BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Analisa Konteks Lingkungan - 10.11.0114 Anggie Dwipaleksani BAB III

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Analisa Konteks Lingkungan

  Lokasi untuk projek agrowisata mangrove berada di Kecamatan Pekalongan Utara. Secara administratif, Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 Kecamatan yakni Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Luas wilayah Kota Pekalongan tercatat seluas 4.525 Ha, atau sekitar 0,14% dari luas Provinsi Jawa Tengah (Luas Jawa Tengah 3.254.000 Ha).

  Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota Pekalongan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (844mm) dan terendah pada bulan Agustus (0mm). Jumlah hari hujan banyak terjadi pada bulan Januari sebanyak 23 hari, sedangkan jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 0 hari.

  Secara khusus, berdasarkan zonasi wilayah (Mengacu pada Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 523/138 Tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan, Zona Inti Kawasan Minapolitan berada pada sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas wilayah sebesar 73,62 Ha. Topografi wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan sekitarnya merupakan daerah dataran rendah landai, kawasan pesisir dengan ketinggian kurang lebih 1 meter dpl. Secara geografis Kecamatan Pekalongan Utara berada pada kawasan pesisir yang dibatasi oleh:

  Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Kabupaten Batang Sebelah Selatan : Kecamatan Pekalongan Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan

  Gambar.3.1 Peta Kontur Kota Pekalongan Sumber : Bappeda Kota Pekalongan

Tabel 3.1 Permasalahan dan Potensi Kel. Krapyak Lor

PERMASALAHAN POTENSI

  Sumber : Analisa Pribadi

  Analisa tapak kawasan Agrowisata Mangrove di Pekalongan, sebagai berikut :

  a. Alternative pertama adalah Kelurahan Krapyak Lor  Strength (Kekuatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata pesisir pantai yang menarik karena melibatkan pengunjung dan warga..

   Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam melestarikan mangrove.

  Kelurahan Krapyak Lor Belum direncanakan kegiatan yang dapat menarik minat warga sekitar.

   Daya tarik wisatawan Hutan Mangrove Kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan, perlu adanya pengawasan apabila dijadikan wisata.  Mangrove dapat menjaga pesisir pantai dan ekosistem laut.  Menjadi obyek wisata Pembibitan Mangrove Belum ada pengolahan lahan untuk pembibitan mangrove

   Menjadi tujuan wisata utama dalam agrowisata.  Meningkatkan perekonomian warga dalam penjualan bibit.

  Tambak Pengolahan lahan untuk pembudidayaan belum maksimal

  Menjadi salah satu fasilitas penunjang dalam agrowisata.

   Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari abrasi.

   Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar yang masih kurang tentang mangrove.

Tabel 3.2 Permasalahan dan potensi Kelurahan Degayu PERMASALAHAN POTENSI

  Belum direncanakan kegiatan yang dapat menarik minat  Daya tarik wisatawan. Kelurahan Degayu warga sekitar.

   Mangrove dapat menjaga Kerusakan hutan mangrove pesisir pantai dan ekosistem yang memprihatinkan, perlu Hutan Mangrove laut. adanya pengawasan apabila dijadikan obyek wisata.

   Menjadi obyek wisata  Menjadi tujuan wisata utama

   Pengolahan lahan untuk dalam agrowisata. pembibitan mangrove Pembibitan

   Meningkatkan perekonomian Mangrove  Kurangnya minat masyarakat sekitar dengan masyarakat penjualan bibit . Pengolahan lahan untuk Menjadi salah satu fasilitas Tambak pembudidayaan penunjang dalam agrowisata.

  Sumber : Analisa Pribadi b. Alternative kedua adalah Kelurahan Degayu  Strength (Kekuatan) : peran mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata pesisir pantai yang menarik.

   Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam melestarikan mangrove, pengelolaan lahan yang belum maksimal.

   Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari abrasi, pengelolaan lahan yang maksimal dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar selain penjualan bibit mangrove.

   Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar yang masih kurang tentang mangrove.

  Akses menuju lokasi mudah dicapai. Hal ini dikarenakan kawasan wisata Pantai Slamaran. Selain itu area lokasi dengan dengan permukiman penduduk sehingga masyarakat dengan mudah terlibat langsung dalam mendukung wisata alam di kawasan tersebut. Analisa pemilihan tapak Beberapa kriteria dalam pemilihan tapak - Pantai berpotensi abrasi.

  • Topografi pantai landai.
  • Lokasi tapak memiliki aksesibilitas yang mudah dicapai baik menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum.
  • Pada lokasi tapak sudah terdapat utilitas kota yang memadai.
  • Pengelolaan lahan untuk Pembibitan mangrove.
  • Iklim mikro pada lokasi tapak tergolong baik.
  • Memiliki luas area lahan yang menampung semua fasilitas yang akan direncanakan pada Agrowisata Mangrove.

Tabel 3.3 Kriteria Alternatif Lokasi

  3 View

  21

  3 Jumlah

  2

  2 Luas Area

  2

  3 Iklim Mikro

  2

  3

  Sumber : Analisa Pribadi

  4 Utilitas kota

  4

  4 Aksesibilitas

  4

  4 Topografi

  4

  Kriteria Alternative 1 Alternative 2 Pantai

  23 Tapak yang terpilih berada di Kelurahan Degayu. Batas-batas Utara : Laut Jawa

  Timur : Jalan lingkungan Selatan: Jalan lingkungan Barat :Permukiman

  Berdasarkan penyusunan zonasi Kota Pekalongan, wilayah Kelurahan Degayu dapat dikelompokkan menjadi 2 kawasan yaitu kawasan konservasi seluas 9 ha, dan kawasan pemanfaatan umum seluas 328,5. Kawasan konservasi yang masuk di Kelurahan Degayu ini meliputi zona konservasi pesisir seluas 7 ha, dan kawasan polder 2 ha.

  Sedangkan kawasan pemanfaatan umum meliputi zona permukiman seluas 67,09 ha, tambak 19,84 ha, pertanian 222,3 ha, campuran (perdagangan dan jasa) 2,01 ha, industri 10 ha, wisata bahari 2,76 ha dan zona TPA sampah 4,5 ha.

3.1.2 Analisa Kondisi Sarana dan Prasarana

  Jaringan Utilitas  Jaringan Listrik Kebutuhan listrk di Kelurahan Degayu disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) disalurkan melalui tiang- tiang listrik.

Gambar 3.2 Tiang listrik

  Sumber: Dok. Pribadi Jaringan Prasarana Kota  Jalan  Lampu Jalan

  Akses menuju Degayu cukup mudah. Kondisi jalan cukup baik. Lebar jalan kurang lebih 6m.

Gambar 3.3 Jalan Sumur Pantau

  Sumber: Dok. Pribadi

  Prasarana di sekitar lokasi sudah dilengkapi dengan lampu jalan.

Gambar 3.4 Lampu jalan

  Sumber: Dok. Pribadi

   Drainase  Persampahan Prasarana di sekitar lokasi sudah dilengkapi dengan persampahan.

Gambar 3.6 Sampah

  Sumber: Dok. Pribadi

  Prasarana di sekitar lokasi sudah dilengkapi dengan drainase.

Gambar 3.5 drainase

  Sumber: Dok. Pribadi

3.2. Analisa Pendekatan Masing-masing Fungsi

3.2.1 Studi Aktivitas

  1. Studi Aktivitas Pengelompokkan studi aktivitas yang dilakukan di Agrowisata Mangrove, yaitu :  Aktivitas Wisata, kelompok ativitas yang dilakukan di Agrowisata Mangrove, seperti : menanam mangrove, berkeliling sekitar Agrowisata, mengamati proses pembibitan mangrove, melihat pameran mangrove, membaca buku tentang mangrove, menonton film tentang mangrove.

   Aktivitas Penunjang, kelompok aktivitas yang menunjang di Agrowisata Mangrove seperti : workshop tentang mangrove, makan dan minum, membeli souvenir, beristirahat.

   Aktivitas Pengelola, kelompok aktivitas pengelolaan Agrowisata Mangrove untuk tujuan mengatur kegiatan, administrasi, keuangan da service serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

   Aktivitas Service, kelompok aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan service, seperti : wudhu, ibbadah, mandi, bilas, mengatur parkir, manjaga keamanan, menjaga kebersihan di Agrowisata Mangrove.

Tabel 3.4 kelompok aktivitas, pelaku dan sifatnya

  Kelompok Aktivitas Aktivitas Pelaku Sifat Menanam Mangrove Pengunjung : Umum - Semi

  Privat Instansi - Pengelola Berkeliling sekitar Pengunjung :

  Agrowisata Umum - Publik Instansi -

  Pengelola Mengamati proses Pengunjung Publik pembibitan mangrove

  Aktivitas Wisata Mendapatkan penjelasan tentang Pengunjung Publik mangrove Melihat pameran Pengunjung : mangrove

  Semi Umum - Publik Instansi -

  Membaca buku Pengunjung Publik tentang mangrove Menonton film

  Pengunjung Publik tentang mangrove

  Workshop tentang

  Pengunjung Publik

  mangrove

  Aktivitas Penunjang Pengunjung :

  Mencari Informasi umum tentang

  Semi Khusus -

  Agrowisata publik Mangrove

  • Instansi

  Mengadakan

  Pengunjung Publik

  pertemuan dengan pihak terkait

  Pengunjung :

  Membeli tiket

  Semi Khusus - Publik Instansi -

  Pengunjung Publik

  Makan dan minum

  Pengunjung

  Membeli souvenir

  Publik Pengelola

  Beristirahat /

  Pengunjung Publik

  Menginap

  Pemeriksaan Pengunjung Publik kesehatan Mengelola dan

  Pengelola koordinasi seluruh Semi staff di Agrowisata Publik Pengunjung Mangrove Mengatur manajemen Kepala dan Wakil Agrowisata Mangrove Kepala Agrowisata Privat Mangrove Mengatur personalia Sekretaris Privat Agrowisata Mangrove Bendahara Mengelola dan data area sentuh Bagian Personalia Privat mangrove Aktivitas Pengelola Mengelola dan data Pengelola Bid.

  Privat pembibitan Mangrove Sentuh Mangrove Mengelola galeri dan Pengelola Bid. Perpustakaan Privat Pembibitan Mangrove Memberikan Pengelola Bid. informasi, promosi Galeri dan Privat dan publikasi Perpustakaan Mengelola Pengelola Bid.

  Privat administrasi Humas Agrowisata Mangrove Menjaga keamanan Pengelola Bid.

  Privat Agrowisata Mangrove Administrasi Aktivitas pelayanan Penjualan tiket, Kepala dan Privat

  Umum souvenir Petugas Keamanan Melayani pesanan Staff Pelayanan makanan, memasak, Privat umum mengelola resto

  Perawatan bangunan Staff resto Privat Agrowisata Mangrove Pemeriksaan Kepala dan Staff

  Privat kesehatan Maintenance Membersihkan area Staff Kesehatan Privat Agrowisata Mangrove Wudhu Kepala dan Staff

  Privat Kebersihan Aktivitas Servis Sholat Pengunjung Pengelola Privat

  Staff Mandi, Bilas Pengunjung Pengelola Privat Staff

  BAK, BAB Pengunjung Pengelola Privat Menjaga Keamanan Pengunjung Pengelola Privat

  Staff Menjaga Parkir Petugas Keamanan Privat Membersihkan area Petugas parkir Privat Agrowisata Mangrove Maintenance Petugas Privat Kebersihan

  Sumber : Analisa Pribadi

  2. Pola Aktivitas

  a. Aktivitas Pengelola

  Rapat Datang Parkir Absen Bekerja Absen Istirahat Pulang Drop off

  Bagan 3.1Pola Aktivitas Pengelola Sumber : Analisa Pribadi

  b. Aktivitas Wisata

  Membeli tiket Pengarahan tentang

  Datang Datang Parkir mangrove Mencari Drop off

  Workshop informasi mangrove Melihat

  Keliling sekitar pameran Agrowisata Aktivitas

  Pengunjung Menonton film Khusus mangrove Membaca buku mangrove

Bagan 3.2 Pola Aktivitas Wisata Sumber : Analisa Pribadi

  Pulang Istirahat

  3. Studi Jumlah Pelaku

  a. Pendekatan Jumlah Pengunjung Data jumlah pengunjung ke Obyek wisata Pekalongan tahun 2007- 2011, sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jumlah pengunjung Obyek Wisata Kota Pekalongan Tahun 2007-2011

  Tahun Jumlah Pengunjung 2007 140.285 2008 179.316 2009 251.411 2010 215.568 2011 226.978

  Sumber: Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan

  • Jumlah rata-rata pengunjung per hari :

  Tahun 2007: (140.285 : 365)= 384,34 (384 orang/hari) Tahun 2008: (179.316: 365)= 491,27 (491-492 orang/hari) Tahun 2009: (251.411: 365)= 688,79 (688-690 orang/hari) Tahun 2010: (215.568: 365)= 590,59 (590-591 orang/hari) Tahun 2011: (226.978: 365)= 621,85 (621-622 orang/hari)

  Berdasarkan studi emphiris pada tempat wisata tersebut maka pendekatan jumlah pengunjung Agrowisata Mangrove, sebagai berikut:

Tabel 3.6 Jumlah PengunjungTabel 3.8 Jumlah Pengelola

  3 Total

  2 Humas

  3 Rumah tangga

  1 Personalia

  1 Bendahara

  1 Sekretaris

  1 KaBag Adiminitrasi dan staff

  1 Wakil Kepala

  Kepala

  Pengelola Agrowisata Mangrove Pelaku Jumlah

  b. Pendekatan Jumlah Pengelola

  Pelaku Jumlah Pengunjung pada hari kerja 100 -200 orang Pengunjung pada akhir pekan 200-300 orang Pengunjung pada hari libur Maksimal 500 orang Pengunjung Khusus (rombongan) 100-200 orang

  Sumber : Analisa Pribadi

  30 % 35 % 35 % 150 orang 175 orang 175 orang

  Pukul 13.30-16.00

  Sore

  Pukul 11.00-13.30

  Siang

  Pukul 09.00-11.00

  Pagi

Tabel 3.7 Jam puncak keramaian pengunjung

  Sumber : Analisa Pribadi

  10

Tabel 3.9 Jumlah Pengelola Galeri dan Perpustakaan

  Bagian Galeri dan Perpustakaan Pelaku Jumlah

  Kepala

  1 Wakil Kepala

  1 Sekretaris

  1 Bendahara

  1 Staff Perpustakaan

  • Resepsionis dan informasi

  1

  • Staff bag. Koleksi

  2

  • Staff bag. Perawatan

  2 Buku

  • Staff bag. Pengawasan

  1 Staff Galeri

  • Resepsionis dan informasi

  1

  • Staff bag. Koleksi

  2

  • Staff bag. Perawatan

  2

  • Staff bag. Pengawasan

  1 Total 16

Tabel 3.10 Jumlah Pengelola sentuh mangrove dan Pembibitan

  Bagian sentuh mangrove dan Pembibitan Pelaku Jumlah

  Kepala

  1 Wakil Kepala

  1 Sekretaris

  1 Bendahara

  1 Staff Sentuh Mangrove

  3 Staff pembibitan

  3 Staff logistik

  3 Karyawan

  5 Total

  18 Tabel 3.11 Jumlah Pengelola Servis dan Pelayanan Umum

  Servis dan Pelayanan Umum Pelaku Jumlah

  Staff keamanan dan Maintenance

  6

  • Security

  10

  • Cleaning servis

  4

  • Teknisi Staff Pelayanan Umum - Resepsionis dan

  3 informasi

  2

  • Penjualan tiket

  2

  • Penitipan barang Staff Resto - Koki

  4

  • Waiters

  8

  • Kasir

  2 Staff klinik

  • Dokter

  1

  • Perawat - Administrasi

  1

  1 Total 43 Sumber : analisis Pribadi

  4. Jam Operasional Agrowisata Mangrove memiliki jam operasional sebagai berikut :

  a. Wisata Mangrove Hari : Senin - Minggu Pukul : 09.00

  • – 16.00 WIB Pelayanan dibuka untuk umum.

  b. Sentuh Mangrove dan Pembibitan Hari : Rabu - Minggu Pukul : 09.00

  • – 16.00 WIB (keterangan : sentuh mangrove/penanaman mangrove dapat dilakukan periodic sesuai dengan waktu tanam tanaman mangrove. Pengamatan pembibitan dapat dilakukan setiap hari rabu-minggu).

  c. Galeri dan Perpustakaan Mangrove Hari : Selasa - Minggu Pukul : 09.00 – 16.00 WIB (Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).

  Pemutaran film di ruang audio visual Galeri Mangrove akan berlangsung setiap 2 jam sekali.

  Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB

  d. Fasilitas Penunjang Fasilitas Penunjang Loket, Toko Souvenir, Resto, Klinik, Homestay buka mengikuti jam operasional wisata Mangrove.

  Jam kegiatan Ruang Workshop (1) Hari : Selasa - Minggu Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB

  (keterangan : Workshop memliki durasi satu jam, satu jam selanjutnya untuk istirahat).

  Jam kegiatan Ruang Workshop (2) Hari : Rabu, Jumat dan Minggu Pukul : 09.00 ; 12.00 ; 14.00

  (keterangan : R. workshop (2) memiliki durasi dua jam untuk belajar membatik pewarna alami dari mangrove).

  Jam kegiatan Ruang Pertemuan Hari : Selasa - Minggu Pukul : 09.00

  • – 16.00 WIB (Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).

  e. Jam Operasional Kantor Hari : Senin - Jumat Pukul : 08 -.00 – 16.00

  (kantor buka dari hari Senin sampai hari Jumat, untuk bagian pelayanan umum hari sabtu dan minggu tetap masuk).

  5. Studi Fasilitas

  a. Kebutuhan Ruang

Tabel 3.12 Kebutuhan Ruang

  Kelompok Aktivitas Wisata Kebutuhan

  Pelaku Aktivitas Waktu Ruang

  09.00 Mangrove Mangrove

  • – Melihat pameran Galeri

  16.00 WIB

  09.00 buku Perpustakaan

  • – Mencari dan Membaca r. baca

  16.00 WIB

  09.00 Pengunjung Mangrove

  • – Menonton film r. audio visual

  16.00 WIB Menanam bibit Tempat sentuh Periodik mangrove mangrove Mengamati pembibitan Tempat Periodik mangrove pembibitan Staff Galeri Memeriksa koleksi Galeri Periodic pameran Mangrove Staff Galeri Menyimpan koleksi r. Periodic pameran penyimpanan Staff Memeriksa dan r. koleksi buku Periodic

  Perpustakaan menyimpan koleksi buku Fasilitas Penunjang

  09.00 khusus Mangrove

  • – Pengunjung Workshop tentang r. workhop

  16.00 WIB

  09.00 khusus pewarna batik dari

  • – Pengunjung Workshop tentang r. workhop (2)

  16.00 WIB Mangrove

  09.00 Khusus mangrove

  • – Pengunjung Penjelasan tentang r. pertemuan

  16.00 WIB

  09.00 tentang Agrowisata

  • – Mencari informasi r. informasi

  16.00 WIB mangrove

  09.00

  • – Membeli tiket Loket

  16.00 WIB Pengunjung

  09.00

  • – Membeli souvenir Toko souvenir

  16.00 WIB

  09.00

  • – Menginap Homestay

  16.00 WIB

  09.00

  • – Semua Pelaku Makan dan minum Resto

  16.00 WIB Koki Menyiapkan makan dan Dapur Resto Harian

minuman 08.00-

  17.00 Semua Pelaku Pemeriksaan Klinik Harian Kesehatan Kelompok Service Petugas Menjaga keamanan Area Harian (24

  Keamanan Agrowisata Mangrove Agrowisata jam) Mangrove Petugas Memeriksa keadaan Pos Harian (24 keamanan sekitar Keamanan jam) Teknisi Maintenance r. ME Harian 08.00-

  17.00 Menyimpan alat-alat Gudang Harian 08.00-

  17.00 Semua Pelaku Wudhu Tempat wudhu Harian (muslim) Semua Pelaku Sholat Mushola Harian (muslim) Semua pelaku Mandi, bilas Kamar mandi Harian Semua pelaku BAK, BAB Toilet Harian Petugas Kebersihan

  Membersihkan area wisata Area Agrowisata Mangrove Harian

  08.00-

  17.00 Sumber : Analisa Pribadi

  b. Hubungan Ruang Makro

Bagan 3.3 hubungan Ruang Makro

  Sumber : Analisa Pribadi

  Plaza

  Entrance

  Fasilitas Service

  Parkir,Pos Keamanan, r. ME, Tempat wudhu, Mushola, Kamar mandi, Toilet, Area Agrowisata Mangrove

  Fasilitas utama wisata

  Galeri, perpustakaan, sentuh mangrove, tempat pembibitan, r.

  Audio visual,

  Fasilitas Penunjang

  r. workshop, r. pertemuan, r. informasi, Loket, Toko souvenir, Homestay, Resto, Dapur Resto, Klinik. c. Besaran Ruang

Tabel 3.13 Besaran Ruang

  Fasilitas Bagian Pengelola Luas

  Ruang Perabot Luas Sumber

  • sirkulasi R. Kerja Kepala (1 Meja/kursi Human orang)

  dimention kerja

  2

  16,5 m and interior 3,1 x 3,3 10,23

  • flow space Rak buku

  50% 0,5 x 1,2 0,6 Sofa

  2

  = 24,8 m 1,9 x 3,0 5,7

  R. wakil Kepala (1 Meja/kursi orang) kerja

  2

  16,5 m 3,1 x 3,3 10,23

  • flow Rak buku

  50% 0,5 x 1,2 0,6 Sofa

  2

  = 24,8 m 1,9 x 3,0 5,7

  R. Ka.Bag (5 Meja/kursi orang) kerja

  2

  3,1 x 3,3 51,15 82,65 m Rak buku + flow 0,5 x 1,2 3 40% Sofa

  2

  1,9 x 3,0 28,5 =115,7 m R. Staf Administrasi

  2 Meja/kursi 42,9 m

  • Sekretariat kerja + flow
  • Personalia 1,9 x 2,1 39,9 30%
  • Keuangan - Humas - Rumah Tangga

  2

  3 = 55,8 m (10 orang) Rak buku 0,5 x 1,2

  2 R. Staff Galeri dan Meja/kursi 42,9 m

  Perpustakaan kerja + flow 39,9

  1,9 x 2,1 30% (10 orang)

  Rak buku

  3

  2

  0,5 x 1,2 = 55,8 m

  2 R. staff bagian Meja/kursi 39,9 42,9 m

  Sentuh mangrove kerja + flow dan Pembibitan

  1,9 x 2,1 30% Rak buku

  3 (10 orang)

  2

  0,5 x 1,2 = 55,8 m R. Staff Pelayanan Meja/kursi

  2 Umum (6 orang)

  kerja 27,54 m 1,9 x 2,1 23,94 + flow Rak buku 30%

  2

  0,5 x 1,2 3,6 = 35,8 m R. Staf Teknik & Meja/kursi

  2 Maintenance kerja 27,54 m

  (4 orang) 1,9 x 2,1 23,94 + flow Rak buku 30%

  2

  0,5 x 1,2 3,6 = 35,8 m

  2 R. Rapat (20 orang) Meja 97,8 m

  1,5 x 3,0 + flow

  90 Kursi 50%

  2

  0,6 x 0,65 7,8 =146,7 m R. Arsip Meja

  2

  5,64 m 0,6 x 1,2 1,44

  • flow Kursi 30%

  0,5 x 0,6 0,6 Rak

  2

  = 7,3 m 0,5 x 1,2 3,6

  2 R. Tunggu Sofa 9,3 m

  1,9 x 3,0 5,7 + flow Meja informasi 50%

  2

  1,8 x 2,0 3,6 = 14,0 m

  2 Luas Fasilitas Pengelola 572,3 m Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.14 Besaran Ruang Bagian Penunjang

  Fasilitas Bagian Penunjang Luas

  Ruang Perabot Luas Sumber

  • sirkulasi Lobby Kursi

  Human

  2

  230 m dimention 0,5 x 0,6

  30 (100 orang)

  • flow 50% and Area berdiri

  2 2 interior

  = 345 m 2,0 m /org 200 space

  2 R. Informasi

  3,6 m Meja informasi

  • flow 50% 1,8 x 2,0 3,6

  2

  = 5,4 m

  2 Loket

  3,6 m Loket tiket

  • flow 100% 1,8 x 2,0 3,6

  2

  = 7,2 m R. Workshop (2) Meja

  2

  0,6 x 1,2 72 172 m (@50 orang)

  Kursi + flow 25%

  2

  0,45 x 0,45 100 =215 m

  2 R. Pertemuan

  200 m

  • flow 50%

  

2

  (100 orang)

  2 2 m / org

  2

  2 m / org = 300 m

  Resto Meja makan AP 1,0 x 1,0

  2

  (15 staff, 112 m

  2 Kursi makan 158,7 m

  100 pegunjung)

  2

  0,45 x 0,45 39,6 m + flow 50% AP

  2 Meja Kasir = 238,05 m

  2

  3 m 0,75 x 2

  2 Kursi Kasir 0,72 m

  d=0,30 vending machine

  2

  3,375 m HD 0,75 x 1,5

  Toko Souvenir Pengunjung SB

  2

  2

  2

  1 m /org 110 m 150,08 m (100 pengunjung.

  SB Rak display + flow 50%

  2

  4 staf) 0,6 x 15 = 225,12 m

  2

  18 m Meja display

  2

  0,8 x 15 12 m Meja kasir HD

  2

  9 m 0,75 x 2,00

  AP Kursi kasir d=0,30

  2

  1,08 m Mesin kasir

  2

  2 Homestay 8 kamar 96 m 96 m AP

  3m x 4m

  2 Total 1431,77 m

Tabel 3.15 Besaran Ruang Galeri

  Bagian Galeri Luas

  Ruang Perabot Luas Sumber

  • sirkulasi R. Pamer Panel (5) DA

  2

  2 Ekosistem 2,0x2,0 245 m

  20 m Mangrove

  • flow 50%

  2

  2 Pengunjung

  = 367,5 m

  2

  225 m SB 1,5 m /org

  R. Pameran DA

  Panel (20)

  2

  2

  40 m 265 m Tanaman

  1,0x2,0 Mangrove

  • flow 50%

  2

  2 Pengunjung

  225 m = 397,5 m SB

  2

  1,5 m /org R. Pameran

  DA

  2 Panel (15)

  240 m

  2 Binatang endemic

  15 m 1,0x1,0

  • flow 50% Mangrove

  2

  = 360 m

  2 Pengunjung

  225 m

  2

  1,5 m /org SB

  2 R. Audio Visual Kursi 122,85 122,85 m SB

  2

  0,65 x 1,05 m + flow 40% (60 orang)

  2

  = 172 m

  2

  2 Gudang 5m x 5m 25 m 25 m AP

  2 Total 1322 m

Tabel 3.16 Besaran Ruang Perpustakaan

  Bagian Perpustakaan Luas

  Ruang Perabot Luas Sumber

  • sirkulasi

  2 Hall (20 orang) Pengunjung 30 m AP

  2

  1,5 m /org R. Petugas

  DA Meja/kursi

  2

  11,25 m

  2

  kerja 11,25 m (5 orang)

  • flow 30% 1,5 x 1,5

  2

  = 15 m SB

  2

  baca 180 m DA 1,8 x 2,0

  R. Baca

  2

  2

  20 Rak buku 12 m 197,16 m (50 orang) 0,5 x 1,2 + flow 50% SB

  2 Loker = 194,16 m

  2

  0,6 x 1,8 2,16 m

  2 R. Koleksi Buku Rak buku 12 m HD

  2

  0,4 x 1,2 12 m + flow 50% (25 rak buku)

