HAPID – Macam Acara Pemeriksaan Sidang 2015

  Pemeriksaan Sidang Pemeriksaan Sidang Pengadilan Pengadilan

  (Pasal 145-216 KUHAP)

  (Pasal 145-216 KUHAP)

PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA

REVISI KUHAP

  Ruang sidang Ruang sidang 1. 1. Majelis Hakim Majelis Hakim 2. 2. JPU JPU 3. 3. Terdakwa+ PH Terdakwa+ PH 4. 4. Terperiksa Terperiksa

  

(Saksi/ahli/Terdak

(Saksi/ahli/Terdak

wa) wa) 5. 5. Pengunjung Pengunjung

  Courtroom Courtroom

  • - JUDGES

  JUDGES

  • - PLAINTIFF

  PLAINTIFF

  • - DEFENDANT

  DEFENDANT

  • - WITNESS

  WITNESS

  • - JURY JURY - PUBLIC

PUBLIC BENCH BENCH

  Macam Acara Pemeriksaan Macam Acara Pemeriksaan

   Acara Pemeriksaan Biasa Acara Pemeriksaan Biasa

   Acara Pemeriksaan Singkat Acara Pemeriksaan Singkat

   Acara Pemeriksaan Cepat : Acara Pemeriksaan Cepat :

  1. R oll ( Pelanggaran LL)

  1. R oll ( Pelanggaran LL)

  2. Tipiring /Penghinaan Ringan

  2. Tipiring /Penghinaan Ringan

  Dasar Dasar

  Acara Pemeriksaan Acara Pemeriksaan

  Pemeriksaan Dibedakan Pemeriksaan Dibedakan berdasarkan: berdasarkan:

   Macam Tindak Pidana (Ps. 205)

  Macam Tindak Pidana (Ps. 205) 

  Berat/Jenis Hukuman Berat/Jenis Hukuman

   Pembuktiannya (Sederhana/Sulit?)

  Pembuktiannya (Sederhana/Sulit?) 

  Alat buktinya Alat buktinya

   Dll.

  Dll.

  Prinsip Pemeriksaan Persidangan Prinsip Pemeriksaan Persidangan

  

  Terbuka untuk Umum Terbuka untuk Umum

  

  Hadirnya Terdakwa Hadirnya Terdakwa

  

  Ketua Sidang Memimpin Pemeriksaan Ketua Sidang Memimpin Pemeriksaan

  

  Langsung dan Lisan Langsung dan Lisan

  

  Pemeriksaan Secara Pemeriksaan Secara

  Bebas Bebas

  

  Lebih dulu Mendengar Lebih dulu Mendengar

  Keterangan Saksi Keterangan Saksi

  Proses Ajudikasi Perkara Pidana

  Proses Ajudikasi Perkara Pidana

  Revisi KUHAP

  Revisi KUHAP Acara Pemeriksaan Biasa Acara Pemeriksaan Biasa

  

  Semua Siap di R. Sidang kec. MH Semua Siap di R. Sidang kec. MH

  

  MH Masuk dan membuka sidang MH Masuk dan membuka sidang

  

  PU memanggil Terdakwa masuk PU memanggil Terdakwa masuk

  

  Identitas Terdakwa Identitas Terdakwa

  

  Pembacaan SD Pembacaan SD

  

  Menanyakan Tdw sudah mengerti/tidak isi SD Menanyakan Tdw sudah mengerti/tidak isi SD

  

  Hak mengajukan Eksepsi (jika ada) Hak mengajukan Eksepsi (jika ada)

  

EKSEPSI

EKSEPSI

  Pasal 156 KUHAP (KEBERATAN) Pasal 156 KUHAP (KEBERATAN) Kewenangan : absolut atau relatif

  • - Kewenangan : absolut atau relatif

  Dakwaan tidak dapat diterima (Pasal 143 ayat 2a KUHAP) - Dakwaan tidak dapat diterima (Pasal 143 ayat 2a KUHAP) Dakwaan batal demi hukum/harus dibatalkan (Pasal 143 2b KUHAP)

  • - Dakwaan batal demi hukum/harus dibatalkan (Pasal 143 2b KUHAP)

  Sistematika Surat Keberatan: Sistematika Surat Keberatan:

  Pendahuluan - Pendahuluan Opening Statement

  • - Opening Statement

  Posita - Posita Petitum

  • - Petitum
  •   Macam2 Eksepsi Macam2 Eksepsi

      

      E. Premateur

      

      E. Penerapan perUU tidak tepat

      E. Penerapan perUU tidak tepat

      

      E. Bukan TP

      E. Bukan TP

      

      E. Terkait Delik Aduan

      E. Terkait Delik Aduan

      E. Litispendentia: Kompetensi

      

      E. Litispendentia: Kompetensi

      

      E. Premptoir: Gugurnya hak menuntut

      E. Premptoir: Gugurnya hak menuntut

      

      E. Error in Persona: Syarat Formil

      E. Error in Persona: Syarat Formil

      

      E. Obscuur Libelli: syarat Materiil

      E. Obscuur Libelli: syarat Materiil

      E. Premateur

      

    TANGGAPAN JPU ATAS KEBERATAN

    TANGGAPAN JPU ATAS KEBERATAN

      Pengadilan Berwenang memeriksa, mengadili dan Pengadilan Berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara memutus perkara

      

      Dakwaan telah dibuat sesuai dengan syarat formill Dakwaan telah dibuat sesuai dengan syarat formill dan materiil sebagaimana dimaksud pasal 143 dan materiil sebagaimana dimaksud pasal 143

      KUHAP KUHAP

      

    Isi Putusan Sela

    Isi Putusan Sela

       Eksepsi diterima: tidak ada tahap

      Eksepsi diterima: tidak ada tahap pembuktian pembuktian

       Eksepsi tidak diterima: lanjut pembuktian

      Eksepsi tidak diterima: lanjut pembuktian 

      Eksepsi ditolak: lanjut pembuktian Eksepsi ditolak: lanjut pembuktian

      PUTUSAN SELA PUTUSAN SELA 

      Diputus setelah JPU memberikan tanggapan Diputus setelah JPU memberikan tanggapan

      

      Diputus bersama-sama dengan putusan akhir Diputus bersama-sama dengan putusan akhir

      

      Pengadilan berwenang/tidak berwenang, dakwaan Pengadilan berwenang/tidak berwenang, dakwaan sesuai dengan ketentuan pasal 143 atau tidak dapat sesuai dengan ketentuan pasal 143 atau tidak dapat diterima atau dibatalkan atau batal demi hukum diterima atau dibatalkan atau batal demi hukum

      

      Pemeriksaan dilanjutkan Pemeriksaan dilanjutkan

      

      Dilakukan di Pengadilan/Peradilan lain Dilakukan di Pengadilan/Peradilan lain

      

      Berkas dikembalikan untuk memperbaiki dakwaan Berkas dikembalikan untuk memperbaiki dakwaan

    PERLAWANAN/VERZET

      

      Ke Pengadilan Tinggi Ke Pengadilan Tinggi

      

      JPU memperbaiki dakwaan atau dakwaan JPU memperbaiki dakwaan atau dakwaan sudah tepat sudah tepat

      

      PH tidak sependapat PH tidak sependapat

      , , persidangan dilanjutkan persidangan dilanjutkan

    SIDANG PEMBUKTIAN

    TUNTUTAN/REQUISITOIR

      

      CLOSING STATEMENT CLOSING STATEMENT

      

      SISTEMATIKA SISTEMATIKA

      Pendahuluan

    • Pendahuluan
    • Opening Statement
    • Fakta Persidangan
    • Analisa Fakta
    • Analisa Yuridis
    • Kesimpulan
    • Permohonan

      Opening Statement

      Fakta Persidangan

      Analisa Fakta

      Analisa Yuridis

      Kesimpulan

      Permohonan

    PEMBELAAN/PLEDOOI

       Dasar pembenar dan dasar

      Dasar pembenar dan dasar pemaaf

       pemaaf Error in persona

      Error in persona Ne bis in idem

      Ne bis in idem Asas legalitas/ Retroaktivitas

      Asas legalitas/ Retroaktivitas Asas oportunitas

      Asas oportunitas Verjaring

      Verjaring Kualifikasi delik dan inti delik

      Kualifikasi delik dan inti delik Samenloop dan deelneming

      Samenloop dan deelneming Concursus realis dan idealis

      Concursus realis dan idealis SISTEMATIKA PEMBELAAN SISTEMATIKA PEMBELAAN - Pendahuluan

