Pharmacogenomics Statins: Biomarkers for Clinical Prediction
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: hernifile@gmail.com
Abstrak
Statin merupakan obat yang paling banyak diresepkan untuk terapi hiperlipidemia dan untuk
prevensi penyakit KV (kardiovaskuler, cardiovascular disease (CVD)). Tetapi walaupun statin
sangat efektif untuk prevensi aterosklerosis, masih ada saja pasien yang mengalami CVD.
Dalam hal ini, diperkirakan merupakan pengaruh faktor genetik. Terdapat hubungan gen
dengan dosis statin yang diperlukan untuk terapi, tetapi masih belum ada tes farmakogenomik
yang relevan untuk pedoman terapi statin. Pada Artikel ini dijabarkan penjelasan terminologi
farmakogenomik dasar, gen (CETP, HMGCR, SLCO1B1, ABCB1, dan CYP3A4/5), dan
perkembangan biomarker farmakogenomik statin untuk prediksi hasil terapi.
Kata Kunci: statin, biomarker, farmakogenomik
Pharmacogenomics Statins: Biomarkers for Clinical Prediction
Abstract
Statins are the most widely prescribed drug for hyperlipidemic therapy and for the prevention
of Cardiovascular disease (CVD). But although statins are very effective for the prevention of
atherosclerosis, there are still patients with CVD. In this case, it is thought to be the influence of
genetic factors. There is a static gene link to statin dose required for therapy, but there are still
no relevant pharmacogenomic tests for statin therapy guidelines. This article describes basic
pharmacogenomic terminology, genes (CETP, HMGCR, SLCO1B1, ABCB1, and CYP3A4 / 5), and
progression of statin pharmacogenomic biomarkers for predicted therapeutic outcomes.
Keywords: statin, biomarker, farmacogenomic
CVD merupakan penyakit yang paling
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan
mahal. Statin sangat efektif dan efek
penyebab utama morbiditas dan mortalitas
sampingnya
di Amerika Serikat. Lebih dari sepertiga
standar untuk prevensi terjadinya penyakit
orang
jantung
Amerika
menderita
CVD,
dan
ringan,
akibat
sehingga
menjadi
hiperlipidemia.
Hasil
menunjukkan bahwa
statin
coronary artery disease (CAD) menjadi
penelitian
penyebab kematian satu diantara enam
dapat menurunkan risiko vaskuler sebesar
orang. Besarnya biaya setiap tahun adalah
20% untuk setiap penurunan 1 mmol/L
300 juta dolar (Gaziano et al, 2010). Jadi
kolesterol
low-density-lipoprotein
(LDL)
1
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
(Amarenco and Labreuche, 2009). Dua
enzim CYP3A5). Genotip terbentuk dari dua
puluh
mendapat
alel per gen autosomal, satu dari ibu dan
persetujuan dari FDA, statin masih menjadi
satu dari ayah. Homozigot mempunyai dua
obat andalan, dan simvastatin merupakan
alel yang sama, sedangkan heterozigot
obat ketiga yang paling sering diresepkan
mempunyai dua alel yang berbeda. Alel
(IMS, 2013). Respons terhadap terapi statin
terbanyak di populasi disebut wild-type,
dipengaruhi
faktor.
dan frekuensi alel berbeda antara populasi
Beberapa pasien tidak bisa mencapat
satu dengan populasi lainnya. Variasi
target
mengalami
sequence yang terbanyak adalah single
aterosklerosis, atau timbul efek samping
nucleotide polymorphism (SNP, diucapkan
hepatitis atau myopathy. Berikut ini akan
“snips”). SNP adalah substitusi pasangan
dijelaskan mengenai uji farmakogenomik,
basa
gen
farmakologi
menyebabkan produk gen yang berbeda.
statin, dan riset farmakogenomik statin
Jenis-jenis SNP, yaitu: structural RNA
(Kitzmiller
Perbedaan
polymorphisms
pengaruh genetik diantara jenis statin
polymorphisms
disebabkan karena perbedaan struktur
polymorphisms in coding regions (cSNPs):
kimia, potensi, dan disposisinya.
srSNPs mengubah proses dan translasi
lima
tahun
oleh
penurunan
yang
setelah
berbagai
lipid,
mempengaruhi
et
al,
2013).
DNA
tunggal
yang
(srSNPs),
dapat
regulatory
(rSNPs),
dan
mRNA, rSNPs mengubah transkripsi, dan
Farmakogenomik
cSNPs mengubah sequence dan fungsi
Farmakogenomik adalah ilmu yang
protein. Haplotype adalah kombinasi alel
mempelajari pengaruh faktor genetik pada
atau set SNPs di sekitar lokasi kromosom
pada variabilitas inter-individual respons
yang
obat. Penyandi sequence pasangan basa
mengubah
DNA pada gen tertentu disebut genotip,
proteinnya. SNPs berhubungan dengan
sedangkan fenotip adalah sifat yang
polimorfisme yang lain, yang menyebabkan
berasal dari protein yang disandi oleh gen.
perubahan fungsi. Kini, hubungan genetik
Contoh fenotip adalah golongan darah,
dengan fenotip diteliti secara besar-
warna rambut, dan metabolisme atau
besaran, dengan jutaan SNPs yang diukur
respons terhadap farmakoterapi tertentu
pada ribuan subyek. Proyek ini disebut
secara individual. Nama gen ditulis dengan
dengan Genome-Wide Association Study
huruf miring dan biasanya menunjukkan
atau GWAS, dan telah mendapatkan
proteinnya (misal gen CYP3A5 disandi dari
banyak gen yang berkaitan dengan sifat
diwariskan.
fungsi
Tag
SNP(s)
gen
atau
tidak
produk
2
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
klinis, tetapi hanya beberapa gen yang
Variant pada CETP berhubungan dengan
dapat
perbedaan
diterapkan
pada
klinis.
SNPs
kadar
kolesterol,
penyakit
respons
terhadap
berperan pada efek farmakokinetik (yaitu
kardiovaskuler,
bagaimana tubuh memproses obat), efek
farmakoterapi
farmakodinamik (yaitu, bagaimana obat
menemukan
mempengaruhi tubuh), atau keduanya.
polymorphism pada CETP menyebabkan
Selain itu, SNP juga berperan bersama gen
kadar CETP yang lebih rendah, kadar HDL
lain atau dnegan faktor genetik lain (mis,
lebih
promoter atau enhancer region). Efek
timbulnya
farmakodinamik dapat merupakan hasil
(coronary artery disease) dibandingkan
dari efek farmakokinetik atau hasil dari
dengan non-karier (Freeman et al, 1994;
variasi pada target farmakologis (mis, HMG
Kuivenhoven et al, 1998; Willer et al,
CoA reductase merupakan enzim target
2008). Laki-laki karier yang diterapi dengan
statin). Untuk mencari hubungan genotip-
statin, mortaliti rate-nya lebih tinggi 10
fenotip dapat dengan studi klinis, studi
tahun dibandingkan dengan variant Taq 1B
transgenik
non-karier (Regieli et al, 2008). Penemuan
hewan,
atau
pemeriksaan
tinggi,
dan
statin.
bahwa
Penelitian
karier
Taq
dan
menurunkan
penyakit
arteri
1B
risiko
koroner
seluler.
ini menunjukkan bahwa terapi dengan
Penelitian farmakogenomik harus meliputi
statin lebih bermanfaat pada non-karier
pemeriksaan pengaruh gen yang berperan
walaupun karier yang tidak diberi terapi
pada absorpsi, transport, metabolisme,
mempunyai
ekskresi, dan protein obat yang berkaitan
daripada non-karier yang tidak diberi
dengan mekanisme kerja. Berikut ini akan
terapi. Hubungan antara SNP Taq 1B
dijelaskan mengenai variasi gen yang
dengan kadar kolesterol HDL dan risiko
mempengaruhi berbagai aspek farmakologi
CAD
statin (Kitzmiller et al, 2013).
