Analisis
hambatan
dan
masalah
dukungan
dari
masing-masing sector
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan
untuk tribulan baru
c. Keluaran
1) Rencana kerja tribulanan yang baru
2) Kesepakatan bersama
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3)
Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan
penilaian
hasil
kerja
/
prestasi
puskesmas.Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian
cakupan
dan
pelayanan
manajemen
puskesmas
kegiatan
atas
termasuk
perhitungan
mutu
seluruh
puskesmas.Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas
meliputi
penilaian
penvapaian
hasil
pelaksanaan
kesehatan, manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas
tersebut
berdasarkan
upaya-upaya
puskesmas
dalam
menyelenggarakan:
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi:
a. Upaya
nasional
kesehatan
dimana
wajib
sesuai
penetapan
dengan
jenis
kebijakan
pelayanannya
disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota
20
b. Upaya
kesehatan
penambahan
pengembangan
upaya
kesehatan
antara
atau
lain
penerapan
pendekatan baru upaya kesehatan dalam pelaksanaan
pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
dipuskesmas.
2. Pelaksanaan
manajemen
puskesmas
dalam
menyelenggarakan kegiatan, meliputi:
a. Proses
penyusunan
perencanaan,
pelaksanaan
lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat,
obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepauhan terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan
c. Penilaian
out-put
pelayanan
berdasarkan
upaya
kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masingmasing program mempunyai indicator tersendiri
d. Penilaian out-come pelayanan
Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai sejak
awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan
kegiatan
puskesmas.Penilaian
kinerja
puskesmas meliputi puskesmas dan jaringannya yaitu
21
puskesmas, pustu, bidan desa serta berbagai UKBM dan
upaya
pemberdayaan
masyarakat
lainnya.
Adapun
pelaksanaan penilain kinerja puskesmas adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan target puskesmas
Target puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk
angka nominal atau persentase yangakan dicapai pada
akhir tahun. Penetapan besar target bersifat spesifik dan
berlaku
untuk
berdasarkan
puskesmas
pembahasan
yang
bersama
bersangkutan
antara
dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat
penyusunan rencana kegiatan puskesmas. Penetapan
target puskesmas dengan mempertimbangkan:
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing
puskesmas
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menghadapi masalah
d. Kendala-kendala
maupun
masalah
dalam
penanganannya
e. Ketersediaan sumberdaya
f. Lingkungan baik fisik maupun non fisik
g. Target puskesmas yang sebenarnya
2. Pengumpulan data hasil kegiatan
Maksud hasil kegiatan puskesmas di sini adalah
puskesmas beserta jaringannya yaitu pustu, puskesmas
22
keliling
dan
pemberdayaan
bidan
desa
serta
masyarakat.Hasil
pembinaan
kegiatan
dan
yang
diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu
tertentu. Penetapan periode ini ditentukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas.
Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada atau
dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan
SP2tp yang dikirim kedinas kesehatan kabupaten/kota.
23