RINGKASAN I MK DIKPANCASILA docx

1

RINGKASAN I
MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA
SEPTEMBER 2017 (digunakan)

BAGIAN PERTAMA
KATA PENGANTAR DIRJEN DIKTI

Antara lain berisi :

1.

Sesuai U U
perguruan

SISDIKNAS No 12 tahun 2012, bahwa
tinggi

memiliki


otonomi

dalam

penyusunan

kurikulum,

namun

pada

pelaksanaannya

diperlukan

rambu-rambu

yang


sama agar dapat mencapai hasil yang optimal.

2.

Peserta didik di perguruan tinggi merupakan insan
dewasa,

sehingga

kesadaran

dalam

dianggap

sudah

mengembangkan


memiliki

potensi

diri

untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan
atau professional.

3.

Tujuan Pendidikan Tinggi dalam UU No 12 tahun
2012 yaitu menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,

sehat,

terampil,


berilmu,

kompeten,

cakap,
dan

kreatif,

mandiri,

berbudaya

untuk

kepentingan bangsa.

4.

Untuk


mewujudkan

mahasiswa

harus

tujuan

mengikuti

tersebut,

seluruh

pembelajaran

mata

kuliah dasar umum yang dikenal dengan MKDU

(general
yaitu

education), sebagai mata kuliah wajib,

Agama,

Pancasila,

Bahasa Indonesia.

Kewarganegaraan,

dan

2

5.

Mata


Kuliah

Pendidikan

Pancasila

merupakan

pelajaran yang memberikan pedoman kepada setiap
insan

untuk

mengkaji,

menganalisis,

dan


memecahkan masalah-maslah pembangunan bangsa
(fisik materiil dan mental spiritual) dan Negara
dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai
ideologi dan dasar Negara Republik Indonesia.

Jakarta 10 Januari
2012
Dirjen Dikti
Kemendikbud RI
Djoko Santoso
BAB I
PENDAHULUAN
1.

UU RI No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
secara eksplisit juga menyebutkan bahwa terkait
dengan kurikulum nasional, maka setiap perguruan
tinggi

wajib


menyelenggarakan

mata

kuliah

Pancasila, Kewarganega-raan, Agama dan Bahasa
Indonesia.
2.

Apabila

dilakukan

mahasiswa

jejak

biasanya


pendapat

mereka

dikalangan

cenderung

tidak

menyukai empat mata kuliah yang dikenal sebagai
Mata Kuliah Kepribadian (MPK) ini.
3.

Beberapa alasannya adalah :
pertama, mata kuliah ini bukan mata kuliah sesuai
dengan bidang studi mereka,
kedua,


materinya
mengulang

tidak
apa

up
yang

to

date,

pernah

hanya
mereka

dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya,

3
ketiga, metode pembelajarannya yang tidak variatif
dan

inovatif

sehingga

menimbulkan

kebosanan.
Adapun

argumen

yang

perlu

disampikan

untuk

menjawab persoalan tersebut sebagai berikut :
Alasan yang pertama :
1. perlu diberikan penjelasan kepada mahasiswa
bahwa

mempelajari

bidangnya
ketika

saja

tidaklah

mereka

dilengkapai

ilmu

lulus

dengan

kebangsaan

Pancasila

dan

pendidikan

cukup
kuliah,

jiwa

wawasan

UUD

sesuai

dengan

untuk

bekal

maka

perlu

nasionalisme

berdasarkan
1945,

serta

kewarganegaraan

dan

nilai-nilai
nilai-nilai

(PKn)

yakni

identitas nasional, integritas nasional, Wasnus,
sistem ketahanan nasional, sistem demokrasi
pemerintahan RI, hak dan kewajiban sebagai
WNI,
2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari

60%

keberhasilan

seseorang

tidak

ditentukan pada penguasaan bidang ilmunya,
terutama dalam kaitan kepemimpinan
yang

perlu

dimilikinya

memimpin

suatu

atau

jajaran

di

negara NKRI.
3. A d a d i a n t a r a
jajaran

pemimpin

sosial
kurang

kepemimpinan

sosial

pemerintahan

pemerintahan

organisasi
ekstrim

organisasi

dalam

yang
dan

kadang
memahami

bangsa

ada

di
di

pada
secara
etika

Indonesia,

akibatnya ceplas ceplos sembarangan
yang
SARA,

berakibat
karena

menimbulkan

k o n fl i k

tidak

kurang

atau

4
memahami

aplikasi

kebangsaan

tentang

berdasarkan

Pancasila,

Bhinneka

wawasan
nilai-nilai

Tu n g g a l

keragaman

suku,

agama,

nilai-nilai

adat

yang

Ika,

budaya

dan

terdapat

di

ribuan pulau-pulau Indonesia.
4. Dengan menyadari argumen ini diharapkan para
mahasiswa lebih tertarik pada mata kuliah ini.
Alasan kedua yaitu :
1. materi

tidak

up

to

date/out

of

date,

sebenarnya hal ini lebih terkait dengan masalah
SDM

(dosen

pendukung

pengampu).

perkuliahan

yang

Bahan-bahan
terkait

dengan

Pancasila sangat banyak. Tulisan dalam jurnal,
majalah,

buku

maupun

internet

sangat

mencukupi untuk digunakan sebagai bahan ajar.
2. Persoalan
sebenarnya
juga
tidak
dapat
ditimpakan

sepenuhnya

kepada

sebagian

dosen karena realitas di lapangan jumlah dosen
Pancasila masih terbatas, sehingga yang terjadi
ada

dosen yang tidak berkompeten mengajar

Pancasila.
3. Persoalan materi terkait pula dengan metode
pembelajaran yang berujung pada SDM juga,
sehinggga perlu kiranya kedepan dilakukan up
grading bagi pengajar Pancasila dan pelatihan
untuk calon dosen pengajar Pancasila.
Alasan ketiga yaitu :
1. keberadaan

Rancangan

Pembelajaran

Pendidikan Pancasila y a n g d i l a k u k a n

oleh

D i r j e n D i k t i , tentunya sangat penting untuk
memberikan panduan umum tentang bagaimana
mengajarkan Pancasila kepada mahasiswa.

