METODE PENELITIAN Benih Ikan Lele

RANCANG BANGUN ALAT PENGHITUNG JUMLAH BENIH IKAN MENGGUNAKAN LOGIKA MATRIX BERBASIS MICROCONTROLLER

  1) 1) 1 Purwanto , Unang Achlison

  Teknik Elektronika, Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer Jl. Majapahit 605 & 304 Semarang, Indonesia E-mail :

  Abstract

Number of fish seed can be measured by means of conventional observation using eye senses.

  

But when the fish seed measured pretty much it will take a long time (not efficient) and cause

incorrect measurement results (inaccurate). The accuracy of calculation of fingerlings is crucial

trust between seller and buyer. During this time a sensor is used to detect the amount of fish

seed is passed through a transparent hose using a light sensor (Light Dependent Resistor) and

photodiode sensors as infra red light receiver. The level of accuracy of the sensor lies in the

intensity of the light beam is received so that the sensor will be impaired if airya murky and

there are air bubbles pass through the sensor so that the fish count error occurs. This research

will be conducted design counters the number of fingerlings using infra red phototransistor

sensor with a frequency of 20KHz to fish and then processed using the logic matrix. Results

matrix logic into the data input to be processed by a microcontroller as the basis of results of

calculation of the amount of fish. Development model studies using models of R & D (research

and development) that produce a product in the form of the final product. Experiments were

carried out using the type and length of catfish fingerlings with a length of 3 cm to 5 cm. Fish

seed count tool has been tested to catfish farmers in the village Siwarak Ungaran City. The trial

results calculators fish seeds have difference of 3% of the calculated results Manual or

accuracy of calculation results have fish reaches 97%, then a counter of fish seed is acceptable

to be used by catfish farmers.

  Keywords: calculating the number of fingerlings, matrix logic NAND, Microcontroller Abstrak

Jumlah benih ikan dapat diukur dengan cara konvensional yaitu pengamatan menggunakan

indra mata. Tetapi bila benih ikan yang diukur cukup banyak maka akan memerlukan waktu

yang lama (tidak efisien) dan menyebabkan hasil pengukuran tidak tepat (tidak akurat).

Ketepatan perhitungan bibit ikan sangat menentukan kepercayaan antara penjual dan pembeli.

Selama ini alat sensor yang digunakan mendeteksi jumlah benih ikan yang dialirkan melalui

selang transparan menggunakan sensor cahaya (Light Dependent Resistor) dan sensor

photodioda sebagai penerima cahaya infra red. Tingkat akurasi sensor terletak pada intensitas

berkas cahaya yang diterima sehingga sensor akan mengalami gangguan bila airya keruh dan

ada gelembung udara yang melewati sensor sehingga hasil hitung ikan terjadi kesalahan. Pada

penelitian ini akan dilakukan rancang bangun alat penghitung jumlah bibit ikan menggunakan

sensor phototransistor infra red dengan frekuensi 20KHz terhadap Ikan dan kemudian diproses

menggunakan logika matrik. Hasil logika matrix menjadi input data untuk diolah oleh

Microcontroller sebagai dasar hasil perhitungan jumlah ikan. Model pengembangan penelitian

menggunakan model R&D (research and development) yaitu menghasilkan sebuah produk

dalam bentuk produk akhir. Eksperimen yang dilakukan menggunakan jenis dan panjang bibit

ikan lele dengan panjang 3 cm hingga 5cm. Alat hitung benih ikan telah dilakukan uji coba

kepada petani ikan lele di desa Siwarak Kota Ungaran. Hasil uji coba alat hitung benih ikan

mempunyai selisih 3% terhadap hasil hitung Manual atau mempunyai Akurasi hasil

penghitungan ikan mencapai 97% maka alat penghitung benih ikan ini bisa diterima untuk

digunakan oleh petani ikan lele.

  Kata Kunci : penghitung jumlah bibit ikan, logika matrix NAND, Microcontroller PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  PENDAHULUAN

  Produksi dan perdagangan ikan di Indonesia merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting seperti pada gambar 1. Kegiatan produksi harus diimbangi oleh pengembangan teknologi tepat guna yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan mendukung pemasaran ikan.

  Gambar 1. Perdagangan Ikan Langkah yang menentukan dalam pemasaran ikan adalah proses hitung benih ikan. Para petani ikan biasanya menghitung jumlah benih ikan hasil pemuliaan terlebih dulu sebelum di jual ke pasaran. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan memakai sendok dan dihitung perekor untuk benih ukuran gelondongan seperti ditunjukkan pada gambar 2.

