Haninun Mauli Luzia Eka Safitri
Rosmiaty Tarmizi & Allansyah Pratama
The Effect Of Size Company, Profitability, Financial Leverage and Dividend Payout Ratio on Income Smoothing in The Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013
Yunus Fiscal & Agatha Steviany
Analysis Procedure For Credit in Efforts to Minimize Non Performing Loans on PT. Bank Lampung
Aminah & Andi Darmawijaya
Effect of Firm Size and Corporate Governance Practice Earning Management
Chairul Anwar & Damabrata Anugrah
Effect of Disclosure Corporate Social Responsibility (CSR) to Profitability in Textile and Garment Industry Listed in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013
Khairudin & Erena Dewi
Pengaruh Kinerja Keuangan DER dan ROE Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Periode 2009-2013)
Syamsu Rizal & Fira Permatasari i
The Effect Of The Characteristics Of The Company On The Disclosure Of Corporate Social Responsibility (Empirical Studies On The Coal Industry Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2011-2013)
Indrayenti &Velycia
Analisis Kredit Bermasalah Dan Penghapusan Kredit Bermasalah Terhadap Peningkatan Net Profit Margin (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2011-2013)
Herry Goenawan Soedarsa & Apri Irianti Raharjo
Analisis Efektivitas Pencapaian Target Pendapatan Asli Daerah
Haninun & Mauli Luzia Eka Safitri
Pengaruh Efektivitas Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. PDAM Way Rilau Bandar Lampung
Angrita Denziana & Erlin Handayani
Factors Affecting Capital Structure In Manufacturing Companies Go-Public In Indonesia Stock Exchange In The Year 2011-2013
Riswan & Nina Permata Sari
Volume 6, No. 2, September 2015 ISSN: 2087-2054
Dewan Pembina
Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A Dr. Andala Rama Putra Barusman, S.E., M.A.Ec.
Penanggung Jawab
Dra. Rosmiaty Tarmizi, M.M.Akt. C.A
Pimpinan Redaksi
Dr. Angrita Denziana, S.E., M.M, Ak. C.A
Sekretaris Redaksi
Aminah, S.E., M.S.Ak Khairudin, S.E., M.S.Ak
Penyuting Ahli
Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M.B.A. ( Universitas Gadjah Mada) Tina Miniawati, S.E., M.B.A. (Universitas Trisakti) Dr. Khomsiyah, S.E., M.M. (Universitas Trisakti) Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si.Akt. (Universitas Lampung) Sujoko Efferin, Mcom (Hons), MA(Econ), Ph.D. (Universitas Surabaya)
Penerbit
Universitas Bandar Lampung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi SENARAI-Jurnal Akuntansi & Keuangan Terbit 2 kali setahun pada bulan Maret & September
Artikel yang dimuat berupa hasil riset Empiris dan telaah teoritis konsepsual yang kritis
dalam kajian bidang akuntansi, auditing, perpajakan, dan keuangan.
Alamat Redaksi
Gedung G- Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bandar Lampung Kampus A Jalan Z.A Pagar Alam No. 26 Labuan Ratu Bandar Lampung 35142 Telp: (0721) 701979, Fax: (0721) 701467, Email: [email protected]
Volume 6, No. 2, September 2015 ISSN: 2087-2054
Effect of Capital Structure to Profitability on Textile and Garment Industry Company Listed on The Indonesia Stock Exchange 2010-2012
Rosmiaty Tarmizi & Allansyah Pratama
The Effect Of Size Company, Profitability, Financial Leverage and Dividend Payout Ratio on Income Smoothing in The Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013
Yunus Fiscal & Agatha Steviany
Analysis Procedure For Credit in Efforts to Minimize Non Performing Loans on PT. Bank Lampung
Aminah & Andi Darmawijaya
Effect of Firm Size and Corporate Governance Practice Earning Management
Chairul Anwar & Damabrata Anugrah
Effect of Disclosure Corporate Social Responsibility (CSR) to Profitability in Textile and Garment Industry Listed in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013
Khairudin & Erena Dewi
Pengaruh Kinerja Keuangan DER dan ROE Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Periode 2009-2013)
Syamsu Rizal & Fira Permatasari
The Effect Of The Characteristics Of The Company On The Disclosure Of Corporate Social Responsibility (Empirical Studies On The Coal Industry Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2011-2013)
Indrayenti &Velycia
Analisis Kredit Bermasalah Dan Penghapusan Kredit Bermasalah Terhadap Peningkatan Net Profit Margin (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2011-2013)
Herry Goenawan Soedarsa & Apri Irianti Raharjo
Analisis Efektivitas Pencapaian Target Pendapatan Asli Daerah
Haninun & Mauli Luzia Eka Safitri
Pengaruh Efektivitas Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. PDAM Way Rilau Bandar Lampung
Angrita Denziana & Erlin Handayani
Factors Affecting Capital Structure In Manufacturing Companies Go-Public In Indonesia Stock Exchange In The Year 2011-2013
Riswan & Nina Permata Sari
Volume 6, No. 2, September 2015 ISSN: 2087-2054
Daftar Isi
Halaman Effect of Capital Structure to Profitability on Textile and Garment Industry
1-10 Company Listed on The Indonesia Stock Exchange 2010-2012
Rosmiaty Tarmizi & Allansyah Pratama
The Effect Of Size Company, Profitability, Financial Leverage and 11-24 Dividend Payout Ratio on Income Smoothing in The Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013
Yunus Fiscal & Agatha Steviany
Analysis Procedure For Credit in Efforts to Minimize Non Performing 25-46
Loans on PT. Bank Lampung
Aminah & Andi Darmawijaya
Effect of Firm Size and Corporate Governance Practice Earning 47-63 Management
Chairul Anwar & Damabrata Anugrah
Effect of Disclosure Corporate Social Responsibility (CSR) to Profitability 65-77
in Textile and Garment Industry Listed in Indonesia Stock Exchange in
2011-2013
