LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOB

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN VII
“STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL ”

OLEH :
NAMA
STAMBUK

: BENI SAPUTRA
: F1C1 14 003

: V (LIMA)
KELOMPOK
ASISTEN

: ANUGRAH PRATAMA

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari
struktur, sifat dan komposisi suatu senyawa. Kimia organik juga sering disebut
sebagai kimia karbon, karena unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah
unsur yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, biasanya dengan tambahan
nitrogenm belerang, dan fosfor. Salah satu contoh senyawa organik adalah TNT
(trinitrotoluena) yang digunakan sebagai bahan peledak. TNT tersusun atas atomatom karbon, hidrogem, oksigen dan nitrogen. Setiap makhluk hidup tersusun atas
senyawa organik karena dahulu kala banyak senyawa yang disintesis dari
makhluk hidup, seperti selulosa, pati, lemak, dll.
Molekul adalah bagian terkecil yang tidak terpecah dari suatu senyawa
kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan sifat fisika yang unik.
Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang satu sama lain. Sebagai
contoh dituliskan dalam rumus kimia. Rumus kimia suatu molekul tersebut
menunjukan banyak jenis dan jumla atom yang menyusun molekul tersebut.
Memvisualisasikan struktur molekul agar mendekati keadaan sebenarnya,

dapat menggunakan model molekul sederhana (molymod), yang kemudian
dilukiskan dengan rumus baji (dimensional), rumus bola pasak, dan proyeksi
Newman. Perkembangan dewasa ini visualisasi melalui pemodelan molekul
menggunakan software Hyperchem agar mudah memahami interaksi antar
molekul atom. Pada senyawa alkana dan sikloalkana dapat terjadi konformasi

susunan atom/gugus akibat rotasi bebas pada ikatan sigma. Keadaan ini dapat
dilukiskan melalui proyeksi Newman. Jika ikatan karbon-hidrogen terdapat pada
pendekatan yang paling rapat dalam suatu susunan kerutaangan maka disebut
sebagai konformasi eklips, tetapi jika ikatan karbon-hidrogen pada suatu gugus
metil terdapat sejauh mungkin dari ikatan lain yang sejenis dengannya maka
disebut konformasi anti (staggered).
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum
mengenai struktur molekul dan reaksi-reaksi kimi organik dengan menggunakan
model molekul.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana bekerja dengan menggunakan model molekul ?
2. Bagaimana memvisualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga dimensi ?

3. Bagaimana mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara bekerja dengan menggunakan model molekul.
2. Untuk memvisualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga dimensi.
3. Untuk mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia.

D. Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara bekerja dengan menggunakan model molekul.
2. Dapat memvisualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga dimensi.
3. Untuk mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena system
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang
yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada
prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. Studi
mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawaan
organik seperti protein, lemak dan karbohidrat merupakan komponen penting
dalam biokimia(Petrucci, 1978).
Model ball-and-stick merupakan model tiga dimensi yang sering
digunakan dalam pembelajaran bentuk molekul. Kelebihan model ini yaitu
representasi 3D yang bagus, jumlah ikatan pada tiap atom ditunjukkan dengan
tepat, panjang dan sudut ikatan juga ditunjukkan dengan tepat. Kelemahannya
adalah tidak tampaknya overlap awan elektron dari atom yang membentuk ikatan
kovalen(Ardiansyah, 2013).
Stereokimia mempelajari susunan atom 1 gugus dari suatu molekulyang
terjadi karena reaksi kimia (stereokimia dinamik) ikatan dalam senyawa C. Atom
C adalah tetravalen dan pada senyawa jenuh keempat ikatan tersebut kira-kira
identik. Penataan (konformasi) senyawa rantai terbuka dapat digunakan beberapa
cara yakni proyeksi newman, fischer, saw horse, dan wedge line(Respati, 1986).

