ANALISA PENGARUH JARAK NOZZLE DAN TEKANAN UDARA PADA PELAPISAN DENGAN METODE AIR SPRAY TERHADAP SIFAT MAGNETIK KOMPOSIT BARIUM HEKSAFERRITPOLIANILIN
TUGAS AKHIR – TL 091584
ANALISA PENGARUH JARAK NOZZLE DAN
TEKANAN UDARA PADA PELAPISAN
DENGAN METODE AIR SPRAY TERHADAP
SIFAT MAGNETIK KOMPOSIT BARIUM
HEKSAFERRIT/POLIANILIN M. Fiqhi Dzikriansyah NRP 2713 100 103 Dosen Pembimbing: Dr. Widyastuti, S.Si., M.Si Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc Departemen Teknik Material Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017TUGAS AKHIR – TL 091584
ANALISA PENGARUH JARAK NOZZLE DAN
TEKANAN UDARA PADA PELAPISAN DENGAN
METODE AIR SPRAY TERHADAP SIFAT
MAGNETIK KOMPOSIT BARIUM HEKSAFERRIT/POLIANILIN M. Fiqhi Dzikriansyah NRP 2713 100 103 Dosen Pembimbing: Dr. Widyastuti, S.Si., M.Si Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc Departemen Teknik Material Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
i ii
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
FINAL PROJECT – TL 091584
THE EFFECT OF NOZZLE DISTANCE AND AIR
PRESSURE USING AIR SPRAY COATING
METHOD ON MAGNETIC PROPERTIES OF
BARIUM HEXAFERRITE / POLYANILINE COMPOSITE M. Fiqhi Dzikriansyah NRP 2713 100 103 Advisor: Dr. Widyastuti, S.Si., M.Si Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc Material Engineering Department Fakulty of Industrial Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
iii iv
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan) v
vi
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
ANALISA PENGARUH JARAK NOZZLE DAN TEKANAN
UDARA PADA PROSES PELAPISAN MENGGUNAKAN
METODE SPRAY TERHADAP SIFAT MAGNETIK
KOMPOSIT BARIUM HEKSAFERRIT/POLIANILIN
Nama Mahasiswa : M. Fiqhi DzikriansyahNRP : 2713100103 Jurusan : Teknik Material FTI ITS Dosen Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si., M.Si. Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc.
ABSTRAK
Radar Absorbing Material (RAM) merupakan materialyang mampu menyerap gelombang elektromagnetik atau radar.
Komposit RAM umumnya terdiri dari material magnetik dan
material dielektrik. Pada penelitian ini digunakan Barium
Heksaferrit sebagai material magnetik dan polimer konduktif
Polinailin (PAni) sebagai material dielektrik. Barium Heksaferrit
disintesis menggunakan metode solid state dan Polianilin
disintesis menggunakan metode Polimerisasi In Situ. Barium
Heksaferrit dopping Zn yang disintesis memiliki nilai Magnetic
Saturation (Ms) yang cukup baik sebesar 59.389 emu/gr dan nilai
koersivitas (Hc) 833,17 Oe. Untuk nilai konduktivitas listrik
-5Polianilin yang disintesis sebesar 1.57943 x 10 S/cm. Nilai
tersebut dapat diklasifikasikan dalam rentang bahan semi
konduktor yang baik untuk aplikasi RAM. Kedua material
tersebut kemudian dikompositkan dan dilapiskan pada Aluminium
2024 menggunakan metode Air Spray Coating setelah terlebih
dahulu dicampur dengan cat epoxy dengan perbandingan 10 :
90% wt. Perhatian utama pada penelitian ini ditujukan pada
pengaruh jarak nozzle (10, 20 dan 30 cm) dan tekanan udara (5,
6 dan 7 bar). Karakterisasi komposit RAM diuji dengan
vii
menggunakan pengujian FTIR, XRD, SEM-EDX, LCR meter,
VSM dan VNA. Diperoleh penyerapan paling optimum pada jarak
nozzle 10 cm dan tekanan udara 7 bar sebesar -23.232 dB pada
frekuensi penyerapan 9.335 GHz dengan ketebalan hasil coating
109.3 micron. Nilai tersebut cukup baik untuk diaplikasikan
sebagai material penyerap radar pada badan pesawat.
Kata kunci : Komposit RAM, Barium Heksaferrit, Polianilin,
Air Spray Coatingviii
THE EFFECT OF NOZZLE DISTANCE AND AIR
PRESSURE USING AIR SPRAY COATING METHOD ON
MAGNETIC PROPERTIES OF BARIUM HEXAFERRITE /
POLYANILINE COMPOSITE
Name : M. Fiqhi Dzikriansyah NRP : 2713100103 Department : Materials Engineering FTI ITS Advisor : Dr. Widyastuti S.Si., M.Si. Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc.
ABSTRACT
Radar Absorbing Material (RAM) is a material that hasan ability to absorb electromagnetic or radar waves. Composite
RAM generally consists of magnetic material and dielectric
material. In this study Barium Hexaferrite used as magnetic
material and Polinailin conductive polymer (PAni) as dielectric
material. Barium Hexaferrit is synthesized using solid state
method and Polyaniline synthesized using In Situ polymerization
method. Barium Hexaferrit dopped Zn after synthesized has a
good Magnetic Saturation (Ms) value of 59,389 emu / gr and
coercivity value (Hc) 833.17 Oe. Polyiline after synthesized has
electrical conductivity value of 1.57943 x 10-5 S / cm. These
values can be classified in a range of good semiconductor
materials for RAM applications. Both materials are then
composited and coated on Aluminum 2024 using Air Spray
Coating method after first mixed with epoxy paint with a ratio of
10: 90% wt. The main concerns in this study are aimed at the
effect of nozzle distance (10, 20 and 30 cm) and air pressure (5, 6
and 7 bar). The composite characterization of RAM was tested
ix
using FTIR, XRD, SEM-EDX, LCR meter, VSM and VNA. The
optimum absorption was obtained at 10 cm distance of nozzle and
7 bar-air pressure of -23.232 dB at 9.335 GHz absorption
frequency with 109.3 micron coating thickness. The value is good
enough to be applied as a radar absorbent material on the
airplane.
Keywords: Composite RAM, Barium Hexaferrit, Polyaniline,
Air Spray Coatingx
KATA PENGANTAR
xi
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
: “ANALISA PENGARUH JARAK NOZZLE DAN TEKANAN UDARA PADA PROSES PELAPISAN MENGGUNAKAN METODE SPRAY TERHADAP SIFAT MAGNETIK KOMPOSIT BARIUM HEKSAFERRIT/POLIANILIN ”.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) Departemen Teknik Material Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Tugas akhir ini tidak akan berjalan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan lancer. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia serta kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan Tugas akhir ini 2. Ayah, Ibu, kakak, dan adik serta keluarga atas doa, dukungan dan pengertian yang telah diberikan selama ini
3. Ibu Dr. Widyastuti, S.Si, M.Si dan Bapak Dr. Eng Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, yang telah member bimbingan dan motivasi pada saya
4. Bapak Dr. Agung Purniawan, ST, M.Eng selaku Ketua Departemen Teknik Material.
5. Dosen Tim Penguji seminar dan sidang serta seluruh dosen Departemen Teknik Material.
6. Teman-teman MT 15 yang memberikan dukungan di empat tahun masa kuliah
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Surabaya, 21 Juli 2017 Penulis xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………… i
TITLE PAGE
……………………..…………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN
……………………………………v
ABSTRAK
…………………………………………………….vii
ABSTRACT
……………………………………………………ix
KATA PENGANTAR
…………………………………………xi
DAFTAR ISI
………………………………………………....xiii
DAFTAR GAMBAR
………………………………………...xvii
DAFTAR TABEL
…………………………………………....xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………..1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………..2
1.3 Batasan Masalah ……………………………………...2
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………..2
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radar Absorbing Material (RA M) ……………………3
2.2 Polymer Matr ix Composite ………………………….. 8
2.3 Barium M-Heksaferrit (BaFe
12 O
19
) …………………..9
2.4 Struktur dan Kondu ktivitas Polianilin (PAni) ……….11
2.5 Air Spray......................................................................14
2.6 Pengaruh Jarak Nozzle dan Tekanan Uda ra ………... 18
2.7 Reflection Loss ………………………………………22
2.8 Fenomena Adhesif …………………………………...23
BAB III METODOLOGI
3.1 Bahan ………………………………………………...25
3.2 Alat ………………………………………………….26
3.3 Diagra m Alir Penelitian ……………………………..28
3.3.1 Sintesis Barium Heksaferrit ……………………..29 xiii
3.3.2 Sintes is Polianilin (PAni) ………………………..30
3.3.3 Proses Pelapisan …………………………………31
3.4 Langkah Percobaan ………………………………….33
3.4.1 Sinte sis Barium Heksaferrit ……………………..33
3.4.2 Sintesis Polianili n ……………………………….34
3.4.3 Proses Pelapisan …………………………………36
3.5 Karakt erisasi Spesimen ……………………………...37 3.
5.1 Pengujian XRD ………………………………….37 3.
5.2 Pengujian SEM ………………………………….39 3.5.
3 Pengujian FTIR ………………………………….40
3.5.4 Pengujian VSM ………………………………….41
3.5.5 Pengujian LCR- meter ……………………………42 3.5 .6 Pengujian VNA ………………………………….44
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data …………………………………………47
4.1.1 Analisa Hasil SEM-EDX Barium Heksaferrit .………………………………………..………………..47
4.1.2 Analisa Hasil Pengujian XRD Barium Heksaferrit …………………………..……………………………...50
4.1.3 Analisa Hasil Pengujian FTIR Barium Heksaferrit ………………………………….……………………...51
4.1.4 Analisa Hasil VSM Barium Heksaferrit………….52
4.1.5 Analisa Hasil SEM- EDX Polianilin ……………..53
4.1.6 Analisa Hasil Pengujian FTIR Polianilin ………..54
4.1.7 Analisa Hasil Konduktivitas Listrik Polianilin…..56
4.1.8 Analisa Hasil Uji EDX Komposit BaM/Pani ……56
4.1.9 Analisa Hasil Uji FTIR Komposit BaM/Pani …...57
4.1.10 Analisa Pengamatan Makroskopik Spesimen Coating .……………………………………………….59
4.1.11 Analisa Hasil Uji Thickness Proses Pelapisan….61
4.1.12 Analisa Hasil Pengujian VNA .………………...63
4.2 Pembahasan …………………………………………67 xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………73
5.2 Saran ………………………………………………..74
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………..xxi
LAMPIRAN
xv xvi
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
xvii
Gambar 3.3 Diagram alir preparasi plat alumini um ……….31Gambar 4.1 Hasil SEM (a) BaM Non Dopping 5000x (b)(VNA) ……44
Gambar 3.13 Alat uji Vector Network AnalyzerGambar 3.12 Inductance Capasitance Resistance (LCM- meter)………………………………………….43(VSM)………………………………………....41
Gambar 3.11 Alat uji Vibratng Sample MagnetometerGambar 3.10 Fourier Transform Infra Red (FTIR) …………40(SEM) ……….39
Gambar 3.9 Scanning Electron Microscope………………….….…38
Gambar 3.7 Pro ses pelapisan ………………………………37 Gambar 3.8 X-Ray Diffractometer ..Gambar 3.6 Proses sintesis Polianilin dengan metode polimerisasi in situ ……………………………35Gambar 3.5 Proses sintesis Barium Heksaferrit menggunakan metode solid state …………………………….34Gambar 3.4 Diagram alir proses pelapisan ………………...32
Gambar 3.2 Diagram alir sintesis polianilin ……………….30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5 Struktur Polianilin …………………….………12Gambar 2.1 Gelombang elektromagnetik ……………….…..3
Gambar 2.2 Energi disipasi pada material RAM …………....5Gambar 2.3 Ikatan (a) linear (b) cross-linked………….…...9
Gambar 2.4 Struktur Kristal Barium M-Hekksaferrit ……...10
Gambar 2.6 Bentuk-bentuk struktur Polianilin (PAni) berdasarkan oksidanya ……………………….12Gambar 3.1 Diagram alir sintesis Barium Heksaferrit ….....29Gambar 2.7 Proses protonasi- deprotonasi PAni …………...13Gambar 2.8 Mekanisme pada pelapisan air spray…...…….15
Gambar 2.9 Hubungan antara (a) pengaruh ukuran nozzle (b) pengaruh tekanan fluida (c) pengaruh kkentalanfluida terhadap ukuran droplet spray …………18 Gambar 2.10
Mekanisme fenomena Adhesi ……………...…24
BaM dopping Zn 5000x ………………………48
Gambar 4.2 Hasil pengujian EDX (a) BaM Non Dopping (b)BaM dopping Zn ……………………………...49
Gambar 4.3 Pola XRD (a) Barium Heksafeerot Non Dopping(b) Barium Heksaferrit dopping Zn …………..50
Gambar 4.4 Pergeseran peak intensitas tertinggi BaM non doping dan BaM doping Zn …………………. 51Gambar 4.4 H asil pengujian FTIR Barium Heksaferrit …....52Gambar 4.5 Hasil uji VSM ………………………………...53
Gambar 4.6 Hasil SEM Polianilin …………………………54
Gambar 4.7 Hasil FTIR Polianilin …………………………55Gambar 4.8 Grafik pengujian konduktivitas listrik polianilin……………………………………....56Gambar 4.9 Hasil pengujian EDX komosit RAM BariumHeksaferrit- Polianilin …………………………57
Gambar 4.10 Grafik hasil pengujian FTIR komposit RAMBarium Heksaferrit- Polianilin ………………..58 Gambar 4.11
Struktur ikatan komposit BaM/PAni …………59
Gambar 4.12 Hasil pengamatan makroskopik spesimenCoating………………………………………...60
Gambar 4.12 Grafik pengaruh jarak nozzle terhadap ketebalan…………………………………………….…..62
Gambar 4.13 Grafik pengaruh tekanan udara terhadap ketebalan ………………………………….…..63Gambar 4.14 Hasil pengujian VNA (a) tekanan 5 bar (b) tekanan 6 bar (c) tekanan 7 bar …………….…65Gambar 4.15 Kurva trend pengaruh tekanan udara terhadapReflection Loss
………………………………...66
Gambar 4.16 Kurva trend pengaruh jarak nozzle terhadapReflection Loss
…………………………..…….67 xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Radar Cross Section pada gelombang mikro ………5Tabel 2.2 Tabel sifat material dari Barium Heksaferrit ……… 6
Tabel 2.3 Properties Anilin ………………………………….11Tabel 2.4 Kelebihan dan kekurangan Air Spray……………..11
Tabel 2.5 Permasalahan pada Air Spray……………………..16
Tabel 2.6 Kajian penelitian sebelumnya …………………….19Tabel 3.1 Karakterisasi Bahan ………………………….……26
Tabel 3.2 Skema sintesis Barium Heksaferrit ……………….45
Tabel 3.3 Skema sintesis Polianilin ………………………….46Tabel 3.4 Skema proses pelapisan …………………………...46
Tabel 4.1 Karakteristik gugus fungsi Polianilin ……………..55
Tabel 4.2 Karakteristik gugus fungsi komposit RAM ……….59Tabel 4.3 Nilai reflection loss pada campuran cat epoxy dan material komposit RAM dengan variasi tekananudara dan jarak nozzl e ……………………………65 xix xx
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi stealth merupakan salah satu perkembangan teknologi dibidang pertahanan yang bertujuan untuk meminimalisir respon dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh radar, sehingga posisi suatu benda tidak terdeteksi. Kemampuan material dalam menyerap gelombang elektromagnetik atau radar dinamakan dengan Radar Absorbing
Material (RAM). Material penyerap radar (RAM) terdiri dari dari
dua bahan utama yaitu material magnetik (Barium M-Heksaferrit) dan material dielektrik Polianilin. Teknologi RAM dibidang pertahanan biasa diaplikasikan pada pesawat anti radar (stealth) yaitu dengan melapisi bagian luar badan pesawat atau kapal dengan material RAM, sehingga gelombang radar yang mengenai bagian luar pesawat akan diserap oleh material RAM tersebut.
Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan kinerja material RAM pada pesawat. Ketebalan lapisan coating (RAM) merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kemampuan penyerapan gelombang radar oleh material RAM, dimana absorbsi gelombang radar meningkat seiring dengan peningkatan ketebalan material (Kaur, 2014). Disisi lain, ketebalan coating pesawat terbatas karena hal tersebut turut mempengaruhi peforma pesawat ketika terbang.
Metode air spray coating dinilai sesuai untuk menghasilkan nilai reflection loss material RAM yang tinggi dengan hasil
coating yang setipis mungkin. Oleh karena itu pada penelitian ini
dianalisis pengaruh jarak nozzle (10, 20 dan 30 cm) dan tekanan udara (5, 6 dan 7 bar) pada proses pelapisan material RAM BaM/PAni + cat epoxy (10 : 90 wt%) menggunakan metode air
spray terhadap sifat magnetik dari komposit RAM BaM/PANI.
Laporan Tugas Akhir
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh jarak nozzle pada proses pelapisan menggunakan metode spray terhadap kekuatan lekat dan sifat magnetik komposit RAM BaM/PANI ?
2. Bagaimana pengaruh tekanan udara pada proses pelapisan menggunakan metode spray terhadap kekuatan lekat dan sifat magnetik komposit RAM BaM/PANI ?
1.3 Batasan Masalah
Agar diperoleh hasil akhir yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ditinjau, makan batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
2
3
1. Serbuk BaCO dan Fe O diangap tidak ada pengotor 2.
Polanilin dianggap tidak ada pengotor
o 3.
C) Temperatur holding dianggap konstan (1200
4. Sudut penyemprotan dianggap sama
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penilitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh jarak nozzle pada proses pelapisan menggunakan metode spray terhadap kekuatan lekat dan sifat magnetik komposit RAM BaM/PANI.
2. Menganalisis pengaruh tekanan udara pada proses pelapisan menggunakan metode spray terhadap kekuatan lekat dan sifat magnetik komposit RAM BaM/PANI.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan diperoleh data tentang jarak nozzle dan tekanan nozzle yang optimum untuk menghasilkan kekuatan lekat dan sifat magnetik komposit RAM BaM/PANI yang terbaik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radar Absorbing Material (RAM)
Radar atau Radio Detection and Ranging merupakan suatu sistemang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi Ada tiga komponen utama yang tersusun di
dalam sistem radar, yaitu antena, transmitter (pemancar sinyal)
dan receiver (penerima sinyal). Prinsip kerja radar ialah
transmitter melepaskan gelombang elektromagnetik sehingga
mengenai sasaran. Kemudian gelombang dipantulkan kembali
dan ditangkap oleh receiver. Gelombang elektromagnetik sendiri
merupakan kombinasi antara medan listrik dan medan magnet
yang merambat secara transversal dan tegak lurus terhadap arah
rambatnya seperti pada Gambar 2.1.Gambar 2.1 Gelombang elektromagnetik (Saleh, 2012)
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITSPada perambatan gelombang ada beberapa karakter yang bisa diukur yaitu panjang gelombang, frekuensi dan amplitudo. Amplitudo (A) adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi (f) adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satuan waktu.
RAM menyerap gelombang radar yang ditransmisikan oleh antena sehingga energi pantulan gelombang minimal atau bahkan hilang. RAM mengandung karbon besi ferrit sebagai susunan aktif yang dapat menyerap gelombang radar (Felly, 2010). Ketika gelombang radar mengenai lapisan RAM, suatu medan magnetik akan dihasilkan oleh elemen metalik dari lapisan RAM. Medan magnetik tersebut akan menghasilkan polarisasi dan disipasi gelombang radar. Energi yang tidak diserap oleh individual karbon besi ferrit dipantulkan ke elemen lainnya.
Mekanisme terjadinya penyerapan pada Radar Absorbing
Material (RAM) terjadi melalui dua mekanisme yaitu rugi listrik
(electrical loss) dan rugi magnetik (magnetic loss). Ketika
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh radar mengenai lapisan material RAM, gelombang magnetik akan diserap oleh material magnetik (magnetic loss) melalui perputaran dipol magnetik yang diakibatkan oleh medan magnet eksternalnya sehingga meningkatkan intensitas medan magnet internalnya, sedangkan gelombang listrik akan diserap oleh material dielektrik (electrical loss) melalui pergerakan dipol-dipol listrik dalam material tersebut, dimana dipol-dipol listrik ini akan terus berosilasi mengikuti arah medan listrik yang datang dan dari gerak osilasi tersebut akan menimbulkan energi panas sehingga terjadi konversi energi listrik menjadi energi termal yang kemudian ditransmisikan atau dikenal dengan proses disipasi energy sebagaimana Gambar 2.2.
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI- – ITS
Gambar 2.2
Energi disipasi pada material RAM (Wilson, 2006) RAM hanya salah satu bagian dari teknologi stealth
(Dharma, 2012). Sebuah RAM dapat secara signifikan mengurangi Radar Cross Section (RCS) objek pada frekuensi radar tertentu. RCS adalah daerah pada target yang memantulkan sinyal radar yang datang berdasarkan ukuran, bentuk, maupun jenis materialnya ke arah penerima radar (Knott, 2009). Sehingga semakin kecil nilai RCS yang diterima maka semakin kecil pula ukuran target yang terdeteksi. Beberapa contoh RCS pada frekuensi gelombang mikro ditunjukkan pada Tabel 2.1.
RAM masih terus dikembangkan di berbagai negara hingga saat ini. Material penyerap gelombang radar atau RAM
Lmaks
idealnya memiliki nilai rugi refleksi maksimum (R ) ≤ -20 dB, dengan spesifikasi material yang ringan, mudah didesain, murah dan stabil terhadap pengaruh lingkungan (Mashuri, 2012). Beberapa spesifikasi RAM komersil dapat dilihat pada Tabel 2.2.
10
20 Bomber besar, pesawat penumpang besar
0.01 Serangga
1 Burung
2 Manusia
100 Sepeda
10 Kapal pesiar besar 10000 Truk pengangkut 200 Mobil
2 Perahu motor
0.02 Perahu kecil
40 Helikopter jumbo 100 Kapal induk pesawat terbang 100000 Sekoci
6 Bomber medium, pesawat penumpang medium
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITS2 Pesawat tempur besar
1 Pesawat tempur kecil, helikopter 4 penumpang
0.5 Pesawat terbang kecil mesin tunggal
) Misil konvensional tak berawak
2
Target RCS (m
pada Gelombang Mikro (Skolnik, 1981)
Tabel 2.1Radar Cross Section
- 5
Laporan Tugas Akhir Departemen Teknik Material FTI
- – ITS
Tabel 2.2
Spesifikasi beberapa RAM komersil (Dayton, 2010)
Spesifikasi Frek Produk Nama Bentuk Bahan Tebal R L uensi (mm) (dB) (GHz ) Besi karbonil
Wafel + lembar
7.62 -20
3 Wesch karet (Submarine Jerman Lembaran
) Jauman resitif 76.2 -20 2-15 absorber
- plastik rigid US
Shipborne Salibury Iron + X-
Rubber 1.778 -20 Screen matriks karet band absorberCompany Al dengan
MX-410 Oriented matriks -15- X-
Amerika 0.635
(Airbone) disk karet+karbon
20 Band hitam Sponge Karbon 2.4 -
- Spongex Products dilapisi bulu 50.8 -20
10 Company hewan Circuit
Severin Ferrite X- Piramidal -60 - analog and mayer underalayer Band material
BaFe O /P 12 19 RAM Liu Pellet 2 -28
12.8 Ani PN 1045R- Absorbing Q-ZORB Lembaran Natural
0.9 -20
16.7 Microwave rubber
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITS2.2 Polymer Matrix Composite (PMC)
Komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih bahan dengan sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dan tidak larut satu dengan yang lain. Sarat terbentuknya komposit yaitu dengan adanya ikatan permukaan antara matriks (penyusun dengan fraksi volume terbesar) dan filler (penguat/reinforced) yang terjadi karena adanya gaya adhesi dan kohesi. Dalam material komposit gaya adhesi-kohesi terjadi melalui tiga cara yaitu interlocking antar permukaan, gaya elektrostatis dan gaya Vanderwalls.
Bahan magnet konvensional terbuat seluruhnya dari bahan logam melalui proses casting dan sintering sehingga terdapat kekurangan seperti berat, rapuh dan harganya cukup mahal. Magnet komposit merupakan gabungan antara serbuk magnet heksaferit dan bahan pengikat bukan magnetik seperti polimer. Oleh karena itu sekarang ini dikembangkan magnet komposit, mengingat akan diperoleh bahan magnet yang ringan, elastis dan murah, sehingga banyak diaplikasikan sebagai Radar
Absorbing Material (RAM) (Sudirman dkk, 2002).
PMC adalah jenis komposit yang menggunakan material polimer sebagai matriknya (Syarif, 2008). Matrix polimer terbagi menjadi dua yaitu thermoset dan termoplastik. Thermoset adalah material yang sulit untuk dipanaskan kembali atau didaur ulang karena memiliki ikatan rantai yang berbentuk cross-linked (Chawla, 2013) yang menyebabkan kuat dan kaku contoh material thermoset adalah epoksida, poli-imida, sedangkan termoplastik adalah polimer yang dapat dilunakkan berulang kali dengan menggunakan panas dimana jenis polimer tersebut tidak memiliki ikatan silang melainkan membentuk struktur liner dan bercabang, contoh material termoplastik adalah poliester, PET, Nylon66. Berikut Gambar 2.3 ikatan rantai liner dan cross-linked.
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI- – ITS
(a) (b) Gambar 2.3
Ikatan (a)linear(b)coss-linked Kelebihan dari PMC adalah biaya pembuatan murah, dapat diproduksi massal, tahan simpan, lebih ringan dan tahan korosi. Aplikasi dari Polymer Matrix Composite (PMC) di bidang teknologi pertahanan antara lain sebagai komponen pesawat ruang angkasa, rotor helikopter, dan RAM.
2.3 Barium M-Heksaferrit (BaFe
12 O 19 )
Komposit RAM terdiri dari bahan dielektrik dan bahan magnetik. Barium M-Heksaferit (BaM) digunakan sebagai bahan magnetik dan polimer konduktif sebagai bahan dielektrik. BaM dengan struktur heksagonal telah dikenal sebagai material magnetik permanen yang memiliki high-performance dan banyak diaplikasikan pada bidang militer sebagai RAM. BaM biasanya dikompositkan dengan matrik polimer sehingga memiliki sifat penyerapan yang lebih baik terhadap gelombang elektromagnetik.
Struktur kristal dari tipe M-ferrite telah dijabarkan oleh Adelskold pada Gambar 2.4 yang menunjukkan unit sel dari BaM. Dalam unit sel, ion O2- membentuk hexagonal lattice.
Setiap lima layer oksigen terdapat satu ion O2- yang digantikan oleh Ba karena memiliki diameter yang hampir sama. Di sisi lain, dapat diketahui dari konsep magnetik bahwa paduan tipe M
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITSmemiliki tipe struktur ferromagnetik. Pada magnet
12
19 BaFe O merupakan ferritic iron dengan momen magnetik sebesar 5µ B . Struktur kristal dari BaM seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4
Struktur Kristal Barium M-Heksaferrit (Castellanos, 2011)
Barium Heksaferrit merupakan material hard magnetic yang biasanya dimanfaatkan dalam pembuatan magnet permanen (Idayanti, 2003). Material magnetik diklasifikasikan menjadi dua macam antara lain soft magnetic dan hard magnetic. Softmagnetic merupakan material yang mudah di buat menjadimagnet (magnetisasi) dan mudah dihilangkan pula sifat kemagnetannya (demagnetisasi). Sedangkan hard magnetic merupakan material yang susah untuk dimagnetisasi maupun didemagnetisasi (Spaldin, 2011). Sifat material dari Barium M-Heksaferrit dapat dilihat pada Tabel 2.3.
- – ITS
2.4 Struktur dan Konduktivitas Polianilin (PAni)
5 NH 2 ) dalam suasana asam. Polimer konduktif adalah
C
o
Titik didih 184,1 C Tekana uap 0.489 mm Hg T 25
3 Titik lebur -6,3 C
Densitas 1,02 g/cm
C Temperatur degradasi 350 C
o
93.12 Kelarutan dalam air 36,070 mg/L T. 25
Berat molekul
anilin (Merck) Sifat Nilai
Tabel 2.4 Propertiespolimer yang mampu menghantarkan arus listrik. Sifat listrik pada polimer konduktif dapat dikontrol dengan mengatur tingkat konsentrasi dopan (Wang, 2008).
Polianilin (PAni) merupakan salah satu jenis polimer konduktif yang dihasilkan melalui proses polimerisasi monomer anilin (C
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI72 Bentuk Serbuk Warna Cokelat kehitam-hitaman
C) ± 1500 Koersivitas (Oe) 6700 Saturasi (emu/g)
o
C) Titik leleh (
o
(g/cc) 5,3 (20
Specific Gravity
C) 450
o
C) 1500 Curie Temperatur (
Material Properties Barium M-Heksaferit Melting point ( o
Tabel Sifat Material dari Barium M-Heksaferrit (Kanagesan, 2013)
Tabel 2.3
6 H
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITSPolianilin merupakan sebuah senyawa yang terbentuk melalui pengulangan monomer anilin. Penggabungan monomer anilin akan membentuk sebuah gugus satuan PAni yang terdiri dari gugus teroksidasi dan gugus tereduksi sebagaimana Gambar
2.5. Gugus tereduksi terdiri dari dua molekul yang berbentuk cincin benzoid dan dua gugus amin (-NH-), sedangkan pada gugus teroksidasi terbentuk cincin benzoid yang berubah menjadi quinoid dan gugus amin menjadi imin (-N=) (Suryaningsih, 1998).
Gugus tereduksi Gugus teroksidasi
Gambar 2.5 Struktur polianilinBerdasarkan tingkat oksidanya, ada tiga jenis struktur PAni antara lain basa pernigranilin (PB), basa emeraldin (EB), dan basa leukomeraldin (LB) seperti pada Gambar 2.6. Bentuk ketiga oksidasi PAni tersebut masih bersifat isolator sehingga
- 10 -20 memiliki nilai konduktivitas sekita 10 sampai 10 S/cm.
Emeraldin Base (EB) merupakan bentuk oksidasi PAni
yangpaling stabil dan juga yang paling luas di teliti karena
- 10 konduktivitasnya dapat diatur dari 10 S/cm hingga 100 S/cm.
Gambar 2.6
Bentuk-bentuk struktur Polianilin (PAni)berdasarkan oksidasinya (a) Leucomeraldin Base (b)
Emeraldin Base (c) Pernigraline Base (Kusumawati, 2008)
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI- – ITS
Base emeraldin (EB) dapat diubah dalam bentuk konduktor melalui proses doping asam protonik seperti HCl, dimana proton-proton ditambahkan ke situs
- –N=, sementara jumlah electron pada pada rantai tetap. Bentuk konduktif dari Base Emeraldin (EB) disebut Salt emeraldin(ES). Bentuk Base Emeraldin berubah menjadi ES melalui reaksi oksidasi asam protonik, sebaliknya bila bentuk ES dapat dikembalikan menjadi bentuk EB melalui reaksi reduksi dengan agen reduktan seperti NH
4 OH. Kedua proses ini disebut protonasi-deprotonasi atau
doping dedoping (Mihardi, 2008) seperti pada Gambar 2.7. Hasil dari protonasi tersebut akan membentuk bipolaron yang dapat menghantarkan arus listrik (Rochimah, 1995).
Polianilin (emeraldin salt) deprotonasi Polianilin (emeraldin base)
Gambar 2.7
Proses protonasi –deprotonasi PAni(Stejskal, 2002)
Selain itu untuk meningkatkan konduktivitas listrik dari PAni yaitu melalui proses doping dengan menyisipkan atau menambahkan dopan (unsur lain) ke dalam PAni. Proses doping
10
dapat meningkatkan konduktivitas PAni sampai orde 10 (Amalia, 2014). Pemilihan dopan larutan asam disesuikan dengan pelarut non polar atau pelarut organik dengan polaritas rendah.
Laporan Tugas Akhir
Departemen Teknik Material FTI-ITSBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amalia, (2014) menunjukkan bahwa PAni memiliki nilai konduktivitas listrik sebesar 0,451-0,491 S/cm dalam rentang tersebut PAni dapat digolongkan menjadi material semikonduktor. Material
- 7
2