ProdukHukum Perdagangan KMK347.

MENTERI KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 347/KMK.01/1999
TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI
GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG
LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN
DIEKSPOR
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

:

a. bahwa untuk meningkatkan ekspor kendaraan bermotor dipandang perlu
memberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan atau bahan dari
Gudang Berikat untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk
pembuatan kendaraan bermotor dengan tujuan untuk diekspor;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a, dipandang perlu menerbitkan
Keputusan Menteri Keuangan;


Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan
Berikat (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 50, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3638) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3717);
3. Keputusan Presiden Nomor 122/M tahun 1998;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 399/KMK.01/1996 tentang Gudang
Berikat;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG
DAN ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH,
DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK
PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN
DIEKSPOR

Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean;
2. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean;
3. Pembebasan adalah pembebasan bea masuk atas impor barang dan atau bahan untuk diolah,
dirakit, atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor dengan tujuan
untuk diekspor;
4. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam
jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu;
5. Gudang Berikat adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang didalamnya
dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran, pengepakan, pemberian
merk/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi
barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah Pabean Indonesian Lainnya
(DPIL), Kawasan Berikat, atau direekspor tanpa adanya pengolahan;

Pasal 2
Terhadap barang dan atau bahan asal Gudang Berikat untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada
barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor, yang diimpor oleh perusahaan industri perakitan
kendaraan bermotor dengan tujuan untuk diekspor dapat diberikan fasilitas pembebasan.
Pasal 3
Untuk memperoleh fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, perusahaan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan menggunakan
formulir sebagaimana contoh yang ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan ini.
2. Diajukan oleh perusahaan industri perakitan Kendaraan Bermotor yang mengimpor barang dan
atau bahan dari Gudang Berikat.
3. Melampirkan Daftar Keterkaitan antara barang dan atau bahan asal impor dengan kendaraan
bermotor yang diekspor dengan menggunakan formulir sebagaimana contoh yang ditetapkan
dalam Lampiran II Keputusan ini.
4. Terhadap barang dan atau bahan yang diimpor dari Gudang Berikat untuk diolah, dirakit, atau
dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan bermotor harus diekspor seluruhnya.

Pasal 4
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diproses untuk disetujui atau ditolak dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan

benar.
Pasal 5
Dalam hal permohonan disetujui, pemohon wajib :
1. menyerahkan jaminan berupa Jaminan Bank, Custom Bond atau jaminan lainnya kepada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar bea masuk yang terutang sebelum pengeluaran
barang dan atau bahan dilakukan.
2. menyimpan dan memelihara dokumen, buku-buku dan laporan yang berkaitan dengan kegiatan
impor dan ekspor sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun.
3. menyampaikan Laporan Ekspor kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sekurang-kurangnya
6 (enam) bulan sekali menggunakan formulir sebagaimana contoh yang ditetapkan dalam
Lampiran III dan IV Keputusan ini, disertai dokumen :
a. fotokopi PIB yang telah diberikan persetujuan keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai;
b. fotokopi Surat Tanda Terima Jaminan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. fotokopi PRB yang telah mendapat persetujuan muat oleh Pejabat Bea dan Cukai;
d. fotokopi Bill of Lading atau Airway Bill.
4. menyampaikan Laporan Penyerahan Barang ke Dalam Negeri atas Penggunaan Barang dan
Bahan asal Impor yang mendapat Fasilitas Pembebasan kepada Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali menggunakan formulir sebagaimana contoh
yang ditetapkan dalam Lampiran V dan VI Keputusan ini, disertai dokumen :
a. fotokopi PIB yang telah diberikan persetujuan keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai;

b. fotokopi SSBC.
Pasal 6
Pemberian fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan
sebagaimana contoh yang ditetapkan dalam Lampiran VII Keputusan ini.
Pasal 7
(1) Realisasi ekspor harus terlaksana dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
pengimporan.
(2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhi, jaminan dikembalikan
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah Laporan Ekspor disetujui.

(3) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, bea masuk yang
terutang atas impornya wajib dibayar dan ditagih bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan
dari bea masuk yang terutang terhitung sejak jatuh tempo jangka waktu 6 (enam) bulan sampai
dengan pelaksanaan ekspor selama-lamanya 12 (dua belas) bulan.
(4) Apabila realisasi ekspor dilaksanakan setelah bea masuk dibayar selama-lamanya 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pengimporan dapat diberikan restitusi bea masuk.
Pasal 8
(1) Apabila sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan dilakukan penyerahan ke dalam negeri, bea
masuk dibayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus

persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar;
(2) Apabila penyerahan ke dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
jangka waktu 6 (enam) bulan, jaminan dicairkan dan ditagih bunga sebesar 12% (dua belas
persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
Pasal 9
Pengawasan terhadap pemberian fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 10
Pelaksanaan audit di bidang kepabeanan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang
berlaku tentang pelaksanaan audit di bidang kepabeanan.
Pasal 11
Atas barang dan atau bahan yang hasil produksinya seharusnya diekspor atau harus ada di
perusahaan, apabila tidak dapat dipertanggungjawabkan, penerima fasilitas wajib membayar bea
masuk yang terutang ditambah denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang
seharusnya dibayar.
Pasal 12
(1) Sisa barang dan atau bahan hasil produksi dan barang dan atau bahan yang rusak yang diimpor
dari Gudang Berikat dapat dijual di dalam negeri dengan dikenakan bea masuk sebesar 5% dari
harga jual.
(2) Terhadap barang-barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum dijual di dalam negeri

dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
(3) Sisa barang dan atau bahan dan barang dan atau bahan yang rusak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang seharusnya ada di perusahaan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, penerima

fasilitas wajib membayar bea masuk yang terutang ditambah denda sebesar 100% (seratus
persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
Pasal 13
(1) Sisa barang dan atau bahan hasil produksi dan barang dan atau bahan yang rusak dapat
dimusnahkan.
(2) Sisa barang dan atau bahan hasil produksi dan barang dan atau bahan yang rusak yang
dimusnahkan, bea masuk tidak ditagih.
(3) Permohonan pemusnahan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang
mengawasi perusahaan yang bersangkutan.
(4) Hasil pemusnahan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan.
Pasal 14
Atas pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan pemusnahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dipertanggungjawabkan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan
menggunakan formulir sebagaimana contoh yang ditetapkan dalam Lampiran VIII Keputusan ini.
Pasal 15
(1) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelebihan pembebasan, maka atas kelebihan

tersebut harus dikembalikan ditambah bunga 2% (dua persen) setiap bulan selama-lamanya 12
(dua belas) bulan terhitung sejak tanggal pengimporan.
(2) Apabila kelebihan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi unsur-unsur
pidana, dikenai sanksi pidana sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1995.
Pasal 16
Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 17
Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 1999.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Juni 1999


Menteri Keuangan
Ttd

Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Bambang Subianto

Lampiran I
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal
: 24 Juni 1999

KOP PERUSAHAAN
Nomor
Lampiran
Hal


:
:
: Permohonan Fasilitas Pembebasan
Barang dan atau Bahan

Tanggal …………..

Yth. Bapak Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan
di Jakarta
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari :
Nama Perusahaan :
NPWP
:
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Facsimile :

Alamat Pabrik
:
Dalam kedudukan sebagai Produsen Eksportir Kendaraan Bermotor, dengan ini mengajukan
permohonan fasilitas pembebasan BM atas impor barang dan atau bahan untuk diolah, dirakit atau
dipasang pada barang lain untuk pembuatan Kendaraan Bermotor dengan tujuan diekspor.
Bersama ini kami lampirkan pula dokumen pendukung antara lain berupa :
1. Rencana impor dan ekspor selama kurun waktu 12 bulan;
2. Realisasi ekspor 12 bulan yang lalu (untuk perusahaan yang pernah melakukan ekspor)
3. Fotokopi kartu NPWP dan PKP
Apabila permohonan ini disetujui, kami menyatakan tunduk pada peraturan yang menjadi
dasar pemberian fasilitas ini.
Pemohon.
Meterai

( …………………)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Salinan sesuai dengan aslinya
Menteri Keuangan
Kepala Biro Umum
u.b.
Ttd
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen
Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Bambang Subianto

Lampiran II
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal : 24 Juni 1999

MENTERI KEUANGAN
RENCANA IMPOR DAN EKSPOR DAN KEBUTUHAN BARANG DAN BAHAN IMPOR
SELAMA 12 BULAN
NAMA PERUSAHAAN : ………………………….
NPWP
: ………………………….
PERIODE
: ………………………….

RENCANA PRODUKSI/HASIL OLAHAN EKSPOR

KEBUTUHAN BARANG/BAHAN IMPOR

No.Urut

No. HS

Uraian Barang Ekspor

Satuan

Jumlah

No. Urut

No. HS

Uraian
Barang
Impor

Satuan

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Perkiraan nilai bea masuk yang diminta untuk dibebaskan Rp. ………………….,00 (…………………………………)
Pimpinan Perusahaan

a.n. Menteri Keuangan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai

………………………………………
(Cap Perusahaan)

……………………………………
(Cap Dinas)

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen

Menteri Keuangan
ttd.
Bambang Subianto

Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Lampiran III
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal
: 24 Juni 1999

KOP PERUSAHAAN
Nomor
Lampiran
Hal

:
:
: Laporan ekspor atas barang
dan atau bahan asal Impor

Tanggal …………..

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe ………………………….
di …………………………….
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari :
Nama Perusahaan :
NPWP
:
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Facsimile :
Alamat Pabrik
:
Dengan ini mengajukan Laporan Ekspor yang ke ………….. sebagai pertanggung jawaban kami
atas penggunaan barang dan bahan asal impor yang telah mendapat fasilitas pembebasan.
Apabila dari hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembukuan kami
membuktikan bahwa laporan ekspor ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya, kami bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemohon.
Meterai

( …………………)
Tembusan :
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
2. Direktur Verifikasi dan Audit;
3. Kepala Kantor Wilayah ………
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen
Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Menteri Keuangan
Ttd

Bambang Subianto

Lampiran IV
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal : 24 Juni 1999

MENTERI KEUANGAN
LAPORAN EKSPOR ATAS PENGGUNAAN BARANG DAN BAHAN ASAL IMPOR
YANG MENDAPAT FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK
NAMA PERUSAHAAN
NPWP
LAPORAN KE
REALISASI EKSPOR
NO.

KODE HS

URUT

BARANG

1

2

PEB
JUMLAH/S
NO./TGL
ATUAN
3
4

: ………………………….
: ………………………….
: ………………………….
PEMAKAIAN BARANG DAN ATAU BAHAN DAN NILAI
IMPOR
NOMOR PIB

TGL. PIB

5

6

TOTAL NILAI
BEA MASUK

JUMLAH/

BM

SATUAN

(RP)

7

8

Rp.

Pejabat Bea dan Cukai,

Pimpinan Perusahaan,

………………………………………
(Cap Dinas))

……………………………………
(Cap Perusahaan)

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen

Menteri Keuangan
ttd.
Bambang Subianto

Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Lampiran V
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal
: 24 Juni 1999
KOP PERUSAHAAN
Nomor
Lampiran
Hal

:
:
: Laporan penyerahan ke dalam negeri
Atas barang dan atau bahan asal impor

Tanggal …………..

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe ………………………….
di …………………………….
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari :
Nama Perusahaan :
NPWP
:
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Facsimile :
Alamat Pabrik
:
Dengan ini mengajukan Laporan Penyerahan ke Dalam Negeri yang ke ………….. sebagai
pertanggung jawaban kami atas penggunaan barang dan bahan asal impor yang telah mendapat
fasilitas pembebasan.
Apabila dari hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembukuan kami
membuktikan bahwa laporan ekspor ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya, kami bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemohon.
Meterai

( …………………)
Tembusan :
4. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
5. Direktur Verifikasi dan Audit;
6. Kepala Kantor Wilayah ………
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen
Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Menteri Keuangan
Ttd

Bambang Subianto

Lampiran VI
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal : 24 Juni 1999

MENTERI KEUANGAN
LAPORAN PENYERAHAN KE DALAM NEGERI ATAS
PENGGUNAAN BARANG DAN BAHAN ASAL IMPOR
YANG MENDAPAT FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK
NAMA PERUSAHAAN
NPWP
LAPORAN KE

: ………………………….
: ………………………….
: ………………………….

PEMAKAIAN BARANG DAN ATAU BAHAN DAN
NILAI IMPOR
NOMOR
PIB
JUMLAH/
BM
TGL. PIB
PIB
JUMLAH/SATUAN
SATUAN
(RP)
4
5
6
7
8

REALISASI PENYERAHAN KE DALAM NEGERI
NO.
URUT
1

KODE HS
BARANG
2

NO./TGL
3

TOTAL NILAI
BEA MASUK

Rp.

Pejabat Bea dan Cukai,

Pimpinan Perusahaan,

………………………………………
(Cap Dinas))

……………………………………
(Cap Perusahaan)

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen

Menteri Keuangan
ttd.
Bambang Subianto

Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Lampiran VII
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal
: 24 Juni 1999
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI
GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU DIPASANG PADA
BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN KENDARAAN BERMOTOR
DENGAN TUJUAN DIEKSPOR KEPADA PT. ………………..
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

:

a. bahwa setelah dilakukan penelitian terhadap permohonan PT. ……………..
diperoleh kesimpulan bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat untuk
diberikan pembebasan bea masuk;
b. bahwa berdasarkan huruf a, dipandang perlu memberikan pembebasan bea
masuk atas impor barang dan atau bahan dari Gudang Berikat untuk diolah,
dirakit atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan Kendaraan Bermotor
dengan tujuan diekspor kepada PT. ……………..;

Mengingat

:

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 399/KMK.01/1996 tentang Gudang
Berikat;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : …………. Tentang Pembebasan Bea
Masuk Atas Impor Barang dan atau Bahan dari Gudang Berikat untuk Diolah,
Dirakit atau Dipasang pada Barang Lain untuk Pembuatan Kendaraan
Bermotor dengan tujuan Ekspor;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT
ATAU DIPASANG PADA BARANG LAIN UNTUK PEMBUATAN
KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TUJUAN DIEKSPOR KEPADA
PT. ………………..

PERTAMA

:

Terhadap pemasukan barang dan atau bahan dari Gudang Berikat PT. ……….
Periode ……… sampai dengan ………., dengan perkiraan nilai barang
………… (……………….) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini diberikan pembebasan Bea Masuk.

KEDUA

:

Barang sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA hanya digunakan untuk
diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk pembuatan kendaraan
bermotor dengan tujuan ekspor dan tidak boleh dipindahtangankan dan/atau
dipindahlokasikan tanpa persetujuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

KETIGA

:

Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud diktum KEDUA tidak dipenuhi
dan/atau terdapat penyalahgunaan, pemberian pembebasan sebagaimana
dimaksud diktum PERTAMA dinyatakan batal dan kepada yang bersangkutan
diwajibkan melunasi Bea Masuk yang terutang serta denda sebesar 100%
(seratus persen) dari bea masuk yang terutang.

KEEMPAT

:

Pemberian persetujuan pembebasan ini sewaktu-waktu dapat dilakukan audit di
bidang kepabeanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

KELIMA

:

Penerima fasilitas pembebasan sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA wajib
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan No. ……… tanggal ……………….

KEENAM

:

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kekurangan dalam surat keputusan
ini akan diadakan perubahan/pembetulan seperlunya.

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Menteri Keuangan RI (tanpa lampiran);
2. Menteri Perindustrian dan Perdagangan (tanpa lampiran);
3. Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (tanpa lampiran);
4. Direktur Jenderal Pajak (tanpa lampiran);
5. Direktur Verifikasi dan Audit;
6. Kepala Kantor Wilayah;
7. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ………………
Petikan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
Pimpinan PT. ……………………………..

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
a.n. Menteri Keuangan RI
Direktur Jenderal Bea dan Cukai

…………………….
NIP. 0600 …………

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen

Menteri Keuangan

Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Bambang Subianto

Ttd

Lampiran VIII
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor
: 347/KMK.01/1999
Tanggal
: 24 Juni 1999
KOP PERUSAHAAN
Nomor
Lampiran
Hal

:
:
: Laporan Pemusnahan/Penjualan
Waste/Reject/Sisa Barang/Bahan

Tanggal …………..

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe ………………………….
di …………………………….
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari :
Nama Perusahaan :
NPWP
:
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Facsimile :
Alamat Pabrik
:
Dengan ini menyampaikan Laporan ke …………….. atas pemusnahan/penjualan waste/reject/sisa
barang/bahan yang tidak diekspor sebagai pertanggung jawaban kami atas penggunaan barang dan
bahan asal impor yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk. Sebagai kelengkapan
dokumen, bersama ini kami sampaikan :
1. Daftar barang sisa/waste bahan impor yang dimusnahkan/dijual;
2. SSBC dan SSP;
3. Fotokopi PIB;
4. Fotokopi faktur penjualan; atau
5. Berita acara Pemusnahan.
Apabila dikemudian hari, hasil pemeriksaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap
pembukuan kami membuktikan bahwa laporan ini telah kami laporkan dengan tidak sebenarnya,
kami bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemohon.
Meterai

( …………………)
Tembusan :
7. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
8. Direktur Verifikasi dan Audit;
9. Kepala Kantor Wilayah ………
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Salinan sesuai dengan aslinya
Menteri Keuangan
Kepala Biro Umum
u.b.
Ttd
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen
Mustafa Husien, SH
NIP 060051103

Bambang Subianto