Bagian komputasi kimia tentang studi struktur molekul, yang mempelajari
tentang struktur, sifat, karakteristik dan kelakuan suatu molekul. Pemodelan
molekul dapat digunakan untuk merancang suatu molekul sebelum dibuat di

laboratorium sehingga dapat diperoleh molekul yang diinginkan secara efisien,
sebagai contoh pemodelan molekul untuk merancang struktur zeolit sebelum
dilakukan sintesis zeolit yang dikehendaki. Senyawa organik dapat digunakan
untuk menciptakan rongga dan ukuran senyawa zeolit yang dibuat. Bentuk dan
ukuran senyawa organik bersifat khas, sehingga dapat dijadikan template untuk
mendapatkan rongga rongga optimum sesuai kebutuhan (Endrias, dkk. 2013).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tanggal
Praktikum Kimia Organik I ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober
2015, pada pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Riset Kimia,
Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat

Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah busur derajat, molimod
(Darling Models).
C. Prosedur Kerja


Prosedur kerj pada praktikum percobaan “Struktur Molekul dan ReaksiReaksi Kimia Organik dengan Menggunakan Model Molekul” yaitu :

a. Penyusunan bentuk molekul

MolimodDisusun dalam bentuk molekul sp3
(tetrahedral), sp2 ( segitiga planar), sp
(linear), dsp3 (segitiga bipiramida),
dan d2sp3 (oktahedral)
Digambar bentuk molekulnya

Sp3

Sp2

dsp3

Sp

d2sp3


b. Menyusun dan menggambar beberapa senyawa
Molimod
Disusun dalam bentuk 2metilheksana, 2-butanol, 2-butena, 1propanol dan metiletileter.
Digambar bentuk molekulnya

2-metilheksana

1-propanol

2-butanol

metiletileter

2-butena

c. Menyusun dan menggambar senyawa aromatic

Molimod
Disusun dalam bentuk senyawa
aromatic benzena dan nafatalena

Digambar bentuk molekulnya

Benzena

naftalena

d. Menyusun, menggambar dan menyimpulkan kestabilan
senyawa siklik
Molimod
Disusun dalam bentuk 3 atom C sp3, 4 atom
C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7 atom C
sp3, dan 8 atom C sp3.
Digambar bentuk molekulnya
Disimpulkan kestabilannya

3 atom C sp3

4 atom C sp3

5 atom C sp3


6 atom C sp3

, 7 atom C sp3

8 atom C sp3

e. Menyusun dan menggambar struktur etanol dengan
menggunakan proyeksi
Molimod
Disusun dalam bentuk proyeksi garis titik
dan taji padat, proyeksi fisher, proyeksi
newman dan proyeksi shawhorse
Digambar bentuk molekulnya

proyeksi garis titik
proyeksi shawhorse

proyeksi fisher


proyeksi newman

f. Menyusun dan menggambar proyeksi newman pada
konformasi sikloheksana
Molimod

Disusun dalam bentuk proyeksi newman
untuk konformasi sikloheksana bentuk
kursi, setengah perahu dan perahu
Digambar bentuk molekulnya

Kursi
perahu

setengah perahu

g. Menyusun dan menggambar stereoisomer
Molimod
Disusun struktur isomer dari 2-butena
dan 1,2-diklorosikloheksana

Digambar bentuk molekulnya

Cis 2-butena

Trans 2-butenaEquatorial-equatorial

Equatorial-aksial

Aksial-aksial

Aksial-equatorial

h. Menyusun dan menggambar reaksi
Molimod

Disusun struktur dari brominasi E-3-metil2-pentena dan propena + HCl
Digambar bentuk molekulnya

brominasi E-3-metil-2-pentena

propena + HCl

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
N
O

Nama senyawa

Gambar

3D

1.
H
C

sp3 (tetrahedral)

H

H
H

H

H

sp2 (segitiga
planar)

H

H

sp (linier)

H

C

C

dsp3 (segitiga
bipiramida)
Cl
Cl
P
Cl
Cl

Cl

H

F
F

d2sp3 (oktahedral)

F
S

F

F
F

H
H

H
C H

H
H

H

C
C

H
H

C
C

H

H
C

C
H H

H
H

H

2-metilheksana

H
H

2-butanol

OH

H
H

C
H
C

C
H

2-butena

C
C

H H

H
H

H

H H
H

C

H
C

C

H

C
H

H

H

H

1-propanol

OH

H

H
H
H

H

H

H

Metil, etil, eter

H

O

C

C
H

C

H

H
H

H H

H
H

H

H

H

Benzena

H

3.
H

H

H

H

H

H

Naftalena

H

H

H

H
C

3 atom C sp3

C

H

H
C
H

H

H H

H

4.

