Makalah Hukum Dagang KUHD .docx

MAKALAH
“Hukum Dagang (KUDH)”
Dosen Pembibimbing : Dr. Rosdalina, M.Hum

Disusun Oleh:
1. Abdul Syafiq Mahmud

(15.4.1.048)

2. Nadia Paputungan

(15.4.1.085)

3. Niken Ayu Killi

(15.4.1.088)

Ekonomi Syariah B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
2017


1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk-bentuk perusahaan atau persekutuan dapat berupa perseroan firma,
perseroan komanditer, atau perseroan terbatas. Dalam pengertian perusahaan, maka
setiap pengusaha bertindak secara terus menerus dan terang-terangan.Prof. Sukardono
dalam menguraikan bentuk-bentuk perusahaan selalu membedakan antara persrikatan
perdata, perserikatan firma, dan perseroan. Tritmidjaja antara partnership/perseroan
dan companies/ perseroan perniagaan, perseroan firma, perseroan komanditer,
perseroan terbatas, dan perkumpulan koperasi.
Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggolongan perusahaan adalah
sebagai berikut.
1. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHS
Perseroan (maatschap)
2. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD
Perseroan Firma
Perseroan Komanditer

Perseroan Terbatas
3. Bentuk-bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD (peraturan khusus)
Koperasi
Yayasan
Perusahaan Negara/persero/perum/perjan.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud bagaimana Bentuk-bentuk badan usaha itu?
2. Apa yang di maksud bagaimana perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan,BUMN?

BAB II
PEMBAHASAN
1

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) hlm.135-136

2

A. Bentuk-bentuk badan usaha
Bentuk-bentuk perusahaan secara garis besar dapat diklasifikasikan dan dilihat
dari jumlah pemiliknya dan dilihat dari status hukumnya.

1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh
perseorangan atau seorang pengusaha.
2. Perusahaan persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh
beberapa orang pengusaha yang bekerja sama dalam satu persekutuan.2
Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari status hukumnya terdiri dari
perusahaan berbadan hukum dan perusahaan bukan berbadan hukum.
1. Perusahaan Berbadan Hukum
Perusahaan berbadan hukum adalah sebuah subjek hukum yang
mempunyai

kepentingan

sendiri

terpisah

dari


kepentingan

pribadi

anggotannya; mempunyai harta sendiri yang terpisah dari harta anggotanya;
punyai tujuan yang terpisah dari tujuan pribadi para anggotanya dan
tanggung jawab pemegang saham terbatas kepada niali saham yang
diambilnya.3

2. Perusahaan Bukan Berbadan Hukum

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h .49

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h .49

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT


2

3

3

Perusahaan bukan berbadan hukum adalah harta pribadi para sekutu juga
akan terpakai untuk memenuhi kewajiban perusahaab tersebut, biasanya
berbentuk perorangan maupun persekutuan.4
Sementara itu, di dalam masyarakat dikenal dua macam perusahaan yakni
perusahaan swasta dan perusahaan negara.
1. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta adalah perusahaan yang seluruh modalnya di miliki
oleh swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah, terbagi dalam tiga
perusahaan swasta, antara lain
a. Perusahaan swasta nasional
b. Perusahaan swasta asing
c. Perusahaan swasta patungan/campurab (joint venture)5
2. Perusahaan Negara

Perusahaan negara adalah perusahaan yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki negara. Pada umumnya, perusahaan negara disebut
dengan badan usaha milik negara (BUMN) terdiri dari tiga bentuk, yakni
a. Perusahaan jawatan (Perjan)
b. Perusahaan umum (Perum)
c. Perusahaan perseroan (Persero)6

B. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan
dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum, dapat berbentuk
Elsi Kartika Sari Saridan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h .49

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Saridan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.50

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT


Elsi Kartika Sari Saridan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.50

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

4

5

6

4

perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri.Secara resmi, tidak ada
perusahaan perseorangan, tetapi dalam praktik di masyarakat perdagangan telah ada
suatu bentuk perusahaan perorangan yang diterima oleh masyarakat, yaitu
perusahaan dagang.Sementara itu, untuk mendirikan perusahaan dagang secara
resmi belum ada, tetapi dalam praktiknya orang yang akan mendirikan perusahaan
dagang dapat mengajukan permohonan dengan surat izin usaha ( SIU) kepada kantor
wilayah perdagangan dan mengajukan surat izin tempat usaha


(SITU) kepada

pemerintah.7
C. Perusahaan persekutuan Bukan Badan Hukum
Perusahaan persekutuan buka berbadan adalah perusahaan swasta yang
didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara bekerja sama dalam
bentuk persekutuan perdata.8
1. Persekutuan perdata ( Maatschap)
Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian antara dua orang atau
lebih untuk untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan yang akan
dicapai dengan jalan kedua orang (pihak) menyetorkan kekayaan untuk usaha
bersama.
Dasar hukum dalam pembentukan persekutuan perdata diatur dalam
Pasal 1618 Pasal 1652 KUH Perdata.

Selain tersebut di atas, unsur-unsur yang tidak kalah penting di
dalam persekutuan perdata adalah:
a. adanya pemasukan (inberng).
b. Dan adanya pembagian kenuntungan.9


Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.50-51
7

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.51
8

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
5

Berakhirnya suatu perseroan dia atur dalam Pasal 1646 KUH
Perdata sebagi berikut:
a)

Dengan lewatnya waktu dimana perseroantelah diadakan;

b) Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang
menjadi pokok perseroan;

c)

Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang atau seorang persero;

d)

Jika salah seorang persero meninggal dunia atau dinyatakan pailit10
Apabila suatu perseroan berakhir, maka diadakanlah pemisahan dan

pembagian harta perseroan antara para anggotanya, yang dilakukan sebagi
berikut:
a) Setiap anggota mengambil kembali setiap harga sero sebanyak jumlah
yang disetorkannya semula;
b) Sisa harta yang merupakan laba dibagi-bagikan menurut ketentuan
undang-undang;
c) Apabila perseroan mengalami kerugian, kerugian itu ditanggung oleh
para anggotanya menurut ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.11
2.

Perseroan Firma

Prof. Sukardono mengatakan bahwa Firma adalah suatu perserikatan

perdata yang khsus. Kehususan itu menurut Pasal 16 KUHD terletak pada
keharusan adanya tiga unsur mutlak, yaitu
a)

Menjalankan perusahaan;

b)

Dengan pemakaian firma (nama) bersama;

c) Pertanggungjawaban tiap-tiap sekutu secara keseluruhan mengenai
perikatan dengan firma.12
Cara pendirian perseroan firma cukup dengan mengadakan
perjanjian konsensual, dan biasanya dibuat sebuah akta resmi untuk
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.51-52
9

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

10

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h 139-140

11

Farida Hasyim,, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.140

12

Cansil Christine, POKOK-POKOK
(Jakarta:Sinar Grafika.2008) h.76

PENGETAHUAN

HUKUM

DAGANG

INDONESIA

6

bukti.Dipertukarkan juga akta notaris untuk memperkuat kedudukan para
anggota.
1.

Ciri-ciri Firma

a.

Menyelenggarakan perusahaan.

b.

Mempunyai nama bersama.

c.

Adanya tanggungan jawab rentang (tanggungan menanggung)
d.

Pada asasnya tiaptiap persero dapat mengikat firma dengan
pihak ketiga.

2.
a.

Penggunaa nama
Menggunakan nama seorang sekutu, misalnya Fa. Haji Tawi.
b.

Menggunakan nama seorang sekutu dengan tambahan yang
menunjukan anggota keluarganya, misalnya Firma Abdullah
dan Brother.

c.

Menggunakan himpunan nama semua sekutu secara singkatan.
d.

Mengunakan nama bidang usahanya perusahaan misalnya Fa.
Ayam Buras.

e.

Mengunakan nama bidang lain.13
Berakhirnya Firma
Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam
anggaran dasar telah berakhir.Firma juga dapat bubar sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar akibat
pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.14

3. PERSEROAN KOMANDITER (CV)
CV berada di antara Firma dan Perseroan Terbatas, dengan
demikian, CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang atau
tenaga kerja sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu atau lebih
anggota aktif yang bertanggung jawab secara rentang, di satu pihak

13

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.142

14

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.143

7

dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang. Persekutuan
komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu.
a. Sekutu aktif komplementer yang menjadi pengurus persekutuan.
b. Sekutu pasif komanditer yang tidak ikut mengurus persekutaun.
Jenisjenis CV
a. CV diam-diam
b. CV terangterangan
c. CV dengan saham
Berakhirnya persekutuan Komanditer
a. Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar.
b. Sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan akibat
pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
c. Akibat perubahan anggran dasar.15
D. PERSEROAN TERBATAS (PT)
Istilah Perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan
terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau
saham-saham, sedangkan terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang
saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang
dimiliki. Cara mendirikan PT, di dalam KUHD tidak ditetapkan berapa orang
sedikitnya secara sah mendirikan PT, Menurut Prof. Sukardono di Indonesia
paling sedikit dua orang.16

Syarat material dalam Pasal 31, 32, dan 33 Undang—Undang
Perseroan Terbatas:
a.

Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.

15
Cansil Christine, POKOK-POKOK PENGETAHUAN HUKUM DAGANG INDONESIA
(Jakarta:Sinar Grafika.2008) hlm. 70-84
16

Farida Hasyim,Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.

8

b.

Saham dapat atas nama atau petunjuk.

c.

Modal dasar paling sedikit Rp 50.000.000,00.

d.

Modal terbagi dalam nominal saham.

e.

25% modal harus ditempatkan dan disetor penuh.17

Macam-macam PT
a.

PT Tertutup

b.

PT Terbuka18

Pembubaran PT
a.

Dibubarkan oleh hakim atas permohonan kejaksaan karena usahanya
bertentangan dengan tata susila atau ketertiban umum.

b.

Karena waktu yang ditentukan oleh akta pendirian sudah lampau/habis.

c.

Atas keputusan rapat umum pemegang saham.

d.

Karena keadaan insolvensi, setelah dinyatakan pailit.

e.

Karena modal perseroan berkurang 75% atau lebih.19

E. Koperasi
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata
Latin yaitu Cum yang berari dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua
kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal istilah Co dan Operation, yang dalam
bahasa Belanda disebut disebit dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang
berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.20
Koperasi

adalah

perserikatan

yang

memenuhi

kebutuhan

oara

anggotannya dengan cara menjual barang keperluan para anggotanya dengan cara
menjual barang keperluan hari-hari dengan harga murah (tidak maksud mencari
untung).pembentukan koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian pasal 1 Butir 1 koperasi adalah badan hukum yang
17

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.151

18

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.154

19

Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.158

20

Hadhikusuma Sutantya Rahardja, Hukum Koperasi Indonesi,(Jakarta:PT RAJAGRAFINDO
PERSADA,2005) h,1

9

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan
usahanya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.21
Sifat koperasi
Koperasi bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang masuk
golongan kurang mampu dalam hal kekayaan yang ingin meringankan beban
hidup atau beban kerja. Maka biasanya perkumpulan koperasi terdiri dari agak
banyak peserta, sedangkan bentuk usaha lain sering didirikan hanya oleh dua atau
tiga orang saja, yang masing-masing sudah cukup kaya, sedangkan sifat koperasi
ialah bahwa para peserta masing-masing tidak kaya. (Wiryono,1969)22
Fungsi dan Peran Koperasi
Adapun fungsi dan peran dari Koperasi adalah sebagai berikut.
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas hidup
manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasiaonal yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.23
Pendirian Koperasi
Koperasi dapat didirikan oleh orang perseorangan (koperasi primer)
maupun badan hukum itu sendiri (koperasi sekunder).Namun, untuk membentuk
koperasi primer sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan untuk koperasi
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.68
21

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

22

Andjar Pachta,HUKUM KOPERASI INDONESIA:Pemahaman,Regulasi,Pendidikan, dan Modal
Usaha, (Jakarta: Kencana,2008),h.22
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.68
23

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
10

sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.Usahanya koperasi adalah
yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan
usaha dan kesejahteraan anggota.24
Pembentukan koperasi

baik secara primer maupun sekunder harus

dengan akta pendirian yang memuat anggran dasar. Jika status status koperasi
sebagai badan hukum, koperasi harus mendapatkan pengesahan dari pemerintah
dengan cara mengajukan permohonan tertulis melalui Kantor Departemen
Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten atau
Kotamadya di mana koperasi tersebut berdiri.25
Adapun modal koperasi terdiri dari
a. Modal sendiri, meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan,
dan hibah;
b. Modal pinjaman, dapat berasal dari anggota, dari koperasi lainnya dan/atau
anggotanya, bank, dan lembanga keuangan lainnya;
c. Penerbitan surat berharga dan surat utang lainnya serta sumber lain yang
sah.26

Model Koperasi
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti dapat
berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.
1. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota pada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.

Elsi Kartika Sari Saridan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.68-69

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.69

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.69

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

24

25

26

11

2. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi amgota.
3. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dimaksudkan untuk memumpuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
4. Hibah
Hibah adalah pemberian sukarela dengan mengalihkan hak atas sesuatu
kepada pihak lain.
Selain itu, modal pinjaman dapat berasal dari
a. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
b. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
c. Penerbitan obligasi dan surat utang;
d. Sumber lain yang sah.27
Stuktur Organisasi Koperasi
halnya

organisasi-organisasi

lainnya,

organisasi

koperasi

juga

mempunyai perangkap kerja. Berdasarkan Pasal UUK 1992 memili perangkat
koperasi, yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas.
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi.Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur
dalam anggaran dasar.28
Kewenangan dari rapat anggota menetapkan, antara lain
a. Anggaran dasar;
b. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajamen, dan usaha koperasi;
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus, dan pengawas;
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.69-70

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.70

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

27

28

12

d. Pengesahan

pertanggungjawaban

pengurus

dalam

pelaksanaan

tugasnya;
e. Pembagian hasil usaha;
f. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi
2. Pengurus
Akan halnya pengurus koperasi, untuk pertama kali diangkat dengan
mencantumkan nama dan anggota pengurus dalam fakta pendirian yang
selanjutnya melalui pemilihan di dalam rapat anggota. Pengurus sebagai
pemegang kuasa rapat anggota diangkat untuk masa jabatan paling lama
lima tahun.29
Dengan demikian, tugas dari pengurus berdasarkan Pasal 30 UUK
1992 adalah
a. Mengelolah koperasi dan usahanya;
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan anggaran
pendapatan dan belanja koperasi;
c. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas
d. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan inventaris secara tertib;
e. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.30
Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan
koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa.
Sementara itu, kewenangan dari pengurus adalah
a. Mewakili kopersi di dalam dan di luar pengadilan;
b. Memutuskan

penerimaan

dan

penolakan

anggota

baru

serta

pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan anggaran dasar;
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai dengan jawabnya dan keputusan rapat anggota.31
3. Pengawas

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.71

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.71

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

29

30

31

13

Pengawas koperasi dipilih oleh para anggota koperasi dalam rapat
anggota.Pengawas bertanggung jawab kepada anggota.
Sementara itu, pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya
terhadap pihak ketiga. Selain itu, pengawas koperasi dapat meminta jasa audit
kepada akuntan public terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai
keperluan koperasi.32
Dengan demikian, tugas dari pengawas berdasarkan Pasal 39 UUK
1992 adalah
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dalam pengelolaan
koperasi;
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
Selain mempunyai tugas pengawasan juga mempunyai kewenangan.
Dengan demikian, kewenangan dari pengawas adalah
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi, dan
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.33

F. Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang tidak memiliki anggota yang dikelolah
oleh pengurus dan dirikan untuk tujuan sosial. Disebutkan juga dalam UndangUndang Nomor 16 Tahun 2001, yayasan merupakan suatu “badan hukum” dan
untuk dapat menjadi badan hukum wajib memenuhi kriteria dan persyaratan
tertentu, yakni
1. Yayasan terdiri atas kekayaan yang terpisahkan;
2. Kekayaan yayasan diperuntukan untuk mencapai tujuan yayasan;
3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan;

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72
32

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72
33

14

4. Yayasan tidak mempunyai anggota.34
Dengan kata lain, pada dasarnya pembentukan yayasan dapat didirikan
oleh satu orang atau lebih serta satu badan hukum atau lebih.Sementara itu,
undang-undang yang mengatur yayasan tidak memberikan kemungkinan bagi
pendiri yayasan yang jumlahnya lebih dari satu dan merupakan gabungan dari
dua orang atau lebih dengan satu atau lebih suatu badan hukum (yang sering
disebut dengan pendiri yayasan campuran).Dengan demikian, mendirikan
yayasan harus dilakukan secara otentik, yakni dengan akta notaris dan
memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan HAM.Berdasarkan Pasal 10 Ayat 1 diberikan kemungkinan bagi
pendiri yayasan untuk diwakilkan kepada orang lain berdasarkan surat kuasa.
Pemberian kuasa tersebut dimaksudkan karena pada prinsipnya si pendiri harus
hadir pada saat pembuatan akta pendirian, namun apabila dia berhalangan hadir
pada saat pembuatan akta pendirian dapat diwakili oleh orang lain dengan
membuat dan memberikan suatu surat kuasa yang sah.35
Sementara itu, dalam hal yayasan yang didirikan dengan surat wasiat,
penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberi wasiat. Oleh karena itu, ia atas
kuasanya wajib menanda tangani akta pendirian yayasan. Berdasarkan Pasal 10
Ayat 2 pendirian yayasan dilakukan berdasarkan surat wasiat. Kemudian, sebagai
konsekuensi logis terhadap pemisah harta kekayaan si pemberi wasiat baru akan
terjadi pada saat pemberian wasiat meninggal dunia, dikarenakan sudah tidak
dapat lagi melakukan perbuatan hukum untuk mendirikan yayasan sehingga
kepentingannya diwakili oleh penerima wasiat (yang masih hidup).Dengan
demikian, jika surat wasiat tidak dilaksanakan maka atas pemerintah pihak yang
berkepentingan pengadilan dapat memerintahkan ahli waris atau menerima wasiat
untuk melaksanakan wasiat tersebut sesuat dengan pasal 10 Ayat 3 yang
mengatakan, “Dalam hal surat wasiat sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 tidak
dilaksanakan maka atas permintaan pihak yang berkepentingan pengadilan dapat