5
2. Rancangan

ini

Pendidikan

sudah

memilahkan

Pancasila

Kewarganegaraan

yang

dan

antara

Pendidikan

sebelumnya

dijadikan

satu, sehingga memperjelas pokok bahasan apa
saja yang perlu disampaikan kepada mahasiswa
terkait dengan Pendidikan Pancasila ini.
Alasan keempat, yaitu :
1. belum adanya bahan ajar yang sudah dibakukan
materinya secara konprehensif
wajib

untuk secara

di ajarkan oleh para dosen

Sehingga masing-masing
memilih

bahan

dosen

sesuai

kemampuannya.
2. Tidak sama halnya

Pancasila.

secara bebas

dengan

selera

pada saat zaman orde baru

yang telah menetapkan P4 sebagai bahan materi
pokok yang perlu diajarkan.
Lembaran berikutnya telah di utarakan metode
pembelajaran
diharapkan

pendidikan

dapat

Pancasila

memberikan

sehingga

inspirasi

untuk

dikembangkan lebih lanjut oleh dosen dan para
mahasiswa

METODE PEMBELAJARAN DAN MATRIKS KEGIATAN
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

1.

Metode Pembelajaran
a.

Pilihan

strategi

pembelajaran

pengembangan

Pendidikan

Pancasila

metode
yang

6
berbasis
Student

kompetensi
Active

konsekuensi

dengan

Learning

perubahan

pembelajaran.

Arah

pendekatan

(SAL)

membawa

paradigma

metode

perubahannya

adalah

sebagai berikut;
Dari:

Menjadi:

a. Berpusat pada pengajar

a. Berpusat pada mahasiswa

metode instruksi

metode konstruksi

b. Paradigma: mengajar

b. Paradigma: belajar

c. Apa yang dipikirkan

c. Apa yang dipelajari

d. Mengetahui apanya

d. Mengetahui bagaimananya

transfer of knowledge

b.

transfer of values

Dengan pendekatan Student Active Learning,
mahasiswa lebih banyak melakukan eksplorasi
daripada secara pasif menerima informasi yang
disampaikan
mahasiswa

oleh

pengajar.

tidak

hanya

Keuntungannya
memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan bidang keahliannya saja, tetapi juga
berkembang keterampilan komunikasi, bekerja
dalam

kelompok,

insiatif,

berbagi

informasi,

dan penghargaan terhadap orang lain. Metode
pendekatan Student Active Learning ini meliputi
antara lain:
1)

Konten makalah bersifat studi kasus

2)

Paparan makalah tugas kelompok

3)

Collaborative learning

4)

Problem based learning

5)

Bermain peran masing-masing mahasiswa
dalam kelompok dalam diskusi.

6)

Melakukan debat diskusi yang konstruktif

7
berdasarkan data atau fakta lapangan dan
teori-teori yang dikuasai.

2.

FORMAT RANCANGAN TUGAS

MATA KULIAH

: PENDIDIKAN PANCASILA

SEMESTER

:

SKS

MINGGU KE

:

TUGAS KE

I. TUJUAN TUGAS
Melalui
tugas
mengevaluasi

ini

mahasiswa

kebijakan

diharapkan

pemerintah yang

:
2
:

dapat

sesuai/tidak

sesuai dengan Pancasila. Dengan cara demikian apabila
mereka

kelak

menjadikan

menjadi

nilai-nilai

pejabat

Pancasila

pemerintah

akan

sebagai acuan dalam

pembuatan kebijakan.
2

URAIAN TUGAS
a.

Mahasiswa mencari salah satu kebijakan pemerintah
baik

melalui

media

cetak

menurut mereka menarik

atau elektronik
untuk

dikaji.

yang

Kebijakan

boleh yang sudah berlangsung lama maupun yang
baru.
b.

Mahasiswa dikelompokkan sesuai dengan tema
kebijakan (politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya,
lain-lain).

c.

Masing-masing kelompok melakukan diskusi, meliputi
inventarisasi masalah dan analisis sesuai/tidak sesuai
dengan

Pancasila,

menyebabkan

apa

kesesuaian

faktor-faktor
atau

yang

ketidaksesuaian.

Bagaimana sebaiknya merumuskan kebijakan yang
sesuai dengan Pancasila.
d.

Melakukan diskusi pleno dengan cara masing-masing
kelompok

menunjuk

satu

membacakan hasil diskusi.

juru

bicara

untuk

8

3

KRITERIA PENILAIAN
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor penyebab,
merumuskan solusi.

4

MATRIKS KEGIATAN MATA KULIAH PANCASILA

Kompetensi : Mahasiswa mampu membangun paradigma baru dalam
dirinya sendiri berdasar nilai-nilai Pancasila melalui
kemampuan menjelaskan sejarah, kedudukan dan hakikat
sila-sila Pancasila, merespon persoalan aktual bangsa dan
negara, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan.
MINGGU
KE

1-2

KEMAMPUAN
AKHIR YANG
DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN
(materi ajar)

 Ceramah
 Pemutaran

Mampu

Pancasila dalam Kajian

Menjelaskan

Sejarah Bangsa

dan memahami

Indonesia:

Film

a. Era Pra

dokumenter

Kemerdekaan

3-4

BENTUK
PEMBELA
JARAN

KRITERIA
PENILAIAN
(indikator)

Kejelasan

BOBOT
NILAI

10%

pemahaman

(siding

b. Era Kemerdekaan

BPUPKI,

c. Era Orde Lama

Proklamasi)

d. Era Orde Baru
e. Era Reformasi

 Diskusi

Mampu

Pancasila sebagai

 Ceramah

kejelasan

Menganalisis

dasar negara:

 Case study

dalam

15%

9

5–7

Mampu

Pancasila sebagai

 Ceramah

Kekritisan

Menganalisis

Ideologi negara:

 Small group

dan

dan

a.

