Aplikasi Mobile untuk Pelayanan Administrasi Posyandu dengan menggunakan Google Maps Api Geolocation Tagging

  Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 63-72 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Pengembangan Aplikasi Mobile untuk Pelayanan Administrasi Posyandu

dengan menggunakan Google Maps Api Geolocation Tagging

1 2 Nadia Savitri , Heru Nurwasito

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 Email: nadiasavitri@gmail.com, heru@ub.ac.id

  

Abstrak

  Saat ini penggunaan smartphone sudah menjadi gaya hidup hampir di semua lapisan masyarakat. Ibu- ibu sudah terbiasa menggunakan smartphone Android untuk berkomunikasi melalui media sosial. Pada umumnya smartphone tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif. Makalah ini membahas pemanfaatan aplikasi Android untuk menunjang kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan terpadu). Aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggantikan sistem administrasi Posyandu yang masih bersifat manual dan konvensional. Proses pencatatan data balita, jadwal imunisasi, dan perkembangan balita dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan aplikasi Android pada smartphone. Dengan aplikasi ini, kegiatan administrasi di Posyandu menjadi lebih efisien dan sekaligus mendorong ibu-ibu untuk memanfaatkan smartphone dengan aplikasi-aplikasi yang lebih produktif.

  Kata Kunci: Android, balita, imunisasi, Posyandu.

  

Abstract

Today the use of smartphones has become a way of life in almost all walks of life. Mothers are already

accustomed to using the Android smartphone to communicate through social media. In general,

smartphones are not fully utilized for activities that are productive. This paper discusses the use of

Android applications to support the activities of Posyandu (Integrated Service Post). Applications

developed can be used to replace the IHC administration system which still manual and conventional.

Toddlers data recording process, the immunization schedule, and early childhood development can be

done easily and quickly using the Android app on the smartphone. With this application, administrative

activities in Posyandu become more efficient and encourages mothers to take advantage of a smartphone

with applications more productive.

  Keywords: Android, toddlers, immunization, IHC.

  Posyandu berdampak positif bagi peningkatan kesehatan masyarakat khususnya balita dan bayi.

1. PENDAHULUAN

  Tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu seperti imunisasi, kegiatan Posyandu ini juga adalah kegiatan yang berhubungan dengan mencakup kegiatan administasi seperti Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat pencatatan berat dan tinggi bayi yang tertera (UKBM) yang diselenggarakan dan dikelola dari pada kartu sehat atau yang terdaftar pada oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

  Posyandu tersebut, serta dapat melakukan pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan, kegiatan pencatatan aktivitas lainnya seperti agar dapat memberdayakan masyarakat dan konsultasi kesehatan bayi. (Kemenkes, 2012) memberikan kemudahan kepada masyarakat

  Google Maps API Geolocation Tagging dalam memperloleh pelayanan kesehatan dasar adalah sebuah library dalam bentuk JavaScript sehingga membantu menurunkan angka yang berguna untuk memodifikasi peta yang ada kematian ibu dan bayi. (Kemenkes, 2012) di Google Maps sesuai kebutuhan, dimana

  Saat ini kegiatan Posyandu merupakan dengan menggunakan Google Maps API kegiatan rutin yang dilakukan ibu-ibu di

  Geolocation Tagging aplikasi yang dibuat oleh

  lingkungan RT/RW/Kelurahan. Kegiatan developer dapat menghemat waktu dalam

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

63 pembuatan aplikasi dan biaya yang dikeluarkan. Google Maps API Geolocation Tagging menyediakan sebuah layanan pemetaan berbasis web service yang disediakan oleh Google dan bersifat gratis, yang memiliki kemampuan terhadap banyak layanan pemetaan berbasis web. Google Maps juga memiliki sifat server side, yaitu peta yang tersimpan pada server Google dapat dimanfaatkan oleh pengguna.

  Maps yang akan ditampilkan adalah milik Google, sehingga tidak perlu membuat maps suatu lokasi jika menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging. (Ionescus & Daniel, 2010)

  2. DASAR TEORI

  Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu dibentuk berdasarkan Intruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN atau Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional pada tahun 1984 yang menggabungkan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat kedalam satu wadah secara terintegrasi. Perencanaan Posyandu dilakukan secara massal oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Pada tahun 1990 keluar Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Dengan adanya instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah. (Kemenkes, 2012)

  2.2 Posyandu

  digunakan oleh masyarakat. Peredaran smartphone di tanah air dengan pengembangan pasar sebesar 55,72%. (Elian & Mazharuddin, 2012)

  Android merupakan sistem operasi yang banyak

  Pada penelitian ini menggunakan perangkat bergerak dengan sistem operasi Android. Karena

  merupakan perangkat telepon genggam yang minimalis, praktis dan dapat dibawa ke mana- mana. Dalam perangkat bergerak terdapat berbagai layanan seperti pesan teks, MMS, email, akses internet, MAPS, komunikasi nirkabel jarak pendek (inframerah, Bluetooth), aplikasi bisinis, game dan fotografi. Perangkat bergerak yang menawarkan layanan tersebut dan komputasi yang lebih umum sebagai smartphone. (Elian & Mazharuddin, 2012)

  2.1 Perangkat Bergerak Mobile Device atau perangkat bergerak

  Aplikasi ini diharapkan dapat membantu sistem administrasi Posyandu yang masih bersifat manual dan konvensional.

  Mobile application adalah proses

  Google Maps API Geolocation Tagging .

  ”. Aplikasi yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk untuk membantu pelayanan administrasi di Posyandu menjadi lebih efisien serta membantu orang tua untuk melakukan monitoring kesehatan sekaligus pengingat kepada orang tua akan kewajiban melakukan cek kesehatan bayi. Aplikasi yang dibuat dirancang sehingga memudahkan pengguna terutama anggota Posyandu dalam mengoperasikan aplikasi ini melalui perangkat Smartphone yang berbasis Android. Kelebihan aplikasi ini adalah memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan administrasi di Posyandu, dapat mengetahui informasi terkait dengan bayi yang dimiliki oleh pengguna seperti informasi proses pencatatan data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi. Pengguna juga dimudahkan dengan fitur maps yang dapat membantu dalam pencarian lokasi Posyandu yang ingin dikunjungi dengan menggunakan metode

  Tagging

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, perlu adanya pemanfaatan teknologi khususnya perangkat bergerak untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu penulis mengangkat judul skripsi “Pengembangan Aplikasi Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation

  berembangnya sistem berbasis Android , beberapa peneliti dan pengembang mulai mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan yang berbasis Android seperti penentuan status gizi Bayi, aplikasi informasi kesehatan ibu dan anak. (Mulyani & Purnama, 2013)

  platform yang lain . Dengan semakin

  pengembangan aplikasi perangkat bergerak seperti Smartphone, asisten digital untuk perusahaan-perusahaan atau handphone . Aplikasi ini mudah didapatkan dengan melakukan download oleh pengguna dari toko aplikasi dan melalui distribusi software mobile

  Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan, kegiatan utama meliputi, kesehatan ibu dan anak (bayi), keluarga Berencana (KB), imunisasi, pemeriksaan gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Sedangkan untuk kegiatan pengembangan dan pilihan, masyarakat dapat menambahkan kegiatan baru seperti Bina Keluarga Bayi (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan program pembangunan masyarakat lainnya. (Kemenkes, 2012)

  2.3 Puskesmas

  Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan sarana yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pada dinas kabupaten/ kota dan bertanggungjawab sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan pada suatu wilayah kerja. (Depkes, 2011)

  Puskesmas sebagai unit pelaksana fungsional yang memiliki fungsi pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, pusat pembangunan kesehatan serta sebagai pusat penyedia layanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan memiliki kesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu. (Azwar, 1996)

  Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangku oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, 2011)

  Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai saran pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. (Depkes, 2007)

  2.4 Kader Posyandu

  Kader Posyandu dinamakan juga promotor kesehatan desa merupakan tenaka sukarela yang dipilih oleh masyarakat yang memiliki tanggujawab bertugas mengembangkan masyarakat. (Zulkifli, 2003)

  Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela

  ”. (Dinkes, 2005) Kader kesehatan masyarakat merupakan seseorang yang dipilih oleh masyarakat dan mendapatkan pelatihan untuk menangani masalah kesehatan individu maupun sejumlah masyarakat dan sedang bekerja pada tempat yang berdekatan dengan pelayanan kesehatan.

  (Dinkes, 2005)

  2.5 Android Android adalah platform mobile open

  source yang dirancang untuk perangkat bergerak. Android dirancang untuk berjalan pada segala bentuk perangkat bergerak. Inti dari

  Android dirancang agar dapat portable atau

  mudah dibawa kemana saja dan tidak membuat asumsi apapun tentang ukuran layar, resolusi, chipset dan sebagainya. (Elian & Mazharuddin, 2012)

  Untuk membangun atau membuat aplikasi berbasis Android, terdapat dua cara. Pertama, kita harus memiliki perangkat telepon seluler yang berbasis Android langsung. Kedua, menggunakan emulator yang sudah disediakan oleh Google. Aplikasi Android biasanya terdiri dari activity- activity yang saling terikat. Activity merupakan sebuah komponen yang terdapat di dalam aplikasi dan menyediakan User Interface/antarmuka pada layar sehingga pengguna dapat melakukan interaksi dengan aplikasi yang sedang dijalankan. (Elian & Mazharuddin, 2012)

  Aplikasi android memiliki life-cycle atau siklus hidup hal ini disebut android activity, dalam aplikasi android terdapat beberapa activity yang saling terikat. Activity merupakan komponen aplikasi yang menyediakan UI/antarmuka pada layar sehingga pengguna dapat melakukan interaksi dengan apliaksi yang sedang dijalankan. penjelasan dari siklus hidup android activity dapat dilihat pada gambar 1.

  2.7 Geolocation Tagging Geolocation Tagging merupakan proses

  berupa longitude (bujur), latitude (lintang) dan altitude (ketinggian). Hal tersebut memungkingkan media dapat diposisikan secara tepat pada peta. (Ionescus & Daniel, 2010)

2.6 Firebase

  Firebase adalah BaaS (Backend as a Service) yang saat ini dimiliki oleh Google. Firebase ini merupakan solusi yang ditawarkan

  oleh Google untuk mempermudah pekerjaan

  Mobile Apps Developer. Dengan adanya Firebase , apps developer bisa fokus

  mengembangkan aplikasi tanpa harus memberikan effort yang besar untuk urusan backend. (Oktavianus, 2016)

  Beberapa fitur yang dimiliki oleh Firebase adalah sebagai berikut:

  relevan dengan lokasi tertentu. (Ionescus & Daniel, 2010) 3.

  platform media menunjukkan media yang

  menemukan berbagai informasi spesifik lokasi dari perangkat. Misalnya, seseorang dapat menemukan gambar yang diambil di dekat lokasi tertentu dengan memasukkan koordinat lintang dan bujur ke dalamambar yang sesuai. Layanan informasi berbasis geotagging juga berpotensi digunakan untuk menemukan berita berbasis lokasi, situs web, atau sumber daya lainnya. Geotagging dapat memberi tahu pengguna lokasi konten gambar tertentu atau media lain atau pandangnya, dan sebaliknya pada beberapa

  Geotagging dapat membantu pengguna

  Gambar 1. Siklus hidup Android

  penambahan informasi geospasial pada berbagai media foto dan video dalam metedata. Media yang telah mengalami proses Geolocation

  Tagging akan memiliki informasi koordinat

  • Firebase Analytics.
  • Firebase Cloud Messaging dan Notifications.
  • Firebase Authentication.
  • Firebase Remote Config.
  • Firebase Real Time Database.
  • Firebase Crash Reporting.

PERANCANGAN DAN IMPLENTASI

  dimanipulasi adalah seperti warna atau tema aplikasi. (Oktavianus, 2016) Sedangkan Firebase Real Time Database adalah fitur yang memberikan sebuah NoSQL database yang bisa diakses secara Real Time oleh pengguna aplikasi. Dan hebatnya adalah aplikasi bisa menyimpan data secara lokal ketika tidak ada akses internet, kemudian melakukan sync data segera setelah mendapatkan akses internet. (Octavianus, 2016)

  App Store . Salah satu konfigurasi yang bisa

  Database. Secara sederhananya, Remote Config adalah fitur yang memungkinkan developer mengganti atau mengubah beberapa konfigurasi aplikasi Android atau iOS tanpa harus memberikan update aplikasi via Play Store atau

  Remote Config dan Firebase Real Time

  3.1 Elisitasi Kebutuhan

  Tujuan dari tahapan elisitasi kebutuhan yaitu untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dari system. Metode yang digunakan untuk melakukan elisitasi kebutuhan adalah studi literature (literature review) dan observasi. Studi literature dilakukan dengan mereview penelitihan terdahulu yang sudah dipaparkan pada bagian landasan kepustakaan sedangkan observasi dilakukan melalui wawancara dengan wakil direktur produksi untuk mengetahui standar operasional prosedur yang terjadi dalam aktivitas produksi.

  Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh penulis, dalam pelayanan administrasi di Posyandu masih menggunakan sistem administrasi yang konvensional dimana untuk kegiatan administrasi seperti imuniasasi,

  Dua fitur yang menarik adalah Firebase kegiatan Posyandu ini mencakup kegiatan bayi, melihat lokasi posyandu, melihat informasi administrasi seperti pencatatan berat dan tinggi jadwal imunisasi. Bayi yang tertera pada kartu sehat, serta Pada penelitian ini yang dituliskan dalam pencatatan aktivitas lainnya seperti konsultasi, pembahasan pada skenario use case hanyalah pemberian imunisasi dan lain-lain masih kebutuhan fungsional menambah berita dan menggunakan cara yang tidak efisien yaitu menerima pemberitahuan dikarenakan dua hal dengan dicatat menggunakan kertas. Kegiatan tersebut kebutuhan yang sangat mendasar pada posyandu dapat dilihat pada gambar 2. kegiatan aplikasi. posyandu.

  Gambar 3. Diagram Use Case

  3.3 Implentasi Sistem Gambar 2. Kegiatan Posyandu

3.2 Diagram Use Case

  Diagram use case adalah suatu diagram yang digunakan untuk memodelkan aspek prilaku sistem. Diagram use case menunjukkan sekumpulan use case, aktor dan hubungannya.

  Gambar 4. Splash

  Use case merupakan fungsionalitas dari sistem yang diinisialisasi oleh aktor. Diagram use case Selanjutnya jika layar disentuh/ditekan untuk aplikasi ditunjukkan dalam Gambar 3. maka akan muncul menu untuk login ke aplikasi

  Dalam Gambar 4.2 merupakan diagram use seperti terlihat pada Gambar 5. Jika pengguna case pengguna yang dilakukan oleh pengguna sudah terdaftar, maka pengguna bisa login dalam penggunaan aplikasi. Fitur yang dapat dengan memasukkan alamat email dan kata digunakan dalam aplikasi posyandu antara login, sandi. Jika pengguna belum terdaftar, maka daftar dan logout, regristrasi data bayi, input pengguna dapat mendaftar dengan menekan riwayat imunisasi, input data lokasi posyandu, tombol/menu daftar sehingga tampil menu edit data bayi, dan hapus data bayi, melihat data pendaftaran seperti terlihat pada Gambar 6.

  Gambar 7. Menu User Gambar 5. Login Gambar 8. Informasi Data Bayi Gambar 6. Registrasi

  Gambar 9. adalah riwayat imunisai yang Jika pengguna berhasil login ke aplikasi, dapat dilihat oleh pengguna (user) yang berisi maka akan tampil menu utama seperti terlihat informasi tentang tanggal imunisasi, nama, jenis pada Gambar 7. Pada menu utama user ini, jika kelamin, tanggal lahir, umur, berat badan, tinggi pengguna (user) menekan tombol data bayi badan, status ideal, status imunisasi, catatan. maka akan tampil menu melihat data bayi yang dimiliki oleh pengguna (user) Gambar 8. untuk melihat data bayi, jika nama bayi ditekan maka akan muncul riwayat imunisasi bayi.

  

Gambar 9. Riwayat Imunisasi Gambar 11. Menu Admin

  Pada Gambar 10. menjelaskan bawah user Gambar 12. adalah menu input riwayat dapat melihat lokasi posyandu yang ingin dituju imunisasi. Jadi ketika admin memasukkan serta informasi alamat posyandu dan nama riwayat imunisasi harus mengisi tanggal posyandu. imunisasi, umur bayi, berat badan, tinggi badan, memeriksa bayi sudah imunisasi apa saja, mengisi catatan dan menekan tombol simpan untuk menyimpan dan batal untuk membatalkan.

  Gambar 10. Lihat Lokasi Posyandu

  Gambar 11 adalah menu untuk admin, didalam menu admin terdapat beberapa fitur Gambar 12. Input Riwayat Imunisasi yaitu register bayi, data bayi, imunisasi, lokasi

  Gambar 13. dan Gambar 14. menjelaskan posyandu, input jadwal imunisasi, logout. bagaimana admin memasukan data lokasi. Admin melihat informasi tempat admin berada sekarang dengan menekan fitur current location, kemudian admin dapat melakukan tag pada posyandu yang ingin dimasukkan kedalam database maps, dengan cara menekan marker usability. Pengujian validasi dilakukan untuk kemudian digeser kelokasi posyandu yang ingin menguji apakah aplikasi sudah memenuji di tag. Admin menyimpan lokasi posyandu baru seluruh kebutuhan fungsional yang telah dan mengisi nama posyandu, alamat posyandu. didefinisikan sebelumnya. Sedangkan pengujian Admin menekan tombol save untuk menyimpan usability merupakan pengujian yang bertuan dan batal untuk membatalkan. untuk mengetahui apakah Aplikasi Mobile

  Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API

  Geolocation Tagging digunakan oleh pengguna baik atau tidak.

  4.1 Pengujian Validasi dan Pembahasan Hasil

  Pengujian validasi dilakukan dengan metode black-box yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap kebutuhan fungsional yang diuji valid atau tidak. Pengujian valisasi dilakukan dengan kasusu uji pada setiap kebutuhan fungsional. Kemudian hasil dari pengujian validasi akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pengujian dikatakan valid jika hasil yang didapatkan sama dengan hasil yang diharapkan. Pengujian validasi dibagi menjadi dua yaitu pengujian validasi pada aplikasi dan pengujian validasi pada halaman admin aplikasi

  Gambar 13. Input Data Lokasi Posyandu administrasi posyandyu.

  Pengujian Black Box pada aplikasi pelayanan administrasi Posyandu terdiri dari beberapa kasus uji. Pengujian dilakukan setelah dilakukan dengan implementasi metode yang telah disusun oleh penulis. Pengujian black box merupakan pengujian yang dilakukan dengan cara mengamati hasil eksekusi dari data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

  Proses analisis terhadap hasil pengujian validasi dilakukan dengan cara membandingkan kesesuaian antara uji dengan perancangan sistem yang telah dilakukan. Jika hasil uji sesuai dengan perancangan sistem maka aplikasi tersebut adalah valid atau memenuhi kebutuhan fungsional. Jika hasil uji tidak sesuai perancangan maka aplikasi tidak valid atau tidak memenuhi kebutuhan fungsional sistem. Berdasarkan pada hal tersebut, setelah dilakukan analisis hasil pengujian, bahwa Aplikasi Mobile

  Gambar 14. Save Lokasi Posyandu

  Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API

  Geolocation Tagging yang merupakan aplikasi 4.

PENGUJIAN DAN ANALISIS

  mobile telah memenuhi semua kebutuhan

  fungsional sesuai hasil perancangan sistem atau Tahap pengujian dari Aplikasi Mobile semua fitur yang telah diuji adalah valid.

  Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu Dengan Menggunakan Google Maps API

  Geolocation Tagging dilakukan dengan dua

  metode, yaitu pengujian validasi dan pengujian

4.2 Pengujian Usability dan Pembahasan Hasil

  Pengujian usability merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah aplikasi dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna atau tidak. Pengujian usability bertujuan untuk mengetahui seberapa besartingkat kepuasan dan kemudahan pengguna terhadap aplikasi. Metode yang digunakan pada pengujian usability adalah metode SUS (System Usability Scale). Metode SUS merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan.

  maps . Google Maps API Geolocation Tagging

  Kereta Api Menggunakan GPS, Google Maps dan Android. Ionescus & Daniel, 2010. Geolocation 101: How it Work, the Apss, and Your Privacy.

  Depkes, Dinas Kesehatan., 2011. Sistem Kesehatan. Dinkes, Dinas Kesehatan., 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu. Elian & Mazharuddin, 2012. Layanan Informasi

  Jendral Bina Pelayanan Medik Standar Minimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.

  Azwar, A., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. 3rd. Jakarta: Binapura. Depkes, Dinas Kesehatan., 2007. Direktorat

  “acceptable” yang berarti bahwa aplikasi yang dibangun dapat diterima oleh pengguna serta memenuhi kebutuhan fungsional aplikasi.

  4. Aplikasi pelayanan administrasi posyandu dengan rata-rata nilai 75,5 dari 20 responden maka aplikasi pelayanan administrasi Posyandu termasuk dalam kategori

  3. Administrator dari aplikasi pelayanan administrasi posyandu yang merupakan kader Posyandu dapat menyediakan informasi data bayi, jadwal imunisasi dan perkembangan bayi untuk anggota posyandu melalui fitur registrasi bayi, input riwayat imunisasi dan input jadwal imunisasi.

  memberikan informasi Posyandu yang mencakup nama posyandu, alamat posyandu beserta jadwal imunisasi.

  2. Teknologi Google Maps API Geolocation terdiri dari aplikasi digital maps yang memiliki fungsi untuk menandai lokasi Posyandu dan dapat memberikan informasi alamat dan nama Posyandu dengan tepat melalui letak longitude dan latitude dalam

  Tahap pengujian usability dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai aplikasi yang dibuat kepada responden. Kemudian meminta responden untuk menggunakan aplikasi dan memberikan penilaian terhadap aplikasi menggunakan kuesioner yang telah diberikan. Jumlah responden yang diminta untuk memberikan penilaian kuesioner adalah sebanyak 20 karena menurut Jeff Sauro (2015) untuk mendapatkan indikator usability yang lebih baik adalah dengan menggunakan 20 responden. Responden adalah masyarakat secara umum dari berbagai latar belakang yang bisa menggunakan Aplikasi

  Aplikasi pelayanan administrasi Posyandu menyediakan informasi proses pencatatan data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi melalui fitur riwayat imunisasi berdasarkan tanggal imunisasi, informasi jadwal dan lokasi posyandu yang sedang mengadakan imunisasi maka Anggota posyandu mendapatkan informasi tentang proses pencatatan data bayi, jadwal imunisasi, dan perkembangan bayi.

  Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, serta dari hasil analisis hingga pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Geolocation Tagging mudah digunakan dan dapat diterima oleh pengguna.

  Dengan Menggunakan Google Maps API

  Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu

  “Acceptable”. Sehingga, pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa Aplikasi

  “Not Accept able”, skor SUS 51-70 masuk kategori “Marginal” dan skor SUS 71-100 masuk kategori

  Proses analisis hasil pengujian usability dilakukan dengan melihat hasil perhitungan skor SUS pada Tabel 6.19. Skor SUS yang didapatkan pada pengujian usability adalah 75,5. Berdasarkan keterangan bahwa skor SUS dengan range 0-50 masuk kategori

  Dengan Menggunakan Google Maps API Geolocation Tagging .

  Mobile Untuk Pelayanan Administrasi Posyandu

DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN

  Kemenkes, RI, 2012. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Mulyani & Purnama, 2013. Pembangunan

  Sistem Informasi Balita pada Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. International

  Journaly on Networking and Security, Volume VII, pp. 15-20.

  Nielsen, J., 2016. Usability 101: Introduction to Usability .Nielsen Norman Group. Oktavianus, 2016. Apa itu Firebase?. Wibowo & Santoso, 2014. Perancangan Sistem Informasi Posyandu Online. Zulkifli, 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan.