MAKALAH PROBLEMATIKA KOMPETENSI GURU MAKALAH PROBLEMATIKA KOMPETENSI GURU

MAKALAH TUGAS PROFESI KEGURUAN
Dosen Pembimbing :

I Nyoman Karma M.si

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU

Disusun Oleh:
KELAS : A/II (Reguler Sore)

KELOMPOK 6;
DEWI AYU TRI ANJANI (E1D115019)
ANDY BAGUS SUTITO (E1D115006)
ATMAMUDIN YASIN (E1D115009)
BUDI LAKSANI (E1D115016)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016/2017


1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr..wbr..
Puja dan puji syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karna atas
rahmat dan karuniaNya makalah sederhana ini bisa terselesaikan dengan lancar
tanpa kekurangan suatu apapun. Tak lupa ucapan terimakasih juga diucapkan
kepada Dosen penginstruksi atas bimbingan dan arahannya, serta ucapan
terimaksih kepada para penulis buku,blog, maupun tulisan di situs-situs internet
yang dijadikan sebagai sumber resensi sehingga membantu penyelesaian tulisan
ini. Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik maupun
saran dari pembaca yang budiman sangat diperlukan dan harapan penulis adalah
agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta dapat digunakan semestinya.
Wassalamualaikum..wr..wbr..

Mataram, 09 Maret 2016

Penulis


2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Malasah...............................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Definisi Guru Profesional....................................................................3
2.2 Apakah Ada Guru Yang Profesional....................................................3
2.3 Bentuk-Bentuk Peningkatan Profesional Guru...................................4
2.4 Pengertian,Fungsi,Tujuan Dan Manfaat Organisasi Profesi................6
2.5 Kegiatan-Kegiatan Organisasi Profesi Dalam Membina Para
Anggotanya...........................................................................................9

2.6 Cara-Cara Pembinaan Profesi Guru....................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
3.2 Kritik dan Saran...................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini yang sering kita sebut sebagai era globalisasi, institusi
pendidikan formal mempunyai tugas penting untuk menyiapkan dan membentuk
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Di dunia persekolahan, guru
profesional menjadi faktor utama untuk meningkatkan kualitas SDM anak
didiknya. Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat
berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan
tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mencapai pendidikan yang

bermutu.
Hingga saat ini tenaga kependidikan secara kuantitatif memiliki jumlah
yang cukup banyak. Namun tidak semuanya memiliki kualitas tenaga
kependidikan sesuai dengan kompetensi guru yang sudah ditetapkan yaitu
kompetensi pedagogis, kognitif, profesional dan sosial. Selain itu selengkap
apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah namun apabila
tenaga pendidiknya tidak memiliki kompeten maka sarana dan prasarana tersebut
tidak dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajarnya, sebagus apapun
kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah namun jika tenaga pendidiknya
tidak mengimplementasikan dengan baik maka itu tidak akan berdampak apa-apa
bagi siswa. Oleh karena itu selain terampil mengajar, guru juga wajib memiliki
pengetahuan yang luas, memiliki sikap bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Terbitnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menimbulkan berbagai implikasi terkait peningkatan mutu tenaga pendidikan.
Oleh karena itu diperlukannya peningkatan profesional guru maupun dosen dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

1

1.2 Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Apa definisi dari guru profesional?
Apakah ada guru yang profesional?
Bagaimana bentuk-bentuk peningkatan profesional guru?
apa pengertian,fungsi,tujuan dan manfaat dari organisasi profesi?
Apa saja kegiatan-kegiatan organisasi profesi dalam membina para

anggota?
6. Bagaimana cara pembinaan profesi keguruan?
1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui pengertian ataupun definisi dari guru profesional
dan apakah ada guru yang profesional
2. Agar kita mengetahui apa saja bentuk-bentuk peningkatan profesional
guru
3. Agar kita mengetahui pengertian ,fungsi,tujuan dan manfaat dari

organisasi profesi?
4. Agar kita mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan organisasi profesi dalam
membina para anggota
5. Agar kita mengetahui bagaimana cara pembinaan profesi keguruan
1.4 Manfaat
1. Kita dapat mengetahui pengertian ataupun definisi dari guru profesional
dan apakah ada guru yang profesional
2. Kita dapat mengetahui apa saja bentuk-bentuk peningkatan profesional
guru
3. Kita dapat mengetahui pengertian ,fungsi,tujuan dan manfaat dari
organisasi profesi?
4. Kita dapat mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan organisasi profesi dalam
membina para anggota
5. Kita dapat mengetahui bagaimana cara pembinaan profesi keguruan
BAB II
PEMBAHASAN

2

2.1


Definisi Dari Guru Profesional
Tenaga pendidik atau guru umumnya merujuk pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
2.2

Apakah Ada Guru Yang Profesional?
Poedjinoegroho (2006) menjelaskan bahwa Guru Profesional adalah Guru

yang mengenal tentang dirinya. Guru Profesional sadar bahwa dirinya itu
terpanggil untuk mendampingi peserta didik dalam pembelajaran. Guru
Profesional seharusnya sadar untuk mencari tahu terus menerus mengenai
bagaimana seharusnya membelajarkan peserta didik itu. Jika terdapat peserta
didik yang gagal, maka guru professional terpanggil untuk untuk membantu
mencari jalan keluar bersama peserta didik dan orang tua yang berkompeten.

Jabatan sebagai guru bukan merupakan pilihan karir yang utama dan yang
pertama. Jabatan guru adalah pilihan terakhir dari pilihan-pilihan yang telah
diambil namun tidak berhasil. Sebagai contoh, lulusan Sarjana Ekonomi, Sarjana
Hukum, Sarjana Matematika , dll mengikuti Program Pendidikan Akta IV untuk
memperoleh sertifikat mengajar Akta IV. Jika memang para sarja tersebut sejak
dini telah mengambil keputusan untuk menjadi Guru, maka mereka akan
mengambil

jurusan-jurusan

pendidikan

berkenaan

dengan

bidang

yang


diinginkan. Mendidik guru SD yang Profesional membutuhkan waktu yang lama
dan dana yang besar.
Suparma (2006) mengatakan bahwa guru Profesional bukanlah barang
sekali jadi, maka Guru Profesional itu membutuhkan waktu yang lama dan proses
yang berkesinambungan. Menjadi guru Profesional bukan merupakan jalan yang
mulus tetapi banyak hambatan. Sebagai contoh, hubungan antara guru dan kepala
sekolah banyak bersifat birokratif dan administratif daripada kesejawatan,
3

sehingga tidak ada suasana dan budaya profesional akademik dikalangan guru.
Mereka jauh dari buku, menulis, diskusi apalagi melakukan penelitian. Menurut
Suparman (2006) pembenahan dan peningkatan mutu guru berkaitan dengan
kompentensi profesional harus berlaku sepanjang kariernya.

2.3

Bentuk-Bentuk Peningkatan Profesional Keguruan
Pekerjaan profesional membutuhkan pendidikan akademik tinggi dan

sekaligus menyaratkan pendidikan profesional. Untuk seseorang mendapatkan

sebutan “profesi guru”, seharusnya melalui pendidikan profesi. Pendidikan profesi
guru sampai “guru profesional” sekarang ini sedang dalam proses penggodokan.
Demikian pula dengan uji kompetensi segera diwujudkan, sehingga bagi mereka
yang memenuhi persyaratan kualifikasi dapat menerima imbalan sesuai dengan
Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.


Peningkatan profesi melalui siaran radio pendidikan.
Pada masa yang lalu dapat dijumpai Radio Pendidikan yang disiarkan oleh

Radio Republik Indonesia. Siaran ini ditujukan untuk guru-guru yang
berkualifikasi pendidikan sekolah Guru B atau SGB dan sederajatnya. Program ini
dikenal dengan Kursus Pendidikan Guru Udara (KPG-Udara). Disamping melalui
siaran radio, mnereka masih menerima bahan ajar tertulis. Pada waktu itu dikenal
suatu badan dengan sebutan Satuan Tugas Pelaksana Teknologi Komunikasi
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (SPTN). Untuk daerah dikenal dengan
Satuan Tugas Pelaksana Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
Daerah (SPTD). Tugas SPTN membuat bahan –bahan siaran, sedang tugas SPTD
bertugas menyiarkan didaerah masing-masing. Siaran radio untuk pendidikan
untuk daerah-daerah terpencil perlu dipertimbangkan kembali. Selain faktor

ketersediaan stasiun radio harus dipertimbangkan juga pendistibusian media
cetaknya.

4



Penataran tertulis dan tatap muka.
Dibeberapa daerah terdapat Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG).

PPPG ini dapat dioptmalkan untuk melayani berbagai pembinaan bukan hanya
guru SD, namun guru-guru pada jenjang lainnya. PPPG dapat bekerjasama dengan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk memproduksi media cetak, bahan
audio visual, maupun melalui jaringan Komputer.


Peningkatan profesi melalui belajar mandiri.
Dewasa ini telah tersebar keseluruh nusantara buku-buku ilmu

pengetahuan dan teknologi serta buku-buku ketrampilan. Hendaknya guru
memilah dan memilih buku mana yang sesuai untuk dirinya dalam rangka
mengembangkan profesinya. Belajar mandiri memerlukan kemauan keras,
kesungguhan dan keuletan pribadi masing-masing. Tanpa sifat-sifat tersebut
niscaya belajar pribadi tidak akan berhasil dengan baik.


Pengembangan profesi melalui jurnal dan majalah
Salah satu ciri pekerjaan profesi biasanya memiliki media komunikasi

untuk para anggotanya. Profesi yang mapan memiliki jurnal ilmiah. Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan suatu lembaga profesional yang
dapat digunakan sebagai penampung aspirasi guru dan sekaligus peningkatan
profesi guru.


Pembinaan profesi melalui organisasi profesi
Organisasi profesi merupakan sekelompok orang yang memiliki jabatan

sama, menyatukan diri dengan ikatan-ikatan tertentu yang disepakati bersama.
Disamping PGRI guru masih dapat membuat organisasi guru yang lebih spesifik
sesuai dengan keahliannya, misalnya Ikatan Guru Sekolah Dasar (IGSD), Asosiasi
Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN), dsb.

2.4

Pengertian, Fungsi , Tujuan Dan Manfaat Organisasi Profesi Guru

5



Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi

Keprofesian

Guru

terdiri

dari

tiga

kata

yaitu

Organisasi,Keprofesian,dan guru.
Organisasi sendiri menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melalui orang-orang di bawah arahan manajer mengejar tujuan bersama.
Sedangkan menurut James D.Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi sendiri bukan hanya
ketua,sekertaris,dan pengurus tertentu saja tetapi semua anggota dengan seluruh
pengurus dan segala perangkat dan alat-alat perlengkapannya. Semua angota
tersebut berkewajiban untuk membina organisasi tersebut.
Profesi adalah jabatan atau pekerjaan seseorang yang menuntut keahlian
yang didapat melalui proses pendidikan. Suatu profesi erat kaitanya dengan
jabatan

atau

pekerjaan

tertentu

yang

dengan

sendirinya

menuntut

keahlian,pengetahuan, dan ketrampilan tertentu pula.
Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, dan mengevaluasi.Jabatan guru dikenal sebagai pekerjaan
professional,artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus.
Dari kata Organisasi Profesi dapat di artikan sebagai organisasi yang
angotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan
bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat
mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. Dapat disimpulkan,
organisasi profesi guru sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik.


Fungsi Organisasi Profesi
Seperti yang telah disebutkan dalam salah satu criteria jabatan

professional, jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak
langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi,yakni organisasi profesi
.Organisasi profesi guru di sini mempunyai banyak fungsi yang bermanfaat bagi
setiap angotanya. Fungsi tersebut adalah sebagai pemersatu seluruh angota profesi

6

dan peningkatkan kemampuan professional profesi. Kedua fungsi tersebut dapat
di uraikan berikut ini.
1. Fungsi Pemersatu
Organisai profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai
potensi profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan
harapan masyarakat penguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi
tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan
kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama yaitu
upaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban
profesi kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat penguna jasa profesi
ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesi
Fungsi yang kedua adalah peningkatan kemampuan profesi. Guru sebagai
anggota profesi harus bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui
organisasi tersebut. Dengan mengikuti organisasi tersebut diharapkan guru dapat
meningkatkan

dan

mengembangkan

karier,kemampuan,

kewenangan

professional,martabat dan kesejahteraan. Hal ini juga tertulis dalam PP No. 38
tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk
ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier,
kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga
kependidikan”


Tujuan Organisasi Profesi
Tujuan dari organisasi profesi guru ini salah satunya adalah untuk

mempertingi kesadaran,sikap,mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan guru.Dalam PP No. 38 tahun 1992,pasal 61 di jelaskan ada lima
misi dan tujuan organisasi tersebut yaitu meningkatkan dan mengembangkan

7

karier,kemampuan,kewenangan professional,martabat dan kesejahteraan seluruh
tenaga

kependidikan.

Sedangkan

misinya

adalah

terwujudnya

tenaga

kependidikan yang professional.
1. Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota
Tujuan yang pertama dari organisasi profesi guru adalah meningkatkan dan
mengembangkan karier angota sesuai dengan bidang pekerjaan yang di
embannya. Karier yang dimaksud adalah perwujudan diri seorang pengemban
profesi secara bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
(lingkungannya) melalui serangkaian kegiatan. Organisasi profesi di sini berperan
sebagai fasilitator dan motifator terjadinya peningkatan karier setiap angota.
2. Meningkatkan dan mengembangkan Kemampuan anggota
Dalam hal ini tujuan dari organisasi profesi guru untuk mewujudkan
kopetensi kependidikan yang handal. Dengan kekuatan dan kewibawaan
organisasi, para pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral untuk
senantiasa meningkatkan kemampuannya.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan professional anggota
Hal ini bertujuan untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Organisai profesi guru bertujuan mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan kepada anggotanya melalui pendidikan dan latihan
terprogram.
4. Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota
Hal ini merupakan upaya agar angotanya terhindar dari perlakuan tidak
manusiawi dari pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan
Organisasi profesi keguruan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
lahir dan batin bagi setiap anggotanya


Manfaat Organisasi Profesi
a) Meningkatkan pertemuan antar guru yang mempunyai keahlian
yang sama untuk saling mengenal
b) . Sebagai tempat memecahkan berbagai masalah yang berhubungan
dengan profesi.
c) Sebagai tempat berbagi pengalaman yang sukses disekolahnya.
8

d) Sebagai tempat peningkatan kualitas profesi masing-masing

2.5

Kegiatan-Kegiatan Organisasi Profesi Dalam Membina Para Anggota


Diskusi kelompok
Topik diskusi bebas tetapi perlu dipertimbangkan relevansinya dengan

tugas sebagai guru SD. Topik diskusi dapat muncul dari para anggotanya atau para
pengurus, ini semua atas kesepakatan bersama. Misalnya, topik menghadapi Ujian
Akhir Nasional. Disamping itu pula dapat dibahas pada satu mata pelajaran
tertentu, misalnya cara mengajar sains yang efektif. Jadi pembahasan dibatasi
pada aspek metodologi pengajaran bidang studi. Acara diskusi semacam ini dapat
memanfaatkan nara sumber teman guru lain yang berhasil dalam pengajaran IPA.
Hal semacam ini merangsang guru-guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi
murid-muridnya.


