TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA JASA BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL (Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA JASA
BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL
(Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syariah Oleh:
Eva Sumarwiyanti NPM: 1421030222
Program Studi: Mu‟amalah
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/2018 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA JASA
BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL
(Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syariah Oleh:
Eva Sumarwiyanti NPM: 1421030222
Jurusan : Mu‟amalah
Pembimbing I : Hj. Nurnazli, S. Ag., S.H., M.H Pembimbing II : Hj. Linda Firdawaty, S.Ag.,M.H
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/2018 M
ABSTRAK
Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Jasa Biduanita Pada
Hiburan Organ Tunggal (Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan
Sragi Kabupaten Lampung Selatan)
Oleh
Eva Sumarwiyanti
Setiap pertunjukan organ tunggal selalu menampilkan penyanyi wanita sebagai pengisi acara. Salah satu yang biasanya disebut dengan “biduanita” penyedia jasa biduanita organ tunggal yaitu pada organ tunggal alfa musik, biduanita yang ada pada organ tunggal alfa musik ada yang masih remaja dan sudah dewasa. Praktik sewa-menyewa jasa biduanita dilakukan dengan datang langsung kepada penyedia jasa. Penyewaan jasa biduanita organ tunggal dikenakan biaya yang bervariasi ,biasanya masyarakat menyewa biduanita organ tunggal satu paket dengan organ tunggal, tenda dan panggung. Karena cara berpakaiannya yang terbuka dengan nyanyian dan goyangan yang membangkitkan syahwat, sehingga banyak kemafsadatan yang ditimbulkan dari penyewaan biduanita tersebut.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana praktik sewa- menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal dan bagaimana tinjauan hukum Islam tentang praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat, tentang tinjauan hukum Islam terhadap praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Reseach), sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis. Sumber data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil dari sejumlah responden yang terdiri dari pihak penyedia jasa organ tunggal, biduanita dan penyewa dengan menggunakan metode wawancara, sedangkan data sekunder dapat melalui kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan buku-buku yang terdapat di perpustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa praktik sewa- menyewa jasa biduanita hiburan organ tunggal yang dilakukan masyarakat dan penyedia jasa organ tunggal alfa musik sudah sesuai dengan rukun dan syarat, namun karena objek atau kegiatan yang dilakakukan menimbulkan kemafsadatan, maka parktik sewa-menyewa tersebut menjadi tidak sah dan tidak dibenarkan dalam hukum Islam. Karena lebih banyak kemafsadatan dari pada kemashlahatan dari penyewaan jasa biduanita organ tunggal tersebut maka praktik sewa- menyewa jasa biduanita tersebut harus ditutup atau dicegah, hal ini berkaitan dengan saddu adz-
dzari‟ah. Oleh karena itu sewa-menyewa jasa biduanita tidak
dibenarkan oleh hukum Islam atau diharamkan karena penyewaan jasa tersebut bertentangan dengan syari‟at Islam dan menimbulkan banyak kemafsadatan.
MOTTO
…
Artinya : Jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu Maka berikanlah
1
kepada mereka upahnya”.(Q.S. Ath-thalaq ayat 6)
1
PERSEMBAHAN
Skripsi sederhana ini kupersembahkan dan saya dedikasikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, tanda cinta dan kasih sayang, serta hormat yang tak terhingga kepada:
1. Bapak dan mama (Amar Sumarna dan Widiawati), atas segala jasa, pengorbanan, do‟a, motivasi, dukungan moril dan materil serta curahan kasih sayang yang tak terhingga, sehingga dengan upayaku dapat menyelesaikan skripsi bapak dan mama bangga.
2. Adikku Feby Valentin Mardiasyah beserta keluarga besar ku, atas segala do‟a, kasih sayang, dukungan dan motivasi atas keberhasilanku.
3. Almamater tercinta Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Eva Sumarwiyanti, dilahirkan di Desa Mandalasari, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 29 Juni 1996, anak pertama dari dua bersaudara, cinta kasih dari pasangan Bapak Amar Sumarna dan Ibu Widiawati
Menempuh pendidikan berawal pada:
1. Madrasah Ibtidaiyah Guppi 3 Mandalasari pada tahun 2002 selasai pada tahun 2008
2. SMP Negeri 2 Sragi pada tahun 2008 selesai pada tahun 2011
3. SMAN 1 Sragi pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014
4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, mengambil Program Studi Mu‟amalah (Hukum Ekonomi Syari‟ah) pada Fakultas Syari‟ah tahun 2014 dan selesai pada tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, dan semoga kita mendapat syafaat beliau di hari kiamat kelak.
