DASAR PROMOSO KESEHATAN SOAL SOAL LATIHAN

DASAR PROMOSI KESEHATAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2018

Soal
1. Jelaskan perkembangan atau sejarah perkembangan pendidikan kesehatan dan
ilmu prilaku hingga saat ini lebih familiar disebut sebagai promosi kesehatan
2. Jelaskan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi promosi kesehatan
3. Jelaskan yang saudara ketahui tentang konsep belajar dalam promosi kesehatan
4. Jelaskan pengertian media dan metode promosi kesehatan beserta contoh
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi kesehatan yang efektif dan
contohnya
6. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi prilaku kesehatan (dari 2 teori yang
berbeda)
7. Jelaskan bagaimana sifat umum dan sifat khusus prilaku manusia beserta
contohnya
Jawaban
1. Sejarah perkembangan pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku hingga saat ini lebih
familiar disebut sebagai promosi kesehata

Sejarah Kesehatan Masyarakat tercatat telah ada sejak dahulu kala. Perkembangan
kesehatan masyarakat dikaitkan dengan dua tokoh mitologi Yunani, yaitu Asclepius dan
Higea, yang menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menanggulangi penyakit.
Asclepius, dikenal sebagai dokter yang tidak mengenyam pendidikan formal namun
mampu melakukan pengobatan bahkan operasi, yang kemudian dikenal sebagai
pendekatan kuratif. Sedangkan Higea, melakukan upaya-upaya kesehatan yang berbeda
melalui menjaga gizi seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, istirahat dan
olahraga, yang kemudian dikenal sebagai pendekatan preventif. Kemudian secara umum,
perkembangan kesehatan masyarakat dikelompokkan menjadi dua periode yakni periode
sebelum ilmu pengetahuan dan sesudah ilmu pengetahuan.

a. Periode sebelum ilmu pengetahuan, Diketahui dari dokumen-dokumen tertulis
bangsa kuno seperti Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma yang mencatat prosedur
penanganan penyakit, sistim pembungan limbah, pengaturan air minum,
pengaturan sampah, dan lain-lain. Beberapa kerajaan diketahui melakukan
peninjauan ke tempat minuman umum, warung makan, dan lain-lain. Pada abad
ke-7, tercatat terjadi banyak pandemik, mulai dari pandemik Kolera di Inggris,
kemudian menyebar ke Afrika, Asia, khususnya India. Pada abad ke-13 tercatat
mulai terjadi wabah Pes dahsyat di Cina dan India. Pada tahun itu dikenal sebagai
“the black death” akibat banyaknya jumlah korban. Tahun 1603 penyakit menular

mulai mengganas dan menimbulkan wabah seperti Difteri, Tifus dan Disentri.
Dari catatan sejarah ini dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat
khususnya perkembangan penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat
namun belum dilakukan upaya kesehatan.
b. Periode setelah ilmu pengetahuan, Majunya ilmu pengetahuan diawali pada
awal abad 18 dan 19. Selain itu, mulai ditemukan berbagai macam penyebab
penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil
menemukan vaksin untuk mencegah penyakit Cacar, Joseph Lister menemukan
Asam Carbol (Carbolic Acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton
menemukan Ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Pada tahun 1832, Edwin
Chadwich menemukan bahwa penyebab wabah Kolera di Inggris adalah sanitasi
yang buruk, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan
kotoran manusia, air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang
dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoa. Disamping itu ditemukan
sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji
yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak mampu
membeli makanan yang bergizi. Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis
data statistik yang akurat. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini,
akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upayaupaya peningkatan kesehatan penduduk termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi
tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad


ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional.
Pada tahun 1893 John Hopkins, mempelopori berdirinya universitas dan
didalamnya terdapat Sekolah (Fakultas) Kedokteran, yang mencakup pendidikan
Kesehatan Masyarakat didalamnya. Mulai tahun 1908 Sekolah Kedokteran mulai
menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Pada tahun 1872 telah diadakan
pertemuan

orang-orang

yang

mempunyai

perhatian

terhadap

kesehatan


masyarakat, baik dari universitas maupun dari pemerintah di Kota New York.
Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika
(American Public Health Association).
c. Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Edwin Chadwich, bapak
Kesehatan Masyarakat, adalah yang memulai pengamatan penyakit dengan
menghimpun data dengan teliti yang berkaitan dengan penyakit, sehingga
penyakit dapat ditanggulangi. Murid Chadwick, Winslow dikenal sebagai
Pembina Kesehatan Masyarakat (modern public health), yang menciptakan
definisi Kesehatan Masyarakat. Winslow kemudian membawa pengaruh dalam
perkembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia. Perkembangan Kesehatan
Masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke-16,
dimulai dengan adanya upaya pemberantasan Cacar dan Kolera yang sangat
ditakuti masyarakat pada waktu itu. Pada tahun 1807 pada pemerintahan
Gubernur Jenderal Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek
persalinan dalam rangka penurunan angka kematian bayi yang tinggi. Pada tahun
1851 didirikan sekolah untuk pendidikan dokter pribumi, STOVIA dan disusul
NIAS (Nederland Indische Arsten School) pada tahun 1913, yang menjadi pusat
pengembangan kesehatan masyarakat. Tahun 1888, berdiri pusat laboratorium
kedokteran di Bandung yang kemudian dikenal sebagai Lembaga Eijkman dan
disusul pendirian laboratorium lain di berbagai daerah, yang berperan penting

menunjang pemberantasan penyakit seperti Malaria, Lepra, Cacar dan sebagainya
bahkan untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain seperti gizi dan sanitasi.
Tahun 1933-1935 terjadi wabah Pes di pulau Jawa, dan diluncurkan program
pemberantasan Pes melalui penyemprotan DTT. Tahun 1941, 15.000.000 orang
telah mendapatkan suntikan vaksin. Tahun 1925, Hydrich, petugas kesehatan

Belanda melakukan penelusuran angka kematian dan kesakitan dan menemukan
penyebab kesakitan akibat sanitasi buruk, sumber air minum tercemar.
Atas usaha Hydrich, kemudian diluncurkan Konsep Bandung (Bandung Plan)
yang mengemukakan bahwa layanan kesehatan kuratif dan preventif tidak dapat
dipisahkan. Pada tahun 1956, dr. Y. Sulianti mendirikan Proyek Bekasi (tepatnya
Lemah Abang) sebagai proyek percontohan atau model pelayanan bagi
pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan. Akhirnya pada tahun 1968 dalam rapat kerja
kesehatan nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem
pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah
(Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan
mudah dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan, di

kota madya atau kabupaten.
2. Pengertian, tujuan, sasaran dan strategi promosi kesehatan
Promosi kesehatan dikenal sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan. Promosi
kesehatan adalah suatu pendekatan atau upaya agar masyarakat mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Promosi kesehatan merupakan
revitalisiasasi dari pendidikan kesehatan, yang bertujuan agar masyarakat berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya melakukan
perubahan perilaku, tetapi juga perubahan atau peningkatan determinan kesehatan yang
lain.
Promosi kesehatan berdasarkan Departemen Kesehatan RI, 2002 dinyatakan
sebagai proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Promosi kesehatan adalah program perubahan perilaku
masyarakat

yang

menyeluruh,

dalam


konteks

masyarakatnya

dan

perubahan

lingkungannya. Promosi kesehatan merupakan revitalisiasasi dari pendidikan kesehatan,
yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Promosi

kesehatan bukan hanya melakukan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan atau
peningkatan determinan kesehatan yang lain.
Strategi Promosi Kesehatan
Menurut WHO, 1984 adapun strategi dalam promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Advocacy (advokasi) ,Advokasi merupakan kegiatan untuk memperoleh
komitmen guna mendukung program-program kesehatan. Advokasi berusaha
meyakinkan orang lain tersebut untuk membantu dan mendukung apa yang kita
inginkan. Advokasi biasanya dilakukan kepada pembuat kebijakan agar
dikeluarkannya peraturan atau undang-undang yang mendukung program

