4 TM Dinamika Sosial Pengendalian Mobilitas Penyimpangan dan Perubahan Sosial sosiologi hukum

  Dinamika Sosial: Pengendalian Sosial, Mobilitas Sosial, Penyimpangan Sosial, Perubahan Dosen : Elistia, SE, MM

1. PENGENDALIAN

  SOSIAL Hukum Berfungsi Sebagai Sarana

Social Control (Pengendalian Sosial)

  Pengendalian sosial adalah upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat, yang bertujuan terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.

   Hukum sebagai social control : kepastian hukum, dalam artian UU yang dilakukan benar-benar terlaksana oleh penguasa, penegak hukum. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Engineering 

  Fungsi hukum dalam pengertian konservatif, fungsi tersebut diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk dalam masyarakat yang sedang mengalami pergolakan atau pembangunan.

   Memfungsikan lembaga-lembaga hukum modern kepada masyarakat, sebagai konsekuensi Negara, yang kaitannya menuju modernisasi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengendalian Sosial 

  Idealnya masyarakat mendambakan keadaan yang tenang dan damai. Namun kondisi tersebut tidak selalu dapat terwujud. Banyak penyimpangan terjadi dalam masyarakat. Sehingga untuk dapat terwujud keseimbangan sosial haruslah ada upaya-upaya untuk mengurangi atau menghilangkan penyimpangan dalam masyarakat.

   Beberapa pranata sosial yang berperan sebagai agen pengendalian sosial di antaranya adalah kepolisian, pengadilan, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, sekolah, keluarga, dan mahasiswa. Agen Pengendalian Sosial

  1. Kepolisian

  Polisi merupakan aparat resmi pemerintah yang bertugas menertibkan keamanan. Secara umum tugas polisi adalah memelihara ketertiban masyarakat serta menangkap dan menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh atau dicurigai melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat.

  2. Pengadilan

  Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh negara untuk menangani, menyelesaikan, dan mengadili setiap perbuatan yang melanggar hukum. Dalam mengadili sekaligus memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Unsur-unsur aparat yang berhubungan dengan pengadilan, antara lain hakim, jaksa, polisi, dan pengacara.  Agen Pengendalian Sosial

3. Tokoh Adat

   Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dan berkembang dalam masyarakat, memiliki nilai dan dijunjung tinggi oleh anggotanya, serta bersifat magis religius mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma hukum, dan aturan- aturan yang mengikat disebut adat. Adat biasanya disebut juga sebagai aturan tradisional. Pihak yang berperan menegakkan adat adalah tokoh adat. Peranan tokoh adat sangat penting untuk membina serta mengendalikan sikap dan tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat. Bentuk pengendalian sosial ini, antara lain penetapan sanksi berupa denda, pengucilan dari lingkungan adat, atau teguran. Agen Pengendalian Sosial

4. Tokoh Agama

   Orang yang memiliki pemahaman luas tentang suatu agama dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut dinamakan tokoh agama. Orang yang termasuk tokoh agama adalah pendeta, ulama, biksu, ustadz, pastor, kyai, dan brahmana bagi umat Hindu. Tokoh agama ini sangat berpengaruh di lingkungannya karena nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkannya berkaitan dengan perdamaian, sikap saling mengasihi, saling menghargai, saling mencintai, saling menghormati antarsesama manusia, kebaikan, dan lain sebagainya. Agen Pengendalian Sosial

  5. Tokoh Masyarakat

  Setiap orang yang dianggap berpengaruh dalam kehidupan sosial suatu masyarakat disebut sebagai tokoh masyarakat. Tokoh ini dapat mencakup golongan terpandang atau terkemuka dalam masyarakat, seperti penguasa, cendekiawan, dan ketua adat. Seseorang dianggap 'tokoh' karena mempunyai kelebihan tertentu dan dapat menjadi panutan atau contoh di lingkungan masyarakatnya.

  6. Sekolah

  Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan dalam pengendalian sosial. Guru-guru senantiasa mendidik dan menegur murid-muridnya agar mau menaati tata tertib yang berlaku di sekolah. Sebaliknya, apabila ada murid yang melanggar, guru memiliki kewajiban untuk memberikan sanksi kepada murid tersebut. Agen Pengendalian Sosial

  7. Keluarga

  Setiap orang tua pasti mengendalikan perilaku anak- anaknya agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Caranya dengan mendidik, menasihati, dan turut menyosialisasikan nilai dan norma yang ada.