Adapun judul skripsi ini “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Jasa Biduanita pada Hiburan Orga n Tunggal”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Syariah pada Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung. Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal tersebut semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu mohon kiranya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pembaca.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini. Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Alamsyah, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswa.
2. Bapak Dr.
H. A. Khumedi Ja‟far, S.Ag., M.H. selaku Ketua Jurusan
Mu‟amalah dan bapak Khoiruddin, M.S.I. selaku Sekretaris Jurusan Mu‟amalah Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa membantu memberikan bimbingan serta arahan terhadap kesulitan- kesulitan mahasiswanya.
3. Ibu Hj. Nurnazli, S.Ag., S.H., M.H. selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Hj. Linda Firdawaty, S.Ag., M.H. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, saran, dan bimbingannya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
4. Kepala beserta Staf Perpustakaan Pusat dan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyediakan referensi yang dibutuhkan.
5. Tim penguji terdiri dari bapak Khoiruddin, M.S.I. selaku ketua sidang, bapak Dr.
H. A. Khumedi Ja‟far, S.Ag., M.H. selaku penguji I, ibu Hj.
Nurnazli, S.Ag., S.H., M.H. selaku penguji II, dan ibu Juhrotul Kholwah, M.S.I selaku sekretaris sidang, terimakasih telah membantu menyelesaikan tugas akhirku.
6. Bapak/ibu Dosen Fakultas Syariah yang telah mendidik dan membimbing dan juga seluruh Staf Kasubbag yang telah banyak membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan Muamalah Angkatan 2014, khususnya sahabatku yang ada di Muamlah F, yang telah membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku Venti, Intan, Citra, Anas, Chashilda, Anisa, Arin, Hasiyah, Zubaidah, Aulia, Anggun, terima kasih atas semangat yang kalian berikan.
9. Sahabat-sahabat SMAN 1 Sragi, Evi, Puri, Lina, Yuni terimakasih dukungannya.
10. Sahabat-sahabat KKN Desa Tri Tunggalmulya, kelompok 272 angkatan 2014 yang telah memberikan semangat dan motivasi.
Semoga bantuan yang ikhlas dan amal baik dari semua pihak mendapat pahala dan balasan yang melimpah dari Allah swt. Akhir kata, kami memohon taufik dan hidayah-Nya kepada Allah swt. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan bagi kita semua pada umumnya. Amin
Bandar Lampung, Juni 2018 Penulis
Eva Sumarwiyanti NPM. 1421030222
DAFTAR ISI
C. Sadd Az- Dzari‟ah
4. Harga Sewa Biduanita Organ Tunggal Alfa Musik ................. 58
3. Visi dan Misi Organ Tunggal Alfa Musik ............................... 58
2. Biografi Pemilik Organ Tunggal Alfa Musik .......................... 57
1. Sejarah terbentuknya Organ Tunggal Alfa Musik ................... 56
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Organ Tunggal Alfa Musik
3. Macam-macam Saddu Dzari‟ah ............................................. 53
2. Kedudukan dan Kehujjahan Saddu Dzari‟ah ......................... 50
1. Pengertian dan Dasar Hukum Saddu Dzari‟ah ...................... 44
4. Pendapat fuqaha tentang sewa-menyewa .............................. 43
Halaman COVER LUAR ................................................................................................ i COVER DALAM ........................................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................... iii PERSETUJUAN .............................................................................................. iv PENGESAHAN ............................................................................................... v MOTTO............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
3. Jenis dan Hukum Sewa-menyewa ......................................... 42
2. Rukun dan Syarat Sewa-menyewa ........................................ 35
1. Pengertian dan Dasar Hukum Sewa-menyewa ..................... 31
B. Sewa-menyewa Menurut Hukum Islam
4. Batasan-batasan Hiburan ....................................................... 26
3. Macam-macam Hiburan ........................................................ 19
2. Dasar Hukum Hiburan ........................................................... 14
1. Pengertian ............................................................................. 13
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ........................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .................................................................. 2 C. Latar Belakang Masalah .............................................................. 3 D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6 F. Metode Penelitian ........................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hiburan Dalam Hukum Islam
B. Pelaksanaan Sewa-Menyewa Jasa Biduanita pada Hiburan
Orgn Tunggal Alfa Musik .............................................................. 60
BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Sewa-menyewa Jasa Biduanita pada Hiburan Organ Tunggal Alfa Musik ............................................................ 70 B. Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Jasa Biduanita
pada Hiburan Organ Tunggal Alfa Musik ..................................... 72
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 81 B. Saran ............................................................................................... 82 LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum menguraikan pembahasan lebih lanjut, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami makna yang terkandung dalam judul, di perlukan adanya penjelasan istilah-istilah yan terdapat pada judul dengan harapan memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Judul skripi ini adalah TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA
JASA BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL (Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan). Adapun istilah-istilah dalam judul adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil meninjau; pandangan; pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dsb).
2
2. Hukum Islam adalah sekumpulan ketetapan hukum kemashlahatan mengenai perbuatan hamba yang terkandung dalam sumber Al-
Qur‟an dan Sunnah baik ketetapan lansung ataupun tidak lansung.
3
3. Sewa menyewa jasa adalah menjual tenaga atau kekuatan
4
4. Biduanita merupakan biduan/penyanyi perempuan (terutama yang diiringi musik)
5
5. Hiburan adalah sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati (melupakan kesedihan)
6
6. Organ Tunggal adalah pentas musik di atas panggung dengan hanya menggunakan organ yakni alat musik besar seperti piano yang nadanya dihasilkan melalui dawai elektronik tanpa menggunakan alat musik lain. Berdasarkan penjelasan beberapa istilah dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul skripsi ini adalah suatu upaya pengkajian secara mendalam mengenai praktik sewa menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal menurut hukum Islam.
B. Alasan Memilih Judul
2 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Gramedia Pustaka Utama, 2011), h.1470. 3 Bunyana Shilihin, Kaidah Hukum Islam (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2016), h.11 4 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.115. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Op.Cit, h. 189 6
Adapun alasan dalam memilih dan menentukan judul “Tinjauan Hukum
Islam Tentang Sewa menyewa Jasa Biduanita pada Hiburan Organ Tunggal ” adalah
1. Alasan Objektif Karena adanya praktik sewa menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal, sehingga penelitian ini di anggap perlu guna menganalisisnya dari sudut pandang hukum Islam.
2. Alasan Subjektif
a. Penelitian ini didukung dengan literatur yang memadai sehingga memungkinkan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Selain itu judul yang diangkat erat relevansinya dengan jurusan mu‟amalah sehingga sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni saat ini.
b. Berdasarkan data jurusan, belum ada yang membahas pokok permasalahan ini, sehingga memungkinkannya untuk mengangkat sebagai judul skripsi.
C. Latar Belakang Masalah
Sewa-menyewa dalam fiqh disebut ijarah, menurut bahasa berarti upah,
7
ganti atau imbalan. Dalam istilah dinamakan sewa-menyewa, oleh karena itu ijarah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atau imbalan atas pemanfaatan barang atau suatu kegiatan. Dalam transaksinya juga harus memenuhi aturan-aturan hukum seperti rukun, syarat maupun barang atau 7 jasa yang menjadi objek sewa-menyewa yang diperbolehkan dan yang diharamkan yang nantinya berakibat sah atau tidaknya sewa-menyewa tersebut.
Ijarah terbagi menjadi dua macam, yaitu ijarah yang berhubungan
dengan sewa jasa dan ijarah yang berhubungan dengan sewa asset atau properti. Ijarah termasuk jual-beli pertukaran, hanya saja dengan
8
kemanfaatan. Hukum asalnya adalah boleh atau mubah bila dilakukan sesuai
9 dengan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Islam.
Para ulama sepakat, hukum ijarah secara umum di perbolehkan, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233
…
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan”Berdasarkan Ayat di atas menjelaskan bahwa sewa-menyewa jasa itu diperbolehkan, karena pada dasarnya sewa-menyewa tersebut adalah salah satu bentuk aktivitas antara dua pihak yang berakad untuk saling meringankan salah satu pihak atau saling meringankan, serta termasuk bentuk
8 9 Rachmat Syafe‟i, Fiqh Muamalah, (Bandung:Pustaka Setia, 2001), hal. 131
tolong menolong yang diajarkan agama. Tetapi dalam sewa-menyewa tersebut harus sesuai dengan yang di bolehkan menurut syara ‟.
Walaupun ketentuannya sudah jelas, praktik pelaksanaan sewa-menyewa tidak selamanya sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pelaksanaan sewa-menyewa sejauh ini yang dilakukan oleh masyarakat belum sesuai dengan
Syari‟at Islam. Di mana masyarakat masih melakukan praktek sewa- menyewa jasa organ tunggal beserta biduanitanya untuk menghibur di acara pernikahan atau khitanan.
Terkadang dalam penyajian organ tunggal ini tidak mengutamakan biduanita dengan suara yang merdu, namun lebih kepada wajah yang cantik, pakaian yang seksi serta ditambah dengan kemampuan gerakan tubuh yang enerjik sesuai dengan irama lagu atau musik dan dengan aksi panggung yang menarik perhatian para penonton. Kemunculan biduanita yang kian bertambah dalam beberapa waktu terakhir, memberikan dampak positif bagi sang biduanita sendiri, salah satunya dari segi ekonomi, yaitu dapat meningkatkan pendapatan secara finansial bagi para biduanita.
Penggunaan biduanita dalam organ tunggal tersebut mempunyai pengaruh positif, yaitu dengan adanya hiburan organ tunggal ini masyarakat lebih semangat untuk membantu tuan rumah dalam mempersiapkan pesta, seperti membantu menjadi panitia, memasak, pinjam-meminjam alat perlengkapan pesta dan lain sebagainya.
Selain itu hiburan tersebut juga mendatangkan pengaruh yang negatif, yaitu menimbulkan syahwat bagi para laki-laki yang menonton biduanita bernyanyi dengan menggunakan pakaian yang terbuka, dan goyangan yang erotis, selain itu juga sering terjadi perkelahian yang muncul disebabkan karena sebagian remajanya mengkonsumsi minum-minuman keras dan keadaan yang seperti ini sangat mengganggu orang yang ada disekitarnya.
Berdasarkan uraian tersebut sudah jelas lebih banyak mafsadat yang ditimbulkan dari pada kemaslahahannya. Dalam teori hukum Islam ada teori yang dikenal dengan saddu adz-
dzari‟ah menurut ahli istilah hukum Islam
adalah menetapkan hukum larangan atas suatu perbuatan tertentu yang pada dasarnya diperbolehkan maupun dilarang untuk mencegah terjadinya perbuatan lain yang dilarang. Dasar dari adz-
dzari‟ah pada permasalahan ini
adalah sewa-menyewa yang diperbolehkan menjadi terlarang karena banyak kemudharatan yang ditimbulkan.
Pada penerapan saddu adz-
dzari‟ah,pokok utama dari permasalahan
terletak pada akibat dari perbuatan tersebut, jika memang menimbulkan kemudharatan, maka jalan untuk melakukan perbuatan tersebut harus ditutup, walaupun hukum dari perbuatan tersebut mubah atau wajib. Sedangkan akibat hukum yang dihasilkan tergantung pada kemudharatan itu sendiri.
Jumhur ulama sepakat bahwa tidak sah semua jenis persewaan barang yang manfaatnya diharamkan karena zat barang itu sendiri. Demikian juga manfaat yang diharamkan oleh syara ‟.
Berdasarkan yang telah di kemukakan di atas, hal itulah kiranya penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Jasa Biduanita pada Hiburan Organ Tunggal (Studi pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan
).” D.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal Alfa Musik di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal Alfa Musik di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Pada setiap penlitian yang dilakukan pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi tertentu yang ingin dicapai baik yang berkaitan lansung maupun tidak lansung dalam memanfaatkan hasil penelitian tesebut. Adapun tujuan dari penelitian yang di lakukan adalah: a. Memberikan penjelasan praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal apakah sesuai syariat Islam.
b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat, tentang tinjauan hukum Islam terhadap praktik sewa-menyewa jasa biduanita pada hiburan organ tunggal.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang di harapkan dari penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan referensi mengenai Sewa-menyewa jasa Biduanita pada Hiburan Organ Tunggal yang dapat di jadikan pedoman dalam melakukan praktik Sewa-menyewa.
b. Secara praktis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehubungan dengan masalah pelaksanaan Sewa-menyawa(ijarah)
F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penlitian Penelitian ini dapat digolongkan penelitian lapangan (Field Research).
Yaitu, suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dari lokasi atau lapangan dengan berkunjung lansung ke tempat yang di jadikan objek penelitian.
b. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan penafsiran data yang ada serta
10
menggambarkan secara umum subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan tentang bagaimana praktik sewa-menyewa jasa biduanita di tinjau dari hukum Islam.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumber pertama. Adapun sumber data yang diperoleh dari data-data yang didapat langsung dari lapangan, yakni penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya, yang di peroleh dari lapangan melalui wawancara dengan pemilik organ tunggal, biduanita dan penyewa. 10 Wawancara
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: Pustaka Baru
b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak lansung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya: lewat orang lain, atau lewat dokumen. yaitu sumber data yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku, artikel, jurnal, serta bahan lainnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
11
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini ada 21 orang yaitu 1 orang pemilik organ tunggal Alfa musik biduanita, 10 orang biduanita yang ada pada organ tunggal Alfa musik dan 10 orang penyewa jasa biduanita organ tunggal Alfa musik pada bulan Januari tahun 2018.
b. Sampel
12 Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi
Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik jika diambil semua sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subeknya besar, maka dapat diambil antara 10% - 11 15% atau 20% - 25% atau lebih. Jadi sampel yang diteliti adalah 21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandug: Alfabeta, 2008), h.137. 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
orang yang terdiri dari 1 orang pemilik organ tunggal Alfa musik biduanita, 10 orang biduanita yang ada pada organ tunggal Alfa musik dan 10 orang penyewa jasa biduanita organ tunggal Alfa musik pada bulan Januari tahun 2018.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan menggunakan beberapa metode, yaitu:
a.
Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap maka penulis melakukan pengamatan pada Biduanita yang ada di Organ Tunggal Alfa Musik.
b.
Interview
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
Interview
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat-alat yang di namakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyan- pertanyaan pada para responden. Yaitu dengan melakukan wawancara kepada penyedia jasa, biduanita dan masyarakat.
5. Pengolahan Data
Adapun dalam metode pengolahan data ini di lakukan dengan cara yaitu sebagai berikut: a. Pemeriksaan data (editing) yaitu memeriksa ulang, kesesuaian dengan permasalahan yang diteliti sudah lengkap dan benar setelah semua data terkumpul.
b. Sistematika data (sistemazing) yaitu menempatkan data menurut
13 kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.
Berdasarkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang di identifikasi dari rumusan malah.
6. Analisis Data
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini di sesuaikan dengan kajian penlitian, yaitu sewa menyewa biduanita organ tunggal menurut hukum Islam yang akan dikaji menggunakan metode berdasarkan teori sewa menyewa. Dilakukan melalui
deskriptif kualitatif
penurunan dan penafsiran data yang ada serta menggambarkan secara umum subjek yang diselidiki dengan cara menelaah dan menganalisis suatu data yang bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapatkan yang bersifat khusus. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara menyusun pola, memilih mana yang penting
13 Amirullah, Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Balai
dan harus dipelajari, membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri
14 sendiri maupun orang lain.
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Hiburan Dalam Hukum Islam 1. Pengertian Hiburan Hiburan dalam istilah agama Islam menurut Syekh Ahmad bin Muhammad al- Shawy diistilahkan dengan ”Lahwun” yang berasal dari
kata Laha sedangkan untuk seni musik seperti orkes dan lain sebagainya diistilahkan dengan istilah laghwun yang keduanya berarti perbuatan yang dapat memalingkan seseorang dari kewajibannya, perbuatan yang menyibukan seseorang dan dapat membuatnya berpaling diri dari
15 kebenaran.
Kata lahwun sering dikaitkan dengan kata
la‟ibun. La‟ibun sendiri
berasal dari kata
la‟iba yang berarti permainan, merupakan lawan kata dari
sungguh-sungguh, mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan kesenangan dari hiburan. Jika keduanya disatukan maka menjadi
la‟ibun wa lahwun
atau sebaliknya, yang menjelaskan hakekat kehidupan di dunia laksana permainan dan olok-olok yang sifatnya membosankan, sementara, dan tidak abadi, yang dapat menyesatkan umat manusia dalam mengemban 16 amanah Allah.
15 Santri Madrasah Diniyah Mu‟allimat Darut Taqwa Pondok Pesantren Ngalah, Fiqih
Galak Gempil Edisi Revisi, Menggali Tradisi Keagamaan Muslim „Ala Indonesia, (Pasuruan:
Madrasah Diniyah Mu‟allimin Darut Taqwa, 2010), h. 169 16Menurut istilah hiburan adalah sesuatu atau perbuatan, yang dapat
17
menghibur hati (melupakan kesedihan). Maka hiburan luas bentuknya dalam bentuk suara seperti nyanyian, gurindam, sajak atau perbuatan seperti tarian, berlakon, bersukan atau ia merupakan sesuatu benda / objek seperti peralatan musik, buku, dan sebagainya. Apa saja yang menghiburkan hati atau menggembirakan hati itu dipanggil sebagai hiburan. Sehubungan itu tujuan hiburan adalah menggembirakan hati, berlawanan dengan segala perkara yang menyedihkan hati.
2. Dasar Hukum Hiburan
a. Haram Sebagian ulama yang mengatakan bahwa sesungguhnya nyanyian
18
itu termasuk lahwul hadis ( omongan yang dapat melalaikan ) , sebagaimana yang di maksud dalam Al- Qur‟an Surat Luqman ayat 6. yang berbunyi:
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah Swt. tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah Swt. itu olok- 19 (Q.S. olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Luqman ayat 6) 17 ”
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 494. 18 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam , terjemahan Mu‟ammal Hamidy, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 2003), h. 418 19 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya (Jakarta : Intermasa, 1974), h.
Mereka menafsirkan lafadz (perkataan yang tidak
ِي ِ َلْحَا َ لْحََ berguna) ini dengan arti nyanyian.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah juga menjelaskan haramnya hiburan.
: ُا لَّنِهِبلْحَسَك لْحَنَع َ ِت اَ ِّ نَغُملْحَا ِعلْحَ َ ب لْحَنَع َ لَّلَسَ ِ لْحَ َلَع ُ لَّلا ىلَّلَ ُل ُسَر ىَهَ ن 20 َلَق َةَماَمُأ ِبِ َأ لْحَنَع ) ج ام نبﺍ ﺍ ﻩﺍﻭﺭ (
لَّنِِ اَلْحَ َأ ِللْحَك َأ لْحَنَع َ “Dari Abu Umamah, ia berkata “Rasulullah SAW telah melarang untuk menjual biduanita, membeli, mengkomersialkannya, atau 21
(HR. Ibnu Majah)
memakan dari harganya (jual atau sewa).”
Berdasarkan hadits di atas dijelaskan bahwa larangan untuk menjual dan menyewakan biduanita atau penyanyi wanita yaitu penyanyi wanita yang menyesatkan manusia dari jalan Allah SWT, penyanyi yang mendorong untuk berbuat zina dan perbuatan terlarang 22 lainnya.
Banyak sekali yang berpendapat Nyanyian adalah haram hukumnya, baik dinyanyikan oleh perempuan maupun laki-laki, apabila disertai dengan perbuatan berlebih-lebihan, minum-munum arak, dan perbuatan-perbuatan haram.
20 Abu Abdullah bin Yazid al-Quzwaini Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Digital Library, al-Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani,2005), VII/398, Hadits no. 2922.
21 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah,terjemah Ahmad Taufiq Abdurrahman (Jakarta:Pustaka Azzam, 2007), h. 306 22 b. Makruh Pendapat Imam Syafi‟i, dalam kitab al-Fiqhu „ala Madzahib al-
Arba‟ah:
, : َ َ ثلْحَ َتلْحَسِ ِنَم ُلِ َابلْحَا ُ ِبلْحَلُ ٌﻩلْحَ ُ لْحَ َم ٌ لْحَ َ ُااَنِغلْحَاَ َلاَق ُ لَّنَأ ُ لْحَنَع ُا َ ِ َر ىِ ِاالَّلا ِااَم ِ لْحَ ِنَع َلِ ُن لْحَ َ َ ا 23 ُ ُتَداَهَش ُّدَ ُ تَ ٌ لْحَ ِفَس َ ُهَ ا ُ لْحَنِم
“Diriwayatkan dari Imam Syafi'i ra bahwa dia berkata: sesungguhnya ghina‟ (Lagu-laguan) merupakan hiburan yang dimakruhkan, serupa dengan perbuatan batil. Barang siapa terlalu banyak terlena karenanya maka dia dianggap bodoh dan ditolak kesaksiannya ”
Imam Ghozali berpendapat dalam kitab Ihya‟ Ulumuddin juz 02 bahwa nyanyian, orkesan dan sejenisnya adalah termasuk hiburan (Laghwun) yang dimakruhkan, serupa dengan perbuatan batil tetapi tidak sampai haram.
Menurut riwayat Imam al-Baihaqi hukum nyanyian atau orkesan dan sejenisnya dihukumi makruh.
اَنَأَبلْحَ نَأ ِ لْحَ َلْحَلْ ُنلْحَب ُّىِلَع اَنَ ثلَّ َح اَ لْحَ نُّ ا ِبَِأ ُنلْحَب اَنَ ثلَّ َح َن َ لْحَفَ ُنلْحَب ُلْحَيَْسُلْحَا اَنَأَبلْحَ نَأ َن َ لْحَلِب ُنلْحَب اَنَ َ بلْحَخَأ َ ٍد ُ لْحَسَم ِنلْحَب ِنَع َ ِزَ ِنلْحَب ِنَلْحَحْلَّ ا ِ لْحَبَع ِنلْحَب ِ لَّمَُمُ لْحَنَع ِّىِد َ ُملْحَا ٍبلْحَ َك ِنلْحَب ِ ِ َس لْحَنَع َةَحلْحَلَ ُنلْحَب ُ لَّمَُمُ : َلاَق
اَمَك ِبلْحَلَ لْحَا ِفِ َناَيمِ ُتِبلْحَنُ ُ لْحَكِّذا َ َعلْحَرلَّزا ُااَملْحَا ُتِبلْحَنُ اَمَك ِبلْحَلَ لْحَا ِفِ َقاَفِّ نا ُتِبلْحَنُ ُااَنِغلْحَا 24 .
) ه با ﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( َعلْحَرلَّزا ُااَملْحَا ُتِبلْحَنُ “Telah mengabarkan kepada kami putra bishran al-hushein bin safwan, bapakku telah menceritakan kepadaku, menceritakan kepada kami ali bin ja‟d, Muhammad bin Thaha memberitahu kami tentang Said bin Ka'b al-Muradi dari Muhammad bin 'Abd al-Rahman bin 23 Yazeed dari Ibn Mas'ud berkata :bernyanyi menimbulkan
Raml Al-Zarif, al- Fiqhu „Ala Madzahib al-Arba‟ah, (Beirut: Dar Al-Kotob Al-
Ilmiyah), juz 5, h. 54 24 Abu Bakar Ahmad al-Baihaqi, Sunan al-Kubro, (ed. Muhammad Abdul Qodir „Atho),
kemunafikan didalam hati, seperti air menumbuhkan tanaman. (HR.
”
Al-Baihaqi)
c. Boleh Imam Bukhari meriwayatkan hadits dalam kitab sahihnya dari Siti
Aisyah bahwa Nabi pernah berkata:
لْحَنَع ِ ِبَأ لْحَنَع َةَ لْحَ ُع ِنلْحَب ِااَلِه لْحَنَع ُل ِئ َ لْحَسِإ اَنَ ثلَّ َح ٍقِباَس ُنلْحَب ُ لَّمَُمُ اَنَ ثلَّ َح َب ُ لْحَ َ ُنلْحَب ُللْحَضَفلْحَا اَنَ ثلَّ َح َةَلِئاَع َناَك اَم ُةَلِئاَع اَ َ لَّلَسَ ِ لْحَ َلَع ُ لَّلا ىلَّلَ ِ لَّلا ُِّبَِن َلاَ َ ا ِراَصلْحَنَلْحَلْ َنِم ٍلُجَر َلَِإ ًةَأَ لْحَم لْحَتلَّاَز اَهلَّ نَأ 25 ( )
يراخبا ﻩﺍﻭﺭ ُ لْحَهلَّلا لْحَ ُهُ بِجلْحَ ُ َراَصلْحَنَلْحَلْ لَّنِإَا ٌ لْحََ لْحَ ُ َ َم “Al-Fadl bin Ya‟qūb menceritakan kepada kami, menceritakan kepada kami Muhammad bin S
ābiq, Isrāil menceritakan kepada kami, dari Hisyām bin ‟Urwah, dari ayahnya, dari ‟Aisyah ra, bahwa ia pernah mengawinkan seorang perempuan dengan seorang laki-laki Anshar. Kemudian Nabiyullah Saw. Bersabda:
“Wahai ‟Aisyah, apakah kamu tidak bisa melakukan permainan (nyanyian)? Karena 26
(HR. Bukhari)
sesungguhnya kaum Anshar itu suka permainan “.
Berdasarkan hadits tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi menginginkan seorang penyanyi yang dapat disuruh Nabi untuk menghibur kaum Anshar ketika Siti Aisyah menikahkan seorang gadis dengan pemuda anshar karena kaum anshar sangat kagum dan senang dengan nyanyian. Dalam kitab Sunan an-Nasa
‟i
ِنلْحَب ِكِااَم لْحَنَع َناَملْحَهَ ُنلْحَب ُ ِه َ لْحَ بِإ ِنَِثلَّ َح َلاَق ِبَِأ ِنَِثلَّ َح َلاَق ِ لَّلا ِ لْحَبَع ِنلْحَب ِصلْحَفَح ُنلْحَب ُ َلْحَحَْأ اَنَ َ بلْحَخَأ ُ لْحَتَ ثلَّ َح َةَلِئاَع لَّنَأ ُ َثلَّ َح ُ لَّنَأ َةَ لْحَ ُع لْحَنَع ِّيِ لْحَهُّزا لْحَنَع ٍ َنَأ اَهَ لْحَنِعَ اَهلْحَ َلَع َلَخَد َق ِّ ِّصا ٍ لْحَ َب اَبَأ لَّنَأ s 25 ىَ لْحَخُأ ًةلَّ َم َلاَقَ ِ ِبلْحَ َ ثِب ىجًّجَسُم َ لَّلَسَ ِ لْحَ َلَع ُ لَّلا ىلَّلَ ِ لَّلا ُل ُسَرَ ِناَ ِّ نَغُ تَ ِّ ُّ ااِب ِناَبِ لْحَضَت ِناَتَ ِراَج
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardazabah al- Bukhari al- 26 Jafi‟, Sahih al-Bukhari, Jilid 2, (Beirut : Dar al-Kukb al-Ilmiyah, 1992), h. 2.
Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Mutakhir, Terj. al-Hamid al-Husaini (Jakarta: Yayasan
ِ لَّلا ُل ُسَرَ َنَِم ُاالَّ َأ لَّنُهَ ٍ ِع ُاالَّ َأ اَهلَّ نِإ ٍ لْحَ َب اَبَأ اَ اَمُهلْحَعَد َلاَ َ ا ِ ِهلْحَجَ لْحَنَع َفَلَ َا ُ َبلْحَ َ ث ٍّجَسَتُم 27 ) ىئﺍسن أ ﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( ِةَن ِ َملْحَااِب ٍذِ َملْحَ َ َ لَّلَسَ ِ لْحَ َلَع ُ لَّلا ىلَّلَ
“Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Hafsh bin Abdullah dia berkata , bapakku telah menceritakan kepadaku, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Thahman dari Malik bin Anas dari Az Zuhri dari Urwah bahwa ia menceritakan kepadanya, Aisyah telah menceritakan kepadanya, Abu Bakr Ash Shiddiq masuk kepadanya dan disisinya ada dua anak perempuan kecil yang sedang menabuh rebana sambil bernyanyi, sedangkan Rasulullah Shalallahu‟Alaihi Wa Sallam dalam keadaan berselimut dengan bajunya lalu beliau menyingkap wajahnya dan bersabda “ Biarkanlah mereka wahai Abu Bakr ,sesungguhnya ini adalah hari raya yang juga merupakan hari- hari mina”. Saat itu Rasulullah Sha lallahu‟Alaihi Wa Sallam berada di Madinah”. (HR. An-Nasa‟i)
Berdasarkan hadits di atas bisa dibuat dalil bahwa Nabi tidak melarang hiburan dan permainan . hadits yang menceritakan bahwa ada dua orang wanita yang mendendangkan lagu yang isinya 28 mengenang para pahlawan yang gugur dalam peristiwa Perang Badr.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari yang mengisyaratkan bolehnya memainkan Duff dan bernyanyi.
لَّ َلَع َِنُِب َة َ َ لس لع ا ىل ُِّبِلَّنا لَّ َلَع َلَخَد ِتلْحَنِبٍ ِّ َ ُملْحَتَااَق ِعِّ َ بُّ ا لْحَنَع َلِتُق لْحَنَم َنلْحَبُ لْحَنَ ِّ ُّ ااِب َنلْحَبِ لْحَضَ ٌتاَ ِ لْحَ َ ُجَ ِّنِِم َكِسِللْحَجَمَك ِش َ ِا ىَلَع َ َلَجَا ىل ُِّبِلَّنا َلاَ َ ا ٍ َ ِ اَم ُ َللْحَ َ ِبَِن اَن ِاَ ٌةَ ِراَج لْحَتَااَق لَّ َح ٍرلْحَ َب َالْحَ َ لَّنِهِئاَب لْحَنِم 29 ( 27 يراخبا ﻩﺍﻭﺭ) َيِْا ُ َ ت ِتلْحَنُك اَم ِو ُقَ َذَ َه ِو ُ َ ت َ لس لع ا
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan An- Nasa‟i, terjemah Ahmad Yosweji, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2004), h. 748. 28 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeves, 2006), h.1258 29 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath Al-Bari Bisyarhi Shahih Al-Bukhari,Jilid 3, (Jakarta:
“Dari Rubayyi‟ binti Mu‟awwidz, ia berkata ”Rasulullah saw. datang, pagi-pagi ketika pernikahan saya. Kemudian Beliau duduk dikursiku seperti halnya kau duduk sekarang ini di depanku, kemudian aku menyuruh para Jariyah memainkan Duff, dengan menyanyikan lagu-lagu balada orang tua kami yang syahid pada perang Badr,mereka terus bernyanyi dengan syair yang mereka kuasai, sampai salah seorang dari mereka mengucapkan syair yang be rbunyi…”Diantara kita telah hadir seorang Nabi yang mengetahui hari depan”…Maka Nabi saw. bersabda ”Adapun syair ini janganlah kamu nyanyikan”. (HR. Al-Bukhari)