  2

  = 18 m

  2

  2 R. Komputer Meja/kursi 22,5 m 22,5 m HD

  kerja + flow 30% (10 orang)

  2

  1,5 x 1,5 = 29,25 m

  • sirkulasi

  Closet 0,65 x 0,55 Urinoir 0,4 x 0,5 Washtaffel 3,28 x 0,57

  2 AP

  T. Wudhu 10 kran 0,9 x 1,2 10,8 m

  2

  10,8 m

  2

  2 DA

  SB Toilet (10 orang)

  3,57 m

  24,5 m

  2

  2 m

  2

  9,35 m

  2

  14,95 m

  2

  2

  2

  2 SB

  2 SB

  Gudang 5m x 5m 25 m

  2 25 m

  2 AP Total 311,41 m

  2 Tabel 3.17 Besaran Ruang Pembibitan

  Bagian Pembibitan Ruang Perabot Luas Luas Sumber

  Area Pembibitan Bedengan

  25 X 50 1250 m

  Area Penjualan Bedengan 15 x 20 300 m

  24,5 m

  2 AP

  Gudang Alat Alat-alat pertanian 4 x 4 16 m

  2 AP Total 1566 m

  2 Tabel 3.18 Besaran Ruang Service dan Maintenance

  Bagian Service dan Maintenance Ruang Perabot Luas

  Luas

  Sumber Mushola (25 orang)

  Ibadah 0,7 x 1,4cm

  • flow 30% = 31,85 m
  • flow 30% = 14,04 m
  • flow 50% = 22,38 m
  • flow 40%

  Kantor Pengelola

  R. pompa Pompa 20m

  R. Genset Genset 50 m

  2

  / ruang 50 m

  2 TSS

  R. Panel Listrik Panel Listrik 6m

  

2

  / ruang 30 m

  2 Asumsi

  2

  2

  / ruang 20 m

  2 UB

  R. Tandon Air Tandon Asumsi R. sampah 12m

  2

  / ruang 48m

  2 Asumsi Total 296,23 m

  2 Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.19 Kebutuhan Ruang Outdoor/Indoor

  Outdoor Indoor Tempat Parkir Galeri Mangrove Sentuh mangrove dan Pembibitan Perpustakaan

  2 AP

  30 m

  Kamar mandi , bilas (10 )

  2 AP

  1,5 x 2,0 30 m

  2

  30 m

  2

  = 42 m

  2 Janitor 1,0 x 1,5 1,5 m

  2

  1,5 m

  Gudang Barang 25 m

  2

  2

  25 m

  2 AP

  Pantry Kitchen set 2,0 x 1,8 Meja 0,75 x 1,2 Kursi 0,45 x 0,45

  3,6 m

  2

  • flow 30% = 11,46 m

  3,6 m

  2

  1,62 m R. workshop R. pertemuan Resto Mushola Homestay Klinik Toilet

  Sumber : analisa Pribadi

e. Studi Ruang Khusus

  Studi Ruang Khusus adalah Galeri Mangrove Bagian Galeri

  Luas Ruang Perabot Luas Sumber

  • sirkulasi R. Pamer Panel (5) DA

  2

  2 Ekosistem 2,0x2,0 245 m

  20 m Mangrove

  • flow 50%

  2

  2 Pengunjung

  = 367,5 m

  2

  225 m SB 1,5 m /org

  R. Pameran DA

  Panel (20)

  2

  2

  40 m 265 m Tanaman

  1,0x2,0 Mangrove

  • flow 50%

  2

  2 Pengunjung

  225 m = 397,5 m 1,5 m /org

  R. Pameran DA

  Panel (15)

  2

  240 m

  1,0x1,0 15 m Mangrove

  2 Binatang endemic

  • flow 50%

  2 Pengunjung

  = 360 m

  2

2 SB

  225 m 1,5 m /org

  2 R. Audio Visual Kursi 122,85 122,85 m SB

  2

  0,65 x 1,05 m + flow 40% (60 orang)

  2

  = 172 m

  2

  2 Gudang 5m x 5m 25 m 25 m

  2 Total 1322 m

Gambar 3.7 R. Pameran Tanaman MangroveGambar 3.8 R. Audio Visual

  Sumber : Dok. Pribadi

f. Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan

Tabel 3.20 Kebutuhan Luas Bangunan

  Fasilitas Luas

  2 Pengelola 572,3 m

  2 Penunjang 1431,77 m

  2 Galeri Mangrove 1322 m

  2 Perpustakaan Mangrove 311,41 m

  2 Pembibitan Mangrove 1566 m

  2 Servis 296,23 m

  2 Luas Keseluruhan 5499,71 m Studi Kebutuhan Ruang Parkir

  Jumlah pengunjung maksimal 500 orang

  Jumlah seluruh karyawan 87 orang Asumsi perhitungan dalam penggunaan transportasi sebagai berikut : 35% menggunakan mobil = 35% x 587 = 205 30% menggunakan motor = 30% x 587 = 176 20% menggunakan bus = 20% x 587 = 117 15% menggunakan trasnportasi umum = 15% x 587 = 88

   Jumlah mobil Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 4 orang

  2 Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir mobil 5m x 3m = 15m

  Luas area parkir mobil = 205 : 4 = 51,25 ~ 51 mobil

  2

  2

  = 51 mobil x 15 m = 765 m  Jumlah motor

  Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 2 orang

  2 Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir motor 2m x 1m = 2m

  Luas area parkir motor = 176 : 2 = 88 motor = 88 motor x 2 m2 = 176 m2

   Jumlah bus Asumsi tiap bus dapat mengangkut 50 orang

  2 Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir bus 12m x 3m = 36m

  Luas area parkir bus = 117 : 50 = 2,34 ~ 3 bus

  

2

  2

  = 3 bus x 36 m = 108 m

2 Jumlah Luas Parkir = 1049 m

2 Sirkulasi 100% = 2098 m

  Luas Keseluruhan = L. Bangunan + L. area parkir

  2

  2

  = 5499,71 m + 2098 m

  2

  = 7597,71 m Berdasarkan peraturan daerah terkait tat ruang, ketentuan untuk KOefisisen Dasar Bangunan (KDB) adalah 50% san Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah 2.

  KDH min 10%  Luas lahan yang dibutuhkan

  KLB = Luas keseluruhan Luas Lahan

  Luas Lahan = Luas Keseluruhan KLB

  2 Luas lahan = 7597,71 m

  2

  2

  = 3798,86 m  Luas Lantai Dasar yang dapat dibangun

  KDB = Luas Lantai Dasar Luas Lahan

  Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan

  2 Luas lantai dasar = 50% x 3798,86 m

  

2

  = 1899,43 m  KDH

  = 40% x Luas Lahan

  2

  = 40% x 7597,71 m

  

2

  = 3039,08 m  Luas total lahan yang dibutuhkan

  L. total lahan = Luas Lahan + KDH

  2

  = 7597,71 m + 3039,08 m2

  2

  = 10636,79 m

3.2.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.2.1 Studi SIstem struktur dan Enclosure

a. Sistem Struktur

1. Struktur Bawah

  Alternative sistem struktur yang dapat digunakan untuk lahan daerah pesisir pantai sebagai berikut :  Sistem Struktur Apung merupakan sistem konstruksi yang tidak melekat/ menempel pada permukaan tanah melainkan bertumpu pada suatu sistem pengapung di atas permukaan air.

  Ada 3 macam jenis yang mempengaruhi struktur terapung ini:

  1. Dorongan akibat arus air yang terjadi dibagian bawah garis air

  2. Dorongan akibat angin yang terjadi terhadap bagian struktur terapung diatas garis air

  3. Dorongan akibat ombak/gelombang air Ada 3 macam system penambatan :

  1. Sistem Pile Keunggulan Sistem Piles :  Sistem piles merupakan struktur terapung yang mempunyai keunggulan banguan akan lebih stabil terhadap angin dan gelombang.

   Tingkat pergerakan lebih rendah. Kerugian :  Biayanya lebih mahal  Lebih tidak flexible, kurang cocok terhadap daerah yang berbatu - batu ataupun berpasir

  2. Sistem Rantai/Jangkar Sistem rantai/jangkar adalah perangkat penambat struktur terapung yang kedasar perairan, didanau, laut, sungai sehingga objek tidak berpindah tempat

Gambar 3.9 Sistem Pile www.b-foam.com diakses

  11 agustus 2016

Gambar 3.10 Sistem Chains www.b-foam.com diakses 11

  agustus 2016 yang di sebabkan hembusan angin. Jangkar dihubungkan dengan rantai sehingga dapat tersangkut di dasar perairan.

   Lebih flexible terhadap gelombang dan angin dari kondisi dasar laut yang berbatu dan berpasir.

   Lebih ekonomis. Kerugian :

  1. Lebih mudah gampang goyah jika ada pergerakan arus atau

  2. Tingkat pergerakan lebih tinggi

  3. Sistem Skrup (Baut) Sistem skrup merupakan struktur pemancang dengan meggunakan patok besi berulir yang di tancapkan kedasar danau/laut dengan cara penyetelan dari atas permukaan air.

   Lebih ekonomis dan lebih flexible

Gambar 3.11 Sistem skrup dari gelombang dan angin.

  Sumber

  Kerugian:

  diakses 11 agustus 2016 angin.

   Tingkat pergerakan lebih tinggi. (sumber:b-foam.com, 2012)

   Sistem Struktur Panggung Menurut Josep Prijotomo (1998) pilihan mengangkat bangunan di atas permukaan tanah bukanlah sekedar mengatasi banjir, menghindari kelembaban atau menghindari binatang buas, melainkan mengandung intensi menjaga ekologis bumi agar tidak rusak oleh pondasi. Selain itu semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan akan membuat tanah sukar menyerap air. Hal itu terlihat, bahwa serangan banjir setiap tahun tidak terhindarkan karena semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan-bangunan baru membuat air semakin sukar terserap oleh tanah.

  Konstruksi rumah panggung harus ringan, maka dari itu, biasanya menggunakan konstruksi kayu dengan pondasi umpak, karena selain lebih ringan dari konstruksi beton, juga sudah teruji kekuatannya mengingat dari dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan ini sebagai bahan pembuat rumah. Sambungan ditiap pertemuan kayu biasanya juga menggunakan kayu. Hal ini berguna apabila bangunan terkena gempa. Sambungan yang terbuat dari kayu bersifat lentur sehingga memungkinkan bangunan bergerak mengikuti arah gempa. Hal ini akan membuat konstruksi terhindar dari patahan struktur. Tapi sebenarnya rumah panggung bisa dibuat dari bahan apa saja selain kayu, misal bambu dan beton. Keuntungan Rumah Panggung :

  1. Terhindar dari banjir tentunya, karena ketinggian rumah panggung jauh lebih tinggi dari lingkungan sekitar.

  2. Konstruksi rumah panggung diciptakan supaya bangunan memungkinkan bergerak jika terkena gempa, agar bangunan tidak rusak atau rubuh.

  3. Kolong rumah panggung menjadi area resapan air yang optimal.

  Bisa dibuat sumur biopori atau menanam rumput-rumputan agar lingkungan kita tampak lebih hijau.

  4. Penyesuaian suhu di dalam rumah cepat berubah karena tidak langsung bersentuhan dengan tanah atau beton sehingga sirkulasi udara lebih bagus.

  5. Pada rumah panggung zona privat dan publik terpisah secara tegas.

  (sumber : Rudi Dewanto, 2012). Struktur untuk Bangunan Penunjang

1 Kriteria Struktur Bangunan : - Strength :kekuatan struktur bangunan didalam memikul beban.

  • Stability : struktur bangunan harus saling mendukung sehingga dapat berdiri dengan stabil.
  • 1 - Serviceability :struktur bangunan dapat melayani kegiatan didalamnya.

      Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.

    • Safety : keamanan struktur terhadap beban-beban. Sistem struktur untuk bangunan penunjang di Agrowisata Mangrove sebagai berikut :

       Pondasi Sumuran Pondasi Sumuran digunakan apabila daya dukung tanah cenderung rendah, memiliki kadar air yang tergolong tinggi, dan apabila tanah keras berada di kedalaman minimal 4-5 meter.

      2. Struktur Tengah Beberapa alternative struktur dinding yang ada diantaranya :  Struktur Rangka

      Struktur yang berupa kolom

    • – kolom pembentuk ruang dan sebagai penerima beban bangunan. Kelebihan struktur rangka : - Ruang yang tercipta lebih fleksibel.
      • Pelaksanaan lebih cepat
      • Pondasi yang digunakan dapat menggunakan pondasi titik atau setempat.

      Kelemahan Struktur rangka :

    • beban dipusatkan pada titik – titik penghubung.
    • Struktur terdiri dari kolom dan balok yang harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu.

      3. Struktur Atas Struktur atas bangunan ialah struktur yang berfungsi sebagai pelingkup bangunan yang melindungi bangunan dari iklim dan cuaca seperti hujan dan panas matahari.  Atap Atap Bangunan Beberapa alternatif Struktur atap ialah :

    • Struktur rangka kayu Struktur atap kayu merupakan struktur yang sering digunakan untuk bangunan
      • – bangunan tradisional. Karakteristik struktur atap rangka kayu diantaranya : o

      Memiliki berat yang rendah o Memiliki maksimal bentang ±12m o Memiliki muai dan susut o Ruangan dibawah atap dapat digunakan o Resiko gangguan rayap

    • Struktur Rangka Baja o Memerlukan coating untuk mengurangi resiko berkarat.

      o Tahan rayap. o Beban konstruksi menjadi lebih berat.

    • Beton Bertulang o Beban yang ditumpu kolom dan pondasi sangat berat.
    o Waktu pengerjaan lebih lama o Tahan api.

    b. Sistem Enclosure

      1. Sistem Penutup Lantai  Keramik granit tile

      Keramik memiliki berbagai macam corak dan warna, disisi lain mudah dalam pemasangan dan perawatan.

    Gambar 3.12 Lantai Granit

      (Sumber : diakses 20 agustus 2016)  Parquette Kayu

      Parquette Kayu akan memberikan kesan Modern, elegan dan kesan natural. Parquette kayu juga memiliki sifat tahan air dengan lapisan laminasi.

      Gambar 3.13Lantai Parquette Kayu (Sumber :diakses 20 agustus 2016)

      2. Sistem Penutup Dinding  Batu bata merah dipalikasikan pada dinding. Perbedaan warna yang unik membuat dinding lebih terlihat indah. Pengeksposan batu bata merah ini bertujuan untuk menimbulkan nuansa alami/natural, tegas, dan sejuk.

      Keuntungannya: 1. terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan.

      2. memiliki daya kuat tekan.

      3. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang dipersyaratkan.

    Gambar 3.14 dinding batu bata ekspos (Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)

       Selain batu bata ekspos, material dinding yang dipakai adalah batu kali. Dibeberapa bagian bangunan ada yang menggunakan jenis dinding ini. Dinding yang dipasangi oleh batu kali memiliki Keuntungannya: 1. Bersifat kuat.

      2. Memiliki sudut yang berbeda-beda.

      3. Berwarna abu-abu, atau kecoklat-coklatan.

    Gambar 3.15 dinding batu kali (Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)

       Bata Salah satu alternative material Dinding menggunakan material Bata sebagai material utama pelingkup bangunan. Batu Bata merupakan material utama yang sering digunakan pada masa lampau. Semakin berkembangnya jaman, batu bata tak hanya digunakan sebagai bahan dinding biasa melainkan juga digunakan sebagai material dinding yang dibentuk dinamis sehingga memiliki elemen estetis. Material ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

       Keunggulan Tahan pada panas, sehingga dapat menjadi perlindungan dari kebakaran.  Kelemahan - Sulit untuk membuat pasangan material batu bata yang rapi.

    • Proses pemasangan memakan waktu yang cukup lama.  Bata Ringan Bata Ringan memiliki berat yang ringan dikarenakan adanya gelembung udara di dalam materialnya. Bata ringan juga memiliki sifat meredam kebisingan yang lebih baik dari pada bata biasa. Bata ringan juga merupakan material yang tahan api, namun dalam pemasangan, bata ringan memiliki proses yang lebih cepat dibandingkan bata biasa.

      3. Sistem Penutup Atap  Langit-langit

      PVC, Plafon penutup PVC memiliki karakteristik : - Mudah dalam proses pemasangan dan perawatan.

    • Mampu meredam panas.
    • Tidak menyalurkan api jika terjadi kebakaran.
    • Anti rayap  Penutup Atap

      1. Atap Sirap kayu