STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KECAMATAN TEMBALANG, CANDISARI, BANYUMANIK DAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
KECAMATAN TEMBALANG, CANDISARI, BANYUMANIK DAN
PEDURUNGAN KOTA SEMARANG
Nova Henri Rahmawan*), Wiharyanto Oktiawan**), Irawan Wisnu Wardana**)
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Semarang
Web : www.enveng.ac.id
ABSTRAK
Air limbah domestik merupakan salah satu permasalahan kota Semarang yang
kompleks, dan hampir terkesampingkan dibanding dengan pengelolaan persampahan, tidak
terkecuali dengan Kecamatan Tembalang, Candisari, Banyumanik dan Pedurungan. Untuk itu
telah dilakukan studi identifikasi tentang pengelolaan air limbah domestik pada Kecamatan
Tembalang, Candisari, Banyumanik dan Pedurungan sebagai wilayah studi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Data yang
diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan didukung data-data sekunder dari
dinas-dinas terkait untuk mengetahui keadaan eksisting Wilayah Studi dengan analisis dari
aspek kelembagaan, peran serta masyarakat, peraturan, pembiayaan dan teknis operasional.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan data bahwa pengelolaan air limbah domestik Wilayah
Studi hanya sebatas pembuangan air limbah kamar mandi (grey water) pada saluran drainase
dan air limbah tinja (black water) dengan pengolahan septik tank yang diduga menggunakan
struktur bangunan yang kurang memadai.
Berdasarkan analisis SWOT di dapatkan kebijiakan strategi pengelolaan air limbah
domestik antara lain pengupayaan sistem sanitasi yang berwawasan lingkungan baik on-site
maupun off-site, pelibatan masyarakat dan organisasi lokal dalam pengelolaan air limbah
domestik,pemanfaatan teknologi (mikroorganisme pengurai) sebagai perbaikan sarana
pengolahan air limbah dan penetapan kawasan-kawasan yang menjadi prioritas untuk dijadikan
kawasan percontohan sistem pengelolaan air limbah secara terpusat/ komunal. Kawasan yang
menjadi prioritas penerapan sistem pengelolaan air limbah terpusat antara lain Kelurahan
Sendangmulyo, Meteseh, Bulusan, dan Kawasan Perumnas pada Kelurahan Srondol Wetan
dan Padangsari.
Kata kunci : Pengelolaan, air limbah domestik, Kecamatan Tembalang, Candisari, Banyumanik
dan Pedurungan Kota Semarang.
ABSTRACT
Domestic wastewater is one of the complex problems of the city of Semarang, and
almost shadowed compared with waste management, is no exception to the District Tembalang,
Candisari, Banyumanik and Pedurungan. To identify studies that have been done on the
management of domestic waste water in District Tembalang, Candisari, Banyumanik and
Pedurungan as the study area.
The method used is the method of qualitative analysis. Data were obtained through
interviews using questionnaires and secondary data backed up from the relevant agencies to
determine the existing conditions of the study area with the analysis of institutional aspects,
public participation, regulatory, financing and operational techniques. Based on the analysis of
the obtained data that the domestic waste water management study area was limited to
disposal of waste water showers (gray water) in the wastewater drainage and stools (black
water) with the processing of septic tanks suspected of using inadequate structures.
Based on the SWOT analysis in policy get domestic wastewater management strategies
such as the pursuit of environmentally sound sanitation systems both on-site and off-site,
community involvement, and local organizations in the management of domestic waste water,
use of technology (decomposing microorganisms) as water treatment plant improvements
waste and determining which areas a priority to serve as a pilot area of wastewater
management systems are centralized / communal. The area is a priority the implementation of
1
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
centralized wastewater treatment systems including Sub Sendangmulyo, Meteseh, Bulusan and
Housing in Urban Areas Srondol Wetan and Padangsari.
Keywords: management, domestic wastewater, District Tembalang, Candisari, Banyumanik and
Pedurungan Semarang.
2
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
1. PENDAHULUAN
Lingkungan permukiman yang bersih
dan sehat merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Kota Semarang
terdiri dari 16 kecamatan dan 177
kelurahan. Kota Semarang memiliki jumlah
penduduk sebesar 1,5 juta jiwa dan
terkonsentrasi pada pusat permukiman
yang padat. Beberapa kawasan
permukiman daerah pinggiran yang
berkembang saat ini adalah Tembalang,
Banyumanik, Ngaliyan, Mijen, Tugu,
Genuk, Gunungpati dan Pedurungan.
Salah satu sebab terjadinya hal tersebut
dikarenakan adanya proses gentrifikasi.
Berdasarkan kondisi eksisting, arah
perkembangan fisik kota Semarang lebih
mengarah ke arah selatan, sesuai dengan
rencana kebijakan serta kondisi alam yang
lebih aman dari rob dan banjir yang sering
melanda Kota Semarang. Khususnya
Kawasan Tembalang, Candisari,
Banyumanik dan Pedurungan.
Kepadatan Penduduk yang tinggi di
kecamatan-kecamatan tersebut akan
menghasilkan suatu buangan domestik
yang sangat besar terutama di kawasan
Kecamatan Tembalang yang berdampak
pemakaian lahan untuk permukiman
penduduk yang akan terus meningkat
setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk
tersebut secara otomatis juga akan
menyebabkan adanya peningkatan volume
air limbah yang dihasilkan setiap harinya.
Dampak dari tingginya populasi penduduk
yang ditandai dengan berbagai
pembangunan perumahan yang semakin
padat tanpa ditunjang dengan sistem
sanitasi yang baik yaitu meningkatnya
bahaya pencemaran, penurunan kualitas
lingkungan serta membahayakan
kesehatan masyarakat.
2. METODOLOGI STUDI
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Air Bersih
Dari hasil observasi didapatkan data
bahwa Kecamatan Tembalang,
Banyumanik dan Pedurungan masih
dominan pemakaian air bersih dari PDAM,
sedangkan Kecamatan Candisari dominan
pemakaian sumur bor untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat. Menurut
masyarakat bahwa air yang digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari
masih memiliki keadaan jernih, dan hanya
sebagian kecil saja yang berkeadaan
keruh.
Selain dari sumber PDAM dan sumur,
masyarakat juga memanfaatkan adanya
program PAMSIMAS pada beberapa
daerah yang belum terlayani air bersih
PDAM.
3
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
3.2. Sosial Ekonomi
Dari data kuesioner didapatkan data
sebagian besar masyarakat pada Wilayah
Studi memiliki penghasilan 1,5-3 juta.
Selain hal tersebut dari kuesioner
didapatkan tingkat keinginan masyarakat
akan penerapan sistem pengelolaan air
limbah secara komunal/ terpusat. Sebesar
68% masyarakat antusias di dalam
penerapan sistem ini.
3.3. Tingkat Kesehatan
Kondisi tingkat kesehatan
masyarakat pada Wilayah Studi dapat
diindikasikan dengan pemakaian sarana
sanitasi yang baik. Pada Wilayah Studi
sebagian besar masyarakat dengan
prosentase rata-rata 90% sudah memakai
jamban sehat, hal ini didukung dengan
data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Data dari kuesioner menyebutkan
masyarakat pada Wilayah Studi tidak
memiliki riwayat penyakit yang khusus
pada suatu wilayah.
Dari Dinas Kesehatan didapatkan
data bahwa sebagian besar penyakit yang
disebabkan karena buruknya kondisi
sanitasi pada masyarakat Wilayah Studi
antara lain :
1. Diare
2. Demam Berdarah
3. Malaria
3.4. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Domestik Wilayah Studi
3.3.1.Aspek Kelembagaan
Menurut Peraturan Daerah Kota
Semarang No.12 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kota Semarang dan juga Peraturan Daerah
Kota Semarang No.13 tahun 2008 terdapat
5 instansi yang memiliki tupoksi sebagai
pengelola air limbah Kota Semarang yaitu :
1.
2.
3.
4.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Dinas Kesehatan
5. Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air dan Energi Sumber Daya
Mineral (PSDA dan ESDM)
3.3.2.Aspek Pembiayaan
Kriteria pemanfaatan sumber dana
APBD Kota Semarang ini diperuntukkan
bagi program-program kegiatan yang
mempunyai skala pelayanan lokal.
Sumber-sumber pendapatan Kota
Semarang meliputi :
Pendapatan Asli Daerah, antara lain
pajak daerah, retribusi daerah,
perusahaan daerah, penerimaan
dinas
Dana Perimbangan Pemerintah
Pusat
Dana Pemerintah Provinsi
Lain-lain pendapatan yang sah
Gambar 1. Grafik Prosentase Proporsi
Pendanaan Pembangunan
Sumber : APBD Kota Semarang.2006-2010
3.3.3.Aspek Peraturan
Dalam upaya pengelolaan air limbah
domestik aspek peraturan perundangundangan merupakan aspek yang penting
sebagai acuan normatif dalam pengelolaan
air limbah domestik. Terkait dengan
regulasi yang secara khusus mengatur
pengelolaan air limbah domestik, ditingkat
nasional maupun daerah terutama wilayah
Kota Semarang belum ada, namun ada
beberapa peraturan perundang-undangan
yang relevan yaitu :
1. Perda Kota Semarang no.13
tahun 2006 tentang pengendalian
lingkungan hidup
2. Undang-undang Sumber Daya Air
no.7 tahun 2004 pasal 21 ayat 2
4
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
3. Undang-Undang no.23 tahun
1992 tentang kesehatan
4. Undang-Undang no.23 tahun
1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup
5. Undang-Undang no.4 tahun 1992
tentang Perumahan dan
Permukiman
yang juga kurang memahami teknik
sanitasi yang benar.
3.3.4.Aspek Peran Serta Masyarakat
Secara umum masyarakat selama ini
mengatasi masalah sanitasi terutama air
limbah cukup responsif, hal ini terlihat
bahwa sebagian besar warga, baik itu
warga yang miskin maupun yang mampu
sudah menggunakan sanitasi dan buang
air besar yang yang benar. Cuma sebagian
kecil saja yang masih menggunakan cara
buang air besar yang kurang benar.
3.3.5.Aspek Teknis Operasional
3.3.5.1. Debit Air Limbah Domestik
3.3.5.3. Pengelolaan Air Non-tinja
Pengelolaan limbah non tinja di wilayah
studi secara umum dialirkan ke saluran
drainase yang kemudian akan mengalir
melalui saluran drainase ke badan air
penerima/air permukaan dan sebagian juga
akan masuk ke dalam tanah selama proses
mengalirnya limbah non tinja tersebut
berlangsung di permukaan.
3.3.6.Analisis Strategi Pengelolaan Air
Limbah Domestik Wilayah Studi
3.3.6.1. Pemilihan Sistem Pengelolaan
3.3.5.2. Pengelolaan Air Tinja
Sistem pengolahan air limbah yang
terdapat pada wilayah studi hampir
sepenuhnya menerapkan sistem on-site di
mana pada tiap bangunan atau tiap rumah
memiliki sarana pengolahan sendiri dalam
bentuk septik tank dan cubluk yang
melimpaskan air limpasannya ke dalam
media tanah atau langsung ke saluran
drainase. Akan tetapi secara keseluruhan,
pemahaman tentang teknik pembangunan
instalasi air limbah masih sangat kurang,
karena pembangunan WC dan tangki
septik dipercayakan pada tukang batu,
Kriteria pemilihan dan penetapan
sistem pengelolaan air limbah didasarkan
dari beberapa indikator yang mendukung
terlaksananya sistem tersebut pada suatu
wilayah. Sistem yang terpilih ditentukan
berdasarkan kerangka waktu perencanaan
jangka panjang. Secara garis besar sistem
pengelolaan air limbah domestik terdiri dari
dua sistem yaitu sistem setempat (on site)
dan sistem terpusat (off site).
Untuk pemilihan sistem digunakan
2 sistem dan diagram dari 2 sumber yang
berbeda untuk membandingkan sistem
yang diterapkan dan lebih tepat dalam
pemilihan sistem untuk suatu wilayah, yaitu
1. Diagram pemilihan dan penahapan
untuk sistem sanitasi terpusat atau
setempat dari buku pengembangan
SSK tahap C
2. Skema pemilihan sistem
pengelolaan air limbah dari buku
materi bidang air limbah
Kementerian PU
3.3.6.2. Kawasan Prioritas
Pengembangan Teknis
5
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
- Pemakaian septik tank konvensional di
masyarakat
3. Peluang (Opportunities)
- Tingkat keinginan masyarakat masih
tinggi
Dari hasil wawancara yang dilakukan
di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Energi Sumber Daya Mineral (PSDA &
ESDM) dan analisis penulis di dapatkan
data-data kawasan yang yang merupakan
prioritas pengembangan sistem
pengelolaan air limbah tepusat antara lain :
1. Kawasan Perumahan Bukit
Sendangmulyo (Tembalang)
2. Kawasan Perumahan Puri Dinar Mas
Meteseh (Tembalang)
3. Kawasan Perumahan Bukit Kencana
Meteseh (Tembalang)
3.3.7.Penilaian Kondisi/ Analisis Kondisi
Dalam penilaian situasi ini alat
analisis yang digunakan adalah Analisis
SWOT dengan menggambarkan kondisi
internal dan eksternal. Analisis SWOT
(Stenght, Weakness, Opportunities,
Threats) merupakan alat bantu
perencanaan strategis yang dapat
membantu perencanaan penetapan arah
kebijakan strategi untuk pengembangan
sarana dan prasarana air limbah di masa
mendatang.
1. Kekuatan (Strengths)
- Besarnya keinginan masyarakat
- Adanya lembaga lokal
- Adanya pendanaan sanitasi dari
pemerintah daerah
2. Kelemahan (Weaknesses)
- Belum adanya perda air limbah
- Adanya keinginan dari masyarakat
akan sistem air limbah
- Adanya sumber dana di Dinas terkait
air limbah
- Kepadatan penduduk saat ini masih
rendah
4. Ancaman (Threaths)
- Pertambahan penduduk berbanding
lurus dengan kuantitas air limbah
- Pemahaman masyarakat yang rendah
tentang air limbah
- Ketersediaan lahan semakin
berkurang
- Kurangnya sosialisasi dan masyarakat
belum percaya dengan teknologi
sistem air limbah
3.3.8.Alternatif Strategi Pengembangan
Berdasarkan pengolahan data dan
analisis strategi yang dirumuskan,
didapatkan beberapa kebijakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi dan
memperbaiki sistem pengelolaan air limbah
domestik di wilayah studi :
1. Pemberdayaan lembaga lokal di
masyarakat
2. Peningkatan koordinasi antar instansi
dengan lembaga lokal
3. Penataan permukiman melalui
perijinan mendirikan bangunan
4. Perencanaan pembuatan sistem
sanitasi secara terpusat
5. Pengembangan teknologi tepat guna
- Tidak ada pelibatan masyarakat
- Penyehatan lingkungan belum
terintegrasi dengan pengelolaan
sumber daya air
6
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
Dari hasil pembahasan dan analisis
serta merujuk pada tujuan penelitian maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Sistem pengelolaan air limbah domestik
di Kecamatan Tembalang, Candisari,
Banyumanik dan Pedurungan sebagai
berikut :
a. Pengelolaan air limbah belum
terintegrasi dengan sumber daya air
b. Tidak adanya lembaga pengelola air
limbah domestik di tingkat kecamatan
maupun kelurahan.
c. Pengelolaan air limbah domestik
belum dilakukan secara partisipatif
2. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka
didapatkan langkah-langkah yang perlu
dibenahi dalam pengelolaan air limbah
domestik:
Gambar 2. Pengelolaan eksisting dan rencana air
limbah domestik Wilayah Studi
Sumber : Analisis Penulis
3.3.9.Alternatif Teknologi Pengolahan
Air Limbah Domestik
Pemakaian teknologi yang tepat guna
di dalam pengelolaan maupun pengolahan
air limbah akan berdampak terhadap
effluen yang dikeluarkan. Berikut ini adalah
rekomendasi beberapa teknologi yang
dapat diterapkan pada Wilayah Studi :
1. Pemakaian bakteri pengurai untuk
menambah efektifitas septik tank
konvensional
2. Pemusatan saluran drainase perkotaan
sehingga tidak langsung ke badan air
penerima (sungai)
3. Small Bore Sewerage
4. Tangki Septik Bersusun dengan Filter
5. Tangki Septik Bersekat dengan Filter
dan Tanaman
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Pada Kecamatan Tembalang,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Septik tank komunal :
Kelurahan Jangli, Tandang,
Kedungmundu, Sendangguwo
Septik tank/ cubluk :
Kelurahan Bulusan, Mangunharjo,
Sendangmulyo, Sambiroto, Rowosari,
Meteseh, Kramas, Tembalang
b. Pada Kecamatan Candisari,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Small bore sewerage :
Kelurahan Tegalsari, Kr. Gunung,
Jomblang,Candi
Conventional sewerage :
Kelurahan Kaliwiru, Wonotingal, Jatingaleh
c. Pada Kecamatan Banyumanik,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Septik tank komunal :
Kelurahan Padangsari, Sumurboto,
Jabungan
Septik tank/ cubluk :
Kelurahan Gedawang, Banyumanik,
Srondol Wetan, Pedalangan,
Pudakpayung, Srondol Wetan, Tinjomoyo,
Ngesrep
4.1. Kesimpulan
7
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
d. Pada Kecamatan Pedurungan,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Small bore sewerage :
Kelurahan Gemah, Kalicari, Tlogosari
Kulon, Muktiharjo Kidul
Shallow sewer :
Kelurahan Pedurungan Lor, Pedurungan
Kidul, Plamongansari, Penggaron Kidul,
Tlogomulyo,Pedurungan Tengah, Palebon,
Tlogosari Wetan
e. Pengupayaan sistem on-site
berwawasan lingkungan
f. Pembuatan kesepakatan
sementara pengganti perda guna
membangun sistem sanitasi yang
baik.
g. Pemberdayaan masyarakat dan
lembaga lokal
h. Penetapan kawasan prioritas
i. Pemanfaatan teknologi tepat guna
Darmasetiawan, Martin. 2004. Sarana
Sanitasi Perkotaan. Jakarta :
Ekamitra Engineering.
Peraturan Daerah Kota Semarang nomor
13 tahun 2006 tentang Pengendalian
Lingkungan Hidup
RTRW Kota Semarang 2010-2030
Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS).
2010. Tahap C Penyusunan
Dokumen Strategi Sanitasi Kota.
Jakarta
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut
maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Pelibatan masyarakat akan membantu
berjalannya sistem pengelolaan air
limbah domestik.
2. Penentuan sistem dan teknologi yang
dipakai pada suatu Wilayah Studi baik
memakai sistem on-site maupun off-site
diperlukan kajian teknis yang lebih
mendalam baik dalam segi biaya, teknis
operasional, partisipasi masyarakat
maupun kebijakan pemerintah.
3. Dilakukan penyuluhan dan sosialisasii
tentang pengelolaan air limbah domestik
ke masyarakat.
Daftar Pustaka
Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman. 2012.
Materi Bidang Air Limbah, Desiminasi
dan Sosialisasi Keteknikan Bidang
PLP. Penerbit : Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum.
8
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
KECAMATAN TEMBALANG, CANDISARI, BANYUMANIK DAN
PEDURUNGAN KOTA SEMARANG
Nova Henri Rahmawan*), Wiharyanto Oktiawan**), Irawan Wisnu Wardana**)
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Semarang
Web : www.enveng.ac.id
ABSTRAK
Air limbah domestik merupakan salah satu permasalahan kota Semarang yang
kompleks, dan hampir terkesampingkan dibanding dengan pengelolaan persampahan, tidak
terkecuali dengan Kecamatan Tembalang, Candisari, Banyumanik dan Pedurungan. Untuk itu
telah dilakukan studi identifikasi tentang pengelolaan air limbah domestik pada Kecamatan
Tembalang, Candisari, Banyumanik dan Pedurungan sebagai wilayah studi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Data yang
diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan didukung data-data sekunder dari
dinas-dinas terkait untuk mengetahui keadaan eksisting Wilayah Studi dengan analisis dari
aspek kelembagaan, peran serta masyarakat, peraturan, pembiayaan dan teknis operasional.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan data bahwa pengelolaan air limbah domestik Wilayah
Studi hanya sebatas pembuangan air limbah kamar mandi (grey water) pada saluran drainase
dan air limbah tinja (black water) dengan pengolahan septik tank yang diduga menggunakan
struktur bangunan yang kurang memadai.
Berdasarkan analisis SWOT di dapatkan kebijiakan strategi pengelolaan air limbah
domestik antara lain pengupayaan sistem sanitasi yang berwawasan lingkungan baik on-site
maupun off-site, pelibatan masyarakat dan organisasi lokal dalam pengelolaan air limbah
domestik,pemanfaatan teknologi (mikroorganisme pengurai) sebagai perbaikan sarana
pengolahan air limbah dan penetapan kawasan-kawasan yang menjadi prioritas untuk dijadikan
kawasan percontohan sistem pengelolaan air limbah secara terpusat/ komunal. Kawasan yang
menjadi prioritas penerapan sistem pengelolaan air limbah terpusat antara lain Kelurahan
Sendangmulyo, Meteseh, Bulusan, dan Kawasan Perumnas pada Kelurahan Srondol Wetan
dan Padangsari.
Kata kunci : Pengelolaan, air limbah domestik, Kecamatan Tembalang, Candisari, Banyumanik
dan Pedurungan Kota Semarang.
ABSTRACT
Domestic wastewater is one of the complex problems of the city of Semarang, and
almost shadowed compared with waste management, is no exception to the District Tembalang,
Candisari, Banyumanik and Pedurungan. To identify studies that have been done on the
management of domestic waste water in District Tembalang, Candisari, Banyumanik and
Pedurungan as the study area.
The method used is the method of qualitative analysis. Data were obtained through
interviews using questionnaires and secondary data backed up from the relevant agencies to
determine the existing conditions of the study area with the analysis of institutional aspects,
public participation, regulatory, financing and operational techniques. Based on the analysis of
the obtained data that the domestic waste water management study area was limited to
disposal of waste water showers (gray water) in the wastewater drainage and stools (black
water) with the processing of septic tanks suspected of using inadequate structures.
Based on the SWOT analysis in policy get domestic wastewater management strategies
such as the pursuit of environmentally sound sanitation systems both on-site and off-site,
community involvement, and local organizations in the management of domestic waste water,
use of technology (decomposing microorganisms) as water treatment plant improvements
waste and determining which areas a priority to serve as a pilot area of wastewater
management systems are centralized / communal. The area is a priority the implementation of
1
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
centralized wastewater treatment systems including Sub Sendangmulyo, Meteseh, Bulusan and
Housing in Urban Areas Srondol Wetan and Padangsari.
Keywords: management, domestic wastewater, District Tembalang, Candisari, Banyumanik and
Pedurungan Semarang.
2
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
1. PENDAHULUAN
Lingkungan permukiman yang bersih
dan sehat merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Kota Semarang
terdiri dari 16 kecamatan dan 177
kelurahan. Kota Semarang memiliki jumlah
penduduk sebesar 1,5 juta jiwa dan
terkonsentrasi pada pusat permukiman
yang padat. Beberapa kawasan
permukiman daerah pinggiran yang
berkembang saat ini adalah Tembalang,
Banyumanik, Ngaliyan, Mijen, Tugu,
Genuk, Gunungpati dan Pedurungan.
Salah satu sebab terjadinya hal tersebut
dikarenakan adanya proses gentrifikasi.
Berdasarkan kondisi eksisting, arah
perkembangan fisik kota Semarang lebih
mengarah ke arah selatan, sesuai dengan
rencana kebijakan serta kondisi alam yang
lebih aman dari rob dan banjir yang sering
melanda Kota Semarang. Khususnya
Kawasan Tembalang, Candisari,
Banyumanik dan Pedurungan.
Kepadatan Penduduk yang tinggi di
kecamatan-kecamatan tersebut akan
menghasilkan suatu buangan domestik
yang sangat besar terutama di kawasan
Kecamatan Tembalang yang berdampak
pemakaian lahan untuk permukiman
penduduk yang akan terus meningkat
setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk
tersebut secara otomatis juga akan
menyebabkan adanya peningkatan volume
air limbah yang dihasilkan setiap harinya.
Dampak dari tingginya populasi penduduk
yang ditandai dengan berbagai
pembangunan perumahan yang semakin
padat tanpa ditunjang dengan sistem
sanitasi yang baik yaitu meningkatnya
bahaya pencemaran, penurunan kualitas
lingkungan serta membahayakan
kesehatan masyarakat.
2. METODOLOGI STUDI
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Air Bersih
Dari hasil observasi didapatkan data
bahwa Kecamatan Tembalang,
Banyumanik dan Pedurungan masih
dominan pemakaian air bersih dari PDAM,
sedangkan Kecamatan Candisari dominan
pemakaian sumur bor untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat. Menurut
masyarakat bahwa air yang digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari
masih memiliki keadaan jernih, dan hanya
sebagian kecil saja yang berkeadaan
keruh.
Selain dari sumber PDAM dan sumur,
masyarakat juga memanfaatkan adanya
program PAMSIMAS pada beberapa
daerah yang belum terlayani air bersih
PDAM.
3
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
3.2. Sosial Ekonomi
Dari data kuesioner didapatkan data
sebagian besar masyarakat pada Wilayah
Studi memiliki penghasilan 1,5-3 juta.
Selain hal tersebut dari kuesioner
didapatkan tingkat keinginan masyarakat
akan penerapan sistem pengelolaan air
limbah secara komunal/ terpusat. Sebesar
68% masyarakat antusias di dalam
penerapan sistem ini.
3.3. Tingkat Kesehatan
Kondisi tingkat kesehatan
masyarakat pada Wilayah Studi dapat
diindikasikan dengan pemakaian sarana
sanitasi yang baik. Pada Wilayah Studi
sebagian besar masyarakat dengan
prosentase rata-rata 90% sudah memakai
jamban sehat, hal ini didukung dengan
data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Data dari kuesioner menyebutkan
masyarakat pada Wilayah Studi tidak
memiliki riwayat penyakit yang khusus
pada suatu wilayah.
Dari Dinas Kesehatan didapatkan
data bahwa sebagian besar penyakit yang
disebabkan karena buruknya kondisi
sanitasi pada masyarakat Wilayah Studi
antara lain :
1. Diare
2. Demam Berdarah
3. Malaria
3.4. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Domestik Wilayah Studi
3.3.1.Aspek Kelembagaan
Menurut Peraturan Daerah Kota
Semarang No.12 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kota Semarang dan juga Peraturan Daerah
Kota Semarang No.13 tahun 2008 terdapat
5 instansi yang memiliki tupoksi sebagai
pengelola air limbah Kota Semarang yaitu :
1.
2.
3.
4.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Dinas Kesehatan
5. Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air dan Energi Sumber Daya
Mineral (PSDA dan ESDM)
3.3.2.Aspek Pembiayaan
Kriteria pemanfaatan sumber dana
APBD Kota Semarang ini diperuntukkan
bagi program-program kegiatan yang
mempunyai skala pelayanan lokal.
Sumber-sumber pendapatan Kota
Semarang meliputi :
Pendapatan Asli Daerah, antara lain
pajak daerah, retribusi daerah,
perusahaan daerah, penerimaan
dinas
Dana Perimbangan Pemerintah
Pusat
Dana Pemerintah Provinsi
Lain-lain pendapatan yang sah
Gambar 1. Grafik Prosentase Proporsi
Pendanaan Pembangunan
Sumber : APBD Kota Semarang.2006-2010
3.3.3.Aspek Peraturan
Dalam upaya pengelolaan air limbah
domestik aspek peraturan perundangundangan merupakan aspek yang penting
sebagai acuan normatif dalam pengelolaan
air limbah domestik. Terkait dengan
regulasi yang secara khusus mengatur
pengelolaan air limbah domestik, ditingkat
nasional maupun daerah terutama wilayah
Kota Semarang belum ada, namun ada
beberapa peraturan perundang-undangan
yang relevan yaitu :
1. Perda Kota Semarang no.13
tahun 2006 tentang pengendalian
lingkungan hidup
2. Undang-undang Sumber Daya Air
no.7 tahun 2004 pasal 21 ayat 2
4
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
3. Undang-Undang no.23 tahun
1992 tentang kesehatan
4. Undang-Undang no.23 tahun
1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup
5. Undang-Undang no.4 tahun 1992
tentang Perumahan dan
Permukiman
yang juga kurang memahami teknik
sanitasi yang benar.
3.3.4.Aspek Peran Serta Masyarakat
Secara umum masyarakat selama ini
mengatasi masalah sanitasi terutama air
limbah cukup responsif, hal ini terlihat
bahwa sebagian besar warga, baik itu
warga yang miskin maupun yang mampu
sudah menggunakan sanitasi dan buang
air besar yang yang benar. Cuma sebagian
kecil saja yang masih menggunakan cara
buang air besar yang kurang benar.
3.3.5.Aspek Teknis Operasional
3.3.5.1. Debit Air Limbah Domestik
3.3.5.3. Pengelolaan Air Non-tinja
Pengelolaan limbah non tinja di wilayah
studi secara umum dialirkan ke saluran
drainase yang kemudian akan mengalir
melalui saluran drainase ke badan air
penerima/air permukaan dan sebagian juga
akan masuk ke dalam tanah selama proses
mengalirnya limbah non tinja tersebut
berlangsung di permukaan.
3.3.6.Analisis Strategi Pengelolaan Air
Limbah Domestik Wilayah Studi
3.3.6.1. Pemilihan Sistem Pengelolaan
3.3.5.2. Pengelolaan Air Tinja
Sistem pengolahan air limbah yang
terdapat pada wilayah studi hampir
sepenuhnya menerapkan sistem on-site di
mana pada tiap bangunan atau tiap rumah
memiliki sarana pengolahan sendiri dalam
bentuk septik tank dan cubluk yang
melimpaskan air limpasannya ke dalam
media tanah atau langsung ke saluran
drainase. Akan tetapi secara keseluruhan,
pemahaman tentang teknik pembangunan
instalasi air limbah masih sangat kurang,
karena pembangunan WC dan tangki
septik dipercayakan pada tukang batu,
Kriteria pemilihan dan penetapan
sistem pengelolaan air limbah didasarkan
dari beberapa indikator yang mendukung
terlaksananya sistem tersebut pada suatu
wilayah. Sistem yang terpilih ditentukan
berdasarkan kerangka waktu perencanaan
jangka panjang. Secara garis besar sistem
pengelolaan air limbah domestik terdiri dari
dua sistem yaitu sistem setempat (on site)
dan sistem terpusat (off site).
Untuk pemilihan sistem digunakan
2 sistem dan diagram dari 2 sumber yang
berbeda untuk membandingkan sistem
yang diterapkan dan lebih tepat dalam
pemilihan sistem untuk suatu wilayah, yaitu
1. Diagram pemilihan dan penahapan
untuk sistem sanitasi terpusat atau
setempat dari buku pengembangan
SSK tahap C
2. Skema pemilihan sistem
pengelolaan air limbah dari buku
materi bidang air limbah
Kementerian PU
3.3.6.2. Kawasan Prioritas
Pengembangan Teknis
5
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
- Pemakaian septik tank konvensional di
masyarakat
3. Peluang (Opportunities)
- Tingkat keinginan masyarakat masih
tinggi
Dari hasil wawancara yang dilakukan
di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Energi Sumber Daya Mineral (PSDA &
ESDM) dan analisis penulis di dapatkan
data-data kawasan yang yang merupakan
prioritas pengembangan sistem
pengelolaan air limbah tepusat antara lain :
1. Kawasan Perumahan Bukit
Sendangmulyo (Tembalang)
2. Kawasan Perumahan Puri Dinar Mas
Meteseh (Tembalang)
3. Kawasan Perumahan Bukit Kencana
Meteseh (Tembalang)
3.3.7.Penilaian Kondisi/ Analisis Kondisi
Dalam penilaian situasi ini alat
analisis yang digunakan adalah Analisis
SWOT dengan menggambarkan kondisi
internal dan eksternal. Analisis SWOT
(Stenght, Weakness, Opportunities,
Threats) merupakan alat bantu
perencanaan strategis yang dapat
membantu perencanaan penetapan arah
kebijakan strategi untuk pengembangan
sarana dan prasarana air limbah di masa
mendatang.
1. Kekuatan (Strengths)
- Besarnya keinginan masyarakat
- Adanya lembaga lokal
- Adanya pendanaan sanitasi dari
pemerintah daerah
2. Kelemahan (Weaknesses)
- Belum adanya perda air limbah
- Adanya keinginan dari masyarakat
akan sistem air limbah
- Adanya sumber dana di Dinas terkait
air limbah
- Kepadatan penduduk saat ini masih
rendah
4. Ancaman (Threaths)
- Pertambahan penduduk berbanding
lurus dengan kuantitas air limbah
- Pemahaman masyarakat yang rendah
tentang air limbah
- Ketersediaan lahan semakin
berkurang
- Kurangnya sosialisasi dan masyarakat
belum percaya dengan teknologi
sistem air limbah
3.3.8.Alternatif Strategi Pengembangan
Berdasarkan pengolahan data dan
analisis strategi yang dirumuskan,
didapatkan beberapa kebijakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi dan
memperbaiki sistem pengelolaan air limbah
domestik di wilayah studi :
1. Pemberdayaan lembaga lokal di
masyarakat
2. Peningkatan koordinasi antar instansi
dengan lembaga lokal
3. Penataan permukiman melalui
perijinan mendirikan bangunan
4. Perencanaan pembuatan sistem
sanitasi secara terpusat
5. Pengembangan teknologi tepat guna
- Tidak ada pelibatan masyarakat
- Penyehatan lingkungan belum
terintegrasi dengan pengelolaan
sumber daya air
6
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
Dari hasil pembahasan dan analisis
serta merujuk pada tujuan penelitian maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Sistem pengelolaan air limbah domestik
di Kecamatan Tembalang, Candisari,
Banyumanik dan Pedurungan sebagai
berikut :
a. Pengelolaan air limbah belum
terintegrasi dengan sumber daya air
b. Tidak adanya lembaga pengelola air
limbah domestik di tingkat kecamatan
maupun kelurahan.
c. Pengelolaan air limbah domestik
belum dilakukan secara partisipatif
2. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka
didapatkan langkah-langkah yang perlu
dibenahi dalam pengelolaan air limbah
domestik:
Gambar 2. Pengelolaan eksisting dan rencana air
limbah domestik Wilayah Studi
Sumber : Analisis Penulis
3.3.9.Alternatif Teknologi Pengolahan
Air Limbah Domestik
Pemakaian teknologi yang tepat guna
di dalam pengelolaan maupun pengolahan
air limbah akan berdampak terhadap
effluen yang dikeluarkan. Berikut ini adalah
rekomendasi beberapa teknologi yang
dapat diterapkan pada Wilayah Studi :
1. Pemakaian bakteri pengurai untuk
menambah efektifitas septik tank
konvensional
2. Pemusatan saluran drainase perkotaan
sehingga tidak langsung ke badan air
penerima (sungai)
3. Small Bore Sewerage
4. Tangki Septik Bersusun dengan Filter
5. Tangki Septik Bersekat dengan Filter
dan Tanaman
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Pada Kecamatan Tembalang,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Septik tank komunal :
Kelurahan Jangli, Tandang,
Kedungmundu, Sendangguwo
Septik tank/ cubluk :
Kelurahan Bulusan, Mangunharjo,
Sendangmulyo, Sambiroto, Rowosari,
Meteseh, Kramas, Tembalang
b. Pada Kecamatan Candisari,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Small bore sewerage :
Kelurahan Tegalsari, Kr. Gunung,
Jomblang,Candi
Conventional sewerage :
Kelurahan Kaliwiru, Wonotingal, Jatingaleh
c. Pada Kecamatan Banyumanik,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Septik tank komunal :
Kelurahan Padangsari, Sumurboto,
Jabungan
Septik tank/ cubluk :
Kelurahan Gedawang, Banyumanik,
Srondol Wetan, Pedalangan,
Pudakpayung, Srondol Wetan, Tinjomoyo,
Ngesrep
4.1. Kesimpulan
7
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
d. Pada Kecamatan Pedurungan,
pemilihan sistem sanitasi per
kelurahan menurut prioritas,
Small bore sewerage :
Kelurahan Gemah, Kalicari, Tlogosari
Kulon, Muktiharjo Kidul
Shallow sewer :
Kelurahan Pedurungan Lor, Pedurungan
Kidul, Plamongansari, Penggaron Kidul,
Tlogomulyo,Pedurungan Tengah, Palebon,
Tlogosari Wetan
e. Pengupayaan sistem on-site
berwawasan lingkungan
f. Pembuatan kesepakatan
sementara pengganti perda guna
membangun sistem sanitasi yang
baik.
g. Pemberdayaan masyarakat dan
lembaga lokal
h. Penetapan kawasan prioritas
i. Pemanfaatan teknologi tepat guna
Darmasetiawan, Martin. 2004. Sarana
Sanitasi Perkotaan. Jakarta :
Ekamitra Engineering.
Peraturan Daerah Kota Semarang nomor
13 tahun 2006 tentang Pengendalian
Lingkungan Hidup
RTRW Kota Semarang 2010-2030
Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS).
2010. Tahap C Penyusunan
Dokumen Strategi Sanitasi Kota.
Jakarta
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut
maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Pelibatan masyarakat akan membantu
berjalannya sistem pengelolaan air
limbah domestik.
2. Penentuan sistem dan teknologi yang
dipakai pada suatu Wilayah Studi baik
memakai sistem on-site maupun off-site
diperlukan kajian teknis yang lebih
mendalam baik dalam segi biaya, teknis
operasional, partisipasi masyarakat
maupun kebijakan pemerintah.
3. Dilakukan penyuluhan dan sosialisasii
tentang pengelolaan air limbah domestik
ke masyarakat.
Daftar Pustaka
Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman. 2012.
Materi Bidang Air Limbah, Desiminasi
dan Sosialisasi Keteknikan Bidang
PLP. Penerbit : Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum.
8
Keterangan : *) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP
**) Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP