PROYEKSI MODAL USAHA BAWANG GORENG
PROPOSAL PROYEKSI MODAL USAHA
BAWANG GORENG
INDUSTRI PENGOLAHAN BAWANG GORENG
PALU NARASA
Di Susun Oleh :
I GEDE LAKSANA WIBAWA
E 322 16 004
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
1.1. Latar Belakang
Permintaan akan bawang goreng cenderung stabil dan sangat potensial
untuk dikembangkan mengingat produk bawang goreng mempunyai ciri khas
rasa. Sebagaimana pengamatan dan survey yang dilakukan, di Kota Palu
merupakan
penghasil
pertanian.
Sebagian
besar
penduduknya
bermata
pencaharian sebagai Petani. Hasil pertanian meliputi Padi, Jagung, dan Bawang
Merah. Namun harga jual Bawang Merah yang fluktuatif, serta melambungnya
harga pupuk dan hama yang menyerang mengakibatkan kerugian besar bagi
petani. Petani juga tidak bisa mengolah hasil pertanian sehingga hasil pertanian
langsung dijual kepada tengkulak sehingga harganya rendah, dan tidak cukup
untuk
memenuhi
kesejahteraan
hidup
petani
Sehingga
kami
ingin
mengembangkan komoditi bawang merah Kota Palu dengan menjadikannya
produk bawang goreng, dan untuk menghindari fluktuasi harga kami akan bekerja
sama dengan para petani-petani bawang goreng di Kota Palu dengan kesepakatan
harga yang akan disepakati. Hal ini kami lakukan untuk menghindari fluktuasi
harga bawang merah dan juga untuk terjaminnya bahan baku yang kami inginkan.
1.2
Aspek Pasar
Dalam proses pemasaran, kami lebih memanfaatkan media sosial sebagai
ajang promosi produk kami. Dengan melakukan promosi melalui media sosial,
kami meyakini bahwa informasi produk kami akan sampai dengan cepat kepada
konsumen dalam Kota Palu maupun di Luar Wilayah Kota Palu. Pemesanan
produk kami menawarkan cash on delivery untuk wilayah Kota Palu, dan kami
juga menyediakan pengiriman barang via luar daerah melalui kerja sama dengan
pihak JNE.
Selain melakukan promosi melalui media sosial dan bekerja sama dengan
pihak pengiriman barang, produk kami juga akan memasarkan kami ke pengecer
seperti toko dan supermarket. Pembayaran dilakukan secara konsinyasi. Pengecer
yang kami tuju adalah toko-toko sekitar yang mudah dijangkau. Promosi juga
akan kami dilakukan cara menitipkan produk kepada petugas pemerintah daerah
pada saat ada pameran.
1.3
Aspek Teknis
Lokasi kegiatan pembuatan bawang goreng kami, menyatu dengan lokasi
penjualan (toko) kami. Hal ini untuk mengurangi biaya pengangkutan produksi
bawang goreng. Tetapi, lokasi lahan tempat pembudidayaan bawang goreng yang
bekerja sama dengan kami, berada jauh dengan lokasi pembuatan bawang goreng.
Tetapi hal ini tidak menjadi masalah, karena lahan tersebut memang difokuskan
untuk pemenuhan bahan baku bawang goreng kami. Sehingga kami bisa
memenuhi bahan baku kami sendiri dengan biaya yang telah ditetapkan dan
diharapkan bisa berkelanjutan dalam memproduksi barang goreng.
Peralatan yang kami gunakan dalam kegiatan produksi bawang goreng
secara umum hampir sama. Kami menggunakan alat pengiris bawang merah
elektrik yang mampu mengiris sebanyak 200 kilogram per jam sehingga kami
dengan cepat memproduksi bawang goreng dengan jumlah yang besar. Untuk
menurunkan kadar minyak secara elektrik, kami menggunakan alat spinner.
Fungsi kerja alat penurun kadar minyak secara elektrik menggunakan gaya
sentrifugal yaitu gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat lingkaran
dimana nilainya adalah positif. Tabung yang berisi bawang goreng yang baru
diangkat dari minyak goreng diputar dengan kecepatan tinggi sehingga minyak
yang ada di bawang goreng terdorong keluar.
Peralatan utama yang kami gunakan dalam usaha bawang goreng adalah
penggorengan. Penggorengan yang digunakan adalah penggorengan yang
berukuran kurang lebih 75 cm. Selain itu kami juga menggunakan alat sortasi,
pengemasan elektrik, dan pencampur bahan.
1.4
Aspek Finansial
Secara ekonomi, usaha pengolahan bawang goreng kami
sangat menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang kami
sajikan, dimana selama 1 Tahun perusahaan kami dapat
menerima keuntungan sebesar Rp 102,890,938 .
Nilai investasi yang kami gunakan dalam usaha kami adalah sebesar Rp.
444,320,000 dengan nilai penyusutan Rp. 10,360,000, biaya administrasi dan
pemasaran sebesar Rp. 3.600.000, sehingga secara keseluruhan biaya tetap yang
kami keluarkan sebesar Rp. 17,560,000. Sedangkan biaya tidak tetap dari
perusahaan kami, yang terbagi atas pembelian bahan baku utama dan bahan baku
penolong dan pembayaran gaji, adalah sebesar Rp. 528,676,800. Jadi total biaya
operasional yang kami keluarkan selama 12 bulan atau setahun adalah biaya tetap
ditambah biaya variabel yang berjumlah Rp. 546,236,800.
Selama 12 bulan atau setahun, perusahaan kami akan menghasilkan produk
bawang goreng sebanyak 6,776 Kg atau dalam sebulan kami dapat memproduksi
bawang goreng sebanyak 565 kg dengan 2 kali produksi dalam sebulan, dengan
harga jual sebesar Rp.140.000 per Kg. Dengan demikian, perusahaan kami dapat
menerima hasil penjualan dalam setahun sebesar Rp. 948,640,000. Nilai tersebut
masih belum dikurangi dengan biaya operasional, dengan dikurangi biaya
operasional, perusahaan mendapatkan keuntungan sebelum pajak dan bunga
sebesar Rp 402,403,200. Sedangkan keuntungan sesudah pajak dan bunga yang
diterima oleh perusahaan atau keuntungan bersih yang kami terima sebesar Rp
102,890,938 dengan bunga sebesar 6 persen dan pajak usaha sebesar 30 %.
No
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Jenis Peralatan
Jumlah
Satuan
Investasi Tetap
Wajan besar
8
Ram goreng
12
Kompor
8
Pipa gas kompor
1
Sutil
8
Spinner
1
Timbangan elektrik
2
Timbangan duduk
2
Ben Siller Continus
1
Regulator kecil
4
Regulator besar
4
Tabung kecil
8
Tabung besar
2
Plastik Roll
24
Baskom kecil
4
Baskom besar
12
Sendok stenlis
2
Ember besar
8
Tirisan plastik
10
Pemotong label
1
Baskom stenlis
2
Press mika
2
Siller
1
Gedung
1
Total Investasi
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Roll
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Harga
(Rp)
90,000
200,000
250,000
4,000,000
15,000
5,000,000
250,000
1,500,000
7,500,000
250,000
80,000
300,000
1,000,000
50,000
20,000
90,000
25,000
150,000
15,000
250,000
50,000
4,500,000
250,000
400,000,000
Nilai Investasi
(Rp)
720,000
2,400,000
2,000,000
4,000,000
120,000
5,000,000
500,000
3,000,000
7,500,000
1,000,000
320,000
2,400,000
2,000,000
1,200,000
80,000
1,080,000
50,000
1,200,000
150,000
250,000
100,000
9,000,000
250,000
400,000,000
444,320,000
Lama
Penggunaan
Alat (Bulan)
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
60
Penyusutan
60,000
200,000
166,667
333,333
10,000
416,667
41,667
250,000
625,000
83,333
26,667
200,000
166,667
100,000
6,667
90,000
4,167
100,000
12,500
20,833
8,333
750,000
20,833
6,666,667
10,360,000
No
B.
1
2
3
No
C.
1
2
3
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Biaya Tetap
Pemasaran
12
Administrasi
12
Penyusutan Alat dan
Bangunan
Total Biaya Tetap
Jenis Kebutuhan
Unit
Harga
(Rp)
Bulan
Bulan
300,000
300,000
Jumlah
Jumlah Biaya (Rp)
3,600,000
3,600,000
10,360,000
17,560,000
Unit
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
13,800 Kg
Minyak Sayur
14,400 Liter
Label
Toples 150 gram
1,520 Buah
Toples 250 gram
2,592 Buah
Toples 500 gram
1,240 Buah
4
Kemasan
Toples 150 gram
1,520 Buah
Toples 250 gram
2,592 Buah
Toples 500 gram
1,240 Buah
5
Tenaga Kerja
7 Orang
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Harga (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
20,000
10,000
276,000,000
144,000,000
350
400
800
532,000
1,036,800
992,000
4,500
4,750
5,100
6,720,000
6,840,000
12,312,000
6,324,000
80,640,000
528,676,800
546,236,800
444,320,000
990,556,800
6,776
80,613
140,000
948,640,000
402,403,200
102,890,938
1. Net Present Value (NPV) dan Index Profitability (IP)
Modal Awal : Rp 990,556,800
Tahun
1
2
3
4
5
NPV
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
522,890,938
1,564,454,690
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
Cash Inflow
97,066,923
185,022,195
262,712,794
331,028,943
390,741,995
1,266,572,850
= Total PV kas bersih – PV Investasi
= 1,266,572,850 – 990,556,800
= 276,016,050
Jadi, pada tingkat bunga (DF) 6% usaha ini layak dilanjutkan karena, nilai
sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada
nilai investasi sekarang, atau sebesar Rp 276,016,050 (Nilai NPV bernilai
positif maka proyek layak diterima).
