TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KEPEMILIKAN RUMAH YANG BELUM DIBANGUN (Studi Pada Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

  TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KEPEMILIKAN RUMAH YANG BELUM DIBANGUN (Studi Pada Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan) Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syariah

  Oleh :

FINA FAUZIAH

NPM : 1321030088

  Program Studi : Mu’amalah

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

  1439 H / 2017 M

  TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KEPEMILIKAN RUMAH YANG BELUM DIBANGUN (Studi Pada Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan)

  Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

  Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syariah

  Oleh: FINA FAUZIAH NPM : 1321030088 Program Studi : Mu’amalah

  Pembimbing I : Nurnazli, S.H., S.Ag., M. Ag Pembimbing II : Khoiruddin M.S.I.

  

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2017 M

  

ABSTRAK

Oleh:

Fina Fauziah

  Akad Istishna (

  bai‟ al-istishna‟) yaitu kontrak penjualan antara pembeli

  akhir (

  mustashni‟) dan supplier (shai‟). Dalam kontrak ini, shani‟ menerima

  pesanan dari

  mustashni: shani‟ menurut spesifikasi yang telah disepakati. Sejalan

  dengan kebutuhan dan permintaan rumah yang cukup banyak dari masyarakat perumahan sidosari 2 mengakibatkan pengembang memasarkan sistem penjualan rumah dengan cara memesan terlebih dahulu atau rumah yang menjadi objek jual beli belum di bangun, dimana dengan sistem ini konsumen telah mengeluarkan uang tanda jadi sebesar 10 sampai 30% dari total harga rumah. Dalam prakteknya jual beli dengan sistem memesan terlebih dulu ini banyak menimbulkan permasalahan. Sepertihalnya yang terjadi di Perumahan Sidosari Natar Lampung Selatan ini perjanjian awal perumahan sudah jadi dan bias ditempati dalam jangka waktu 4 bulan, namun setelah 4 bulan nyatanya rumah belum selesai dibangun atau belum siap ditempati.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan perjanjian kepemilikan rumah yang belum dibangun di perumahan Sidosari 2 Natar, dan bagaimana pandangan hukum Islam tentang perjanjian kepemilikan rumah yang belum dibangun di perumahan Sidosari 2 Natar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kepemilikan rumah yang belum dibangun serta bagaimana pandangan hukum Islam tentang perjanjian kepemilikan rumah di Perumahan Sidosari 2 Natar.

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang terkumpul diolah melalui proses editing dan sistemating.Sedangkan analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir induktif.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakandalam prakteknya perjanjian tersebut tidak sesuai dengan perjanjian awal. Perjanjian di awal pembeli rumah di janjikan selama 4 bulan bahwasanya rumah sudah dapat ditempatinamun dalam prakteknya setelah 4 bulan rumah belum siap untuk ditempati. Dari tinjauan pandangan hukum Islam praktek pelaksanaan perjanjian kepemilikan rumah yang belum dibangun di Perumahan Sidosari 2 ini sah, karena praktik dan teori sesuai dengan kaidah fikih bahwa Hukum asal dalam segala hal adalah boleh sebelum ada dalil yang membatalkannya dan atau mengharamkannya, dan dalam hukum Islam perjanjian harus ditepati dan dihormati. Tidak boleh menyalahi salah satu dari hukum-hukum syariat, perjanjiannya harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, tidak boleh mencurangi salah satu pihak, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

  MOTTO         

  Artinya :

  “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertaqwa. Maka sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang b ertaqwa” (QS. Ali-Imran : 76).

  1

1 Departemen Agama RI, Al-

  Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah Rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya yang telah memudahkan saya dalam menyelesikan skripsi ini, penulisan skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Ayah dan Ibu ku tercinta, Bapak Don Fisman dan Ibu Fatmawati, yang senantiasa memberikan semangat disaat aku mulai lelah, yang senantiasa memberikan limpahan doanya disetiap sujudnya, cinta dan curahan kasih sayang, Serta nasihat dan dukungannya selama ini.

2. Adik-Adik ku, Egi Ade Wanto, Giska Amanda, Chika Amelia, Ziqra Zahwa Al-

  Adawiyah, yang selalu memberi semangat, mendukung dan menantikan kesuksesanku.

RIWAYAT HIDUP

  Fina Fauziah, lahir pada tanggal 26 Juni 1995 di Lampung Barat. Anak pertama dari lima bersaudara, merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Don Fisman dan Fatmawati adapun riwayat pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. SDN 01 Fajar Bulan (Kecamatan Fajar, Bulan Lampung Barat) lulus 2007 2. MTS AL-IKHLAS (Kecamatan Fajar, Bulan Lampung Barat) lulus tahun 2010

  3. SMKN 01 Way Tenong Gg. Bogor (Kecamatan Fajar, Bulan Lampung Barat) lulus tahun 2013 4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung program strata satu (S1) Fakultas Syari‟ah Jurusan Mu‟amalah masuk tahun

  2013.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi r abbil „alamiin

  Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat dan kelancaran, Engkaulah faktor utama dalam keberhasilan penulisan skripsi ini. Selanjutnya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

  Dengan telah terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “TINJAUAN HUKUM

  ISLAM TENTANG KEPEMILIKAN RUMAH YANG BELUM DIBANGUN ” (Studi di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan).

  Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari semua pihak dengan berbagai bentuk kontribusi yang diberikan, baik secara moril ataupun materil. Dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum

  UIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk mema nfaatkan segala fasilitas di Fakultas Syari‟ah.

  2. H.A. Khumedi Ja‟far, S.Ag.,M.H. Selaku Ketua Jurusan dan Khoirudin M.S.I. selaku sekertaris Muamalah yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan dan memotivasi Masiswa .

  3. Nurnazli, S.H., S.Ag., M.Ag. selaku pembimbing I dan Khoirudin M.S.I. selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta memberikan masukan yang sangat berarti dan membangun atas penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah melindungi Ibu dan Bapak, Amin.

  4. Sahabat-sahabat tercinta Alen Azhary, Rinda Cintya, Dinar Ambarsari, Amelia Andriyani, Aprianti Dewi, Cici Indriani, Ana Karmila, Nurma Kusnita, Hamdan Supriono, Veni Selviani, Desy Listhiana, Sayyidah Sekar, Anggita, Richa Fransisca, Riana, yang telah menemani penulis dalam suka dan duka dalam mengarungi dinamika kehidupan kampus. Terimakasih atas segala warna yang kalian berikan.

  5. Teman-teman sekelas Muamalah B dan seluruh teman seangkatan.

  Terimakasih atas pertemanan yang penuh kehangatan.

  6. Teman-teman KKN Kelompok 176 Tahun 2016 Desa Madaraya, Kec.

  Pagelaran Utara, Pringsewu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

  7. Seluruh dosen Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan yang telah memberikan pelajaran dan pengajaran kepada penulis sehingga dapat mencapai akhir perjalanan di kampus UIN Raden Intan Lampung.

  8. Bapak dan Ibu staf karyawan perpustakaan syari‟ah dan perpustakaan pusat UIN Raden Intan Lampung

  9. Kepala Pengembang Perumahan dan khususnya para pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini di Perumahan Sidosari 2 Natar lampung selatan beserta staf-stafnya telah mengizinkan penulis untuk penelitian. Terimakasih atas waktu dan bantuannya.

  10. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tempatku menimba ilmu pengetahuan dan telah mendidik untuk mampu berfikir lebih maju.

  Semoga amal baik kalian mendapat balasan dari Yang Maha Sempurna. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengarapkan masukan baik berupa saran maupun kritik demi kelengkapan dan sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Bandar Lampung, 2017 Penulis

  Fina Fauziah NPM. 1321030088

  DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

MOTTO .................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

DAFTAR ISI ....................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Penegasan Judul ......................................................................

  B.

  2 Alasan Memilih Judul .............................................................

  C.

  3 Latar Belakang Masalah .........................................................

  D.

  6 Rumusan Masalah...................................................................

  E.

  6 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................

  F.

  7 Metode Penelitian ...................................................................

  BAB II LANDASAN TEORI A.

  13 Perjanjian dalam Hukum Positif .............................................

  1. Pengertian Perjanjian ....................................................

  13 2. Unsur-unsur Perjanjian..................................................

  14 3. Asas-asas Hukum Perjanjian .........................................

  14 4. Jenis-jenis Perjanjian .....................................................

  17 5. Subyek dan Obyek Hukum dalamPerjanjian ................

  19 B.

  21 Kepemilikan............................................................................

  1. Pengertian Kepemilikan ................................................

  21 2. Macam-macam Kepemilikan ........................................

  22 C. Akad ....................................................................................... 23 1. Pengertian Akad ............................................................

  23 2. Dasar Hukum Akad .......................................................

  27 3. Syarat Dan Rukun Akad................................................

  28 4. Macam-Macam Akad ....................................................

  38 5. Sah Dan Batalnya Akad ................................................

  40

  6. Berakhirnya Akad .........................................................

  45 7. Akad Istishna Dalam Kepemilikan Rumah ...................

  47 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.

  Gambaran Umum Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan ....................................................................

  61 B. Praktik Pelaksanaan Perjanjian Kepemilikan Rumah yang

  Belum Dibangun di Perumahan SidosarI 2 Natar Lampung Selatan .....................................................................

  69 BAB IV ANALISIS DATA A.

  Pelaksanaan Perjanjian Kepemilikan Rumah yang Belum Dibangun di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan .....................................................................

  72 B. Pandangan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Perjanjian

  Kepemilikan Rumah yang Belum Dibangun di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan ..........................................

  75 BAB V PENUTUP A.

  79 Kesimpulan ...................................................................................

  B. ....................................................................................... 80 Saran

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Penelitian ini berjudul Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Perjanjian Kepemilikan Rumah Yang Belum Dibangun (Studi pada Perumahan Sidosari 2, Natar, Lampung Selatan). Guna menghindari kesalah

  pahaman dan kekeliruan dalam dalam memahami arti judul skripsi Maka perlu dijelaskan Kata-kata penting dari judul tersebut, adapun kata-kata yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut : 1.

  Tinjauan adalah hasil meninjau pandangan pendapat (sesudah menyelidiki,

  2 mempelajari, dan sebagainya).

  2. Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasullullah SAW tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama

  s

  Islam”. Sedangkan Hukum Islam menurut ahli ushul fiqh adalah: “Firman Allah yang di tunjukan kepada orang-orang mukallaf yaitu orang-orang yang sudah cakap bertanggung jawab hukum, berupa perintah, larangan,

  3 atau kewenangan memilih yang bersangkutan dengan perbuatannya”. 2 Hukum Islam pula dinamakan fikih, yang berarti pemahaman dan penalaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 105 rasional. Hukum Islam disini lebih spesifik pada hukum Islam yang mengatur tentang kebendaan antar manusia yakni Fiqh Muamalah dan yang berkaitan dengan hukum ekonomi syari‟ah (muamalah) tentang kepemilikan rumah.

  3. Kepemilikan adalah hak khusus manusia terhadap kepemilikan barang yang diizinkan bagi seseorang untuk memanfaatkan dan mengalokasikan tanpa batas hingga terdapat alasan yang melarangnya. Kepemilikan tidak memberi hak mutlak kepada pemiliknya untuk menggunakannya sesuai keinginan

  5 sendiri, melainkan harus sesuai dengan beberapa aturan.

4. Rumah yang Belum Dibangun ialah rumah yang dijual namun secara fisik

  6 belum jadi atau hanya gambaran saja.

  Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa yang dimaksud dari judul skripsi ini adalah Tinjauan Hukum Islam Tentang Kepemilikan Rumah yang Belum Dibangun. (Studi pada perumahan sidosari 2 Natar Lampung Selatan).

B. Alasan Memilih Judul 1.

  Alasan Objektif a.

  Bahwa terjadi pembelian rumah yang belum dibangun, atau secara cicilan yang mengartikan memesan terlebih dahulu dengan memberikan uang 4 tanda jadi atau uang muka.

  Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.

  81. 5 Lukman Hakim, Prinsi-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta:PT. Gelora Aksara Pratama),

  h. 42 6 Satya Vibis, Cara Jual Beli Rumah Via Developer, (Jakarta :Lembaga Edukasi Properti, b.

  Bahwa pembelian rumah yang belum dibangun merupakan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat, oleh karena itu perlu diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas.

2. Alasan Subjektif a.

  Bahwa informasi-informasi berkaitan dengan pelaksanaan pemilikan rumah yang belum dibangun dapat ditemukan pada lingkungan perumahan Sidosari 2, Natar Lampung Selatan dan dapat di temukan pada perpustakaan.

  b.

  Pembahasan judul ini memiliki relevansi dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di bidang Muamalah Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

  Rumah adalah sesuatu yang diidam-idamkan setiap orang untuk dimiliki, karena rumah adalah salah satu kebutuhan primer (pokok) yang sangat penting kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari disamping kebutuhan sandang (pakaian) dan pangan (makanan). Definisi rumah menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sebuah bangunan untuk tempat tinggal.

  7 Di Indonesia saat ini masih relatif banyak warga Negaranya yang belum

  memiliki rumah. Kondisi ini tidak terlepas dari makro perekonomian Indonesia yang mengalami krisis moneter dan ekonomi. Kondisi tersebut secara langsung mengakibatkan daya beli rumah secara tunai menjadi rendah, sehingga timbulnya

  8 berbagai penawaran kredit pemilikan rumah.

  Sistem kredit bangunan sama halnya seperti indent, yang menurut

  9

  kamus bahasa Inggris-Indonesia artinya memasukan. Jadi, penggunaan istilah indent adalah untuk mengartikan memesan terlebih dahulu dengan memberikan uang jadi/uang muka untuk membeli rumah yang belum ada (belum didirikan/belum dibangun). Tingginya permintaan masyarakat tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan pengembangan dalam menyediakan rumah siap huni, sehingga berkembang transaksi jual beli rumah dengan sistem indent atau membeli rumah dengan cara memesan terlebih dahulu.

  Dalam transaksi rumah dengan sistem indent melalui kredit pemilikan rumah, para pihak yang terlibat adalah konsumen (pembeli), pengembang, dimana masing-masing antara satu dengan yang lain terikat di dalam hubungan perjanjian. Dalam prakteknya bentuk perjanjian dan hubungan hukum yang mengikat masing- masing pihak tersebut biasanya adalah sebagai berikut :

  1. Antara konsumen dengan pengembangan terikat jual beli rumah berbentuk surat perjanjian pengikatan jual beli, di bawah tangan atau akta notaris.

  2. Antara pengembang dengan pembeli terikat perjanjian kerjasama pemberian fasilitas kredit pemilikan rumah dengan jaminan.

  Biasanya, dalam menjual produk KPR menggunakan fasilitas pembiayaan, Murabahah yang memungkinkan nasabah untuk membayar KPR-nya secara angsuran. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan 8 Rizqi Savitry, Hukum Pembelian Rumah Secara Kredit.(Jakarta,th.2015.), h. 56. harga perolehan dan keuntungan (Margin) yang telah di sepakati oleh Pengembang dan Pembeli.

            

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah

  tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

  10 menuliskannya. (QS Al-Baqarah :282)

  

           

   

  Artinya: Dan dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah

  dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak . dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

  (QS,,Al Azhab :27)

  Ayat di atas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut dengan jual beli salaf, dalam hal inipun menjadi acuan pada jual beli Istishna.

  Dalam praktek murabahah selalu menngunakan jenis-jenis pembayaran secara tangguh atau cicilan. Akad jenis ini adalah salah satu bentuk akad bisnis yang mencari keuntungan bersifat pasti dan telah diketahui dimuka. Murabahah sendiri merupakan penjualan sesuatu barang dengan harga asal dengan tambahan

  11 keuntungan sejumlah yang disepakati bersama.

  Kemudian dilihat dari segi pembayaran, pembeli menentukan atau memilih tipe, lokasi, harga rumah, serta cara pembayaran melalui kredit pemilikan rumah. 10 Kementerian Agama RI, Al-

  Qur‟an Keluarga Edisi Hasanah (Bandung: Fitrah Rabbani, 2009). h. 65 11 Institute of Research and Training, Konsep Syariah Dalam Sistem Perbankan. ( Kuala

  Pada tahap ini antara konsumen dengan pengembang sepakat bahwa rumah yang dibeli secara fisik belum di bangun (belum ada). Pada tahap ini pembeli membayar uang tanda jadi (Booking fee) kepada pengembang. Pembeli membayar uang muka atau Dp sejumlah Rp.7.500.000 selanjutnya pembeli akan membayar uang cicilannya 750.000, perbulanya selama 15 tahun. Besarnya uang muka tergantung kesepakatan, sisa pembayaran harga rumah dibayar oleh konsumen melalui kredit pemilikan rumah dengan pengembang yang sudah ada perjanjian kerjasama pemberian fasilitas kredit pemilikan rumah dari pengembang.

  Dari pemaparan di atas tentang Pemilikan Rumah menarik untuk diteliti dengan judul

  “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Perjanjian Kepe milikan Rumah yang Belum di Bangun” (Studi pada Perumahan Sidosari

2 Natar Lampung Selatan) D. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pelaksanaan perjanjian Kepemilikan Rumah yang Belum di Bangun di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang Pelaksanaan Perjanjian

  Kepemilikan Rumah Yang Belum di Bangun di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung selatan? E.

   Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengetahui Pelaksanaan Perjanjian Kepemilikan Rumah yang Belum di Bangun, pada perumaha sidosari 2 Natar Lampung selatan. b.

  Untuk mengetahui pandangan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Perjanjian Kepemilikan Rumah yang Belum Dibangun, di perumahan sidosari 2 Natar Lampung selatan.

2. Kegunaan dari Penelitian a.

  Bagi kalangan akademis sebagai salah satu sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat menganalisis kembali fenomena dalam pembiayaan pemilikan rumah yang belum dibangun yang masih sedikit banyaknya dipraktekkan di kalangan masyarakat.

  b.

  Bagi masyarakat umum terutama untuk pemilik rumah yang belum dibangun atau pengembang diharapkan dapat mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan sebelum melakukan pengkreditan rumah yang belum dibangun dan dapat memahami pandangan islam mengenai kepemilikan rumah agar tidak terjadi penyimpangan penyimpangan yang dapat merugikan beberapa pihak terkait.

F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian a.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu dengan mencari data secara langsung

  12 kelapangan dengan melihat lebih dekat obyek yang akan diteliti.

  Obyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak pengembang dan pihak yang membeli rumah. Disamping itu penyusun juga menyertakan penelitian pustaka (library research), meskipun data yang nantinya diperoleh sebagaian besar dari lapangan namun dari data pustaka ini sebagai acuan teori yan nantinya akan digunakan dan dijadikann dasar-dasar penelitian.

  b.

  Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian fakta status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interprensi yang tepat.

  Sedangkan analitik, yaitu menganalisis masalah dan diolah dengan

  13 menggunakan sudut pandang hukum Islam.

  2. Data dan Sumber Data

  Fokus penelitian ini lebih pada persoalan Pembiayaan Pemilikan Rumah akad yang terkait tentang subjek dan objek pengkreditan, oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: a.

  Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

  14

  atau objek yang diteliti. Dalam hal ini data primer yang diperoleh peneliti bersumber dari pelaku, yaitu pembeli (konsumen) dan

  13 Ibid., h. 34 pengembang (developer) di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan.

  b.

  Data Sekunder Data Sekunder adalah data pendukung dari data Primer yang bersumber dari dokumen-dokumen, jurnal, buku-buku induk yang dibutuhkan atau data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan di laporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti itu sendiri, walaupun yang

  15

  dikumpulkan itu sesungguhnya data asli. Data sekunder diperoleh peneliti dari buku-buku yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini.

3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian mungkin beberapa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap, tingkah laku, dan

  16

  sebagainya yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih adalah pihak konsumen yang melakukan pemesanan pemembelian rumah di perumahan sidosari 2 Natar Lampung Selatan yang berjumlah 10 orang. dan pengembang berjumlah 1 orang di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan.

  b.

  Sampel Sampel adalah contoh yang mewakili dari populasi dan cermin dari 15 keseluruhan objek yang diteliti. Untuk menentukan ukuran sampel 16 Ibid. h. 20 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dalam digunakan rumusan Menurut Suharsimi Arikunto, yang apabila subjeknya kurang dari 100 orang maka akan diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya besar melebihi dari 100 orang dapat diambil antara 10%-15% atau

  17

  20%-25%. Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, yaitu 10 orang maka penelitian ini adalah penelitian populasi. Oleh karena itu, sampel dalam populasi ini berjumlah 10 orang.

  4. Metode Pengumpulan Data a.

  Interview Interview adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab yang di kerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada

  18

  masalah, tujuan dan hipotesis penelitian. Pada praktiknya penulis menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan secara langsung kepada Pengembang/penyedia Pemilik rumah yang belum di bangun serta beberapa responden yang dapat memberikan informasi terkait pembiayaan rumah yang belum di bangun dengan berpedoman pada pertanyaan pertanyaan yang telah disiapkan hal itu bertujuan untuk menggali informasi secara lebih dalam sehingga dapat memperoleh data yang valid. Dalam penelitian ini interview dilakukan dengan pengembang dan pembeli.

  17 Op.,Cit, h. 120. b.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data apabila observasi yang dikumpulkan bersumber dari dokumen seperti buku, jurnal, surat

  19

  kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan data-data dengan mendata arsip dokumentasi yang ada di tempat atau objek yang sedang di teliti.

  c.

  Observasi Observasi adalah cara dan tehnik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala atau fenomena

  20

  yang ada pada objek penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati Kepemilikan Rumah yang Belum di Bangun di Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan.

5. Metode Pengolahan Data a.

  Pemeriksaan Data (Editing) Pengecekan data atau editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk

  (raw data) atau terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan lapangan dan bersifat koreksi, sehingga kekurangannya

  21 dapat dilengkapi atau diperbaiki.

  19 20 Ibid., h. 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPpraktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.120 b.

  Sistematisasi Data (Systemating) Sistemating yaitu melakukan pengecekan terhadap data-data atau bahan-bahan yang telah diperoleh secara sistematis, terarah dan

  22 beraturan sesuai dengan klasifikasi data yang diperoleh.

6. Metode Analisis Data

  Dalam menganalisis data, penyusun menggunakan metode penalaran induktif, yaitu menganalisis data atau fakta fakta yang ada dilapangan kemudian ditarik ke teori yang bersifat umum seperti yang terdapat dalam al-Quran, as-Sunnah, Fiqh dan hukum Islam. Metode induktif yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dilapangan yang lebih umum

  23

  mengenai fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat kesimpulan tentang berbagai hal yang berkenaan Sistem Pembiayaan Pemilikan Rumah. Hasil analisanya dituangkan dalam bab- bab yang telah dirumuskan dalam sistematika pembahasan dalam penelitian ini.

  22 23 Op. Cit., h. 16

Sutrisno Hadi, Metode Research, jilid I (Yogyakarta: Yayasan Penerbit, Fakultas

Psikologi UGM, 1981), h. 36

BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian dalam Hukum Positif 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

  mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Pengertian perjanjian ini mengandung unsur perbuatan, penggunaan kata “Perbuatan” pada perumusan tentang perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum atau tindakan hukum, karena perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang memperjanjikan. Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih, untuk adanya suatu perjanjian, paling sedikit harus ada dua pihak yang saling berhadap- hadapan dan saling memberikan pernyataan yang cocok/pas satu sama lain, pihak tersebut orang atau badan hukum. Mengikatkan dirinya, di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dimana perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri. Sedangkan perjanjian tertulis, yaitu Perjanjian standar atau baku adalah perjanjian yang berbentuk tertulis berupa isinya distandarisasi (dibakukan) terlebih dahulu secara sepihak oleh produsen, serta bersifat massal, tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi yang dimiliki oleh konsumen.Perjanjian formal adalah perjanjian yang telah

  24 ditetapkan dengan formalitas tertentu.

2. Unsur-unsur Perjanjian a.

  Ada pihak-pihak Pihak-pihak yang ada disini paling sedikit harus ada dua orang. Para pihak bertindak sebagai subyek perjanjian tersebut. Subyek mana bisa terdiri dari manusia atau badan hukum. Dalam hal para pihak terdiri dari manusia, maka orang tersebut harus telah dewasa dan cakap untuk melakukan hubungan hukum.

  b.

  Ada tujuan yang akan dicapai Suatu perjanjian harus mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu yang ingin dicapai, dan dengan perjanjian itulah tujuan tersebut ingin dicapai atau dengan sarana perjanjian tersebut suatu tujuan ingin mereka capai, baik yang dilakukan sendiri maupun oleh pihak lain, yang dalam hal ini mereka selaku subyek dalam perjanjian tersebut, para pihak terikat dengan ketentuan bahwa tujuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum.

  c.

  Ada prestasi yang harus dilaksanakan Para pihak dalam suatu perjanjian mempunyai hak dan kewajiban tertentu yang satu dengan yang lainnya saling berlawanan. Apabila pihak yang satu berkewajiban untuk memenuhi satu prestasi, maka bagi pihak 24 lain hal tersebut adalah merupakan hak dan begitupun sebaliknya.

  Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Yogyakarta: Pustaka Yudistia, 2004), h. d.

  Ada bentuk tertentu Suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun tertulis.

  e.

  Ada syarat-syarat tertentu Dalam suatu perjanjian tentang isinya, harus ada syarat-syarat tertentu, karena dalam suatu perjanjian menurut ketentuan pasal 1338

  KUHPerdata ayat satunya menentukan bahwa suatu perjanjian atau persetujuan yang sah adalah mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dan agar suatu perjanjian bisa dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah adalah bilamana perjanjian tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

3. Asas-asas Hukum Perjanjian.

  Didalam suatu hukum kontrak terdapat 5 (lima) asas yang dikenal menurut ilmu hukum perdata. Kelima asas itu antara lain adalah : asas kebebasan berkontrak (freedom of contract), asas konsensualisme

  , asas kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas itikad

  (consensualism) baik (good faith), dan asas kepribadian.

  1) Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract)

  Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi “Semua perjanjian yang dibuat

  secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya

  .” Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.

  2) Asas konsensualisme (Concensualism)

  Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak. Perjanjian riil adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (dalam hukum adapt disebut secara kontan). Sedangkan perjanjian formal adalah suatu perjanjian yang telah ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik

  25 berbentuk akta otentik maupun akta bawah tangan).

3) Asas Kepastian Hukum ( pacta sunt servanda ).

  Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian.

  Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati subtansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap subtansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Hal ini mengandung makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua pihak merupakan perbuatan yang sakral dan dikaitkan dengan unsur keagamaan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya asas pacta sunt servanda diberi arti sebagai pactum, yang berarti sepakat yang tidak perlu dikuatkan dengan sumpah dan tindakan formalitas lainnya. 4) Asas Itikad Baik ( Good Faith ).

  Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang berbunyi “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan subtansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. 5) Asas Kepribadian ( personality ).

  Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata.

4. Jenis-jenis Perjanjian

  Perjanjian dapat dibedakan menurut berbagai cara, yaitu: 1.

  Perjanjian menurut sumbernya.

  a.

  Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga. Misalnya, Perkawinan.

  b.

  Perjanjian yang bersumber dari hukum kebendaan, adalah perjanjian yang berhubungan dengan peralihan hukum benda. c.

  Perjanjian obligatoir, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban.

  d.

  Perjanjian yang bersumber dari hukum acara.

  e.

  Perjanjian yang bersumber dari hukum publik.

  2. Perjanjian menurut hak dan kewajiban para pihak, dibedakan menjadi : a.

  Perjanjian timbal balik, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak.

  b.

  Perjanjian sepihak, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada satu pihak saja, sedangkan pada pihak yang lain hanya ada

  26 hak.

  3. Perjanjian menurut keuntungan salah satu pihak dan adanya prestasi pada pihak yang lain.

  a.

  Perjanjian Cuma-Cuma, adalah perjanjian yang hanya memberikan keuntungan pada salah satu pihak.

  b.

  Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum.

  5. Subyek Dan Obyek Hukum Dalam Perjanjian

  26 Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009),

  Yang dimaksud subyek hukum dalam suatu perjanjian adalah pihak- pihak yang bersepakat dalam perjanjian tersebut. Subyek hukum dapat seorang individu atau lebih dan satu badan hukum yang resmi atau lebih. Sedangkan obyek hukum dari suatu perjanjian berupa prestasi yang telah disepakati itu sendiri yaitu hal pemenuhan perjanjian. Dalam bukuya Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, CST Kansil mengemukakan beberapa macam prestasi, macam-macam prestasi itu adalah : a. memberikan sesuatu seperti membayar harga, menyerahkan barang dan sebagainya.

  b. berbuat sesuatu misalnya memperbaiki barang yang rusak, membongkar bangunan.

  c. tidak berbuat sesuatu misalnya untuk tidak mendirikan suatu bangunan, untuk tidak menggunakan merek dagang tertentu, yang kesemuanya ditetapkan oleh Pengadilan.

  Suatu perjanjian dianggap sah menurut hukum jika masing-masing subyek hukum tidak cacat hukum. Dalam arti jika subyek hukum seorang individu maka ia sudah harus sudah dewasa menurut hukum dan cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Dan jika subyek hukumnya dalam bentuk badan hukum, maka badan hukum itu harus sah menurut hukum.

6. Syarat Sahnya Perjanjian

  Keberadaan suatu perjanjian atau yang saat ini lazim dikenal dengan kontrak, tidak terlepas dari terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian/kontrak seperti yang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata, antara lain kesepakatan, kecakapan, adanya objek dan legal.

  a.

  Sepakat (Toestemming) mereka yang mengikatkan dirinya Syarat yang pertama sahnya kontrak adalah adanya kesepakatan atau konsensus para pihak. Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan, kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya, karena kehendak itu tidak dapat dilihat/diketahui orang lain.

  b.

  Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

  Di dalam dunia hukum, perkataan orang (Persoon) berarti pendukung hak dan kewajiban yang juga disebut subjek hukum.

  Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia baik warga negara maupun orang asing adalah pembawa hak (Subjek hukum) yang memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum. Meskipun setiap subjek hukum mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum, namun perbuatan

  27 tersebut harus didukung oleh kecakapan dan kewenangan hukum.

B. Kepemilikan 1.

  Pengertian Kepemilikan 27 CST Kansil, Pengantar ilmu hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta:

  Secara etimologis, kata milik berasal dari bahasa Arab al-milk yang berarti penguasaan terhadap sesuatu. Al-Milk juga berarti sesuatu yang dimiliki (harta). Milik juga berarti hubungan seseorang dengan suatu harta benda yang diakui oleh syara, yang menjadikannya mepunyai kekuasaan khusus terhadap harta itu, sehinngga ia dapat melakukan tindakan hukum terhadap harta itu, kecuali ada halangan syara.

  Secara terminologis, al-milk yaitu pengkhususan seseorang terhadap suatu benda yang memungkinkannya untuk bertindak hukum terhadap

  28 benda itu (sesuai dengan keinginannya), selama tidak ada halangan syara.

  a.

  Pandangan Islam Tentang Kepemilikan Dalam ekonomi Islam, pemilik hakiki hanya pada Allah, sebagaimana firman-Nya sebagai berikut:

  Allah adalah pemilik mutlak (absolut), sedangkan manusia memegang hak milik relatif. Artinya, manusia hanyalah sebagai penerima titipan ( pemegang amanah) yang harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Pandangan ini sangat bertolak belakang dengan paham kapitalisme yang menganggap harta adalah milik manusia itu sendiri, karena manusia yang menguasainya sendiri. Untuk itu, menurut paham ini, manusia bebas menentukan cara mendapatkan dan bebas pula memanfaatkanya, tanpa perlu melihat halal haramnya.

  Pandangan islam tentang harta (sumber daya) juga berbeda dengan sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu. Semua adalah milik negara, individu hanya diberikan sebatas yang diberikan dan bekerja sebatas yang dia bisa.

2. Macam-macam Kepemilikan a.

  Kepemilikan Individu Kepemilikan individu adalah izin dari syari (Allah SWT) yang memungkinkan siapa saja untuk memanfaatkan zat maupun kegunaan suatu barang serta memperoleh konpensasi, baik karena barangnya diambil kegunaanya oleh orang lain seperti disewakan ataupun karena dikonsumsi

  29 untuk dihabiskan zatnya seperti dibeli dari barang tersebut.

  b.

  Kepemilikan Umum Kepemilikan Umum adalah izin dari syariat kepada masyarakat secara bersama-sama memanfaatkan sumber daya lain. Ini berupa barang- barang yang mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti, air, api(bahan bakar,listrik,gas). Barang yang tidak mungkin dimiliki individu, seperti, sungai,danau, jalan dll.syariat melarang sumber daya seperti ini dikuasai oleh seseorang atau sekelompok kecil orang.

  c.

  Kepemilikan Negara Kepemilikan negara adalah harta yang merupakan hak seluruh kaum muslimin yang pengelolaanya menjadi wewenang khalifah. Yang termasuk milik negara di antaranya: harta ghanimah (rampasan perang),

  fa‟i (harta kaum muslimin yang yang berasal dari kaum kafir yang disebabkan oleh kepanikan dan ketakutan tanpa mengerahkan pasukan). Harta yang tidak memiliki ahli waris, dan tnah hak milik negara.

  d.

  Kepemilikan Mutlak Kepemilikan hakiki semua kekayaan di dalam semesta ini adalah

30 Allah SWT.

  e.

  Kepemilikan Relatif Kepemilikan relafi adalah kepemilikan manusia diakui secara de

  jure karena Allah sendiri yang mengaruniakan kepadanya kekayaan itu

  31 dan dia yang mengakui kepemilikan tersebut.

Dokumen yang terkait

TINJAUAN FIQH SIYASAH TENTANG FUNGSI KEPALA DESA DAN BPD DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Haduyang Kec. Natar Kab. Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 91

TINJAUAN FIQH SIYASAH TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN MASYARAKAT (Studi di Desa Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 2 96

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA JASA BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL (Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 2 99

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD PENGADAAN PERUMAHAN ISLAMI (Studi di Perumahan Sebiay Sumantri Estate, Natar, Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 2 104

ETOS KERJA KARYAWAN DALAM PERSEPEKTIF HUKUM EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada BMT Dana Mulya Syariah Di Desa Candipuro Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 99

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMANFAATAN TANAH WAKAF PASAR YANG DIALIH FUNGSIKAN MENJADI POM BENSIN (Studi Kasus di Kelurahan Sekincau Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat) - Raden Intan Repository

0 1 89

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN ARISAN ONLINE HANDPHONE DI INSTAGRAM (Studi Pada Pemilik Akun Instagram @Tikashop_bdl) - Raden Intan Repository

0 0 96

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KULKAS YANG TIDAK DIAMBIL PEMILIKNYA (Studi Pada Bengkel Abu Hasan di Kelurahan Pesawahan Teluk Betung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 100

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN POTONGAN DALAM JUAL BELI KOPI (Studi Kasus Desa Jagaraga Kecamatan Sukau Kab. Lampung Barat) SKRIPSI - Raden Intan Repository

0 0 95

PELAKSANAAN GANTI RUGI PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI ISLAM DAN HUKUM UUPA (Studi Kasus Pembuatan Tol Sumatera Di Wilayah Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 127