Pengertian

membandingkan
b.
c.

8-9
Menjelaskan

Mampu
Memahami dan
a.
c.

10– 11

Mampu
Memahami
dan
menjadikan
pola hidup

discussion

Ideologi
Pancasila dan
Ideologi Dunia
Pancasila dan
Agama

Pancasila sebagai
Sistem Filsafat:
Pengertian Filsafat
b. Filsafat Pancasila
Hakikat Sila- sila Pancasila

Pancasila sebagai
Sistem Etika:
a.
b.
c.

Pengertian Etika
Etika Pancasila
Pancasila sebagai
solusi problem bangsa,

Problem base
learning and
inquiry (PBL)

Ceramah
Diskusi film

b.

c.

Nilai ketuhanan
sebagai dasar
pengembangan ilmu
Nilai kemanusiaan
sebagai dasar
pengembangan ilmu
Nilai persatuan

20%

hakikat sila- sila
Pancasila
berdasar
problem yg
ditemui

Mempraktek
an sikap,

20%

tindakan se

Menemukan dan

Nilai Pengembangan Ilmu:
a.

Kemampuan
mengungkap

uai nilai Pancasila
dengan
menunjukka n
bukti kegiatan.

Pancasila sebagai Dasar

Mampu
Menganalisis dan
menjadi pola hidup

ketajaman
analisis

seperti korupsi,
kerusakan lingkungan,
dekadensi moral, dll

12-14

15%

Problem base
learning (PBL)

mengungkap kan
problem keilmuan
yang sesuai/tidak
sesuai dengan nilainilai Pancasila

20%

10
5 KRITERIA PENILAIAN
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor penyebab dan dapat
merumuskan solusi.
6 INDIKATOR KINERJA (RUBBRIC)
GRADE
SKOR
Sangat kurang
85

INDIKATOR KINERJA (RUBBRIC)
Tema tidak menarik, urgen, menyebutkan
faktor-penyebab, merumuskan solusi
faktor
Tema menarik, tidak urgen, menyebutkan
faktor-penyebab, merumuskan solusi
faktor
Tema menarik, urgen, tidak menyebutkan
faktor-penyebab, merumuskan solusi
faktor
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktorfaktor
penyebab,
tidak merumuskan solusi
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktorfaktor penyebab, merumuskan solusi

7 Sistem Evaluasi Hasil Pembelajaran
1. Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan
berdasarkan capaian pembelajarannya.
Adapun bentuknya bisa bermacam-macam
seperti penugasan individual atau kelompok,
quis,

ujian

tengah

semester,

ujian

akhir

semester, penilaian diri (self assessment),
penilaian sejawat (peer assessment), dan
observasi

kinerja
10

mahasiswa

melalui

11

tampilan lisan atau tertulis.
2. Kriteria

penilaian

diserahkan
disesuaikan

dan

kepada

pembobotannya

dosen

dengan

pengampu

Pedoman

dan

Evaluasi

Akademik yang berlaku pada perguruan tinggi
masing-masing.
3. Sistem

penilaian

perlu

dijelaskan

mahasiswa pada awal perkuliahan.

BAGIAN KEDUA
MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA
11

kepada

12

I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Perlunya Mempelajari Pancasila
a. karena ia merupakan unsur kepribadian setiap
WNI
b. karena ia merupakan dasar Negara
c. karena ia merupakan filosofi Negara dan bangsa
d. karena ia merupakan perekat/pemersatu dalam
bhinneka tunggal ika bangsa
e. karena ia merupakan pandangan hidup bangsa
dan Negara
f. karena ia merupakan ideologi Negara
g. karena ia merupakan sumber dari segala sumber
hokum
2. Sifat Pendidikan Pancasila
Mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah
Negara yang
wajib bagi setiap mahasiswa pada
perguruan tinggi untuk program diploma/politeknik dan
program sarjana.
3.Dasar Hukum Pelaksanaan Pembelajaran Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Yaitu Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 265/ Dikti/
Kep/2000 tgl 10 Agustus 2000 tentang Penyempurnaan
Garis Besar Proses Pembelajaran MKPK Pendidikan
Pancasila. Dan UU Sisdiknas No.12 tahun 2012
2. Maksud dan Tujuan Pendidikan Pancasila
a Maksud Pendidikan Pancasila
12

13

Yaitu mengandung tata nilai bangsa, sebagai dasar
negara
dan
ideologi
nasional
dengan
segala
implikasinya.
b Tujuan Pendidikan Pancasila
1) memahami
dan
mampu
melaksanakan
jiwa
Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sebagai
warga Negara RI;
2) Memahami tentang masalah-masalah kehidupan
bermasya-rakat,
berbangsa
dan
bernegara
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945;
3) Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai dan norma Pancasila,
4) Mahasiswa dalam proses belajar mampu berpikir,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan
dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila secara arif
dalam
kehidupan
bersama,
bermasyarakat,
berbangsa, berpeme-rintah dan bernegara .
3. Metode Pengajaran Pendidikan Pancasila
Yaitu secara kritis dan analisis melalui dialog kreatif dan
bersifat partisipatoris dengan cara belajar aktif mandiri
untuk meyakini kebenaran dan ketepatan Pancasila
sebagai nilai dasar kebangsaan, ideologi nasional dan
dasar negara.
Kuliah berikut kls d tgl 3-10-17
II PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN
HIDUP BANGSA INDONESIA
13

14

1. Arti Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa (PHB)
PHB ini mempunyai makna bagi kehidupan suatu bangsa
untuk :
a. Dapat berdiri kokoh lestari sebagai suatu bangsa
b. Mengenal dengan jelas kearah mana tujuan yang akan
dicapai;
c. Dapat mempermudah solusi masalah terhadap
semua aspek kepentingan nasional;
d. Menjadi pegangan dan pedoman dalam kehidupan
berpolitik, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek
lainnya dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat,
bernegara dan berpemerintah;
e. Dapat membangun secara konsepsional sesuai
dengan kepentingan bangsa.
f. Tanpa PHB pada suatu masyarakat, pemerintah,
bangsa dan negara, pada suatu waktu akan
mengalami masa yang terombang ambing dan
sekaligus bisa bubar negara yang bersangkutan dalam
menghadapi segala kepentingan nasionalnya maupun
dalam hubungan pergaulan internasional.
Batas kuliah kls e elekt utk tgl 3 oktob 17

2. Peranan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia
a Sebagai dasar hukum negara.
b.Sebagai jiwa dan kepribadian.
c. Sebagai pandangan hidup bangsa.
d.Sebagai perjanjian luhur/terpuji/terhormat dan cita-cita
moral.
e. Sebagai moral pembangunan
f. Sebagai pedoman tingkah laku beradab bagi WNI .
14

15

g.Sebagai pangkal tolak pengendalian diri.
3. Perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi lain
Ketika Republik Indonesia diproklamasikan pasca Perang
Dunia kedua, dunia dicekam oleh pertentangan ideologi
kapitalisme dengan ideologi komunisme.
Kapitalisme berakar pada faham individualisme
yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak-hak
individu; sementara komunisme berakar pada faham
sosialisme
atau
kolektivisme
yang
lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan individual. Kedua aliran ideologi ini
melahirkan sistem kenegaraan yang berbeda.
Faham individualisme melahirkan negara-negara
kapitalis
yang
mendewakan
kebebasan
(liberalisme) setiap warga, sehingga menimbulkan
perilaku dengan superioritas individu, kebebasan
berkreasi
dan
berproduksi
untuk
mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Sementara faham kolektivisme melahirkan negaranegara komunis yang otoriter dengan tujuan untuk
melindungi kepentingan rakyat banyak dari eksploitasi
segelintir warga pemilik kapital.

15

16

Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan perang
dingin yang
dampaknya terasa di seluruh dunia.
Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu
melepaskan diri dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi
dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan dasar
(philosophische grondslag) pada sebuah konsep
filosofis yang bernama Pancasila yang bersifat
integrited, menengah dan netral terhadap kedua
ideologi tersebut dan mempersatukan rakyat
Indonesia yang majemuk (plural/baragam).
Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila bahkan bisa
berperan sebagai penjaga keseimbangan (margin of
appreciation) antara dua ideologi dunia yang
bertentangan, karena dalam
ideologi
Pancasila
hak-hak individu dan masyarakat diakui secara
proporsional.
Rumusan tentang Pancasila tidak muncul dari
sekedar pikiran logis-rasional, tetapi digali dari akar
budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri.
Maka Bung Karno hanya mengaku diri sebagai
penggali Pancasila, karena nilai-nilai yang dirumuskan
dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak
lama hadir dalam kehidupan masyarakat Nusantara.
Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai16

17

nilai dasar filsafat (philosophische
grondslag),
merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri
bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup
(way of life) bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Dengan demikian nilai-nilai dalam Pancasila merupakan
karakter bangsa, yang menjadikan bangsa Indonesia
berbeda dengan bangsa-bangsa lain.
Pendidikan Pancasila perlu diselenggarakan kepada WNI
karena dengan cara itulah karakter bangsa dapat
terwariskan secara estapet/berlanjut dari generasi
kegenerasi berikutnya, dapat lestari, terpelihara d a n
d a p a t d i p e r t a h a n ka n s e c a r a ko n s i s t e n dari
ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar
nilai-nilai negatif bagi bangsa Indonesia.
III. SEJARAH PERKEMBANGAN
NILAI-NILAI PANCASILA
1. Nilai-Nilai Pancasila Sebelum Indonesia Merdeka
a. Pada zaman kerajaan bangsa Indonesia (abad VXV)
1) Kerajaan Sriwijaya
2) Kerajaan Majapahit
Kedua kerajaan ini sudah dapat memparsatukan
nusantara (tanah dan air) Indonesia sebagai kerajaan
besar
di
Asia
Tenggara.
Dalam
arti
sudah
17

18

menampakkan gejala adanya nilai-nilai
tunggal ika dalam kehidupan pancasila.

bhinneka

b. Pada zaman penjajahan Belanda (1512-1953)
1) HAM sama sekali diberangus,
2) Kemerdekaan masyarakat/rakyat bid ideol, pol, eko,
sosbud, trambtibkam sama sekali tidak diberikan
dan
kondisi
kehidupan
masyarakat/rakyat
dikendalikan oleh kolonial Belanda,
3) Tanam paksa (kerja rodi) dilakukan dalam bid.
eknomi, sehingga
rakyat Indonesia sangat
menderita. Misal cengkeh, pala, nila, beras, dan
hasil-hasil bumi yang diperlukan oleh kolonial
Belanda untuk kehidupan di negerinya dan
kebutuhan di di wilayah Indonesia, dengan
demikian dilakukan dengan cara memaksa kerja
rodi bagi rakyat. Semua hasil pertanian rakyat
dibagi menurut ketentuan kolonial.
c. Pada Zaman Penjajahan Jepang
1) HAM juga di tekan untuk membantu Jepang dalam
pergerakan melawan sekutu, guna memenangkan
perang di Asia.
2) Walaupun demikian Jepang masih ada kelebihannya
dari pada kolonial Belanda. Jepang memberi
kesempatan membentuk BPUPKI dan PPKI guna
menyonsong kemerdekaan Indonesia, walaupun
pada akhirnya kemerdekaan diperoleh bangsa
18

19

Indonesia atas perjuangannya sendiri, bukan hadiah
dari Jepang
2

Nilai-Nilai Pancasila Sesudah Indonesia Merdeka
a.Zaman Demokrasi Liberal (1945-1959)
1) Pada ini sesungguhnya pemerintahan bangsa
Indonesia dapat dikatakan masih dalam peralihan
dan masih belajar memerintah sendiri serta sambil
menyusun segala hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pemerintahan, karena baru saja
merdeka dari penjajahan secara politis.
2) UUD 1945 belum dapat dilaksanakan sepenuhnya,
yang ternyata hanya beberapa bulan setelah
diberlakukan UUD 1945, telah menyimpang dengan
adanya pemerintahan Perdana Menteri Syahrir
dengan menggunakan sistem kabinet parlementer
sehingga kabinet jatuh bangun yang mengakibatkan
pemerintahan selama zaman tersebut tidak stabil.
3) Pembangunan tidak
berjalan dan berbagai
pemberontakan
timbul
dimana-dimana
seperti
pemberontakan PKI di Madiun, RMS, pemberontakan
Andi Aziz, PRRI/Permesta, DI/TII dan sebagainya.
Pada saat itu juga muncul negara-negara bagian di
bawah naungan UUD RIS 1949 dan kurang lebih satu
tahun kembali kepada negara kesatuan RI dengan
menggunakan UUDS 1950, sementara UUD 1945
juga masih berlaku, sehingga mengalami suatu
dilema bagi bangsa Indonesia.
19

20

b. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Dengan adanya kekacauan pada zaman demokrasi
liberal, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit 5
Juli 1959 untuk seutuhnya kembali kepada UUD 1945.
Pada saat itu penafsiran nilai-nilai Pancasila masingmasing
kelompok
berbeda
menurut
selera
kepentingannya,
sehingga
persepsi
dan
pelaksanaannya mengalamai konflik diantara kelompok
tersebut dalam rangka memperebutkan pengaruh dan
kekuasaan. Kulminasi konflik tersebut pada akhirnya
timbul pemberontakan G.30.S/PKI pada tahun 1965.
Pada saat itu berbagai penyimpangan yang terjadi
antara lain:
1.
Lembaga-lembaga negara belum
dibentuk dan berfungsi sesuai dengan UUD 1945.
5) Presiden
dapat
mengeluarkan
produk-produk
legislatif yang seharusnya berbentuk UU melalui
DPR bersama dengan pemerintah, namun hanya
berbentuk pidato Presiden Sukarno bisa menjadi
GBHN.
6) Presiden semestinya tiap lima tahun ada Pemilu,
dirubah menjadi Presiden seumur hidup.
7) Hak budget DPR tidak berjalan.
8) Kedudukan lembaga tertinggi negara (MPR) dan
lembaga tinggi negara lainnya seperti DPR, BPK, MA,
tidak sesuai dengan tuntutan UUD 1945, masingmasing di ketuai oleh para Meneri pembantu
Presiden.
20

21

c. Zaman Demokrasi Orde Baru (1966-1998)
1) Dengan adanya pemberontakan G.30.S/PKI tersebut,
kehidupan rakyat Indonesia semakin kacau, konflik
semakin meningkat, sehingga pada tanggal 11
Maret 1966 Presiden RI mengeluarkan Surat
Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) kepada
Letjen TNI Soeharto untuk mengambil tindakan
penyelamatan bangsa dan negara.
2) Nilai-nilai Pancasila saat itu diupayakan dapat
dilaksanakan melalui pelaksanaan UUD 1945,
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah secara
konstitusional antara lain:
a) Melaksanakan Pemilu pada tahun 1971, dengan
melaksanakan
mekanisme
kepemimpinan
nasional sesuai dengan UUD 1945, berdasarkan
UU, misal-nya MPR, DPR, DPA dan sebagainya.
b) MPR melaksanakan tugasnya dengan membuat
GBHN, memilih dan menetapkan Presiden dan
Wakil Presiden.
c) UU disusun secara bersama antara lembaga
Presiden dan DPR.
d) DPR dapat melaksanakan fungsi legislatifnya
sesuai dengan kedudukan, tugas dan tangung
jawabnya.
e) Politik luar negeri dilakukan Indonesia dengan
asas bebas aktif.
f) Dibentuk BP-7 guna melaksanakan nilai-nilai
Pancasila melalui P-4, namun setelah zaman
reformasi badan tersebut ditiadakan, karena
21

22

dianggap sia-sia atau percuma, karena sebagian
para penatar dan orang-orang yang sudah ditatar
P-4 ternyata melakukan KKN, yang merugikan
kehidupan negara. Dan P-4 hanya dijadikan alat
politik bagi pemerintah untuk memperlihatkan
adanya kesungguhan untuk melaksanakan nilainilai Pancasila dan dijadikan sebagai alat pressue
bagi lawan-lawan politiknya.
d. Zaman Reformasi (1998-sekarang)
1) Pada zaman reformasi, nilai-nilai Pancasila sebagai
perekat persatuan dan kesatuan semakin longgar,
antara lain ditandai adanya konflik yang terjadi di
Sambas, Palangkaraya, Poso, Ambon dan ada
gerakan separatis yang meminta untuk memisahkan
diri dari NKRI, seperti dulu GAM yang ada di Aceh
dan sekarang ada gerakan papua merdeka di
Papua/Irian.
2) Lembaga sosialisasi nilai-nilai Pancasila misalnya BP7 sudah tidak ada, selain yang ada hanya di
lembaga-lembaga pendidikan dengan mata kuliah/
pelajaran yaitu Pendidikan Pancasila.
Dan yang
menjadi tanda tanya sekarang ini, adanya
perubahan/amandemen UUD 1945, maka kemudian
kita bertanya siapakah yang menjadi penanggung
jawab untuk melakukan sosialisasi perubahanperubahan tersebut kepada masyarakat.

22

23

3) Sekarang sesudah BP-7 tidak ada, maka yang
menjadi tulang punggung satu-satunya adalah hanya
Dosen Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi yang
secara permanen dan kontinyu yang melakukan
sosialisasi Pancasila dan UUD 1945. Seharusnya dari
instansi
pemerintah
yang
terkait
melakukan
penataran khusus bagi dosen-dosen mata kuliah
Pancasila, agar ada satu kesamaan metode dan
teknik penyampaian pengajaran yang efektif tentang
materi Pancasila dan UUD 1945. Kenapa secara
khusus bagi dosen-dosen saja, karena merekalah
sebagai komponen bangsa yang secara kontinyu
melaksanakan
tugas
pengajaran
Pendidikan
Pancasila kepada para mahasiswa.
IV

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

1. Pengertian Filsafat
a.Secara etimologi filsafat berasal dari “philos” artinya
cinta dn “sophos” artinya kearifan, kebijaksanaan,
kebenaran.
b. Secara terminologi artinya mencintai kebenaran,
kearifan dan kebijaksnaan, dengan cara atau prosedur
melalui metode ilmiah.
Sedangkan pengertian metode ilmiah adalah cara
berpikir ilmiah dengan menggunakan prosedur metodologi penelitian.
2. Aspek yang dikaji dalam Filsafat Pancasila
a. Dilihat dari aspek ontologi
23

24

Apabila Pancasila dilihat dari aspek “ontologi”, maka
yang dibicarakan adalah aspek materinya yaitu
menyangkut tentang: apa yang diketahui tentang
Pancasila yang berkaitan dengan:
1) Hakekatnya, yaitu bahwa nilai Pancasila itu
sesungguhnya ada di dalam kehidupan pribadi
manusia masing-masing warga bangsa Indo-nesia;
2) Nilai-nilainya, yaitu nilai-nilai Pancasila itu digali
dari kehidupan masyarakat Indonesia, dan nilai itu
telah dan akan berakar selama-lamanya sebagai
kepribadian hidup bangsa dari zaman ke zaman;
b. Dilihat dari aspek aksiologi
Yang menjadi pembicaran dari aspek aksiologi yaitu
mempersoalkan tentang: tujuan, fungsi, manfaat dan
kegunaan Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia
yaitu memegang peranan sebagai: pandangan hidup,
ideologi negara, falsafah negara, pedoman bernegara,
ber- pemerintah, bermasyarakat, berorganisasi dan
sebagai pengendali diri dalam pergaulan diantara
sesama manusia sepanjang waktu bagi masyarakat dan
bangsa Indonesia.
Tujuan
Pancasila
adalah
untuk
mewujudkan
masyarakat Indonesia menjadi masyarakat adil dan
makmur di segala bidang.
Fungsi, manfaat dan
kegunaannya adalah untuk menjadi pandangan hidup,
filsafat negara, pedoman bernegara, berpemerintah,
bermasyarakat, berorganisasi serta sebagai pengendali
24

25

diri bagi setiap WNI dalam pergaulannya sehari-hari
dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan
dalam semangat dan jiwa nasionalisme bangsa
Indonesia.
c. Dilihat dari aspek epistemologi
Apabila nilai Pancasila dilihat dari aspek “epistemologi”
maka yang akan dikaji adalah bagaimana nilai-nilai
Pancasila itu dapat digali, diperoleh dan disusun
menjadi suatu pandangan hidup, ideologi negara dan
bangsa Indonesia, sehingga menjadi suatu ideologi dan
filosopi bangsa Indonesia. Oleh siapa, yaitu BPUPKI dan
PPKI.
Nilai-nilai Pancasila itu digali, diperoleh dan
disusun berdasarkan data realitas dan empiris
dari nilai-nilai kehidupan manusia masyarakat
Indonesia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok
masyarakat
secara
sosiologis
anthropologis dalam keseluruhan sebagai bangsa dan
negara Indonesia.
Akumulasi nilai-nilai data realitas dan empiris
kehidupan bangsa Indonesia tersebut pada akhirnya
dapat dirumuskan oleh pejuang-pejuang bangsa
Indonesia melalui sidang Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada bulan
Mei dan Juni tahun 1945, yang pada akhirnya tersusun
dan disahkan menjadi ideologi negara bersama dengan
materi UUD 1945 bagi negara RI. Dan pada tanggal 18
25

