PERBUP NO 32 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI PACITAN tjiI
PERATURAN BUPATI PACITAN
NOMOR j ; ^
T A H U N 2010
1

TENTANG

T A T A CARA PEMBERIAN
INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI D A E R A H
DENGAN R A H M A T T U H A N YANG M A I U ESA xwutsrponmlkjigedcaTSPNKJFEA
i

BUPATI PACITAN,

*

Menimbaag : a. bahwa guna meningkatkan kmerja InStansi Pelaksana Pemungut Pajak dan
retribusi, setnangat kerja pejabat atau pegawai Instansi, pendapatan daerah,
dan pelayanan kepada masyarakat, perlu adanya pemberian Insentif kepada
^ aparat pelaksana pemungutan Pajdc dan Retribusi Daerah di Kabupaten

Paciian.
b. bahwa guna tertib administrasi dan kelancaran pemberian Insentif kepada
aparat pelaksana pemungutan Pajak dan retribusi Daerah di Kabupaten
Pacitan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian
Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah.
Mengingat

: I . Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lcmbaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
""^
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3684);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5049);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Daerah >. Kabupaten/Kola (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian
dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5161);
Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 8 Pacitan KodĀ« Pes 63512
Jawa Timur
; Telp. (0357) 881032 Fax. (0357) 882472

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Nomor 59 Tahun 2007;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 7 Tahun 2006 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2006
Nomor 7).
'

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG T A T A CARA PEMBERIAN
INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK D A N RETRIBUSI DAERAH.
!
t

BAB I tjiI
KETENTUANUMUM

;

Pasal 1 igJI

i


Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Bupati adalah Bupati Pacitan.
2. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Pacitan.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan.
4. Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya disebut Insentif adalah tambahan
penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas kineq'a tertentu dalam melaksanakan
pemungutan Pajak dan Retribusi.
5. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat.
6. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan
7. Pemxmgutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek
pajak, penentuan besamya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada
Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.
;
BAB I I
PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK D A N RETRIBUSI i

i

i

i

Pasal 2

(1) Pemberian dan pemanfaatan Insentif dilaksanakan berdasarkan asas kepatutan, kewajaran,
dan rasionalitas disesuaikan dengan besamya tanggung jawab, kebutuhan, serta karakteristik
dan kondisi objektif daerah.
'
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan:
a. kinerja Instansi;j
j
b. semangatkeija bagi pejabat atau pegawai Instansi;
c. pendapatan daerah; dan
d. pelayanan kepada masyarakat
'


Pasal 3 xwutsrponmlkjigedcaTSPNKJFEA

i

(1) "Bcsamya Insentif ditctapkan paling tinggi 5% (lima perseratus) dari rencana penerimaan
Pajak dan Retribusi dalam tahun anggaran berkenaan untuk tiap jenis Pajak dan Retribusi.
(2) 'Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) diletapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berkenaan. i

i

\

Pasat4

tjiI

i

(1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi.

(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara proporsional dibayarkan kepada:
a. pejabat dan pegawai Instansi pelaksana pemungut pajak dan retribusi sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing;
b. bupati dan wakil bupati sebagai penanggung jawab pengelolaan keuangan daerah;
c. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah;
d. pemungut Pajak Bumi dan Bangunan pada tingkat Desa/Kelurahan dan kecamatan,
Kepala Desa/Lurah dan Camat, dan tenaga lainnya yang ditugaskan oleh instansi
pelaksana pemungut pajak; dan
d. pihak lain yang membantu Instansi Pelaksana pemungut Pajak dan Retribusi.
(3) Pemberian Insentif kepada Bupati, wakil Bupati, dan sekretaris daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c dapat diberikan dalara hal belum diberlakukan
ketentuan mengcnai remunerasi.
\

Pasal 5

(1) Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif apabila mencapai
kinerja tertentu.
]
(2) Kinerja tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pencapaian target penerimaan

Pajak dan Retribusi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
dijabarkan secara triwulanan sebagai berikut:
a. sampai dengan triwulan 1 : 15% (lima belas perseratus) dari target penerimaan dari pajak
daerah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. sampai dengan triwulan I I : 40% (empat puluh perseratus) dari target penerimaan dari
pajak daerah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. sampai dengan triwulan I I I : 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari target penerimaan
dari pajak daerah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
d. sampai dengan triwulan I V ; 100% (seratus perseratus) dari target penerimaan dari pajak
daerah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
I

Pasal 6

(1) Besamya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, huruf b.
dan huruf c untuk setiap bulannya dlkelompokkan berdasarkan realisasi penerimaan Pajak
dan Retribusi tahun anggaran sebelumnya dengan ketentuan:
a. di bawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 (enam) kali gajl
pokok dan tunjangan yang melekat;
b. Rpl.000.000.000.000,00 (satu Iriliun rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000.000,00

(dua triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 7 (tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan
yang melekat;xwutsrponmlkjigedcaTSPNKJFEA
j
c. di atas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), sampai dengan
Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 8 (delapan)
kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat;
d. di atas Rp7.50O.000.00O.00O,0O (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 10
(sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. i
i

(2) Besamya pembayaran Insentif untuk pemungut Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d ditetapkan p a l i i ^ tinggi sebesar 5% (lima
perseratus) dari besamya Insentif yang ditetapkan dalam APBD. i

i

i zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA

(3) Besamya pembayaran Insentif untuk pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf d ditetapkan paling t i n g ^ sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari besamya Insentif yang

ditetapkan dalam APBD. i
i

Pasal 7

Penerima pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan besamya
pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalara Pasal 6 ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB I I I
T A T A CARA PEMBERIAN INSENTIF
;

Pasal S

(1) Pemberian Insentif dibayarkan setiap triwulan pada awal triwulan berikutnya.
(2) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk triwulan tersebut
dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kineija triwulan yang
ditentukan.
\
i

i

(3) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak
membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya.
i

Pasal 9 tjiI

i

Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila pada akhir triwulan I realisasi mencapai 15% (lima belas perseratus) atau lebih,
Insentif triwulan I diberikan pada awal triwulan I I .
b. Apabila pada akhir triwulan I realisasi kurang dari 15%mia
(}ima. belas perseratus), Insentif
triwulan I tidak diberikan pada awal triwulan I I .
c. Apabila pada akhir triwulan I I realisasi mencapai 40% (empat puluh perseratus) atau lebih,
Insentif triwulan I yang belum dibayarkan dan insentif triwulan I I diberikan pada awal
triwulan I I I .
d. Apabila pada akhir triwulan I I realisasi kurang dari 40% (empat puluh perseratus), Insentif
triwulan 11 tidak diberikan pada awal triwulan I I I .
e. Apabila pada akhir triwulan I I I realisasi mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) atau
lebih, insentif triwulan I I I dan insentif triwulan sebelumnya (I/II) yang belum dibayarkan
diberikan pada awal triwulan IV.
f. Apabila pada akhir triwulan I I I realisasi kurang dari 75% (tujuh puluh lima perseratus),
Insentif triwulan I I I tidak diberikan pada awal triwulanrV
rV. .
g. Apabila pada akhir triwulan IV realisasi mencapai 100% (seratus perseratus) atau lebih,
insentif triwulan I V dan insentif triwulan sebelumnya (I/II/III) yang belum dibayarkan
diberikan pada akhir triwulan IV.
h. Apabila pada akhir triwulan I V realisasi kurang dari 100% (seratus perseratus) tetapi lebih
dari 75% (tujuh puluh lima perseratus), Insentif triwulan sebelumnya (I/II/III) yang belum
dibayarkan diberikan pada akhir triwulan IV. xwutsrponmlkjigedcaTSPNKJFEA
r
'*

Pasal 10
Dalam hal target penerimaan Pajak atau Retribusi pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau
terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan,
pemberian Insentif diberikan pada tahun anggaran berikumya yang pelaksanaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan