Materi 4 Nilai dan Norma



Hand out 2

PENDIDIKAN MORAL
PKP 234
JURUSAN FSP - PRODI KP
FIP UNY
Dosen:
Dr. Rukiyati
HP. 085743975283

Hand out 1:

NILAI DAN NORMA MORAL
Pengertian Nilai
Nilai  keberhargaan atau kualitas yang
melekat pada sesuatu
Nilai diartikan juga sebagai sesuatu yang
kita cari, sesuatu yang diinginkan, sesuatu
yang baik.

Nilai  selalu berkonotasi positif.

Hand out 1:

NILAI DAN NORMA MORAL
Nilai  keberhargaan atau kualitas yang
melekat pada sesuatu
Nilai diartikan juga sebagai sesuatu yang
kita cari, sesuatu yang diinginkan, sesuatu
yang baik.
Nilai  selalu berkonotasi positif.
Nilai ≠ fakta
Nilai selalu berkaitan dengan penilaian
Fakta menyangkut ciri-ciri objektif saja.

Nilai memiliki 3 ciri:
1. Nilai berkaitan dg subjek
2. Nilai tampil dalam konteks praktis
3. Nilai ditambahkan subjek kepada objek pada
dirinya.

Nilai Moral:
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai lain
(misalnya nilai ekonomis).



Ciri nilai moral:
1. Berkaitan dengan tanggung jawab manusia.
Manusia bertanggung jawab karena ia bebas
memilih.
2. Berkaitan dengan hati nurani.
Nilai selalu mengandung himbauan untuk
diwujudkan. Mewujudkan nilai-nilai moral
merupakan himbauan “suara” hati nurani.

3. Mewajibkan secara absolut, tidak bisa ditawar.
Nilai moral hrs diakui dan direalisasikan.
4. Bersifat formal
Nilai-nilai moral tidak terpisah dengan nilai-nilai
lain (membonceng pada nilai-nilai lain).


Norma Moral
Aturan atau kaidah yang dipakai sebagai
tolok ukur menilai sesuatu.
Norma umum ada 3:
1. Norma kesopanan
2. Norma hukum
3. Norma moral

• Norma moral adalah norma tertinggi, tidak bisa
ditaklukkan norma lain, justru norma moral
menilai norma-norma lain.
 Jika ada etiket atau sopan santun yang
melanggar norma moral maka etiket tersebut
harus ditinjau kembali
 Jika ada hukum yang dianggap tidak etis, maka
hukum atau undang-undang itu harus diubah
atau dihapus.

• Norma moral bersifat objektif dan universal

(pada dasarnya norma moral itu absolut)
 Objektivitas norma moral
Norma moral mengarahkan diri pada subjek,
maka unsur subjektif tetap ada. Norma itu
bermakna karena ada subjek moral (manusia).
Tetapi bukan berarti subjek dapat sesuka hati
memilih apa yang baik atau buruk baginya.

Bukan manusia sendiri yang menentukan
norma moral baginya (tidak tergantung
selera kita).
Norma moral yang objektif mengandaikan
adanya kebebasan manusia dalam
perbuatannya.

• Norma moral itu universal  harus berlaku
selalu dan di mana-mana.
• Misalnya norma kejujuran diterima di manapun.
Perkosaan tidak pernah dapat diterima di
manapun

• Eksperimen kedokteran yang menggunakan
manusia (manusia coba) tanpa persetujuan ybs
berarti melanggar norma moral
• Tindakan terorisme tidak pernah dapat
dibenarkan.
Tidak ada etika kalau tidak ada norma moral
universal.

• Pada umumnya orang tidak mempertanyakan
norma moral, tetapi terkadang timbul masalah
ketika norma hendak diterapkan.
• Ada kasus kongkrit tetapi apakah norma moral
harus diterapkan untuk kasus tersebut?
Misalnya: orang terpaksa mencuri karena
kelaparan.
• Ada dilema moral untuk kasus tertentu (konflik
dua norma)
Misalnya: Seorang pemuda pergi berperang
membela negara atau menunggui ibunya yang
sakit.


• Norma moral dapat diuji dengan cara:
• Melihat konsistensinya  tidak kontradiktif.
• Generalisasi norma  dasar bagi aturan emas
(the golden rule):
“Hendaklah memperlakukan orang lain
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
atau
“ Jangan berbuat terhadap orang lain apa yang
Anda sendiri tidak inginkan diperbuat terhadap
diri Anda”

• Norma moral terpenting  kewajiban
menghormati martabat manusia.
Immanuel Kant: “Hendaklah memperlakukan
manusia selalu juga sebagai tujuan pada dirinya
dan tidak pernah sebagai sarana belaka”.
Misalnya: Kita menggunakan jasa pembantu
rumah tangga atau semua orang yang bekerja
untuk kita. Tetapi, di samping menggunakan

jasanya, kita juga harus menghormati mereka
sebagai “persona” (pribadi manusia bermartabat)
 memberi haknya, berlaku sopan, tidak
merendahkan, tidak menghina.

Contoh lain: Seseorang kesulitan uang dan
mencoba meminjam pada temannya dengan
janji akan mengembalikan sebulan kemudian,
padahal ia tahu bahwa ia tidak akan sanggup
memenuhi janji tersebut. Maka, janjinya itu palsu
 tidak bermoral (memanipulasi teman).
Menghormati martabat manusia mencakup:
• Martabat orang lain
• Martabat diri sendiri
• Martabat alam