Contoh Proposal PTK dan Langkah Langkah Menyusun PTK dengan Mudah

Contoh Proposal PTK
A. Judul: Peningkatan Motivasi Belajar Matematika dengan Penerapan Pendekatan
Kuantum pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri1 Jambi
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan pelajaran pokok di sekolah, selain bahasa Indonesia
Matematika merupakan salah satu mapel yang di-UASBN-kan
Tujuan utama pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa ...
Oleh karena itu, sudah semestinya siswa memiliki motivasi belajar
matematika yang tinggi
Namun demikian, selama ini pelajaran matematika diwedheni
Siswa benci dengan matematik, sehingga motivasi belajar matematika
mereka rendah
Guru bingung: bagaimana saya mengajarkan matematika pada situasi
sekarang ini?
Salah satu model pembelajaran matematika yang modern, aktual, dan
menarik adalah pendekatan kuantum. Pendekatan ini, Insya Allah, dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
yang mampet.
Penelitian ini akan berupaya meningkatkan motivasi belajar matematika
melalui penerapan pendekatan kuantum


2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang masalah di atas, rumusan
masalah PTK ini adalah bagaimanakah upaya peningkatan motivasi belajar
Matematika melalui penerapan pendekatan kuantum pada siswa Kelas X-3 SMA
Negeri1 Jambi?

3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan PTK ini adalah untuk
meningkatkan motivasi belajar Matematika melalui penerapan pendekatan
kuantum pada siswa Kelas X-3 SMA Negeri1 Jambi.

4. Manfaat Hasil Penelitian
a. Bagi Siswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membangkitkan motivasi belajar
Matematika siswa. Siapa tahu, dengan tingginya motivasi belajar itu,dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika.
b. Bagi Guru
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kemampuan guru dalam
mengajarkan Matematika di sekolah. Melalui cara dan strategi yang

diterapkan, guru akan memiliki pengalaman yang baru.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan suasana
belajar yang menyenangkan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan
itu, mudah-mudahan semangat kerja segenap warga sekolah baik guru,
siswa, kepala sekolah, tukang kebun, serta orang tua siswa dan komite
sekolah akan semakin tinggi. Pada gilirannya, diharapkan prestasi sekolah
akan semakin meningkat dan layak mendapatkan penghargaan yang
setimpal.

C. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
1. Motivasi Belajar Matematika
a. Konsep Motivasi Belajar Matematika
Menurut Sukirin (1996) motivasi belajar dalah keadaan jiwa seseorang
terkait dengan kehendak untuk belajar. Sementara itu, Sarwono (2000)
menyebut bahwa motivasi belajar adalah ......
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah .... Dengan demikian, dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
motivasi belajar matematika adalah .... terhadap pelajaran matematika di
sekolah.

b. Jenis Motivasi Belajar Matematika
c. Usaha untuk Meningkatkan Motivasi Melajar Matematika
2. Pendekatan Kuantum
a. Pengertian/Konsep Pendekatan Kuantum
b. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum
3. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan uraian pada kajian teori di atas, hipotesis tindakan PTK ini
adalah jika pendekatan Kuantum diterapkan pada pembelajaran Matematika,
diharapkan motivasi belajar matematika siswa meningkat.

D. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran
2008/2009. Direncanakan PTK ini akan berlangsung di SD Negeri 2 Mirit, Kec.
Mirit, Kab. Kebumen. SD ini terletak di daerah pesisir pantai selatan Jawa
tengah. SD ini terletak 65 km dari kota Kebumen. Dari kota kantor kecamatan,
SD ini terletakdi sebelah timur selatan.
Adapun yang menjadi subjek PTK ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 2 Mirit

yang berjumlah 23 siswa. Jumlah itu terdiri dari 13 perempuan dan 10 laki-laki.
Sebagian besar orang tua siswa adalah nelayan, yakni ada 13 siswa. Selain itu
ada 7 siswa yang orangtuanya memiliki profesi sebagai petani. Sisanya, yakni 3
siswa memiliki orang tua yang tidak jelas pekerjaannya.
PTK ini dilakukan oleh peneliti dan sejumlah kolabolator. Adapun kolabolator
PTK ini adalah kepala sekolah, teman sejawat yakni seorang guru, dan seorang
nara sumber, yakni Drs. Abdul Muluk, M. Pd. seorang dosen di Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
Pada tahap ini, akan dilakukan kegiatan pemberian angket dan
wawancara tentang motivasi belajar pada para siswa. Kedua intrumen
digunakan untuk mengungkap sejauhmana keadaan motivasi belajar siswa.
Setelah diketahui keadaan motivasi belajar itu, peneliti dan kolabolator
akan mendiskusikan untuk memilih alternatif tindakan yang harus
dilakukan. Adapun alternatif tindakan itu adalah penerapan pendekatan
Kuantum pada pembelajaran matematika.
Selain itu, peneliti dan kolabolator menyiapkan perangkat pelajaran yang
berupa RPP serta keperluan lainnya seperti media, materi, dan evaluasi
pembelajaran.


b. Implementasi Tindakan
Adapun tindakan yang akan diterapkan pada PTK ini adalah penerapan
pendekatan Kuantum dalam pembelajaran matematika. Langkah-langkah
pembelajaran matematika dengan pendekatan kuantum dapat
dideskripsikan sbb.:
(1) Guru menyiapkan materi dan kegiatan pembelajaran
(2) ....
(3) ....
(4) ....
(5)
Nah, tindakan itu direncanakan akan dilakukan sebanyak 5 kali tatap
muka dengan jadwal sbb.:

No.

Hari/Tanggal Kompetensi Dasar

Materi
Pokok


1.

Senin/ 17-109

Bilangan
pecahan

Siswa dapat
menjumlahkan
bilangan pecahan

2.
3.
4.
5.

c. Observasi dan Monitoring
Kegiatan observasi dan monitoring akan dilakukan ketika implementasi
tindakan dilakukan. Jadi, ketika tatap muka pembelajaran matematika

dengan penerapan pendekatan Kuantum itu terjadi, dilakukanlah kegiatan
observasi dan monitoring ini.
Adapun yang melakukan kegiatan observasi dan monitoring ini adalah
peneliti sendiri dan teman sejawat, guru, sebagai kolabolator. Guru yang
dijadikan kolabolator adalah Bapak Samidi, S.Pd. Beliau seorang guru
lulusan UT (Un. Setu minggu cabang Kebumen) program studi pendidikan
Bahasa Indonesia.
Adapun yang menjadi bahan observasi adalah kegiatan pembelajaran
matematika dengan pendekatan Kuantum di kelas. Dengan demikian, sikap,
perilaku, dan hasil belajar siswa serta kegiatan guru dalam mengajar
menjadi bahan untuk diobservasi.
Alat yang digunakan untuk kegiatan observasi dan monitoring PTK ini
adalah pedoman observasi, catatan lapangan, jurnal, dan angket.
d. Analisis dan Refleksi
Kegiatan analisis dan refleksi akan dilakukan oleh peneliti dan kolabolator
setelah implementasi tindakan dilakukan.
Adapaun bahan yang dianalisis adalah data-data hasil observasi dan
monitoring. Jadi, data-data dari observasi, catatan lapangan, dan angket
akan dianalisis untuk disimpulkan. Berdasarkan analisis inilah peneliti dan
kolabolator akan menyimpulkan: apakah tindakan yang diterapkan sudah

atau belum berhasil.

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada PTK ini adalah pedoman
observasi, catatan lapangan, jurnal, dan angket.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam PTK ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakajn
untuk menganalisis data-data yang berupa proses kegiatan pembelajaran.
Sementara itu, teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menganalisis skor motivasi belajar matematika siswa antara sebelum dan
sesudah implementasi tindakan dilakukan.
Tabel skor motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan

No.
1.
2.
dst

Nama

Siswa
Budi
Siti

Rata-rata

Sebelum
Tindakan
57
45

Sesudah
Tindakan
75
50

Keterangan
Naik
Naik 5


53

61

Naik

5. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan PTK ini adalah jika terjadi peningkatan
perilaku dan sikap serta skor angket motivasi belajar siswa.

6. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal PTK ini adalah sbb.
a. Penyusunan proposal
: Desember 2008
b. Penyiapan perangkat pembelajaran
: Januari 2009
c. Implementasi Tindakan dan Observasi
: Februari-Maret 2009
d. Analisis Data
: April 2009

e. Penyusunan laporan
: Mei 2009

Laporan PTK
I.
Pendahuluan
II.
Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
III. Metode Penelitian
IV.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
(deskripsikan tahapan per siklus, lalu dilanjutkan pembahasan)
V.
Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
Kastam Syamsi:
HP: 081328303496
Rumah: 0274-4395714
E-mail:
kastam@uny.ac.id
kastam_jogja@yahoo.co.id
copeuny@yahoo.ci.id

7 Rahasia Menyusun PTK dengan Mudah
Oleh: M. Syukur Salman.
Menulis bagi guru adalah merupakan suatu tuntutan. Kalimat tersebut tentu saja
berkonotasi tekanan serta sesuatu yang seakan guru tidak senangi tetapi harus
dilakukan. Hal tersebut semestinya tidak perlu terjadi jika guru dapat menghayati jati
dirinya sebagai seorang penulis. Berapa banyak materi yang guru telah hasilkan lewat
tulisan. Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang di dalam “bertumpuk” tulisan
yang menggambarkan proses pembelajaran yang berlangsung. Betapa sering guru
menyusun soal bahkan bank soal. Tak terhitung lagi jumlah catatan-catatan kecil
yang ditulis oleh guru untuk mengoreksi tugas atau pekerjaan siswa. Semuanya itu
yang jelas dan hampir pasti dilakukan guru.
Jika kita lebih memperdalam, maka dapat diungkap bahwa telah sekian kali guru
melakukan proses pembelajaran dengan berbagai teknik dan metode pembelajaran
yang semuanya dapat dijadikan sebuah tulisan bahkan dapat menjadi laporan
penelitian. Penelitian yang dianggap sangat mungkin dan mudah bagi guru adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara sederhana, PTK adalah penelitian yang
dilaksanakan di dalam kelas oleh guru tanpa harus menyita waktu khusus untuk
meneliti, sehingga penelitian ini dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran di
kelas oleh guru. Inilah salah satu kemudahan PTK jika guru ingin menyusun sebuah
laporan penelitian. Namun, tidak hanya itu, ada beberapa “rahasia” mengapa PTK
diyakini mudah untuk dilakukan oleh seorang guru.
Seorang guru yang akan menyusun sebuah laporan PTK harus terlebih dahulu
menghilangkan anggapan bahwa PTK itu sulit. Pendapat itu didasari oleh
pengetahuan tentang PTK yang diperoleh melalui bangku kuliah memang terbilang
rumit, karena mulai pengajuan judul, proposal, sampai penyusunan laporan banyak
perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh dosen pembimbing disertai dengan
“penderitaan” jika dosen pembimbingnya termasuk yang “killer”. Bahkan, sebagian
dari mereka ada yang gagal dan harus mengulang karena PTK nya ditolak.
Pengalaman itu sebenarnya adalah wajar, karena masih berstatus mahasiswa yang
akan memeroleh gelar sarjana atau master.
PTK yang disusun oleh guru untuk keperluan kenaikan pangkat atau golongan tentu
tidak sesulit itu lagi karena pengetahuan dan aplikasinya telah kita ketahui, bahkan
bisa menjadi mudah dengan beberapa rahasia agar PTK yang kita susun dapat
diterima atau dinilai.
Rahasianya sebagai berikut:
1. Ide
Ide harus brillian, artinya kreatif serta menarik. Akan lebih baik jika ide itu
belum pernah disinggung pada penelitian lainnya. Ide penting untuk memberi
arah pada penelitian yang akan disusun. Hampir semua proses pembelajaran
yang dilakukan sebagai penjelmaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta Indikator, memunyai masalah atau tidak sempurna, sehingga ide yang
brillian tadi akan memilih masalah yang cocok dengan sendirinya. Tapi, tentu
saja masalah dapat pula menentukan ide. Intinya, ide harus jitu. Misalnya,
idenya adalah Heandphone (HP). Pertanyaaannya adalah, pembelajaran apa
yang cocok dengan media HP. Jika di SD contoh ide adalah Bekas Minuman Teh
Gelas.

2. Judul
Penyusunan kalimat judul PTK juga harus menarik minat. Judul tentu berkaitan
erat dengan ide, bahkan judul dapat menggambarkan ide yang brillian tadi.
Contoh judul berdasarkan ide di atas sebagai berikut: a. Peningkatan
Kemampuan Membuat Kalimat Aktif Melalui Pemanfaatan Media SMS HP pada
Siswa Kelas ….. b. Peningkatan Kemampuan Menyebutkan Kata-kata Berawalan
me Melalui Tulisan pada Bekas Minuman Teh Gelas pada Siswa Kelas…. Judul di
atas akan lebih menarik jika kita membuat judul PTK yang konvensional, seperti
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa melalui Metode Diskusi di SMP…. Ingat,
penilai PTK untuk guru sangat kurang sedangkan yang akan dinilai sangat
banyak, sehingga dibutuhkan ketertarikan penilai untuk membaca PTK yang
telah kita susun.

3. Latar Belakang
Biasa disebut latar belakang masalah. Tunjukkan bahwa masalah “kalimat aktif”
atau “kata berawalan me” memang menjadi masalah di kelas yang kita ajar.
Meski diharapkan pembahasan latar belakang dimulai yang luas lalu terperinci
di dalam kelas kita dengan masalah yang detail pula, namun keluasan
pembahasan tidak perlu sampai membahas yang terlalu luas.
4. Kajian Pustaka
Pada bagian ini, meski lebih panjang dalam uraiannya, namun sangat mudah
menyusunnya. Semua variabel pada judul usahakan mendapat rujukan yang
sesuai. Pada judul a, rujukan yang harus ada adalah Jenis-jenis kalimat,
kalimat aktif, SMS dan HP, serta KTSP. Pada judul b, rujukan yang harus ada
adalah jenis-jenis kata, kata-kata berawalan, barang bekas, dan anak SD. Saat
ini mencari literatur tidak lagi sulit, selain buku di perpustakaan sekolah sudah
banyak, internet juga menyediakan literatur-literatur yang kapabel, bahkan ebook dapat ditemukan dengan mudah untuk memperkuat kajian pustaka
penelitian kita.

5. Siklus
Tak mengapa jika langsung menentukan 2 siklus dengan setiap siklus 2 kali
pertemuan. Hal ini dengan anggapan, bahwa 1 siklus adalah penelitian
seadanya dan 3 siklus adalah penelitian bertele-tele bahkan dapat mengganggu
proses pembelajaran yang sementara berlangsung. Siklus 1 dan 2, pada
dasarnya sama. Hanya yang perlu ada adalah hasil refleksi siklus 1 harus
menampakkan bahwa belum sempurnah atau belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan berbagai kendala. Itulah yang menjadi
alasan dilakukannya siklus 2. Pada siklus 2 semua kendala di atasi dengan
penambahan 1 atau 2 kegiatan baru yang merupakan penyempurnaan siklus 1.
6. Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini, sangat dianjurkan untuk memberikan grafik pencapaian
terhadap kriteria-kriteria penilaian seperti sangat tepat, tepat, kurang tepat,
dan tidak tepat. Pada judul a, penilaiannya antara lain a. Kecepatan penulisan
SMS, b. Kebenaran kalimat yang ditulis, dan c. Kreatifitas kalimat yang tidak

monoton. Maka, grafik yang dibuat ada 3 grafik untuk masing-masing siklus.
Grafik ini akan memberi gambaran nyata terjadinya peningkatan dari siklus I ke
siklus II bahkan dapat ditambah sebelum siklus 1 ada pra tindakan.

7. Lampiran
Ada kemungkinan lembaran lampiran lebih banyak daripada isi laporan PTK.
Lampiran identik dengan standar otentifikasi PTK kita. Semua yang berkenaan
dengan penelitian sebisanya dilampirkan. Untuk judul a, yang dilampirkan
antara lain: daftar nama siswa (foto copi absen), lampiran nilai grafik 6 lembar
atau 9 lembar, soal tes tertulis, contoh hasil pekerjaan siswa, daftar nilai hasil
setiap siklus, foto proses pembelajaran dengan menggunakan HP untuk sms.
Demikian, ketujuh yang penulis sebut sebagai rahasia. Rahasia karena itulah yang
paling penting untuk dimaksimalkan penulisannya dan ketujuh hal tersebut mudah
untuk mengulasnya secara benar sebagaimana petunjuk singkat di atas. Jika ketujuh
hal tersebut mudah, maka tentu saja hal lainnya dalam PTK akan lebih mudah lagi.
Oleh karena itu, mungkin tak ada alasan lagi jika seorang guru mengatakan sulit
dalam menyusun PTK, kecuali bagi guru yang tidak mau. SEKIAN (Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/19/7-rahasia-menyusun-ptk-denganmudah-561391.html)