Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 103 TAHUN 2001
TENTANG
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN
SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA
LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: bahwa dalam rangka mendukung terselenggaranya tertib administrasi pemerintahan
dipandang perlu menetapkan kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan
organisasi, dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;

Mengingat

: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
4. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN
ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN.

BAB I …

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN

Bagian Pertama
Kedudukan

Pasal 1

(1)

Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia, yang
selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut LPND adalah lembaga pemerintah pusat yang
dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden.

(2)

LPND berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Pasal 2

LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3

LPND terdiri dari:
1.

Lembaga Administrasi Negara disingkat LAN;

2.

Arsip Nasional Republik Indonesia disingkat ANRI;

3.

Badan Kepegawaian Negara disingkat BKN;

4.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia disingkat PERPUSNAS;


5.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional disingkat BAPPENAS;

6.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan disingkat BAPEDAL;

7.

Badan Pusat Statistik disingkat BPS;

8.

Badan Standardisasi Nasional disingkat BSN;

9.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir disingkat BAPETEN;


10.

Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN;

11.

Badan Intelijen Negara disingkat BIN;

12.

Lembaga Sandi Negara disingkat LEMSANEG;

13.

Badan Urusan Logistik disingkat BULOG;
14. Badan …

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

14.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional disingkat BKKBN;

15.

Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional disingkat LAPAN;

16.

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional disingkat BAKOSURTANAL;

17.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan disingkat BPKP;

18.


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia disingkat LIPI;

19.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi disingkat BPPT;

20.

Badan Koordinasi Penanaman Modal disingkat BKPM;

21.

Badan Pertanahan Nasional disingkat BPN;

22.

Badan Pengawas Obat dan Makanan disingkat BPOM;

23.


Lembaga Informasi Nasional disingkat LIN;

24.

Lembaga Ketahanan Nasional disingkat LEMHANNAS;

25.

Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata disingkat BP BUDPAR.

Bagian Kedua
Lembaga Administrasi Negara

Pasal 4

LAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, LAN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi negara;

b.

pengkajian kinerja kelembagaan dan sumber daya aparatur dalam rangka pembangunan
administrasi negara dan peningkatan kualitas sumber daya aparatur;

c.

pengkajian dan pengembangan manajemen kebijakan dan pelayanan di bidang pembangunan
administrasi negara;

d.

penelitian dan pengembangan administrasi pembangunan dan otomasi administrasi negara;

e.


pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara;

f.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAN;

g.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi negara;

h.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -

ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
Pasal 6 …
Pasal 6

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, LAN mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang administrasi negara;

2)

penyusunan standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan fungsional dan penjenjangan tertentu serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di
bidangnya.

Bagian Ketiga
Arsip Nasional Republik Indonesia

Pasal 7

ANRI mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ANRI menyelenggarakan fungsi :
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas ANRI;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kearsipan;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 9

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, ANRI mempunyai kewenangan:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -

a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

penetapan dan penyelenggaraan kearsipan nasional untuk mendukung pembangunan secara
makro;
c. penetapan …

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kearsipan;

2)

penyelamatan serta pelestarian arsip dan pemanfaatan naskah sumber arsip.

Bagian Keempat
Badan Kepegawaian Negara

Pasal 10

BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, BKN meyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian;

b.

penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan, pengawasan, dan
pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil;

c.

penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan pejabat negara;

d.

penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian negara dan mutasi kepegawaian
antar propinsi;

e.

penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar dan prosedur mengenai mutasi, gaji,
tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban, kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil Pusat dan
Pegawai Negeri Sipil Daerah dan bidang kepegawaian lainnya;

f.

penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian kepada instansi pemerintah;

g.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN.

h.

fasilitasi kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian;

i.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -

Pasal 12 …

Pasal 12

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, BKN mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Propinsi;

e.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian;

2)

penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian negara dan pengendaliannya;

3)

penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan Pemerintah;

4)

penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar propinsi, serta perumusan
standar

dan

prosedur

mengenai

perencanaan,

pengangkatan,

pemindahan,

pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban
serta kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil;
5)

penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional;

6)

perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan struktural;

7)

pengawasan dan pengendalian norma, standar dan prosedur kepegawaian.

Bagian Kelima
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Pasal 13

PERPUSNAS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, PERPUSNAS menyelenggarakan

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -

fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang perpustakaan;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas PERPUSNAS;

c. fasilitasi …

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perpustakaan;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 15

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, PERPUSNAS mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang perpustakaan;

2)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelestarian pustaka budaya bangsa dalam
mewujudkan koleksi deposit nasional dan pemanfaatannya.

Bagian Keenam
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Pasal 16

BAPPENAS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, BAPPENAS menyelenggarakan
fungsi:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -

a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang perencanaan pembangunan nasional;

b.

koordinasi penjabaran Garis-garis Besar Haluan Negara ke dalam rencana pembangunan
nasional;

c.

koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar
negeri serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait;

d. penyusunan …

d.

penyusunan program pembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen
Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional;

e.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAPPENAS;

f.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional;

g.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 18

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, BAPPENAS mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang perencanaan pembangunan
nasional dan penilaian atas pelaksanaannya;

2)

perumusan kebijakan perencanaan nasional secara makro dan memadukan perencanaan
lintas sektor dan lintas wilayah;

3)

pencarian sumber-sumber pembiayaan pembangunan di bidangnya;

4)

pengalokasian dana yang diperlukan di bidangnya.

Bagian Ketujuh
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -

Pasal 19

BAPEDAL mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian dampak
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 20 …

Pasal 20

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, BAPEDAL menyelenggarakan fungsi
:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengendalian dampak lingkungan;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAPEDAL;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang pengendalian dampak
lingkungan;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 21

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, BAPEDAL mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;

e.

penilaian analisis mengenai dampak lingkungan bagi kegiatan-kegiatan yang potensial berdampak
negatif pada masyarakat luas dan/atau menyangkut pertahanan dan keamanan, yang lokasinya
meliputi lebih dari satu wilayah Propinsi, kegiatan yang berlokasi di wilayah sengketa dengan
Negara lain, di wilayah laut di bawah 12 (dua belas) mil dan berlokasi di lintas batas negara;

f.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -

1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengendalian dampak
lingkungan;

2)

penetapan pedoman pengendalian sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan;

3)

penetapan baku mutu lingkungan hidup dan penetapan pedoman tentang perencanaan
lingkungan hidup.

Bagian …

Bagian Kedelapan
Badan Pusat Statistik

Pasal 22

BPS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, BPS menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik;

b.

penyelenggaraan statistik dasar;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS;

d.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 24

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, BPS mempunyai kewenangan:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -

a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.

e.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;

2)

penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

Bagian …

Bagian Kesembilan
Badan Standardisasi Nasional

Pasal 25

BSN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang standardisasi nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, BSN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang standardisasi nasional;

d.

penyelenggaraan kegiatan kerjasama dalam negeri dan internasional di bidang standardisasi;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 27

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, BSN mempunyai kewenangan:

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -

a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistim informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang standardisasi nasional;

2)

perumusan dan penetapan kebijakan sistem akreditasi lembaga sertifikasi, lembaga
inspeksi dan laboratorium;

3)

penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI);

4)

pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;

5)

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.

Bagian …

Bagian Kesepuluh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Pasal 28

BAPETEN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan tenaga nuklir
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 29

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, BAPETEN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan tenaga nuklir;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAPETEN;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan tenaga
nuklir;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 30

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, BAPETEN mempunyai

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -

kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan persyaratan akreditasi dan sertifikasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan tenaga nuklir;

2)

perumusan kebijakan pengawasan pemanfaatan teknologi tinggi yang strategis di
bidangnya;

3)

penetapan pedoman pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir;

4)

penjaminan kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman masyarakat dari bahaya nuklir;

5)

penjaminan keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta
perlindungan lingkungan hidup dari bahaya nuklir;

6)

pencegahan terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir.
Bagian …
Bagian Kesebelas
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pasal 31

BATAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan
pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 32

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, BATAN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan, dan
pemanfaatan tenaga nuklir;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian,
pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 33

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, BATAN mempunyai

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -

kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam program penelitian dasar dan terapan,
pengembangan teknologi dan energi nuklir, pengembangan teknologi daur bahan nuklir
dan rekayasa serta pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan, dan
pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

2)

penetapan pedoman penggunaan nuklir dan penggunaan tenaga nuklir.

Bagian …

Bagian Keduabelas
Badan Intelijen Negara

Pasal 34

BIN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 35

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, BIN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang intelijen;

b.

penyampaian produk intelijen sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan
pemerintah;

c.

perencanaan dan pelaksanaan operasi intelijen di bidangnya;

d.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BIN;

e.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang intelijen;

f.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -

Pasal 36

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, BIN mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

c.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang intelijen;

2)

pengaturan Sistem Intelijen Nasional dan sistem pengamanan pimpinan nasional di bidang
intelijen.

Bagian …

Bagian Ketigabelas
Lembaga Sandi Negara

Pasal 37

LEMSANEG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang persandian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 38

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, LEMSANEG menyelenggarakan
fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang persandian;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LEMSANEG;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang persandian;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 39

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, LEMSANEG mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang persandian;

2)

pengaturan dan penyelenggaraan Sistem Sandi Negara meliputi bidang sumber daya
manusia, perangkat lunak dan keras persandian, serta jaringan komunikasi persandian.

Bagian …

Bagian Keempatbelas
Badan Urusan Logistik

Pasal 40

BULOG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 41

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, BULOG menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang manajemen logistik, pengadaan,
pengelolaan persediaan, dan distribusi beras serta pengendalian harga beras;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BULOG;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang manajemen logistik
pengadaan, pengelolaan persediaan, dan distribusi beras serta pengendalian harga beras;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -

Pasal 42

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, BULOG mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang manajemen logistik, pengadaan,
pengelolaan persediaan, dan distribusi beras serta pengendalian harga beras;

2)

perumusan norma dan pengadaan, pengelolaan dan distribusi beras.

Bagian …

Bagian Kelimabelas
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Pasal 43

BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga
sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 44

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana dan keluarga
sejahtera;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, Lembaga Sosial dan
Organisasi Masyarakat dan masyarakat di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -

persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 45

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, BKKBN mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan
anak;

d.

penetapan sistim informasi di bidangnya.

e.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera;

2)

perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.

Bagian …

Bagian Keenambelas
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Pasal 46

LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 47

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, LAPAN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;

c.

pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di
bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 48

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, LAPAN mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

2)

penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perizinan orbit satelit.

Bagian …

Bagian Ketujuhbelas
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

Pasal 49

BAKOSURTANAL mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survei dan pemetaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 50

Dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

49,

BAKOSURTANAL

menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang survei dan pemetaan;

b.

pembinaan infrastruktur data spasial nasional;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAKOSURTANAL;

d.

pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -

bidang survei dan pemetaan nasional;
e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 51

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, BAKOSURTANAL mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang survei dan pemetaan;

2)

penetapan pedoman dan pemetaan dasar nasional.

Bagian …

Bagian Kedelapanbelas
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Pasal 52

BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 53

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, BPKP menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;

b.

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -

d.

pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan dan
pembangunan;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 54

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, BPKP mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;

e.

penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;

f.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
1)

memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan, dan
sebagainya;

2) meneliti …

2)

meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti,
notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan
surat-surat lainnya yang diperlukan dalam pengawasan;

3)

pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain;

4)

meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP
sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga
pengawasan lainnya.

Bagian Kesembilanbelas
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pasal 55

LIPI mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian ilmu pengetahuan sesuai

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 56

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, LIPI menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu pengetahuan;

b.

penyelenggaraan riset keilmuan yang bersifat dasar;

c.

penyelenggaraan riset inter dan multi disiplin terfokus;

d.

pemantauan, evaluasi kemajuan dan penelaahan kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi;

e.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIPI;

f.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian ilmu
pengetahuan;

g.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 57

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, LIPI mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
c. penetapan …

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian ilmu pengetahuan;

2)

penetapan pedoman dan penyelenggaraan riset ilmu pengetahuan dasar;

3)

penetapan pedoman etika ilmiah, kedudukan dan kriteria kelembagaan ilmiah;

4)

pemberian izin peneliti asing;

5)

pemegang kewenangan ilmiah dalam keanekaragaman hayati.

Bagian Keduapuluh
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Pasal 58

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -

BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 59

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, BPPT menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT;

c.

pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan
kapasitas, serta pembinaan alih teknologi;

d.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 60

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, BPPT mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1) perumusan …

1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan
teknologi;

2)

pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi.

Bagian Keduapuluhsatu
Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pasal 61

BKPM mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanaman modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -

Pasal 62

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, BKPM menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penanaman modal;

b.

koordinasi dan pelaksanaan promosi penanaman modal;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKPM;

d.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penanaman modal;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 63

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, BKPM mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

pemberian izin dan pengendalian penanaman modal untuk usaha berteknologi strategis yang
mempunyai derajat kecanggihan tinggi dan berisiko tinggi dalam penerapannya;

e.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penanaman modal.

Bagian …
Bagian Keduapuluhdua
Badan Pertanahan Nasional

Pasal 64

BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 65

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, BPN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pertanahan;

b.

perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat di
bidang pertanahan serta pembuatan peta dasar pendaftaran tanah;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan di bidang pertanahan dan pengembangan Sistem
Informasi Pertanahan;

d.

perumusan dan penetapan kebijakan dan pengembangan sumber daya pertanahan yang meliputi
pendidikan dan pelatihan tenaga-tenaga pertanahan dan mitra kerja serta penyediaan sarana dan
prasarana kerja teknis pertanahan;

e.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPN;

f.

pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
administrasi pertanahan;

g.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,
perlengkapan, dan rumah tangga.

Pasal 66

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, BPN mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;

d.

penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;

e.

penetapan Kerangka Dasar Kadastral Nasional dan pelaksanaan pengukuran Kerangka Dasar
Kadastral Orde I dan II;
f. penetapan …

f.

penetapan standar administrasi pertanahan dan pedoman biaya pelayanan pertanahan;

g.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1)

perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pertanahan;

2)

perumusan standar penyediaan peruntukan, penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan
tanah serta pengawasan pelaksanaannya;

3)

perumusan standar tatalaksana pelayanan pertanahan, alat bukti pemilikan dan
penguasaan hak atas tanah;

4)

penetapan kriteria tata guna tanah dalam rangka perubahan fungsi ruang kawasan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -

Bagian Keduapuluhtiga
Badan Pengawas Obat dan Makanan

Pasal 67

BPOM mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 68

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, BPOM menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan makanan;

b.

pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPOM;

d.

pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan
masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 69

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, BPOM mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya;
d. penetapan …

d.

penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aditif) tertentu untuk makanan dan
penetapan pedoman pengawasan peredaran obat dan makanan;

e.

pemberian izin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri farmasi;

f.

penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman obat.

Bagian Keduapuluhempat
Lembaga Informasi Nasional

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 27 -

Pasal 70

LIN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pelayanan informasi nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 71

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, LIN menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang informasi nasional;

b.

pengkajian dan pengembangan sistem informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;

c.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIN;

d.

fasilitasi arus informasi antar lembaga dalam penyelenggaraan pemerintahan;

e.

penyediaan dan penyebaran informasi tentang kebijakan asional dan penyaluran umpan balik
masyarakat;

f.

pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi semua unsur di lingkungan LIN;

g.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 72

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, LIN mempunyai kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c.

penetapan sistem informasi di bidangnya.

Bagian …
Bagian Keduapuluhlima
Lembaga Ketahanan Nasional

Pasal 73

LEMHANNAS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan pendidikan

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -

strategik ketahanan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 74

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, LEMHANNAS menyelenggarakan
fungsi:
a.

pengkajian strategis mengenai berbagai permasalahan nasional dan internasional;

b.

pengkajian secara berlanjut mengenai Pancasila sebagai dasar negara serta pengembangan,
pemantapan, dan pemasyarakatan wawasan nusantara dan ketahanan nasional;

c.

penyiapan kader-kader pemimpin tingkat nasional;

d.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LEMHANNAS;

e.

pelaksanaan evaluasi dan pengembangan berbagai hasil kajian strategis dan pemantapan kader
pimpinan bangsa;

f.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 75

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74, LEMHANNAS mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

Bagian …

Bagian Keduapuluhenam
Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata

Pasal 76

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -

BP BUDPAR mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengembangan kebudayaan
dan pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 77

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, BP BUDPAR menyelenggarakan
fungsi:
a.

pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengembangan
kebudayaan dan pariwisata;

b.

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BP BUDPAR;

c.

fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan masyarakat di bidang
pengembangan kebudayaan dan pariwisata;

d.

pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi semua unsur di lingkungan BP
BUDPAR;

e.

penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kerasipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 78

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, BP BUDPAR mempunyai
kewenangan:
a.

penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b.

perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro

c.

pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian
bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;

d.

penetapan persyaratan administrasi Lembaga Pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli
serta persyaratan jabatan di bidangnya;

e. pemanfaatan …

e.

pemanfaatan hasil penelitian arkeologi nasional serta pengelolaan museum nasional, galeri
nasional, pemanfaatan naskah sumber arsip, dan monumen yang diakui secara internasional;

f.

penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan dalam rangka
penyusunan tata ruang di bidangnya;

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 30 -

g.

penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidangnya;

h.

penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa dibidangnya;

i.

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
1)

penetapan standar dan norma sarana dan jasa kebudayaan dan kepariwisataan;

2)

pengembangan informasi dan promosi di bidang kebudayaan dan pariwisata;

3)

pelaksanaan kerjasama dan bantuan teknik luar negeri di bidang kebudayaan dan
pariwisata;

4)

fasilitasi pelaksanaan sensor film dan rekaman video komersial.

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Pertama
Umum

Pasal 79

LPND terdiri dari:
a.

Kepala;

b.

Sekretariat Utama;

c.

Deputi;

d.

Unit Pengawasan.

Bagian Kedua
Kepala

Pasal 80

Kepala adalah pemimpin LPND.

Pasal 81 …

Pasal 81

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -

Kepala mempunyai tugas:
a.

memimpin LPND sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b.

menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas LPND;

c.

menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas LPND yang menjadi tanggung jawabnya;

d.

membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain.

Pasal 82

(1)

Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Kepala BKN dibantu oleh
seorang Wakil Kepala.

(2)

Kepala BIN, Kepala LIPI, dan Kepala LEMHANNAS, dapat dibantu oleh seorang Wakil Kepala.

(3)

Wakil Kepala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) mempunyai tugas membantu
Kepala dalam melaksanakan tugas memimpin LPND.

Bagian Ketiga
Sekretariat Utama

Pasal 83

(1)

Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan LPND yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala.

(2)

Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.

Pasal 84

Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian
terhadap program, administrasi, dan sumber daya di lingkungan LPND.

Pasal 85 …

Pasal 85

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -

Dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

84,

Sekretariat

Utama

menyelenggarakan fungsi:
a.

pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan LPND;

b.

pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis LPND;

c.

pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga LPND;

d.

pembinaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di lingkungan LPND
sepanjang tidak dilakukan oleh unit lain di lingkungan LPND;

e.

pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas
LPND;

f.

pengkoordinasian dalam penyusunan laporan LPND.

Pasal 86

(1)

Sekretariat Utama terdiri dari sejumlah Biro.

(2)

Biro terdiri dari sejumlah Bagian dan setiap Bagian dapat terdiri dari sejumlah Subbagian.

Bagian Keempat
Deputi

Pasal 87

(1)

Deputi adalah unsur pelaksana LPND yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala.

(2)

Deputi dipimpin oleh Deputi.

Pasal 88

Deputi mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang tertentu.

Pasal 89

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Deputi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan …
a.

perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pembinaan sesuai dengan

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 33 -

bidang tugasnya;
b.

pengendalian terhadap kebijakan teknis sesuai dengan bidang tugasnya;

c.

pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala.

Pasal 90

(1)

Deputi terdiri dari Direktorat dan/atau Pusat.

(2)

Pusat dap