  Gambar 2. Penghitungan jumlah benih ikan dengan cara konvensional Dengan kata lain petani ikan masih melakukan penghitungan jumlah benih ikan dengan cara konvensional. Tetapi bila benih ikan yang dihitung cukup banyak maka akan memerlukan waktu yang lama. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa petani ikan melakukan proses penghitungan jumlah benih ikan masih secara konvensional sehingga tidak efisien. Hal ini disebabkan karena pengamatan mengguakan indra mata pada benih ikan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketelitian seseorang dan besar kemungkinan hasil

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 hitung ikan terjadi kesalahan. Ketepatan perhitungan sangat menentukan kepercayaan antara penjual dan pembeli.

  Selama ini alat sensor yang digunakan untuk mendeteksi jumlah benih ikan yang dialirkan melalui pipa transparan yang melewati sensor photodioda penerima cahaya infra red kemudian menjadi pulsa digital sebagai data input dalam proses perhitungan ikan (Widagdo Purbowaskito, 2014). Hasil pengujian alat penghitung benih ikan menunjukkan akurasi terbaik pada penggunaan pipa transparan dengan diameter 1,8 cm atau 3/4 inci yaitu 91.2%.

  Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa alat penghitung benih ikan hanya cocok untuk ikan ukuran besar (pipa transparan berdiameter 1,8 cm) dan metode penelitian yang digunakan adalah uji laboratorium. Penulis merumuskan pokok-pokok masalah sebagai berikut: a.

  Bagaimana membuat alat penghitung benih ikan yang cocok untuk benih ikan yang mempunyai ukuran kecil (pipa transparan berdiameter 1 cm)? b.

  Bagaimana metoda yang digunakan agar air keruh dan gelembung udara yang melewati pipa transparan tidak menyebabkan kesalahan hasil hitung benih ikan? Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan upaya agar penghitungan benih ikan dilakukan oleh alat berbasis Microcontroller yang dapat menghitung jumlah benih ikan yang dimasukkan kedalam alat tersebut secara efisien, akurat dan cepat bila dibandingkan dengan perhitungan secara manual. Dalam perkembangan teknologi perlu dilakukan riset atau penelitian yang bersifat eksperimental sehingga didapatkan alat yang berdayaguna. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : a.

  Membuat alat penghitung benih ikan yang tidak tergantung intensitas berkas cahaya yang diterima dan bersifat hasil uji eksperimental.

  b.

  Merumuskan metoda yang digunakan sehingga air keruh dan gelembung udara yang melewati pipa penyaluran diameter 1cm tidak menyebabkan kesalahan hasil hitung benih ikan.

  c.

  Menggunakan Microcontroller untuk mengolah input data dari sensor benih ikan sehingga menjadi hasil perhitungan jumlah ikan secara otomatis.

  METODE PENELITIAN Benih Ikan Lele

  Benih adalah anak ikan yang memiliki bentuk morfologi tubuh sudah definitif seperti induknya. Benih berbeda dengan induknya dalam ukuran dan tingkah laku reproduksinya saja. Perilaku makan ikan herbivora sudah mulai tampak pada stadia benih, padahal pada stadia larva masih bersifat karnivora atau predatory stage (Effendi, 2004). Menurut Suseno (2000), penyediaan benih yang bermutu baik dalam jumlah cukup dan berkelanjutan merupakan faktor paling penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Satuan produksi pembenihan ikan adalah jumlah atau populasi (ekor). Satuan ini biasanya diiyatakan sebagai ekor / siklus produksi, ekor / volume bak, atau ekor / bobot (jumlah) induk. Ukuran benih dinyatakan dalam panjang seperti cm. Sebagai contoh untuk ukuran benih ikan lele ditampilkan pada gambar 3.

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  Gambar 3. Ukuran Benih Ikan Lele (Sumber: http://www.gerailele.com/p/bibit-lele.html)

  Sebagai contoh, benih mas dan kerapu umumnya dinyatakan dalam cm (misalnya benih ukuran 2-3 cm, 3-5 cm,7-9 cm, dan sebagainya). Seringkali ukuran benih dinyatakan secara kualitatif berdasarkan kesepakatanyang berlaku dan diketahui bersama (Effendi, 2004).

  Sinar Infra Merah

  Sinar Infra merah adalah gelombang elektromagnetik yang tidak dapat ditangkap mata, dengan panjang gelombang antara 0,78 m sampai 1mm. Infra merah mulai dari sinar yang dapat tertangkap mata sampai pada sinar yang kasat (tak tampak) mata (gelombang mikro). Energi Sinar adalah sebuah kemampuan atau usaha untuk memindahkan elektron dari satu lintasan ke lintasan lainnya, satuannya adalah Joule. Besarnya energi yang dimiliki oleh masing-masing cahaya saat menuju kepermukaan sensor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2 dan hasilnya diperlihatkan pada tabel 1. Tabel 1. Data Energi Sinar yang dipancarkan

  Sumber Parameter yang di ketahui Energi (Joule) Cahaya Tetapan Planck Kecepatan Panjang Cahaya (C) Gelombang

  • -34 8 -31

  (nano meter) Laser 6,626 x 10

  • -34 3.10 532 ~ 638 6,626.10 8 -22 Infra Merah 6,626 x 10

  3.10 830 6,626.10

  Sumber: Amir D (2014); Minarni, Saktioto, Gita Lestari (2013) Data pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa energi yang dimiliki cahaya inframerah jauh lebih besar dibanding energi yang dimiliki oleh cahaya laser. Nilai energi secara

  • 22 -31 berturut-turut sebesar 6,626.10 Joule dan 6,626.10 Joule.

  Proses Penelitian

  Metode penelitian dalam rancang bangun Alat Penghitung Jumlah Benih Ikan menggunakan research and development (R & D), menurut Borg dan Gall (1989) dalam Sugiyono (2011) menjadi 6 langkah sebagaimana ditampilkan gambar 9.

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  Penghitung Jumlah Benih Ikan  Pengamatan 3.

   Research & Information  Observasi

  

Collecting

 Wawancara  Studi Literatur

  Spesifikasi Produk 1.

  Microcontroller 4.

   PLANNING 2.

  Sensor Infra red 3. Logika Matrix NAND

   Block Diagram  Desain PCB PROTEUS 5.

  Rancang Bangun  Top View Simulator Alat Penghitung Benih Ikan  PROTEUS

   Microcontroller ATMELDownloader 6.

  V Revisi dan alidasi PAKAR Rancang Bangun REVISI

  HASIL NO

  VALIDASI YES  Uji Eksperimen 1. MEMBUAT

   Data Hasil PRODUK AKHIR Eksperimen  Petani Benih Ikan Lele

  REVISI UJI NO LAPANGAN YES

2. Prototype Alat Penghitung Jumlah

  Benih Ikan Menggunakan Logika Matrix Berbasis Microcontroller

  Gambar 9. Metode Penelitian

  Pengembangan Produk

  Tahap ini akan dibuat bentuk awal dari pengembangan produk dengan melakukan tahapan sebagai berikut:

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 1) Desain Rancang Bangun Alat Penghitung Benih Ikan

  f) Bak penerimaan (receiving vessel) sebagai sarana Output dan digunakan untuk mengeluarkan air dan ikan.

  (e). Microcontroller AT89S51 (h). Power Suplay (c). Pemancar/TX dan

  (receiving vessel) (d). Komponen Digital NAND Gate (b). pipa penyaluran diameter 1 cm

  (a). Bak Pengisian TX1 TX2

RX1 RX2

(g). Bak Penerimaan

  Merumuskan metoda yang digunakan agar air keruh dan gelembung udara melewati sensor tidak menyebabkan kesalahan hasil hitung ikan.

  b.

  Sumber tegangan Alat Hitung Ikan menggunakan transformator AC 220V menjadi 12V dan menggunakan IC LM7805 menjadi 5V.

  g) Power Suplay

  e) Liquid Crystal Display (display) sebagai sarana tampilan / monitor dan digunakan oleh Microcontroller AT89S51 untuk menampilkan data hasil hitung ikan.

  a.

  d) Microcontroller akan menghitung jumlah benih ikan yang dimasukkan kedalam alat tersebut secara efisien, akurat dan cepat bila dibandingkan dengan perhitungan secara manual.

  c) Sensor Ikan menggunakan pemancar (TX) Infra Merah untuk menuju penerima (RX) yang berada dibalik pipa transparan.

  b) Pipa transparan berdiameter 1cm (outlet pipe) sebagai media untuk menyalurkan ikan.

  a) Bak pengisian (filling vessel) sebagai sarana Input dan digunakan untuk memasukkan air dan ikan.

  Gambar 10. Block Diagram Alat Hitung Benih Ikan Penjelasan diagram Alat Hitung Benih Ikan sebagai berikut:

  Block diagram Alat Hitung Benih Ikan ditunjukkan seperti pada gambar 10.