Ceramah ilmiah
Forum ceramah ilmiah dapat diselenggarakan secara periodik, misalnya

sekali dalam 3 bulan (triwulan). Topik ceramah dapat ditentukan oleh pimpinan
organisasi atau kesepakatan para anggota, atau atas usul para anggota yang
dipertimbangkan benar-benar penting bagi para anggota profesi. Misalnya
sekarang sedang digalakkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Semua guru seharusnya mengetahui informasi tersebut dan
pada akhirnya guru yang profesional harus mampu melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


Seminar dan Lokakarya (semlok) ilmiah
Topik seminar adalah isu-isu yang sedang hangat berkembang di

masyarakat yang berkaitan erat dengan tugas guru SD. Pemakalah dalam seminar
adalah orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Nara sumber dapat diambil
dari anggota profesi, pengurus profesi, maupun dari luar profesi. Lokakarya

9

bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dalam suatu kegiatan ilmiah oleh
para pesertanya. Pokok-pokok yang disajikan dalam ceramah ilmiah dapat
ditindak lanjuti dengan lokakarya. Misalnya berkenaan dengan berlakunya KTSP,
maka organisasi profesi dapat menyelenggarakan beberapa kegiatan lokakarya
antara

lain:

menyusun

pelajaran/satuan

pelajaran,

penggunaan

media

pembelajaran, pengembangan penilaian hasil belajar, dll.


Karya wisata
Organisasi profesi dapat merencanakan mengadakan karya wisata ke suatu

sasaran yang memungkinkan para anggota menemukan masalah atau menambah
wawasan pengetahuan dan ketrampilan. Sebagai contoh, karya wisata ke pusat
penelitian pembibitan pertanian, perkebunan, pabrik minyak goring, bendungan
sebagai pembangkit tenaga listrik, penyulingan minyak kayu putih, dsb.

2.6

Cara-Cara Pembinaan Profesi Guru


Paradigma baru guru SD
Paradigma adalah kerangka berpikir (KBBI, 1999:648). Kerangka berpikir

dapat diartikan sebagai pola berpikir. Makna paradigma kemudian
berkembang dalam pemakaian sehari-hari. Perkembangan makna itu menjadi
pola pikir dan pola tindak. Dalam konteks ini, paradigma diartikan secara
operasional sebagai pola berpikir dan bertindak.
Penyiapan pendidikan guru SD yang profesional membutuhkan jangka
waktu lama dan menghabiskan dana yang besar. Meningkatnya kualitas guru SD
diasumsikan secara linier akan meningkatkan kualitas pembelajaran.



Jalur Pembinaan Guru SD

10

a) Kegiatan pembinaan profesional guru SD melalui jalur sekolah:
- A. Pembinaan guru oleh teman sejawat.
Cara pembinaan oleh teman sejawat akan berhasil jika:
i. Setiap guru sadar bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan.
ii. Perbedaan atau pengalaman megajar tidak merupakan halangan bagi
seseorang untuk belajar.
iii. Setiap guru mempunyai kemampuan yang kuat untuk belajar.
iv. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada semua guru untuk
memberikan pembinaan profesional kepada guru lainnya.
-B. Pembinaan oleh kepala sekolah.
Pembinaan kepala sekolah akan behasil jika:
i. Hubungan antara guru dan kepala sekolah terjalin akrab dan hangat.
ii. Kepala sekolah tidak bermaksud untuk memeriksa guru kelasnya
iii. Guru tidak selalu merasa diawasi oleh kepala sekolah pada waktu
mengajar.
iv. Hasil diskusi dengan kepala sekolah menjadi masukan bagi guru kelas
untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
v. Hasil kinerja pembelajaran guru kelas hanya mejadi milik guru kelas
dan kepala sekolah, kecuali jika guru kelas mengijinkan penampilan
terbaiknya diinformasikan kepada teman sejawatnya.

-C. Pembinaan guru oleh Penilik Sekolah.
Penilik sekolah dalam membina guru SD dapat menempuh cara
sebagai berikut. Secara bijaksana, Penilik sekolah menanyakan kepada guru
11

SD tentang mata pelajaran apa yang paling sulit diajarkan. Selanjutnya penilik
sekolah dapat memeriksa bahan-bahan yang sulit diajarkan. Penilik sekolah
SD, sebagaimana guru kelas semestinya menguasai semua mata pelajaran di
SD.

b) Kegiatan Pembinaan Profesional Guru SD melalui jalur kelompok
kerja.

a. Kelompok kerja Guru (KKG).
Kegiatan-kegiatan konkrit yang dapat dilakukan antara lain:
i. Membuat alat peraga atau alat bantu mengajar unuk mata pelajaran yang
sulit misalnya matematika dan sains.
ii. Mengoptimalkan penggunaan sumber belajar lokal.
iii. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan muatan
lokal yang bersifat khas.
iv. Cara meningkatkan agar murid menjadi kreatif.

b. Kelompok kerja Kepala Sekolah (KKKS).
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
i. Mengidentifikasi masalah guru
ii. Mencari alternatif pemecahan masalah guru.
iii. Menyusun program pembinaan guru.
iv. Diskusi, tukar-menukar informasi atau pengalaman.
v. Mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah
12

vi. Mencari alternatif pemecahan masalah di sekolah.

c. Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS).
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
i. Menyusun program pembinaan profesional.
ii. Diskusi dan berbagi pengalaman sukses.
iii. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan oleh sekolah
masing-masing.
iv. Menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan disekolah
masing-masing.

d. Pusat Kegiatan Guru (PKG).
Kegiatan yang dilakukan antar lain:
i. Simulasi kegiatan pembelajaran terhadap materi muatan lokal.
ii. Menciptakan dan mengembangkan alat peraga.
iii. Memamerkan semua hasil karya guru dan murid.
iv. Menimba pengetahuan dan informasi baru, misalnya membaca dan
mendengarkan

penjelasan

tentang

pembaharuan

pendidikan

dan

kurikulum.

c) Jalur Organisasi Profesi adalah PGRI.
Disamping itu federasi guru independen Indonesia (FGII). Untuk
memperoleh sebutan guru profesional harus menempuh pendidikan profesi
dengan bobot kredit semester sekitar 36 SKS. Bagi guru yang sudah
13

berpengalaman mengajar lebih 10 tahun dan berpendidikan S1 diberi kesempatan
untuk menempuh ujian sertifikasi yang dapat disetarakan dengan pendidikan
profesi. Organisasi itu dinamakan Ikatan Guru Sekolah Dasar (IGSD), Asosiasi
Guru Sekolah Dasar (AGSD), Federasi GuruSekoah Dasar (FGSD).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru profesional
adalah orang dengan ketrampilan khusus yang bertugas mendidik, membimbing,
mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi sehingga bisa menghasilkan suasana
belajar yang produktif.
Keprofesionalitasan seorang guru atau tenaga pendidik harus terus
berlangsung sepanjang kariernya, dan harus terus ditingkatkan. Untuk
meningkatkan keprofesionalitasan seorang guru dapat dilakukan melalui berbagai
bentuk jalur, seperti jalur radio pendidikan , belajar mandiri, penataran tulisan dan
tatap muka, dan melalui jurnal dan majalah.
14

Dalam pembinaan dan pengembangan profesional guru, organisasi profesi
sangat berperan penting. Diaman organisasi profesi ini memberikan pelatihan dan
pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalitasan guru.
Pembinaan ini dapat dilakukan dengan tiga jalur, yakni jalur sekolah, keompok
kerja dan organisasi profesi.

3.2 Kritik Dan Saran
Pada era global ini persaingan di dalam dunia kerja yang menuntut
profesionalisme sangat diutamakan. Untuk memiliki sikap yang profesional tentu
sangat membutuhkan pendidikan yang luar biasa yang dididik oleh tenaga
pendidik yang profesional pula. Namun seiring perubahan waktu, sangat jarang
kita temukan tenaga pendidik yang profesional . Jadi negara sangat berperan
penting untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik sehingga mampu mencetak
SDM yang berkualitas untuk siap bersaing dalam dunia global.

DAFTAR PUSTAKA
elkharislie@blogspot.com
http://berbagiilmu185.blogspot.co.id/2015/03/makalah-organisasiprofesi-guru.html

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/08/organisasi-profesi-guru

15