kesehatan. Advokasi dapat dilakukan secara formal seperti penyajian dan
presentasi isu program yang diinginkan maupun informal seperti silaturahmi
kepada pejabat publik.
2) Social support (kemitraan) ,Social support atau kemitraan merupakan kegiatan
untuk membina suasana yang kondusif sehingga diperolehnya dukungan sosial
terhadap program-program kesehatan. Kemitraan adalah usaha untuk mencari
dukungan melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tujuannya adalah agar tokoh
masyarakat mampu menjadi fasilitator antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program kesehatan dan masyarakat sebagai penerima program kesehatan.
3) Empowerment (pemberdayaan) ,Pemberdayaan merupakan kegiatan untuk
menumbuhkan

gerakan

masyarakat

guna

mewujudkan


program-program

kesehatan masyarakat. Bentuk pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan
dalam

kegiatan

berupa

penyuluhan

kesehatan,

pengorganisasian

dan

pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan usaha
rumahan yang mendukung ekonomi masyarakat.
Menurut Perjanjian Ottawa, 1986 strategi dalam promosi kesehatan sebagai berikut:

1) Kebijakan publik mengenai kesehatan , Strategi yang ditujukan kepada pembuat
kebijakan

agar

terciptanya

kebijakan-kebijakan

yang

berwawasan

atau

mendukung kesehatan masyarakat.
2) Lingkungan yang mendukung, Strategi ini ditujukan kepada pengelola tempat
umum termasuk pemerintah kota agar menyediakan sarana prasana yang

mendukung terciptanya perilaku sehat, seperti tersedianya tempat sampah, air

bersih, tersedia ruangan untuk merokok, dll.
3) Tata ulang orientasi layanan kesehatan ,Pelayanan kesehatan preventif dan
promotif diutamakan, tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja, tetapi
tanggung jawab semua sektor. Realisasi dari tata ulang layanan kesehatan ini
adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
harus dilibatkan, dan masyarakat turut serta diberdayakan agar ikut berperan
dalam menyelenggarakan kesehatan.
4) Personal skills ,Setiap orang dimampukan (terampil) untuk memelihara
kesehatannya sendiri. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan memberikan pemahaman
mengenai cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal
penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan, dsb.
5) Community action ,Timbulnya gerakan-gerakan atau usaha-usaha masyarakat
untuk memelihara kesehatan masyarakat sendiri.
Sasaran Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan memiliki beberapa sasaran yakni :
1) Sasaran primer, yang menjadi sasaran primer adalah masyarakat umum yang
dikelompokkan berdasarkan permasalahan kesehatan dan kelompok rentan
(berisiko tinggi).
2) Sasaran sekunder, terdiri dari tokoh masyarakat baik formal maupun informal di
semua tingkat administrasi pemerintahan.
3) Sasaran tertier, meliputi para pembuat keputusan atau penjabat dari semua
sektor, sesuai dengan tingkat administrasi pemerintahan.

3. Konsep belajar dalam promosi kesehatan
Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah proses pembelajaran masyarakat tentang
kesehatan. Hasil proses pembelajaran tersebut adalah perilaku masyarakat yang baru
tentang kesehatan (perilaku sehat). Proses pembelajaran pada prinsipnya adalah leaner
oriented atau student oriented. Oleh sebab itu teknologi promosi kesehatan atau teknologi
pembelajaran harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang belajar tetang
kesehatan, bukan kebutuhan petugas kesehatan. Teknologi pembelajaran kesehatan
mencakup metoda pembelajaran dan teknik (alat bantu atau media) pembelajaran.
Belajar secara sederhana diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari
interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas yang dimaksudkan sebagai
serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu
seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif) dan karsa (psikomotor).
Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana (1989), belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut
Witherington (1952) menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa
keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman. Menurut UNESCO,
kegiatan belajar dibagi dalam empat pilar utama yaitu :
a. Learning to know, memiliki makna bagaimana belajar, yaitu apa yang dipelajari,
bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
b. Learn to do, menekankan perkembangan keterampilan yang berhubungan dengan
dunia kerja.
c. Learning to live together, menekankan seseorang untuk mampu hidup bersama,
dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya dan mampu berinteraksi
dengan orang lain secara harmonis.

d. Learning to be, menekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.
Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan
dan kelemahannya dengan kompetensi-kompetensi akan membangun pribadinya
secara utuh.
Suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku
2. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman bukan karena pertumbuhan.
3. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup
lama.
Perubahan yang menjadi ciri khas dalam proses belajar antara lain :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
3. Perubahan yang fungsional
4. Perubahan yang bersifat positif dan aktif
5. Perubahan yang bersifat pemanen.
6. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
4. Media dan metode promosi kesehatan beserta contoh
Metoda dan media, dapat diartikan sebagai segala cara dan sarana prasarana yang
digunakan dalam proses pendidikan/promosi kesehatan (pembelajaran kesehatan)
sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Metode Promosi Kesehatan
Metode merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan atau promosi
kesehatan. Metode promosi kesehatan adalah cara dan media (teknik) yang sistematik
dalam proses pembelajaran masyarakat secara keseluruhan untuk memperoleh perubahan
perilaku kesehatan secara cepat dan akurat. Berdasarkan sasarannya, metode promosi
kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Metode pembelajaran individual ,Bentuk metode pembelajaran individual
adalah dengan cara konseling, dimana promotor kesehatan dan sasaran dapat
berkomunikasi secara langsung. Metoda ini sangat efektif karena adanya dialog
interaktif antar kedua belah pihak, meskipun tidak efisien.
2) Metode pembelajaran kelompok ,Sasaran kelompok dibagi menjadi dua yaitu:
a. Kelompok besar , Merupakan promosi kesehatan yang melibatkan banyak
orang, lebih kurang 15 sampai dengan 50 orang. Metode untuk kelompok
besar dapat dilakukan melalui ceramah atau seminar.
b. Kelompok kecil , Kelompok kecil terdiri dari mulai 6 – 15 orang. Metode
yang dilakukan melalui diskusi kelompok, curah pendapat (brain
strorming), bermain peran (role play), permainan simulasi (simulation
games).
3) Metoda pembelajaran massa ,Sasaran pembelajaran massa adalah massa atau
publik secara luas, secara massal, kepada masyarakat yang heterogen latar
belakangnya. Menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara massa dapat
dilakukan melalui :
a. Ceramah umum (public speaking) , Memberikan ceramah umum dapat
dilakukan di tempat-tempat umum seperti lapangan.
b. Talk show dan diskusi interaktif dalam radio dan televise ,Penyampaian
pesan kesehatan melalui radio dan televisi merupakan media yang efektif
karena dapat menjangkau masyarakat luas.
c. Diskusi dan ceramah, kesehatan melalui media elektronik , diskusi dan
ceramah, kesehatan melalui media elektronik. Media elektronik yang
digunakan dapat berupakan gadget atau perangkat komunikasi, computer
dan sebagainya.

d. Artikel-artikel kesehatan di dalam media cetak (koran, tabloid, dan
majalah). Pesan kesehatan di media cetak dapat berupa artikel kesehatan,
komik, tanya jawab, dan sebagainya.
e. Billboard, spanduk, poster yang dipasang disepanjang jalan. Pesan-pesan
kesehatan dapat disampaikan menggunakan billboard untuk di luar
ruangan, di jalan, dan sebagainya untuk menyasar masyarakat secara luas.
f. Penyebaran leaflet, booklet, dan flyer. Leaflet, booklet dan flyer digunakan
untuk menyampaikan media kesehatan untuk perorangan, atau kelompok ,
yang mudah dibawa, disebarluaskan, dapat digunakan diluar ruangan
maupun didalam ruangan.
Media promosi kesehatan
Media adalah semua sarana atau alat bantu yang digunakan untuk pelaksanakan
pendidikan atau promosi kesehatan. Media atau alat bantu promosi atau pembelajaran
kesehatan adalah alat (teknologi) yang digunakan untuk menyampaikan materi atau
bahan pembelajaran atau pesan kesehatan kepada masyarakat. Manfaat media promosi
kesehatan diantaranya adalah :
1. Menimbulkan minat dan perhatian sasaran
2. Dapat mencapai sasaran yang lebih banyak (besar).
3. Membantu dalam mengatasi hambatan dalam pemahaman.
4. Mempermudah menyampaikan pesan-pasan kesehatan
5. Mendorong keinginan sasaran untuk lebih memahami atau mendalami pesan-pesan.
Metode dan media promosi kesehatan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan
peralatan, teknik dan media yang dipakai dalam pendidikan (promosi) kesehatan, seperti
flip chart, leaflet, poster, dan sebagainya. Metoda, media, teknik dan alat bantu
pendidikan atau promosi kesehatan disebut dengan teknologi pendidikan (promosi)
kesehatan.

Media promosi kesehatan disusun berdasarkan prinsip bahwa makin banyak indera yang
digunakan untuk menerima pesan atau informasi kesehatan, makin tinggi atau jelas dalam
memahami pesan yang diterima. Teknologi promosi kesehatan dalam bentuk media
merupakan sumber belajar masyarakat tentang kesehatan. Masyarakat belajar tentang
kesehatan dari berbagai macam sumber belajar, antara lain:
1. Penyiaran radio dan televisi
2. Koran atau majalah yang memuat artikel kesehatan
3. Leaflet, selebaran, dan booklet yang dibagikan oleh petugas kesehatan.
4. Poster, spanduk, bill board, umbul-umbul yang dipasang di Puskesmas, kantor
kelurahan, sisi-sisi jalan, dan sebagainya.
5. Ceramah atau penyuluhan dari petugas kesehatan atau petugas yang lain.
Jenis-Jenis Media Promosi Kesehatan Media promosi kesehatan dapat dibagi
berdasarkan :
1) Berdasarkan penangkapan indera:
a. Media (alat) bantu lihat (visual aids) , Alat yang diproyeksikan, misalnya:
slide dan film strip Alat yang tidak diproyeksikan
i. Dua dimensi, misalnya gambar, bagan
ii. Tiga dimensi, misalnya, boneka, model
b. Media (alat) bantu dengar (audio aids)
i. Radio kaset
ii. CD
c. Media (alat) bantu dengar dan lihat (Audio-Visual Aids = AVA)
i. Televisi
ii. Film
iii. Video kaset, VCD
2) Berdasarkan teknik penyajian pesan
a. Media cetak : booklet, leaflet, flyer, poster, foto, dsb
b. Media elektronik : televisi, radio, video kaset, radio kaset, slide, komputer,
dsb

c. Media papan:bill board
3) Berdasarkan penempatannya:
a. Media di dalam ruang: digunakan atau dipasang dalam ruangan
b. Media di luar ruang : digunakan atau dipasang diluar ruangan.

5. Komunikasi kesehatan yang efektif dan contohnya
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran atau media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong
perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial. Proses untuk
mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens dgn maksud
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup
sehat.
Penerapan proses komunikasi dalam program kesehatan, dengan tujuan agar masyarakat
memperoleh pesan-pesan (informasi) tentang kesehatan (cara memelihara dan
meningkatkan) kesehatannya : 1. Berperilaku hidup sehat (healthy behavior): preventif
dan promotif 2. Mencari penyembuhan atau pengobatan dan pemulihan secara
tepat(health seeking behavior): kuratif dan rehabilitatif. Komunikasi kesehatan lebih
sempit daripada komunikasi pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat
dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya,
berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara
spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang
dimaksud. Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang–
bidang seperti program–program kesehatan nasional dan dunia, pencegahan penyakit,
kebijakan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam kesehatan, promosi kesehatan,
dan rencana kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang–bidang
seperti rapat–rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim
medis. Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi
manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional–profesional dan profesional

dengan klien. Komunikasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang–bidang ilmu
yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan. Secara umum
komunikasi kesehatan meliputi dua unsur, yaitu :
1) Proses komunikasi manusia (human communication ) , Komunikasi antar manusia
merupakan proses komunikasi antar individu dengan individu demi mengatasi
masalah kesehatan. Komunikasi antar manusia melibatkan interaksi antar kedua
belah pihak, dinamis, melibatkan perasaan dan sikap manusia. Komunikasi
kesehatan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi antar manusia.
Komunikasi yang sama dgn komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator
kesehatan, komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan.
2) Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan kesehatan. Pemanfaatan media dan tehnologi komunikasi dan
teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan. Pengubahan
kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan
lingkungannya. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi
dengan pasien diklinik, self help groups, mailings, hotlines, kampanye media
massa hingga penciptaan peristiwa.

6. Factor-faktor yang mempengaruhi prilaku kesehatan
Perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green and Ottoson,
1998). Perubahan perilaku dapat dicapai melalui :
a. Pendidikan (education) , Melalui pendidikan akan tercipta perubahan perilaku
yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran. Hasil dari pendidikan
kesehatan adalah sebuah kesadaran jangka panjang (lifelong) namun memerlukan
jangka waktu yang lama.
b. Paksaan (enforcement) , Perubahan perilaku melalui metode paksaan terjadi tidak
didasari oleh pemahaman dan kesadaran dan menghasilkan perubahan yang
bersifat sementara. Namun, perubahan dapat dicapai dalam jangka waktu yang
singkat. Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku

kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan
perilaku tersebut.
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ditentukan oleh tiga faktor :
a. Faktor predisposisi (predisposing factors) , Adalah faktor-faktor yang dapat
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku, seperti pengetahuan dan
sikap seseorang atau masyarakat terhadap apa yang akan dilakukan. Contoh faktor
predisposisi adalah kepercayaan dan tradisi masyarakat yang bertentangan dengan
perilaku hidup sehat. Upaya promosi kesehatan terhadap predisposisisi faktor
diberikan dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan
penyuluhan. Upaya ini ditujukan untuk meluruskan tradisi-tradisi, kepercayaan
yang bertentangan dengan perilaku tidak sehat.
b. Faktor pemungkin (enabling factors) Adalah faktor-faktor pemungkin atau
pendukung perilaku seperti fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung atau
memfasilitasi seseorang atau masyarakat. Agar masyarakat mempunyai perilaku
sehat maka fasilitas, sarana dan prasarana haruslah terjangkau. Upaya promosi
kesehatan pada faktor pemungkin dilakukan melalui masyarakat. Upaya ini
diharapkan dapat menfasilitasi individu atau masyarakat untuk berperilaku sehat.
Intervensi yang diberikan bukan berupa penyediaan sarana dan prasarana, namun
memberikan kemampuan sebagai pendukung berperilaku sehat.
c. Faktor penguat (reinforcing factors) , Faktor penguat adalah faktor selain faktor
predisposisi dan pemungkin yang mendorong masyarakat berperilaku sehat.
Faktor penguat ini seperti contoh dari pemuka agama atau pemuka masyarakat,
peraturan dan undang-undang, surat perintah dari pemerintah, keputusan
pemerintah daerah, dll. Upaya promosi kesehatan pada faktor penguat dilakukan
melalui pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun
informal. Hal ini dimaksudkan agar tokoh masyarakat mampu menjadi teladan
dalam kelompoknya untuk berperilaku hidup sehat dan diharapkan mampu
menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada kelompoknya.

7. Sifat umum dan sifat khusus prilaku manusia beserta contoh
Sifat umum Prilaku manusia
Perilaku manusia adalah hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya. Perilaku terbentuk karena respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu
sangat kompleks terkadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang sehingga
menerapkan perilaku tertentu.
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir
jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian,
pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Tiap gejala kejiwaan tersebut jarang berdiri
sendiri. Gejala itu muncul bersama-sama dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu
perilaku manusia selalu kompleks. Gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dalam
bentuk perilaku manusia tersebut antara lain sebagai berikut.
a.

Perhatian , Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.
Perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan. Macam-macam perhatian adalah sebagai berikut:
i. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi: 1)
Perhatian intensif 2) Perhatian tidak intensif.
ii. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi: 1) Perhatian spontan
(perhatian tidak sekehendak, tidak disengaja). 2) Perhatian sekehendak
(perhatian disengaja, perhatian refleksif).
iii. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi: 1) Perhatian terpencar (distributive) 2) Perhatian terpusat
(konsentratif)

b.

Pengamatan ,Pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat,
mendengar, meraba, membau, dan mengecap. Sedangkan melihat, mendengar,
meraba, membau, dan mengecap itu sendiri disebut sebagai modalitas
pengamatan.

c.

Tanggapan , Setelah melakukan pengamatan (melihat, mendengar, membau, dsb)
maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam ingatan. Gambaran yang tinggal
dalam ingatan inilah yang disebut tanggapan. Tanggapan ini akan berpengaruh
terhadap belajar individu pada waktu kemudian. Tanggapan ini akan
mempengaruhi perilaku manusia secara umum. Linschoten mengemukakan
bahwa menanggap adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan
sesuatu perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar dari
modalitas tanggapa tersebut (Kohn-Stam, 1955 : 106) Terdapat tiga macam
tanggapan yaitu tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan, tanggapan masa
datang atau antisipasi dan tanggapan masa kini.

d.

Fantasi , Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan
yang telah ada. Tanggapan-tanggapan baru ini tidak harus sama dengan tanggapan
yang telah ada. Fantasi dapat pula dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan
manusia untuk berorientasi dalam alam imajiner, melampaui dunia riil. Fantasi
dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: Fantasi tak disadari , adalah fantasi
yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak
disengaja. Fantasi disadari yaitu fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada
usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajiner.

e.

Ingatan ,Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan. Secara teori, ingatan dibedakan karena tiga aspek
dalam berfungsinya ingatan yaitu mencamkan (menerima kesan-kesan),
menyimpan kesan-kesan dan memproduksikan kesan-kesan. Ingatan yang baik
mempunyai sifat berikut:
i. Cepat, artinya mudah menerima kesan-kesan yang diterima.
Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa
menjumpai kesukaran. Setia, artinya apa yang telah diterima akan
disimpan baik dan tidak akan berubah. Apa yang telah diterima
akan disimpan sebaik mungkin, tak akan berubah-ubah sehingga
tetap cocok dengan keadaan waktu menerimanya.
ii. Luas, artinya dapat menyimpan banyak macam kesan.

iii. Siap, artinya demgan mudah dapat memproduksi hal-hal yang
telah diterima dan disimpan.
f.

Berfikir ,Berfikir adalah aktivitas yang sifatnya idealistis yang
mempergunakan abstraksi (idea). Dalam berfikir, orang meletakkan
hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya yang
berupa pengertian-pengertian. Berfikir adalah kelangsungan tanggapan–
tanggapan dimana subjek yang berfikir pasif. Plato beranggapan bahwa
berfikir adalah berbicara dalam hati. Plato juga menjelaskan bahwa
berfikir merupakan aktivitas ideasional. Proses berfikir secara umum
dibagi menjadi tiga langkah :
i. Pembentukan pengertian ,Pengertian logis dibentuk melalui
analisis ciri-ciri dari sejumlah objek sejenis, membandingkan ciriciri tersebut untuk ditemukan perbedaan dan persamaan dan
mengabstraksikan dengan cara membuang ciri-ciri yang tidak
hakiki.
ii. Pembentukan pendapat , Membentuk pendapat adalah meletakkan
hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pendapat afirmatif atau
positif yang menyatakan iya secara tegas terhadap suatu keadaan,
pendapat negatif yang menerangkan sifat tidak setuju terhadap
suatu keadaan dan pendapat modalitas atau ke-barangkali-an yaitu
menyatakan sifat ragu-ragu terhadap suatu kondisi.
iii. Penarik kesimpulan atau pembentukan keputusan ,Keputusan
adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

g.

Motif , Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati. Yang dapat diamati
adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut.

h.

Perasaan
i. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah)

ii. Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan jasmani
pada umumnya
iii. Perasaan-perasaan rohaniah
Sifat Khusus Perilaku Manusia
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Dari sifatnya,
faktor yang membedakan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan,
cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya
berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku
manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Pendekatan tersebut
dapat dijelaskan dari penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan
masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan,
sebagaimana dijelaskan berikut :
1.

Penekanan ,Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan
menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting
dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan
pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai
suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam
menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya
sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2.

Penyebab Timbulnya Perilaku , Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari
ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat
dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan
bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya
perilaku

maupun

sebagai

hasil

dari

perilaku.

Menurut

pendekatan

psikoanalitis,perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh
tidak tercapainya keinginan.
3.

Proses ,Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan
pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur
kognisi yang ada. Akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur

menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu
mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada
respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang. Dalam
pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian
diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.