  Membuat sensor ikan yang tidak tergantung intensitas berkas cahaya yang diterima.

  Penerima/RX (f). Liquid Crystal Dispay Sensor Ikan menggunakan pemancar (TX) Infra Merah untuk menuju penerima (RX) yang berada dibalik pipa transparan maka diperlukan sinar infra merah yang memiliki energi yang besar agar mampu menembus pipa transparan dengan baik. Berdasarkan pendapat Amir D (2014); Minarni, Saktioto, Gita Lestari (2013), maka dapat disimpulkan bahwa sinar dengan frekuensi lebih rendah memiliki energi lebih besar. Photodioda/phototransistor yang digunakan dalam alat hitung ikan mempunyai respon sinar frekuensi paling rendah yaitu 20KHz (Vishay Semiconductors, 2012). Alat hitung ikan menggunakan pemancar LED Infra Red (transmiter) dan sensor phototransistor (reciever). Phototransistor mempunyai fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima yaitu mengalirkan arus (ON) dan apabila terjadi kondisi intensitas cahaya terhalangi oleh ikan yang melewatinya maka arus tidak mengalir (OFF). Sensor ikan pada alat ini menggunakan 2 (dua) pasang pemancar dan penerima maka akan terdapat 4 (empat) kondisi yang akan terjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

  Tabel 2. Matrix Kondisi dan Logika yang terjadi pada sensor ikan

  No Sensor 1 Sensor 2 Kondisi Logika Kondisi Logika

  1. tidak terhalang tidak terhalang 2. tidak terhalang terhalang

  1 3. terhalang 1 tidak terhalang 4. terhalang 1 terhalang

  1 Kondisi “tidak terhalang” pada sensor 1 dan “terhalang” pada sensor 2 atau sebaliknya dapat terjadi disebabkan karena adanya air keruh atau gelembung udara yang sedang melewati sensor. Berdasarkan matrix pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa sensor ikan pada alat ini mempunyai logika yang sama dengan tabel kebenaran komponen Digital NAND Gate (seperti pada gambar 6) yaitu output hanya akan berlogika low apabila kedua input berlogika high, logika ini digunakan sebagai Logika Matrix yaitu bila kedua input sensor terhalang badan ikan maka alat ini akan mulai menghitung jumlah ikan.

  c.

  Menggunakan Microcontroller untuk mengolah input data dari sensor ikan sehingga menjadi hasil perhitungan jumlah ikan secara otomatis.

  Alat hitung ikan menggunakan Microcontroller AT89S51 yang mempunyai 4 port untuk I/O data 8 bit dan memiliki 4 Kbyte flash Erasable and Programmable Read

  Only Memory (EPROM) untuk menyimpan source code assembler agar berfungsi sebagai Alat Penghitung Ikan.

  2) Spesifikasi Produk a.

  Produk yaitu alat untuk menghitung jumlah benih ikan lele yang melintasi sensor infra merah menggunakan metoda Logika Matrix NAND berbasis Microcontroller ATMEL tipe AT89S51.

  b.

  Desain produk, proses membuat desain PCB menggunakan software PROTEUS, proses simulasi program assembler yang akan direkam pada Microcontroller AT89S51 menggunakan software Top View Simulator. 3)

  Uji Validasi Desain Yaitu melakukan uji coba desain dalam skala terbatas, dengan melibatkan pakar yang diwakili oleh Dosen Peneliti yang berkompeten di bidang Elektronika. Pada langkah ini, dilakukan pengujian dan validasi desain sistem berupa pengujian flow of diagram

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  (flowchart), dan prototype alat hitung benih ikan untuk mengetahui desain sudah valid atau belum. 4)

  Revisi Produk Awal Berdasarkan hasil uji validasi pakar, jika terdapat kesalahan atau ketidaktepatan dalam perancangan sistem akan dilakukan perbaikan sehingga Produk Awal alat hitung benih ikan tersebut mejadi lebih baik. 5)

  Pembuatan Produk Prototype Apabila setelah Produk Awal alat hitung benih ikan dinyatakan valid oleh pakar maka dilakukan pembuatan produk prototype alat hitung benih ikan yang sudah berfungsi dan siap untuk dilakukan uji coba lapangan. 6)

  Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan terhadap produk prototype alat hitung benih ikan melibatkan stake

  holder (petani ikan) sampai mendapat persetujuan dari petani ikan bahwa telah menjadi produk akhir alat hitung benih ikan dan sudah efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Alat Penghitung Jumlah Benih Ikan Menggunakan Logika Matrix berbasis

  Microcontroller dengan mewujudkan rangkaian sebagai berikut: Hasil Alat Penghitung Benih Ikan a.

  Rangkaian Microcontroller

  Microcontroller yang digunakan yaitu ATMEL tipe AT89S51 untuk mengolah data

  masukan dan mengendalikan keluaran sistem berupa tampilan angka jumlah ikan pada layar LCD (Liquid Crystal Display). Modul Microcontroller ditunjukkan seperti pada Gambar 11.

  Gambar 11. Modul Microcontroller Sensor Infra Red terdiri dari pemancar dan penerima sinar Infra Red, untuk mendapatkan data berupa perubahan logika “1” menjadi “0” sesuai ikan yang dialirkan bersama air melalui pipa transparan. Pengukuran menggunakan Osiloskop dengan

  µ

  Time/Div sebesar 25 s (micro second). Hasil pengukuran menggunakan Osiloskop menunjukkan hasil ukur yang diperoleh yaitu 2 (dua) satuan waktu untuk 1 (satu) perioda gelombang, maka perhitungan frekuensi keluaran Infra Red sebagai berikut: Frekuensi = 2 x 25 µ s = 50 µ s Frekuensi = 1000 / 50 KHz = 20Khz Hasil pengukuran gelombang Infra Red menggunakan Osiloskop ditunjukkan seperti pada Gambar 12.

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

1. Rangkaian Alat Penghitung Benih Ikan

  Prinsip kerja Alat Penghitung Benih Ikan yaitu ikan yang akan dihitung terlebih dahulu dimasukkan ke dalam bak pengisian (filling vessel) untuk dialirkan melalui pipa penyaluran (outlet pipe). Bak pengisian (filling vessel) dan pipa penyaluran (outlet pipe) ditunjukkan seperti pada gambar 13. Alat hitung benih ikan akan mulai dihitung bila kedua input gerbang logika NAND melalui sensor Infra Red terhalang badan ikan maka ikan mulai dihitung. Hasil logika matrix ini akan menjadi input data untuk diolah oleh Microcontroller kemudian menggunakan Liquid Crystal Display untuk menampilkan data hasil hitung ikan. Modul Alat Penghitung Benih Ikan ditunjukkan seperti pada gambar 14.

  Validasi dan Pembahasan Alat Penghitung Benih Ikan

  Petani ikan dalam menentukan jumlah benih ikan menggunakan cara manual yaitu ikan bersama air ditentukan takaran terlebih dahulu menggunakan timbangan misal 0,01 kilogram akan berisi berapa jumlah benih ikan dengan menghitung benih ikan secara manual. Dari Jumlah yang diperoleh akan dilakukan hal yang sama untuk setiap kelipatan jumlah benih ikan. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa petani ikan melakukan proses penghitungan jumlah benih ikan secara tidak efisien. Hal ini disebabkan karena pengamatan mengguakan indra mata pada benih ikan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketelitian seseorang dan besar kemungkinan hasil hitung ikan terjadi kesalahan. Akurasi hasil penghitungan ikan yang dilakukan oleh Widagdo Purbowaskito (2014) yaitu menghitung ikan ukuran besar menggunakan pipa berdiameter 1,8 cm atau 3/4 inci dan mempunyai akurasi hasil penghitungan ikan yaitu 91.2% atau mempunyai deviasi (penyimpangan) yaitu 8,8% dari jumlah semestinya.

  Validasi Alat Penghitung Benih Ikan dilakukan dengan cara eksperimen menghitung benih ikan ukuran 3 hingga 5 cm yang dilewatkan melalui pipa berdiameter 1 cm atau 2/5 inci dan kemudian membandingkan hasil hitung benih ikan terhadap jumlah semestinya (hasil hitung cara manual) untuk menentukan deviasi (penyimpangan), sebagai berikut: 1.

  Apabila hasil hitung ikan mempunyai deviasi (penyimpangan) lebih besar dari 10% dari jumlah semestinya maka penggunaan alat penghitung benih ikan tidak efektif.

  2. Apabila hasil hitung ikan mempunyai deviasi (penyimpangan) lebih kecil dari 10% dari jumlah semestinya maka penggunaan alat penghitung benih ikan bisa diterima untuk digunakan Petani Ikan lele. Jenis dan panjang bibit ikan yang digunakan adalah ikan lele dengan panjang 3 cm hingga 5cm seperti ditunjukkan seperti pada gambar 15. Alat hitung benih ikan telah dilakukan Validasi Alat Penghitung Benih Ikan dengan melakukan uji coba kepada petani ikan lele di desa Siwarak Kota Ungaran seperti ditunjukkan seperti pada gambar 16.

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477

  Gambar 13a. Bak pengisian atau filling

  vessel

  Gambar 13b. Pipa penyaluran atau outlet

  pipe

  Gambar 12. Pengukuran gelombang Infra Red menggunakan Osiloskop

  Gambar 14. Alat Penghitung Benih Ikan Gambar 15. Bibit ikan lele Gambar 16. Validasi Alat Penghitung Benih

  Ikan kepada Petani Ikan lele Berdasarkan gambar 16, hasil uji coba alat hitung benih ikan kepada petani ikan lele ditunjukkan pada tabel 3.

  Tabel 3. Hasil uji coba alat hitung benih ikan kepada petani ikan lele

  No. Instrumen Pengujian 1 Pengujian 2 Hasil Hasil

  1. hitung Manual 350 ekor 375 ekor 2. hitung Alat 340 ekor 364 ekor

  3. deviasi (penyimpangan) 10 ekor 11 ekor

4. tingkat deviasi (10/350)x100% = 3% (11/375)x100% = 2,93%

  Berdasarkan Tabel 3, maka hasil uji coba alat hitung benih ikan mempunyai deviasi (penyimpangan) rata-rata 2,9% terhadap jumlah semestinya atau mempunyai Akurasi hasil penghitungan ikan mencapai 97%.

  SIMPULAN

  Dari penjelasan di atas dapat diambil simpulan bahwa alat Penghitung Jumlah Benih Ikan Menggunakan Logika Matrix ini telah berhasil dibuat menggunakan sensor phototransistor penerima cahaya infra red dengan frekuensi 20KHz sebagai media untuk mendeteksi ikan yang dilewatkan pada pipa transparan berdiameter 1 cm. Pengolahan data hasil penghitungan ikan menggunakan microcontroller Atmel AT89S51. Akurasi hasil penghitungan menggunakan alat hitung benih ikan mencapai 97% terhadap jumlah ikan semestinya. Kapasitas penghitung benih ikan dibawah seribu maka tingkat akurasi alat penghitung benih ikan ini mempunyai deviasi (penyimpangan) rata-rata 2,9% terhadap penghitungan manual oleh petani benih ikan. Kapasitas penghitung benih ikan hingga puluhan ribu. Pengoperasian yang sama pada alat penghitung benih ikan ini akan menghasilkan tingkat akurasi dan mempunyai deviasi (penyimpangan) rata-rata yang sama. Tingkat akurasi penghitungan manual oleh petani benih ikan akan memiliki akurasi lebih rendah dan mempunyai deviasi (penyimpangan) rata-rata akan jauh lebih besar dikarenakan keterbatasan indra mata dari petani benih ikan. Penelitian lanjutan untuk pengembangan menggunakan metoda kuantitatif. Proses revisi produk menggunakan validasi dengan instrumen angket pada petani benih ikan

DAFTAR PUSTAKA

  Amir D. 2014. Analisis Kecepatan Reaksi Sensor Terhadap Gelombang Cahaya Infra Merah Dan Laser. Jurnal Litek (ISSN: 1693-8097) Volume 11 Nomor 1, Maret 2014: hal. 8-12

  Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. 1989. Educational Research: An Introduction, (5th ed.).

  New York: Longman Djoko Tri Hastono. 2009. Sistem Pengendali dan Pengukur Suhu Pada Mesin Penetas

  Telur berbasis Mikrokontroler At89S51. Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang

  Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur . Penebar Swadaya. Jakarta Minarni, Saktioto, Gita Lestari. 2013. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

  Semirata 2013 FMIPA Unila, halaman 167 Petruzella, FD. 1996. Elektronika Industri. Jakarta : Andi Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Suseno. 2000. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta Vishay Semiconductors. 2012. Document Number: 81665 Rev. 1.4, 28 Mar 2012 Widagdo Purbowaskito. 2014. Rancang Bangun Alat Penghitung Benih Ikan

  Menggunakan Sensor Optik Fototransistor Berbasis Mikrokontroler ATMEL ATMEGA8. Universitas Gajah Mada, Yogjakarta, Jawa tengah www.forumsains.com www.gerailele.com/p/bibit-lele.html fayezfeztiawan.wordpress.com/2013/03/26/gerbang-logika-dasar-logic-gate

  PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477