(n=13.677), tetapi tidak ada interaksi
fungsional
molekuler
dan
risiko
dibuktikan
CAD
pada
lebih
rendah
meta-analisis
antara polimorfisme dengan terapi statin
Cholesterol Ester Transferase Protein
(Boekholdt et al, 2005). Walau masih
(CETP)
diperdebatkan, kini polimorfisme Taq 1B
CETP berperan pada metabolisme
ditetapkan sebagai SNP tag karena pada
memasukkan
studi in vitro gagal menjelaskan aspek
cholesteryl ester ke dalam liver dan
mekanis atau fungsional hubungan antara
mengubah trigliserida dari LDL menjadi
perbedaan
kolesterol
dengan
cara
kadar
kolesterol,
risiko
kolesterol high-density-lipoprotein (HDL).
3
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
kardiovaskuler,
dan
respons
terhadap
statin (Kitzmiller et al, 2013).
farmakoterapi statin. Salah satu dari
sekitar sepuluh haplotype HMGCR, yaitu
Kini, telah dapat diidentifikasi dua
haplotype 7 (H7) mengandung tiga SNP:
variant pada CETP, yaitu SNP pada exon 9
rs17244841, rs3846662, dan rs17238540
yang meningkatkan pembentukan isoform
(Krauss et al, 2008). rs# adalah nomer
non-functional
dominant-negative
identifikasi khusus untuk polimorfisme
splice, dan SNP pada promoter dan
genetik yang dicatat pada Single Nucleotide
enhancer regions yang mempengaruhi
Polymorphism Database (dbSNP). dbSNP
trnaskripsi. Keduanya berhubungan secara
dikelola
signifikan dengan kadar kolesterol dan
Biotechnology Information (NCBI) yang
risiko kardiovaskuler berdasarkan jenis
bekerja sama dengan National Human
kelamin (Papp et al, 2012). Hubungannya
Genome
dengan respons terhadap terapi statin
Variasi genetik yang berhubungan dengan
masih sedang diteliti. Penelitian CETP
H7 mempengaruhi alternative splicing dari
selanjutnya, adalah untuk membuktikan
mRNA
bahwa
penurunan sensitivitas terhadap statin.
atau
diperlukan
uji
klinis
untuk
oleh
National
Research
HMGCR,
Center
Institute
yang
for
(NHGRI).
menyebabkan
identifikasi individu yang tidak mendapat
Pada
manfaat dari terapi statin (Kitzmiller et al,
Inflammation/CRP
2013).
Cholesterol and Pharmacogenomics (CAP),
penelitian
Pravastatin
Evaluation
(PRINCE),
dan Genetics of Diabetes Audit and
Research pada database Tayside Scotland
HMG CoA Reductase (HMGCR)
Pada tahapan rate-limiting sintesis
(GoDARTS), karier haplotype H7 memiliki
merupakan
respons terhadap statin yang kurang baik:
target utama statin. Dengan menginhibisi
Penurunan kolesterol LDL kurang dari 20%
aktivitas HMGCR, statin menyebabkan
dan pencapaian target kolesterol di bawah
penurunan sintesis kolesterol intrahepatik.
50% dibandingkan dengan H7 non-karier
Selanjutnya, terjadi peningkatan transpor
(Krauss et al, 2008, Chasman et al, 2004;
kolesterol
Donnelly et al, 2010). Penemuan ini tidak
kolesterol,
enzim
dari
HMGCR
darah
ke
liver,
dan
menyebabkan penurunan kadar kolesterol
direplikasi
di dalam darah, sehingga memperlambat
Comparative
progresivitas aterosklerosis. Variasi genetik
Safety Study (ACCESS), Assessment of
HMGCR, dapat menyebabkan peningkatan
Lescol in Renal Transplantation (ALERT),
secara
Prospective Study of Pravastatin in the
signifikan
respons
terhadap
pada
studi
Cholesterol
Atorvastatin
Efficacy
and
4
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
Elderly at Risk (PROPSER), atau Treatment
insidens dan keparahan IMNM (Kitzmiller
to New Targets (TNT) studies (Thompson et
et al, 2013).
al, 2005; Singer et al, 2007; Polisecki et al,
2008; Thompson et al, 2009).
