MAKALAH DINAMIKA POLITIK 1959 Diajukan u
MAKALAH DINAMIKA POLITIK 1959
Diajukan untuk memenuhi tugas portofolio pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Disusun Oleh :
1. Althafian Rahmat Daffandra
2. Richard Nicholas
3. Haikal Alfath A.
4. Dheandra Erin.
PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMK BINA INFORMATIKA – BINTARO
2017 - 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sosial politik indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959) belum
pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berganti membuat
program kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Partai – partai
politik saling bersaing dan saling menjatuhkan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan
kelompok masing – masing. Disisi lain lain, dewan konstituante yang dibentuk melalui
pemilihan umum 1955 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru bagi
Republik Indonesia. Padahal Soekarno menaruh harapan besar terhadap pemilu 1955,
karena bisa dijadikan sarana untuk membangun demokrasi yang lebih baik.
Kondisi tersebut membuat Presiden Soekarno berkeinginan untuk mengubur partai-partai
politik yang ada, setidaknya menyederhanakan partai-partai poltik yang ada dan
membentuk kabinet yang berintikan 4 partai yang menang dalam pemilihan umum 1955.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, pada tanggal 21 februari 1957, di hadapan
para tokoh politik dan tokoh militer menawarkan konsepsinya untuk menyelesaikan dan
mengatasi krisis-krisis kewibawaan pemerintah yang terlihat dari jatuh bangunnya
kabinet. Dalam konsepsinya Presiden Soekarno menghendaki dibentuknya kabinet
berkaki empat yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Selain itu Presiden Soekarno juga menghendaki dibentuknya Dewan Nasional yang
anggotanya terdiri dari golongan fungsional di dalam masyarakat.
Lebih jauh presiden juga menekankan bahwa Demokrasi Liberal yang dipakai saat itu
merupakan demokrasi impor yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat bangsa
Indonesia. Untuk itu ia ingin mengganti dengan suatu demokrasi yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Demokrasi Terpemimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Kenapa Pemerintah Indonesia ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi liberal
ke demokrasi terpemimpin?
2. Bagaimana langkah Soekarno dalam mengubah politik Indonesia?
3. Bagaimana perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi terpemimpin?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan alasan soekarno ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi
liberal menjadi demokrasi terpemimpin.
2. Untuk menjelaskan langkah-langkah soekarno merubah politik indonesia.
3. Untuk menjelaskan perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi
terpemimpin.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Alasan Soekarno ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi liberal ke
demokrasi terpemimpin
Karena keinginan presiden soekarno untuk mengubur partai partai yang ada pada
waktu itu tidak jadi dilakukan ,namun pembatasan terhadap partai di berlakukan,
Dengan membiarkan partai politik sebanyak 10 partai tetap bertahan,yang
akhirnya menambah besarnya gejolak balik dari internal partai yang dibubarkan
maupun para tokoh tokoh yang memperjuangkan “demokrasi liberal” juga daerah
daerah tidak ketinggalan.
2. Proses Soekarno dalam mengubah politik Indonesia
Soekarno menekankan untuk bahwa Demokrasi liberal yang dipakai saaat itu
merupakan demokrasi yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Indonesia.
Soekarnopun mencetuskan untuk menggunakan Demokrasi Terpimpin, dimana
demokrasi ini menurutnya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pihak
militer tidak senang karena perannya yang sedikit dalam politik dan mendukung
adanya demokrasi tersebut. Pada tahun 1958 Soekarno menyatakan bahwa militer
adalah sebuah “ Kelompok Fungsional” yang berarti militer juga mempunyai
peranan yang lebih besar. Pada tahun 1959, Soekarno mulai menetapkan
Demokrasi Terpimpin. Ia membubarkan parlemen dan menggantu dengan
parlemen baru, Soekarno juga mengandalkan dukungan PKI untuk mengimbangi
kekuatan milter.
3. perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi terpemimpin
kehidupan politik dimasa liberal yaitu dimana pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri dan menteri-menteri yang bertanggung jawab pada parlemen dan
DPR. Sedangkan demokrasi terpimpin, adanya kedudukan presiden dan
dilaksanakan sesuai dengan UUD 1945
BAB 3
Hasil dari kebijakan sukarno
I.