H

C

C

C

C

4 atom C sp3
H

H

H H

H
H

5 atom C sp3

H

C

H

C

H

C

H
C

H

H

C

H

H

6 atom C sp3

H

H
C

H

H

C
C

C
H

C

C
H
H

H

H

H

H

H

H

7 atom C sp

HH

H
CH

3

C

C

C H
H H

C

C

H

H
H

H
C

H

H

C

C
H

C

C
H

H
H

C

C
H

H

H
H

H

8 atom C sp

H
H

H

H

H

Proyeksi titik
padat

H

Proyeksi fisher

O

C

H
H

5.

H

C
H

3

H

C

C
H

H

(eklips)
H
C
H H

H

C
H

H

Newman

(staggerd)
H

H
C

H
H
C
H

H

H
O

Sawhorse

C
H

H

H

C
H

H

H

H
C

6.

Bentuk kursi

H
H

H

H

C

C
C

H

C
H

H

C
H

H

H

H

Bentuk setengah
perahu

H

H

C H

H
C

H
C

H
H

H

C
C

C

H
H

C

Bentuk perahu

C

H
C

H

C
C

Isomer 2 butena

H
H
H
H

H

H

7.

H

H

H
H

H

C

(cis-2-butena)

(cis-2-butena)
H

H

H

C

H
C

H

C

H

C

H

H

(trans-2-butena)
(trans-2-butena)

H

H
C
H

H
C

C

H

H
H

H

Isomer 1,2diklorosikloheksa
na equatorialequatorial

H

H
H

C

H

Cl

C

Cl
C

C
H

C
H

H

C

H

H

H

H

H
H

C

Aksial-equatorial

H

Cl

C

H
C

C
H

C
H

H

C

H

Cl

H

Cl

H
H

C

Equatorial-aksial

H

H

C

Cl
C

C
H

C
H

H

C

H

H

H

HH Br H

H
H

H

H

C
H

C
H

C

C H
H
C
C
H

8.

H

H

H
H

+ Br2
H

C
H

C
C

C
C

H Br H H

Brominasi E-3metil-2-pentana

+ Br2

H

H

H
H

C
C

H

H

C

H

+

HCl

H

H
H

C
H

C
H

C

H
H

Cl

Propena + HCl

+

HCl

B. Pembahasan
Variasi struktur molekul organik sangat tergantung pada kondisi atom
karbon. Kondisi yang dimaksud salah satunya adalah orbital hibrid atom karbon.
Pada pengamatan pertama yang dilakukan, yaitu penyusunan bentuk molekul sp3,
sp2, sp, dsp3 dan d2sp3. Orbital hibrid pada sp3 membentuk 4 ikatan kovalen antara
atom C-H seingga membentuk suatu molekul senyawa yang disebut metana.
Molekul ini memiliki bentuk geometri tetrahedral dan membentuk sudut 109,5
° . Orbital hibrid pada sp2 membentuk 1 ikatan rangkap dua antar atom C-C
dan dan 4 ikatan kovalen antar atom C-H sehingga membentuk suatu molekul
senyawa yang disebut etena. Molekul ini memiliki bentuk geometri segitiga
planar dan membentuk sudut 120 ° . Orbital hibrid sp membentuk 1 ikatan

rangkap tiga antar atom C-C dan 2 ikatan kovalen antar atom C-H sehingga
membentuk suatu molekul senyawa yang disebut etuna. molekul ini memiliki
bentuk geometri linear dan membentuk sudut 180 ° . Pada hibridisasi dsp3,
contohnya adalah PCl5 yang memiliki bentuk geometri segitiga bipiramida dan
membentuk sudut 90 °

dan 120 ° . Dan yang terakhir adalah hibridisasi d2sp3

yang memiliki bentuk geometri oktahedral dan membentuk sudut 90 ° .
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah menyusun dan menggambarkan
senyawa 2-metilheksana dimana paada pengamatan tersebut menunjukkan
kestabilan dari senyawa 2-metilheksana dikarenakan bentuk molekulnya dapat
bergerak bebas untuk mencari posisi yang paling stabil. Begitu juga yang terjadi
pada senyawa 2-butanol, 1-propanol dan metiletileter. Sedangkan pada senyawa 2butena, tidak stabil karena bentuk molekulnya kaku sehingga tidak dapat bergerak
bebas untuk mencari posisi yang paling stabil. Hal itu dikarenakan adanya ikatan
rangkap dua yang dimiliki oleh senyawa 2-butena.
Pengamatan ketiga yang dilakukan adalah menyusun dan menggambarkan
senyawa aromatik benzena dan naftalena. Senyawa benzena terdiri dari 6 atom C
dan 6 atom H yang saling berikatan membentuk cincin dengan 3 ikatan rangkap
dua atom C-C yang terletak selang seling antara ikatan kovalen atom C-C. setiap 1
atom C mengikat 1 atom H. keenam ikatan karbon mempunyai panjang ikatan
yang sama dengan membentuk sudut 120 ° . Pada senyawa benzena terjadi
peristiwa resonansi dimana ikatan rangkap dua dapat berpindah-pindah secara teru
menerus sehingga menyebabkan ikatan cincin pada benzena susah terputus.
Naftalena menunjukkan rangkaian yang lebih kokoh dari benzena. Senyawa yang
merupakan turunan benzena ini juga dapat mengalami delokalisasi elektron phi

dimana banyaknya elektron yang mengalami resonansi ini menunjukkan
kesatbilan yang lebih besar daripada benzene.
Pengamatan keempat yang dilakukan adalah menyimpulkan kestabilan
senyawa siklik pada 3 atom C sp 3, 4 atom C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7
atom C sp3, dan 8 atom C sp3. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa 6 atom C
sp3 lah yang paling stabil. Hal itu dikarenakan pada penyusunan siklik 6 atom C
sp3 bentuk molekulnya tidak kaku dan dapat bergerak bebas sehingga mampu
mencari posisi yang paling stabil. Berbeda dengan 6 atom C sp 3, senyawa siklik 3
atom C sp3 dan 4 atom C sp3 bentuk molekulnya sangat kaku dan terlihat mudah
patah. Sedangkan pada senyawa siklik 5 atom C sp 3 memang tidak terlihat mudah
patah, namun masih belum bisa bergerak secara bebas molekul-molekulnya.
Pengamatan kelima yag dilkukan adalah menggambarkan struktur etanol
menggunakan proyeksi garis titik dan taji padat, proyeksi fisher, proyeksi
newman, dan proyeksi sawhorse. Dimana pada proyeksi garis titik dan taji padat
molekul senyawa etanol diamati (dipandang) dan sisi samping molekul dengan
pusat perhatian 2 atom karbon yang berdekatan dan ikatan diletakkan sejajar
dengan bidang gambar. Selanjutnya, 2 atom karbon yang berdekatan tersebut
kemudian dilengkapi tangan-tangannya sesuai aturan sp3. Pada proyeksi ini
terdapat adanya garis ikatan tebal yang menunjukkan posisi mendekati pengamat
(pembaca), sedangkan garis ikatan yang berupa garis putus-putus menunjukkan
posisi menjauhi pengamat (pembaca). Pada proyeksi fisher posisi molekul tidak
ditegakkan, akan tetapi direbahkan. Pada proyeksi ruang ini, gugus OH diletakkan
pada posisi ujung molekul. Garis ikatan yang tegak (vertikal), terutama yang
terletak pada ujung-ujung rantai, posisinya adalah menjauhi pengamat, sedangkan

garis ikatan yang mendatar atau horizontal, posisinya adalah mendekati pengamat.
Jadi, proyeksi ruang Fischer sebenarnya sama dengan proyeksi ruang garis titik
dan taji padat yang diposisikan tegak (vertikal). Pada proyeksi newman, dua buah
atom karbon yang bertetangga menjadi pusat perhatian, sedangkan molekul yang
akan digambarkan diamati dari sisi depan atau dari sisi belakang. Atom karbon
yang terletak di depan pengamat digambarkan sebagai bulatan, dan pada bulatan
tersebut digambar tangan-tangannya sesuai dengan kaidah sp3. Di lain pihak,
posisi atom karbon yang menjadi atom tetangga akan ditutupi oleh atom karbon
yang terletak di depan pengamat. Atom karbon yang bertetangga tersebut juga
harus dilengkapi dengan tangan yang sesuai dengan kaidah sp3. Berdasarkan
gambaran ruang Newman etanol, akan dihasilkan dua bentuk molekul, yaitu
bentuk staggered (anti), dan eclipsed (syn),. Bentuk staggered merupakan bentuk
yang paling stabil karena gugus OH dan atom H letaknya saling berjauhan.
Sedangkan bentuk eclipsed adalah bentuk yang paling tidak stabil karena gugus
OH dan atom H terletak saling menutupi. Dan yang terakhir adalah pada proyeksi
sawhorse, molekul dipandang dari sisi samping molekul dan yang menjadi titik
perhatian. Dua buah atom karbon yang bertetangga. Akan tetapi, pada proyeksi
ruang horse saw, ikatan antara dua buah atom yang bertetangga tersebut
diletakkan tidak sejajar dengan bidang gambar, tetapi dimiringkan.
Pengamatan selanjutnya adalah penyusunan molekul sikloheksana dengan
molimod dalam tiga bentuk proyeksi newman yaitu bentuk kursi, setengah perahu,
dan perahu. Pada ketiga proyeksi newman tersebut, menunjukan perbedaan
kondisi kestabilan pada molekul sikloherksana. Proyeksi newman bentuk kursi
merupakan kondisi yang paling stabil karena letak gugus saling berseberangan

sehingga interaksi yang terjadi sangat kecil. Sedangkan pada proyeksi newman
bentuk perahu dan setengah perahu kurang stabil karena letak gugus yang saling
berdekatan.
Selanjutnya adalah pembentukkan stereoisomer. Stereoisomer adalah cara
menggambarkan penyusunan atom dalam ruang yang berbeda dari suatu senyawa
dengan struktur yang sama. Misalnya pada 2-butena dan 1,2-diklorosikloheksana,
dapat membentuk dua isomer cis dan trans. Pada 2-butena, dalam isomer cis, dua
gugus metil berada pada bidang yang sama dan sejajar, sedangkan dalam isomer
trans, satu gugus metil berada di atas bidang dan gugus metil lainnya berada di
bawah bidang atau saling berseberangan. Kondisi yang paling stabil adalah
molekul pada posisi trans karena letak gugus metilnya saling berjauhan sehingga
interaksinya menjadi kecil. Sedangkan pada posisi cis, kedua gugus metilnya
saling berdekatan sehingga posisi tersebut tidak stabil. Kemudian, pada senyawa
1,2-diklorosikloheksana, isomer yang terjadi adalah isomer cis dan trans, dimana
dalam keadaan cis gugus Cl terletak pada posisi equatorial-aksial dan aksialequatorial. Sedang pada isomer trans, dua gugus Cl terletak pada posisi aksialaksial dan equatorial-equatorial. Molekul dari senyawa ini yang paling stabil
adalah dalam posisi trans karena gugus Cl terletak berseberangan dan saling
berjauhan sedangan pada posisi cis tidak stabil karena gugus Cl terletak saling
berdekatan.
Perlakuan terakhir adalah brominasi E-3-metil-2-pentena yang merupakan
suatu proses reaksi senyawa dengan halogen Br2 yang menghasilkan 2,3-dibromo3-metil pentana. Reaksi ini merupakan reaksi adisi (pemutusan ikatan rangkap)
yang kemudian tangan ikatannya digunakan untuk mengikat dua gugus Br.

Sedangkan pada reaksi halogenasi propena yang direaksikan dengan Cl2
menghasilkan 1,2-dikloropropana. Reaksi ini juga merupakan reaksi adisi dimana
ikatan rangkap pada propena putus dan atom Cl masuk ke atom karbon nomor
satu dan dua.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui model molekul (molimod) dapat mempermudah dalam memahami
struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari molekul
itu sendiri.
2.

Visualisasi

atau

penggambaran

senyawa-senyawa

organik

dengan

menggunakan molimod jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisi
stabil yang dapat dibentuk oleh suatu senyawa.
3. Reaksi-reaksi kimia dapat dipelajari dari molimod adalah pemutusan ikatan
rangkap dan pembentukan kembali ikatan yang baru, dengan sifat senyawa
yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah,M., 2013. “Keefektifan Gambar Statis, Gambar Dinamis Ball-andStick, dan Model Molekul Sederhana Dibuat dari Jarum Pentul pada
Pembelajaran Bentuk dan Kepolaran Molekul”. Jurnal Pendidikan Sains,
1 (3).
Endrias, H.K., Prasetya, A.T., 2013. “Pengaruh Rasio Si/Al, Kation dan Template
Organik Terhadap Ukuran Rongga Zeolit Zsm-5”. Indonesian Journal of
Chemical Science. ISSN NO 2252-6951.
Fessenden J., S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta.
Petrucci, Ralp H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru.