  8. Mahasiswa

  Mahasiswa dapat selalu memonitor semua kebijakan pemerintah dan berusaha untuk melakukan counter terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan aspirasi dan kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demonstrasi.

   Pengendalian sosial adalah suatu upaya yang dilakukan oleh setiap lembaga untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah ditetapkan/di berlakukan.

   Tujuan dari pengendalian sosial adalah mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.

   Pengendalian Sosial berdasarkan sifatnya: Preventif dan Represif

   Pengendalian Sosial berdasarkan prosesnya: Coercive dan Persuasive

   Pengendalian Sosial menurut caranya: Compulsion dan Pervasion Bentuk Pengendalian Sosial - Preventif

   Preventif adalah usaha pencegahan dilakukan sebelum terjadi pelanggaran.

   Usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan- gangguan pada keserasian antara kepastian & keadilan.

   Sebagian besar pengendalian sosial dilakukan dengan cara pencegahan atau upaya mengurangi kesempatan.

   Lawrence Cohen & Marcus Felson (1979) mengatakan mengenai Opportunity Theory, dikatakan bahwa: Pengendalian Sosial - Preventif

“Kejahatan tidak hanya disebabkan oleh

motivasi pada seseorang untuk melakukan

pelanggaran, tetapi juga karena adanya

target yang memadai & tidak adanya

pengawasan yang efektif” contoh : anarkisme pada unjuk rasa

  Bentuk Pengendalian Sosial - Represif

   Represif merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran. Atau, merupakan usaha-usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi

   Dalam represif seseorang yang telah melanggar perbuatan akan dihukum ataupun ditangkap oleh polisi dan dijebloskan dalam penjara

   Usaha penegakan hukum yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian. Wujudnya berupa penerapan sanksi / hukum.

  Contoh : tindakan hukum terhadap kasus Narkoba Proses Pengendalian Sosial - Persuasif

   Persuasif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat untuk membujuk atau mengarahkan masyarakat agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan pendekatan atau sosialisasi.

   Misalkan, setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA khususnya, sering diadakan penyuluhan tentang bahaya dari narkoba serta penyebab memakai narkoba.

  Pada contoh tersebut penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk melakukan bujukan atau arahan kepada siswa supaya para siswa dapat menghindar dari bahaya narkoba. Proses Pengendalian Sosial - Koersif

   Koersif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan. Atau dalam arti lain, pengendalian sosial ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan atau tindakan anarkis.

   Sering kita lihat pelaku kriminal yg berani terhadap penegak hukum. Namun pengendalian sosial yg bersifat coercive ada batasnya karena biasanya kekerasan atau paksaan akan menyebabkan reaksi negatif. Proses Pengendalian Sosial - Koersif

  

  Misalkan, karena naiknya harga listrik yang begitu drastis, para warga setempat protes di depan kantor PLN yang terdapat di masing-masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya warga tersebut melempari kantor PLN tersebut dengan benda-benda keras serta memecahkan kaca kantor PLN tersebut menggunakan batu sebanyak mungkin kadang ada yang amat keras untuk membakar gedung PLN tersebut.

  

  Pada contoh tersebut, bahwa warga yang melakukan tindakan anarkis disebutlah koersif. Karena, para warga tidak setuju bahwa harga listrik dinaikkan begitu drastis sehingga ada sebagian warga yang tidak sanggup untuk membayarnya maka aksi ricuh seperti itu pun terjadi Cara Pengendalian Sosial - Compulsion

   Compulsion (paksaan) adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.

  Contoh: 

  Seseorang yang melakukan tindak kriminal akan mendapatkan hukuman penjara.

   diberlakukannya sanksi denda bagi pengendara sepeda motor yang tdak memakai helm.

   diberlakukannya sanksi skorsing bagi siswa yang banyak melanggar aturan sekolah. Cara Pengendalian Sosial - Pervasion

  

  Pervasion (pengisian) adalah penanaman norma-norma yang ada secara rutin dengan harapan bahwa hal itu dapat membudaya. Dengan demikian, orang tersebut akan mengubah sikapnya. Kaedah-kaedah / nilai-nilai yang ada diulang-ulang penyampaiannya sedemikian rupa dengan harapan bahwa hal tersebut masuk dalam bawah sadar seseorang.

  Contoh :

  

  bimbingan yang dilakukan secara rutin akan menghasilkan perubahan sikap sesuai dengan norma yang berlaku.

  

  pecandu narkoba dipaksa untuk berhenti dan diberi penyuluhan berulang-ulang tentang bahaya narkoba.

2. MOBILITAS

  

SOSIAL Mobilitas Sosial 

  Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau

banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

   Dalam sosiologi dikenal yang dinamakan dengan Mobilitas Sosial artinya adalah perpindahan status dalam stratifkasi sosial. Mobilitas sosial dapat mengacu pada individu maupun kelompok. Mobilitas individu misalnya perubahan status dari tukang menjadi dokter.

  Mobilitas kelompok misalnya mobilitas antargenerasi, yaitu antara orangtua dengan anaknya. Mobilitas Sosial 

  Menurut Paul. B. Horton, mobilitas sosial adalah Gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

  

  Mobilitas sosial mempunyai kaitan atau hubungan yang sangat erat dengan pelapisan sosial atau stratifkasi sosial. Arah gerak mobilitas sosial, dapat secara horizontal maupun secara vertikal ke atas atau ke bawah. Gerak sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup, kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Bentuk Mobilitas Sosial  

  Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.

   Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing.

   Mobilitas sosial horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografs) dan mobilitas antar generasi.

  Bentuk Mobilitas Sosial 

1. Mobilitas vertical

  

Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami

seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.

   Mobilitas vertikal terdiri dari dari:

  1. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang Social climbing memiliki dua bentuk, yaitu :

  Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: seorang camat diangkat menjadi walikota Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru, yang merekrut pimpinan baru.  Bentuk Mobilitas Sosial 

2. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

   Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

  Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk : 

   Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 

   Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan

sosial. Contoh : pejabat daerah yang melakukan korupsi Bentuk Mobilitas Sosial  2.

  Mobilitas Horizontal

  Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.

  

  Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk : 1.

  Mobilitas social antar wilayah/ geograf.

Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau

kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti

transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

1. Mobilitas antargenerasi

  Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. 

3. PENYIMPANAGA

  N

SOSIAL Penyimpangan Sosial 

  Penyimpangan (deviance) adalah segala bentuk perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak (norma) masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

   Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi

   Suatu perilaku disebut menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat

   Semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.

  Empat macam atau kategori dari penyimpangan, yaitu:

  

1. Tindakan kriminal atau kejahatan, contoh: Pembunuhan,

perkosaan, makar, korupsi, dll

  2. Penyimpangan seksual 3.

  Penyimpangan dalam bentuk pemakaian obat-obatan terlarang dan minum-minuman keras.

  

4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasanya

seperti arogansi dan sikap eksentrik.

   Sikap arogansi, yaitu kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya. Namun sikap arogan bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi kekurangan dirinya.

   Sikap eksentrik, yaitu perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, seperti laki-laki yang menggunakan anting, ataupun wanita yang tomboy.

4. PERUBAHAN

  

SOSIAL Perubahan Sosial 

  Masyarakat pasti mengalami perubahan, karena masyarakat bersifat dinamis.

   Selo Soemardjan merumuskan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakan di dalam suatu masyarakat yg mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap & pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.

   Paul B. Horton & Chester L. Hunt mengatakan perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur & hubungan sosial.

   Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan- perubahan yang terjadi dalam struktur & fungsi masyarakat.

   Mac Iver menyebutkan perubahan sosial sebagai perubahan- perubahan dalam hubungan sosial. Perubahan Sosial Penyebab perubahan sosial dari dua, yaitu: 1.

  Penyebab dari masyarakat itu sendiri, seperti bertambahnya atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, revolusi.

2. Penyebab dari luar masyarakat itu sendiri, seperti lingkungan alam, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

   Perubahan dari masyarakat tradisional dg peralatan tradisional sebagai hasil kebudayaan tradisional menuju masyarakat modern membawa konsekwensi logis pada peralatan tradisional berubah ke peralatan modern.

   Perubahan sosial = Masy. Tradisional  Masy. Modern

  

Perubahan Kebudayaan = Cangkul, Alat Bajak  Mesin Traktor. Perubahan Sosial Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

  1. Evolusi & RevolusiEvolusi = Perubahan yg terjadi secara lambat. contoh: Masy. pemburu  masy. agraris  masy. industri

   Revolusi = Perubahan yg terjadi secara cepat. contoh: Alam penjajahan  kemerdekaan  demokrasi liberal  demokrasi terpimpin  OrBa  Reformasi.

  2. Perubahan Kecil & Besar

  Perubahan yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung / berarti kepada masyarakat. contoh: Perubahan pada Mode Pakaian.

   Perubahan yang besar, adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan membawa pengaruh besar kepada masyarakat. contoh : Perubahan status ekonomi dalam krisis moneter Perubahan Sosial

  Perubahan Sosial 

  Perubahan sosial yang terjadi mencakup perubahan dalam nilai

  • – nilai sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kelompok sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, kekuasaan dan wewenang, serta berbagai segi kehidupan masyarakat lainnya

   Dampak Globalisasi sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat di indonesia

   Nilai-nilai dan budaya Barat telah merasuk ke dalam masyarakat selama ini, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku maupun elektronik antara lain melalui siaran-siaran TV swasta

   Pengaruh perilaku masyarakat dalam perubahan sosial dan budaya di era global ada yang positif dan negatif Sikap Perubahan Sosial Budaya Perilaku Positif dan Negatif Positif 

  Sikap lebih menghargai waktu 

  Kesadaran akan hak dan kewajiban dalam bermasyarakat 

  Sikap menghargai bangsa-bangsa lain di dunia 

  Kesadaran akan nasionalisme yang semakin tinggi 

  Inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan Negatif 

  Konsumerisme, hedonisme, materialisme 

  Westernisasi 

  Individualisme yang semakin tinggi 

  Tidak menghargai nilai tradisional Masalah Sosial Beberapa masalah sosial (penyakit sosial)

  1. Kemiskinan

  2. Kejahatan/kriminalitas

  3. Disorganisasi keluarga

  4. Masalah generasi muda

  5. Pendidikan rendah

  

6.Pelanggaran terhadap norma masyarakat, seperti pelacuran, perjudian,

alkoholisme, homosexualitas

  

7.Masalah kependudukan. Penyebaran penduduk yang tidak merata

menimbulkan kepadatan penduduk di suatu wilayah, sehingga menciptakan lingkungan hidup yang kurang baik dan berdampak pada kesejahteraan sosial dan kesetiakawanan sosial.

  8. Masalah lingkungan yang dapat dibedakan: Lingkungan fsik, yaitu semua benda mati yang berada di sekeliling manusia.

  Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individu maupun kelompok yang berada di sekitar manusia. Masalah Sosial 

  

Permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam

realitas kehidupan bermasyarakat. Dalam mengidentifkasi permasalahan sosial

yang ada di masyarakat berbeda-beda antara tokoh satu dengan lainnya. Berikut

beberapa defnisi masalah sosial yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: 1.

  Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

  2. Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.

  3. Menurut Lesli, masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.

  4. Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifkan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

4 Jenis Masalah Sosial

   Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor utama, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi 2.

  Faktor Budaya 3. Faktor Biologis 4. Faktor Psikologis Faktor Ekonomi 

  Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain.

   Dalam masalah ini biasanya yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan kerjan bagi masyarakat.

   Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan mengakibatkan sangat rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan kriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan atau pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut.

   Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek prikologis dan biologis masyarakat. Faktor Budaya 

  Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial.

   Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-cerai, kenakalan pada remaja dan lain-lain atau seperti saat ini negara kita sedang terus menerus dimasuki budaya asing.

   Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena kebudaya pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya.

   Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama mungkin dapat mencegah, menyadarkan ataupun menyaring budaya asing yang masuk. Faktor Biologis 

  Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain- lain.

  

  Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi.

  

  Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Faktor Psikologis 

  Selain faktor diatas ada juga faktor psikologis, masalah seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaaan yang menumpuk sehingga menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat memicu konfik antar anggota masyarakat.

  

Faktor Penyebab Permasalahan

Sosial 

  Pada dasarnya, permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan masalah sosial terwujud sebagai hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri dan akibat dari hubungan dengan manusia lainnya. Suatu gejala dapat disebut sebagai permasalahan sosial dapat diukur melalui: 1.

  Tidak adanya kesesuaian antara nilai sosial dengan tindakan sosial.

  2. Sumber dari permasalahan sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial di masyarakat.

  3. Adanya pihak yang menetapkan suatu gejala sosial tergantung dari karakteristik masyarakatnya.

  4. Permasalahan sosial yang nyata (manifest social problem) dan masalah sosial tersembunyi (latent social problem).

  5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.

  6. Sistem nilai dan perbaikan suatu permasalahan sosial. Permasalahan Sosial 

  Adanya berbagai fenomena di lingkungan masyarakat dapat menimbulkan permasalahan sosial. Namun, tidak semua fenomena di masyarakat dapat disebut sebagai permasalahan sosial. Berikut beberapa contoh masalah sosial yang ada di masyarakat, antara lain:

1. Kemiskinan

  Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fsiknya dalam kelompok tersebut.

  

Adapun faktor yang melatarbelakangi adanya sumber masalah kemiskinan,

yaitu: a. Faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural

  

Kondisi individu yang memiliki kelemahan biologis, psikologis, dan kultural

dapat dilihat dari munculnya sifat pemalas, kemampuan intelektual dan

pengetahuan yang rendah, kelemahan fsik, kurangnya keterampilan, dan

rendahnya kemampuan untuk menanggapi persoalan di sekitarnya.

  b. Faktor Struktural

  

Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam masyarakat yang terdapat

perbedaan antara orang yang hidup di bawah garis kehidupan dengan orang

yang hidup dalam kemewahan. Ciri-ciri masyarakat yang mengalami

kemiskinan struktural, yaitu:

  1. Tidak adanya mobilitas sosial vertikal.

  2. Munculnya ketergantungan yang kuat dari pihak orang miskin terhadap kelas sosial-ekonomi di atasnya. Permasalahan Sosial

2. Kriminalitas

   Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan.

  Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu.

  

  Tindakan kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya.

  

  Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Permasalahan Sosial

3. Kesenjangan Sosial Ekonomi

  

  Kesenjangan sosial ekonomi merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:

  

  Menurunnya pendapatan per kapita

  

  Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah

  

  Rendahnya mobilitas sosial

  

  Adanya pencemaran lingkungan alam

  

  Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di masyarakat, seperti munculnya tindakan kriminal, adanya kecemburuan sosial, dan lain sebagainya.

  

  Oleh karena itu, dalam masyarakat perlu adanya upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial tersebut. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi, antara lain;

  a)

  Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

  b) Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

  c) Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah. Dampak Masalah Sosial di Masyarakat 

  Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat berbagai macam permasalahan sosial. Contoh masalah sosial di masyarakat, seperti kenakalan remaja, masalah kependudukan, masalah pencemaran lingkungan, maupun masalah sosial lainnya.

   Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa dampak bagi masyarakat itu sendiri.

   Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik dampak positif maupun negatif.

   Adapun dampak dari adanya permasalahan sosial di masyarakat, antara lain:

  1. Meningkatnya tingkat kriminalitas 2.

  Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin 3. Adanya perpecahan kelompok 4. Munculnya perilaku menyimpang

  5. Meningkatkan pengangguran Mengatasi Masalah Sosial

  Beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial, yang diantaranya sebagai berikut ini:

   Dapat meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan.  Dapat meningkatkan kesadaran sosial.  Dapat menyediakan lapangan kerja yang banyak. 

  Dapat meningkatkan pemerataan pembangunan atau fasilitas publik.

   Dapat mensosialisasilkan norma sosial dan nilai-nilai sosial. 

  Dapat memberikan sanksi sosial yang tegas bagi yang melanggar, dan lain-lain.