PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 – 2097 353 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Pernaviridis) DENGAN METODE FLOATING BOX DI KOTA TEGAL Sutaman

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif
SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Pernaviridis)
DENGAN METODE FLOATING BOX DI KOTA TEGAL
Sutaman1), Sri Mulatsih1), Narto1)
1ProgramStudiBudidayaPerairan, FPIK
UniversitasPancasaktiTegalJl.Halmahera Km 01 Kota Tegal,52122
E-mail:sutaman_fp@yahoo.co.id
Abstract
Indonesia as one of the largest archipelagic country in the world has a high potential for
aquaculture. Tegal's coastal areas have the potential to be developed. The Potential in the
region include the potential of natural resources and human resources with the cultivation
of green mussel (Perna viridis) committed by a group of fishermen as a source of income
alternatives, so that the green mussel aquaculture development strategy in the Coastal
region of Tegal becomes important. The objective of this study was to determine and
analyze the condition of the water, and to determine the area and carrying capacity of the
aquatic environment in the coastal areas Tegal. The analysis showed that the suitability of
the water for the cultivation of mussels is by using a floating box. This is due to the coastal
waters of Tegal has a very appropriate criteria (S1) and appropriate (S2). Based on the land
suitability and carrying capacity, the cultivation of mussels in the Coastal city of Tegal is
an area of 32.46 hectares. The alternative strategy used is 'to improve the quality of human

resources' which is based on knowledge, marketing, provision of facilities and
infrastructure of farming activities.
Keywords: Strategy, the cultivation of mussels, environmental quality, potential
development
Abstrak
Indonesia sebagai salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi
perikanan budidaya yang tinggi.Wilayah pesisir Kota Tegal mempunyai potensi-potensi
yang dapat dikembangkan.Potensi pengembangan wilayah tersebut antara lain potensi
sumberdaya a l a m d a n sumberdaya manusia dengan kegiatan budidaya kerang hijau
(Perna viridis) yang dilakukan oleh kelompok nelayan sebagai sumber pendapatan
alternatif.sehingga strategi pengembangan budidaya kerang hijau di wilayah Pesisir Kota
Tegal menjadi hal yang penting.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan
menganalisis kondisi perairan,menentukan luas wilayah dan daya dukung lingkungan
perairan di kawasan pesisir Kota Tegal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesesuaian
perairan bagi pengembangan budidaya kerang hijau dengan metode floating box.di pesisir
Kota Tegal memili kikriteria sangat sesuai (S1) dan sesuai (S2). Berdasarkan kesesuaian
lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha.
Strategi yang bias menjadi alternative untuk ditempuh adalah meningkatkan kualitas SDM
berbasis pengetahuan, pemasaran, penyediaan sarana dan prasarana kegiatan budidaya.
KataKunci: Strategi, budidaya kerang hijau, kualitas lingkungan, pengembangan potensi


PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki
potensi perikanan
budidaya
yang
tinggi.
Dalam pemanfaatan wilayah

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016

ISSN: 2477 – 2097

353

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif
SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016
pesisir dan lautan yang begitu luas, sangat dibutuhkan informasi potensi pesisir dan
lautan yang terpadu. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu sumberdaya
yang memiliki potensi tinggi di Indonesia. Wilayah pesisir Kota Tegal mempunyai

potensi-potensi yang dapat dikembangkan.Potensi pengembangan wilayah tersebut
antara lain potensi sumberdaya a l a m d a n sumberdaya manusia dengan kegiatan
budidaya kerang hijau (Perna viridis) yang dilakukan oleh kelompok nelayan sebagai
sumber pendapatan alternatif.sehingga strategi pengembangan budidaya kerang hijau di
wilayah Pesisir Kota Tegal
Dalam rangka terus meningkatkan produksi budidaya laut yang hingga saat ini
masih ketinggalan dibandingkan dengan budidaya air payau maupun air tawar, maka
perlu dilakukan Strategi pengembangan potensi budidaya kerang hijau (Perna viridis)
yang dimungkinkan bisa dikembangkan sebagai kawasan budidaya kerang hijau
(Perna viridis) dengan metode floating box di kawasan pesisir Kota Tegal. Untuk
menentukan suatu wilayah perairan layak atau tidak untuk menjadi suatu kawasan
budidaya kerang hijau maka perlu adanya analisis potensi sumberdaya lahan. dan
untuk menentukan daya dukung suatu kawasan budidaya perlu dilakukan analisis
yang memadukan antara potensi sumberdaya lahan, kemampuan berproduksi,
memiliki daya saing dan memiliki nilai tambah tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan menganalisis kondisi
perairan,menentukan luas wilayah dan daya dukung lingkungan perairan di kawasan
pesisir Kota Tegal. Salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi tersebut yaitu
Kota Tegal, dengan panjang garis pantai 7, 5 km dan luas lautannya sebesar 216,00
km2. Kota Tegal merupakan salah satu kota yang ada di wilayah pantura Jawa Tengah.