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. Simpulkan hubungan sudut ikatan dengan kestabilan senyawa (data pada
prosedur 4) !
2. Simpulkan kestabilan konformasi sikloheksana pada prosedur 6 !
3. Tuliskan isomer dari 1,2,3-trifluorosikloheksana !
4. Jelaskan plastik adalah senyawa organik atau anorganik !
5. Tuliskan 1-50 (nama kimia) !

JAWAB
1. Siklopentana memiliki energi tarikan yang lebih rendah dibandingkan
siklopropana dan siklobutana, jika siklopentana datar maka sudut
ikatannya akan mndekati optimal yakni 108o, tetapi jika sedikit agak
terlipat pada karbon cincin bersifat goyang. Siklopentana lebih stabil
dibandingkan dengan siklobutana, semakin tinggi energi tarikan yang
memiliki senyawa siklik, maka senyawanya makin tidak stabil. Senyawa
yang tersusun dari 6 atom C sp3, membentuk sikloheksana merupakan
bentuk yang paling stabil dibandingkan dengan senyawa siklik yang lain
yang terdiri dari 7 atom C sp 3 yang merupakan sikloheptana karena sudut
tolakan steriknya besar dan sudut ikatannya tidak sama besar. Begitupula
dengan siklooktana yang tersusun dari 8 atom C sp 3, merupakan bentuk
yang tidak stabil karena sudut tolakan steriknya besar.

2. suatu cincin sikloheksana dapat memiliki banyak bentuk dan molekul
sikloheksana tunggal manasaja terus-menerus berada dalam keadaan
membengkok menjadi beraneka ragam bentuk seperti bentuk kursi, bentuk
setengah perahu dan perahu. Tidak satupun dari konformasi lain, memiliki
strujtur hidrogen goyang yang diinginkan seperti struktur dari bentuk
konformasi kursi. Hidrogen-hidrogen eklips seperti dalam bentuk perahu,
menambah energi molekul. Bentuk konformasi kursi mempynyai sudut
ikatan tetrahedral dan memiliki energi rendah sehingga konformasi kursi
merupakan konformasi sikloheksana yang paling stabil dibanding yang
lainnya. Oleh kerena itu, senyawa sikloheksana dengan konformasi kursi
paling banyak dijumpai dialam.
3. Isomer dari 1,2,3-trifluorosikloheksana adalah

4. Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".
Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen,

nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat
komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari
rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi
kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan
"bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian
dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk
membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah
membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21
dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Proses manufaktur plastic:


Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung
yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.



Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung
yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga
menghasilkan penampang yang kontinyu.



Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.



Blow molding

Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung
yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison)
kemudian ditiup di dalam cetakan.
5. Deret homolog alkana tidak bercabang

Nama

Jumla
hC

Nama

Jumlah
C

Metana

1

Heksakoana

26

Etana

2

Heptakosana

27

Propana

3

Oktakosana

28

Butana

4

Nonakosana

29

Pentana

5

Triakontana

30

Heksana

6

Hentriakontana

31

Heptana

7

Etakontana

32

Oktana

8

Propakontana

33

Nonana

9

Butakontana

34

Dekana

10

Pentakontana

35

Undekana

11

Heksakontana

36

Dodekana

12

Heptakontana

37

Tridekana

13

Oktakontana

28

Tetradekana

14

Nonakontana

29

Pentadekana

15

Tetrakontana

40

Heksadekana

16

Metatrakontana

41

Heptadekana

17

Etatrakontana

42

Oktadekana

18

Propatrakontana

43

Nonadekana

19

Butatrakontana

44

Eikosana

20

Penttrakontana

45

Heneikosana

21

Heksatrakontana

46

Dokosana

22

Heptatrakontana

47

Trikosana

23

Oktatrakontana

48

Butakosana

24

Nonatrakontana

49

Pentakosana

25

Pentakontana

50