Laporan Praktikum Analisis Mikrobiologi docx

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration) DAN KOEFISIEN FENOL

Diajukan oleh:
AYU MELINDA
15020140081

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2016

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration) DAN KOEFISIEN FENOL

Dipersiapkan dan disusun oleh
Ayu Melinda
15020140081
telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal

.................................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

Asri Monika

tanggal,..................................

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL
Ayu Melinda1 dan Asri Monika2
1

MahasiswaFakultas Farmasi, UMI.
Asisten LaboratoriumMikrobiologiFakultasFarmasi, UMI

2

Email: ayumelinda75971@gmail.com

INTISARI
Latar Belakang : Desinfektan adalah sebagai bahan kimia atau pengaru fisika
yang di gunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik merupakan sebagai bahan
kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti
bakteri dan jamur.Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan
kompleks. beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya terdapat pada udara,
tubuh, lantai dan yang lainnya. Pada saat ini telah banyak ditawarkan berbagai
macam produk sediaan yang bertujuan untuk membeunuh kuman atau
mikroorganisme. Produk tersebut ada yang digunakan pada lingkungan disebut
desinfektan dan ada juga yang digunakan untuk makhluk hidup disebut antiseptic.
Percobaan ini menggunakan eksperimen dengan rancangan ulang (one group pre
and post test design) dengan subjek percobaan yaitu pertumbuhan bakteri terhadap
desinfektan. Didapatkan hasil pada uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
desinfektan karbol indomaret hanya menghambat pada pengenceran 1:20
sedangkan, untuk uji koefisen fenol hasil (-) negative didapatkan dimana tidak
diapatkan adanya daya hambat dari desinfektan karbol indomaret pada 10 dan 15
menit dari waktu kontak, dibuktikan dengan larutan yang berwarna keruh.
Desinfktan karbol indomaret tidak memiliki daya hambat yang cukup baik untuk

sebuah desinfektan.
Tujuan : Mengetahui dan menentukan nilai MIC dan koefisien fenol dari sampel
So Klin dengan bakteri uji Staphylococcus aureus.
Metode : Menggunakan pengujian Minimal Inhibitory Concentration (MIC)
berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada tiap tabung reaksi yang
berisi medium Nutrien Broth dan diinkubasikan selama 1x24 jam, pada suhu 37ºC
dalam inkubator. Uji koefisien fenol dilakukan dengan mencampurkan disinfektan
dengan konsentrasi tertentu dengan bakteri dan Staphyllococcus aureus kemudian
membandingkan hasilnya dengan fenol.
Hasil : analisis menunjukkan bahwa pada uji MIC dengan sampel So Klin, pada
semua pengenceran terlihat
bahwa desinfektan SoKlin ® efektif dalam
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan koefisien fenol, uji
desinfektan setiap pengenceran pada waktu kontak 5, 10, dan 15 menit terjadi
kekeruhan, dan uji fenol setiap pengenceran pada waktu kontak 5, 10, dan 15
menit juga terjadi kekeruhan.
Kesimpulan : Desinfektan SoKlin® tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan
mikroba.

Kata Kunci:Uji MIC, Koefisien Fenol, Disinfektan, Larutan Fenol

PENDAHULUAN
MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah pengujian untuk
menentukan dosis terendah yang dapat membunuh pathogen dengan jumlah
paling tinggi5.
Secara umum untuk penentuan MIC pengenceran

mikroba dilakukan

penurunan konsentrasi setengahnya misalnya mulai dari 16, 8, 4, 2, 1, 0,5, 0,25
µg/mL konsentrasi terendah yang menunujukkan hambatan pertumbuhan dengan
jelas baik dilihat secara visual atau alat semiotomatis dan otomatis, disebut
dengan konsentrasi daya hambat minimum atau MIC (Minimum Inhibitory
Concentration)3.
Desinfektan adalah bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan
atau menghancurkan bakteri baik pathogen atau nonpatogen, terutama bakteri
yang membahayakan (pathogen). Istilah ini pada umumnya digunakan dalam
proses membebaskan benda-benda mati atau infeksi, dan aman untuk dipakai
dalam bidang industry atau pada rumah sakit atau industry makanan atau
minuman dan industry farmasi lainnya1.
Persyaratan ideal bagi desinfektan dapat dirumuskan sebagai berikut,

berkhasiat mikrobisid yang luas, mulai kerjanya cepat dan bertahan lama,
toksisitasinya rendah, daya kerjanya tidak dikurangi, daya adsorbsinya rendah,
dan tidak korosif (bereaksi secara kimia)2.
Untuk menetukan kualitas desinfektan yaitu dengan menetukan daya bunuh
desinfektan terhadap kuman adalah dengan menggunakan metode koefisien fenol.
Fenol adalah jenis desinfektan yang paling kuna dank arena kekuatannya telah
diketahui maka kualitas deisnfektan selalu dibandingkan dengan fenol. Fenol
dengan kadar 0,2% bersifat bakteriostatik yakni menahan pertumbuhan bakteri
sedangkan fenol 1% bersifat mematikan bakteri atau bakterisid. Koefisien fenol
adalah bilangan pecahan yang menunujakn perbandingan kekuatan daya bunuh
dari desinfektan dibandingkan dengan kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai
pembanding dalam kondisi yang sama dan waktu kontak yang sama4.

Senyawa golongan fenol (asam karbolik), kresol, dll. Golongan ini berdaya
aksi dengan cara denaturasi dalam rentan waktu sekitar 10-30 menit dan
umumnya digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi
proses desinfektan dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak digunakan untuk
membunuh beberapa jenis bakteri gram positif fan ragi. Adapun keunggulan
golongan fenol adalh sifatnya stabil , persisten dan ramah terhadap beberapa jenis
material sedangkan, kerugiannya antara lain susah terbiodegredasi, bersifat racyn

dan korosif4.
Tes koefisien fenol dilakukan untuk membendingkan aktivitas suatu produk
dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran
fenol dan produk yang dicoba, dicamppur dengan suatu volume tertentu biakan
Staphylococcus aureus. Setelah interval selama 5, 10, dan 15 menit suatu jumlah
tertentu dari tiap pengenceran diambil dan ditanam pada perbenihan.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan nilai MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) dan koefisien fenol dari desinfektan SoKlin®, yang dapat
menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus.
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis praktikum ini menggunakan jenis praktikum eksperimental dengan
Rancangan Penelitian One-shot case study.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest steril, biakan
bakeri, fenol 5%, kapas, medium nutrien broth (NB) (Becton, Dickinson, and
Company/No.Reg:234000), sampel portex,soklin,supersolldanwipol. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah

autoklaf, botol pengencer, inkubator,


lampu spiritus, ose bulat, rak tabung, spoit 1mL,5 mL, 10 mL dan tabung reaksi.
Sampel Praktikum
Penyiapan Medium NB (Nutrien Broth)
Ditimbang bahan-bahan kemudian dimasukkan semua bahan kedalam
erlenmeyer lalu dilarutkan dalam air suling hingga 500 mL. Ditutup medium

tersebut dengan kapas dan disterilkan diautoklaf pada suhu 121 0C selama 15
menit, kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
Pembuatan fenol 5%
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang fenol sebanyak 5
gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Dicukupkan volumenya
sampai 100 ml dengan aquadest.
Pengenceran SoKlin
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran SoKlin dalam tabung reaksi
dengan perbandingan 1 : 20, 1 : 40, 1 : 80, 1 : 160, dan 1 : 320, 1 : 640, 1 : 1280.
Pembuatan larutan uji baku fenol
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran baku fenol dalam tabung
reaksi dengan perbandingan 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100.
Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)

Disediakan 7 buah tabung reaksi steril, dan diisi 9,5 ml medium NB steril ke
dalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam tabung lainnya. Ditambahkan ke dalam
tabung pertama sampel desinfektan yang akan diuji. Diambil dengan pipet steril 5
ml dari tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung ke dua, dicampurkan
sampai homogen. Diperoleh pengenceran pertama yakni 1 : 40. Kemudian diambil
lagi 5 ml dari tabung ke dua ini dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga dan
seterusnya sampai ada tabung ke tujuh, setelah dihomogenkan, dipipet 5 ml dari
tabung terakhir dan dibuang. Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose
suspensi biakan bakteri. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37OC dan diamati
pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam
Uji Fenol
Desinfektan wipol
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan 5 tabung reaksi
yang berisi pengenceran sampel 1: 1180, 1 : 1280, 1 : 1380, 1 : 1480, dan 1 :
1580 (deret I), dan 15 tabung yang berisi 5 ml medium Nutrien Broth (NB) yang
dibagi menjadi 3 seri (deret II, deret III, dan deret IV) masing-masing 5 tabung.
Ke dalam tabung ke-1 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret I dimasukkan

suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Hal yang sama

dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dari deret I, kemudian diistirahatkan selama 3
menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke dalam tabung ke-1
dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose
larutan dari tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang
sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret II, kemudian
diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1
ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret
I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke3, ke-4, dan ke-5 dari deret III, Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam
tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30
detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret IV,
Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan
deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati
perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium.
Larutan baku fenol 5%
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Disiapkan 3 tabung reaksi yang
berisi pengenceran sampel 1:80, 1:90, dan 1:100 (deret 1), dan 9 tabung yang

beirisi 5 ml medium Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 deret(deret II, III,
dan IV) masing-masing 3 tabung. Ke dalam tabung ke-1 dari deret I dimasukkan
suspensi baktrei sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung
ke-2 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian
didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret I dimasukkan suspensi
bakteri sebanyak 1 ose ml kemudian diistirahatkan 4 menit dan dimasukkan ke
dalam wadah berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose
larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam
tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret I,

kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret II,
dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4
menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung
ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari
larutan tabung ke-3 deret, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke-1
dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose
dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam

tabung ke-3 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret I,
kemudian diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret
IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam.
Alasan
Alasan direndamnya sampel pada air dingin dikarenakan untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang dipengaruhi oleh suhu. Sedangkan mengapa
pada uji mutu suatu desinfektan di istirahatkan selama 3 menit dan pada uji
koefisien fenol diistirahatkan selama 4 menit, semua itu dikarenakan agar waktu
kontak antara uji desinfektan dan uji koefisien fenol sama- sama 5 menit, yang
mana pada 5 konsentrasi tabung (2 menit) pada desinfektan, sedangkan pada uji
koefisienfenol 3 konsentrasi tabung (1 menit) pada fenol.
Analisis Hasil
Data yang dikumpulkan dianalisis terhadap kemampuan larutan desinfektan
dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri uji.

HASIL PRAKTIKUM

Gambar 1. Analisis mutu desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri secara uji MIC.

(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2. Analisis mutu desinfektan (a) deret I, (b) deret II, (c) deret III, (d) deret
IV.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 3. Koefisien fenol (a) deret ke- I, (b) deret ke- II, (c) dret ke- III, (d) deret
ke-IV.
Tabel 1. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri secara uji MIC
Kel
Sampel
Pengenceran
.
1:20 1:40 1:80 1:16 1:32 1:64 1:128
0
0
0
0
1
Portex
+
+
+
+
+
+
+
2
Wipol
+
+
+
+
3
Super Sol
+
+
+
4
SoKlin
+
+
+
+
+
+
+
Keterangan:
+ = Menghambat/tidak ada pertumbuhan/Jernih
- = Tidak menghambat/ada pertumbuhan/Keruh
Tabel 2. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan.
Perbandingan pengenceran sampel terhadap fenol
Kelompok

perbandingan

1 (po rtex)

1:1180
1:1280
1:1380
1:1480
1:1580
1:1180
1:1280
1:1380
1:1480
1:1580
1:1180
1:1280
1:1380
1:1480
1:1580
1:1180
1:1280
1:1380
1:1480
1:1580

2 (wipol)

3 (supersoll)

4 (soklin)

waktu kontak
5
10 15
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
X
-

Bakteri
Bacillus subtilis

Shigella disentri

Escherichia coli

Staphylococcus
aureus

Tabel 3. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan.
Perbandingan pengenceran sampel menggunakan medium NB terhadap
koefisien fenol
Kelompok
Pengenceran
Waktu Kontak
(bakteri)
5’
10’
15’
I
1 : 80
+
+
+
Bacillus subtilis
1 : 900
+
+
+

II
Shigella disentri

III
Escherichia coli

IV
Staphylococcus
aureus

Keterangan: +
-

1 : 100

+

-

+

1 : 80

-

+

-

1 : 900

-

-

-

1 : 100

-

-

-

1 : 80

+

-

-

1 : 900

-

+

-

1 : 100

-

-

-

1 : 80

-

-

-

1 : 900

-

-

-

1 : 100

-

-

-

= Menghambat/tidak ada pertumbuhan/Jernih
= Tidak menghambat/ada pertumbuhan/Keruh

PEMBAHASAN
Antiseptik adalah bahan atau zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang digunakan pada makhuk hidup, sedangkan deksinfektan
merupakan

bahan

atau

zat

yang

mampu

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme yang digunakan pada lingkungan.
MIC (minimal Inhibitory Concentration) yaitu daya hambat minimum,
merupakan konsentrasi terkecil suatu deksinfektan atau antiseptik untuk
menghambat atau membunuh pertumbuhan suatu mikroba.
Persyaratan ideal bagi desinfektan dapat dirumuskan sebagai berikut :
berkhasiat mikrobisid yang luas, mulai kerjanya cepat dan bertahan lama,

toksisitasinya rendah, daya kerjanya tidak dikurangi, daya adsorbsinya rendah,
dan tidak korosif (bereaksi secara kimia).
Indikasi yang digunakan utnuk mengetahui apakah desinfektan yang
digunakan bekerja adalah dengan melihat kekeruhan dari medium NB yang
digunakan atau melihat endapan yang terbentuk.
Koefisien fenol adalah pengenceran tertinggi desinfektan ataupun antiseptik
yang mematikan dimana dapat membunuh mikroba dalam waktu 10 menit tetapi
tidak dalam masa kontak 5 menit per larutan fenol pada kondisi yang sama .
Fenol adalah jenis desinfektan yang paling kuna dank arena kekuatannya
telah diketahui maka kualitas deisnfektan selalu dibandingkan dengan fenol.
Secara umum waktu yang diperlukan oleh bakteri untuk dapat mengadakan
kontak dengan desinfektan (lama kontak)adalah 5-10 menit, karena suatu
desinfektan yang memiliki koefisien fenol memiliki aktifitas kerja yang optimal
pada lama kontak tersebut sehingga pengukuran koefisien dilakukan dengan
melihat hasil positif pada setiap pengenceran dalam waktu 5 menit.
Dalam penentuan nilai koefisien fenol ini digunakan sebagai sampel ialah
desinfektan SoKlin. Penentuan koefisien ini dilakukan dengan membandingkan
daya mematikan atau menghambat desinfektan SoKlin dengan larutan baku fenol
5% dengan menggunakan biakan mikroba Staphylococcus aureus.
Hasil yang diperoleh menunujukan bahwa pada uji MIC dengan sampel
SoKlin,

pada

mikroorganisme.

setiap

pengenceran

Sehingga

pada

dapat

pengujian

menghambat
koefisien

fenol,

pertumbuhan
digunakan

pengenceran 1: 1280 sebagai nilai MIC yaitu konsentrasi terendah desinfektan
yang masih mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Sedangkan pada uji koefisien fenol, pengenceran Fenol 5% 1:80, 1:90 dan
1:100 pada waktu kontak 5, 10, dan 15 menit terjadi kekeruhan. Dan pengenceran
untuk desinfektan SoKlin pada pengenceran 1 : 1180, 1 : 1280, 1 : 1380, 1 : 1480
dan 1 : 1580, menggunakan medium NB diperoleh pada waktu kontak 10’ dan 15’
tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ditandai dengan terjadinya
kekeruhan pada medium.

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa desinfektan SoKlin
tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai

dengan

terjadinya kekeruhan pada medium Nutrien Broth..
SARAN
Hendaknya apa yang akan dilakukan atau dikerjakan saat pengamatan diperjelas
agar hasil pengamatan tidak keliru.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym. 2016.” Penuntun Analisis Mikrobiologi Farmasi”. Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia: Makassar
2. Tjay dan Rahardja. 2013. “Obat-obat Penting”. PT. Gramedia: Jakarta
3. Tri. 2015.” Uji Kepekaan terhadap Antibiotik. Bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung: Lampung
4. Pria. 2015. “Penentuan Daya Hambat Suatu Sediaan yang Sebagai Antiseptik
dan Desinfektan Terhadap bakteri UJi”. Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran: Bandung
5. Sudarno. 2011. “Efektifitas Ekstrak Tamnaman Meniran Sebagai Antibakteri.
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga: Surabaya

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63