Keinginan presiden Soekarno untuk mengubur partai-partai yang ada pada
waktu itu tidak jadi dilakukan, namun pembatasan terhadap partai di
II.
III.
berlakukan, dengan membiarkan partai politik sebanyak 10 partai tetap
bertahan. Yang akhirnya menambah besarnya gejolak baik dari internal
partai yang di bubarkan maupun para tokoh-tokoh yang memperjuangkan
Demokrasi liberal juga daerah-daerah tidak ketinggalan. Dan keadaan
yang demikian, akhirnya meaksa Soekarno untuk menerapkan Demokrasi
terpimpin dengan dukungan militer untuk mengambil alih kekuasaan.
Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik
sesuai ketentuan Demokrasi Terpimpin. Pada era ini dibentuk kabinet
kerja, juga dibentuk lembaga-lembaga Negara seperti MPRS, DPR-GR
dan Front Nasional.Berdasarkan penpres No. 7 Tahun 1959 kehidupam
parpol ditata dengan menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
parpol. Sesuai dengan penpres parpol yang bertahan antara lain PNI, Partai
Masyumi, Partai NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba,
Partai IKPI, PSII, dan Partai Perti. Hal ini merupakan tindakan
peyederhanaan kepartaian. Pada era ini kekuatan politik yang ada pada
waktu itu adalah presiden dan ABRI serta partai-partai, terutama PKI.
Presiden Soekarno dalam politiknya selau menjaga keseimbangan dalam
tubuh ABRI dan juga antara ABRI dengan Parpol. Untuk menjaga
keseimbangan presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI.
Demokrasi liberal adalah suatu sistem politik yang melindungi secara
konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah, dalam
demokrasi liberal keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan
atau langsung)diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasa-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti
tercantum dalam konstitusi. Demokrasi terpimpin adalah Demokrasi
terpimpin adalah sebuah sistem demokrasidimana seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Konsep sistem Demokrasi
Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Masa
demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali
Sastroamidjojo sebagai perdana mentri. Namun begitu, penegasan
pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai setelah dibubarkannya badan
konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959. Demokrasi
Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila.
Diajukan untuk memenuhi tugas portofolio pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Disusun Oleh :
1. Althafian Rahmat Daffandra
2. Richard Nicholas
3. Haikal Alfath A.
4. Dheandra Erin.
PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMK BINA INFORMATIKA – BINTARO
2017 - 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sosial politik indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959) belum
pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berganti membuat
program kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Partai – partai
politik saling bersaing dan saling menjatuhkan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan
kelompok masing – masing. Disisi lain lain, dewan konstituante yang dibentuk melalui
pemilihan umum 1955 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru bagi
Republik Indonesia. Padahal Soekarno menaruh harapan besar terhadap pemilu 1955,
karena bisa dijadikan sarana untuk membangun demokrasi yang lebih baik.
Kondisi tersebut membuat Presiden Soekarno berkeinginan untuk mengubur partai-partai
politik yang ada, setidaknya menyederhanakan partai-partai poltik yang ada dan
membentuk kabinet yang berintikan 4 partai yang menang dalam pemilihan umum 1955.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, pada tanggal 21 februari 1957, di hadapan
para tokoh politik dan tokoh militer menawarkan konsepsinya untuk menyelesaikan dan
mengatasi krisis-krisis kewibawaan pemerintah yang terlihat dari jatuh bangunnya
kabinet. Dalam konsepsinya Presiden Soekarno menghendaki dibentuknya kabinet
berkaki empat yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Selain itu Presiden Soekarno juga menghendaki dibentuknya Dewan Nasional yang
anggotanya terdiri dari golongan fungsional di dalam masyarakat.
Lebih jauh presiden juga menekankan bahwa Demokrasi Liberal yang dipakai saat itu
merupakan demokrasi impor yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat bangsa
Indonesia. Untuk itu ia ingin mengganti dengan suatu demokrasi yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Demokrasi Terpemimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Kenapa Pemerintah Indonesia ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi liberal
ke demokrasi terpemimpin?
2. Bagaimana langkah Soekarno dalam mengubah politik Indonesia?
3. Bagaimana perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi terpemimpin?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan alasan soekarno ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi
liberal menjadi demokrasi terpemimpin.
2. Untuk menjelaskan langkah-langkah soekarno merubah politik indonesia.
3. Untuk menjelaskan perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi
terpemimpin.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Alasan Soekarno ingin merubah politik Indonesia dari demokrasi liberal ke
demokrasi terpemimpin
Karena keinginan presiden soekarno untuk mengubur partai partai yang ada pada
waktu itu tidak jadi dilakukan ,namun pembatasan terhadap partai di berlakukan,
Dengan membiarkan partai politik sebanyak 10 partai tetap bertahan,yang
akhirnya menambah besarnya gejolak balik dari internal partai yang dibubarkan
maupun para tokoh tokoh yang memperjuangkan “demokrasi liberal” juga daerah
daerah tidak ketinggalan.
2. Proses Soekarno dalam mengubah politik Indonesia
Soekarno menekankan untuk bahwa Demokrasi liberal yang dipakai saaat itu
merupakan demokrasi yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Indonesia.
Soekarnopun mencetuskan untuk menggunakan Demokrasi Terpimpin, dimana
demokrasi ini menurutnya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pihak
militer tidak senang karena perannya yang sedikit dalam politik dan mendukung
adanya demokrasi tersebut. Pada tahun 1958 Soekarno menyatakan bahwa militer
adalah sebuah “ Kelompok Fungsional” yang berarti militer juga mempunyai
peranan yang lebih besar. Pada tahun 1959, Soekarno mulai menetapkan
Demokrasi Terpimpin. Ia membubarkan parlemen dan menggantu dengan
parlemen baru, Soekarno juga mengandalkan dukungan PKI untuk mengimbangi
kekuatan milter.
3. perbedaan politik indonesia setelah menjadi demokrasi terpemimpin
kehidupan politik dimasa liberal yaitu dimana pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri dan menteri-menteri yang bertanggung jawab pada parlemen dan
DPR. Sedangkan demokrasi terpimpin, adanya kedudukan presiden dan
dilaksanakan sesuai dengan UUD 1945
BAB 3
Hasil dari kebijakan sukarno
I.
Keinginan presiden Soekarno untuk mengubur partai-partai yang ada pada
waktu itu tidak jadi dilakukan, namun pembatasan terhadap partai di
II.
III.
berlakukan, dengan membiarkan partai politik sebanyak 10 partai tetap
bertahan. Yang akhirnya menambah besarnya gejolak baik dari internal
partai yang di bubarkan maupun para tokoh-tokoh yang memperjuangkan
Demokrasi liberal juga daerah-daerah tidak ketinggalan. Dan keadaan
yang demikian, akhirnya meaksa Soekarno untuk menerapkan Demokrasi
terpimpin dengan dukungan militer untuk mengambil alih kekuasaan.
Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden adalah penataan kehidupan politik
sesuai ketentuan Demokrasi Terpimpin. Pada era ini dibentuk kabinet
kerja, juga dibentuk lembaga-lembaga Negara seperti MPRS, DPR-GR
dan Front Nasional.Berdasarkan penpres No. 7 Tahun 1959 kehidupam
parpol ditata dengan menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
parpol. Sesuai dengan penpres parpol yang bertahan antara lain PNI, Partai
Masyumi, Partai NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba,
Partai IKPI, PSII, dan Partai Perti. Hal ini merupakan tindakan
peyederhanaan kepartaian. Pada era ini kekuatan politik yang ada pada
waktu itu adalah presiden dan ABRI serta partai-partai, terutama PKI.
Presiden Soekarno dalam politiknya selau menjaga keseimbangan dalam
tubuh ABRI dan juga antara ABRI dengan Parpol. Untuk menjaga
keseimbangan presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI.
Demokrasi liberal adalah suatu sistem politik yang melindungi secara
konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah, dalam
demokrasi liberal keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan
atau langsung)diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasa-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti
tercantum dalam konstitusi. Demokrasi terpimpin adalah Demokrasi
terpimpin adalah sebuah sistem demokrasidimana seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Konsep sistem Demokrasi
Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Masa
demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali
Sastroamidjojo sebagai perdana mentri. Namun begitu, penegasan
pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai setelah dibubarkannya badan
konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959. Demokrasi
Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila.