Perubahan Struktur Komunitas Makroinvertebrata Bentos Akibat Aktivitas Manusia di Saluran Mata Air Sumber Awan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
Perubahan Struktur Komunitas Makroinvertebrata Bentos Akibat Aktivitas Manusia
di Saluran Mata Air Sumber Awan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
(1 (2Lina Mariantika, Catur Retnaningdyah
Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Telp. & Fax. : +62-341-575841
(1 (2Email: lina.mariantika@gmail.com dan catur@ub.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur komunitas makroinvertebrata bentos
dan kualitas air di saluran mata air Sumber Awan berdasarkan indeks biotik. Makroinvertebrata bentos
diambil di tujuh titik pengambilan sampel masing-masing sebanyak ±100 individu, lalu diidentifikasi, dicari
struktur komunitas dan nilai indeks HBI, FBI dan ASPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur
komunitas makroinvertebrata bentos pada stasiun dua hingga lima didominasi oleh jenis yang intoleran
terhadap pencemaran yakni Hydropsychidae dan Lepidostomatidae, stasiun satu dan enam didominasi oleh
jenis fakultatif yakni Thiaridae, dan stasiun tujuh didominasi oleh cacing Oligochaeta dan Chironomidae yang
toleran terhadap pencemaran. Berdasarkan nilai FBI dan H, stasiun satu hingga enam digolongkan memiliki
kualitas air sedang dan belum tercemar (nilai FBI 5,16-5,57 dan H 2,05-2,77), sedangkan stasiun tujuh
digolongkan memiliki kualitas air yang sangat buruk dan tercemar (nilai FBI 7,63 dan H 1,72). Berdasarkan
nilai HBI dan ASPT, stasiun satu hingga lima digolongkan memiliki kualitas air bagus/air bersih (nilai HBI
4,89-5,27 dan ASPT 7,45-6,27), stasiun enam digolongkan memiliki kualitas air sedang/tercemar sedang (nilai
HBI 5,56 dan ASPT 6), dan stasiun tujuh digolongkan memiliki kualitas air buruk/tercemar berat (nilai HBI
7,60, dan ASPT 4). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin ke hilir telah terjadi gradasi
penurunan kualitas air pada saluran air hingga ±800 m dari mata air Sumber Awan karena pencemaran
bahan organik dari aktivitas manusia di sekitarnya yakni MCK, residu pertanian dan peternakan. Kata kunci: indeks biotik, kualitas air, makroinvertebrata bentos, Sumber Awan
ABSTRACT
This research aims to know the changes of benthic macroinvertebrate community structure and waterquality along the stream of Sumber Awan wellspring based on macroinvertebrate biotic index. Benthic
macroinvertebrate of approximately 100 individuals was sampled at seven sampling station, then identified,
known the community structure also HBI and ASPT value. The result show that the community structure of
benthic macroinvertebrate at second until fifth station was dominated by Hydropsychidae and
Lepidostomatidae as an intolerant taxa to the pollution, the first and sixth station dominated by Thiaridae as a
facultative taxa, and the seventh station dominated by Oligochaeta and Chironomidae as a tolerant taxa to the
pollution. Based on FBI and H value, the first until sixth station was categorized in fair water quality (FBI
value 5.16-5.57 and H 2.05-2.77), whereas the seventh station has very poor water quality (FBI value 7.63 and H
1.72). Based on HBI and ASPT value, the first until fifth station have good/clean water quality (HBI value 4.89-
5.27 and ASPT 7.45-6.27), the sixth station has poor/probable moderate pollution (HBI value 5.56 and ASPT 6),
and the seventh station has very poor/probable severe pollution (HBI value 7.60 and ASPT 4). The conclusion
of this study is that the water quality along the stream until ±800 m from Sumber Awan wellspring were
decrease because of organic pollution from human activity around the stream, include public bathing, washing
and latrine, also agricultural and animal husbandry wastes.Key words: benthic macroinvertebrate, biotic index, Sumber Awan, water quality.