      Pendahuluan - Fakta persidangan

      Fakta persidangan - Analisa fakta

      Analisa fakta - Analisa Yuridis Analisa Yuridis - Permohonan: bebas atau lepas dari

      Permohonan: bebas atau lepas dari segala tuntutan, clemency segala tuntutan, clemency PUTUSAN PUTUSAN 

      ANALISA FAKTA ANALISA FAKTA

      

      ANALISA YURIDIS ANALISA YURIDIS

      

      PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN

      

    PUTUSAN: PIDANA, BEBAS ATAU

      LEPAS LEPAS

      Acara Pemeriksaan Singkat

    Acara Pemeriksaan Singkat

    1.

      4. Putusan dicatat dalam berita acara sidang (Pasal 203

      ) dan huruf (f) ) dan huruf (f) KUHAP).

      (3) (3) huruf ( huruf ( e e

      (Pasal 203 ayat (Pasal 203 ayat

      Hakim membuat surat yang memuat amar putusan tersebut tersebut dan memiliki kekuatan hukum yang sama dan memiliki kekuatan hukum yang sama dengan putusan pengadilan acara biasa dengan putusan pengadilan acara biasa

      5. Hakim membuat surat yang memuat amar putusan

      Putusan dicatat dalam berita acara sidang (Pasal 203 ayat ayat (3) KUHAP) ayat ayat (3) KUHAP) 5.

      4.

      1. Pasal 203 (1): di luar 205, pembuktian

      Hakim dapat meminta penuntut umum membuat pemeriksaan tambahan (Pasal 203 ayat (3) b KUHAP). pemeriksaan tambahan (Pasal 203 ayat (3) b KUHAP).

      3. Hakim dapat meminta penuntut umum membuat

      3.

      Penuntut umum tidak membuat surat dakwaan (Pasal 203 ayat (3)a KUHAP). 203 ayat (3)a KUHAP).

      2. Penuntut umum tidak membuat surat dakwaan (Pasal

      , , dan dan sifatnya sifatnya sederhana sederhana 2.

      Pasal 203 (1): di luar 205, pembuktian dan penerapan dan penerapan hukumnya hukumnya mudah mudah

      KUHAP).

      

    Acara Pemeriksaan Cepat/Roll

    Acara Pemeriksaan Cepat/Roll

      

      Pasal 205: Tipiring maks pidana 3 bulan dan Pasal 205: Tipiring maks pidana 3 bulan dan atau denda maks Rp.7.500,- dan penghinaan atau denda maks Rp.7.500,- dan penghinaan ringan ringan

      

      Dibagi 2: Dibagi 2: 1.

      1. Acr Pemeriksaan Tipiring

      Acr Pemeriksaan Tipiring 2.

      2. Acr Pemeriksaan Pelanggaran LL

      Acr Pemeriksaan Pelanggaran LL

      Acara Pemeriksaan Tipiring Acara Pemeriksaan Tipiring

      

      Penyidik a/ Kuasa PU langsung menghadapkan Penyidik a/ Kuasa PU langsung menghadapkan semuanya ke Pengadilan (Pasal 205 ayat (2) KUHAP). semuanya ke Pengadilan (Pasal 205 ayat (2) KUHAP).

       hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir.

      hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir.

      Kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan Kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan, terdakwa dapat meminta upaya hukum kemerdekaan, terdakwa dapat meminta upaya hukum banding (Pasal 205 ayat (3) KUHAP). banding (Pasal 205 ayat (3) KUHAP).

      

      Pasal 208 KUHAP, saksi tidak mengucapkan sumpah Pasal 208 KUHAP, saksi tidak mengucapkan sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu. atau janji kecuali hakim menganggap perlu.

      

      Putusan dicatat dalam daftar catatan perkara, Putusan dicatat dalam daftar catatan perkara, danselanjutnya dicatat dalam register perkara. danselanjutnya dicatat dalam register perkara.

      Berita Berita acara pemeriksaan sidang tidak dibuat (Pasal 209 acara pemeriksaan sidang tidak dibuat (Pasal 209 KUHAP).

      KUHAP).

      Perma No.2 th 2012 Perma No.2 th 2012

      

      Pada tanggal 28 Februari 2012 Mahkamah Pada tanggal 28 Februari 2012 Mahkamah

      Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah

      Agung ( PERMA ) Nomor 2 Tahun 2012 Agung ( PERMA ) Nomor 2 Tahun 2012 tentang penyesuaian batasan tindak pidana tentang penyesuaian batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP. Pasal ringan dan jumlah denda dalam KUHP. Pasal

      1, “Rp. 250” dibaca menjadi Rp 2.500.000,00 1, “Rp. 250” dibaca menjadi Rp 2.500.000,00

      

    Perma No.2 th 2012

    Perma No.2 th 2012

      

      Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) dijelaskan, Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) dijelaskan, apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai tidak lebih dari Rp 2,5 Juta, Ketua Pengadilan tidak lebih dari Rp 2,5 Juta, Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP dan yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP dan

      Ketua Pengadilan tidak menetapkan Ketua Pengadilan tidak menetapkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan penahanan ataupun perpanjangan penahanan .

      . Acara Pemeriksaan Pelanggaran

    Acara Pemeriksaan Pelanggaran

      

    Lalu Lintas

    Lalu Lintas

    hakim tunggal;

       hakim tunggal; tidak diper lukan berita acara pemeriksaan (Pasal 212 tidak diper lukan berita acara pemeriksaan (Pasal 212 KUHAP). KUHAP). Terdakwa dapat diwakili (Pasal 211 KUHAP). Terdakwa dapat diwakili (Pasal 211 KUHAP).

      Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa hadirnya terdakwa atau Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa hadirnya terdakwa atau wakilnya ( wakilnya ( verstek verstek atau putusan atau putusan in absentia in absentia

      ). Pasal 214 ayat ). Pasal 214 ayat (1) KUHAP.

      (1) KUHAP. Dalam hal putusan berupa pidana perampasan

      Dalam hal putusan berupa pidana perampasan

    kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan perlawanan

    kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan perlawanan

    (Pasal 214 ayat (4) KUHAP). (Pasal 214 ayat (4) KUHAP).

      Perlawanan dalam waktu 7 hari sesudah putusan Perlawanan dalam waktu 7 hari sesudah putusan diberitahukan secara sah kepada terdakwa, kepada diberitahukan secara sah kepada terdakwa, kepada pengadilan yang menjatuhkan putusan itu (Pasal 214 ayat pengadilan yang menjatuhkan putusan itu (Pasal 214 ayat (5) KUHAP).

      (5) KUHAP). Putusan setelah perlawanan tetap berupa pidana

      Putusan setelah perlawanan tetap berupa pidana

    (perampasan kemerdekaan terdakwa), terdakwa dapat

      

    (perampasan kemerdekaan terdakwa), terdakwa dapat

    banding. (Pasal 214 ayat 8). banding. (Pasal 214 ayat 8).

      

    Perbandingan

    Perbandingan

      Pemeriksaan Singkat Pemeriksaan Singkat 1.

      1. Pasal 203 (1): di luar

      205, pembuktian mudah 205, pembuktian mudah dan sederhana dan sederhana 2.

      Penuntut umum tidak membuat surat dakwaan membuat surat dakwaan

      (Pasal 203 ayat (3)a (Pasal 203 ayat (3)a KUHAP).

      KUHAP).

      Pemeriksaan Cepat Pemeriksaan Cepat

    Pasal 203 (1): di luar

      Pasal 205: Tipiring maks pidana Pasal 205: Tipiring maks pidana 3 bulan dan atau denda 3 bulan dan atau denda maks Rp.7.500,- dan maks Rp.7.500,- dan penghinaan ringan penghinaan ringan

    2. Penuntut umum tidak

      Dibagi 2: Dibagi 2: 1. 1. Acr Pemeriksaan Tipiring Acr Pemeriksaan Tipiring 2. 2. Acr Pem Pelanggaran LL Acr Pem Pelanggaran LL

      Tipiring: Tipiring:

      Penyidik a/ Kuasa Penyidik a/ Kuasa

      PU langsung menghadapkan PU langsung menghadapkan semuanya ke Pengadilan semuanya ke Pengadilan (Pasal 205 ayat (2) KUHAP).

      (Pasal 205 ayat (2) KUHAP). PERBANDINGAN PERBANDINGAN Pemeriksaan Singkat Pemeriksaan Tipiring

      1. Majelis Hakim

      2. Upaya Hukum Biasa

      3. Hakim dapat meminta penuntut umum membuat pemeriksaan tambahan (Pasal 203 ayat (3) b KUHAP).

      4. Saksi Mengucap Sumpah

      5. Putusan dicatat dalam berita acara sidang (Pasal 203 ayat ayat (3) KUHAP)

      6. Hakim membuat surat yang memuat amar putusan tersebut (Pasal 203 ayat (3) e KUHAP).

      1. Hakim tunggal

      2. Kec dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan, tdw Br dpt banding (Pasal 205 ayat (3) KUHAP).

      3. Pasal 208 KUHAP, saksi tidak mengucapkan sumpah /janji kec hakim menganggap perlu.

      4. Putusan dicatat dalam daftar Perkara

      5. Berita acara pemeriksaan sidang tidak dibuat (Pasal 209 KUHAP). Sistem Pemeriksaan Perkara Sistem Pemeriksaan Perkara

      Khusus

    Khusus

      A. Sistem Pemeriksaan Perkara Tindak Pidana

      A. Sistem Pemeriksaan Perkara Tindak Pidana Korupsi (UU No. 46 Tahun 2009 tentang

      Korupsi (UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi)

      Pengadilan Tindak Pidana Korupsi)

      1. Pengadilan dibentuk di setiap ibukota provinsi

      1. Pengadilan dibentuk di setiap ibukota provinsi dan kota/kabupaten. dan kota/kabupaten.

      2. Pengadilan berwenang memeriksa Tindak

      2. Pengadilan berwenang memeriksa Tindak pidana korupsi, Tindak pidana pencucian uang pidana korupsi, Tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tipikor, dan yang tindak pidana asalnya adalah tipikor, dan tindak pidana yang dinyatakan sbg tipikor oleh tindak pidana yang dinyatakan sbg tipikor oleh uu lainnya uu lainnya

      4. Majelis hakim terdiri dari hakim karier dan

      4. Majelis hakim terdiri dari hakim karier dan hakim hakim ad hoc. ad hoc.

      a. majelis hakim terdiri dari 3 orang, 1

      a. majelis hakim terdiri dari 3 orang, 1 hakim karier dan 2 hakim ad hoc hakim karier dan 2 hakim ad hoc

      b. majelis hakim terdiri dari 5 orang, 2

      b. majelis hakim terdiri dari 5 orang, 2 hakim karier dan 3 hakim ad hoc. hakim karier dan 3 hakim ad hoc.

      

    5. Semua bukti dan alat bukti harus diperoleh

      

    5. Semua bukti dan alat bukti harus diperoleh

    secara sah berdasarkan undang-undang.

    secara sah berdasarkan undang-undang.

      

    6. Adanya jangka waktu pemeriksaan. PN 120

      

    6. Adanya jangka waktu pemeriksaan. PN 120

    hari kerja, PT 60 hari kerja, kasasi 120 hari hari kerja, PT 60 hari kerja, kasasi 120 hari kerja, dan PK 60 hari kerja kerja, dan PK 60 hari kerja .

      .

      Sidang Pemeriksaan Perkara Korupsi Sidang Pemeriksaan Perkara Korupsi Sistem Pemeriksaan Perkara Sistem Pemeriksaan Perkara

      

    Khusus

    Khusus

      B. Sistem Peradilan Pidana Anak (tahap

      B. Sistem Peradilan Pidana Anak (tahap persidangan)(UU No. 11 Tahun 2012 ttg SPPA) persidangan)(UU No. 11 Tahun 2012 ttg SPPA) 1.

      1. Kewajiban menerapkan diversi.

      Kewajiban menerapkan diversi.

      2.

      2. Proses peradilan pidana dijalankan bila diversi Proses peradilan pidana dijalankan bila diversi tidak berhasil dilaksanakan. tidak berhasil dilaksanakan.

      3.

      3. Adanya perlindungan khusus bila TP dilakukan Adanya perlindungan khusus bila TP dilakukan dalam situasi darurat. dalam situasi darurat.

      4.

      4. Proses persidangan harus memperhatikan Proses persidangan harus memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak. kepentingan terbaik bagi anak.

      5.

      9.

      11. Sebelum vonis, adanya kesempatan

      Pemeriksaan anak korban dan atau anak saksi dapat dilakukan secara khusus dapat dilakukan secara khusus 11.

      10. Pemeriksaan anak korban dan atau anak saksi

      10.

      Pembimbing kemasyarakatan membacakan laporan hasil penelitian kemasyarakatan setelah pembacaan hasil penelitian kemasyarakatan setelah pembacaan surat dakwaan. surat dakwaan.

      9. Pembimbing kemasyarakatan membacakan laporan

      Proses pemeriksaan dilakukan secara tertutup.

      5. Menjaga kerahasiaan identitas anak (pelaku,

      8. Proses pemeriksaan dilakukan secara tertutup.

      Diperiksa di ruang sidang khusus anak 8.

      7. Diperiksa di ruang sidang khusus anak

      7.

      Peradilan anak ditujukan bagi anak yang belm berumur 18 thn atau pada saat diajukan ke berumur 18 thn atau pada saat diajukan ke persidangan belum berusia 21 thn. persidangan belum berusia 21 thn.

      6. Peradilan anak ditujukan bagi anak yang belm

      Menjaga kerahasiaan identitas anak (pelaku, korban, dan saksi) korban, dan saksi) 6.

      Sebelum vonis, adanya kesempatan mengemukakan hal yg bermanfaat bagi anak. mengemukakan hal yg bermanfaat bagi anak.

    PERADILAN PIDANA ANAK

      C. Pemeriksaan perkara Kehutanan (UU No.

      C. Pemeriksaan perkara Kehutanan (UU No.

      18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan

      18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan)

      Pemberantasan Kerusakan Hutan) 1.

      Hukum acara berdasarkan KUHAP, kecuali dinyatakan lain. dinyatakan lain.

      1. Hukum acara berdasarkan KUHAP, kecuali

      2.

      Diperiksa oleh majelis hakim yang terdiri dari 1 orang hakim karier dan 2 orang dari 1 orang hakim karier dan 2 orang hakim adhoc hakim adhoc 3.

      2. Diperiksa oleh majelis hakim yang terdiri

      Pemeriksaan dapat dilakukan secara in

      absentia

      1.

      Jangka waktu pemeriksaan: 1.

    1. Jangka waktu pemeriksaan:

      1. Perkara perusakan hutan diperiksa PN dlm

      Perkara perusakan hutan diperiksa PN dlm jangka waktu 45 hari kerja. jangka waktu 45 hari kerja.

      2.

      2. Banding perkara perusakan hutan diperiksa

      Banding perkara perusakan hutan diperiksa PT dlm wkt 30 hari kerja. PT dlm wkt 30 hari kerja.

      3.

      3. Kasasi perkara pembalakan liar diperiksa MA

      Kasasi perkara pembalakan liar diperiksa MA dlm wkt 50 hari kerja. dlm wkt 50 hari kerja.

      

    Sistem Pemeriksaan

    Sistem Pemeriksaan

      

    Persidangan

    Persidangan

    di Perancis

    di Perancis

       Tribunal de Police= Pemeriksaan

      Tribunal de Police= Pemeriksaan Cepat

      Cepat 

      Tribunal de Correctionnel Tribunal de Correctionnel

      =Pemeriksaan Singkat =Pemeriksaan Singkat

       La cour d’Assis =

      La cour d’Assis = Pemeriksaan Biasa

      Pemeriksaan Biasa Category: Category:

      Type of Type of ofense ofense

      : :

       Contravention = Cepat.

      Contravention = Cepat. u/Tilang, Pelanggaran u/Tilang, Pelanggaran

      

      Delits = Singkat Delits = Singkat u/Tipiring u/Tipiring

      

      Crimes = TP Pidana berat Crimes = TP Pidana berat

      (Pembunuhan, Korupsi, (Pembunuhan, Korupsi, Teroris, dll).

      Teroris, dll). COUR D’ASSIS PROCEDURE

      

    COUR D’ASSIS PROCEDURE

      This courtroom This courtroom drawing shows Judge drawing shows Judge

      Michael Sonberg Michael Sonberg presiding during presiding during procedures calling for procedures calling for the delay in the the delay in the arraignment of IMF arraignment of IMF chief Dominique chief Dominique

      Strauss-Kahn: Strauss-Kahn:

      Dominique Strauss- Dominique Strauss-

      Kahn: medical Kahn: medical examination delays examination delays court appearance... court appearance...