teknologi informasi di indonesia 01 2001

Menang Karena Pandai Bukan Karena Berkuasa
Onno W. Purbo
Penulis TI Independen
Teknologi Informasi (TI) alat bantu yang sangat effektif bagi seseorang, sebuah institusi
atau sebuah negara – jika mereka bertumpu pada kekuatan otaknya dan bukan pada
kekuasaan, jabatan, kekayaan, kekuatan otot semata. Dengan kurang dari 5% rakyat
berpendidikan tinggi, sulit bangsa kita untuk menang berkompetisi di era globalisasi yang
berbasis informasi & pengetahuan; walaupun dibantu oleh komputer secanggih apapun.
Dalam kebijakan nasional, Teknologi Informasi (TI) menjadi kunci dalam dua (2) hal effisiensi proses dan memenangkan kompetisi. Andaikan Gus Dur mau berkata, “Urusan
KTP, perijinan, surat tanah harus dapat selesai dalam waktu 15 menit, tanpa perantara &
transparan” sebuah parameter kontrol effisiensi proses yang ekstrim. Alat bantu TI akan
mendorong e-Government & effisiensi proses. Sialnya, alat bantu TI tidak ada artinya
kalau kualitas & budaya SDM dibelakang-nya kurang baik. Political will Gus Dur &
Yahya Muhaimin untuk menyatakan “40% tenaga kerja harus berpendidikan tinggi”
secara taktis diimplementasikan dengan “Memasukan TI sebagai kurikulum wajib sejak
Sekolah Dasar SD” menjadi dasar memperkuat otak bangsa & memenangkan kompetisi
di era globalisasi. Infrastruktur akses ke dunia informasi kunci keberhasilan implementasi
pernyataan politik di atas. Semua jadi bagian integral Gerakan Nasional Telematika
([email protected]) yang dicanangkan Luhut & Hikam akhir Januari 2001 lalu.

Sistem Operasi Linux Berbahasa Indonesia

Teknologi Informasi (TI) berbahasa Indonesia sempat di sentil oleh Gus Dur. Pernyataan
Gus Dur sudah basi bagi kami yang memakai sistem operasi Linux. Tanpa di minta
beberapa aktifis Linux berjibaku mengembangkan TI berbahasa Indonesia. Mereka
terutama di motori I Made Wiryana dan kakaknya Wayan dari Trustix
http://www.trustix.co.id. Trustix Merdeka (http://merdeka.trustix.co.id) adalah Linux
karya Trustix untuk bangsa Indonesia & berbahasa Indonesia pula. CD Trustix Merdeka
dibahas & disebarkan gratis di majalah InfoLinux (http://www.infolinux.co.id) edisi
Februari 2001.
Selain Made & Wayan, banyak aktifis Linux Indonesia yang berkiprah untuk negeri ini,
misalnya aktifis yang tergabung di Linux Documentation Project LDP menterjemahkan
berbagai naskah & dokumentasi seperti HOWTO kedalam bahasa Indonesia. Aktifitas
Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) bisa dibaca di http://www.linux.or.id. Team
Pandu http://pandu.dhs.org dengan gigih mensosialisasikan Linux berbentuk naskah,
tulisan & buku berbahasa Indonesia & di sebarkan cuma-cuma. Sebagian besar istilah TI
sudah di Indonesia-kan sejak tiga (3) tahun lalu oleh Pusat Bahasa yang berlokasi di
sekitar Rawamangun, Jakarta.

Linux menarik bagi WARNET, karena memungkinkan penggunaan komputer tua 286,
386 & 486 sebagai terminal murah tanpa disket & harddisk untuk akses Internet seperti
dilakukan [email protected] di Warnet Pointer di Medan. Linux memungkinkan

server, peralatan komunikasi tanpa kabel dibuat sendiri di Indonesia seperti dilakukan
oleh teman-teman WARNET di Makasar, Medan, Bandung, Malang, Yogya dll.
Linux fenomena luar biasa, seperti desa mengepung kota – kaum lemah, bersatu saling
tolong mengembangkan perangkat lunak Linux, semua program (source code) dibuka &
di sebarkan secara gratis melepaskan hak ciptanya untuk kepentingan publik sehingga
semua orang bisa belajar karena tidak di tutupi, sebuah pengorbanan yang luar biasa.
Linux legal digunakan secara gratis, tidak membajak software - predikat memalukan
yang melekat di bangsa Indonesia sebagai 10 negara pembajak software terbesar di dunia
– tidak perlu di sandang oleh bangsa ini jika Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di
tegakan secara benar oleh aparat, sweeping & bersihkan pembajak software Microsoft.
Bagi yang tak mampu membeli Microsoft, Linux yang gratis tidak membajak menjadi
alternatif pilihan yang legal, di sertai program terbuka dan berbahasa Indonesia pula.

Akses ke dunia Informasi & Pengetahuan
Akses ke dunia informasi & pengetahuan menjadi rintangan real maupun psychologis.
Secara psychologis, banyak guru, kepala sekolah & yayasan memperoleh persepsi bahwa
Internet, komputer adalah mahal & merusak ahlak. Banyak guru kurang berminat pada
hal baru seperti komputer. Tak terpikirkan hal positif dari benda-benda tersebut, seperti
pisau – komputer & Internet bisa bermata dua.
Konsep Warung Internet (WARNET) yang di implementasi di SMK oleh DIKMENJUR

([email protected]) membuktikan keberhasilan mengintegrasikan 400+ SMK
di seluruh Indonesia sebagian secara swadaya masyarakat. Siswa menanggung beban
sangat rendah Rp. 1000 /siswa/bulan untuk akses e-mail Internet seperti di SMKN1
Ciamis. Artinya teknologi informasi & akses Internet dapat menjadi fasilitas swadana di
sekolah. Investasi fasilitas Rp. 20-50 juta / sekolah bisa kembali dari iuran siswanya
sendiri dalam waktu 1-1.5 tahun saja. Pendidikan jarak jauh menjadi mungkin, jaringan
perpustakaan digital telah berkembang oleh Indonesia Digital Library Network
http://idln.itb.ac.id & Indonesia CyberLibrary Network [email protected].
Pemerataan pengetahuan, pemenuhan hak asasi manusia untuk berkomunikasi &
berperan di dunia informasi seperti di tuangkan dalam TAP MPR XVII/MPR/1998
dipenuhi tanpa perlu berhutang pada Bank Dunia, ADB & IMF.
Dunia pendidikan paling strategis karena masa depan bangsa di tentukan oleh anak
bangsa yang pandai bukan yang berotot & berkuasa. Massa orang pandai dan
menggunakan Internet pada hari ini hanya 2 juta orang (menurut APJII). Jelas dengan
kekuatan 1% saja Indonesia akan dilibas oleh negara tetangga di era globalisasi. Strategi
sederhana harus di galakan, jumlah SMU, SMK, Pesantren, PTS di seluruh Indonesia
hanya sekitar 25.000 buah. Dephub POSTEL harus berani mengambil inisiatif kebijakan
untuk memaksa mekanisme Universal Service Obligation (USO) untuk mengorbankan
25.000 saluran telepon dari 10 juta total saluran yang ada untuk memandaikan anak


bangsa. Di samping, membebaskan frekuensi ISM band 2.4GHz & 5.8GHz. Jika di
tunjang kemudahan dari INDAG, Bea Cukai, PMA, Pajak dll. Bukan mustahil lima (5)
tahun lagi kita melihat 20 juta (10%) bangsa ini menjadi pandai & harus diperhitungkan
oleh masyarakat internasional dalam kompetisi era globalisasi.
Perjuangan di akses Internet terutama akan bertabrakan dengan Telkom & KSO-nya serta
pengatur frekuensi di negara ini. KSO Telkom secara semena-mena telah menaikan biaya
langganan menerima telepon (dial-in) menjadi Rp. 300.000 / bulan (dari Rp. 30.000 /
bulan) bagi ISP di Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra tanpa persetujuan Pemerintah &
DPR. Hal ini akan mematikan akses informasi & pengetahuan bagi sebagian bangsa ini.
Konsekuensinya, beberapa rekan di Koperasi Warnet Bandung (KOWABA), Asosiasi
Warnet Surabaya, Jogya, Malang dan beberapa kota lain yang kreatif melalui [email protected]
bahu membahu bekerjasama membangun WARNET
Broadband karena sangat sulit & mahal sekali menyewa leased line broadband ISDN
maupun DSL 1-2Mbps dari Telkom. KOWABA ([email protected]) dimotori
aktifis WARNET seperti Aday & Zilmy merupakan contoh sukses keberhasilan
implementasi WARNET Broadband ([email protected])
tanpa tergantung sama sekali kepada Telkom, beberapa puluh WARNET di Bandung
bersatu & bekerjasama menyamakan tarif dan menyewa bandwidth ke Internet 1Mbps
1:1 melalui satelit, kemudian di distribusikan menggunakan peralatan microwave 2.4GHz
buatan sendiri. Iuran sebesar Rp. 4-5.5 juta/warnet/bulan sangat murah untuk kecepatan

total satu (1) Mbps 1:1 & kompetitif dibandingkan sewa akses 64 Kbps 1:4 melalui
Telom & ISP seharga Rp. 8-10 juta/bulan/warnet. Tunjangan broadband ISP seperti
Melesat, PesatNet, 88Direct, TurboNet, Rainbow2u memarakan suasana. WARNET
broadband memungkinkan membuat jaringan masyarakat tanpa tergantung sama sekali
Telkom maupun utangan Bank Dunia, ADB & IMF. Penghasilan WARNET naik dari
rata-rata Rp. 200.000 / hari menjadi sekitar Rp. 1 juta / hari setelah menjadi WARNET
broadband, sebab pelanggan mendapat kualitas baik.
Akses microwave 2.4GHz & 5.8GHz ISM band sebagai secondary service menjadi solusi
utama akses Internet broadband 2-11Mbps di Indonesia. Di Bandung saja paling tidak ada
100-an WARNET yang menggunakan akses microwave. Sesuai peraturan International
Telecommunication Union (ITU) S5 peralatan di 2.4GHz & 5.8GHz tahan interferensi &
tidak menghasilkan interferensi di luar band tsb. karena kecil-nya daya. Konsekuensinya,
di banyak negara, Peralatan ISM band secondary service dibebaskan dari ijin pada
peralatan instrumentasi, kedokteran, sains, kamera digital, handphone, komputer &
berbagai peralatan telekomnunikasi data. Peralatan ISM band umumnya di produksi
massal dengan teknologi gigi biru (bluetooth) yang murah & berdaya kecil.
Walaupun di banyak negara di bebaskan - tampaknya perjuangan masih panjang bagi
rakyat Indonesia, karena bagian pengatur frekuensi di DITJEN POSTEL sedang berusaha
untuk mengharuskan ijin bagi penggunaan ISM Band secondary service tsb. Kurang
pemahaman aparat DITJEN POSTEL akan kondisi lapangan menyebabkan kebijakan

yang kurang berpihak pada masyarakat banyak. Padahal, ISM band merupakan solusi
alternatif bagi sebagian besar WARNET, sekolah, institusi dll. yang saat ini kesulitan

memperoleh saluran dari Telkom yang sering kali juga mahal. Selain itu, sulit meregulasi
produksi massal seperti peralatan ISM band. Di samping itu, prosedur birokrasi yang
dibuat-buat justru akan menghambat kreatifitas & perkembangan dunia telematika
Indonesia sendiri. Akhirnya akan berdampak mematikan akses bagi masyarakat Indonesia
ke dunia informasi & pengetahuan yang pada dasarnya melanggar HAM yang tertera di
TAP MPR XVII/MPR/1998. Dalam bahasa religius, untuk membesarkan sebuah bangsa
Zakat, Infaq & Shadaqah merupakan bagian integral dari proses pensejahteraan.
Alangkah indahnya bila sebagian komoditi bisa di-infaq-kan untuk mensejahterakan
umat.

Fenomena Dotcom
Dengan berkembangnya akses & massa pengguna Internet di Indonesia, memicu
perkembangan usaha di atas Internet yang kita kenal sebagai dotcom.
Kehancuran dotcom di awal tahun 2000 menjadi pelajaran bagi banyak dotcommers di
dunia. Model bisnis yang baik mengurangi kebakaran modal yang selama ini menjadi ciri
banyak dotcommers. Dengan model bisnis yang tepat & baik, beberapa dotcom Indonesia
ternyata bisa survive dan terus berkiprah dengan baik. Detik.com dan Kompas.com

merupakan contoh sukses bagi banyak dotcommers Indonesia. Media online memang
menjadi primadona model dotcommers yang sukses di banyak negara.
Tentunya masih banyak dotcommers yang juga bisa survive di Indonesia dengan fokus
usaha yang tajam. Indosatcom www.dagang2000.com bekerjasama dengan
www.meetchina.com memfokuskan pada fasilitasi perdagangan elektronik B2B (bukan
B2C seperti kebanyakan dotcommers). Pola hybrid antara perdagangan secara real / fisik
di satukan dengan dunia cyber menjadikan konvergensi dagang yang sempurna.
LippoShop.com berbeda dengan dagang2000.com, mereka memfokuskan lebih kepada
B2C dengan start awal captive market Lippo yang sudah ada. Pola hybrid juga dilakukan
yang ternyata menunjukan bahwa ~90% transaksi melalui metoda konvensional bukan
Internet demikian diakui oleh Parapak salah seorang Komisaris LippoNet. APEC pada
saat ini sangat aktif menginternetisasi negara APEC. E-commerce adalah salah satu yang
paling gencar dengan adanya APEC High Level Symposium on E-Commerce and
Paperless Trading di Beijing 9-10 February 2001.
Komunitas yang fokus menjadi karakter utama model bisnis dotcommers sukses.
RadioClick.com bermitra dengan stasiun radio swasta di berbagai kota & menggarap
komunitas di radio tsb. Pemberdayaan keberadaan komunitas menjadikan usaha win-win
antara dotcommers dengan komunitasnya. Natnit.net menggarap komunitas WARNET di
seluruh Indonesia, melalui majalahnya interaksi dilakukan. Data lengkap 1200+
WARNET yang bertambah 4-10 WARNET / hari dapat dilihat di Natnit.net.

IndoExchange.com salah satu portal tertua Indonesia contoh sebuah dotcom yang fokus
pada masyarakat industri finansial / bursa. Informasi keuangan, berita bisnis, index
saham, portfolio berbagai perusahaan menjadi secara transparan sehingga menarik
pemain bursa berlangganan ke IndoExchange.com. Bagi para traveller, turis akan sangat

terpikat pada BaliOnLine indo.com. Mereka contoh beberapa dotcommers Indonesia
yang sukses berkiprah di komunitasnya.
Keberhasilan para dotcommers menarik banyak usaha pendukungnya. Internet Data
Center (biz.net.id) membuka peluang untuk menyimpan data dalam jumlah besar dan
murah di Internet. Usaha mendata dotcommers dilakukan oleh beberapa portal seperti
indopage.com, searchindonesia.com & bluebookdirectory.com.
Web programmer dan teknisi jaringan Internet menjadi keahlian yang amat dicari-cari
oleh banyak perusahaan. Memang sebagian besar ilmu Internet dapat dipelajari sendiri di
Internet melalui mailing list, web, manual perangkat lunak. Sialnya, kesempatan itu
masih sangat terbatas bagi dua (2) juta orang Indonesia saja. Alangkah baiknya inisiatif
seperti SMK plus TI ([email protected]) yang di motori DIKMENJUR dapat
dikembangkan ke jenjang sekolah lainnya baik SMP & SMU. Sekolah Tinggi Informatika
(STMIK dll) tampaknya menjadi tumpuan untuk supply SDM TI. Mereka sering kali
lebih siap pakai dibandingkan PTN untuk mensupply kelangkaan tenaga TI yang saat ini
banyak di isi orang asing khususnya India.


Internet Telepon
Harus kita akui bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih berpendidikan rendah.
Dalam kondisi masyarakat demikian, komunikasi verbal (suara) menjadi sangat dominan
dibandingkan dengan komunikasi tertulis.
Teknologi Internet telepon (VoIP) di akui dapat mereduksi tarif SLJJ & SLI menjadi 1/8
s/d 1/10 dari tarif telekomunikasi yang ada sekarang. Internet Telepon menjadi solusi
alternatif yang sangat menarik bagi sebagian besar rakyat Indonesia yang tidak mampu
membayar tarif SLJJ & SLI yang mahal.
Alhamdullillah, tampaknya ada kesepakatan persepsi bahwa Internet Telepon melalui
komputer & tidak menggunakan jaringan Telkom tidak memerlukan ijin. Sedang, jasa
komersial melalui jaringan telepon Telkom tetap harus memohon ijin lisensi dari
POSTEL. Yang termasuk dibebaskan dari ijin adalah Internet telepon melalui komputer
yang tersambung ke Internet, komputer di WARNET, komputer di kompleks perkantoran,
bahkan jika kreatif dan di kembangkan terus bukan mustahil akan dapat berkembang
menjadi internet telepon untuk RT/RW-net, kecamatan dsb. karena teknologi-nya sangat
memungkinkan untuk dikembangkan dengan sangat murah dengan investasi
US$100/saluran lebih murah dari Telkom yang US$1000/saluran.
Umumnya komputer multimedia dengan soundcard siap untuk internet telepon yang sah
& tanpa perlu ijin. Untuk memperbaiki kualitas suara, biasanya ditambahkan peralatan

pemroses sinyal (Digital Signal Processing – DSP) berupa kartu antarmuka atau alat
tambahan. Kartu / alat tambahan ini berkisar antara US$50-99 per buah. Yang paling
murah adalah VoIP blaster dari Creative http://www.creative.com yang dapat
dihubungkan ke kanal USB di PC. Review berbagai peralatan VoIP ada di
http://www.pulver.com/gateway/.

Akhirnya
Teknologi Informasi (TI) seperti juga teknologi lainya merupakan alat bantu manusia
untuk mencapai tujuan. Manusia dengan kekuatan otaknya yang akan menentukan
kesejahteraan bangsa ini, pendidikan menjadi kunci utamanya – bukan kekuasaan &
kekuatan.