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72-73

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72-73

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

34

35

15

memerintahkan ahli waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk
melaksanakan wasiat tersebut”.36
Selain itu, dalam akta pendirian suatu yayasan harus menerima hal-hal, seperti
1. Anggaran dasar, dan
2. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu (sekurang-kurangnya
memuat keterangan mengenai pendiri, Pembina, pengurus, dan pengawas
yayasan yang meliputi nama, alamat, pekerjaan, tempat, dan tanggal lahir,
serta kewarganegaraan).37
1. Pembina
Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan dan
memegang kekuasaan tertinggi. Kewenangan ini tidak diberikan kepada
pengurus ataupun pengawas yang meliputi antara lain
a. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar yayasan;
b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota
pengawas;
c. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar
yayasan;
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan;
e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran
yayasan.38
Sementara itu, kebijakan umum yang diambil oleh pembinan
yayasan haruslah mengacu pada anggaran dasar yayasan, termasuk
kebijakan khusus, sedangkan yang dapat diangkat sebagai anggota
pembina adalah
a. Orang perseorangan sebagai pendiri yayasan;
b. Mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota pembina dinilai
mempunyai dedikasi yang tinggi untuk maksud dan tujuan yayasan.39

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.73-74

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.74

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.74-75

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.75

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

36

37

38

39

16

Kewajiban pokok dari pembina adalah sebagai berikut.
a. Mengadakan rapat tahunan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun,
tujuannya untuk melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak, dan kewajiban
yayasan

tahun

yang

lampau

sebagi

dasar

pertimbangan

untuk

perkembangan yayasan untuk tahun yang akan dating.40
Sementara itu, rapat pembina wajib diadakan setiap tahun, sebagai
rapat pembina tahunan dengan topic pembicaraan dan pengambilan
keputusan yang wajib dilaksanakan oleh pembina setiap tahun sekali.
Kemudian, rapat pembina dapat diselenggarakan oleh karena
keadaan yang penting atau mendesak dengan mengadakan rapat pembina
luar biasa atau rapat pembina istimewa.
b. Dalam rapat tahunan, pembina melakukan evalusi terhadap kekayaan, hak,
dan kewajiban yayasan pada waktu lampau sebagai dasar pertimbangan
dari perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk tahun yang akan
dating.
c. Pengesahan dan pemeriksaan laporan tahunan yang disusun oleh pegurus
dan ditanda tangani oleh pengurus dan pengawas.41
Dengan disahkannya laporan tahunan oleh rapat pembina, perarti
diberikan pelunasan dan pembebasan kepada pengurus dan pengawas pada
tahun yang bersangkutan.Dengan demikian, pada keadaan tertentu
mungkin saja yayasan mengalami kekosongan jabatan maka untuk
mengatasi hal tersebut telah ditentukan bahwa jika yayasan karena sebab
apa pun tidak lagi mempunyai pembina, paling lambat dalam jangka waktu
30 hari sejak tanggal kekosongan, anggota pengurus dan anggota
pengawas berkewajiban mengadakan rapat rapat gabungan untuk
mengangkat pembina dengan memperhatikan ketentuan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.Dalam hal ini, sahnya keputusan
rapat anggota pembina atau keputusan rapat gabungan, jika rapat yang
dimaksud dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai kuortum kehadiran
kuortum keputusan untuk perubahan anggaran dasar dan ditambahkan pula
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.75
40

Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.76
41

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
17

penetapan bahwa anggota pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota
pengurus atau anggota pengawas.42
2. Pengurus
Pengurusan adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan
yayasan.Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan
perbuatan hukum dan diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat
pembina.Dengan demikian, pengurus yayasan mempunyai tugas dan
kewenangan melaksanakan kepengurusan dan perwakilan yang harus
dijalankan semata-mata untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.Dalam
pada itu, seorang pengurus tidak boleh merangkap sebagai pembina dan
pengawas dimana maksud dan larangan perangkapan jabatan tersebut untuk
menghindari

kemungkinan tumpang

tindih kewenangan,

tugas dan

tanggungjawab antara pembina, pengurus, dan pengawas yang dapat
merugikan kepentingan yayasan ataupun pihak lain. Sementara itu,
pengurusan yayasan diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat
pembina untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu
kali masa jabatan.Namun, jika pengurus menjalankan tugas melakukan
tindakan yang oleh pembina dinilai merugikan yayasan maka berdasarkan
keputusan rapat pembina, pengurus dapat diberhentikan sebelum masa
kepengurusannya berakhir.Ditambahkan pula bahwa ketentuan mengenai tata
cara pengangkatan, pemberhentian, dan pergantian pengurus diatur dalam
anggaran dasar yayasan.43
Dengan demikian, susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari
a. Seorang ketua
b. Seorang sekretaris
c. Seorang bendahara44
Sementara itu, pengurus berhak mengwakili yayasan baik didalam
maupun diluar pengadilan.Hak untuk mengwakili yayasan tersebut sudah
ada kaitannya dengan tugas-tugas pengurus yayasan sebagai pelaksana
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.76
42

Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.76-77
43

Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77
44

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT
18

kepengurusan yayasan.Akan tetapi, anggota pengurus tidak berwenang
mewakili yayasan apabila.45
a. Terjadi perkara didepan pengadilan antara yayasan dengan anggota
pengurus yang bersangkutan;
b. Anggota pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan yayasan.46
Dengan demikian, jika terjadi keadaan yang tersebut diatas, yang
berhak mewakil yayasan tersebut melakukan tindakan yang dimaksud
(berperkara di dalam tubuh yayasan) maka tindakan tersebut dianggap
dilakukan orang yang tidak cakap untuk bertindak dalam hukum. Oleh
karena itu, untuk tindakan selanjutnya adalah
a. Tindakan dalam perkara pengadilan yang dilakukan pengurus tersebut
tidak sah;
b. Tindakan dalam rangka pengurusan yang bersangkutan mempunyai
kepentingan yang bertetntangan dengan kepentingan yayasan, dengan
demikian dapat dimintakan pembatalan sesui dengan Pasal 1320 Yo
1338 KUH Perdata.47
Sementara

itu,

pengurus

dalam

melaksanakan

kegiatan

kepengurusan yayasan mempunyai kewenangan yang tidak terbatas.Namun,
undang-undang menganggap perlu memberikan pembatasan, bahkan
larangan bagi pengurus yayasan untuk melakukan tindakan kepengurusan
tertentu.Jadi, tindakan-tindakan yang dibatasi atau dilarang telah ditentukan
secara tegas dalam undang-undang. Oleh karena itu, pengurus tidak
berwenang untuk
a. Mengikat yayasan sebagai pengikat utang;
b. Mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina;
c. Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain.48

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77
45

Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77
46

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77-78

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.78

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

47

48

19

Selain dari itu, untuk tindakan mengalihkan kakayaan yayasan
pengurus

dapat

melaksanakan

tindakan

tersebut

sepanjang

telah

mendapatkan persetujuan dari pembina.Dengan demikian, dalam hal
pengurusan dinyatakan bersalah dalam melakukan kepengurusan yayasan
yang menyebabkan kerugian bagi yayasan, masyarakat atau Negara
berdasarkan putusan pengadilan, “dalam jangka 5 tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap maka
pengurus

tidak

dapat

diangkat

menjadi

pengurus

yayasan

mana

pun”.Sementara itu, pengurus yayasan bertanggu jawab penuh atas
kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan.49
Jadi, setiap pengurus menjalankan tugas dengan iktikad baik dan
penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan.Dengan
tanggung jawab secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam
menjalankan

tugasnya

tidak

sesuai

dengan

anggaran

dasar

yang

mengakibatkan kerugian yayasan atau pihak ketiga.Dengan demikian, setiap
tindakan yang dilakukan oleh pengurus diluar kewenangan yang diberikan
tersebut tidak akan mengikat yayasan. Oleh karena itu, pengurus dalam
melakukan

tugasnya

haruslah

bertanggung

jawab

mempergunakan

wewenang yang dimilikinya berdasarkan anggaran dasar yayasan untuk
tujuan yang tertuang dalam anggaran dasar yayasan.Sementara itu, pengurus
tidak boleh mengejar keuntungan untuk dirinya sendiri, jika keuntungan
tersebut diperoleh kerena kedudukannya sebagai pengurus yaysan.50
Akan

halnya

seorang

pengurus

dalam

menjalankan

tugas

kepengurusan harus senantiasa
a. Bertekad baik;
b. Memperhatikan kepentingan yayasan dan bukan kepentingan pembina,
pengawas, ataupun pengurus yayasan;
c. Kepengurusa yayasan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas
dan kewenangan yang diberikan kepada pengurus tidak diperkenankan
untuk memperluas maupun mempersempit ruang geraknya sendiri;
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.78

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.78-79

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

49

50

20

d. Tidak

diperkenankan

untuk

melakukan

tindakan

yang

dapat

menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan yayasan dengan
kepentingan pengurus yayasan.51
3. Pengawas
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan
serta memberikan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan
yayasan.sementara itu, pengawas terdiri dari seorang atau lebih dan yang dapat
diangkat sebagai anggota pengawas hanyalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, susunan
pengawas dalam satu pengawasan harus terdiri dari sekurang-kurangnya 1 orang
pengawas yang berwenang.Tugas dan tanggung jawabnya diatur dalam anggaran
dasar dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan.52
4. Pembubaran yayasan
Dalam pada itu, yayasan dapat dibubarkan seperti juga organ-organ
lainnya. Dengan demikian, yayasan itu dapat dibubar atau dibubarkan karena
a. Jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir;
b. Tujuan yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah tercapai atau
tidak tercapai;
c. Petusan pengadialan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetpa, yakni
berdasarkan alas an
1. Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesesuain;
2. Tidak mampu membayar utangnya setelah dibayar pailit;atau
3. Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah
pernyataan pailit dicabut.53
5. Yayasan asing
Dalam yayasan asing yang tidak berbadan hukum Indonesia dapat
melakukan kegiatannya diwilah Negara Republik Indonesia, jika kegiatan
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.79

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.79-80

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.80

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

51

52

53

21

yayasan tersebut tidak merugikan masyarakat, bangasa, dan Negara Indonesia.
Selain itu, ketentuan mengenai syarat dan tata cara yayasan asingdiatur dalam
peraturan pemerintah.54

G. BADAN USAHA MILIK NEGARA
Badan usaha milik Negara adalah persekutuan yang berbadan hukum yang
didirikan dan dimiliki oleh Negara. Perusahaan Negara adalah semua perusahaan
dalam bentuk apa pun yang model seluruhnya merupakan kekayaan Negara
Republi Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undangundang. Dengan demikian, perusahaan Negara adalah badan hukum dengan
kekayaan dan modalnya merupakan kekayaan sendiri (kekayaan Negara yang
dipisahkan) dan tidak dibagi dalam saham-saham. Hal ini diatur dengan
berdasarkan Undang-Undang Momor 9 Tahun 1969 yang telah diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara. Jadi, badan usaha milik Negara dapat berupa (berbentuk) perusahaan
jawatan (perjan) atau deparment agency; perusahaan umum (perum) atau public
corporation.55
1. PerusahaanJjawatan (perjan) atau Deparment Agency
Perusahaan jawatan (perjan) deparment agency adalah BUMN yang
seluruh modalnya termasuk dalam anggaran belanja Negara yang menjadi hak
dari derparmen yang bersangkutan. Sementara itu, perusahaan jawatan (perjan)
bertujuan untuk pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang
ditujukan untuk kesejahteraan umum (public service) dengan tidak mengabaikan
syarat efesiensi, evektifitas, dan ekonomis, serta pelayanan yang memuaskan
Dalam hal ini, perusahaan jawatan (perjan) diatur dalam peraturan pemerintah 6
Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan, serta Undang-Undang Nomor 19 tahun
2003 dalam tempo 2 tahun harus berubah menjadi perusahaan umum atau
perseroan
Perjan memiliki ciri-ciri pokok antara lain sebagai berikut :
a. Menjalankan public servicatau pelayanan kepada masyarakat;
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.80

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.81

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

54

55

22

b. Merupakan bagian dari departemen atau direktorat jenderal atau
direktorat atau pemerintah daerah tertentu. Modal perjan termasuk
bagian anggaran belanja yang menjadi hak dari departemen yang
bersangkutan dan selalu diperhitungkan pada pembayaran anggaran
belanja dari tahun yang bersangkutan;
c. Mempunyai hubungan hukum public;
d. Pengawas dilakukan baik secara hirarki maupun fungsional, seperti
bagian-bagian lain dari suatu departemen atau pemerintah daerah;
e. Pada prinsipnya pegawai-pegawai perjan adalah pegawai negeri sipil,
namun demikian ada pula yang berstatus sebagai buruh perusahaan
yang dibayar dengan upah harian atau dengan cara lain.56
2. Perusahaan umum (perum) atau public Corporation
Perusahaan umum (perum) atau public corporationadalah BUMN yang
seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.Sementara itu, perusahaan umum (perum) diatur dalam peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum.Dengan
demikian, merupakan wadah bagi perusahaan yang tidak digolongkan pada
perjan ataupun persero. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998
menyebutkan bahwa perum adalah badan usaha milik Negara sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 yang dipisahkan dan tidak
terbagi atas saham. Jadi, tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.57
3. Perusahaan Perseroan (persero)
Perusahaan perseroan (person) adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas, modal terbagi atas saham yang seluruh atau sebagian paling sedikit
15% sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia, tujuannya mengerja
Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.81-82

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.82-83

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

56

57

23

keuntungan. Perusahaan perseroan (person) diatur Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 1998 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2001.
Dalam pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998, perseroan
merupakan badan usaha milik Negara dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1969, berbentuk perseroan terbatas sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, seluruh atau paling sedikit 51% saham
yang dikeluarkan dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara
langsung.58
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 menentukan
bahwa terdapat persero berlaku prinsip-prinsip perseroan terbatas sebagaimana
diatur Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang perseroan Terbatas.
Tujuan dan maksud didirikannya perseroan untuk menyediakan barang dan jasa
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik di pasar dalam negeri maupun
internasional

dan

memupuk

keuntungan

guna

meningkatkan

nilai

perusahaan.Modal perseroan dikuasai sepenuhnya (100%) oleh Negara. Bagi
persero yang telah melakukan penawaran umum (go public)dipasar modal maka
persero yang bersangkutan menjadi persero terbuka, dalam Pasal 31 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 ditentukan bahwa terdapat persero terbuka
berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.59

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Bentuk-bentuk badan usaha
a. Perusahaan perseorangan
b. Perusahaan persekutuan
2. Perusahaan perseorangan

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.83

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi
Gramedia Widiasaranaindonesia) h.83-84

Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

58

59

24

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan
dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum, dapat berbentuk
perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri.
Perusahaan persekutuan Bukan Badan Hukum
a. Persekutuan perdata ( Maatschap)
b. Perseroan firma
c. Perseroan komanditer (CV)
Perseroan Terbatas (PT)
Istilah Perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan terbatas.
Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham,
sedangkan terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang luasnya
hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimiliki
Koperasi
Koperasi adalah perserikatan yang memenuhi kebutuhan oara anggotannya
dengan cara menjual barang keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang
keperluan hari-hari dengan harga murah (tidak maksud mencari untung).
Yayasan
Yayasanadalah badan hukum yang tidak memiliki anggota yang dikelolah oleh
pengurus dan dirikan untuk tujuan sosial
Badan Usaha Milik Negara
a. Perusahaan umum (perum) atau public Corporation
b. PerusahaanJjawatan (perjan) atau Deparment Agency
c. Perusahaan Perseroan (persero)

DAFTAR PUSTAKA

Christine Cansil,2008,POKOK-POKOK PENGETAHUAN HUKUM DAGANG INDONESIA
(Jakarta:Sinar Grafika) ,
Hasyim Farida,2009,Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika)

25

Hadhikusuma Sutantya Rahardja,2005,HUKUM KOPERASI INDONESIA,(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada)
Pachta Andjar,2008,HUKUM KOPERASI INDONESIA:Pemahaman,Regulasi,Pendidikan,
dan Modal Usaha, (Jakarta: Kencana)
Sari Elsi Kartika,2008,HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT Gramedia
Widiasaranaindonesia)

26