PENDAHULUAN parameter biologi yang dapat digunakan
sebagai bioindikator kualitas air adalah Air merupakan substansi esensial yang makroinvertebrata bentos, karena dapat diperlukan makhluk hidup untuk kelangsungan memberikan gambaran mengenai kondisi fisik, hidupnya [10]. Hasil pemantauan yang kimia dan biologi suatu perairan [3,5]. Hasil dilakukan oleh Dinas Pengairan, Perum Jasa penelitian sebelumnya [13] menunjukkan Tirta dan Badan Lingkungan Hidup sebagai bahwa pemantauan kualitas air mengalir seperti instansi resmi pemerintah yang bertugas dalam sungai dan saluran irigasi dapat dilakukan lingkup penyediaan air bagi masyarakat, dengan menggunakan makroinvertebrata bentos menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan sebagai bioindikator dengan menghitung indeks kuantitas dan kualitas air dari mata air, sehingga biotik seperti Average Score Per Taxa (ASPT), tidak dapat menopang kebutuhan masyarakat
Family Biotic Index (FBI) dan Hilsenhoff Biotic
[1]. Kualitas air perlu selalu dipantau, terlebih (HBI).
Index
dengan meninjau parameter fisikokimia dan biologi suatu ekosistem perairan [6]. Salah satu
Sumber Awan merupakan mata air di Kecamatan Singosari Malang yang cukup besar debit banyak digunakan oleh masyarak Sayangnya, beberapa aktivitas ma ditemukan di saluran air sekitar mat MCK dan rekreasi dapat kemungkinan pencemaran ekosistem Berdasarkan hal tersebut, maka perl evaluasi kualitas air di mata air Sum dan salurannya berdasarkan parame yaitu struktur komunitas makroi bentos.
H (indeks diversitas) dan ASPT pad mencocokannya dengan p masing kualitas air [8]. P berdasarkan nilai makroinvertebrata bent melakukan analisis c berdasarkan jarak Euclide
n Chironomidae yang tujuh menggambarkan rairan yang buruk [11]. ena aktivitas manusia di n dan pertanian) telah air sebagai habitat dari ntos. Selain itu pada temukan sedikit vegetasi at berperan sebagai stasiun satu hingga enam an individu di atas 300 segi, tetapi pada stasiun mukan
akroinvertebrata bentos dan yang ditemukan di setiap ditemukan individu per m 2 )
n dan kekayaan taksa an di sepanjang saluran an dapat dilihat pada tujuh memiliki total ah Famili yang paling siun lainnya. Hal ini stem perairan pada jarak air telah tercemar, yang n banyak ditemukannya a yang toleran terhadap cing Oligochaeta dan 3).
EMBAHASAN s Makroinvertebrata an di Saluran Mata Air
cluster dan Biplot idean .
Pengelompokan stasiun indeks biotik entos dicari dengan
Meskipun pada sta didapati total kelimpahan individu per meter perseg satu hanya ditemu pada setiap stasiun, lalu n penggolongan masing-
Oligochaeta dan ditemukan di stasiun tu kualitas ekosistem perair Kondisi ini diduga karena sekitarnya (pemukiman menurunkan kualitas air makroinvertebrata bento stasiun tersebut juga ditem riparian yang dapat fitoremidiator polutan.
Keterangan Gambar 2: Jumlah Famili yang di Total kelimpahan (ind
Gambar 2. Kelimpahan mak jumlah Famili ya stasiun
Total kelimpahan (famili) yang ditemukan mata air Sumber Awan Gambar 2. Stasiun tu kelimpahan dan jumlah rendah daripada stasiu mengindikasikan ekosiste sekitar 800 m dari mata ai dibuktikan juga dengan jenis makroinvertebrata y pencemaran yaitu cacin Chironomidae (Gambar 3
HASIL DAN PEM Struktur Komunitas Bentos yang Ditemukan Sumber Awan
Indeks Nilai Kualitas air icari dengan
METODE Lokasi Penelitian
pada masing- pkan. Sampel telah diambil icari struktur
ber dan hand
bentos diambil
Komunitas Analisis Data
Ekologi dan logi Fakultas tahuan Alam
, 400 m, 500 . Identifikasi analisis data
Pengambilan dilakukan di ber Awan dan o Kecamatan berdasarkan ekitar saluran titik mata air n dua hingga yang secara
masing stasiun yang telah ditetapk makroinvertebrata bentos yang tel dan diidentifikasi, kemudian dica komunitasnya dengan mencari In Penting (INP) tiap individu. K berdasarkan indeks biotik dica menghitung nilai HBI, FBI, n salah satu ri Kabupaten it airnya dan rakat sekitar. manusia yang ata air seperti menambah stem perairan. erlu dilakukan Sumber Awan meter biologi roinvertebrata n pada bulan
net sebanyak ±100 individu pad
Sampel makroinvertebrata ben dengan menggunakan jaring surber
Gambar 1. Lokasi mata air Sumber Awan Keterangan Gambar 1: Titik pengambilan sampel Pengambilan Sampel Makroinvertebrata Bentos dan An
Penelitian ini dilaksanakan November 2013-Juni 2014. P sampel makroinvertebrata bentos d tujuh titik di sekitar mata air Sumbe salurannya di Desa Toyomarto Singosari Kabupaten Malang beberapa aktivitas manusia di sek mata air. Stasiun satu merupakan ti Sumber Awan, sedangkan stasiun tujuh merupakan saluran air ya berurutan berjarak ±180 m, 250 m, m, 600 m, dan 800 m dari mata air. makroinvertebrata bentos dan an dilakukan di Laboratorium Ek Diversitas Hewan Jurusan Biolog Matematika dan Ilmu Pengetah Universitas Brawijaya.
13 Famili makroinvertebrata bentos dari 43 F ditemukan. Kondisi ini berbeda den dua hingga enam yang ditemukan le Famili yang menyusun struktur Stasiun satu merupakan ekosistem yang termasuk kategori oligotrofik didapati kelimpahan Famili Thiar (Gambar 3). Hal ini karena merupakan salah satu jenis makroi bentos yang toleran terhadap oligotrofik [14]. Selain itu Famil toleran pula terhadap pencema organik pada tingkat rendah [1 diindikasikan telah terjadi pada sta karena dampak aktivitas manusia.
Gambar 3. INP Famili makroinvertebrata ditemukan di setiap stasiun
stasiun ini dapat dili peningkatan nilai y penurunan kualitas air s lokasi semakin jauh dari m
ikely) [8]. Dari keenam
nilai FBI (Gambar 5) iun satu hingga enam an kualitas air sedang gan pencemaran bahan sedang dan wajar (fairly
penggolongan kualitas air di kualitas air berdasarkan nilai HBI dex
. Dari nilai HBI kelima ilihat adanya gradasi yang mencerminkan r secara bertahap pada ri mata air. digolongkan memiliki ngan pencemaran bahan an dan wajar, sedangkan an memiliki kualitas air ncemaran bahan organik uktikan dengan banyak akroinvertebrata bentos toleransi tinggi yaitu 8- rhadap pencemar) yaitu nariidae, Chironomidae
stasiun ini dapat pula d peningkatan nilai indeks penurunan kualitas air. N il a i H B I leransi rendah yaitu 0-4 pencemaran) seperti etidae, Caenidae dan ehingga membuktikan tasiun ini hanya sedikit bahan organik (some
substantial pollution like
Berdasarkan nila diketahui bahwa stasiun memenuhi penggolongan (nilai 5,01–5,75) dengan organik dalam jumlah sed
Keterangan Gambar 4: Batas nilai penggolongan kual [8] Nilai Family Biotic Index
Gambar 4. Nilai HBI dan pe setiap stasiun
Stasiun enam di kualitas air sedang, deng organik cukup signifikan stasiun tujuh digolongkan yang buruk dengan pence sangat signifikan, dibuk ditemukannya Famili mak yang mempunyai skor to 10 (sangat toleran terha Famili Hirudidae, Plana dan Oligochaeta [8].
organic pollution ) [8]. D
Berdasarkan Gambar 2, pada hingga lima ditemukan keanekaraga makroinvertebrata bentos palin daripada stasiun lainnya, dan banyak makroinvertebrata bentos jenis terhadap pencemaran, yakni Hydr dan Lepidostomatidae (Gambar 3 mencerminkan bahwa pada stasiu hampir tidak ada pencemaran bahan atau sudah terjadi remidiasi pencemaran. Diversitas makroinvertebrata bentos yang ti keempat stasiun ini menunjukkan p nutrisi yang dihasilkan oleh produ vegetasi riparian di sekitar salura dalam jumlah yang cukup bahkan tin
(intoleran terhadap p Hydropsychidae, Baetid Lepidostomatidae, sehi bahwa pada kelima stas kandungan pencemar b
Gambar 4), hingga lima tas air yang kelima stasiun roinvertebrata bentos dengan skor toler
BI)
Famili tinggi pada n pula bahwa dusen seperti uran terdapat tinggi [9].
3). Hal ini siun tersebut an organik [7] i bila ada
da stasiun dua gaman Famili ling banyak yak ditemukan is intoleran ydropsychidae
ata bentos yang
11] yang stasiun enam
Famili yang engan stasiun lebih dari 20 r komunitas. tem mata air fik, sehingga iaridae tinggi na Thiaridae roinvertebrata p ekosistem ili Thiaridae maran bahan
Berdasarkan nilai HBI (G diketahui bahwa stasiun satu hi memenuhi penggolongan kualitas bagus. Hal ini dikarenakan pada kel ini banyak ditemukan Famili makroi
Nilai Hilsenhoff Biotic Index (HBI)
dilihat adanya gradasi ks yang mencerminkan
Gambar 5. Nilai FBI dan penggolongan setiap stasiun
(nilai 5-6), kan memiliki g (nilai 4-5), ditemukannya memiliki skor hironomidae, idae, yang ransi terhadap
ilai indeks diversitas (H) tasiun satu hingga enam kualitas air yang belum miliki nilai diversitas tos diatas dua (Gambar hingga empat diketahui sitas hampir mendekati ir tidak tercemar karena an di tepi saluran yang nutrisi tinggi bagi ntos [9], serta dapat untuk memperbaiki duksi limbah cair atau ik seperti pestisida dan [4] karena aktivitas iun dua hingga enam dan siun dua hingga empat. jadi pada stasiun lima, itas makroinvertebrata auh dari dua) dengan gan, karena pada stasiun anusia yaitu mandi, cuci sedikit vegetasi riparian
Keterangan Gambar 7: Batas nilai penggolong indeks diversitas [7] tiap taksa makroinvertebrata enggolongan kualitas air di longan kualitas air berdasarkan ksa [6]
Gambar 7. Nilai indeks dive bentos tiap stasiun dan pe
Berdasarkan nilai [7], diketahui bahwa stas digolongkan memiliki ku tercemar karena memi makroinvertebrata bentos 7). Pada stasiun satu hin memiliki indeks diversit tiga dengan kualitas air banyak vegetasi riparian dapat menyediakan n makroinvertebrata bento melakukan remidiasi kualitas air akibat indu bahan pencemar toksik bahan aktif deterjen mencuci di sekitar stasiun pertanian di sekitar stasiu Hal yang berbeda terjad dimana nilai diversita bentos 2,05 (tidak jauh kualitas air tercemar ringa ini didapati aktivitas man dan kakus, serta hanya se pada sekitar saluran.
Nilai Indeks Diversitas
Keterangan Gambar 6: Batas nilai penggolong rata-rata skor tiap taksa
Gambar 6. Rata-rata skor tia bentos dan peng setiap stasiun
(Gambar 6) hingga lima air bersih, i dikarenakan ukan Famili n skor tinggi pencemaran) agenidae dan ni dapat pula an nilai yang air. kan memiliki
Keterangan Gambar 5: Batas nilai penggolongan kualitas air be HBI [8]
ASPT)
dilihat bahwa iki kualitas air ak ditemukan jenis toleran yaitu cacing ambar 4). Hal stasiun tujuh rganik sangat manusia di
n kualitas air di berdasarkan nilai
Stasiun enam digolongkan kualitas air tercemar ringan ( sedangkan stasiun tujuh digolongka kualitas air yang tercemar sedang dibuktikan dengan banyak dit makroinvertebrata bentos yang me BMWP rendah (0-3) seperti Chi Planorbidae dan Lymnaeida menunjukkan bahwa tingkat toleran pencemar sangat tinggi [8].
Berdasarkan nilai ASPT ( diketahui bahwa stasiun satu hi digolongkan memiliki kualitas dengan nilai lebih dari 6. Hal ini d pada kelima stasiun ini ditemuk makroinvertebrata bentos dengan yaitu 8-10 (intoleran terhadap p seperti Lepidostomatidae, Heptage Perlidae. Pada kelima stasiun ini dilihat adanya gradasi penurunan mencerminkan penurunan kualitas ai
Nilai Average Score Per Taxon (AS
Dari Gambar 5 dapat dil stasiun tujuh digolongkan memiliki yang sangat buruk karena banyak Famili makroinvertebrata bentos je terhadap bahan pencemar, yai Oligochaeta dan Chironomidae (Gam ini membuktikan bahwa pada sta terdapat pencemaran bahan orga parah dari limbah aktivitas m sekitarnya yaitu MCK.
iversitas makroinvertebrata tos di penggolongan kualitas air longan kualitas air berdasarkan Stasiun tujuh digolongkan kualitas air yang tercemar ringan d indeks diversitas kurang dari dua kar lingkungan yang tidak mendukung b makroinvertebrata bentos untuk hi karena sedikitnya vegetasi riparian s remidiasi terhadap pencemaran akib manusia disekitarnya yang kandungan pencemar bahan organik
Pengelompokan Lokasi Berdasarkan Indeks Biotik
Keterangan Gambar 9: Pengelompokan yang ter Garis nilai indeks Stasiun pengamatan
ingga enam memiliki tem perairan yang lebih tujuh, dicerminkan dari akroinvertebrata bentos jenis intoleran terhadap
PULAN
ambar 9 diketahui bahwa ngelompokan stasiun an nilai indeks biotik asing-masing stasiun. empat menjadi satu icirikan dengan nilai ik yang hampir sama. tama ini berada pada atan. Stasiun lima dan kelompok dan dicirikan ih tinggi daripada empat siun tujuh membentuk sangat berbeda dengan i pengelompokan dan lkan bahwa semakin ke runan kualitas air secara kin intensifnya aktivitas
okan stasiun pengamatan esamaan nilai indeks biotik g terbentuk antar stasiun
Stasiun satu hing kualitas air dan ekosistem baik daripada stasiun tuj struktur komunitas mak yang didominasi oleh jen pencemaran yaitu H Lepidostomatidae pada st dan jenis fakultatif yaitu T satu dan enam. Stasiu kualitas air yang buruk, dominasi dari jenis mak yang toleran terhadap Oligochaeta dan Chironom H dan ASPT pada setiap bahwa telah terjadi grada air di sepanjang saluran m hingga pada titik ±800 m
KESIMPU
hilir telah terjadi penurun bertahap karena semakin manusia.
clustering ini disimpulka
Berdasarkan Gam terdapat tiga peng pengamatan berdasarkan yang mencirikan mas Stasiun satu hingga e kelompok karena dici keempat indeks biotik Keempat stasiun pertam kuadran yang berdekata enam membentuk satu ke oleh nilai HBI yang lebih stasiun pertama. Stasiu kelompok sendiri dan sa keenam stasiun Dari
9. Pengelompoka berdasarkan kesa kualitas air
Hasil analisis cluster m bahwa stasiun satu hingga empat tida perbedaan yang banyak, dibuktik jarak Euclidean yang rendah darip lainnya (Gambar 8). Keempat stasi ini membentuk satu kelompok c memisah dengan stasiun lainnya. S dan enam membentuk satu kelom dengan perbedaan yang rendah. St mempunyai perbedaan yang ting stasiun-stasiun lainnya, dibuktika adanya jarak Euclidean yang bes stasiun lainnya. Pembentukan ketiga ini didukung dengan hasil analisis B Gambar 9 yang didasarkan pada in yang mencirikan masing-masing stas
un pengamatan dari nilai indeks Gambar
indeks biotik tasiun.
Bi-Plot pada
. Stasiun lima mpok cluster Stasiun tujuh inggi dengan tikan dengan besar dengan tiga kelompok
menunjukkan tidak memiliki tikan dengan ripada stasiun asiun pertama cluster dan
Penelitian
an memiliki dengan nilai karena kondisi g banyak jenis hidup, yakni n sebagai agen kibat aktivitas menambah ik [11].
Keterangan Gambar 8: Garis cluster yang terbentuk Nilai kesamaan kedua kelompok
Gambar 8. Cluster kesamaan stasiun berdasarkan jarak Euclidean da biotik makroinvertebrata bentos
Hydropsychidae dan stasiun dua hingga lima tu Thiaridae pada stasiun siun tujuh mempunyai k, diindikasikan dengan akroinvertebrata bentos ap pencemaran, yaitu omidae. Nilai HBI, FBI, iap stasiun menunjukkan adasi penurunan kualitas n mata air Sumber Awan m dari mata air, yaitu dengan meningkatnya nilai HBI dan FBI, serta menurunnya nilai ASPT dan H.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIKTI dan Universitas Brawijaya yang telah membiayai penelitian ini melalui Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi 2013. Terima kasih juga kepada rekan peneliti yakni Purnomo, S,Si., Hamdani Prasetyo, S.Si., Raden Ayu, dan Ekki Totilisa yang telah membantu selama proses penelitian ini.
[9] Maruru, S.M. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone dengan Metode Biomonitoring. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
F. 2011. Pengelolaan Kawasan Hutan di DAS Brantas Hulu Sebagai Pengatur Tata Air. Kementrian Kehutanan Republik Indonesia.
[10] Nurfatriani,
DAFTAR PUSTAKA
Water Quality in Indicators of Cacthment Health: A Technical. Csiro.
Clifford, G. Peter, H. Nelson, J. Carol, R. Bryan & S. Alan. 2003. Sustaining Healthy Freshwater Ecosystem. National Reports. Ecological Society of America.
Malang. [2] Baron, J.S., P.L. Roy, A. Paul, D.
of Pollution: River Ecology. Blackwell Scientific Publications. Oxford.
Chemical Parameters of The Temple Pond Nashik District India. Department of Zoology, Vivekanand College, Aurangabad. India. [16] Wilhm, J.F. 1975. Biological Indicator
Malang. [15] Shinde, S. & S.K. Tidame. 2012. Studies on Seasonal Variations in Physico-
C. & E. Arisoesilaningsih. 2014. Evaluasi Kualitas Ekosistem Mata Air di Sumber Jenon, Awan, Mlaten, Umbul dan Guno Berdasarkan Parameter Fisikokimia dan Makroinvertebrata Bentos. Leaflet sosialisai Hasil Penelitian Hibah Unggulan Perguruan Tinggi kepada masyarakat. Jurusan Biologi FMIPA-UB.
IMHERE. Jurusan Biologi Universitas Brawijaya. Malang. [14] Retnaningdyah,
C. & E. Arisoesilaningsih. 2012. Analisis Kesesuaian Indeks Ekologis untuk Studi Kelayakan Kualitas Air Irigasi di Daerah Malang Raya. Laporan Research Grant
[12] Retnaningdyah, C. 1997. The sensitivity of benthic macroinvertebrate to detergent pollution level in Mas river. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan . Vol. 17(2): 96-108. [13] Retnaningdyah,
Research and Applications . Vol. 25:208– 228.
[11] Rehn, A.C. 2009. Benthic Macroinvertebrates as Indicators of Biological Condition Below Hydropower Dams on West Slope Sierra Nevada Streams, California, USA. River
[3] Cranston, P.S., P. Fairweather & G.
Melbourne. [4] Furaidah, Z. & C. Retnaningdyah. 2013.
Clark. 1996. Biological Indicators of
Macroinvertebrate in Freshwaters- Taxa Tolerance Values, Metrics, and Protocols. Soil and Water Conservation Society of Metro Halifax.
[1] Badan Lingkungan Hidup. 2010. Laporan Akhir Pemantauan Kualitas Air Badan Air (ABA) Sungai di Kota Malang. BLH.
With Reference on Water Pollution Control in Developing Countries. Bull.
Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicator of Water Quality.
[7] Lee, C.D., S.B. Wang & C.L. Kuo. 1978.
Methodology. Harper Collins. New York.
[6] Krebs, C.J. 2001. Ecological
Arisoesilaningsih. 2013. Application of Water Quality and Ecology Indices of Benthic Macroinvertebrate to Evaluate Water Quality of Tertiary Irigation in Malang District. The Journal of Tropical Life Science . Vol. 3(3): 193-201.
Vol 1(4): 154-159. [5] Kartikasari, D., C. Retnaningdyah, & E.
Perbandingan Kualitas Air Irigasi di Pertanian Organik dan Anorganik Berdasarkan Sifat Fisikokimia dan Makroinvertebrata Bentos. Biotropika.
C. Sci. Bangkok. [8] Mandaville, S.M. 2002. Benthic