IP
=
Total PV Kas bersih
Investasi
1,266,572,850
= 990,556,800
= 1.28
Dalam analisis Index Profitability (IP) menunjukan nilai 1.28 atau lebih besar
dari 1 (1.28 > 1) artinya usaha ini dapat diterima.
2. Payback Period (PP)
Tahun
1
2
3
4
5
PP
Payback Period
102,890,938
(887,665,862)
310,781,876
(679,774,924)
623,672,814
(366,883,986)
1,041,563,752
51,006,952
1,564,454,690
573,897,890
=
Nilai Modal Awal−Nilai yang Mendekati Modal Awal
Nilai yang Melewati Modal Awal−Nilai yang Mendekati Modal Awal /12
990,556,800−623,672,814
= 1,041,563,752−623,672,814/12
= 10.5
Berdasarkan perhitungan payback period (PP) dengan memasukkan nilai
bunga
sebesar
6%
maka
kami
dapat
menyimpulkan
usaha
dapat
mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh oleh usaha kami dengan waktu pengembalian selama 3 Tahun 10
Bulan 5 hari.
3. Internal Rate of Return (IRR)
Tahun
1
2
3
4
5
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
522,890,938
1,564,454,690
DF (13%)
0.1300
0.1300
0.1300
0.1300
0.1300
(1+r)t
1.1300
1.2769
1.4429
1.6305
1.8424
Cash Inflow
91,053,927
162,809,099
216,849,115
256,300,338
283,804,252
1,010,816,732
Kutub Nilai NPV Positif = 1,010,816,732 – 990,556,800
= 20,259,932
Tahun
1
2
3
4
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
DF (14%)
0.1400
0.1400
0.1400
0.1400
(1+r)t
1.1400
1.2996
1.4815
1.6890
Cash Inflow
90,255,209
159,965,326
211,192,471
247,424,982
5
522,890,938
1,564,454,690
0.1400
1.9254
271,573,168
980,411,156
Kutub Nilai NPV Negatif = 980,411,156 – 990,556,800
= -10,145,644
IRR
Total PV Positif −Investasi
= i 1+ Total PV Positif −Total PV Negatif ∗(i 2−i 1)
= 13 %+
20,259,932−990,556,800
∗(14 %−13 %)
20,259,932−(−10,145,644)
−970,296,868
= 13% + 30,405,576 ∗(1% )
= 13% + (-0,31)
= 12,69%
Berdasarkan nilai IRR yang kami peroleh, maka usaha kami layak untuk
diterima karena, IRR > Bunga Pinjaman atau 12,69% > 6% .
4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ini kami gunakan dalam perusahaan guna untuk melihat
bagaimana keadaan perusahaan kami jika suatu saat terjadinya peningkatan harga
pada biaya biaya produksi yang kami gunakan. Dalam hal ini kami menggunakan
nilai kenaikan 5 persen untuk biaya produksi dengan mengansumsikan bahwa
jumlah pembelian unit produksi sama dan jumlah output yang akan akmi juga
hasilkan tetap sama seperti awal analisis di atas.
A. Biaya Produksi Naik 5 %
No
Jenis Kebutuhan
C.
1
2
5
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
Minyak Sayur
Label
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Jumlah
Unit
Harga
(Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
13,800 Kg
14,400 Liter
21,000
10,500
289,800,000
151,200,000
1,520 Buah
2,592 Buah
400
450
608,000
1,166,400
Toples 500 gram
1,240 Buah
850
6
Kemasan
Toples 150 gram
1,520 Buah
4,725
Toples 250 gram
2,592 Buah
5,000
Toples 500 gram
1,240 Buah
5,400
7
Tenaga Kerja
7 Orang
7,056,000
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal
Tahun
1
2
3
4
5
NPV
= 1,017,218,400
NCF
94,892,457
199,892,457
304,892,457
409,892,457
514,892,457
1,524,462,285
= 215,661,348
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
1,054,000
7,182,000
12,960,000
6,696,000
84,672,000
555,338,400
572,898,400
444,320,000
1,017,218,400
6,776
84,548
140,000
948,640,000
375,741,600
94,892,457
Cash Inflow
89,521,186
177,903,575
255,997,025
324,693,011
384,764,951
1,232,879,748
Pada sensitivitas biaya produksi dengan naiknya biaya produksi yang kami
keluarkan sebesar 5 persen dengan mengansumsikan bahwa jumlah bahan baku
yang kami gunakan sama dengan jumlah bahan baku sebelumnya begitu juga
dengan jumlah produksi yang kami hasilkan serta harga jual juga tidak mengalami
perubahan. Dari hasil perhitungan yang kami lakukan menunjukan bahwa naiknya
biaya produksi sebesar 5 persen ternyata mempengaruhi pendapatan perusahaan
kami dengan mengalami penurunan pendapatan bersih menjadi Rp 94,892,457
dengan pendapatan sebelum terjadi kenaikan biaya produksi sebesar Rp
102,890,938 atau dengan kata lain perusahaan kami mengalami penurunan
pendapatan setelah terjadinya kenaikan biaya produksi 5 persen yaiu sebesar Rp
7,998,481. Tetapi kondisi ini tidak menjadi masalah yang sangat serius untuk
perusahaan yang kami jalankan karena penurunan pendapatan tersebut tidak
terlalu besar dan keuntungannya masih cukup besar. Berdasarkan perhitungan
NPV yang kami lakukan, menunjukan bahwa perusahaan kami masih sangat layak
untuk dijalankan walaupun terjadinya kenaikan harga biaya produksi sebesar 5
persen karena nilai NPV yang dihasilkan bernilai positif atau sebesar Rp
215,661,348.
B. Jumlah Produksi Turun 5 %
Sedangkan dalam mengatasi kekurangan bahan baku, kami juga menganalisis
sensitivitas jumlah bahan baku yang sewaktu-waktu akan terjadinya kekurangan
stok bahan baku. Kami coba menurunkan jumlah bahan baku yang kami gunakan
sebesar 5 persen dan secara tidak langsung akan menurunkan produksi kami
sebesar 5 persen, dengan asumsi yang sama bahwa biaya produksi atau harga
bahan baku sama seperti analisis awal dan harga jual juga tetap.
No
C.
1
2
3
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Unit
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
13,110 Kg
Minyak Sayur
13,680 Liter
Label
Toples 150 gram
1,444 Buah
Toples 250 gram
2,462 Buah
Toples 500 gram
1,178 Buah
4
Kemasan
Toples 150 gram
1,444 Buah
Toples 250 gram
2,462 Buah
Toples 500 gram
1,178 Buah
5
Tenaga Kerja
7 Orang
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Harga (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
20,000
10,000
262,200,000
136,800,000
350
400
800
505,400
984,800
942,400
4,500
4,750
5,100
6,720,000
6,498,000
11,694,500
6,007,800
80,640,000
506,272,900
523,832,900
444,320,000
968,152,900
6,436
81,391
140,000
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal = Rp 968,152,900
Tahun
NCF
1
95,332,107
2
200,332,107
3
305,332,107
4
410,332,107
5
515,332,107
1,526,660,535
NPV = 266,578,864
901,040,000
377,207,100
95,332,107
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
Cash Inflow
89,935,950
178,294,862
256,366,169
325,041,276
385,093,489
1,234,731,746
Dari analisis sensitivitas yang kami gunakan dengan mengasumsikan turunnya
jumlah produksi dan bahan baku sebesar 5 persen, ternyata mempengaruhi biaya
produksi yang dikeluarkan dan juga menurunkan jumlah produksi yang kami
hasilkan, sehingga keuntungan bersih perusahaan kami juga mengalami
penurunan. Tetapi terjadinya penurunan pendapatan perusahaan kami idak begitu
signifikan dan nilai NPV yang kami peroleh masih menunjukan nilai positif yang
artinya bahwa perusahaan kami dapat bertahan dan tetap mengambil keuntungan
yang cukup besar dengan kondisi seperti ini.
C. Biaya Produksi Naik 5 % dan Jumlah Produksi Turun 5 %
Kami juga menganalisis ke-dua indikaor (biaya produksi dan jumlah produksi)
secara bersamaan untuk lebih melihat ketahanan perusahaan kami jika terjadi
kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan diikuti dengan penurunan jumlah bahan
baku dan jumlah produksi sebesar 5 %.
No
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Unit
Harga (Rp)
C.
Biaya Tidak Tetap
1
Bawang Merah
13,110 Kg
21,000
2
Minyak Sayur
13,680 Liter
10,500
3
Label
1,444 Buah
2,462 Buah
1,178 Buah
400
450
850
4
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Toples 500 gram
Kemasan
Jumlah
Biaya (Rp)
275,310,00
0
143,640,00
0
577,600
1,107,900
1,001,300
5
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Toples 500 gram
Tenaga Kerja
1,444
2,462
1,178
7
Buah
Buah
Buah
Orang
4,725
5,000
5,400
7,056,000
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal = Rp 989,650,900
Tahun
NCF
1
88,882,707
2
193,882,707
3
298,882,707
4
403,882,707
5
508,882,707
1,494,413,535
NPV = 217,913,151
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
6,822,900
12,310,000
6,361,200
80,640,000
527,770,90
0
545,330,90
0
444,320,00
0
989,650,90
0
6,436
84,731
140,000
901,040,00
0
355,709,10
0
88,882,707
Cash Inflow
83,851,610
172,554,919
250,951,055
319,932,436
380,274,030
1,207,564,051
Pada posisi biaya produksi naik 5 persen dan diikuti oleh turunnya jumlah
produksi 5 persen, perusahaan tetap dapat mengambil keuntungan yang cukup
besar, dan kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan yang akan kami jalankan
ini dapat bertahan dengan kondisi seperti ini karena nilai Net Present Value yang
kami dapatkan bernilai positif atau sebesar Rp 217,913,151.
BAWANG GORENG
INDUSTRI PENGOLAHAN BAWANG GORENG
PALU NARASA
Di Susun Oleh :
I GEDE LAKSANA WIBAWA
E 322 16 004
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
1.1. Latar Belakang
Permintaan akan bawang goreng cenderung stabil dan sangat potensial
untuk dikembangkan mengingat produk bawang goreng mempunyai ciri khas
rasa. Sebagaimana pengamatan dan survey yang dilakukan, di Kota Palu
merupakan
penghasil
pertanian.
Sebagian
besar
penduduknya
bermata
pencaharian sebagai Petani. Hasil pertanian meliputi Padi, Jagung, dan Bawang
Merah. Namun harga jual Bawang Merah yang fluktuatif, serta melambungnya
harga pupuk dan hama yang menyerang mengakibatkan kerugian besar bagi
petani. Petani juga tidak bisa mengolah hasil pertanian sehingga hasil pertanian
langsung dijual kepada tengkulak sehingga harganya rendah, dan tidak cukup
untuk
memenuhi
kesejahteraan
hidup
petani
Sehingga
kami
ingin
mengembangkan komoditi bawang merah Kota Palu dengan menjadikannya
produk bawang goreng, dan untuk menghindari fluktuasi harga kami akan bekerja
sama dengan para petani-petani bawang goreng di Kota Palu dengan kesepakatan
harga yang akan disepakati. Hal ini kami lakukan untuk menghindari fluktuasi
harga bawang merah dan juga untuk terjaminnya bahan baku yang kami inginkan.
1.2
Aspek Pasar
Dalam proses pemasaran, kami lebih memanfaatkan media sosial sebagai
ajang promosi produk kami. Dengan melakukan promosi melalui media sosial,
kami meyakini bahwa informasi produk kami akan sampai dengan cepat kepada
konsumen dalam Kota Palu maupun di Luar Wilayah Kota Palu. Pemesanan
produk kami menawarkan cash on delivery untuk wilayah Kota Palu, dan kami
juga menyediakan pengiriman barang via luar daerah melalui kerja sama dengan
pihak JNE.
Selain melakukan promosi melalui media sosial dan bekerja sama dengan
pihak pengiriman barang, produk kami juga akan memasarkan kami ke pengecer
seperti toko dan supermarket. Pembayaran dilakukan secara konsinyasi. Pengecer
yang kami tuju adalah toko-toko sekitar yang mudah dijangkau. Promosi juga
akan kami dilakukan cara menitipkan produk kepada petugas pemerintah daerah
pada saat ada pameran.
1.3
Aspek Teknis
Lokasi kegiatan pembuatan bawang goreng kami, menyatu dengan lokasi
penjualan (toko) kami. Hal ini untuk mengurangi biaya pengangkutan produksi
bawang goreng. Tetapi, lokasi lahan tempat pembudidayaan bawang goreng yang
bekerja sama dengan kami, berada jauh dengan lokasi pembuatan bawang goreng.
Tetapi hal ini tidak menjadi masalah, karena lahan tersebut memang difokuskan
untuk pemenuhan bahan baku bawang goreng kami. Sehingga kami bisa
memenuhi bahan baku kami sendiri dengan biaya yang telah ditetapkan dan
diharapkan bisa berkelanjutan dalam memproduksi barang goreng.
Peralatan yang kami gunakan dalam kegiatan produksi bawang goreng
secara umum hampir sama. Kami menggunakan alat pengiris bawang merah
elektrik yang mampu mengiris sebanyak 200 kilogram per jam sehingga kami
dengan cepat memproduksi bawang goreng dengan jumlah yang besar. Untuk
menurunkan kadar minyak secara elektrik, kami menggunakan alat spinner.
Fungsi kerja alat penurun kadar minyak secara elektrik menggunakan gaya
sentrifugal yaitu gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat lingkaran
dimana nilainya adalah positif. Tabung yang berisi bawang goreng yang baru
diangkat dari minyak goreng diputar dengan kecepatan tinggi sehingga minyak
yang ada di bawang goreng terdorong keluar.
Peralatan utama yang kami gunakan dalam usaha bawang goreng adalah
penggorengan. Penggorengan yang digunakan adalah penggorengan yang
berukuran kurang lebih 75 cm. Selain itu kami juga menggunakan alat sortasi,
pengemasan elektrik, dan pencampur bahan.
1.4
Aspek Finansial
Secara ekonomi, usaha pengolahan bawang goreng kami
sangat menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang kami
sajikan, dimana selama 1 Tahun perusahaan kami dapat
menerima keuntungan sebesar Rp 102,890,938 .
Nilai investasi yang kami gunakan dalam usaha kami adalah sebesar Rp.
444,320,000 dengan nilai penyusutan Rp. 10,360,000, biaya administrasi dan
pemasaran sebesar Rp. 3.600.000, sehingga secara keseluruhan biaya tetap yang
kami keluarkan sebesar Rp. 17,560,000. Sedangkan biaya tidak tetap dari
perusahaan kami, yang terbagi atas pembelian bahan baku utama dan bahan baku
penolong dan pembayaran gaji, adalah sebesar Rp. 528,676,800. Jadi total biaya
operasional yang kami keluarkan selama 12 bulan atau setahun adalah biaya tetap
ditambah biaya variabel yang berjumlah Rp. 546,236,800.