Letak secara geografis Kota Tegal terletak pada 109°08’ - 109°10’ BT & 6°50’ 6°53’ LS. Sedangkan secara administrasi Kota Tegal memiliki batas wilayah
bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, bagian timur berbatasan
dengan Kabupaten Tegal, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Tegal, bagian
barat berbatasan dengan Kabupaten Brebes. Posisi geografis dan batas-batas wilayah
Kota Tegal secara rinci dapat disajikan pada gambar 1 berikut :

Sumber : Bappeda Kota Tegal (2010)
Gambar 1. Peta Pemanfaatan Ruang Kota Tegal

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016

ISSN: 2477 – 2097

354

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif
SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Pesisir Kota Tegal yang berlokasi

Kelompok Nelayan “Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota
Tegal, dari Bulan Januari hingga Agustus 2016. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan dan wawancara
dengan teknik pengambilan sampling responden berdasarkan purposive sampling, data
sekunder adalah data dan peta yang diperoleh dari berbagai instansi/lembaga baik
pemerintah maupun swasta.
Pengambilan data dilakukan dengan beberapa metode, meliputi: survei
langsung ke lokasi pesisir Kota Tegal, wawancara, pengamatan kualitas air di
beberapa lokasi budidaya kerang hijau di perairan Pulau Pasaran, serta analisis
laboratorium. Data yang diperoleh kemudian dianalisis terkait aspek daya dukung
lingkungan perairan, analisis aspek teknis budidaya, analisis aspek sosial ekonomi
masyarakat serta kemanan pangan kerang hijau asal perairan Kota Tegal Teknik
penulisan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yakni: 1). Pengambilan data di
lapang yang meliputi daya dukung lingkungan perairan yang meliputi: salinitas,
oksigen terlarut (DO), pH, temperatur, kecerahan, kecepat- an arus, kedalaman
serta substrat perair- an. Pengukuran data lapangan dilakukan di sekitar
Pesisir Kota Tegal (Gambar 1).. Proses wawancara kepada Kelompok Nelayan
“Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kota Tegal yang meliputi: aspek teknis budidaya

dengan metode floating box, aspek sosial ekonomi hingga pengembangan
kelembagaan, serta 3). Analisis kuantitatif dan deskriptif, serta analisis SWOT
Analisis kandungan logam pada daging kerang hijau dengan menggunakan metode
AAS.
Analisis logam berat diawali dengan pem- buatan larutan standar kemudian
dilanjutk- an dengan pengeringan sampel dalam oven pada suhu 100C selama 24
jam. Sebanyak 2 g sampel ditambahkan 1,5 mL HClO4 pekat dan 3,5 mL
HNO3 pekat serta di- biarkan selama 24 jam. Selanjutnya larut- an dipanaskan
pada suhu 60-70o C selama 2-3 jam (sampai jernih). Selanjutnya didi- nginkan
dan ditambahkan 1 mL HNO3 pe- kat dan 9 mL aquades. Sampel diukur dengan
AAS menggunakan nyala udara-asetilen (Suprianto and Lelifajri, 2009) dalam
(Nuning,2014)
Proses pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ENVI 4.4
dan ArcGIS 9.3. Untuk mendapatkan kelas kesesuaian maka dibuat matrik kesesuaian
perairan untuk parameter fisika, kimia dan biologi. Penyusunan matrik kesesuaian
perairan merupakan dasar dari analisis keruangan melalui skoring dan faktor
pembobot. Hasil skoring dan pembobotan dievaluasi sehingga didapat kelas kesesuaian
yang menggambarkan tingkat kecocokan dari suatu bidang untuk penggunaan
tertentu.Hasil evaluasi dari sistem penilaian kesesuaian bagi lokasi budidaya
kerang hijau dengan metode floating box diklasifikasikan menjadi 4 kelas tingkat

kesesuaian, diantaranya: Sangat Sesuai (S1) dengan kisaran nilai 85 – 100 %,
Sesuai (S2) dengan kisaran nilai 75 – 84 %, Sesuai Bersyarat (S3) dengan kisaran
nilai 51 – 74 %, dan Tidak Sesuai (N) dengan kisaran nilai < 50 %.

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016

ISSN: 2477 – 2097

355

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif
SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter kualitas air pada kawasan Pesisir
Kota Tegal masih berada dalam kisaran yang dianjurkan bagi kegiatan budidaya laut,
Berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang hijau di
Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha. Hal ini merupakan salah satu faktor penting
dalam keberhasilan usaha budidaya perikanan adalah pemilihan lokasi yang
tepat untuk budidaya kerang hijau. Lokasi ini dapat ditentukan dari berbagai

segi, seperti: aspek ekonomi-sosial dan biologi serta aspek teknis budidaya.
Ketiganya harus saling mendukung guna keberhasilan budidaya kerang hijau
pada kelompok nelayan “Gulamah” Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal.
Aspek ekonomi-sosial meliputi keamanan lokasi, kemudahan akses, adanya
pasar hing- ga ketersediaan tenaga kerja yang mema- dai. Aspek teknis
budidaya mencakup ketersediaan larva kerang hijau, metode budidaya dengan
metode floating box,
penanganan dari
penyakit, pemanenan
hingga
transportasi ke konsumen. Aspek biologi perairan atau lebih dikenal sebagai
daya dukung lingkungan perairan, meliputi: kedalaman, arus, kandungan
oksigen terlarut (DO), salinitas, suhu, nitrat, nitrit, ammonia, posfat dan substrat
dasar
perairan. Pengamatan parameter kualitas air yang mendukung
lingkungan perairan tersaji pada tabel 1.
Tabel 1 Pengamatan kualitas air perairan Kota Tegal

Sehingga dari hasil analisis kualitas perairan, Kawasan Pesisir Kota Tegal dapat

diidentifikasikan sebagai perairan yang mendukung untuk budidaya kerang
hijau. Tidak hanya itu, di perairan ini juga banyak terdapat larva kerang hijau
yang secara alami tumbuh dan mengambang (berenang) sehingga memudahkan
dalam proses budidaya. Usaha budidaya kerang hijau di Pesisir Kota Tegal baru
dirintis sejak tahun 2015.Untuk strategi pengembangan budidaya kerang hijau
dengan metode floating box cendrung lebih mudah dari pada budidaya ikan dan
tidak memerlukan perlakuan intensif setiap hari. Hal ini membuat masyarakat
kelompok nelayan “Gulamah” tertarik mengembangkannya.
Budidaya kerang hijau dapat dilakukan de- ngan menggunakan 4 metode

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016

ISSN: 2477 – 2097

356

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif
SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016
yaitu: meto- da tancap (post method ), jaring apung (raft method ), rakit
tancap/rak (rack method ) dan tali rentang (long line method ). Pemilihan metode

ini berdasarkan pada kualitas dan daya dukung lingkungan perairan yang dimiliki.
Pada perairan Kota Tegal lebih mudah menggunakan metode floating box, hal ini
karena kedalaman perairan yang mendukung terutama di pesisir Kota Tegal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa
hasil analisis kesesuaian perairan dan penentuan kelayakan pengembangan budidaya
kerang hijau (Perna viridis) dengan metode floating box di pesisir Kota Tegal
sangat sesuai. Berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung untuk budidaya kerang
hijau di Pesisir Kota Tegal seluas 32,46 Ha. Hal ini merupakan salah satu faktor
penting dalam keberhasilan usaha budidaya kerang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Asbar, 2007.Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Pesisir untuk Pengembangan
Budidaya Tambak Berkelanjutan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.Disertasi
Program Pascasarjana IPB (tidak dipublikasikan).
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural
Experiment Station, Auburn University, Alabama, 482 p.
Fukuda, R. 2000. Microbial Degradation of ProteinaceousOorganic Matter in Marine
Environment. University of Tokyo.
Gang, C. L. Shaojing, Y. Shengyum. 1998. Estimation of Carrying Capacity for
Mariculture Development in Xiamen. In The Regional Workshop on Partnership in

the Aplication of Integrated Coastal Management, Chonburi, Thailand, pp. 81 – 90.
Ghufran, M, 2004. Budidaya Ikan Laut di Keramba Jaring Apung, Rineka Cipta,
Jakarta.
Handajani, H. Hastuti, S. D. 2002. Budidaya Perairan, Bayu Media, Malang.
Hopkins, J.S, P.A. Sandifer, C.L. Browdy. 1995. A Review of Water Management
Regimes which Abate The Environmental Impact of Shrimp Farming. In : Browdy
C.L., Hopkins J.S (editor). Swimming through Trouble Water.LA : World
Aquaculture Society. 13 – 22 .
Matos, J.S. Costa. A. Rodrigues, R. Pereira, and I.S. Pinto. 2006. Experimental
Integrated Aquaculture of Fish and Red Seaweed in Northern Portugal.
Aquaculture. (252): 31-42.
Neori, A., M. Shpingel, and D.Ben Ezra. 2000. A Sustainable Integrated System for
Culture for Fish,Sseaweed and Abalone. Aquaculture (186): 279-291.
Noor, A. 2009. Model Pengelolaan Kualitas Lingkungan Berbasis Daya Dukung
(Carryng Capacity) Perairan Teluk Bagi Pengembangan Budidaya Karamba
Jaring Apung Ikan Kerapu. (Studi Kasus di Teluk Tamiang, Kabupaten Kota Baru,
Provinsi Kalimantan Selatan) Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor (Tidak Dipublikasikan). Bogor..
Rais, J., B. Sulistiyo, S. Diamar, T. Gunawan, M. Samampouw, T.A. Soeprapto, I.
Suhardi. A. Karsidi, dan S. Widodo. 2004. Manata Ruang Laut Terpadu. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Hutabarat, S., 2000. Produktivitas Perairan dan Plankton. Telaah Terbadap llmu
Perikanan dan Kelautan. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang

PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016

ISSN: 2477 – 2097

357