Makalah Mejik Revisi Okokokoko. doc

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

BAB 1
1.1.

Latar Belakang
Jalan sebagai prasarana sarana, transportasi, dan distribusi orang dan

barang, mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional.
Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004.
“Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran
penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup,
politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana
distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara.”
Di dalam sistem distribusi, sistem jaringan jalan memegang peranan
penting karena peningkatan peranan pemasaran, tidak lain adalah peningkatan
jasa distribusi yang menuntut pengembangan prasarana transportasi. Jasa
distribusi inilah yang menyebabkan adanya arus orang dan barang, dalam upaya
pemenuhan kebutuhan hidup manusia baik kebutuhan materi maupun spiritual.

Seiring dengan pengembangan dan kemajuan di berbagai bidang di
Indonesia ,maka distribusi orang dan barang pun meningkat. Peningkatan ini
dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif berarti makin
menambah cepatnya pencapaian sasaran pembangunan nasional, sedangkan
dampak negatif adalah dengan meningkatnya arus orang dan barang, maka
meningkat pula para pemakai jalan. Dengan demikian jalan-jalan yang ada akan
terasa semakin sempit. Akibatnya, keamanan, kenyamanan, ketertiban, dan
kelancaran di jalan mulai terusik. Kemacetan lalu lintas terasa di mana-mana,
tidak saja di ruas jalan dalam kota tetapi juga di ruas jalan antar kota. Selain hal
tersebut, dampak negatif yang akan dirasakan adalah semakin rawan
kecelakaan.
Bersamaan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, serta
distribusi orang dan barang yang semakin tinggi, prasarana dan sarana
transportasi juga mengalami perkembangan, baik dalam kualitas maupun
kuantitas. Kendaraan dibuat semakin modern, jalan-jalan dibangun, baik yang

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

berfungsi sebagai jalan umum biasa maupun yang luar biasa dalam arti yang
mempunyai spesifikasi lebih tinggi dari jalan umum biasa. Jalan-jalan yang

memiliki spesifikasi lebih tinggi ini, sekarang dikenal sebagai jalan tol. Lebih
lanjut dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005.
”Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang
penggunanya diwajibkan membayar tol”.
Dalam perkembangannya, kebutuhan akan jalan tol atau jalan bebas
hambatan ini tak terbantahkan lagi. Bahkan menjadi sesuatu yang penting bagi
pembangunan di Indonesia. Hal ini yang melatarbelakangi pembentukan sebuah
badan yang mengurusinya. Maka dari itu pemerintah membentuk Jasa Marga
pada tahun 1978. Sampai sekarang ini, Jasa Marga sudah mengalami banyak
perubahan, yaitu dari perusahaan yang secara penuh dibiayai oleh pemerintah
sampai menjadi perusahaan terbuka (tbk) yang dibentuk tahun 2007.
Setiap harinya lebih dari 2.200.000 kendaraan melewati gerbang tol di 13
ruas jalan tol Jasa Marga. Dengan laju pertumbuhan yang makin membaik,
produksi kendaraan diperkirakan akan semakin meningkat. Hal ini akan
meningkatkan pula kebutuhan akan jaringan jalan yang memadai. Konsep jalan
tol merupakan jawaban terhadap tingginya kebutuhan pengembangan jaringan
jalan dalam kondisi anggaran pemerintah yang terbatas. Sebagai perusahaan
yang bergerak di industri jalan tol, Jasa Marga memiliki komitmen yang kuat
untuk menyediakan sarana jalan tol bagi masyarakat serta memberikan

pelayanan yang senantiasa ditingkatkan. Berikut adalah jumlah pendapatan Jasa
Marga pada lima tahun terakhir.

Tahun

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002

Column1

Pendapatan Dalam Satuan Triliun


Grafik 1.1
Jumlah Pendapatan tahun 2004-2008
Sumber: Dari berbagai sumber
Peningkatan pendapatan pada tiga tahun tersebut disebabkan adanya
penyesuaian tarif tol di tiga belas ruas tol yang dikelola Jasa Marga dan
peningkatan jumlah arus lalu lintas sebesar 3,6 persen dibanding tahun 2006.
Tahun 2007, jumlah transaksi di Gerbang Tol Jasa Marga sebanyak 860 juta
kendaraan, naik dari 829 juta kendaraan (2006). Peningkatan pendapatan Jasa
Marga juga mendorong peningkatan laba operasi dari Rp 819,5 miliar (2006)
menjadi Rp 1,02 triliun (2007).1
Data-data tersebut diatas setidaknya dapat menggambarkan bagaimana
kinerja organisasi dari PT Jasa Marga, Tbk. Peningkatan pendapatan
menandakan adanya geliat usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dan upaya
mewujudkan strategi-strategi perusahaan yang telah dibuat. Dalam beberapa
hal, strategi menjadi sangat penting bagi perusahaan dan organisasi. Strategi
harus berjalan selaras dan seimbang dengan misi dan visi perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, untuk melihat bagaimana PT. Jasa Marga, Tbk.
secara keseluruhan sudah seharusnya kita melihat bagaimana strategi, visi, dan
misi yang dimilikinya.
1.2.


