PELUMASAN PADA MESIN

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:11:37 2017 / +0000 GMT

PELUMASAN PADA MESIN
Minyak pelumas bahan dasarnya dari minyak dasar mineral, minyak dasar alami atau minyak dasar sintesis. Minyak pelumas saat
ini sebahagian besar dibuat dari minyak dasar mineral yang berasal dari tambang yang diolah dengan cara penyulingan. Apabila
persedian minyak bumi sudah menipis, minyak pelumas dibuat dari minyak sintesis, nabati, atau hewan. Minyak pelumas dengan
bahan dasar alami merupakan minyak pelumasa yang paling baik. Akan tetapi, jumlahnya saat ini jumlahnya belum sesuai dengan
kebutuhan. Minyak dasar alami berasal dari tumbuh ? tumbuhan, minyak jarak, kopra, dan kelapa sawit, minyak ini dapat dibuat dari
lemak hewan.
Viskositas minyak pelumas menunjukkan kemampuan terhadap laju aliran minyak. Viscositas minyak
ditentukan dengan mengukur sample minyak. Pengolahan dilakukan dengan memanaskan minyak tersebut sampai pada suhu
tertentu, kemudian dialirkan melalui lubang pada viscometer. Lamanya waktu yang ditentukan untuk meneteskan minyak pelumas
dari viscometer ke gelas ukur, menetukan nilai kekentalan minyak pelumas. Minyak pelumas yang mengalirkan lebih cepat,
viskositasnya rendah, sedangkan untuk mengalirkannya lambat viskositasnya tinggi.
Suatu badan internasional yaitu Society
of Automotive Engginers (SAE), mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE didepan indek kekentalan. SAE telah
membuat indeks dengan kekentalan yang telah diikuti dengan huruf W, yang menunjukkan kekentalan minyak pelumas pada
temperatur -20°C dan disebut rendah. Mesin yang memakai minyak pelumas dengan kekentalan rendah, mudah dihidupkan,
khususnya pada musim dingin. Pelumas dengan kekentalan rendah ditandai dengan SAE 10 W, SAE 15 W, SAE 20 W. sedangkan
minyak pelumas dengan untuk kebutuhan dengan temperatur 100°C , tidak ditandai dengan huruf W, tetapi SAE 30, SAE 40, SAE

90 dan seterusnya.
Minyak pelumas yang dapat memenuhi kebutuhan pada temperatur rendah, yaitu pada saat mesin mulai
dihidupkan dan dapat memenuhi pada saat mesin sudah panas, disebut dengan minyak pelumas multi grade oil (serbaguna).
Misalnya SAE 5 W- 20, SAE 10 W - 20, SAE 10 W ? 30, SAE 10 W ? 30, SAE 10 W ? 40, SAE 10 W ? 50 dan seterusnya.
SAE 20 W ? 40, artinya minyak pelumas standar SAE 20 pada temperatur - 20°C dan standar minyak pelumas sampai SAE 50 pada
temperatur 100°C.KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS.
Minyak pelumas untuk engine diklasrifikasikan sesuai dengan
standar American Petroleum institute (API) dan dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API biasanya tercantum pada masing ?
masing kemasan minyak pelumas. Hal ini untuk menambahkan tingkatan SAE. Pemilihan minyak pelumas akan lebih mudah,
apabila dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan. Klasifikasi API Penggunaan dan kualitas Oli SA Minyak
murni tanpa bahan tambahan SB Digunakan untuk mesin operasi ringan yang mengadung sedikit anti oxiden SC Oli yang
mengandung detergen, dispersant, anti oxidant dan lain ?lain. SD Digunakan untuk mesin yang beroperasi dengan temperature
tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant dan lain ?lain SE Digunakan untuk mesin sedang engandung rersisting agent,
oxidant yang lebih banyak SF Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resitane dan daya tahan lebih tinggi
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS UNTUK MOTOR DIESEL.
Tekanan kompresi dan tekanan pada motor diesel lebih
tinggi dari motor bensin, oleh karena itu oli mesinnya harus mempunyai kekuatan detergent dispersant yang baik dan dapat
menetralisir asam belerang akibat pembakaran. Klasifikasi Api Penggunaan dan kualitas Oli CA Dipergunkan untuk mesin
diesel operasi beban ringan CB Dipergunakan untuk mesin diesel operasi sedang CC Dapat dipergunakan untuk mesin
diesel yang memakai Turbo Charger, dengan operasui temperatur sedang CD Dipergunakan untuk mesin diesel yang memakai

Turbo Charger, dengan kandungan sulfur pada bahan sedikit. OLI UNTUK RODA GIGI.
Oli untuk roda gigi mempunyai
kekentalan yang tinggi. Hal ini untuk mengurangi kerusakan pada roda gigi, bantalan dan kebocoran. Oli untuk roda gigi
mempunyai standar kekentalan 75w, 80w, 85w, 90w, 140w dan 250w, sedangkan differential dan tranmisi pada kendaraan
umumnya memakai oli SAE 90 atau 80w ? 90. Klasifikasi Api Penggunaan dan Kualitas Oli GL1 Mineral murni untuk roda
gigi, tetapi jarang dipakai pada kendaraan. GL2 Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan tumbuh ? tumbuhan
GL3 Untuk transmisi manual dan steering gear, mengandung bahan extreme ? pressure resisting GL4 Untuk hypoid gear,
mengandung bahan tambah extreme ? pressure resisting yang lebih banyak dari GL3 GL5 Untuk differential yang dilengkapi
hypoid gear, kandungan extreme pressure lebih besar dari GL4, dan kondisi yang lebih berat
Pada saat pompa berputar,
pompa akan menghisap oli dari panci minyak dan menyalurkan keseluruh komponen setelah melalui filter. Bila tekanan melebihi
batas yang ditentukan, maka relief valve akan terbuka sehingga sebagian oli yang dipompakan dikembalikan ke panci minyak. Bila
tekanan terlalu rendah, dapat dilihat alat ukur atau lampu akan tetap menyala.PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
Pada
motor terdapat dua sumber utama yang dapat mencemari oli, yaitu partikel ? partikel logam akibat gesekan serta karbon akibat
kebocoran gas bekas.
Filter, dalam fungsinya, menyaring kotoran ? kotoran ini. Pada jangka waktu tertentu, filter akan
tersumbat (buntu) akibatnya filter tidak akan berfungsi dengan baik.
Bila demikian, sebagian besar oli yang akan disalurkan
kedalam system mengalir dalam keadaan kotor. Hal ini akan mempercepat tingkat keausan komponen. Untuk mengulangi hal ini,

perlul dilakukan penggantian filter secara berkala. Di sisi lain, oli yang telah dipakai pada waktu tertentu (berdasarkan jarak tempuh

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:11:37 2017 / +0000 GMT

atau waktu kerja) juga harus diganti sebab kekentalan oli umumnya telah berubah (bertamabah encer). Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah jumlah oli didalam motor. Jumlah oli yang tidak sesuai akan mengganggu sistem pelumasan dan unjuk kerja
motor.GANGGUAN PADA SISTEM PELUMASAN.Mesin dapat distarter, tetapi
tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan
Kemungkinan penyebab kerusakan Perbaikannya a. Minyak pelumas terlalu rendah a. Ganti minyak pelumas dengan minyak
pelumas yang sesuai b. Komponen ? komponen pompa b. Bongkar dan periksa komponen ? komponen pompa, ganti jika aus
c. Saringan oli tersumbat c. Ganti dengan saringan oli d. Katup pengatur tekanan oli rusak d. Bongkar katup pengatur
tekanan oli dang ganti jika rusak. e. Alat pengukur tekanan oli rusak. e.1. Buka sending unit & dan hidupkan mesin. Apabila
oli memancar berarti alat pengopntrol rusak.e.2. Periksa sistem pengontrol tekanan oli, perbaiki/ganti jika rusak f. Minyak
pelumas terlalu sedikit f. Tamabah minyak pelumas, sesuai kebutuhan g. Paking atau sil yang berhubungan dengan saluran
minyak pelumas bocor. g. Ganti paking atau sil dengan baik. 2.

Pada waktu mesin beroperasi. Kemungkinan penyebab
kerusakan Perbaikannya a.kekentalan minyak pelumas berkurang, karena mesin terlalu panas a. Periksa mesin, setel sistem
pengapian dan perbaiki system bahan bakar
b. kerusakan pada bantalan b. bongkar mesin dan perbaiki c. Tutup
pembuangan oli pada panci oli bocor c. perbaiki tutup pembuangan oli d. sil pada poros engkol bocor d. ganti sil poros
engkol DAFTAR PUSTAKA1.
John Deere and company 1991, Fundamental of service, Illionis USA.2.
Martin W.
Stockel/Marten T. Stokel 1994, Auto service and Repaire, Southoland, Illionis, The Good Heart Wilcox Company, Inc,.3.
PT.
Toyota Astra Motor, Step 2, Engine Group.4.
PT. Toyota Astra Motor, New Step 1, Training Manual, 1995.5.
Ed May,
William H. Crouse, Automotive Mechanics, MC Grow Book Company Sydney, 1995.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |