Perancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi Menggunakan Algoritma Genetik di PT. Putra Sejahtera Mandiri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Era globalisasi yang akan kita hadapi membawa perubahan besar pada

berbagai aspek kehidupan, khususnya pada kehidupan berbisnis. Dengan semakin
terbukanya pasar global maka pengusaha dituntut untuk melakukan pembenahan
terhadap kinerjanya dalam rangka memenuhi kualitas produk yang dikehendaki
pasar.
Kelancaran transportasi merupakan salah satu faktor utama dalam rangka
memenuhi kualitas produk yang dikehendaki pasar. Semakin lancar transportasi
suatu perusahaan, semakin baik pula pemenuhan target dari perusahaan tersebut.
Kelancaran transportasi juga harus didukung oleh penggunaan kendaraan dengan
ban yang baik pula.
Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang paling bagus
posisinya di Indonesia. Industri yang bergerak sebagai industri pendukung
otomotif ini semakin tahun semakin berkembang. Mengingat tingkat penjualan
mobil yang terus meningkat, sehingga kebutuhan ban semakin meningkat dan

memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Oleh karena itu perusahaan
membutuhkan metode atau cara untuk memenangkan persaingan.
Pengaturan tata letak dari fasilitas produksi dan area kerja merupakan
salah satu cara untuk memenangkan persaingan antar perusahaan. Masalah ini
sangat penting, sekalipun hanya sekedar mengatur peralatan atau mesin di dalam

Universitas Sumatera Utara

ruangan atau lantai produksi. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perancangan fasilitas adalah menemukan tata letak yang efektif. Definisi
permasalahan tata letak fasilitas secara umum adalah bagaimana menemukan
susunan terbaik sehingga menghasilkan operasi yang efisien. Tata letak
mempengaruhi waktu dan biaya material handling, yang akhirnya akan
berdampak pada produktifitas keseluruhan dan efisiensi pada lantai pabrik.
Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat
penting dalam kegiatan proses produksi dan memiliki kaitan erat dengan
perancangan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini sendiri sebenarnya
merupakan aktivitas yang diklasifikasikan ―non produktif‖ sebab tidak
memberikan nilai tambah terhadap bahan atau material yang dipindahkan. Disini
tidak terjadi perubahan bentuk, dimensi maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari

material yang dipindahkan. Di sisi lain justru kegiatan pemindahan material
tersebut akan menambah biaya. Dengan demikian sedapatnya aktifitas
pemindahan material tersebut ditekan seminimal mungkin.
Hal ini juga dirasakan pada perusahaan yang bergerak di bidang vulkanisir
ban. Vulkanisir ban adalah suatu proses perbaikan (daur ulang) ban yang sudah
aus terpakai menjadi baru dengan cara memberi telapak/tread pada permukaan
ban (crown) tanpa merubah bentuk ataupun merk pada ban dasar dengan jaminan
kekuatan/daya tahan tingkat keausan 90% jika dibandingkan dengan ban original
dengan harga yang relatif murah. Hampir semua perusahaan angkutan umum
memakai produk ban vulkanisir demi meminimasi biaya operasional perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Ban vulkanisir menjadi alternatif yang diminati karena ban vulkanisir dinilai lebih
murah dibandingkan dengan ban baru.
PT. Putra Sejahtera Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang vulkanisir ban di Sumatera Utara. Pada kondisi real di lantai
produksi, penulis menilai perpindahan bahan dari stasiun building ke stasiun
envolving belum efektif karena dengan frekuensi perpindahan yang tinggi yaitu 8
kali per jam seharusnya letak kedua stasiun ini berdekatan. Kemudian dari Tabel

1.1. yang merupakan data pendahuluan dapat dilihat bahwa terjadi kesalahan
perpindahan 1 sampai 4 kali perjam pada masing-masing stasiun kerja. Jika
dikonversikan dalam 1 hari dengan 8 jam kerja dan 2 shift kerja maka jumlah
kesalahan perpindahan berkisar antara 16 sampai 64 atau sekitar 25% kesalahan.
Berdasarkan pengamatan pendahuluan kesalahan arah perpindahan tersebut
diakibatkan oleh operator yang melakukan perpindahan bahan yang tidak sesuai
jalur. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan usulan
perbaikan jalur perpindahan pada PT. Putera Sejahtera Mandiri sehingga dapat
meminimumkan material handling. Data Jumlah Perpindahan dan Jumlah
Kesalahan Perpindahan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Jumlah Perpindahan dan Jumlah Kesalahan Arah
Perpindahan
Jumlah

Jumlah Kesalahan

Perpindahan/Jam

Arah/Jam


Buffing

8

3

2.

Skipping

8

4

3.

Repairing

8


3

4.

Cementing

2

-

No

Stasiun Kerja

1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1. Data Jumlah Perpindahan dan Jumlah Kesalahan Arah
Perpindahan (Lanjutan)

Jumlah

Jumlah Kesalahan

Perpindahan/Jam

Arah/Jam

Filling Rubber

2

-

6.

Building

2


1

7.

Envolving

8

2

8.

Chambering

8

2

9.


Finishing

-

-

10.

Inspection

8

4

No

Stasiun Kerja

5.


Metode yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak yang
sependek-pendeknya salah satunya ialah dengan metode algoritma genetik. Pada
penelitian sebelumnya yang berjudul Aplikasi Algoritma Genetika untuk
Penentuan Tata Letak Mesin1 penulis menggunakan algoritma genetik sebagai
metode untuk memecahkan masalah tata letak dan diperoleh hasil bahwa
Algoritma Genetik cocok apabila digunakan untuk menentukan tata letak fasilitas.

1.2.

Rumusan Masalah
Pada proses produksi pembuatan vulkanisir ban ini, operator sering

melakukan perpindahan bahan yang tidak sesuai jalur. Akibatnya sering terjadi
kesalahan arah perpindahan bahan pada lantai produksi, sehingga material
handling yang digunakan harus melalui rute yang tidak tetap dan harus menempuh

1

Purnomo, Hari. Aplikasi Algoritma Genetik Untuk Penentuan Tata Letak Mesin.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia


Universitas Sumatera Utara

jarak yang jauh. Dengan mengatur tata letak fasilitas, maka jarak angkut material
ini dapat ditekan.

1.3.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberi usulan rancangan tata

letak beserta jalur perpindahan bahan yang lebih optimum dari sebelumnya.
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menentukan nilai
fitness dari jalur perpindahan bahan untuk mengetahui seberapa besar jarak
perpindahan bahan selama proses produksi.
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal
tata letak fasilitas.

2.

Manfaat bagi perusahaan.
Sebagai masukan bagi perusahaan berupa rekomendasi perbaikan dengan
meminimasi waktu perpindahan material.

3.

Bagi Departemen Teknik Industri USU
Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
Departemen Teknik Industri USU.

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Batasan dan Asumsi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, dilakukan beberapa pembatasan masalah

seperti:
1. Penelitian dilakukan dari saat raw material dari supplier tiba di stasiun
penerimaan hingga produk jadi.
2. Jenis ban yang diteliti ialah ban bus.
3. Pengujian waktu hanya dilakukan pada waktu proses produksi.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Proses dan aktivitas produksi tidak berubah selama penelitian berlangsung.
2. Tidak ada penambahan mesin dan peralatan yang baru
3. Mesin tidak dalam keadaan rusak

Universitas Sumatera Utara