Variasi
statin
respons
lebih
haplotype
Solute
terhadap
terapi
baik
dijelaskan
dengan
HMGCR
daripada
dengan
Carrier
Transporter
Organic
Anion
Family,
Member
1B1
Carrier
Organic
Anion
Family
Member
1B1,
(SLCO1B1)
Solute
genotype, tetapi bukti yang ada tidak
Transporter
cukup
membawa statin dan metabolit dari aliran
untuk
dasar
permintaan
pemeriksaan rutin. Efek samping statin
darah masuk ke dalam sel liver (lihat
berupa toksisitas otot yang bersifat self-
gambar di bawah). Efek statin yang utama
limited dan dose-dependent. Ada beberapa
adalah menurunkan lipid, mekanismenya
jenis myopathy yang berhubungan dengan
dengan inhibisi kompetitif cholesterol-
penggunaan statin, antara lain: Immune-
synthesizing enzyme HMGCR, di dalam
mediated necrotizing myopathy (IMNM)
hepatosit. Variant loss-of-function (LOF)
yang ditandai dengan autoantibodi anti-
atau
HMGCR (Mammen et al, 2011). Jumlah
SLCO1B1 berperan pada penurunan efikasi.
autoantibodi
Pada
berhubungan
dengan
decrease-of-function
beberapa
(DOF)
penelitian
pada
dibuktikan
peningkatan kadar creatine kinase (CK) dan
bahwa, penurunan efikasi yang signifikan
kelemahan
tidak
otot
pada
pasien
yang
berhubungan
dengan
variant
menggunakan statin, tetapi tidak pada
SLCO1B1 (Peters et al, 2010; Yang et al,
pasien penderita IMNM.
2010). Alel variant SLCO1B1 mempunyai
Kelemahan otot dan penurunan
pengaruh
yang
signifikan
pada
kadar CK serta autoantibodi, hanya dapat
farmakokinetik. Area Under the Curve
diterapi dengan imunoterapi pada pasien
(AUC) pada time-concentration curve (AUC)
IMNM yang menggunakan statin (Werner
hampir dua kali lipat (n=41, p
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: hernifile@gmail.com
Abstrak
Statin merupakan obat yang paling banyak diresepkan untuk terapi hiperlipidemia dan untuk
prevensi penyakit KV (kardiovaskuler, cardiovascular disease (CVD)). Tetapi walaupun statin
sangat efektif untuk prevensi aterosklerosis, masih ada saja pasien yang mengalami CVD.
Dalam hal ini, diperkirakan merupakan pengaruh faktor genetik. Terdapat hubungan gen
dengan dosis statin yang diperlukan untuk terapi, tetapi masih belum ada tes farmakogenomik
yang relevan untuk pedoman terapi statin. Pada Artikel ini dijabarkan penjelasan terminologi
farmakogenomik dasar, gen (CETP, HMGCR, SLCO1B1, ABCB1, dan CYP3A4/5), dan
perkembangan biomarker farmakogenomik statin untuk prediksi hasil terapi.
Kata Kunci: statin, biomarker, farmakogenomik
Pharmacogenomics Statins: Biomarkers for Clinical Prediction
Abstract
Statins are the most widely prescribed drug for hyperlipidemic therapy and for the prevention
of Cardiovascular disease (CVD). But although statins are very effective for the prevention of
atherosclerosis, there are still patients with CVD. In this case, it is thought to be the influence of
genetic factors. There is a static gene link to statin dose required for therapy, but there are still
no relevant pharmacogenomic tests for statin therapy guidelines. This article describes basic
pharmacogenomic terminology, genes (CETP, HMGCR, SLCO1B1, ABCB1, and CYP3A4 / 5), and
progression of statin pharmacogenomic biomarkers for predicted therapeutic outcomes.
Keywords: statin, biomarker, farmacogenomic
CVD merupakan penyakit yang paling
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan
mahal. Statin sangat efektif dan efek
penyebab utama morbiditas dan mortalitas
sampingnya
di Amerika Serikat. Lebih dari sepertiga
standar untuk prevensi terjadinya penyakit
orang
jantung
Amerika
menderita
CVD,
dan
ringan,
akibat
sehingga
menjadi
hiperlipidemia.
Hasil
menunjukkan bahwa
statin
coronary artery disease (CAD) menjadi
penelitian
penyebab kematian satu diantara enam
dapat menurunkan risiko vaskuler sebesar
orang. Besarnya biaya setiap tahun adalah
20% untuk setiap penurunan 1 mmol/L
300 juta dolar (Gaziano et al, 2010). Jadi
kolesterol
low-density-lipoprotein
(LDL)
1
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
(Amarenco and Labreuche, 2009). Dua
enzim CYP3A5). Genotip terbentuk dari dua
puluh
mendapat
alel per gen autosomal, satu dari ibu dan
persetujuan dari FDA, statin masih menjadi
satu dari ayah. Homozigot mempunyai dua
obat andalan, dan simvastatin merupakan
alel yang sama, sedangkan heterozigot
obat ketiga yang paling sering diresepkan
mempunyai dua alel yang berbeda. Alel
(IMS, 2013). Respons terhadap terapi statin
terbanyak di populasi disebut wild-type,
dipengaruhi
faktor.
dan frekuensi alel berbeda antara populasi
Beberapa pasien tidak bisa mencapat
satu dengan populasi lainnya. Variasi
target
mengalami
sequence yang terbanyak adalah single
aterosklerosis, atau timbul efek samping
nucleotide polymorphism (SNP, diucapkan
hepatitis atau myopathy. Berikut ini akan
“snips”). SNP adalah substitusi pasangan
dijelaskan mengenai uji farmakogenomik,
basa
gen
farmakologi
menyebabkan produk gen yang berbeda.
statin, dan riset farmakogenomik statin
Jenis-jenis SNP, yaitu: structural RNA
(Kitzmiller
Perbedaan
polymorphisms
pengaruh genetik diantara jenis statin
polymorphisms
disebabkan karena perbedaan struktur
polymorphisms in coding regions (cSNPs):
kimia, potensi, dan disposisinya.
srSNPs mengubah proses dan translasi
lima
tahun
oleh
penurunan
yang
setelah
berbagai
lipid,
mempengaruhi
et
al,
2013).
DNA
tunggal
yang
(srSNPs),
dapat
regulatory
(rSNPs),
dan
mRNA, rSNPs mengubah transkripsi, dan
Farmakogenomik
cSNPs mengubah sequence dan fungsi
Farmakogenomik adalah ilmu yang
protein. Haplotype adalah kombinasi alel
mempelajari pengaruh faktor genetik pada
atau set SNPs di sekitar lokasi kromosom
pada variabilitas inter-individual respons
yang
obat. Penyandi sequence pasangan basa
mengubah
DNA pada gen tertentu disebut genotip,
proteinnya. SNPs berhubungan dengan
sedangkan fenotip adalah sifat yang
polimorfisme yang lain, yang menyebabkan
berasal dari protein yang disandi oleh gen.
perubahan fungsi. Kini, hubungan genetik
Contoh fenotip adalah golongan darah,
dengan fenotip diteliti secara besar-
warna rambut, dan metabolisme atau
besaran, dengan jutaan SNPs yang diukur
respons terhadap farmakoterapi tertentu
pada ribuan subyek. Proyek ini disebut
secara individual. Nama gen ditulis dengan
dengan Genome-Wide Association Study
huruf miring dan biasanya menunjukkan
atau GWAS, dan telah mendapatkan
proteinnya (misal gen CYP3A5 disandi dari
banyak gen yang berkaitan dengan sifat
diwariskan.
fungsi
Tag
SNP(s)
gen
atau
tidak
produk
2
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
klinis, tetapi hanya beberapa gen yang
Variant pada CETP berhubungan dengan
dapat
perbedaan
diterapkan
pada
klinis.
SNPs
kadar
kolesterol,
penyakit
respons
terhadap
berperan pada efek farmakokinetik (yaitu
kardiovaskuler,
bagaimana tubuh memproses obat), efek
farmakoterapi
farmakodinamik (yaitu, bagaimana obat
menemukan
mempengaruhi tubuh), atau keduanya.
polymorphism pada CETP menyebabkan
Selain itu, SNP juga berperan bersama gen
kadar CETP yang lebih rendah, kadar HDL
lain atau dnegan faktor genetik lain (mis,
lebih
promoter atau enhancer region). Efek
timbulnya
farmakodinamik dapat merupakan hasil
(coronary artery disease) dibandingkan
dari efek farmakokinetik atau hasil dari
dengan non-karier (Freeman et al, 1994;
variasi pada target farmakologis (mis, HMG
Kuivenhoven et al, 1998; Willer et al,
CoA reductase merupakan enzim target
2008). Laki-laki karier yang diterapi dengan
statin). Untuk mencari hubungan genotip-
statin, mortaliti rate-nya lebih tinggi 10
fenotip dapat dengan studi klinis, studi
tahun dibandingkan dengan variant Taq 1B
transgenik
non-karier (Regieli et al, 2008). Penemuan
hewan,
atau
pemeriksaan
tinggi,
dan
statin.
bahwa
Penelitian
karier
Taq
dan
menurunkan
penyakit
arteri
1B
risiko
koroner
seluler.
ini menunjukkan bahwa terapi dengan
Penelitian farmakogenomik harus meliputi
statin lebih bermanfaat pada non-karier
pemeriksaan pengaruh gen yang berperan
walaupun karier yang tidak diberi terapi
pada absorpsi, transport, metabolisme,
mempunyai
ekskresi, dan protein obat yang berkaitan
daripada non-karier yang tidak diberi
dengan mekanisme kerja. Berikut ini akan
terapi. Hubungan antara SNP Taq 1B
dijelaskan mengenai variasi gen yang
dengan kadar kolesterol HDL dan risiko
mempengaruhi berbagai aspek farmakologi
CAD
statin (Kitzmiller et al, 2013).
(n=13.677), tetapi tidak ada interaksi
fungsional
molekuler
dan
risiko
dibuktikan
CAD
pada
lebih
rendah
meta-analisis
antara polimorfisme dengan terapi statin
Cholesterol Ester Transferase Protein
(Boekholdt et al, 2005). Walau masih
(CETP)
diperdebatkan, kini polimorfisme Taq 1B
CETP berperan pada metabolisme
ditetapkan sebagai SNP tag karena pada
memasukkan
studi in vitro gagal menjelaskan aspek
cholesteryl ester ke dalam liver dan
mekanis atau fungsional hubungan antara
mengubah trigliserida dari LDL menjadi
perbedaan
kolesterol
dengan
cara
kadar
kolesterol,
risiko
kolesterol high-density-lipoprotein (HDL).
3
Farmakogenomik Statin: Biomarker untuk Prediksi Klinis
Herni Suprapti
kardiovaskuler,
dan
respons
terhadap
statin (Kitzmiller et al, 2013).
farmakoterapi statin. Salah satu dari
sekitar sepuluh haplotype HMGCR, yaitu
Kini, telah dapat diidentifikasi dua
haplotype 7 (H7) mengandung tiga SNP:
variant pada CETP, yaitu SNP pada exon 9
rs17244841, rs3846662, dan rs17238540
yang meningkatkan pembentukan isoform
(Krauss et al, 2008). rs# adalah nomer
non-functional
dominant-negative
identifikasi khusus untuk polimorfisme
splice, dan SNP pada promoter dan
genetik yang dicatat pada Single Nucleotide
enhancer regions yang mempengaruhi
Polymorphism Database (dbSNP). dbSNP
trnaskripsi. Keduanya berhubungan secara
dikelola
signifikan dengan kadar kolesterol dan
Biotechnology Information (NCBI) yang
risiko kardiovaskuler berdasarkan jenis
bekerja sama dengan National Human
kelamin (Papp et al, 2012). Hubungannya
Genome
dengan respons terhadap terapi statin
Variasi genetik yang berhubungan dengan
masih sedang diteliti. Penelitian CETP
H7 mempengaruhi alternative splicing dari
selanjutnya, adalah untuk membuktikan
mRNA
bahwa
penurunan sensitivitas terhadap statin.
atau
diperlukan
uji
klinis
untuk
oleh
National
Research
HMGCR,
Center
Institute
yang
for
(NHGRI).
menyebabkan
identifikasi individu yang tidak mendapat
Pada
manfaat dari terapi statin (Kitzmiller et al,
Inflammation/CRP
2013).
Cholesterol and Pharmacogenomics (CAP),
penelitian
Pravastatin
Evaluation
(PRINCE),
dan Genetics of Diabetes Audit and
Research pada database Tayside Scotland
HMG CoA Reductase (HMGCR)
Pada tahapan rate-limiting sintesis
(GoDARTS), karier haplotype H7 memiliki
merupakan
respons terhadap statin yang kurang baik:
target utama statin. Dengan menginhibisi
Penurunan kolesterol LDL kurang dari 20%
aktivitas HMGCR, statin menyebabkan
dan pencapaian target kolesterol di bawah
penurunan sintesis kolesterol intrahepatik.
50% dibandingkan dengan H7 non-karier
Selanjutnya, terjadi peningkatan transpor
(Krauss et al, 2008, Chasman et al, 2004;
kolesterol
Donnelly et al, 2010). Penemuan ini tidak
kolesterol,
enzim
dari
HMGCR
darah
ke
liver,
dan
menyebabkan penurunan kadar kolesterol
direplikasi
di dalam darah, sehingga memperlambat
Comparative
progresivitas aterosklerosis. Variasi genetik
Safety Study (ACCESS), Assessment of
HMGCR, dapat menyebabkan peningkatan
Lescol in Renal Transplantation (ALERT),
secara
Prospective Study of Pravastatin in the
signifikan
respons
terhadap
pada
studi
Cholesterol
Atorvastatin
Efficacy
and
4
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(1) : 1-14, Maret 2018
Elderly at Risk (PROPSER), atau Treatment
insidens dan keparahan IMNM (Kitzmiller
to New Targets (TNT) studies (Thompson et
et al, 2013).
al, 2005; Singer et al, 2007; Polisecki et al,
2008; Thompson et al, 2009).
Variasi
statin
respons
lebih
haplotype
Solute
terhadap
terapi
baik
dijelaskan
dengan
HMGCR
daripada
dengan
Carrier
Transporter
Organic
Anion
Family,
Member
1B1
Carrier
Organic
Anion
Family
Member
1B1,
(SLCO1B1)
Solute
genotype, tetapi bukti yang ada tidak
Transporter
cukup
membawa statin dan metabolit dari aliran
untuk
dasar
permintaan
pemeriksaan rutin. Efek samping statin
darah masuk ke dalam sel liver (lihat
berupa toksisitas otot yang bersifat self-
gambar di bawah). Efek statin yang utama
limited dan dose-dependent. Ada beberapa
adalah menurunkan lipid, mekanismenya
jenis myopathy yang berhubungan dengan
dengan inhibisi kompetitif cholesterol-
penggunaan statin, antara lain: Immune-
synthesizing enzyme HMGCR, di dalam
mediated necrotizing myopathy (IMNM)
hepatosit. Variant loss-of-function (LOF)
yang ditandai dengan autoantibodi anti-
atau
HMGCR (Mammen et al, 2011). Jumlah
SLCO1B1 berperan pada penurunan efikasi.
autoantibodi
Pada
berhubungan
dengan
decrease-of-function
beberapa
(DOF)
penelitian
pada
dibuktikan
peningkatan kadar creatine kinase (CK) dan
bahwa, penurunan efikasi yang signifikan
kelemahan
tidak
otot
pada
pasien
yang
berhubungan
dengan
variant
menggunakan statin, tetapi tidak pada
SLCO1B1 (Peters et al, 2010; Yang et al,
pasien penderita IMNM.
2010). Alel variant SLCO1B1 mempunyai
Kelemahan otot dan penurunan
pengaruh
yang
signifikan
pada
kadar CK serta autoantibodi, hanya dapat
farmakokinetik. Area Under the Curve
diterapi dengan imunoterapi pada pasien
(AUC) pada time-concentration curve (AUC)
IMNM yang menggunakan statin (Werner
hampir dua kali lipat (n=41, p