LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I ASIS

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN V
PEMBUATAN CIS DAN TRANS KALIUM
DIOKSALATODIAKUOKROMAT

NAMA

: SURYA ABDILLAH

NIM

: J1B113045

KELOMPOK

: VI ( ENAM)

ASISTEN

: DEBY DWI DILIATY


PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014

PERCOBAAN V
PEMBUATAN CIS DAN TRANS KALIUM
DIOKSALATODIAKUOKROMAT
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan dan
sifat-sifat

isomer

cis


dan

trans

dari

garam

kompleks

kalium

dioksalatodiakuokromat.
II.

TINJAUAN PUSTAKA
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam
ruangan satu relatif terhadap yang lain. Isomer geometri ialah bagaimana
ketegaran dalam molekul dapat mengakibatkan isomeri. Dua gugus yang

terletak pada satu sisi ikatan phi yang disebut cis (latin, “pada sisi yang
sama”). Gugus yang terletak pada sisi-sisi yang berlawanan disebut trans
(latin “berseberangan”) (Cotton & Wilkinson, 1989).
Asam lemak tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di
dalam minyak dapat berada dalam dua bentuk yakni isomer cis dan trans.
Asam lemak tak jenuh alami biasanya berada sebagai asam cis, hanya
sedikit bentuk trans. Jumlah asam lemak trans dapat meningkat di dalam
makanan berlemak terutama margarin akibat dari proses pengolahan yang
diterapkan seperti hidrogenasi, pemanasan pada suhu tinggi (Fessenden &
Fessenden, 1997)
Isomer geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak
atau gugus di dalam ruang. Isomer geometri sering juga disebut dengan
isomer cis-trans. Isomeri ini tidak tidak terdapat pada kompleks dengan
struktur linear, trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum terdapat pada
kompleks planar segiempat dan oktahedral. Kompleks yang mempunyai
isomer hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat dan
kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang
bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi
lebih lanjut membentuk isomer yang stabil (Keenan, 1992).
Kompleks yang hanya mempunyai isomer hanya kompleks-kompleks

yang bereaksi sangat lambat atau kompleks inert. Ini disebabkan karena

kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering
bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil. Kromium adalah logam
kristalin yang putih tak begitu liat dan dapat ditempa dengan berat, ia
melebur pada 1765oC. Logam ini larut dalam asam klorida pekat atau encer.
Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium (II) :
3Cr + H+
Cr2+ + H2 Cr + HCl
Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya
menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen:
4Cr2+ + O2 + 4H+
4Cr3+ + 2H2O
(Keenan, 1992).
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen
menimbulkan kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer, karena
ligan terikat dalam ruangan sekitar ion logam pusat. Yang dimaksud dengan
senyawa isomer adalah molekul-molekul atau ion-ion yang mempunyai
susunan atom yang sama sehingga bangun dan sifat-sifatnya berbeda. Ada

dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa kompleks koordinasi
yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optik (Underwood, 1999).
Keisomeran cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang
mempunyai bilangan koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan
koordinasi 4, keisomeran hanya terjadi pada bangun bersisi empat liganligan sama jaraknya ke logam pusat. Misalnya, senyawa kompleks platina
(II), [Pb(NH3)2¬Cl2], mempunyai dua senyawa isomer yang berbeda
kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya. Kompleks kobalt (III) etilendiamin,
[Co(en)2Br2]Br. Senyawa kompleks ini merupakan mempunyai dua isomer,
yaitu dextro (d) dan levo (l), (Underwood, 1999).
Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H2O,
OH-, NH3 < Cl-, Br- < SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3-< H-, PR3,<
C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini bahwa efek trans hanyalah fenomena
belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi terhadap laju subtitusi
dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segiempat atau oktahedral.
Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur
sintetik yang telah dikenal, dan mencari produser sintetik yang berguna
(Shevla, 1990).
Werner mengemukakan bahwa jika kompleks logam koordinat empat
tipe [MA2B2] memiliki isomer geometri, misalnya isomer cis dan trans,


maka dapat disimpulkan bahwa kompleks itu bujur sangkar. Kompleks ini
tidak mungkin berbentuk tetrahedral karena bentuk tetrahedral tidak
memiliki isomer geometri (Ramlawati, 2005).
Tipe isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda dalam hal kedudukan
relatif 2 gugus terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh adalah
asam fumarat dan asam maleat. Pada asam fumarat, kedua gugusnya yaitu
gugus –COOH dan gugus –H terletak pada sisi ikatan rangkap yang sama
(disebut bentuk cis) sementara pada asam maleat kedua gugus tersebut
terletak pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan (disebut bentuk trans).
Isomer geometris disebut juga isomer Cis-trans. Contoh lainnya adalah
senyawa 1,2-dikloroetena (Mulyono, 2005).
pekerjaan ulangan reaksi hidrogenasi katalitik terhadap eugenol, cisiseugenol dan trans-isoeugenol dan dari hasil reaksi akan dibahas dan
penyebab perbedaan besarnya konversi dari ketiga senyawa tersebut
menjadi produk reaksi, 2-metoksi-4- propilfenol yang dilengkapi kajian
tentang stereokimia Penelitian bertema stereokimia saat ini banyak
dilakukan oleh kimiawan organik. Pada umumnya, penelitian stereokimia
suatu molekul bertujuan untuk mempelajari pengaruh tata ruang molekul
(sterik) terhadap reaktivitas senyawanya, hubungan energi molekul dengan
struktur geometri, penentuan konformasi dengan energi minimum,
penentuan entalpi pembentukan, konformasi substrat, keadaan transisi,

mekanisme reaksi dan pengaruh substituen terhadap reaksi. Cara lain yang
sering digunakan adalah merupakan gabungan eksperimen laboratorium
dengan perhitungan kimia kuantum secara komputasi. Isomer cis bukan
bayangan cermin isomer trans. Isomer cis-trans didefinisikan sebagai
pengaturan letak substituen pada suatu bidang acuan. Apabila gugus-gugus
terletak sebidang maka disebut cis, sedangkan apabila gugus-gugus terletak
berseberangan disebut trans. Isomer cis memiliki sifat-sifat fisik yang
berbeda dengan isomer trans. Perbedaan yang paling mudah diukur dan
dengan jelas membedakan sifat-sifat keduanya adalah : momen dipol, titik
didih, densitas, indeks bias, spektra UV-vis, spektra vibrasi (IR-Raman),
spektra NMR danspektra massa. (Muchalal, 2004).

III. ALAT DAN BAHAN
A.

Alat
Alat-alat yang digunakan adalah kaca arloji, gelas beker, pipet tetes,

kertas saring, cawan penguapan, batang pengaduk dan botol semprot.
B.


Bahan
Bahan-bahan yang digunakan asam oksalat, kalium dikromat, etanol,

amonia dan akuades.
IV.

PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Isomer Trans Kalium Dioksalatudiakuokromat (III)
1,35 gram asam oksalat
+ sedikit-akuades
Melarutkan dalam gelas beker 50 mL
0,4 gram kalium kromat + sedikit
akuades panas
- Menutup gelas beker dengan gelas arloji sementara
reaksi berlangsung
Larutan
- Menguapkan hingga separuh volumenya
- Membiarkan


menguap

dengan

sendirinya

pada

temperatur kamar sampai tinggal sepertiganya
Kristal yang dihasilkan
- Menyaring
- Mencuci dengan
Akuades dingin & alkohol
- Mencatat hasil
Kristal
- Menyatakan dalam persen yang didasarkan pada
jumlah mol krom. Hasil yang tertinggi tidak dapat

diharapkan karena hanya sebagian haasil yang dapat
dipisahkan.

Hasil
B. Pembuatan Isomer Cis-Kalium Dioksalatodiakuokromat (III)
Campuran serbuk halus 1 gram kalium
dikromat + 3 gram oksalat dihidrat
- Membuat dalam cawan penguapan
Setetes akuades
- Menutup cawan dengan gelas arloji. Setelah terjadi
kontak maka reaksi akan segera berlangsung disertai
pelepasan uap air dan karbon dioksida.
- Menjaga agar tidak terjadi pencampuran larutan
sehingga tidak ada kesetimbangan antara isomer Cis
dan Trans
- Menambahkan ke dalam cawan
5 mL etanol
- Mengaduk sampai dihasilkan endapan
- Melakukan dekantir
- Menambahkan lagi yang baru sehingga diperoleh
semuanya kristal
Kristal
- Menyaring

- Mengeringkan dengan pompa vakum
- Mencatat hasilnya
Hasil
C. Uji Kemurnian Isomer
Kristal kompleks
- Menempatkan pada kertas saring
Larutan Amonia encer
- Menambahkan sedikit

- Isomer Cis menyebar secara cepat di kertas saring,
membentuk
Larutan berwarna hijau
tua
- Isomer Trans tetap tidak larut,
- Membentuk
Padatan berwarna coklat muda
- Mencatat perubahan yang terjadi
Hasil
V.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Perhitungan
1. Hasil
1. Pembuatan Isomer Trans Kalium Dioksalatodiakuokromat
No
Percobaan
1. 1,35 g asam oksalat + akuades
2.

Pengamatan
Putih

Ditambahkan 0,4 g kalium dikromat + Hitam kecoklatan
sedikit akuades ditutup dengan gelas
arloji

3.

Dipanaskan hingga separuh volumenya
kemudian didinginkan hingga sepertiga

4.

Disaring kristal yang dihasilkan

Terdapat sedikit endapan
yakni 1,29 gram

5.

Dicuci dengan akuades dingin setelah
itu dengan alkohol (dengan 2 kali
pencucian)
2. Pembuatan Isomer Cis Kalium Dioksalatodiakuokromat

No
1.

Percobaan
Pengamatan
1 g Kalium dikromat + 3 g asam Hitam kecoklatan, terjadi
diklorat + setetes akuades

penguapan

oleh

campuran ke kaca arloji.
2.

Ditambahkan 4 ml etanol

3.

Dicuci dengan 5 ml etanol (dengan 3
kali pencucian)

4.

Didekantir + 4 ml etanol, diaduk

Terdapat endapan

Disaring dan dikeringkan.

sebanyak 2,93 gram

3. Uji Kemurnian Isomer
No
1.

Percobaan
Sedikit isomer Cis-Kalium

Pengamatan
Hijau tua

Dioksalatodiakuokromat + amonia
2.

Sedikit isomer Trans

Coklat muda

Dioksalatodiakuokromat + amonia
2. Perhitungan
1.

Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatdiakuokromat
Diketahui : m H2C2O4.2H2O
= 1,35 g
m K2Cr2O7
= 0,4 g
BM H2C2O4.2H2O
= 126 g/mol
BM K2Cr2O7
= 294 g/mol
BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
= 303 g/mol
m kristal
= 1,29 g
Ditanya : % isomer cis = ...?
Jawab :
mol H 2 C 2 O 4 .2H 2 O 

m H 2 C 2 O 4 .2H 2 O
BM H 2 C 2 O 4 .2H 2 O

1,35 gram

= 126 gram / mol
= 0,0107 mol
mol K 2 Cr2 O 7 

m K 2 Cr2 O 7
BM K 2 Cr2 O 7
0,4 gram

= 294 gram / mol
= 1,36.10-3 mol
Reaksi :
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
:

0,0428

1,36.10-3

-

Bereaksi:

0,0136

1,36.10-3

1,05.10-3

Akhir

0,4144

Awal

:

1,05.10-3

m K[Cr(C2O4)2(H2O)2]

= n x BM
= 1,05.10-3 x 303
= 3,18 gram

% endapan 

m praktek
100 %
m teori

3,18
= 33,018 %
Pada tahap ini terbentuk isomes trans.
2.

Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat
Diketahui : m H2C2O4.2H2O

=3g

m K2Cr2O7

=1g

BM H2C2O4.2H2O

= 126 g/mol

BM K2Cr2O7

= 294 g/mol

BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2] = 303 g/mol
m kristal

= 2,33g

Ditanya : % isomer cis = ...?
Jawab

:

mol H 2 C 2 O 4 .2H 2 O 

m H 2 C 2 O 4 .2H 2 O
BM H 2 C 2 O 4 .2H 2 O
3g

= 126 g / mol
= 0,0238 mol
mol K 2 Cr2 O 7 

m K 2 Cr2 O 7
BM K 2 Cr2 O 7
1g

= 294 g / mol
= 3,40. 10-3 mol
Reaksi

:
4 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2 K[Cr (C2O4)2(H2O)2]

mula-mula :

0,0952 mol 3,40.10-3 mol

-

bereaksi

: 0,0136 mol 3,40.10-3 mol

6,80.10-3 mol

akhir

:

6,80.10-3 mol

0,0816 mol

-

m K[Cr (C2O4)2(H2O)2] = mol x BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
= 6,80.10-3 mol x 303 g/mol
= 2, 0604 g
% endapan 

