T ADPEN 1402094 Chapter3
63
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menurut Nasution (2009, hal. 23) mengemukakan bahwa “Desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
itu.”Dalam penelitian ini, secara umum dicari determinasi Authentic Leadership
Kepala Sekolah (X1) dan Manajemen Perubahan (X2), dengan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi (Y), baik secara terpisah maupun simultan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat, pada digambarkan dalam konstalasi variabel
sebagai berikut:
€
X1
rX1Y
rX1 X2Y
X2
Y
rX2Y
Gambar 3.1
Desain Penelitian X1, X2 dan Y
Keterangan:
X1
: AuthenticLeadershipKepala Sekolah
X2
: Manajemen Perubahan
Y
: Efektivitas Penerapan Nilai Visi
r X1 Y
: Korelasi antara variabel X1 dengan Y
r X2 Y
: Korelasi antara variabel X2 dengan Y
r X1 X2 Y
: Korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
1) Metode Penelitian
Menurut Sugiyono(2011, hal. 3)menyatakan bahwa, “Metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Kemudian lebih lanjut ia mengemukakan bahwa, “ada empat
kata kunci dari sebuah metode penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.” Cara ilmiah berarti penelitian berdasarkan ciri-ciri keilmuan meliputi
rasional yang berarti bahwa penelitian harus dapat diterima oleh logika; empiris
berarti cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia;
sistematis berarti penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan atau langkah
yang terstruktur dan tentunya bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Winarno Surakhmad(1998, hal. 139), mengemukakan
pengertian metode deskriptif yaitu :
Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang ditunjukkan
pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena
penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup
berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang
menuturkan menganalisis dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan
teknik survei dengan teknis tes; studi kasus, studi komparatif, studi waktu
dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.
Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain
meliputi: manajemen pembelajaran/perkuliahan
2. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang
3. Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, dijelaskan dan
kemudian di analisa.
2) Pendekatan Penelitian
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan
pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut
Sugiyono(2011, hal. 114) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan bahwa suatu kebenaran itu
diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga
jaraknya sehingga bersifat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan
angket, yang mana peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau yang
memberikan data. Untuk melihat hubungan antar setiap variabel terhadap objek,
penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab akibat (causal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (yang
dipengaruhi).
B. PARTISIPAN
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung yang sudah memiliki Akreditasi A
oleh
BAN-PT.
Penelitian
ini
terdiri
dari
tiga
variabel
yaitu
AuthenticLeadershipKepala Sekolah, Manajemen Perubahan dan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi. Untuk menggali informasi mengenai bagaimana kondisi
faktual dari variabel tersebut, maka data penelitian ini merupakan nilai persepsi
para guru di sekolah yang dijadikan responden penelitian, maka dari itu yang
dijadikan pengisi data adalah para guru.
C. LOKASI, POPULASI DAN SAMPLE PENELITIAN
1) Populasi dan sampel penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011, hal. 117).
Sedangkan menurut Creswell(2012, hal. 142) mendefinisikan populasi sebagai:
.. a groupofindividualswhohavethesamecharacteristic. For example,
allteacherswouldmakeupthepopulationofteachers,
andallhighschooladministrators
in
a
schooldistrictwouldcomprisethepopulationofadministrators.
As
theseexamplesillustrate, populationscanbesmallorlarge.
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang ada di SMK Teknologi
Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Peneliti
membatasi populasi penelitian berdasarkan sekolah yang telah memiliki akreditasi
A. Terdapat 20 sekolah SMK negeri dan swasta yang memiliki akreditasi A di
Kota Bandung. Jumlah guru pada masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Nomor
Sekolah
Status
Jumlah Guru
Teknik
Kendaraan
Ringan
1
SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG
Swasta
6
2
SMK CIPTA SKILL
Swasta
5
3
SMK DHYANA SAKTI BANDUNG
Swasta
2
4
SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG
Swasta
5
5
SMK IGASAR PINDAD BANDUNG
Swasta
6
6
SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG
Swasta
2
7
SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG
Swasta
2
8
SMK LPPM - RI 1 BANDUNG
Swasta
5
9
SMK MEDIKACOM
Swasta
10
10
SMK MERDEKA BANDUNG
Swasta
14
11
SMK NEGERI 6 BANDUNG
Negeri
23
12
SMK NEGERI 8 BANDUNG
Negeri
16
13
Swasta
14
14
SMK PASUNDAN 2 BANDUNG
SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1
BANDUNG
Swasta
2
15
SMK PURAGABAYA
Swasta
3
16
SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG
Swasta
7
17
SMK TAMANSISWA BANDUNG
Swasta
3
18
SMK VIJAYA KUSUMA
Swasta
9
19
SMK WIDYA DIRGANTARA
SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI
JAWA BARAT
Swasta
5
Negeri
20
20
TOTAL
159
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011, hal. 118). Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Sampel penelitian merupakan himpunan bagian
(subset) atau sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang dalam penentuannya
menggunakan teknik tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Untuk
menentukan berapa
jumlah sampel
dalam penelitian ini
menggunakan teknik proportionatestratifiedrandom sampling. Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
Atas dasar tersebut, peneliti selanjutnya melakukan penentuan sampel
berdasarkan rumus TaroYamane sebagai berikut:
n=
.� 2 +1
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi yang ditetapkan
Diketahui jumlah populasi sebesar 153 guru dan tingkat presisi yang
ditetapkan sebesar 5%. Jadi, berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel
(n) guru SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
Kota Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sekolah
SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG
SMK CIPTA SKILL
SMK DHYANA SAKTI BANDUNG
SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG
SMK IGASAR PINDAD BANDUNG
SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG
SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG
SMK LPPM - RI 1 BANDUNG
SMK MEDIKACOM
Rumus
Proporsi
Sample
6/159 x 113
5/159 x 113
2/159 x 113
5/159 x 113
6/159 x 113
2/159 x 113
2/159 x 113
5/159 x 113
10/159 x 113
Perhitungan
Sample
4
4
1
4
4
1
1
4
7
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
Nomor
Sekolah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SMK MERDEKA BANDUNG
SMK NEGERI 6 BANDUNG
SMK NEGERI 8 BANDUNG
SMK PASUNDAN 2 BANDUNG
SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1 BANDUNG
SMK PURAGABAYA
SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG
SMK TAMANSISWA BANDUNG
SMK VIJAYA KUSUMA
SMK WIDYA DIRGANTARA
SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
TOTAL
Rumus
Proporsi
Sample
14/159 x 113
23/159 x 113
16/159 x 113
14/159 x 113
2/159 x 113
3/159 x 113
7/159 x 113
3/159 x 113
9/159 x 113
5/159 x 113
20/159 x 113
Perhitungan
Sample
10
17
12
10
1
2
5
2
7
4
14
114
Dari hasil perhitungan sampel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan presisi sebesar 5% adalah sebanyak 114 guru
yang tersebar pada SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di Kota Bandung.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi
operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran maupun
persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih dipahami maka perlu
dijelaskan definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu:
1) Efektivitas Penerapan Nilai Visi
Efektivitas penerapan nilai visi berarti bahwa bagaimana proses
pencapaian tujuan nilai visi di sekolah dapat diterapkan dengan baik sehingga
melekat dan menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan
pada nilai kehidupan dan nilai agama.Asep Suryana dan Jalaludin (2013, hal.
3)menyatakan bahwa dalam pencapaian tujuan pendidikan, ada hal kunci yang
perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, nilai yang menjadi acuan yang didasarkan pada nilai
agama dan nilai kehidupan. Kedua, nilai yang berkembang adalah nilai
dasar yang diakui bersama. Ketiga, nilai-nilai yang dipahami dan ada pada
diri peserta didik (siswa) adalah nilai yang menjadi pedoman dalam
kehidupannya di masyarakat. Keempat, nilai yang ditransformasikan
melekat menjadi kekuatan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan. Kelima,
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
proses transformasi nilai yang baik diperoleh dari kepemilikan dan
pemahaman nilai. Keenam, nilai yang berkembang dalam organisasi
efektivitas penerapannya dimulai dari pimpinan sekolah.
Dari teori diatas, definisi variabel efektivitas penerapan nilai visi dalam
penelitian ini dimaksudkan mengetahui sejauh mana proses penerapan nilai visi
yang ada disekolah sebagai upaya untuk memenuhi tujuan pendidikan dan proses
pencapaian tujuan sekolah itu sendiri. Efektivitas penerapan nilai visi diharapkan
mampu menghasilkan manusia terdidik dimana nilai dapat melekat dalam proses
pendidikan dan bermasyarakat.
2) AuthenticLeadership
Bill
George
(2003,
hal.
11)mengemukakan
teori
mengenai
AuthenticLeadership, ia menyebutkan bahwa pemimpin itu bukan perkara gaya
seperti apa yang akan dijalankan, tetapi bagaimana menjadi otentik atas dirinya
sendiri. Artinya, seorang pemimpin harus mampu menjadi dirinya sendiri
walaupun
dalam
kondisi
tertekan
maupun
yang
sulit
sekalipun.
AuthenticLeadership (AL) adalah tipe kepemimpinan yang mengharuskan
pemimpin bertindak otentik. AL adalah pemimpin yang harus jujur pada diri
sendiri (May dkk., 2003). Artinya, dimilikinya kesejalanan antara perilaku dengan
keyakinannya.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel AuthenticLeadership
(kepemimpinan otentik) dalam penelitian dimaksudkan mengetahui bagaimana
perilaku Kepala Sekolah berperan sebagai ujung tombak keberhasilan pencapaian
tujuan sekolah yang mampu menjadi suri tauladan yang baik dan dapat
memperbaiki proses pembelajaran melalui percontohan yang baik dan benar
melalui proses pencapaian tujuan, menerapkan nilai penting, memimpin dengan
hati, membangun hubungan jangka panjang dengan berbagai warga sekolah serta
mampu bertindak disiplin.
3) Manajemen perubahan
Kepala sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan
sekolah. Sebagai pemimpin dia harus dapat berperan sebagai pendidik yang
mampu mentransformasikan arah dan pencapaian tujuan sekolah, proses
pencapaian tujuan, strategi dan metode pencapaian tujuan, serta mampu membawa
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
perubahan dengan mengelola perubahan di sekolah secara halus dan tidak
mengganggu keharmonisan serta dinamika organisasi (Suryana & Jalaludin, 2013,
hal. 3). KurtLewin mengembangkan model perubahan terencana dalam 3 tahapan
yang menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilisasi
proses perubahan (Lewin, 1951). Ketiga tahap tersebut yaitu:
1) Unfreezing (penyadaran), yaitu proses penyadaran atau pencairan tentang
perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah.
2) Changing(tindakan perubahan), langkah berupa tindakan, baik memperkuat
(drivingforces) maupun memperlemah (resistences). Changingmerupakan
tahap pembelajaran dimana pekerja diberi informasi baru, model perilaku baru
atau cara baru dalam melihat sesuatu. Maksudnya adalah membantu pekerja
belajar konsep atau titik pandang baru.
3) Refreezing
(keseimbangan),
membawa
kembali
organisasi
kepada
keseimbangan yang baru (a newdynamicequilibrium). Refreezing atau
pembekuan kembali merupakan tahapan dimana perubahan yang terjadi
distabilisir dengan membantu pekerja mengintegrasikan perilaku dan sikap
yang telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel manajemen perubahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses mentransformasikan arah dan
pencapaian tujuan sekolah, proses pencapaian tujuan, strategi dan metode
pencapaian tujuan, serta bagaimana membawa perubahan dengan mengelola
perubahan oleh Kepala Sekolah yang dilakukan berdasarkan ketiga tahap diatas.
Serta mengetahui tipe pemimpin perubahan yang ada disekolah sebagai orang
yang mampu mengatasi resistensi perubahan.
E. KISI-KISI PENELITIAN
Kisi-kisi penelitian dari tiga variabel yang diteliti (authenticleadership,
manajemen perubahan dan Efektivitas Penerapan Nilai Visi) dilihat pada tabel
berikut.
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penelitian
Variabel
Dimensi
Indikator
Purpose (memahami
1) Mempunyai tujuan dalam memimpin
tujuan Anda)
2) Mempunyai arah kendali dalam
No.
Item
1-5
memimpin
3) Memiliki semangat
4) Memotivasi diri sendiri
5) Mendedikasikan diri untuk tujuan
bersama
Values (menerapkan nilai
1) Mempunyai nilai dan karakter
penting)
2) Mempunyai moral dan integritas
6-9
3) Mempunyai rasa benar dalam
melakukan tindakan
4) Tidak melanggar nilai yang dianut
AuthenticLeadership
Heart (memimpin
1) Memimpin dengan hati nurani
10-
dengan hati)
2) Mempunyai rasa simpati
14
3) Peka terhadap kesulitan orang lain
4) Mampu memotivasi
5) Bersedia membantu orang lain
Relationship(membangun 1) Mengembangkan hubungan jangka
15-
hubungan jangka
19
panjang)
panjang
2) Membangun jalinan komunikasi
3) Meningkatkan komitmen dalam bekerja
4) Mempunyai loyalitas
5) Bersedia membagi cerita
Self-discipline(bertindak
1) Disiplin diri melalui tindakan
20-
disiplin)
2) Membuat semua orang
24
bertanggungjawab
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
3) Bisa saling menghormati
4) Tenang dalam melakukan tindakan dan
putusan
5) Memberikan energi untuk melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan nilai
pimpinannya
Unfreezing (penyadaran)
1) Menciptakan motivasi untuk berubah
1-4
2) Mengenali kebutuhan untuk berubah
3) Mencairkan kebekuan (mengganti sikap
lama dengan yang diinginkan)
4) Mendorong individu dan kelompok
untuk berubah dan membuka diri
Changing(tindakan
perubahan
1) Menciptakan keadaan baru yang
5-9
diharapkan
2) Menyampaikan gagasan untuk berubah
3) Membangun perubahan sebagai proses
pembelajaran berkelanjutan
Manajemen
4) Membangun kesadaran bahwa pada
Perubahan
dasarnya kehidupan adalah proses
perubahan terus menerus
5) Memulai transisi perubahan
Refreezing
(keseimbangan)
1) Membantu mengintegrasikan perilaku
dan sikap yang telah berubah
2) Memberikan kesempatan untuk
menunjukkan perilaku dan sikap baru
3) Membentuk sikap dan perilaku yang
sudah mapan
4) Menjadikan perubahan sebagai norma
baru yang diakui kebenarannya
5) Memperhatikan perubahan sesuai
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1015
73
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
dengan perkembangan lingkungan
6) Evaluasi tindakan perubahan yang
terjadi
Pemimpin Perubahan
1) Melakukan pendekatan yang melihat
kedepan
1620
2) Mau menerima saran
3) Bersedia memikul tanggung jawab
4) Bangga akan pekerjaan dan
organisasinya
5) Bersedia untuk bekerja sama
Mengatasi Resistensi
Perubahan
1) Memberikan pendidikan dan
komunikasi
2125
2) Melibatkan seseorang dalam perubahan
3) Memberikan fasilitasi dan dukungan
4) Dapat bernegosiasi
5) Memberikan penghargaan dan
dukungan melalui proses perubahan
Nilai yang menjadi acuan 1) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
didasarkan pada nilai
melalui program dan kegiatan-kegiatan
agama dan nilai
keagamaan
kehidupan
1-2
2) Penerapan nilai visi disekolah
membangun peserta didik yang
memiliki jiwa kepemimpinan STAF
Efektivitas
Penerapan Nilai Visi
(sidiq, tabligh, amanah, fathanah)
Nilai yang berkembang
1) Penerapan nilai visi disekolah
adalah nilai dasar yang
mengembangkan peserta didik yang
diakui bersama
berakhlak mulia
2) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
sehat jasmani dan rohani
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3-9
74
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
3) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
berilmu pengetahuan
4) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
cakap dalam berbicara kepada siapapun
5) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
kreatif dan terampil
6) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
mandiri dalam belajar
7) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
demokratis dan bertanggung jawab
Nilai-nilai yang dipahami 1) Penerapan nilai visi disekolah
10-
dan ada pada diri peserta
15
didik (siswa) adalah nilai
didasarkan nilai-nilai Pancasila
2) Penerapan nilai visi disekolah memiliki
yang menjadi pedoman
nilai kepercayaan pada Tuhan Yang
dalam kehidupannya di
Maha Esa
masyarakat
3) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab
4) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai persatuan
5) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kerakyatan dan
kebijaksanaan
6) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai keadilan sosial
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
Variabel
Dimensi
No.
Indikator
Nilai yang
Item
1) Penerapan nilai visi disekolah yang
ditransformasikan
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
melekat menjadi
dapat melekat dalam sikap peserta didik
kekuatan untuk
1617
2) Penerapan nilai visi disekolah
mengamalkan ilmu
dilaksanakan melalui proses
pengetahuan
pembelajaran baik di dalam kelas
maupun luar kelas
Proses transformasi nilai
1) Adanya perubahan perilaku siswa di
yang baik diperoleh dari
sekolah.
1820
kepemilikan dan
2) Perkembangan potensi siswa
pemahaman nilai
3) Kepala sekolah dan guru-guru bersedia
memunculkan sikap keterbukaan dalam
mengamalkan nilai visi sekolah
Nilai yang berkembang
1) Kepala sekolah memiliki nilai dan visi
dalam organisasi
dalam menjalankan tugasnya
efektivitas penerapannya
sekolah
23
2) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
dimulai dari pimpinan
oleh kepala sekolah terlebih dahulu
3) Kepala sekolah membagi nilai-nilai
kepada warga sekolah sebagai pondasi
utama tujuan pendidikan.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1) Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer mengandung pengertian data yang diperoleh oleh peneliti
secara langsung dari sumber utama atau aslinya(Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data langsung bisa dalam bentuk hasil wawancara, observasi, diskusi, hasil
penilaian, maupun hasil pengisian angket/instrumen. Data primer pada penelitian
ini
bersumber
dari
hasil
jawaban
yang
diberikan responden
21-
melalui
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
angket/instrumen yang diberikan. Data primer merupakan informasi dalam
pengolahan data penelitian baik pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif
karena melalui data primer inilah peneliti mengkaji, melakukan penafsiran dan
juga menarik kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang
ditetapkan. Pada penelitian ini, yaitu guru SMK Teknologi Rekayasa Paket
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari sumber tidak langsung atau melalui perantara,
atau informasi yang dicatat oleh pihak lain (Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data sekunder dapat bersumber dari literatur seperti: buku, jurnal, majalah,
prosiding, skripsi/tesis/disertasi, surat kabar, dan lain-lain
2) Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dalam memperoleh data
primer. Angket merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2011, hal. 199). Penjelasan lebih lanjut mengenai
pengertian instrumen dikemukakan oleh Creswell(2012, hal. 240) yakni
“aninstrumentis a toolusedtogatherquantitative data bymeasuring, observing,
ordocumentingresponsestospecificitems.
questionnaire,
tallysheet,log,
The
instrumentmaybe
observationalchecklist,
inventory,
a
test,
survey,
orassessmentinstrument.”
Angket
yang diberikan berupa angket tertutup dimana peneliti
memberikan opsi atau pilihan jawaban dengan menggunakan kaidah skala
pengukuran, yakni Skala Likert. Angket tertutup adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda
centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2009, hal. 103).
Selanjutnya Sugiyono (2011, hal. 134) mengatakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam hal ini alasan mengapa peneliti menggunakan
skala Likert dalam penyusunan instrumen adalah untuk mempermudah proses
pengisian instrumen dan proses pengolahan data yang dilakukan. Bobot dan
kriteria yang digunakan peneliti sebagai berikut:
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
Tabel 3.4
Bobot dan Kriteria Penelitian
Kriteria
Bobot AuthenticLeadership
Manajemen
Efektivitas
Penerapan Nilai
(X1)
Perubahan (X2)
5
Selalu
Selalu
Selalu
4
Sering
Sering
Sering
3
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Kadang-kadang
2
Jarang
Jarang
Jarang
1
Tidak Pernah
Tidak Pernah
Tidak Pernah
Visi (Y)
3) Pengembangan Instrumen Penelitian
Penggalian data primer penelitian ini menggunakan instrumen angket yang
dikembangkan sesuai dengan teori dan konsep yang relevan. Pada penelitian
kuantitatif salah satu prosedur yang harus ditempuh oleh peneliti sebelum
melakukan penggalian data atau penyebaran instrumen penelitian adalah dengan
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas instrumen adalah
proses pengujian terhadap instrumen penelitian untuk melihat kehandalan dan
kemampuan instrumen memperoleh data penelitian yang akurat. Sedangkan uji
reliabilitas adalah proses pengujian terhadap instrumen untuk melihat sejauh mana
instrumen memiliki derajat keajegan atau konsistensi dalam mengukur variabel
yang diteliti sehingga dapat digunakan pada lokasi atau sumber data yang
berbeda.
a) Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui kehandalan instrumen yang digunakan, peneliti
melakukan uji validitas instrumen sehingga data yang diperoleh dapat menjawab
rumusan masalah yang dimunculkan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2011, hal. 173). Instrumen dikatakan valid apabila nilai rata-rata indikator
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
variabel yang diukur menunjukkan interpretasi data yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Creswell(2012, hal.
42)yakni:
valid
meansthatthescoresfromaninstrument
are
accurateindicatorsofthevariablebeingmeasured
70
andenabletheresearchertodrawgoodinterpretations.
Thatis,
thescoresshouldbeusefulandmeaningfulmeasuresofthevariableofinterest.
Pengujian
validitas
dapat
diketahui
melalui
perhitungan dengan
menggunakan rumus PearsonProductMomentterhadap nilai-nilai pada setiap item
pertanyaan variable dengan probabilitas 5%. Peneliti dalam melakukan uji
validitas
menggunakan
aplikasi
Microsoft
Excel
2016
sebagai
alat
pengolahannya.Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini
adalah PearsonProductMoment(Akdon & Hadi, 2005, hal. 144)sebagai berikut:
�ℎ�
��
=
Keterangan:
n ∑Xi Yi − ∑Xi ∑Yi
n∑X12 − ∑Xi ²}{n∑Yi2 − ∑Yi ²
rhitung
= koefisien korelasi
n
= jumlah responden
∑Xi Yi
= jumlah perkalian X dan Y
∑Xi
∑Yi
∑X12
∑Yi2
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil
koefisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
ℎ� ��
t = Nilai t hitung
=
� �−2
1 − �2
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
n = Jumlah responden
Hasil dari nilai t hitung dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t) untuk α = 0,05
dan dk = 15 – 2 = 13, dengan uji satu pihak, maka diperoleh t tabel = 1,77093.
Kaidah keputusan: Jika t hitung >t tabel berarti valid dan t hitung
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menurut Nasution (2009, hal. 23) mengemukakan bahwa “Desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
itu.”Dalam penelitian ini, secara umum dicari determinasi Authentic Leadership
Kepala Sekolah (X1) dan Manajemen Perubahan (X2), dengan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi (Y), baik secara terpisah maupun simultan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat, pada digambarkan dalam konstalasi variabel
sebagai berikut:
€
X1
rX1Y
rX1 X2Y
X2
Y
rX2Y
Gambar 3.1
Desain Penelitian X1, X2 dan Y
Keterangan:
X1
: AuthenticLeadershipKepala Sekolah
X2
: Manajemen Perubahan
Y
: Efektivitas Penerapan Nilai Visi
r X1 Y
: Korelasi antara variabel X1 dengan Y
r X2 Y
: Korelasi antara variabel X2 dengan Y
r X1 X2 Y
: Korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
1) Metode Penelitian
Menurut Sugiyono(2011, hal. 3)menyatakan bahwa, “Metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Kemudian lebih lanjut ia mengemukakan bahwa, “ada empat
kata kunci dari sebuah metode penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.” Cara ilmiah berarti penelitian berdasarkan ciri-ciri keilmuan meliputi
rasional yang berarti bahwa penelitian harus dapat diterima oleh logika; empiris
berarti cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia;
sistematis berarti penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan atau langkah
yang terstruktur dan tentunya bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Winarno Surakhmad(1998, hal. 139), mengemukakan
pengertian metode deskriptif yaitu :
Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang ditunjukkan
pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena
penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup
berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang
menuturkan menganalisis dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan
teknik survei dengan teknis tes; studi kasus, studi komparatif, studi waktu
dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.
Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain
meliputi: manajemen pembelajaran/perkuliahan
2. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang
3. Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, dijelaskan dan
kemudian di analisa.
2) Pendekatan Penelitian
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan
pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut
Sugiyono(2011, hal. 114) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan bahwa suatu kebenaran itu
diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga
jaraknya sehingga bersifat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan
angket, yang mana peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau yang
memberikan data. Untuk melihat hubungan antar setiap variabel terhadap objek,
penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab akibat (causal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (yang
dipengaruhi).
B. PARTISIPAN
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung yang sudah memiliki Akreditasi A
oleh
BAN-PT.
Penelitian
ini
terdiri
dari
tiga
variabel
yaitu
AuthenticLeadershipKepala Sekolah, Manajemen Perubahan dan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi. Untuk menggali informasi mengenai bagaimana kondisi
faktual dari variabel tersebut, maka data penelitian ini merupakan nilai persepsi
para guru di sekolah yang dijadikan responden penelitian, maka dari itu yang
dijadikan pengisi data adalah para guru.
C. LOKASI, POPULASI DAN SAMPLE PENELITIAN
1) Populasi dan sampel penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011, hal. 117).
Sedangkan menurut Creswell(2012, hal. 142) mendefinisikan populasi sebagai:
.. a groupofindividualswhohavethesamecharacteristic. For example,
allteacherswouldmakeupthepopulationofteachers,
andallhighschooladministrators
in
a
schooldistrictwouldcomprisethepopulationofadministrators.
As
theseexamplesillustrate, populationscanbesmallorlarge.
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang ada di SMK Teknologi
Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Peneliti
membatasi populasi penelitian berdasarkan sekolah yang telah memiliki akreditasi
A. Terdapat 20 sekolah SMK negeri dan swasta yang memiliki akreditasi A di
Kota Bandung. Jumlah guru pada masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Nomor
Sekolah
Status
Jumlah Guru
Teknik
Kendaraan
Ringan
1
SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG
Swasta
6
2
SMK CIPTA SKILL
Swasta
5
3
SMK DHYANA SAKTI BANDUNG
Swasta
2
4
SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG
Swasta
5
5
SMK IGASAR PINDAD BANDUNG
Swasta
6
6
SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG
Swasta
2
7
SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG
Swasta
2
8
SMK LPPM - RI 1 BANDUNG
Swasta
5
9
SMK MEDIKACOM
Swasta
10
10
SMK MERDEKA BANDUNG
Swasta
14
11
SMK NEGERI 6 BANDUNG
Negeri
23
12
SMK NEGERI 8 BANDUNG
Negeri
16
13
Swasta
14
14
SMK PASUNDAN 2 BANDUNG
SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1
BANDUNG
Swasta
2
15
SMK PURAGABAYA
Swasta
3
16
SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG
Swasta
7
17
SMK TAMANSISWA BANDUNG
Swasta
3
18
SMK VIJAYA KUSUMA
Swasta
9
19
SMK WIDYA DIRGANTARA
SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI
JAWA BARAT
Swasta
5
Negeri
20
20
TOTAL
159
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011, hal. 118). Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Sampel penelitian merupakan himpunan bagian
(subset) atau sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang dalam penentuannya
menggunakan teknik tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Untuk
menentukan berapa
jumlah sampel
dalam penelitian ini
menggunakan teknik proportionatestratifiedrandom sampling. Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
Atas dasar tersebut, peneliti selanjutnya melakukan penentuan sampel
berdasarkan rumus TaroYamane sebagai berikut:
n=
.� 2 +1
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi yang ditetapkan
Diketahui jumlah populasi sebesar 153 guru dan tingkat presisi yang
ditetapkan sebesar 5%. Jadi, berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel
(n) guru SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
Kota Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sekolah
SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG
SMK CIPTA SKILL
SMK DHYANA SAKTI BANDUNG
SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG
SMK IGASAR PINDAD BANDUNG
SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG
SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG
SMK LPPM - RI 1 BANDUNG
SMK MEDIKACOM
Rumus
Proporsi
Sample
6/159 x 113
5/159 x 113
2/159 x 113
5/159 x 113
6/159 x 113
2/159 x 113
2/159 x 113
5/159 x 113
10/159 x 113
Perhitungan
Sample
4
4
1
4
4
1
1
4
7
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
Nomor
Sekolah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SMK MERDEKA BANDUNG
SMK NEGERI 6 BANDUNG
SMK NEGERI 8 BANDUNG
SMK PASUNDAN 2 BANDUNG
SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1 BANDUNG
SMK PURAGABAYA
SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG
SMK TAMANSISWA BANDUNG
SMK VIJAYA KUSUMA
SMK WIDYA DIRGANTARA
SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
TOTAL
Rumus
Proporsi
Sample
14/159 x 113
23/159 x 113
16/159 x 113
14/159 x 113
2/159 x 113
3/159 x 113
7/159 x 113
3/159 x 113
9/159 x 113
5/159 x 113
20/159 x 113
Perhitungan
Sample
10
17
12
10
1
2
5
2
7
4
14
114
Dari hasil perhitungan sampel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan presisi sebesar 5% adalah sebanyak 114 guru
yang tersebar pada SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di Kota Bandung.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi
operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran maupun
persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih dipahami maka perlu
dijelaskan definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu:
1) Efektivitas Penerapan Nilai Visi
Efektivitas penerapan nilai visi berarti bahwa bagaimana proses
pencapaian tujuan nilai visi di sekolah dapat diterapkan dengan baik sehingga
melekat dan menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan
pada nilai kehidupan dan nilai agama.Asep Suryana dan Jalaludin (2013, hal.
3)menyatakan bahwa dalam pencapaian tujuan pendidikan, ada hal kunci yang
perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, nilai yang menjadi acuan yang didasarkan pada nilai
agama dan nilai kehidupan. Kedua, nilai yang berkembang adalah nilai
dasar yang diakui bersama. Ketiga, nilai-nilai yang dipahami dan ada pada
diri peserta didik (siswa) adalah nilai yang menjadi pedoman dalam
kehidupannya di masyarakat. Keempat, nilai yang ditransformasikan
melekat menjadi kekuatan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan. Kelima,
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
proses transformasi nilai yang baik diperoleh dari kepemilikan dan
pemahaman nilai. Keenam, nilai yang berkembang dalam organisasi
efektivitas penerapannya dimulai dari pimpinan sekolah.
Dari teori diatas, definisi variabel efektivitas penerapan nilai visi dalam
penelitian ini dimaksudkan mengetahui sejauh mana proses penerapan nilai visi
yang ada disekolah sebagai upaya untuk memenuhi tujuan pendidikan dan proses
pencapaian tujuan sekolah itu sendiri. Efektivitas penerapan nilai visi diharapkan
mampu menghasilkan manusia terdidik dimana nilai dapat melekat dalam proses
pendidikan dan bermasyarakat.
2) AuthenticLeadership
Bill
George
(2003,
hal.
11)mengemukakan
teori
mengenai
AuthenticLeadership, ia menyebutkan bahwa pemimpin itu bukan perkara gaya
seperti apa yang akan dijalankan, tetapi bagaimana menjadi otentik atas dirinya
sendiri. Artinya, seorang pemimpin harus mampu menjadi dirinya sendiri
walaupun
dalam
kondisi
tertekan
maupun
yang
sulit
sekalipun.
AuthenticLeadership (AL) adalah tipe kepemimpinan yang mengharuskan
pemimpin bertindak otentik. AL adalah pemimpin yang harus jujur pada diri
sendiri (May dkk., 2003). Artinya, dimilikinya kesejalanan antara perilaku dengan
keyakinannya.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel AuthenticLeadership
(kepemimpinan otentik) dalam penelitian dimaksudkan mengetahui bagaimana
perilaku Kepala Sekolah berperan sebagai ujung tombak keberhasilan pencapaian
tujuan sekolah yang mampu menjadi suri tauladan yang baik dan dapat
memperbaiki proses pembelajaran melalui percontohan yang baik dan benar
melalui proses pencapaian tujuan, menerapkan nilai penting, memimpin dengan
hati, membangun hubungan jangka panjang dengan berbagai warga sekolah serta
mampu bertindak disiplin.
3) Manajemen perubahan
Kepala sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan
sekolah. Sebagai pemimpin dia harus dapat berperan sebagai pendidik yang
mampu mentransformasikan arah dan pencapaian tujuan sekolah, proses
pencapaian tujuan, strategi dan metode pencapaian tujuan, serta mampu membawa
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
perubahan dengan mengelola perubahan di sekolah secara halus dan tidak
mengganggu keharmonisan serta dinamika organisasi (Suryana & Jalaludin, 2013,
hal. 3). KurtLewin mengembangkan model perubahan terencana dalam 3 tahapan
yang menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilisasi
proses perubahan (Lewin, 1951). Ketiga tahap tersebut yaitu:
1) Unfreezing (penyadaran), yaitu proses penyadaran atau pencairan tentang
perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah.
2) Changing(tindakan perubahan), langkah berupa tindakan, baik memperkuat
(drivingforces) maupun memperlemah (resistences). Changingmerupakan
tahap pembelajaran dimana pekerja diberi informasi baru, model perilaku baru
atau cara baru dalam melihat sesuatu. Maksudnya adalah membantu pekerja
belajar konsep atau titik pandang baru.
3) Refreezing
(keseimbangan),
membawa
kembali
organisasi
kepada
keseimbangan yang baru (a newdynamicequilibrium). Refreezing atau
pembekuan kembali merupakan tahapan dimana perubahan yang terjadi
distabilisir dengan membantu pekerja mengintegrasikan perilaku dan sikap
yang telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel manajemen perubahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses mentransformasikan arah dan
pencapaian tujuan sekolah, proses pencapaian tujuan, strategi dan metode
pencapaian tujuan, serta bagaimana membawa perubahan dengan mengelola
perubahan oleh Kepala Sekolah yang dilakukan berdasarkan ketiga tahap diatas.
Serta mengetahui tipe pemimpin perubahan yang ada disekolah sebagai orang
yang mampu mengatasi resistensi perubahan.
E. KISI-KISI PENELITIAN
Kisi-kisi penelitian dari tiga variabel yang diteliti (authenticleadership,
manajemen perubahan dan Efektivitas Penerapan Nilai Visi) dilihat pada tabel
berikut.
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penelitian
Variabel
Dimensi
Indikator
Purpose (memahami
1) Mempunyai tujuan dalam memimpin
tujuan Anda)
2) Mempunyai arah kendali dalam
No.
Item
1-5
memimpin
3) Memiliki semangat
4) Memotivasi diri sendiri
5) Mendedikasikan diri untuk tujuan
bersama
Values (menerapkan nilai
1) Mempunyai nilai dan karakter
penting)
2) Mempunyai moral dan integritas
6-9
3) Mempunyai rasa benar dalam
melakukan tindakan
4) Tidak melanggar nilai yang dianut
AuthenticLeadership
Heart (memimpin
1) Memimpin dengan hati nurani
10-
dengan hati)
2) Mempunyai rasa simpati
14
3) Peka terhadap kesulitan orang lain
4) Mampu memotivasi
5) Bersedia membantu orang lain
Relationship(membangun 1) Mengembangkan hubungan jangka
15-
hubungan jangka
19
panjang)
panjang
2) Membangun jalinan komunikasi
3) Meningkatkan komitmen dalam bekerja
4) Mempunyai loyalitas
5) Bersedia membagi cerita
Self-discipline(bertindak
1) Disiplin diri melalui tindakan
20-
disiplin)
2) Membuat semua orang
24
bertanggungjawab
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
3) Bisa saling menghormati
4) Tenang dalam melakukan tindakan dan
putusan
5) Memberikan energi untuk melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan nilai
pimpinannya
Unfreezing (penyadaran)
1) Menciptakan motivasi untuk berubah
1-4
2) Mengenali kebutuhan untuk berubah
3) Mencairkan kebekuan (mengganti sikap
lama dengan yang diinginkan)
4) Mendorong individu dan kelompok
untuk berubah dan membuka diri
Changing(tindakan
perubahan
1) Menciptakan keadaan baru yang
5-9
diharapkan
2) Menyampaikan gagasan untuk berubah
3) Membangun perubahan sebagai proses
pembelajaran berkelanjutan
Manajemen
4) Membangun kesadaran bahwa pada
Perubahan
dasarnya kehidupan adalah proses
perubahan terus menerus
5) Memulai transisi perubahan
Refreezing
(keseimbangan)
1) Membantu mengintegrasikan perilaku
dan sikap yang telah berubah
2) Memberikan kesempatan untuk
menunjukkan perilaku dan sikap baru
3) Membentuk sikap dan perilaku yang
sudah mapan
4) Menjadikan perubahan sebagai norma
baru yang diakui kebenarannya
5) Memperhatikan perubahan sesuai
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1015
73
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
dengan perkembangan lingkungan
6) Evaluasi tindakan perubahan yang
terjadi
Pemimpin Perubahan
1) Melakukan pendekatan yang melihat
kedepan
1620
2) Mau menerima saran
3) Bersedia memikul tanggung jawab
4) Bangga akan pekerjaan dan
organisasinya
5) Bersedia untuk bekerja sama
Mengatasi Resistensi
Perubahan
1) Memberikan pendidikan dan
komunikasi
2125
2) Melibatkan seseorang dalam perubahan
3) Memberikan fasilitasi dan dukungan
4) Dapat bernegosiasi
5) Memberikan penghargaan dan
dukungan melalui proses perubahan
Nilai yang menjadi acuan 1) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
didasarkan pada nilai
melalui program dan kegiatan-kegiatan
agama dan nilai
keagamaan
kehidupan
1-2
2) Penerapan nilai visi disekolah
membangun peserta didik yang
memiliki jiwa kepemimpinan STAF
Efektivitas
Penerapan Nilai Visi
(sidiq, tabligh, amanah, fathanah)
Nilai yang berkembang
1) Penerapan nilai visi disekolah
adalah nilai dasar yang
mengembangkan peserta didik yang
diakui bersama
berakhlak mulia
2) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
sehat jasmani dan rohani
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3-9
74
Variabel
Dimensi
Indikator
No.
Item
3) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
berilmu pengetahuan
4) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
cakap dalam berbicara kepada siapapun
5) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
kreatif dan terampil
6) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
mandiri dalam belajar
7) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
demokratis dan bertanggung jawab
Nilai-nilai yang dipahami 1) Penerapan nilai visi disekolah
10-
dan ada pada diri peserta
15
didik (siswa) adalah nilai
didasarkan nilai-nilai Pancasila
2) Penerapan nilai visi disekolah memiliki
yang menjadi pedoman
nilai kepercayaan pada Tuhan Yang
dalam kehidupannya di
Maha Esa
masyarakat
3) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab
4) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai persatuan
5) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kerakyatan dan
kebijaksanaan
6) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai keadilan sosial
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
Variabel
Dimensi
No.
Indikator
Nilai yang
Item
1) Penerapan nilai visi disekolah yang
ditransformasikan
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
melekat menjadi
dapat melekat dalam sikap peserta didik
kekuatan untuk
1617
2) Penerapan nilai visi disekolah
mengamalkan ilmu
dilaksanakan melalui proses
pengetahuan
pembelajaran baik di dalam kelas
maupun luar kelas
Proses transformasi nilai
1) Adanya perubahan perilaku siswa di
yang baik diperoleh dari
sekolah.
1820
kepemilikan dan
2) Perkembangan potensi siswa
pemahaman nilai
3) Kepala sekolah dan guru-guru bersedia
memunculkan sikap keterbukaan dalam
mengamalkan nilai visi sekolah
Nilai yang berkembang
1) Kepala sekolah memiliki nilai dan visi
dalam organisasi
dalam menjalankan tugasnya
efektivitas penerapannya
sekolah
23
2) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
dimulai dari pimpinan
oleh kepala sekolah terlebih dahulu
3) Kepala sekolah membagi nilai-nilai
kepada warga sekolah sebagai pondasi
utama tujuan pendidikan.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1) Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer mengandung pengertian data yang diperoleh oleh peneliti
secara langsung dari sumber utama atau aslinya(Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data langsung bisa dalam bentuk hasil wawancara, observasi, diskusi, hasil
penilaian, maupun hasil pengisian angket/instrumen. Data primer pada penelitian
ini
bersumber
dari
hasil
jawaban
yang
diberikan responden
21-
melalui
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
angket/instrumen yang diberikan. Data primer merupakan informasi dalam
pengolahan data penelitian baik pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif
karena melalui data primer inilah peneliti mengkaji, melakukan penafsiran dan
juga menarik kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang
ditetapkan. Pada penelitian ini, yaitu guru SMK Teknologi Rekayasa Paket
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari sumber tidak langsung atau melalui perantara,
atau informasi yang dicatat oleh pihak lain (Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data sekunder dapat bersumber dari literatur seperti: buku, jurnal, majalah,
prosiding, skripsi/tesis/disertasi, surat kabar, dan lain-lain
2) Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dalam memperoleh data
primer. Angket merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2011, hal. 199). Penjelasan lebih lanjut mengenai
pengertian instrumen dikemukakan oleh Creswell(2012, hal. 240) yakni
“aninstrumentis a toolusedtogatherquantitative data bymeasuring, observing,
ordocumentingresponsestospecificitems.
questionnaire,
tallysheet,log,
The
instrumentmaybe
observationalchecklist,
inventory,
a
test,
survey,
orassessmentinstrument.”
Angket
yang diberikan berupa angket tertutup dimana peneliti
memberikan opsi atau pilihan jawaban dengan menggunakan kaidah skala
pengukuran, yakni Skala Likert. Angket tertutup adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda
centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2009, hal. 103).
Selanjutnya Sugiyono (2011, hal. 134) mengatakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam hal ini alasan mengapa peneliti menggunakan
skala Likert dalam penyusunan instrumen adalah untuk mempermudah proses
pengisian instrumen dan proses pengolahan data yang dilakukan. Bobot dan
kriteria yang digunakan peneliti sebagai berikut:
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
Tabel 3.4
Bobot dan Kriteria Penelitian
Kriteria
Bobot AuthenticLeadership
Manajemen
Efektivitas
Penerapan Nilai
(X1)
Perubahan (X2)
5
Selalu
Selalu
Selalu
4
Sering
Sering
Sering
3
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Kadang-kadang
2
Jarang
Jarang
Jarang
1
Tidak Pernah
Tidak Pernah
Tidak Pernah
Visi (Y)
3) Pengembangan Instrumen Penelitian
Penggalian data primer penelitian ini menggunakan instrumen angket yang
dikembangkan sesuai dengan teori dan konsep yang relevan. Pada penelitian
kuantitatif salah satu prosedur yang harus ditempuh oleh peneliti sebelum
melakukan penggalian data atau penyebaran instrumen penelitian adalah dengan
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas instrumen adalah
proses pengujian terhadap instrumen penelitian untuk melihat kehandalan dan
kemampuan instrumen memperoleh data penelitian yang akurat. Sedangkan uji
reliabilitas adalah proses pengujian terhadap instrumen untuk melihat sejauh mana
instrumen memiliki derajat keajegan atau konsistensi dalam mengukur variabel
yang diteliti sehingga dapat digunakan pada lokasi atau sumber data yang
berbeda.
a) Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui kehandalan instrumen yang digunakan, peneliti
melakukan uji validitas instrumen sehingga data yang diperoleh dapat menjawab
rumusan masalah yang dimunculkan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2011, hal. 173). Instrumen dikatakan valid apabila nilai rata-rata indikator
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
variabel yang diukur menunjukkan interpretasi data yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Creswell(2012, hal.
42)yakni:
valid
meansthatthescoresfromaninstrument
are
accurateindicatorsofthevariablebeingmeasured
70
andenabletheresearchertodrawgoodinterpretations.
Thatis,
thescoresshouldbeusefulandmeaningfulmeasuresofthevariableofinterest.
Pengujian
validitas
dapat
diketahui
melalui
perhitungan dengan
menggunakan rumus PearsonProductMomentterhadap nilai-nilai pada setiap item
pertanyaan variable dengan probabilitas 5%. Peneliti dalam melakukan uji
validitas
menggunakan
aplikasi
Microsoft
Excel
2016
sebagai
alat
pengolahannya.Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini
adalah PearsonProductMoment(Akdon & Hadi, 2005, hal. 144)sebagai berikut:
�ℎ�
��
=
Keterangan:
n ∑Xi Yi − ∑Xi ∑Yi
n∑X12 − ∑Xi ²}{n∑Yi2 − ∑Yi ²
rhitung
= koefisien korelasi
n
= jumlah responden
∑Xi Yi
= jumlah perkalian X dan Y
∑Xi
∑Yi
∑X12
∑Yi2
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil
koefisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
ℎ� ��
t = Nilai t hitung
=
� �−2
1 − �2
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016
PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
n = Jumlah responden
Hasil dari nilai t hitung dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t) untuk α = 0,05
dan dk = 15 – 2 = 13, dengan uji satu pihak, maka diperoleh t tabel = 1,77093.
Kaidah keputusan: Jika t hitung >t tabel berarti valid dan t hitung