Selama 12 bulan atau setahun, perusahaan kami akan menghasilkan produk
bawang goreng sebanyak 6,776 Kg atau dalam sebulan kami dapat memproduksi
bawang goreng sebanyak 565 kg dengan 2 kali produksi dalam sebulan, dengan
harga jual sebesar Rp.140.000 per Kg. Dengan demikian, perusahaan kami dapat
menerima hasil penjualan dalam setahun sebesar Rp. 948,640,000. Nilai tersebut
masih belum dikurangi dengan biaya operasional, dengan dikurangi biaya
operasional, perusahaan mendapatkan keuntungan sebelum pajak dan bunga
sebesar Rp 402,403,200. Sedangkan keuntungan sesudah pajak dan bunga yang
diterima oleh perusahaan atau keuntungan bersih yang kami terima sebesar Rp
102,890,938 dengan bunga sebesar 6 persen dan pajak usaha sebesar 30 %.
No
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Jenis Peralatan
Jumlah
Satuan
Investasi Tetap
Wajan besar
8
Ram goreng
12
Kompor
8
Pipa gas kompor
1
Sutil
8
Spinner
1
Timbangan elektrik
2
Timbangan duduk
2
Ben Siller Continus
1
Regulator kecil
4
Regulator besar
4
Tabung kecil
8
Tabung besar
2
Plastik Roll
24
Baskom kecil
4
Baskom besar
12
Sendok stenlis
2
Ember besar
8
Tirisan plastik
10
Pemotong label
1
Baskom stenlis
2
Press mika
2
Siller
1
Gedung
1
Total Investasi
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Roll
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Harga
(Rp)
90,000
200,000
250,000
4,000,000
15,000
5,000,000
250,000
1,500,000
7,500,000
250,000
80,000
300,000
1,000,000
50,000
20,000
90,000
25,000
150,000
15,000
250,000
50,000
4,500,000
250,000
400,000,000
Nilai Investasi
(Rp)
720,000
2,400,000
2,000,000
4,000,000
120,000
5,000,000
500,000
3,000,000
7,500,000
1,000,000
320,000
2,400,000
2,000,000
1,200,000
80,000
1,080,000
50,000
1,200,000
150,000
250,000
100,000
9,000,000
250,000
400,000,000
444,320,000
Lama
Penggunaan
Alat (Bulan)
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
60
Penyusutan
60,000
200,000
166,667
333,333
10,000
416,667
41,667
250,000
625,000
83,333
26,667
200,000
166,667
100,000
6,667
90,000
4,167
100,000
12,500
20,833
8,333
750,000
20,833
6,666,667
10,360,000
No
B.
1
2
3
No
C.
1
2
3
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Biaya Tetap
Pemasaran
12
Administrasi
12
Penyusutan Alat dan
Bangunan
Total Biaya Tetap
Jenis Kebutuhan
Unit
Harga
(Rp)
Bulan
Bulan
300,000
300,000
Jumlah
Jumlah Biaya (Rp)
3,600,000
3,600,000
10,360,000
17,560,000
Unit
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
13,800 Kg
Minyak Sayur
14,400 Liter
Label
Toples 150 gram
1,520 Buah
Toples 250 gram
2,592 Buah
Toples 500 gram
1,240 Buah
4
Kemasan
Toples 150 gram
1,520 Buah
Toples 250 gram
2,592 Buah
Toples 500 gram
1,240 Buah
5
Tenaga Kerja
7 Orang
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Harga (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
20,000
10,000
276,000,000
144,000,000
350
400
800
532,000
1,036,800
992,000
4,500
4,750
5,100
6,720,000
6,840,000
12,312,000
6,324,000
80,640,000
528,676,800
546,236,800
444,320,000
990,556,800
6,776
80,613
140,000
948,640,000
402,403,200
102,890,938
1. Net Present Value (NPV) dan Index Profitability (IP)
Modal Awal : Rp 990,556,800
Tahun
1
2
3
4
5
NPV
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
522,890,938
1,564,454,690
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
Cash Inflow
97,066,923
185,022,195
262,712,794
331,028,943
390,741,995
1,266,572,850
= Total PV kas bersih – PV Investasi
= 1,266,572,850 – 990,556,800
= 276,016,050
Jadi, pada tingkat bunga (DF) 6% usaha ini layak dilanjutkan karena, nilai
sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada
nilai investasi sekarang, atau sebesar Rp 276,016,050 (Nilai NPV bernilai
positif maka proyek layak diterima).
IP
=
Total PV Kas bersih
Investasi
1,266,572,850
= 990,556,800
= 1.28
Dalam analisis Index Profitability (IP) menunjukan nilai 1.28 atau lebih besar
dari 1 (1.28 > 1) artinya usaha ini dapat diterima.
2. Payback Period (PP)
Tahun
1
2
3
4
5
PP
Payback Period
102,890,938
(887,665,862)
310,781,876
(679,774,924)
623,672,814
(366,883,986)
1,041,563,752
51,006,952
1,564,454,690
573,897,890
=
Nilai Modal Awal−Nilai yang Mendekati Modal Awal
Nilai yang Melewati Modal Awal−Nilai yang Mendekati Modal Awal /12
990,556,800−623,672,814
= 1,041,563,752−623,672,814/12
= 10.5
Berdasarkan perhitungan payback period (PP) dengan memasukkan nilai
bunga
sebesar
6%
maka
kami
dapat
menyimpulkan
usaha
dapat
mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh oleh usaha kami dengan waktu pengembalian selama 3 Tahun 10
Bulan 5 hari.
3. Internal Rate of Return (IRR)
Tahun
1
2
3
4
5
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
522,890,938
1,564,454,690
DF (13%)
0.1300
0.1300
0.1300
0.1300
0.1300
(1+r)t
1.1300
1.2769
1.4429
1.6305
1.8424
Cash Inflow
91,053,927
162,809,099
216,849,115
256,300,338
283,804,252
1,010,816,732
Kutub Nilai NPV Positif = 1,010,816,732 – 990,556,800
= 20,259,932
Tahun
1
2
3
4
NCF
102,890,938
207,890,938
312,890,938
417,890,938
DF (14%)
0.1400
0.1400
0.1400
0.1400
(1+r)t
1.1400
1.2996
1.4815
1.6890
Cash Inflow
90,255,209
159,965,326
211,192,471
247,424,982
5
522,890,938
1,564,454,690
0.1400
1.9254
271,573,168
980,411,156
Kutub Nilai NPV Negatif = 980,411,156 – 990,556,800
= -10,145,644
IRR
Total PV Positif −Investasi
= i 1+ Total PV Positif −Total PV Negatif ∗(i 2−i 1)
= 13 %+
20,259,932−990,556,800
∗(14 %−13 %)
20,259,932−(−10,145,644)
−970,296,868
= 13% + 30,405,576 ∗(1% )
= 13% + (-0,31)
= 12,69%
Berdasarkan nilai IRR yang kami peroleh, maka usaha kami layak untuk
diterima karena, IRR > Bunga Pinjaman atau 12,69% > 6% .
4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ini kami gunakan dalam perusahaan guna untuk melihat
bagaimana keadaan perusahaan kami jika suatu saat terjadinya peningkatan harga
pada biaya biaya produksi yang kami gunakan. Dalam hal ini kami menggunakan
nilai kenaikan 5 persen untuk biaya produksi dengan mengansumsikan bahwa
jumlah pembelian unit produksi sama dan jumlah output yang akan akmi juga
hasilkan tetap sama seperti awal analisis di atas.
A. Biaya Produksi Naik 5 %
No
Jenis Kebutuhan
C.
1
2
5
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
Minyak Sayur
Label
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Jumlah
Unit
Harga
(Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
13,800 Kg
14,400 Liter
21,000
10,500
289,800,000
151,200,000
1,520 Buah
2,592 Buah
400
450
608,000
1,166,400
Toples 500 gram
1,240 Buah
850
6
Kemasan
Toples 150 gram
1,520 Buah
4,725
Toples 250 gram
2,592 Buah
5,000
Toples 500 gram
1,240 Buah
5,400
7
Tenaga Kerja
7 Orang
7,056,000
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal
Tahun
1
2
3
4
5
NPV
= 1,017,218,400
NCF
94,892,457
199,892,457
304,892,457
409,892,457
514,892,457
1,524,462,285
= 215,661,348
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
1,054,000
7,182,000
12,960,000
6,696,000
84,672,000
555,338,400
572,898,400
444,320,000
1,017,218,400
6,776
84,548
140,000
948,640,000
375,741,600
94,892,457
Cash Inflow
89,521,186
177,903,575
255,997,025
324,693,011
384,764,951
1,232,879,748
Pada sensitivitas biaya produksi dengan naiknya biaya produksi yang kami
keluarkan sebesar 5 persen dengan mengansumsikan bahwa jumlah bahan baku
yang kami gunakan sama dengan jumlah bahan baku sebelumnya begitu juga
dengan jumlah produksi yang kami hasilkan serta harga jual juga tidak mengalami
perubahan. Dari hasil perhitungan yang kami lakukan menunjukan bahwa naiknya
biaya produksi sebesar 5 persen ternyata mempengaruhi pendapatan perusahaan
kami dengan mengalami penurunan pendapatan bersih menjadi Rp 94,892,457
dengan pendapatan sebelum terjadi kenaikan biaya produksi sebesar Rp
102,890,938 atau dengan kata lain perusahaan kami mengalami penurunan
pendapatan setelah terjadinya kenaikan biaya produksi 5 persen yaiu sebesar Rp
7,998,481. Tetapi kondisi ini tidak menjadi masalah yang sangat serius untuk
perusahaan yang kami jalankan karena penurunan pendapatan tersebut tidak
terlalu besar dan keuntungannya masih cukup besar. Berdasarkan perhitungan
NPV yang kami lakukan, menunjukan bahwa perusahaan kami masih sangat layak
untuk dijalankan walaupun terjadinya kenaikan harga biaya produksi sebesar 5
persen karena nilai NPV yang dihasilkan bernilai positif atau sebesar Rp
215,661,348.
B. Jumlah Produksi Turun 5 %
Sedangkan dalam mengatasi kekurangan bahan baku, kami juga menganalisis
sensitivitas jumlah bahan baku yang sewaktu-waktu akan terjadinya kekurangan
stok bahan baku. Kami coba menurunkan jumlah bahan baku yang kami gunakan
sebesar 5 persen dan secara tidak langsung akan menurunkan produksi kami
sebesar 5 persen, dengan asumsi yang sama bahwa biaya produksi atau harga
bahan baku sama seperti analisis awal dan harga jual juga tetap.
No
C.
1
2
3
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Unit
Biaya Tidak Tetap
Bawang Merah
13,110 Kg
Minyak Sayur
13,680 Liter
Label
Toples 150 gram
1,444 Buah
Toples 250 gram
2,462 Buah
Toples 500 gram
1,178 Buah
4
Kemasan
Toples 150 gram
1,444 Buah
Toples 250 gram
2,462 Buah
Toples 500 gram
1,178 Buah
5
Tenaga Kerja
7 Orang
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Harga (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
20,000
10,000
262,200,000
136,800,000
350
400
800
505,400
984,800
942,400
4,500
4,750
5,100
6,720,000
6,498,000
11,694,500
6,007,800
80,640,000
506,272,900
523,832,900
444,320,000
968,152,900
6,436
81,391
140,000
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal = Rp 968,152,900
Tahun
NCF
1
95,332,107
2
200,332,107
3
305,332,107
4
410,332,107
5
515,332,107
1,526,660,535
NPV = 266,578,864
901,040,000
377,207,100
95,332,107
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
Cash Inflow
89,935,950
178,294,862
256,366,169
325,041,276
385,093,489
1,234,731,746
Dari analisis sensitivitas yang kami gunakan dengan mengasumsikan turunnya
jumlah produksi dan bahan baku sebesar 5 persen, ternyata mempengaruhi biaya
produksi yang dikeluarkan dan juga menurunkan jumlah produksi yang kami
hasilkan, sehingga keuntungan bersih perusahaan kami juga mengalami
penurunan. Tetapi terjadinya penurunan pendapatan perusahaan kami idak begitu
signifikan dan nilai NPV yang kami peroleh masih menunjukan nilai positif yang
artinya bahwa perusahaan kami dapat bertahan dan tetap mengambil keuntungan
yang cukup besar dengan kondisi seperti ini.
C. Biaya Produksi Naik 5 % dan Jumlah Produksi Turun 5 %
Kami juga menganalisis ke-dua indikaor (biaya produksi dan jumlah produksi)
secara bersamaan untuk lebih melihat ketahanan perusahaan kami jika terjadi
kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan diikuti dengan penurunan jumlah bahan
baku dan jumlah produksi sebesar 5 %.
No
Jenis Kebutuhan
Jumlah
Unit
Harga (Rp)
C.
Biaya Tidak Tetap
1
Bawang Merah
13,110 Kg
21,000
2
Minyak Sayur
13,680 Liter
10,500
3
Label
1,444 Buah
2,462 Buah
1,178 Buah
400
450
850
4
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Toples 500 gram
Kemasan
Jumlah
Biaya (Rp)
275,310,00
0
143,640,00
0
577,600
1,107,900
1,001,300
5
Toples 150 gram
Toples 250 gram
Toples 500 gram
Tenaga Kerja
1,444
2,462
1,178
7
Buah
Buah
Buah
Orang
4,725
5,000
5,400
7,056,000
Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Operasional
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional + Biaya Investasi
Total Produksi
Harga Pokok Produksi
Harga Jual per Kilogram
Total Penerimaan
Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT)
Modal Awal = Rp 989,650,900
Tahun
NCF
1
88,882,707
2
193,882,707
3
298,882,707
4
403,882,707
5
508,882,707
1,494,413,535
NPV = 217,913,151
DF (6%)
0.060
0.060
0.060
0.060
0.060
(1+r)t
1.0600
1.1236
1.1910
1.2624
1.3382
6,822,900
12,310,000
6,361,200
80,640,000
527,770,90
0
545,330,90
0
444,320,00
0
989,650,90
0
6,436
84,731
140,000
901,040,00
0
355,709,10
0
88,882,707
Cash Inflow
83,851,610
172,554,919
250,951,055
319,932,436
380,274,030
1,207,564,051
Pada posisi biaya produksi naik 5 persen dan diikuti oleh turunnya jumlah
produksi 5 persen, perusahaan tetap dapat mengambil keuntungan yang cukup
besar, dan kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan yang akan kami jalankan
ini dapat bertahan dengan kondisi seperti ini karena nilai Net Present Value yang
kami dapatkan bernilai positif atau sebesar Rp 217,913,151.