m praktek
100 %
m teori
2,05 g
= 2,0604 g 100 %

= 99,49 %
Pada tahap ini terbentuk isomer cis
B. Pembahasan
1. Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat
Percobaan ini dilakukan untuk membuat kristal Isomer Trans Kalium
Dioksalatodiakuokromat (III). Percobaan dilakukan dengan melarutkan
1,35 gram asam oksalat dihidrat dengan beberapa mL aquades dan
menambahkan dengan 0,4 gram kalium dikromat yang dilarutkan dalam
sedikit air panas sehingga larutan menjadi berwarna coklat tua. Larutan
tersebut dipanaskan dengan menggunakan hot plate hingga larutan tinggal
setengahnya dan melanjutkan penguapan pada suhu kamar. Setelah
penguapan tersebut terbentuk endapan yang berwarna coklat muda yang
merupakan isomer kalium dioksalatodiakuokromat (III). Kristal yang
diperoleh sebesar 1,29 gram. Berdasarkan hasil perhitungan didapat
persentasi trans dalam campuran sebesar 33,018%. Hal ini berarti
terbentuk isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7
2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Larutan menjadi berwarna orange, ini disebabkan karena adanya logam
transisi yang dapat menimbulkan warna yaitu logam krom. Lalu kedua
larutan tersebut dicampurkan sehingga warna larutan menjadi coklat dan
larutan mendidih, proses terjadinya perubahan warna dari orange dan putih
menjadi coklat ini karena terbentuknya senyawa kompleks kalium
dioksalatodiakuokroamat, dimana dalam senyawa kompleks tersebut dua
macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi. Larutan yang telah
dicampur tadi lalu diuapkan pada suhu kamar. Tujuanya adalah agar H2O

atau air yang tidak diperlukan atau tidak dinginkan bisa habis dan tidak
mempengaruhi

pembentukan

senyawa

kompleks

kalium

dioksalatodiakuokromat karena senyawa kompleks tersebut hanya
mengandung 2 molekul H2O dan 2 molekul C2O42- sebagai ligan dan kalau
dalam larutan tersebut masih banyak mengandung H 2O atau air
kemungkinan ligan H2O bertambah jumlahnya yaitu lebih dari yang
sehingga untuk menghindari itu diperlukan penguapan. Setelah volumenya
sepertiga saja maka saringlah kristal kemudian cuci dengan akuades dan
setelah itu dengan alkohol, terbentuk endapan yang berwarna coklat yang
merupakan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III).
2. Pembuatan Isomer kalium dioksaltodiakuokromat
Pembuatan isomer cis kalium diokasalatodiakuokromat (III) dilakukan
dengan mereaksikan 3 g asam oksalat dihidrat dengan 1 g kalium dikromat
dalam gelas beker karena cawan pemanasnya tidak ada sehingga memakai
alat seadanya. Selanjutnya ditetesi dengan 1 tetes akuades dan ditutup
dengan gelas arloji selama reaksi berlangsung. Kedua jenis kristal
higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh dan berubah
menjadi larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. setelah semua
kristal habis bereaksi dengan akuades kemudian tambahkan 5 mL etanol.
Penambahan etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang
terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna coklat yang lebih
padat. Proses penyerapan air dilakukan dengan menggunakan pompa
vakum tidak dilaksanakan karena pompa vakumnya tidak ada. Endapan
yang dihasilkan ditimbang dan didapat berat endapan tersebut sebesar
2,05g. Dari hasil perhitungan didapat kadar isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat dalam endapan yang terbentuk sebesar 99,49 %
3. Uji Kemurnian
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Kristal kompleks yang
diperoleh

dari

percobaan,

diletakkan

pada

kertas

saring. Lalu

dilakukkan penetesan amonia encer. Ammonia (NH3), seperti halnya
oksalat ataupun air yang mengikat krom, adalah juga merupakan suatu
ligan. Penambahannya dapat mensubtitusiligan oksalat atau air. Akibatnya,

dalam percobaan pada kristak kompleks, terdapat suatu bagian berupa
larutan berwarna hijau tua yang dengan cepat menyebar merata. Bagian ini
yang disebut sebagai isomer cis

kalium dioksalatodiakuokromat.

Sedangkan untuk trans kalium dioksalatodiakuokromat, kristal yang
ditetesi ammonia akan membenntuk padatan berwarna coklat yang tidak
larut. Terihat jelas pada kertas saring berisi kristal kompleks.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press, Jakarta.
Fessenden dan Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2 Edisi keenam.
Erlangga, Jakarta.
Muchalal, M. 2004. Pengaruh Stereokimia Molekul Eugenol, cis-Isoeugenol, dan
trans-Isoeugenol Pada Reaksi Hidrogenasi Katalitik. Indonesian Journal of
Chemistry, 2004, 4 (2), 99 – 105.
Mulyono. 2010. Kimia Anorganik Dasar. Erlangga, Jakarta.
Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik . ITB, Bandung
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kuantitatif Makro dan Semimakro. PT Kalman
Media Pusaka, Jakarta
Underwood, A.L dan Day, R.A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga,
Jakarta