Khairudin & Erena Dewi
Pengaruh Kinerja Keuangan DER dan ROE Terhadap Perubahan Harga 79-95
Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Periode 2009- 2013)
Syamsu Rizal & Fira Permatasari
The Effect Of The Characteristics Of The Company On The Disclosure Of 97-124
Corporate Social Responsibility (Empirical Studies On The Coal Industry
Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2011-2013)
Indrayenti &Velycia
Analisis Kredit Bermasalah Dan Penghapusan Kredit Bermasalah Terhadap 125-135 Peningkatan Net Profit Margin (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2011-2013)
Herry Goenawan Soedarsa & Apri Irianti Raharjo
Analisis Efektivitas Pencapaian Target Pendapatan Asli Daerah 137-149
Haninun & Mauli Luzia Eka Safitri
Pengaruh Efektivitas Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap 151-176
Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. PDAM Way Rilau Bandar
Lampung
Angrita Denziana & Erlin Handayani
Factors Affecting Capital Structure In Manufacturing Companies Go- 177-201 Public In Indonesia Stock Exchange In The Year 2011-2013
Riswan & Nina Permata Sari
Volume 6, No. 2, September 2015 ISSN: 2087-2054
Informasi Kebijakan dan Selingkung Berkala
I. Kebijakan editorial
JURNAL Akuntansi & Keuangan adalah sebuah berkala yang dipublikasikan oleh Universitas Bandar Lampung, yang bertujuan untuk menjadi wadah kreatifitas para akademisi, profesional, peneliti, dan mahasiswa di bidang Akuntansi dan Keuangan termasuk juga bidang Auditing, Sistem Informasi Akuntansi, Tata kelola Perusahaan, Perpajakan, Akuntansi Internasional, Akuntansi Managemen, Akuntansi Keperilakuaan, Pasar Modal dan lain sebagainya. Topik yang semakin meluas di bidang kajian riset Akuntansi diakomodir publikasinya di dalam berkala ini.
Paper yang akan dipublikasikan di dalam berkala JURNAL Akuntansi & Keuangan harus ditulis di dalam bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan EYD. Semua instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian harus dimasukkan di dalam lampiran paper penelitian, paling tidak, penulis bersedia memberikan klarifikasi atas instrumen yang digunakan saat ada permintaan dari peneliti lainnya.
Sekretariat Editor Berkala
Gedung F - Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Kampus A Jalan Z.A. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142 Telp.: (0721) 701979, Fax.: (0721) 701467, Email:
II. Petunjuk penulisan
Artikel yang dikirim ke JURNAL Akuntansi & Keuangan harus mengikuti petunjuk seperti berikut:
1. Naskah merupakan naskah asli yang belum pernah diterbitkan atau sedang dilakukan penilaian pada berkala lain. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan jarak 1 spasi, sepanjang 20-30 halaman kertas A4 dengan tipe huruf Times New Roman.. Naskah dikirim atau diserahkan ke sekretariat JURNAL Akuntansi & Keuangan rangkap satu disertai disket berikut dengan biodata penulis dan alamat lengkap (kantor dan rumah) pada lembaran yang terpisah dari halaman pertama artikel.
2. Judul naskah dapat ditulis dengan menggambarkan isi pokok tulisan, dan atau ditulis secara ringkas, jelas, dan menarik.
3. Nama Penulis disertai catatan kaki tentang profesi dan lembaga tempat penulis bekerja dalam naskah yang telah diterima untuk diterbutkan.
4. Abstrak ketik satu spasi, tidak lebih dari 250 kata dalam bahasa Inggris. Abstrak memuat tujuan penelitian, isu, permasalahan, sampel dan metode penelitian, serta hasil dan simpulan (jika memungkinan).
5. Pendahuluan beriksikan uraian tentang latar belakang masalah, ruang lingkup penelitian, dan telaah pustaka yang terkait dengan permasalahan yang dikaji, serta rumusan hipotesis (jika ada). Uraian pendahuluan maksimum 10% total halaman.
6. Untuk penelitian kuantitatif,
a. Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis memuat paling tidak satu buah teori yang menjadi dasar pemikiran penelitian. Hipotesis dikembangkan menggunakan asumsi dasar teori dan hasil penelitian sebelumnya. Telah literatur maksimum 40 % total halaman.
b. Metodologi Penelitian meliputi uraian yang rinci tentang bahan yang digunakan, metoda yang dipilih, teknik, dan cakupan penelitian. Uraian bahan dan metoda maksimum 20 % total halaman.
7. Untuk penelitian kualitatif menyesuaikan dengan metodologi kualitatif.
8. Hasil dan Pembahasan merupakan uraian obyektif dari-hasil penelitian dan pembahasan dilakukan untuk memperkaya makna hasil penelitian. Uraian hasil dan pembahasan minimum 25 % total halaman.
9. Simpulan yang merupakan rumusan dari hasil-hasil penelitian. Harus ada sajian dalam satu kalimat inti yang menjadi simpulan utama. Simpulan maksimum 10% dari keseluruhan lembar artikel.
10. Referensi (Daftar Pustaka) ditulis berurutan berdasarkan alphabetical, disusun menggunakan suku kata terakhir dari nama penulisnya, atau institusi jika dikeluarkan oleh organisasi.
a. Buku: nama penulis, tahun penerbitan, judul lengkap buku, penyunting (jika ada), nama penerbit, dan kota penerbitan.
b. Artikel dalam buku: nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel/tulisan, judul
buku, nama penyunting, kota penerbitan, nama penerbit, dan halaman.
c. Terbitan berkala: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, judul terbitan (bila disingkat, sebaiknya menggunakan singkatan yang baku), volume, nomor, dan halaman.
d. Artikel dalam internet: nama penulis, judul, dan situsnya.
e. Tabel diberi nomor dan judul dilengkapi dengan sumber data yang ditulis dibawah badan tabel, diikuti tempat dan waktu pengambilan data.
f. Ilustrasi dapat berupa gambar, grafik, diagram, peta, dan foto diberi nomor dan judul.
11. Setiap referensi yang digunakan di dalam naskah artikel menggunakan petunjuk yang dirujuk pada The Indonesian Journal of Accounting Research, sebagai berikut:
A. Kutipan dalam tubuh naskah paper harus disesuaikan dengan contoh berikut:
I. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Brownell, 1981).
II. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Frucot dan Shearon, 1991).
III. Satu sumber kutipan dengan lebih dari satu penulis (Hotstede et al., 1990).
IV. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Dunk, 1990; Mia, 1988).
V. Dua sumber kutipan dengan satu penulis (Brownell, 1981, 1983).
VI. Dua sumber kutipan dengan satu penulis diterbitkan pada tahun yang sama (Brownell, 1982a, 1982b).
VII. Sumber kutipan dari lembaga harus dinyatakan dengan menggunakan akronim institusi (FASB, 1994)
B. Setiap artikel harus menulis referensi menggunakan panduan berikut:
I. Referensi harus tercantum dalam urutan abjad dari nama belakang penulis atau nama lembaga.
II. Referensi harus dinyatakan dengan urutan sebagai berikut: penulis (s) nama, tahun publikasi, judul kertas atau buku teks, nama jurnal atau penerbit dan nomor halaman. Contoh:
a) Amerika Akuntansi Association, Komite Konsep dan Standar Laporan Keuangan Eksternal. 1977. Pernyataan tentang Teori Akuntansi dan Teori Penerimaan. Sarasota, FL: AAA.
b) Demski, J. S., dan D. E. M. Sappington. 1989. Struktur hirarkis dan akuntansi pertanggungjawaban, Jurnal Akuntansi Penelitian 27 (Spring): 40-58.
c) Dye, R. B., dan R. Magee. 1989. Biaya Kontijensi untuk perusahaan audit. Kertas kerja, Northwestern University, Evansto, IL.
d) Indriantoro, N. 1993. Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Prestasi Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Locus of Control dan Dimensi Budaya sebagai Moderating Variabel. Ph.D. Disertasi. University of Kentucky, Lexington.
e) Naim, A. 1997. Analisis Penggunaan Akuntansi Biaya Produk Dalam Keputusan Harga oligopolistik. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia 12 (3): 43-50.
f) Porcano, T. M. 1984a. Keadilan distributif dan Kebijakan Pajak. Akuntansi Ulasan 59 (4): 619-636.
g) --------. 1984b. Pengaruh Persepsi Kebijakan Pajak Niat Investasi Perusahaan. The Journal of American Association Perpajakan 6 (Fall): 7-
19.
h) Pyndyk, R. S. dan D. L. Rubinfield. 1987. Model ekonometrik & Forecasts Ekonomi, 3rd ed. NY: McGraw-Hill Publishing, Inc.
12. Author(s) harus melampirkan CV, alamat email, alamat korespondensi dan pernyataan yang menyatakan pasal tersebut tidak sedang disampaikan kepada atau diterbitkan oleh jurnal lain dalam email tersebut dan /atau pos.
JURNAL Akuntansi & Keuangan
Vol.6, No. 2, September 2015 Halaman 25 - 46
ANALYSIS PROCEDURE FOR CREDIT IN EFFORTS TO MINIMIZE NON PERFORMING LOANS ON PT. BANK LAMPUNG
Aminah Andi Darmawijaya
(Universitas Bandar Lampung) E-Mail: [email protected]
E-Mail: [email protected]
Abstract
Credit procedures applied to lead to the achievement of the objectives of a business. Each stage of the loan process must always be carried out by applying the precautionary principle. Lending procedures that will either be able to assist the bank in making the decision to grant. Credit employee is considered relatively safe because the installment payment system directly deducted from the salary did not rule out becoming jammed. This is due to mistakes made by employees in analyzing credit application file that led to the adoption of the standard operating procedures can not be run as designed. This study is a descriptive study using a qualitative approach. This qualitative descriptive study aimed to obtain information about the existing situation. In this study, will be described the following sources of information search behavior and tools. Discussion of this study are presented in narrative form words. The purpose of this study was to determine whether the procedures for granting credit at PT. Lampung Bank is in compliance with applicable regulations. From the results of research conducted, credit procedures at PT. Bank Lampung broadly in accordance with the Banking Act in terms of credit to the public. Lack of understanding of the types of loans that fit, lack of rigor in analyzing and evaluating credit applications, and lack of monitoring and intensive coaching against the debtor that cause non performing loans to the PT. Bank Lampung. Efforts to minimize the bad loans to the PT. Bank Lampung is good that the repeated restructuring, write-off of bad debts, termination billing, and procedures for the settlement of collateral items.
Keywords: non performing loan, restructuring
1. Latar Belakang
Perbankan di Indonesia telah diatur menurut undang-undang perbankan, adapun pengertian perbankan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk -bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Dalam Setiap pemberian kredit, pasti dihadapkan kepada resiko macet. Artinya munculnya kredit macet bukanlah hal yang mustahil. Kredit macet merupakan permasalahan yang sering muncul baik di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Perusahaan- perusahaan besar pun risiko macetnya kredit tetap ada, Nasrun (2012).
26 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015 Kebijakan dan prosedur kredit diterapkan untuk mengarahkan pada tercapainya tujuan-
tujuan suatu usaha. Setiap tahapan proses pemberian kredit harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan. Kebijakan pokok pemberian kredit meliputi pokok-pokok pengaturan tata cara pemberian kredit yang sehat.
Sistem dan prosedur pemberian kredit yang baik akan dapat membantu bank dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, sehingga dapat mengantisipasi sebab-sebab terjadinya kegagalan kredit. Dengan demikian dapat menghindari atau minimal mengurangi terjadinya kegagalan kredit. Berbagai sebab kegagalan kredit selain disebabkan oleh faktor- faktor ekstern (misal: nasabah mengalami kebangkrutan), juga dapat diakibatkan oleh faktor- faktor intern (misal: penilaian karakter debitur, kemudahan pemberian kredit).
PT. Bank Lampung sebagai salah satu lembaga penyedia jasa perbankan khususnya penyaluran kredit pegawai dan kredit usaha rakyat, telah memiliki panduan terkait langkah- langkah penyelesaian kredit bermasalah, panduan tersebut dituangkan kedalam standar operasional prosedur (SOP) yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam melaksanakan proses penyelesaian terhadap seluruh kredit bermasalah yang terjadi di PT. Bank Lampung. Dibawah ini menunjukkan tingkat kredit macet pada kredit pegawai PT. Bank Lampung:
Tabel 1 Tingkat Kredit Macet Pada Kredit Pegawai PT. Bank Lampung
(dalam jutaan Rupiah)
Tahun
Kredit Pegawai
Sumber: data sekunder diolah
Adanya standar operasional prosedur tersebut, ternyata tidak serta merta dapat diterapkan kedalam praktek di lapangan. Berdasarkan data diatas, dapat dilihat kenaikan kredit macet dari tahun ke tahun pada fasilitas kredit pegawai. Kredit pegawai yang dinilai relatif aman dikarenakan sistem pembayaran angsurannya dipotong langsung dari gaji pun tidak menutup kemungkinan menjadi macet.
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 27
2. Telaah Literatur
2.1 Prosedur Pemberian Kredit
Secara umum ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam prosedur pemberian kredit oleh bank. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut:
1. Tahap permohonan kredit Yaitu tahap dimana bank menerima permohonan yang diajukan oleh calon nasabah debitur beserta dengan project proposalnya (bila ada).
2. Tahap penilaian/analisis kredit Yaitu tahap dimana pihak bank melakukan analisa terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur tersebut.
3. Tahap pemutusan Yaitu tahap dimana dilaksanakan pemberian keputusan terhadap hasil analisis kredit, apakah disetujui atau ditolak. Biasanya keputusan kredit dilakukan oleh direktur atau pejabat tertentu yang telah diberi wewenang.
4. Tahap pengikatan jaminan Yaitu tahap dimana dilakukan pengikatan terhadap jaminan yang diserahkan oleh calon nasabah debitur kepada pihak bank.
5. Tahap realisasi Yaitu tahap dimana bank memberikan prestasi kepada debitur berupa pinjaman.
6. Tahap pengawasan dan pembinaan nasabah Yaitu tahap dimana bank harus secara aktif melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap nasabah debitur, agar kredit yang diberikan itu tidak disalahgunakan.
7. Tahap penyelamatan/ penyelesaian kredit Yaitu tahap dimana pihak bank melakukan penyelamatan/ penyelesaian atas kredit yang diterima oleh nasabah debitur. Menurut Djumhana (1996) dalam bukunya yang berjudul Hukum Perbankan di Indonesia, kredit bermasalah dapat dilakukan penyelesaian secara administrasi perkreditan, dan terhadap kredit yang sudah pada tahap kualitas macet maka penanganannya lebih ditekankan melalui beberapa upaya yang lebih bersifat pemakaian kelembagaan hukum (penyelesaian melalui jalur hukum).
Menurut Djumhana, penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain sebagai berikut:
1. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.
28 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015
2. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank.
3. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan syarat-syarat kredit berupa penambahan dana bank, dan/ atau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, dan/ atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan.
Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas Pengajuan proposal kredit hendaklah yang berisi antara lain:
a. Latar belakang perusahaan
b. Maksud dan tujuan
c. Besarnya kredit dan jangka waktu
d. Cara pengembalian kredit
e. Jaminan kredit Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti:
a. Akte notaris
b. Tanda daftar perusahaan (TDP)
c. Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP)
d. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan
f. Foto copy sertifikat jaminan
2. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 29
3. Wawancara I Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam.
4. On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan hasil wawancara I.
5. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup:
a. jumlah uang yang diterima
b. jangka waktu
c. dan biaya-biaya yang harus dibayar
7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit.
8. Realisasi kredit Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluran/ penarikan Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu:
a. Sekaligus
b. Secara bertahap
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan Anita (2005) yang meneliti Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dalam Mengurangi Tingkat Resiko pada PT BNI Persero Tbk Cabang Tebing Tinggi. Hasil penelitiannya adalah adanya resiko yang timbul akibat kemudahan dalam prosedur
30 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015 pemberian kredit. Pada penelitian yang dilakukan Triwahyuniati (2008) yang meneliti
Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit di PT Bank Haga Cabang Semarang. Hasil penelitiannya adalah pelaksanaan analisis penilaian kredit berjalan tidak optimal dikarenakan tenggang waktu yang tidak memadai dalam menganalisa pengajuan kredit.
Pada penelitian yang dilakukan Aprita (2010) yang meneliti Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dalam Mengurangi Tingkat Resiko Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Tarutung. Hasil penelitiannya adalah kurangnya ketelitian pegawai bank dalam melakukan analisis terhadap setiap permohonan kredit. Pada penelitian yang dilakukan Nisa (2013) yang meneliti Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir Risiko Kredit Macet (Studi Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional cabang kediri). Hasil penelitiannya adalah proses identifikasi yang dilakukan terhadap calon nasabah yang mengajukan kredit tidak dijalankan sesuai dengan peraturannya. Pada penelitian yang dilakukan Ratri (2013) yang meneliti Penanganan Kredit Bermasalah Dalam Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Bagi Pengusaha Rumah Tangga Penghasil Produk Tas Tanggulangin Oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Sidoarjo. Hasil penelitiannya adalah kurangnya ketelitian pegawai bank dalam melakukan analisis character terhadap debitur yang mengajukan permohonan kredit.
Tabel 1 Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Hasil
Anita Analisis Prosedur Pemberian Kredit Adanya resiko yang timbul (2005)
Dalam Mengurangi Tingkat Resiko akibat kemudahan dalam pada PT BNI (Persero) Tbk Cabang prosedur pemberian kredit. Tebing Tinggi
Triwahyuniati Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit Pelaksanaan analisis penilaian (2008)
di PT Bank Haga Cabang Semarang kredit berjalan tidak optimal dikarenakan tenggang waktu yang tidak memadai dalam menganalisa pengajuan kredit.
Aprita Analisis Prosedur Pemberian Kredit Kurangnya ketelitian pegawai (2010)
Dalam Mengurangi Tingkat Resiko bank dalam melakukan analisis Pada PT. BRI Persero Tbk Cabang terhadap setiap permohonan Tarutung
kredit.
Nisa Penerapan Manajemen Risiko Untuk Proses identifikasi yang (2013)
Meminimalisir Risiko Kredit Macet dilakukan terhadap calon (Studi Pada PT. Bank Tabungan nasabah yang mengajukan kredit Pensiunan Nasional cabang kediri)
tidak dijalankan sesuai dengan peraturannya.
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 31 Ratri
Penanganan Kredit Bermasalah Dalam Kurangnya ketelitian pegawai (2013)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Bagi bank dalam melakukan analisis Pengusaha Rumah Tangga Penghasil Character terhadap debitur yang Produk Tas Tanggulangin Oleh Bank mengajukan permohonan kredit. Rakyat Indonesia Tbk Cabang Sidoarjo
3. Metodelogi Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, Sugiyono (2007). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/ dijumpai, alasan menggunakan teknik ini karena terlalu banyaknya debitur sehingga mustahil untuk menyertakan setiap individu.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, bukan diusahakan sendiri pengumpulannya, Supranto (2006) atau data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku, majalah, serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan gambar. Dalam penelitian ini yang merupakan data kualitatif adalah prosedur pemberian kredit yang digunakan oleh PT. Bank Lampung.
b. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka dan atau kualitatif yang diangkakan, Sugiyono (2007). Dalam penelitian ini yang merupakan data kuantitatif adalah jumlah kredit yang disalurkan dan tingkat kredit macet pada PT. Bank Lampung. Data-data dalam penelitian tersebut diambil dari berbagai macam sumber yaitu sebagai berikut:
a. Data Primer Data Primer adalah data-data utama yang menjadi objek penelitian. Data-data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan nasabah debitur dan petugas kredit pada PT. Bank Lampung.
32 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015
b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data-data tambahan yang menjadi pendukung data primer. Data- data ini berasal dari Laporan Keuangan PT. Bank Lampung.
3.3 Teknik Analisis Data
Menurut Mashuri (2008) menyatakan bahwa “Teknik pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggolongkan data, menguraikan secara deskriptif hasil penelitian yang dilakukan, serta mengambil suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif dengan mendasarkan pada teori dalam konsep perbankan.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Pengertian Variabel menurut Sakaran (2007) adalah sekumpulan atau satu set data yang nilainya bervariasi (variable). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah sistem pemberian kredit.
Tabel 2 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Indikator
Prosedur Suatu kerangka dari prosedur - Permohonan pemberian
pemberian kredit yang saling - Analisa kredit kredit
berhubungan satu sama lainnya. - Keputusan (kredit diterima atau (Menurut Baridwan, 2009)
ditolak) - Pelaksanaan
Resiko
Akibat yang timbul karena pihak - Resiko finansial
kredit pemberi
memberikan - Resiko yuridis prestasinya kepada orang lain. - Resiko citra (Menurut Mulyono dan Pudjo, 2001)
telah
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Penelitian Proses Pemberian Putusan Kredit
Calon Debitur mengajukan permohonan kredit secara tertulis kepada bank dengan melampirkan:
1. Perorangan:
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 33 Foto copy bukti identitas diri (KTP/ SIM) pemohon dan istri/ suami bagi yang sudah
berkeluarga. Foto copy kartu keluarga (KK) yang masih berlaku. Foto copy surat nikah bagi yang sudah berkeluarga. Pas foto terbaru 4x6 (2 lembar) pemohon dan istri/ suami bagi yang sudah
berkeluarga. Foto copy bukti kepemilikan agunan.
2. Kelompok Usaha Pas foto terbaru 4x6 (2 lembar) masing-masing pegurus dan anggota kelompok. Foto copy bukti identitas diri (KTP/ SIM) masing-masing pengurus dan anggota
kelompok. Foto copy surat nikah masing-masing pengurus dan anggota kelompok. Surat kematian/ cerai jika berstatus janda/ duda masing-masing pengurus dan anggota
kelompok. Foto copy bukti kepemilikan agunan tambahan. Berita acara rapat pembentukan kelompok yang diketahui dan disetujui dinas teknis. Rekapitulasi kebutuhan kredit/ rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh anggota kelompok. Surat kuasa dari anggota kepada kepada pengurus kelompok (dalam hal mengajukan
permohonan KUR, menandatangani PK, menjaminkan agunan, menerima realisasi kredit untuk diteruskan kepada anggota, membayar biaya-biaya yang timbul atas realisasi kredit, menerima dan menyetorkan angsuran dari anggota kepada PT. Bank Lampug.
Setelah itu calon debitur menuju bagian admin yang nantinya petugas bank akan menganalisa dan mensurvey data-data yang tercantum dalam proposal kredit yang sebelumnya telah diajukan oleh nasabah calon debitur untuk mengetahui apakah telah sesuai/ layak atau tidak. Hasil dari analisa admin kredit tersebut akan diserahkan pada pimpinan cabang/ capem untuk bahan pertimbangan dan pembelajaran apakah kredit yang diajukan oleh calon debitur bisa disetujui atau tidak. Jika pimpinan cabang/ capem telah setuju terhadap proposal kredit yang diajukan, maka proposal kredit tersebut akan diverifikasi kelengkapan dokumen. Setelah berkas lengkap dan pimpinan cabang/ capem telah
34 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015 memberikan putusan kredit, calon debitur menuju bagian admin kredit untuk proses realisasi
kredit yang telah diajukan.
Surat Permohonan
Survey Nasabah
Administrasi
Analis
Kredit Kredit
Pimpinan
Surat Penolakan Dokumen Tolak
Cabang
Admin Kredit Prakarsa Kredit Lanjutkan Terima
Kembali ke Admin Kredit
Kurang
Verifikasi Dokumen
Pimpinan Cabang
Lulus
Pencairan Kredit
Administrasi Kredit Putusan Kredit
Gambar 1: Prosedur Pemberian Kredit
Analisis dan Evaluasi Kredit
Analisis kelayakan kredit/ pembiayaan dengan total plafond diatas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dibuat berdasarkan aspek-aspek penilaian sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) tentang proses persetujuan kredit atau pembiayaan atau hal-hal yang sudah lazim dilakukan dalam melakukan analisis kredit/ pembiayaan modal kerja dan/ atau investasi untuk skim-skim komersil lainnya. Analisis kelayakan kredit/ pembiayaan secara executing kepada lembaga linkage, maka analisis kelayakannya dilakukan sebagaimana dilakukan pada skim kredit umum. Pelaksanaan analisis kelayakan/ pembiayaan dengan plafon diatas Rp.20.000.000,- (dua puluh juta) diatur sebagai berikut:
1. Pejabat kredit/ analis kantor cabang atau cabang pembantu melakukan penelitian atas kebenaran identitas pemohon.
2. Meneliti keakuratan atau keabsahan semua dokumen perizinan yang disampaikan.
3. Mengambil informasi bank dengan sistem informasi debitur (SID) melalui bank indonesia untuk mengetahui apakah yang bersangkutan sudah memiliki pinjaman.
4. Pejabat kredit/ analis melakukan analisa pembahasan atas permohonan debitur dari seluruh aspek 5C dan 4P, yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic, Personality, Purpose, Prospect, dan Payment.
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 35
5. Analisa kebutuhan modal kerja dan investasi merupakan maksimal pembiayaan yang diberikan berdasarkan kebutuhan modal kerja/ investasi dengan memperhitungkan dana sendiri debitur dan kemampuan membayar debitur yang bersangkutan.
6. Pejabat kredit/ analis membuat analisa pembahasan cabang/ capem dan mengusulkan (disetujui/ ditolak) kepada pemimpin cabang atau pemimpin capem melalui komite pemutus kredit tingkat cabang atau capem.
7. Atas analisa pembahasan yang disampaikan dan dengan memperhatikan rekomendasi komite pemutus kredit tingkat cabang atau capem, pemimpin cabang atau pemimpin cabang pembantu akan memutuskan setuju atau ditolak.
8. Penandatanganan perjanjian kredit antara debitur dengan pemimpin cabang atau pemimpin cabang pembantu yang merupakan persyaratan efektif perjanjian kredit dilakukan setelah seluruh persyaratan kredit dipenuhi.
9. Pencairan kredit baru dapat dilakukan apabila persyaratan efektif dan persyaratan pencairan/ penarikan kredit sudah dipenuhi.
Prosedur Pemberian Kredit
Berdasarkan hasil pengamatan, prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Lampung dinilai baik, dimulai dari nasabah calon debitur yang datang ke PT. Bank Lampung untuk membuat ataupun mengisi surat keterangan permohonan kredit. Setelah itu calon debitur menuju bagian admin yang nantinya petugas bank akan mensurvey data-data yang tercantum dalam proposal kredit yang sebelumnya telah diajukan oleh nasabah calon debitur untuk mengetahui apakah telah sesuai/ layak atau tidak. Hasil dari analisa admin kredit tersebut akan diserahkan pada sekertaris lalu diberikan pada pimpinan cabang/ capem untuk bahan pertimbangan dan pembelajaran apakah kredit yang diajukan oleh calon debitur bisa disetujui atau tidak. Jika pimpinan cabang/ capem telah memberikan persetujuan maka nasabah calon debitur menuju bagian admin kredit untuk proses realisasi kredit yang telah diajukan.
Kebijakan Perkreditan
1. Dalam rangka mempertahankan sistem dan prosedur pemberian kredit yang baik, PT. Bank Lampung membagi beberapa kelompok berdasarkan bidang tugasnya yaitu kelompok kredit komersial dan UMKM, yang bertanggung jawab atas kredit komersial dan kredit UMKM. Kelompok kredit konsumer dan korporasi, yang bertanggung jawab atas kredit konsumer dan korporasi. Kelompok penyelamatan dan penyelesaian kredit, yang bertanggung jawab atas pengendalian risiko kredit dan pengelolaan kredit
36 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015 bermasalah. Kelompok administrasi dan kinerja perkreditan yang bertanggung jawab atas
administrasi kredit dan kinerja perkreditan.
2. Terdapat batasan kewenangan dalam memutus kredit, yaitu setiap pejabat pemutus kredit mempunyai limit kewenangan yang cukup untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak dalam pemberian kredit yang dapat merugikan.
3. Kredit yang diberikan harus disertai dengan jaminan yang memadai.
4. Bagian kredit memeriksa di BI Checking atas calon debiturnya. Hal ini dilakukan agar pihak bank mengetahui informasi calon debitur, apakah calon debitur tersebut merupakan debitur bank lain atau calon debitur tersebut merupakan debitur yang kreditnya tergolong kredit macet/ black list.
4.2 Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Pada Prosedur Permohonan Kredit
1. Personil kompeten dan dapat dipercaya Pejabat perkreditan yang menangani proses permohonan kredit harus mengetahui syarat- syarat serta data kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur, antara lain:
a. Mengetahui jenis kebutuhan pembiayaan yang diperlukan debitur.
b. Mengetahui jenis kredit bank yang cocok untuk pembiayaan calon debitur tersebut.
c. Mengetahui syarat-syarat kreditnya serta data yang dipenuhi calon debitur berkaitan dengan pembiayaan tersebut.
d. Mengetahui prosedur teknis proses kredit dan pengklasifikasian kredit.
2. Pemisahan Tugas Adanya pemisahan tugas antara petugas yang menerima dan mencatat surat permohonan kredit dari calon debitur, yang dalam hal ini dilakukan oleh administrasi kredit, dengan petugas yang melakukan penilaian awal dan menetapkan warna kreditnya.
3. Prosedur Otorasi yang Tepat Prosedur otorisasi merupakan aspek penting dalam prosedur permohonan kredit. Dalam hubungan ini adalah telah dipenuhinya persyaratan pelaksanaan prosedur sesuai yang ditetapkan dalam buku pedoman kredit misalnya otorisasi pada proses kredit atau semua data calon debitur yang dibutuhkan.
4. Dokumen dan Catatan yang Memadai Setiap permohonan kredit baru, perpanjangan jangka waktu, perubahan jumlah, perubahan struktur, tipe dan syarat kredit harus berdasarkan adanya permohonan kredit secara tertulis dari calon debitur dengan mengisi formulir permohonan kredit sesuai
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 37 dengan standar yang berlaku dan ditandatangani oleh pemohon disertai dengan dokumen-
dokumen untuk kelengkapan permohonan kredit. Bagian kredit telah mengecek dan meneliti kelengkapan dari persyaratan dan data-data yang dibutuhkan untuk dianalisa, yang meliputi berbagai aspek antara lain, aspek keuangan, aspek yuridis, teknis dan sebagainya.
5. Kontrol Fisik Aktiva dan Catatan Kontrol fisik aktiva dan catatan pada tahapan permohonan kredit hanya sebatas pada pemeriksaan kelengkapan syarat-syarat permohonan kredit. Pejabat pemrakarsa harus meyakini kebenaran data dan informasi yang disampaikan calon debitur dalam permohonan kredit.
Dari hasil pengamatan di lapangan pada saat nasabah mengajukan permohonan kredit, bagian administrasi kredit kurang memahami jenis kredit bank yang sesuai untuk pembiayaan calon debitur sehingga terjadi kesalahan administrasi yang mengakibatkan terjadi kesalahan penempatan jenis kredit.
4.3 Penerapan Prinsip Kehati-Hatian pada Prosedur Analisis dan Evaluasi Kredit
Dalam Penerapan prinsip kehati-hatian pada prosedur analisis dan evaluasi kredit, pegawai/ pejabat kredit yang bersangkutan harus memenuhi kreteria sebagai berikut:
1. Personil Kompeten dan Dapat Dipercaya
a. Pejabat kredit yang akan melakukan analisa dan evaluasi kredit mempunyai pengetahuan tentang pasar sasaran (PS) dan kriteria risiko kredit yang dapat diterima (KRD) yang telah disahkan oleh direksi.
b. Pejabat kredit mempunyai kesadaran bahwa dalam menganalisa dan mengevalusai kredit, pejabat bank tidak boleh terpengaruh oleh permintaan-permintaan dari pihak manapun yang dapat berpengaruh dalam penilaian.
c. Pejabat kredit yang menganalisa dan mengevaluasi permohonan kredit harus mempunyai sikap mental obyektif, jujur, cermat dan seksama.
d. Pejabat kredit mempunyai pengetahuan yang memadai, sesuai dengan bidangnya yang digunakan dalam melakukan analisis.
2. Prosedur otorisasi yang tepat Prosedur otorisasi dalam proses analisis dan evaluasi permohonan kredit yang menyangkut penerapan prinsip kehati-hatian adalah penting, maka pada proses otorisasi
38 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015 telah dilakukan oleh yang berwenang berdasarkan tingkatannya, sehingga batasan dari
wewenang satuan kerja perkreditan jelas dan tegas.
3. Dokumen dan catatan yang memadai
a. Data yang dijadikan dasar untuk informasi, analisis, evaluasi dan keputusan kredit harus terjamin ketepatan, kebenaran dan kelengkapannya oleh Pejabat kredit harus terjamin ketepatan, kebenaran dan kelengkapannya oleh Pejabat kredit sehingga hasil penilaian tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan yang tepat dalam memutus kredit.
b. Dokumen dan catatan administrasi cukup untuk pelaksanaan pengelolaan permohonan kredit calon debitur.
c. Menyediakan fasilitas atau sarana yang diperlukan untuk menyimpan dokumen- dokumen perkreditan secara aman dan tertib.
4. Kontrol fisik aktiva dan catatan Pejabat kredit harus mencari data dan informasi antara lain melalui wawancara dengan pemohon, kunjungan ke lokasi pemohon, wawancara dengan pihak-pihak lain yang mengetahui karakter pemohon, bisnis pemohon, dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan, penyelidikan tentang tujuan penggunaan kredit. Selain itu juga melakukan kunjungan ke lokasi agunan pemohon untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan. Dari hasil pengamatan di lapangan, petugas kredit yang berwenang terkadang kurang
teliti dalam menganalis dan mengevaluasi permohonan kredit baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan kredit, dan juga pelunasan kredit. Pihak manajemen diharapkan lebih ketat dalam mengawasi proses ini dikarenakan dengan adanya kesalahan dalan menganalisis ini dapat merugikan baik terhadap nasabah debitur maupun pihak bank.
4.4 Penerapan Prinsip Kehati-hatian Pada Prosedur Pencairan Kredit
Dari hasil pengamatan di lapangan, penerapan prinsip kehati-hatian pada prosedur pencairan kredit dinilai sudah baik dengan memperhatikan kreteria sebagai berikut:
1. Personil kompeten dan dapat dipercaya Pejabat Kredit mempunyai kesadaran bahwa profesionalisme perbankan merupakan tuntutan bagi pejabat bank dalam penguasaan kondisi usaha peminjam, obyektifitas dari analisa/ putusan yang diambil, kemandirian dalam mengambil sikap/ putusan,
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 39 pemahaman aspek legal perkreditan dan ketertiban pelaksanaan kepatuhan terhadap
peraturan.
2. Prosedur otorisasi yang tepat Pencairan kredit dapat dilakukan setelah formulir ditandangani oleh Pejabat yang berwenang.
3. Dokumen dan catatan yang memadai Dalam pencairan kredit aspek yang bersangkutan dengan dokumentasi dan catatan administrasi bank adalah dokumentasi harus sesuai dengan catatan administrasinya terutama menyangkut:
a. Kelengkapan standar dari paket kredit sesuai dengan kebijakan dan ketentuan.
b. Kelengkapan standar dari perjanjian kredit (PK) beserta lampiran-lampirannya.
c. Kelengkapan standar registrasi dalam administrasi bank atas semua transaksi debitur telah dilakukan dengan benar dan baik.
d. Kelengkapan standar pengikatan jaminan serta penguasaan bukti pemilikan telah dipenuhi.
Dalam hubungan ini, debitur/ calon debitur hanya bisa melakukan pencairan bila semua dokumentasai kredit telah diisi dan ditandatangani secara lengkap.
4. Kontrol fisik aktiva dan catatan Pejabat kredit telah meyakini bahwa pencairan kredit yang dilakukan oleh debitur/ calon debitur memang digunakan untuk transaksi bisnis sesuai dengan yang ditetapkan dengan memperhatikan kebutuhan keuangan debitur. Untuk itu, perlu dilihat dari laporan periodik ke bank atau inspeksi ke lokasi usaha debitur untuk membuktikan kebenaran.
4.5 Penerapan Prinsip Kehati-hatian Pada Proses Pemantauan dan Penyelamatan Kredit
a. Personil kompeten dan dapat dipercaya
a. Pejabat kredit harus mempunyai kemampuan untuk menguraikan secara jelas kekuatan dan kelemahan yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari hasil usaha yang dibiayai maupun, dari sisi agunan kreditnya.
b. Pejabat Pemrakarsa harus mempunyai pengetahuan tentang struktur, type, syarat dan ketentuan kredit.
40 JURNAL Akuntansi & Keuangan Volume 6, Nomor 2, September 2015
c. Pejabat kredit yang menangani persetujuan kredit harus mempunyai pengetahuan yuridis baik mengenai perjanjian kredit, pengikatan kredit dan penguasaan jaminan.
d. Menyadari bahwa dalam memberikan persetujuan kredit, pejabat kredit tidak boleh terpengaruh oleh permintaan-permintaan dari pihak manapun yang dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Selain itu juga jarus mempunyai mental yang baik, dalam arti tidak mempersulit calon debitur untuk tujuan-tujuan tertentu.
b. Prosedur otorisasi yang tepat Pemberian putusan kredit harus dilakukan oleh pejabat pemutus kredit yang berwenang serta dilakukan secara tertulis dengan membubuhkan tanda tangannya pada formulir kredit.
c. Dokumen dan Catatan yng Memadai.
a. Dalam rekomendasi kredit harus secara jelas menguraikan kelemahan dan kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari usaha yang dibiayai maupun dari sisi agunan kreditnya.
b. Administrasi kredit bertanggung jawab untuk meneliti dan memastikan bahwa dokumen-dokumen kelengkapan paket kredit telah lengkap, masih berlaku, sah dan berkekuatan hukum.
c. Pemeriksaan paket kredit dituangkan dalam formulir pengawasan kelengkapan paket kredit disertai dengan opini Administrasi kredit.
d. Administrasi kredit mencatat tanggal penerusan paket kredit dalam register permohonan kredit cabang/ capem.
d. Kontrol fisik aktiva dan catatan
a. Administrasi kredit cabang/ capem bersama-sama dengan petugas kredit bertanggung jawab untuk meneliti dan memastikan bahwa dokumen-dokumen kelengkapan paket kredit telah lengkap, masih berlaku, sah dan berkekuatan hukum.
b. Putusan kredit dibuat berdasarkan terpenuhinya syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit yang telah ditentukan.
e. Pemeriksaan pelaksanaan secara independen Pemeriksaan pelaksanaan independen dalam prosedur pencairan kredit dilakukan oleh Pimpinan cabang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kurangnya pemantauan dan pembinaan yang
intensif terhadap nasabah debitur, hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi penyalahgunaan
Analysis Procedure For Credit... (Aminah, Andi Darmawijaya) 41 terhadap dana yang diberikan dan juga untuk meninjau sejauh mana perkembangan usaha
nasabah debitur, yang berpengaruh terhadap kemampuan nasabah debitur membayar kewajibannya.
4.6 Analisis Mengenai Analisis 5’C dan 4’P yang Dilakukan Pegawai