Permasalahan Strategis

1 http://tekno.kompas.com/read/, diunduh pada tanggal 14 Oktober 2009

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Keuangan
Arus pendanaan proyek-proyek jasa marga sebagian besar
dipenuhi dari hasil penerbitan obligasi rupiah, pinjaman bank, dan fasilitas
modal kerja dari bank-bank di Indonesia dengan tingkat suku bunga yang
bervariatif. Kenaikan tingkat suku bunga dapat berdampak negatif
terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasi.
Rasio kewajiban terhadap ekuitas dan bunga atas hutang dapat
berpengaruh secara material terhadap kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pendanaan untuk akuisisi, pembangunan proyek baru,
belanja modal aktiva baru, atau aktiva pengganti lainnya.
Selain itu adanya resiko keterlambatan penyelesaian proyek yang
dapat menimbulkan terjadinya pembengkakan biaya proyek sehingga
dapat mengurangi tingkat pengembalian dana proyek.

Sumber Daya Manusia
Perusahaan menyadari bahwa bisa saja terjadi kebocoran dalam
pengumpulan tarif tol akibat kecurangan oknum petugas maupun
kesalahan teknis pada sistem pengumpulan tol. Oleh karenanya Jasa
Marga memperlengkapi sistem pengumpulan tarif tol dengan kamera
CCTV dan alarm serta melakukan pengawasan secara khusus untuk
meminimalisasi kesalahan teknis pengumpulan tarif tol. Saat ini
perusahaan

telah

memodernisasi

sistem

pembayaran

tol

dan


penggunaan sistem e-Toll Card yang membantu kemudahan transaksi,
membantu

penanganan

kas,

dan

pengumpulan tol.

BAB 2

terjaminnya

keamanan

hasil


Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

2.1.

Gambaran Umum
Jasa Marga didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas hambatan pertama

yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. Dengan
pertimbangan agar biaya pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan tersebut
dapat dilakukan secara mandiri tanpa membebani anggaran Pemerintah, Menteri
Pekerjaan Umum ketika itu, Ir. Sutami mengusulkan pendirian sebuah persero
untuk mengelola jalan tersebut. Terbitlah Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1978
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian persero.
PT Jasa Marga (Persero) dibentuk pada tanggal 1 Maret 1978 dengan tujuan
menyelenggarakan jalan tol di Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1978, Presiden
Soeharto meresmikan jalan tol tersebut sebagai jalan tol pertama di Indonesia
yang diberi nama Jagorawi dengan dalam membangun, mengoperasikan dan
memelihara jalan tol.
Tahun 2003, Jasa Marga bekerja sama dengan investor dari Malaysia,
melalui Net One Solution Ltd. Telah memberikan jasa manajemen pengoperasian

Jembatan Tol Jamuna di Bangladesh selama lima tahun. Pada tanggal 12
November karyawan dua ratus orang. Sejak saat itu Jasa Marga bersama
pemerintah terus membangun jalan-jalan tol baru di wilayah Jabotabek,
Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan. Sampai dengan akhir
tahun 80-an, Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di
Indonesia hingga kemudian pemerintah mengundang pula investor swasta yang
berfungsi sebagai regulator menjadi investor jalan tol dari Pemerintah. Jasa
Marga siap bersaing dengan investor jalan tol swasta 2007, status Jasa Marga
berubah menjadi Perusahaan Terbuka dengan melepas tiga puluh persen
sahamnya kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia. Sampai saat ini Jasa
Marga telah membangun dan mengoperasikan 13 (tiga belas) ruas jalan tol yang
dikelola oleh 9 (sembilan) kantor Cabang dan 1 (satu) Anak Perusahaan yaitu PT
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ) yang seluruhnya mencapai hampir lima ratus
kilometer dengan karyawan lebih dari lima ribu orang.
Jasa Marga terus melakukan langkah-langkah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Modernisasi, Good Corporate Governance, efisiensi dan sumber
daya manusia yang handal menjadi usaha dasar peningkatan nilai-nilai
perusahaan untuk tetap kokoh menjadi “pemimpin” dalam industri jalan tol,
merupakan tekad perusahaan pada masa sekarang dan masa yang akan
datang.


Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

2.2.

Visi dan Misi
2.2.2. Visi
Menjadi perusahaan yang modern dalam bidang pengembangan dan

pengoperasian jalan tol, serta menjadi pemimpin dalam industrinya dengan
mengoperasikan jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi di
tingkat nasional dan regional.2
Berdasarkan visi tersebut, PT. Jasa Marga harus mengupayakan
pengembangan di segala bidang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas
produk

yang

dihasilkan


yang

berkaitan

dengan

pembuatan

ataupun

pengoperasian jalan tol. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan para
pesaing yaitu dengan selalu berusaha melakukan yang terbaik agar tetap
menjadi pemimpin dalam industri jalan tol. Disamping itu agar perusahaan
menjadi modern, perusahaan juga harus selalu berusaha mengembangkan
teknologi yang dimiliknya. Hal ini harus menjadi pertimbangan dari semua pihak
terkait, baik itu dewan komisaris, direksi, maupun jajaran staf yang ada di
perusahaan.
Visi yang dimiliki oleh perusahaan telah memberikan gambaran yang
jelas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan di masa depan. Hal ini
terlihat dari tujuan yang secara tersirat dalam visi tersebut yaitu menjadi
pemimpin dalam industri pembangunan jalan tol. Dengan adanya hal tersebut,
diharapkan mampu memberikan semangat bagi stakeholder, pegawai, konsumen
atau pelanggan, dan semua pihak-pihak yang terkait. Dari visi PT Jasa Marga di
atas, dapat dianalisis bahwa visi tersebut sudah baik karena telah memenuhi
beberapa indikator visi, yaitu:
Terukur

:

visi PT Jasa Marga memiliki batasan dalam
memperlihatkan

harapan

dari

badan

tersebut yaitu menjadi perusahaan yang
modern,

menjadi

pemimpin

dalam

industrinya dan memiliki daya saing yang
Dapat dimengerti

:

tinggi di tingkat Nasional dan Regional
visi PT Jasa Marga dapat dipahamai oleh
seluruh seluruh elemen penunjang PT Jasa

2 http://www.jasamarga.com/, diunduh pada 12 Oktober 2009

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Marga serta stakeholder yang terdapat
Menantang

:

dalam organisasi.
visi PT Jasa Marga yang menantang dapat
memberikan motivasi bagi organisasi untuk
mencapai harapan dari visi tersebut.

Realistis

:

visi yang dimiliki oleh PT Jasa Marga
mampu untuk dicapai, tentunya dengan
segala

upaya-upaya

mendukung

yang

tercapainya

visi

dapat
tersebut.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain
mengembangkan segala usaha di segala
bidang

missal

dengan

meningkatkan

kualitas produk yang di hasilkan yang
berkaitan

dengan

pembuatan

ataupun

pengoperasian jalan tol, memperhatikan
para pesaing yaitu dengan selalu berusaha
melakukan yang terbaik agar tetap menjadi
pemimpin dalam industri jalan tol. Agar
menjadi perusahaan yang modern, PT. Jasa
Marga

juga

harus

selalu

berusaha

mengembangkan teknologi yang dimiliknya.
2.2.2. Misi
Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan sehingga Perusahaan
menguasai paling sedikit lima puluh persen panjang jalan tol di Indonesia dan
usaha terkait lainnya dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan
perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol
melalui penggunanaan teknologi yang optimal dan menerapkan kaidah-kaidah
manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.3
Misi

diatas

menggambarkan

bagaimana

seharusnya

perusahaan

melangkahkan kakinya. Untuk menjadi pemimpin dalam industri jalan tol
setidaknya perusahaan harus membuktikan kapabilitasnya dalam bidang industri
tersebut. Dengan menguasai lima puluh persen lebih jasa pelayanan jalan tol
akan terlihat bagaimana perusahaan mendominasi industri tersebut. Dominasi

3 Ibid

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

tersebut hanya akan tercapai apabila terjadinya peningkatan keunggulan yang
signifikan dari perusahaan itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dicapai adalah
dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi serta pengembangannya. Selain
itu perlu diciptakan sebuah mekanisme yang baik agar pengawasan yang
berkaitan dengan tata kelola sesuai dengan standar perusahaan.
Misi yang dimiliki oleh perusahaan sudah cukup baik karena telah
mengakomodasikan perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Misi
tersebut akan tetap valid untuk beberapa tahun ke depan. Meskipun begitu, misi
tersebut harus tetap fokus pada langkah-langkah perusahaan pada masa
sekarang dan misi yang telah dimiliki oleh perusahaan ini telah mengakomodir
hal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya fokus kepada
pemanfaatan potensi keuangan dan pemanfaatan teknologi secara optimal.
2.3.

Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan garis-garis besar haluan perusahaan

berkaitan dengan sasaran, kebijakan, strategi, dan program kerja yang
ditetapkan oleh manajemen dalam rangka pengelolaan perusahaan lima tahun
ke depan (2008-2012). Berikut merupakan tujuan strategis perusahaan tahun
2008-2012.
1. Bidang Pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini antara lain pembangunan
jalan tol: pertama, Bogor Ring Road (7,8 km), Semarang-Solo (75,67 km),
Gempol-Pasuruan (32 km), Cengkareng-Kunciran (15,2 km), KunciranSerpong (11,2 km), JORR W2 Utara (7,67 km), dan relokasi PorongGempol (10 km). Kedua, perolehan hak pengusahaan jalan tol dengan
opsi antara lain: JORR W1, Surabaya-Mojokerto, Pasir Koja-Soreang,
dan tol dalam kota DKI Jakarta. Ketiga, eksplorasi usaha-usaha lain yang
in-line dengan bisnis jalan tol (seperti transportasi, properti, dan
periklanan).
2. Bidang Operasional
Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini antara lain:
 pertama, transaksi tol dimana peralatan transaksi semi otomatis
terintegrasi yang menerapkan sistem elektronik (e-payment) minimum
30% dari total transaksi, dimana waktu waktu transaksi pada sistem
e-payment maksimum 4 detik/kendaraan dan non e-payment rata-rata

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

8 detik/kendaraan dengan sistem pelaporan real time on line.
 Kedua, pelayanan lalu lintas. Waktu respon bantuan bagi pemakai
jalan maksimum 20 menit. Informasi real time tersedia di semua
gerbang masuk utama dengan 90% informasi yang diterima Petugas
Sentra

Komunikasi

(Senkom)

berasal

dari

monitoring

CCTV.

Modernisasi dan peremajaan peralatan pendukung yang disesuaikan
dengan tuntutan pelayanan pada pengguna jalan.
 Ketiga, pelayanan konstruksi. Dilakukan dengan mempertahankan
kapasitas jalan dengan V/C rasio kurang dari 0,8. Mengembalikan
kualitas dan kehandalan semua jalan tol yang ada ke tingkat standar.
Mewujudkan

lingkungan

jalan

tol

hijau

dan

berbunga

serta

merehabilitasi seluruh lahan kritis yang berpotensi longsor dengan
menanami pohon atau rumput vetifer secara maksimal. Ruas jalan tol
Prof. Dr. Ir. Sedyatmo bebas dari banjir.
3. Bidang Keuangan
Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini adalah memastikan
tersedianya pendanaan untuk ruas jalan tol baru dengan biaya yang
efisien (pertumbuhan organik), mempersiapkan struktur keuangan yang
mendukung pertumbuhan un-organik (akuisisi), divertifikasi instrumen
pinjaman melalui pasar modal, implementasi sistem komputerisasi
keuangan, dan penyempurnaan prosedur transaksi keuangan sampai
dengan penyusunan laporan keuangan.
4. Bidang Pengembangan SDM
Tujuan yang ingin dicapai:
SDM yang mencakup aspek:



- Organization & Corporate Management. Terbentuknya organisasi
yang fokus pada pengembangan dan pengoperasian jalan tol,
terciptanya organisasi perusahaan yang ramping dan berdaya guna,
terciptanya organisasi pembelajar dan memenuhi kelancaran tugas
yang berkualitas prima.
-

Empowerment.
pendekatan

Tersesuaikannya

manajemen

berbasis

jumlah

karyawan

teknologi

Gardu

dengan
Tanpa

Orang/Electronic Toll Collection (GTO/ETC), terciptanya rasio
jumlah SDM berbanding panjang jalan menjadi 9 orang untuk setiap
1 km pada tahun 2012, terkendalinya biaya SDM menjadi di bawah

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

30% dari total biaya usaha.
- Remuneration System. Terciptanya sistem remunerasi yang dapat
mendorong karyawan untuk berprestasi dan bersinergi secara
profesional.
- Competency Management and Value creation. Tersusunnya kamus
kompetensi jabatan PT Jasa Marga Tbk, tersusunnya program
pelatihan yang berbasis kompetensi dan perencanaan karier, dan
terlaksanaya kaderisasi pimpinan
 Bisnis proses manajemen yang mencakup aspek:
- Manajemen kinerja ekselen. Perusahaan mencapai tingkatan kinerja
ekselen, industry leader sesuai kriteria Malcom Baldrige pada tahun
2012.
- Manajemen resiko. Perusahaan terhindar dari resiko kerugian dan
risk profile perusahaan pada posisi moderat.
- Manajemen mutu. Kontribusi pada pengembangan daya saing
perusahaan.
- Manajemen K3.
 Public relation. Optimalisasi program CSR, meningkatkan citra dan
nilai saham perusahaan, meningkatkan Awarness Public terhadap
perusahaan, menjaga hubungan baik dengan stake holder, dan
meningkatkan rasa memiliki dan kebanggaan karyawan terhadap
perusahaan.
 Sistem teknologi informasi, dimana menerapkan integrasi proses
bisnis jalan tol.
Dari penjabaran di atas mengenai tujuan strategis yang ingin dituju
dalam lima tahun ke depan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal
tersebut antara lain; pembebasan tanah, pemenuhan kewajiban-kewajiban
kontraktual yang tertuang dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ,
otomatisasi peralatan tol dan penerapan e-payment, pemberian otonomi ke
cabang yang lebih luas, fungsi dan organisasi kantor pusat sebagai pemegang,
mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) konsilidasi, peran
sekretaris perusahaan dalam konteks perusahaan terbuka, optimalisasi kapasitas
keuangan untuk percepatan pertumbuhan aset perusahaan, penyelesaian isu
yang terkait dengan dispute resolution (Penyelesaian Sengketa), pengendalian

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

biaya SDM terkait otomatisasi dan kesehatan, integrasi penerapan teknologi
informasi, implementasi risk management, perbaikan remunerasi, perekrutan
kader, kajian perilaku biaya sebagai basis rencana penerapan biaya standar,
arah dan pengembangan perusahaan-perusahaan anak, kontrak kerja dengan
PT. JLJ.
2.4.

Operasionalisasi Konsep
Dalam mengukur kinerja PT. Jasa Marga peneliti menggunakan dua

dimensi, yaitu internal dan eksternal. Dimensi internal ini dengan indikatornya
yaitu 7Ss (Sistem, struktur, gaya kepemimpinan, kepegawaian, kemampuan, nilai
yang dibagi, dan strategi) bertujuan untuk melihat hal-hal apa saja (dari dalam
organisasi) yang mempengaruhi produktivitas perusahaan. Sedangkan dimensi
eksternal dengan indikatornya yaitu bidang demografi, politik, ekonomi, sosial,
dan teknologi, bertujuan untuk melihat hal-hal apa saja (dari luar organisasi) yang
mempengaruhi kinerja ataupun cara pengambilan keputusan perusahaan atas
suatu hal. Adapun bahasan lebih rinci mengenai oerasionalisasi konsep, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II.1
Operasionalisasi Konsep
Dimensi
Internal

Indikator
Sistem (System)

Struktur (Structure)

Gaya kepemimpinan
(Style-leadership)
Kepegawaian (Staff)

Subindikator/pernyataan
 Aplikasi
ERP
(Enterprise
Resourcing Planning) Oracle
 Aplikasi database yang terintegrasi
 Modernisasi sistem informasi
 Aplikasi CCTV (Circuit Close
Television)
 Struktur hierarki
 Jabatan di bawah direktur utama
 Pengepalaan kantor cabang
 Pembentukan
divisi
secara
fungsional
 Pembentukan
divisi
secara
struktural








Serangkaian
kepemimpinan
profesional yang unggul
Tuntutan utama pemimpin
Keahlian pegawai
Pelatihan dan pendidikan pegawai
Jaminan kesejahteraan dan K3
Serikat pekerja
Perekrutan pegawai melalui 9 tahap

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Kemampuan (Skill)










Nilai
yang
dibagi
(Shared Values)













Strategi (Strategy)

Sistem penilaian kinerja pegawai
Pengembangan
kemampuan
perusahaan
Pemanfaatan peluang
Penciptaan kemampuan khusus
Kemampuan
individu
sebagai
kemampuan perusahaan
Adopsi kemampuan pesaing yang
bermanfaat
Menjaga standar operasional
Pembekalan pengetahuan dan
keterampilan
penunjang
bagi
karyawan
Memudahkan pelayanan
Peningkatan kualitas dan kuantitas
produk
Mementingkan
kepuasan
konsumen.
Bekerja secara menyeluruh.
Menjaga hubungan baik dengan
stakeholders.
Jarak yang sempit antara atasan
dan bawahan.
Dinamis
dalam
menjalankan
proyek.
Konsisten dengan proyek yang
dikerjakan.
Terlaksananya
pengelolaan
Perusahaan secara profesional dan
mandiri.
Pengambilan
keputusan
berdasarkan nilai moral

Bidang Operasional
 Peningkatan mutu ataupun efisensi
pelayanan jalan tol
 Penerapan
standar
pelayanan
minimal Departemen Pekerjaan
Umum RI
Bidang Pengembangan



Mengidentifikasikan rute-rute yang
dianggap potensial
Menunjuk kontraktor pelaksana
berdasarkan proses seleksi (tender)
yang ketat dan transparan

Bidang Keuangan
 Menggalang sumber dana yang

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009






paling efisien dari segi biaya dana
Penarikan pinjaman jangka pendek
(pinjaman bank) dilakukan saat
masa konstruksi
Melaksanakan tax planning
Memaksimalkan
kekuatan
keuangan
perusahaan
untuk
memperoleh dana yang paling
murah

Bidang Organisasi











Ekternal

Demografi




Politik






Ekonomi



Penerapan kantor pusat sebagai
Investment Holding Company dan
kantor cabang sebagai SBU
(strategic
business
unit)
operasional.
Menumbuhkan budaya knowledge
secara berkesinambungan
Perusahaan
yang
learning
organiztion
Pendayagunaan
unit-unit
operasional
sebagai
upaya
empowerment
Standar
berlakunya
sistem
remunerasi
Menyelaraskannya dengan kinerja
usaha dan kompetensi personil
Menciptakan
Competency
Management and Value Creation
Cara kantor pusat melakukan
kordinasi dengan kantor cabang
dengan
menerapkan
RAKOR
(Rapat Kordinasi)
Mengidentifikasi karakter pengguna
layanan jalan tol
Pengaruh pertumbuhan jumlah
kepemilikan
mobil
dan
pengembangan wilayah bagi PT
Jasa Marga
Keberadaan peraturan tentang
pengadaan lahan untuk proyek
Keberadaan peraturan mengenai
dana bergulir
Keberadaan
undang-undang
kepemilikan saham
Keberadaan peraturan tentang
batas tanggungan investor
Pengaruh kondisi ekonomi luar
perusahaan
terhadap
kondisi
keuangan perusahaan

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009


Sosial







Teknologi









Pengaruh laju inflasi terhadap tarif
tol
Memiliki
positioning
tersendiri
sebagai BUMN penyedia jasa
Dapat diakses oleh hampir semua
lapisan masyarakat.
Dikenal memiliki program CSR
yang baik
Memiliki peluang yang besar
terhadap
pertumbuhan
sosial
masyarakat
Menanggapi
kontrak
informal
terhdap jatah pekerjaan atas lahan
Aplikasi sistem teknologi (TI)
Aplikasi
jaringan internet dan
media massa
Mengembangkan teknologi E- Toll
Card
Aplikasi
alat-alat
komunikasi
modern
terkait
dengan
perkembangan dan pencapaian
tujuan
Implementasi Gardu Tanpa Orang
(GTO)
Penerapan e-payment

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

3.2 Analisis

Strategi PT Jasa Marga Berdasarkan Analisis SWOT

1. Analisis Strengths-Opportunities Strategy (S-O)
Strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang yang ada sebesar-besarnya

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

a. Penguasaan 78% dari total jalan tol dan berpengalaman dalam
membangun jalan tol serta adanya hak pengusahaan jalan dapat
digunakan untuk menangkap peluang dalam meningkatkan pendapatan
pada operasi ruas jalan tol yang sudah ada. (S1,5 ; O2)
Dengan menguasai sebagian besar pengoperasian jalan tol, PT Jasa
Marga memungkinkan untuk mendapatkan marjin laba yang lebih besar. Hal itu
dimungkinkan dengan semakin bertambahnya volume kendaraan di Indonesia
yang pada akhirnya akan berujung semakin banyak yang menggunakan jasa
pelayanan jalan tol. Hal tersebut pada akhirnya akan berujung pada
bertambahnya revenue yang dihasilkkan oleh perusahaan.
b. Dengan adanya hubungan yang baik dengan pemerintah daerah dan
perusahaan konstruksi lokal serta memiliki reputasi yang baik dipasar
modal dapat digunakan untuk menangkap peluang pertumbuhan yang
kuat akibat adanya prioritas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur
jalan serta sejalan dengan peluang kebutuhan jalan tol yang lebih besar
dibandingkan ketersediaan yang ada. Hubungan yang baik dengan
pemerintah juga akan mampu memanfaatkan fasilitas sceme pendanaan
tanah untuk BLU. (S2,3 ; O1,3,5)
Dalam usaha membangun lebih banyak lagi jalan tol, perusahaan
membutuhkan kerjasama dengan pemerintah pusat maupun dengan pemerintah
daerah. Dengan kerjasama tersebut perusahaan akan mudah dalam berurusan
dengan pembebasan tanah, serta dalam mendapatkan rekomendasi yang cocok
dalam hal wilayah pembangunan. Kedekatan dengan perusahaan konstruksi
lokal akan memudahkan perusahaan dalam mendapatkan supplier bahan-bahan
konstruksi yang dibutuhkan. Dengan kedekatan tersebut, perusahaan dapat
mendapatkan harga yang terbaik. Selain itu kedekatan dengan perusahaan
konstruksi lokal akan memudahkan dalam
konstruksi

yang

dibutuhkan.

Dengan

pendistribusian bahan-bahan

keuntungan-keuntungan

tersebut,

perusahaan dapat menggali peluang yang berupa masih kurangnya ketersediaan
jalan tol terhadap kebutuhan yang ada. Keuntungan tersebut dapat digunakan
untuk lebih aktif lagi dalam mengembangkan usaha yang sudah ada. Hal ini

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

sejalan dengan rencana pemerintah yang memprioritaskan pembangunan jalan.
Hubungan yang baik dengan pemerintah juga perlu dibangun agar dapat
memanfaatkan fasilitas kemudahan yang diberikan oleh pemerintah yaitu berupa
scheme pendanaan dalam hal pembebasan tanah yang berkaitan dengan
pendanaan pemerintah terhadap BLU.
c. Dengan jaringan Tol yang berada di kota-kota besar dengan tingkat
kepadatan lalu lintas yang tinggi akan memaksimalkan peluang kebijakan
kenaikan tarif tol yang akan berimbas kepada revenue perusahaan. (S4 ;
O4)
Jumlah kendaraan yang besar berpusat pada kota-kota besar yang ada di
Indonesia. Hal tersebut maksimalkan fungsi jalan tol yang ada di kota besar yang
tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota
besar tersebut. Sebagian besar jalan tol yang dioperasikan oleh Jasa Marga
berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Semarang.
Semakin besar jumlah kendaran yang menggunakan jalan tol di kota besar akan
berimbas pada semakin banyak pendapatan yang diperoleh oleh Jasa Marga.
2. Analisis Strengths-Threats Strategy (S-T)
Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasai
ancaman.
a. Dengan adanya reputasi yang baik dipasar modal yang memudahkan
untuk mendapatkan investor, ancaman dari pesaing asing dan lokal dapat
diminimalisir karena perusahaan akan memiliki sumber daya yang cukup
untuk mengembangkan usaha. (S3 ;T4)
Pada dasarnya ancaman dari pesaing datang apabila pesaing tersebut
memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan perusahaan. Salah satu penyebab
tersebut adalah pesaing memiliki sumber daya yang lebih baik dibandingkan
perusahan. Kondisi tersebut akan memungkinkan pesaing meningkatkan
produktifitasnya. Dengan adanya kemudahan mendapatkan investor, Jasa Marga
akan mudah dalam meningkatkan sumber daya yang dimiliki. Hal tersebut akan
menghilangkan ketakutan akan kalahnya sumber daya yang dimiliki oleh Jasa

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

Marga terhadap sumber daya pesaing. Hal itu pada akhirnya membuat Jasa
Marga menjadi lebih kompetitif.
b. Hubungan

yang

terbina

baik

dengan

pemerintah

daerah

dapat

mengurangi ancaman kurangnya pemahaman masyarakat akan konsep
jalan tol. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Pemda
untuk memberikan penyuluhan. Selain itu kedekatan dengan Pemda
dapat membantu dalam hal kendala pembebasan lahan. (S2 ; T2,3)

Pemerintah daerah memiliki kapabilitas yang lebih dalam hal masalah
pembebasan lahan. Sebagai pihak yang berwenang dalam suatu daerah, Pemda
memiliki

kemampuan

dalam

melakukan

komunikasi

terkait

hal

yang

bersangkutan dengan warganya. Terutama dalam hal yang sensitif seperti
pembebasan lahan yang berkaitan dengan hak yang dimiliki oleh warga negara.
Dengan melakukan pendekatan terhadap Pemerintah Daerah Jasa Marga
memiliki mediator dalam melakukan pembebasan lahan terutama dalam hal
kompensasi yang harus diberikan. Selain itu Pemerintah Daerah juga dapat
memberikan bantuan dalam hal penyuluhan tentang pentingnya jalan tol kepada
masyarakat. Dengan pengertian yang mendalam terhadap hal tersebut,
masyarakat diharapkan dapat lebih bekerja sama dalam membebaskan lahan
yang dimilikinya untuk kepentingan pembangunan jalan tol.
c. Hak yang dimiliki perusahaan dalam pengusahaan jalan tol baru yang
dapat membuat perusahaan menjadi berkembang dapat dijadikan
langkah

awal

dalam

memenuhi

harapan

masyarakat

terhadap

peningkatan jasa pelayanan. (S5 ; T1)
Dengan memiliki hak dalam pengusahaan jalan tol baru, Jasa Marga
dimungkinkan untuk selalu berkembang. Berkembangnya cakupan usaha akan
memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan perbaikan
tersebut, usaha dalam pemenuhan harapan masyarakat yang makin meningkat
terhadap kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan mudah, karena perbaikan
kinerja pada manajemen pengelolaan jalan tol yang baru akan lebih mudah
dibandingkan dengan merubah kinerja di manajemen yang lama. Kemudian,
apabila hal tersebut sudah dipenuhi maka diharapkan akan menyebar pada

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

manajemen pengelolaan jalan tol yang lainnya.

3. Analisis Weakness-Opportunities Strategy (W-O)
Strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengang cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
a. Apabila

kinerja

operasi

perusahaan

dijadikan

prioritas

sehingga

perusahaan akan menjadi lebih efisien yang pada akhirnya dapat
memaksimalkan peluang dalam meningkatkan pendapatan pada ruas tol
yang sudah ada. (W2 ; O2)
Baiknya tingkat kinerja operasional suatu perusahaan dapat membuat
kinerja keseluruhan perusahaan beranjaka ke arah yang lebih baik. Misalnya saja
dapat dilihat mengenai kinerja bidang operasional secara nyata di lapangan.
Dengan adanya kinerja operasi perusahaan yang semakin baik, misalnya dalam
bidang operasional perusahaan seharusnya perusahaan dapat lebih

fokus

dalam menangani masalah operasional seperti pelayanan konstruksi, transaksi
tol, dan pelayanan lalu lintas. pelayanan kontruksi dengan melakukan perawatan
dan pemeliharaan jalan tol dengan menata lingkungan dengan

cara

pemeliharaan rutin.
b. Dengan menciptakan budaya korporasi yang kompetitif sehingga timbul
keinginan

untuk

memaksimalkan

terus

berkembang

peluang

prioritas

dapat

dijadikan

pemerintah

pada

alat

untuk

peningkatan

pembangunan infrastruktur jalan.(W1 ; O1)
Dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan swasta yang
bergerak di bidang pengembangan dan pengoperasian jalan terutama jalan tol,
maka semakin banyak pula saingan-saingan yang dimiliki oleh Jasa Marga
dalam hal pengoperasian jalan tol. Untuk itulah mau tidak mau Jasa Marga harus
terus mengembangkan kualitas pelayanan di bidang pengoperasian jalan tol dan
kualitas SDM-nya. Sehingga hal tersebut dapat memaksimalkan peluang Jasa
Marga sebagai perusahaan penyedia jalan tol terbesar di Indonesia. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pelatihan kepada setiap
petugas jalan tol dalam memberikan pelayanan prima. Sehingga dengan adanya
training-training dengan tujuan memberikanbekal pengetahuan dan keahlian

Analisis SWOT PT Jasa Marga Tbk2009

yang lebih baik.
c. Apabila sistem kerja dan sistem informasi yang ada telah terkoordinasi
dengan baik maka perusahaan dapat membantu kondisi kebutuhan akan
jalan tol yang lebih besar dari ketersediannya.(W5 ; O3)
Sistem kerja dan sistem informasi merupakan dua aspek yang berperan
penting dalam mendukung kinerja dari Jasa Marga. Informasi yang akurat dan
tepat waktu dapat menjadi data dasar untuk melakukan evaluasi operasional
secara berkala. Selain itu pengadaan informasi sebagai hasil dari gathering
information dapat menjadi acuan pihak Jasa Marga dalam melakukan tindakan
cepat. Sebagai contoh pada saat suatu ruas atau rangkaian jalan tol mengalami
kepadatan pada rentang waktu tertentu (merujuk kepada angka kepadatan
kendaraan V/C dengan rasio