26

Agustus 1945 Pancasila dan UUD 1945 resmi
dilaksanakan di dalam tata hukum pemerintahan NKRI.
3 Pancasila Sebagai Ideologi dan Filosofi Bangsa dan
Negara RI
a Pancasila sebagai ideologi negara:
1) Ideologi timbul disebabkan adanya sistem nilai
yang dianut dalam kehidupan masyarakat, yang
dijadikan sebagai prinsip dan pedoman persatuan
dan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan
kepentingan bersama dalam kehidupan bernegara.
2) Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai prinsip
atau asas yang menjadi pedoman dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara,
seperti halnya dengan nilai-nilai Pancasila yang
dijadikan sebagai dasar dan ideologi negara.
3) Nilai pancasila mengandung nilai integralistik
yaitu nilai yang dapat mempersatukan semua
aspek kehidupan bagi kehidupan bangsa dan
negara Indonesia dilihat dari:
a) Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang
dapat menjadi suatu negara kesatuan RI;
b) Rakyat Indonesia terdiri dari ratusan suku atau
etnis, berbagai agama dan adat kebiasaan
namun dapat bersatu membentuk negara RI
dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
c) Kondisi sosial yaitu: politik, ekonomi, sosial
budaya, agama dapat dipersatukan dalam satu
irama gerak pembangunan nasional untuk
26

27

mencapai tujuan dan cita-cita nasi-onal yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
b Pancasila sebagai Filosopi bangsa Indonesia
Sebagaimana diketahui bahwa filosopi bagi bangsa
Indonesia adalah Pancasila, yang mengandung makna
bahwa
nilai-nilai
Pancasila
adalah
nilia-nilai
kebenarannya yang memang ada dalam sendi-sendi
jiwa raga kehidupan masyarakat baik secara individual
maupun secara berkelompok.
Misalnya nilai Pancasila yang dimiliki masyarakat
secara individual rakyat sbg WNI :
1) Memiliki nilai-nilai agama berdasarkan
Ke
Tuhanan Yang Maha Esa,
2) memiliki kemanusiaan yang beradap dan
berkeadilan dalam berdampingan sesamanya
yang berbeda suku, agama, adat, kebiasaan,
pandangan,
3) memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam
bentuk ikrar Bhinneka Tunggal Ika, yang ber
wawasan nusantara dan ketahanan nasional serta
jiwa kebersamaan dalam membela NKRI yang
herois dan patriotis pantang mundur.
4) memiliki perilaku dalam setiap urusan kepentingan
bersama selalu dilakukan dengan musyawarah
untuk mufakat,
5) serta memiliki dalam kehidupan bersama selalu
memperhatikan nilai-nilai keadilan sosial dalam
bermasyarakat, yang ditunjukkan dalam sifat-sifat
27

28

saling membantu, tolong menolong, kegotongroyongan, kebersamaan, kekeluargaan di antara
sesama warga.
4 Nilai dan Norma Pancasila
a Nilai-nilai Pancasila
Yaitu sesuatu yang berharga, berguna dan memperkaya
batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan
martabat dalam kehidupan bersama dalam berbangsa.
Nilai Pancasila itu bersumber pada sistem kehidupan
yang dianut oleh masyarakat atau bangsa Indonesia
yang mengkristal menjadi wujud cita-cita, gagasan,
konsep, ide tentang sesuatu untuk kepentingan hidup
bersama sebagai bangsa dan negara.
b Norma-norma Pancasila
Yaitu merupakan petunjuk tingkah laku yang harus
ditaati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
oleh bangsa dan negara Indonesia berdasarkan
pandangan dan nilai-nilai Pancasila yang dijabarkan
dalam berbagai Ketetapan MPR, UU, dan peraturan
pelaksanaan lainnya.
c

Sumber Nilai dan Norma Dalam Kehidupan
Bangsa dan Negara RI
Adapun sumber dari segala sumber nilai dan norma
peraturan perundang-undangan bagi bangsa dan
negara Indonesia yang didasarkan kepada sila-sila
Pancasila:
1) KeTuhanan yang Esa
2) Perikemanusiaan yang adil beradab
28

29

3)
4)
5)

Persatuan Indonesia
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .

VI PELESTARIAN UUD 1945
1. Latar belakang perlunya melestarikan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945
a. Pada saat Orde Baru
Dari pengalaman sejarah selama kita hidup dalam alam
kemerdekaan, telah pernah menggunakan UUD 1945,
KRIS dan UUDS tahun 1950, kemudian kembali kepada
UUD 1945 lagi.
Pada tahun 1945 sampai dengan akhir tahun 1949
diselingi oleh pelaksanaan Konstitusi RIS 1949, UUDS
1950, sehingga UUD 1945 belum dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Pada tahun 1959 sampai tahun 1966, UUD 1945 berlaku
kembali dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
akan
tetapi
masih
banyak
penyimpanganpenyimpangan yang berakibat Stabilitas Nasional tidak
dapat dicapai dan mekanisme Kepemimpinan Nasional
tidak dapat terwujud, sehingga berakibat salah satu
masalah timbulnya G-30-S/PKI.
Baru setelah tahun 1966 di bawah pemerintahan Orde
Baru, bertekad melaksanakan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen, dan mengalami perubahan kehidupan
kenegaraan berjalan dengan baik, sehingga tujuan
29

30

nasional, melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, menuju
masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh sebab itu saat orde baru, dimana MPR mengambil
kesepakatan bahwa akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen dan tidak akan
mengadakan perubahan terhadapnya
berdasarkan
pasal 104 TAP 1/MPR/ 1983. Dengan tujuan untuk lebih
menjamin kelestarian UUD 1945, maka kalau ada yang
menginginkan merubah UUD 1945, haruslah melalui
referendum terlebih dahulu, yang pelaksanaannya
ditugaskan kepada Presiden, dengan UU khusus tentang
referendum. Namun setelah reformasi dilakukan
amandemen UUD 1945.
b

Pada
saat
reformasi
dilakukan
Amandemen/Perubahan
UUD
1945
saat
reformasi
Tetapi setelah era reformasi yang dimulai tahun 1998,
UUD 1945 pada akhirnya dilakukan amandemen empat
kali sesuai tuntutan kebutuhan perubahan zaman
reformasi dengan alasan sbb :
1

Adapun garis besar latar belakang tersebut :
a. Pernah UUD 1945 tidak berlaku
b. Pernah ada UUD RIS 49
30

31

c. Pernah ada UUDS 50.
d. Penyimpangan/penyelewengan telah terjadi saat
pemerintahan orde lama dan orde baru.
2. Tujuan
a. Untuk mempertahankan NKRI
b. Untuk mewujudkan kestabilan nasional
c. Untuk mewujudkan arah pembangunan nasional
Yang merata adil makmur
3. Pendekatan
a. Pendidikan
b. Lembaga
Dalam sistem Demokrasi Pancasila dianut azas kekeluargaan.
Keputusan-keputusan diambil berdasarkan musyawarah. Pemerintah diberi kesempatan bekerja untuk 5 tahun.
Tak dapat dijatuhkan oleh DPR, menurut UUD 45.
Lain halnya pemerintah dengan sistem parlementer. Pemerintah
dapat dijatuhkan oleh DPR. Akibatnya pemerintah jarang bertahan
lama.
Program pembangunan jarang sampai rampung dan
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
menurut UUDS 1950
TUGAS LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
Dalam menjelaskan kelembagaan negara perlu diuraikan pula
tentang: kedudukan, tugas dan wewenangnya, hubungan kerja dan
cara kerjanya, sesudah diamandemen 4 kali UUD 1945 sebagai
berikut :
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN

31

32
Pasal I
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.3)
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum. 3)

BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan
Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.4)
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
Pasal 3
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.3)
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. 3)4)
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.3)4)

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.
Pasal 5
(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.1)
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 6

32

33

(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
3)

(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang. 3)
Pasal 6A
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. 3)
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.3)
(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang menda-patkan suara lebih dari lima puluh persen dan jumlah
suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih
dari setengah
jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. 3)
(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Pre-siden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh
suara terbanyak pertama dan kedua dalam pernilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan
yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. 4)
(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan. Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam undang-undang. 3)
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dan
jabatan yang sama, hanya untuk satu Kali masa jabatan. 1)
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun
apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. 3)
Pasal 7B
(1)

Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada
Majelis Per-musyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu menga-jukan permintaan kepada Mahkamah
Konstitusi untuk meme-riksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden telah mela-kukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terha-dap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. 3)

33

34

(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/ atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran
hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. adalah
dalam rangka pe-laksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat di lakukan dengan
duku-ngan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan me-mutus dengan seadil-adilnya terhadap pendapat
Dewan Per-wakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi. 3)
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela;dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menye-lenggarakan sidang paripurna
untuk meneruskan usul pernberhentlan Presiden dan/atau wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan
Rakyat.3)
(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang ntuk memutuskan usul Dewan Perwakilan
Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Per-musyawaratan Rakyat menerima usul tersebut. 3)
(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pem-berhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus
diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari
jumlah ang-gota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.3
Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
Pasal 8
(1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jaba-tannya. 3)
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari, Majelis
Permusya-waratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Pre-siden.3)
(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diber-hentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas kep-residenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri
Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu,
Majelis Per-musyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari

34

35
dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh par-tai politik atau gabungan partai
politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih Suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya. 4)

Pasal 9
(1)

Sebelum memangku jabatannya, Presiden danWakiI Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji
dengan sung-guh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden
Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan
menjalankan segala un-dang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil- adil-nya, memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menja-lankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selu-rus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa."1)

(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden
dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung. 1)
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Ang-katan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain.3)
(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.3)

35

36

Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan
undang-undang.
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam hal ini mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 1)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.1)
Pasal 14
(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperha-tikan per-timbangan Mahkarnah Agung.
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperha-tikan pertimbangan Dewan Perwakililan Rakyat. 1)
Pasal 15
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda ke-hormatan yang diatur dengan undang-undang. 1)
Pasal 16
Presiden membentuk. suatu dewan pertimbangan Yang ber-tugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dalarn undang-undang. 4)
BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
Dihapus.4)
BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan Presiden. 1)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam Pernerintahan. 1)
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. 3)

36

37
BAB VI
PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah- daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pernerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang.2)
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menu-rut asas otonomi dan tugas pembantuan.2)
(3) Pernerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
anggota- anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. 2)
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provin-si, kabupaten, dan kota
dipilih secara demokratis.2)
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang di-tentukan sebagai urusan Pernerintah Pusat. 2)
(6) Pemerintahan daerah berhak. menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan.
otonomi dan tugas pembantuan.2)
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. 2)
Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara
provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang- un-dang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.2)
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang.2)
Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerinta-han daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang.2)
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak dengan perkembangan masya-rakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. 2)

37

38
BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat di pilih melalui pemilihan umum. 2)
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang- undang.2)
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. 2)
Pasal 20
(2) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan memben-tuk undang-undang.1)
(3) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama. 1)
(4) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak
boleh di-ajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. 1)
(5) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. 1)
(6) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam
waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut
sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.2)
Pasal 20A
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi penga-wasan. 2)
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang- Undang Dasar ini, Dewan
Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. 2)
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang- Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan
Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas. 2)
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rak-yat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur
dalam undang-undang.2)
Pasal 21
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.1)
Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang.

38

39

(2) Peraturan pernerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, peraturan pernerintah itu harus dicabut.
Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan un-dang- undang diatur dengan undang undang.2)
Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- syarat dan tata caranya diatur
dalam undang-undang.2)
BAB VIIA 3)
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pasal 22C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap Provinsi melalui pemilihan umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggotan Dewan
Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikit