PENELITIAN PENELITIAN TENTANG INVESTASI PORTOFOLIO

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:27:20 2017 / +0000 GMT

PENELITIAN-PENELITIAN TENTANG INVESTASI PORTOFOLIO
Faisal dan Musnadi (2004) dalam penelitiannya yang berjudul ?Analisis Efisiensi Pasar Modal Jakarta Periode 1997-1999?
mengatakan bahwa pengujian terhadap efisiensi pasar modal bentuk lemah pada Bursa Efek Jakarta selama periode 1997 ? 1999
menunjukkan bahwa rata-rata absolut setiap lag berpola random walk karena angka koefisien otokorelasi mendekati 0. Sehingga
perubahan harga saham di waktu yang lalu dengan waktu sekarang memiliki hubungan yang sangat kecil atau lemah. Ini berarti
informasi harga masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk keputusan ? keputusan investasi pada masa yang akan datang.Kartini
dan Safuan (2007) berdasarkan hasil penelitiannya yang berjudul ? Determinan Investasi Portofolio Di Negara-Negara Asean,
Amerika Dan Jepang ?, didapatkan bahwa GDP negara asal (Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina)
ternyata tidak signifikan mempengaruhi nilai investasi portofolio internasional di Indonesia. Pada variabel pertumbuhan GDP negara
asal ternyata tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai investasi portofolio internasional di Indonesia
yang dimiliki Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina, selain itu pada GDP negara asal (Amerika
Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina) juga ditemukan arah yang berbeda antara hipotesa teori dengan hasil
estimasi yang didapatkan. Hipotesa teori memiliki arah positif atau pertumbuhan GDP negara asal (Amerika Serikat, Jepang,
Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina) yang naik akan meningkatkan pertumbuhan nilai investasi portofolio internasional di
Indonesia yang dimiliki Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Sedangkan pada hasil estimasi
ditemukan hal yang sebaliknya, pertumbuhan GDP negara asal (Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan
Filipina) akan menurunkan pertumbuhan nilai investasi portofolio internasional di Indonesia yang dimiliki Amerika Serikat, Jepang,
Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Sedangkan GDP tujuan (dalam hal ini berarti GDP INA atau GDP Indonesia) ternyata

ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai investasi porfolio internasional di Indonesia dari Amerika Serikat,
Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina, selain itu pada variabel GDP tujuan juga ditemukan arah sama antara hipotesa
teori dengan hasil estimasi yang didapatkan. Hipotesa teori memiliki arah positif atau sedangkan pada hasil estimasi ditemukan hal
yang sama.Bakar (2003), berdasarkan hasil penelitiannya yang berjudul ? Analisis Investasi Di Indonesia ? dapat disimpulkan bahwa
pendapatan nasional berpengaruh positif terhadap investasi. Artinya jika pendapatan nasional naik Rp.1000 maka investasi juga akan
naik Rp.632. sedangkan suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi. Artinya jika suku bunga naik 1 persen maka investasi
akan berkurang Rp.287 juta. Dan turunnya penanaman modal asing di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal seperti persepsi
investor terhadap Indonesia yang masih negatif dan iklim investasi yang masih belum kondusif, masalah penegakan hukum, dan
banyaknya pesaing Indonesia di tingkat Asia. Negara-negara pesaing itu memiliki iklim investasi yang lebih baik dibandingkan
Indonesia dan memberikan insentif untuk investasi.Haryanto dan Riyatno (2007), dalam hasil penelitiannya yang berjudul ?
Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan Di BEJ ?,
menyimpulkan bahwa risiko sistematis (risiko pasar) merupakan risiko dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi (kondisi makro). Tingkat suku bunga SBI dan kurs
terbukti mempengaruhi risiko sistematis saham namun hasilnya tidak konsisten pada dua karakteristik industri yang berbeda. Pada
perusahaan manufaktur hanya kurs yang mempengaruhi risiko saham sedangkan pada perusahaan non manufaktur suku bunga SBI
yang mempengaruhi risiko sistematis saham. Suryantini (2007), dalam hasil penelitiannya yang berjudul ? Perbedaan Kinerja
Portofolio Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif Dan Pasif Pada Saham LQ 45 Di BEJ ?, didapatkan bahwa antara kedua strategi,
baik return maupun risiko strategi aktif lebih besar dibandingkan dengan return dan risiko portofolio dengan strategi pasif. Di
samping itu, t-hitung antara kedua strategi menghasilkan t-hitung yang tidak signifikan yang berarti bahwa tidak ada perbedaan
antara kinerja strategi aktif dengan strategi pasif. Ini berarti walaupun besar return dan risiko dari kedua strategi berbeda,

peningkatan return dan risiko dari tiap-tiap strategi adalah sama. Hal ini berarti bahwa semakin besar return yang diinginkan maka
semakin besar risiko yang harus ditanggung investor.Sridadi (2005) dalam hasil penelitiannya yang berjudul ?Analisis Fundamental
Terhadap Volume Perdagangan Saham? mengatakan bahwa dalam model dinamis jangka panjang dan jangka pendek, variabel
IHSG, right issue, maupun nilai tukar rupiah terhadap dolar memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume
perdagangan saham, sedangkan SIBOR memiliki kecenderungan tidak memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham.
Dengan melakukan intervensi terhadap ketiga variabel tersebut, diharapkan ada perbaikan indeks yang benar-benar mencerminkan
makin pulihnya kepercayaan investor terutama investor asing terhadap perekonomian Indonesia.Ilhamsyah (2000) mengatakan
bahwa tingginya volume total investasi selama lima tahun yaitu dari tahun 1991-1996 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
tempat yang baik untuk investasi dengan tendensi peningkatan pananaman modal asing, sehingga investasi di Indonesia
mendatangkan keuntungan yang besar bagi para investor.Ridwan dan Sari (2004), berdasarkan penelitiannya yang berjudul ?reaksi
pasar terhadap pengumuman pemecahan saham? menyimpulkan bahwa salah satu Pasar Modal Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:27:20 2017 / +0000 GMT

bereaksi terhadap peristiwa ini. Dari hasil pengamatan pada harga saham perusahaan sample, Stock Split yang selama ini dianggap

mampu memberikan sinyal yang baik bagi perusahaan ternyata menghasilkan Abnormal Return yang positif pada hari sebelum dan
pada saat Stock Split tersebut diumumkan sedangkan pada Abnormal Return cenderung turun menjadi negatif pada hari-hari setelah
Stock Split diumumkan.Butuh daftar pustaka klik disini

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |