Wilayah Kabupaten Ketapang memiliki batas-batas administratif daerah, sebagai berikut: • Utara

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

BAB 2
PROFIL KABUPATEN KETAPANG

2.1

WILAYAH ADMINITRASI

2.1.1 Letak Wilayah
Secara geografis, wilayah Kabupaten Ketapang
berada di bagian paling Selatan Provinsi
Kalimantan Barat dengan letaknya pada rupa bumi
di posisi 0º 19’ 26,51’’ sampai dengan 3º 4’16,59’’
Lintang Selatan dan 109º 47’36,55 BT sampai
dengan 111º 21’37,36’’ Bujur Timur.

2.1.2 Batas Administrasi Daerah
Wilayah Kabupaten Ketapang memiliki batas-batas administratif daerah, sebagai

berikut:
• Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau
dan Kabupaten Sintang
• Selatan
: Berbatasan dengan Laut Jawa
• Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong
Utara, dan Selat Karimata
• Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Propinsi
Kalimantan Tengah ( Kabupaten Lamandau dan Kabupaten
Sukamara

2.1.3 Luas Wilayah
Kabupaten Ketapang merupakan Kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Barat
dengan luas wilayah mencapai 31.588 Km² terdiri dari 30.099 km² daratan dan
1.489 km² laut perairan.
Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, dimana 13 kecamatan berada di
daerah perhuluan dan selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu wilayah

kecamatan yang sebagian wilayah desanya berbatasan langsung dengan
laut/pantai. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Kendawangan dengan luas
wilayah sebesar 5.859 Km2 atau sekitar 18,55 persen terhadap total luas wilayah

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2-5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Kabupaten Ketapang, sedangkan kecamatan terkecil wilayahnya adalah
Kecamatan Delta Pawan atau sekitar 0,23 persennya luas wilayah Kabupaten
Ketapang.
Walaupun sebagaian kecil wilayah Kabupaten Ketapang merupakan perairan
laut akan tetapi Kabupaten Ketapang memiliki sejumlah pulau. Pulau yang ada di
Kabupaten Ketapang berjumlah 45 buah pulau dimana 93,33% pulau tidak
berpenghuni dan tersebar di perairan Kecamatan Kendawangan, Matan Hilir
Selatan dan Matan Hilir Utara.


Tabel 2-1
Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan, Desa, Dusun, RW dan RT
Kabupaten Ketapang

Kecamatan

Luas
Wilayah
(Km2)

Kelurahan

Desa

Dusun

Rukun Rukun
Warga Tangga


Kendawangan

5.658

-

19

76

7

195

Manis Mata

2.912

-


22

63

56

157

Marau

1.160

-

10

32

45


107

Singkup

227

-

8

31

37

68

Air Upas

793


-

9

34

5

115

Jelai Hulu

1.358

-

19

44


57

132

Tumbang Titi

1.198

-

24

78

108

238

Pemahan


326

-

5

17

22

56

Sungai Melayu Rayak

122

-

11


38

54

122

1813

-

11

37

63

166

Benua Kayong


340

4

7

24

22

136

Matan Hilir Utara

720

-

5

18

26

64

Delta Pawan

74

5

4

12

66

263

Muara Pawan

611

-

8

20

-

73

Nanga Tayap

1.728

-

18

61

66

223

Sandai

1.779

-

13

39

72

183

Hulu Sungai

4.685

-

12

28

43

92

Sungai Laur

165

-

18

40

43

86

Simpang Hulu

3.175

-

14

49

-

208

Simpang Dua

1,048

-

5

18

-

60

31.588

9

242

759

792

2.744

Matan Hilir Selatan

Jumlah
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2015.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Gambar 2-1
Peta Wilayah Administratif Kabupaten Ketapang

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 7

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

2.2

POTENSI WILAYAH

Kabupaten Ketapang dikaruniai potensi sumber daya alam yang melimpah baik
disektor pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan, industri
maupun pariwisata. Potensi sumber daya alam tersebut tersebar hampir merata
diseluruh wilayah Kabupaten Ketapang. Sesuai kebijakan dan strategi penataan
ruang Kabupaten Ketapang (RTRW 2015-2035) potensi sumber daya alam
tersebut dijadikan basis untuk pertumbuhan dan pengembangan wilayah
Kabupaten Ketapang dengan tetap memperhatikan aspek daya dukung maupun
daya tampung lingkungan serta prisnsip keberlanjutan.
Berdasarkan arahan kebijakan dan strategi penata ruang tersebut diatas maka
Kabupaten Ketapang memiliki potensi wilayah untuk dikembangkan dan
memerlukan dukungan pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan antara lain :
a. Kawasan perkotaan yang akan dikembangkan sebagai kawasan pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan ini meliputi Ibukota
Kabupaten dan Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai PKW, PPK dan
PKL.
b. Kawasan perdesaan yang akan dikembangkan sebagai kawasan permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan skala desa, pelayanan sosial desa,
dan kegiatan ekonomi pedesaan. Kawasan ini meliputi beberapa desa yang
berfungsi sebagai PPL.
c. Kawasan pelabuhan yang berfungsi sebagai pengumpul maupun pengumpan
di Kota Ketapang, Kendawangan, Matan Hilir Selatan, Muara Pawan dan Matan
Hilir Utara.
d. Kawasan Terminal Angkutan Umum/Penumpang yang berada di Ibukota
Ketapang (PKW) dari Tipe B diarahkan untuk ditingkatkan menjadi Tipe A
serta di beberapa Ibukota Kecatamatan (PKL) dari Tipe C diarahkan untuk
ditingkatkan menjadi Tipe B. Akan dikembangkan pula terminal Tipe C di
beberapa Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai PKK termasuk stasiun
kereta api di Kecamatan Nanga Tayap.
e. Kawasan Badara Rahadi Oesman di Ibukota Ketapang termasuk rencana lokasi
pemindahannya yang berfungsi sebagai pengumpul/pengumpan serta
bandara untuk penerbangan perintis yang rencananya akan dikembangkan di
10 Kecamatan (PKL dan PKK)
f. Kawasan depo bahan bakar minyak dan gas yang diarahkan pembangunanya
di Ibukota Ketapang.
g. Kawasan pembangunan jaringan pembangkit listrik di Ibukota Ketapang serta
arah pengembangannya di seluruh kecamatan.
h. Kawasan Wilayah Sungai (WS) strategis nasional yaitu WS Pawan dan lintas
propinsi yaitu WS Jelai-Kendawangan serta Kawasan Daerah Rawa (DR)
Nasional yang menyebar di 8 lokasi, DR Propinsi yang menyebar di 4 lokasi,
DR Kabupaten yang menyebar di 8 lokasi dan Daerah Irigasi (DI) Kabupaten

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

yang menyebar di 86 lokasi. WS, DR dan DI dapat berfungsi sebagai intake air
baku untuk pemenuhan air minum bagi masyarakat sekitarnya.
i. Kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang diarahkan pengembangnnya
menggunakan sistem sanitary landfill di Kecamatan Muara Pawan, Hulu
Sungai, Kendawangan dan Manismata dan Tempat Penampungan Sementara
(TPS) sampah yang akan di kembangkan dengan menggunakan sistem 4 R
yaitu reduce, reuse, recycle, and recovery di seluruh wilayah Kabupaten
Ketapang.
j. Kawasan pengolahan limbah cair, limbah padat dan limbah kimia berbahaya
(B3) yang akan di kembangkan dengan teknologi terkini dilengkapi dengan
zona penyangga sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku.
k. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa Hutan Kotan dan Taman Kota di
Ibukota Ketapang dan akan di kembangkan pula kawasan RTH di seluruh
Ibukota Kecamatan.
l. Kawasan bencana alam longsor dan banjir bandang terutama di wilayah
pedalaman/perhuluan serta kawasan rawan banjir dan pasang gelombang
terutama di wilayah pesisir.
m. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan, Kawasan Pertanian Holtikultura dan
Kawasan Peternakan yang akan dikembangkan diwilayah yang potensial.
n. Kawasan Perikanan meliputi kawasan perikanan tangkap dan pengolahan ikan
yang akan di kembangkan di wilayah pesisir serta kawasan budidaya
perikanan yang akan di kembangkan di wilayah pesisir dan pedalaman.
o. Kawasan Industri Prioritas (KIP) Ketapang yang berlokasi di Kecamatan Matan
hilir Selatan – Kendawangan, kawasan industri strategis propinsi yang
berlokasi di Kecamatan Matan Hilir Selatan – Kendawangan, Kawasan
Strategis Propinsi berupa pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil di Kecamatan Matan Hilir Selatan – Kendawangan.
p. Kawasan Pariwisata Budaya dan Kawasan Pariwisata Alam yang akan
dikembangkan di seluruh Kecamatan.
q. Kawasan Permukiman Padat Kota di Kelurahan Sampit, Kawasan Permukiman
Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa di Utara Kecamatan Delta Pawan
(Sukabangun-Payakumang-Sukaharja), Kawasan Permukiman Tradisional/
Bersejarah Sekitar Keraton Matan di Kelurahan Muliakerta, Kawasan
Permukiman Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa di Ibukota Ketapang,
Kawasan Permukiman Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa di Ibukota
Kecamatan Sandai, Kawasan Permukiman Potensial Cepat Tumbuh di
Kecamatan Kendawangan, Kawasan Permukiman Pesisir di desa Sukabaru dan
Sungai Kinjil Kecamatan Benua Kayong, dan Kawasan Permukiman Sekitar
Bantaran Sungai Pawan di Kelurahan Banjar Kecamatan Benua Kayong.
r. Kawasan Potensial Cepat Tumbuh yang akan di kembangkan di Kecamatan
Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan, Sandai dan Marau.
s. Kawasan Agropolitan yang akan dikembangkan di Kecamatan Muara Pawan
Benua Kayong, Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi, Simpang Dua, Simpang
Hulu, dan Kendawangan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

t. Kawasan Minapolitan yang akan di kembangkan di Kecamatan Kendawangan
dan Benua Kayong.
u. Kawasan Agro Industri yang akan di kembangkan di Kecamatan Marau,
Singkup, Air Upas, Jelai Hulu, Tumbang Titi, Sungai Melayu Rayak, Pemahan,
Sungai Laur, Sandai dan Nanga Tayap.
v. Kawasan Perdagangan dan Jasa Pusat Kota Ketapang di Kelurahan Tengah,
Kelurahan Kantor dan Kelurahan Sampit Kecamatan Delta Pawan Ketapang.
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI
2.3.1 Penduduk dan Kepala Keluarga Keseluruhan
Penduduk Kabupaten Ketapang sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan data
kecamatan dalam angka berjumlah 476.092 jiwa yang tersebar di 251 Kelurahan
maupun desa dalam 20 wilayah administratif Kecamatan. Jumlah penduduk
tersebut terbagi dalam 38.207 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah seluas
31.588 Km2, maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Ketapang sebesar
18 jiwa/km2. Angka tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Ketapang
jauh dari kepadatan penduduk dan memiliki lahan kosong yang luas sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berbagai usaha produktif.
Tabel 2-2
Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
No

JUMLAH

KECAMATAN
PENDUDUK

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Kendawangan
Manis Mata
Marau
Singkup
Air Upas
Jelai Hulu
Tumbang Titi
Pemahan
Sungai Melayu Rayak
Matan Hilir Selatan
Benua Kayong
Matan Hilir Utara
Delta Pawan
Muara Pawan
Nanga Tayap
Sandai
Hulu Sungai
Sungai Laur
Simpang Hulu
Simpang Dua
KABUPATEN

%

KK

%

35.769
27.905
13.517
6.791
18.390
16.804
24.779
4.956
12.980
33.581
39.665
15.932
83.268
14.334
29.995
27.306
12.371
18.812
30.814
8.123

7,51
5,86
2,84
1,43
3,86
3,53
5,20
1,04
2,73
7,05
8,33
3,35
17,49
3,01
6,30
5,74
2,60
3,95
6,47
1,71

12.028
6.723
3.830
2.205
4.523
5.190
7.437
1.545
3.478
11.277
10.458
4.945
22.502
4.365
8.970
9.561
3.226
5.823
7.709
2.410

8.70
4.87
2.77
1.60
3.27
3.76
5.38
1.12
2.52
8.16
7.57
3.58
16.28
3.16
6.49
6.92
2.33
4.21
5.58
1.74

476.092

100

38.207

100

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2015.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

2.3.2 Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin sampai Tahun 2014 sebanyak 54.027 KK atau 11.36
persen dari jumlah penduduk. Angka kemiskinan tersebut sangat fluktuatif
bergantung pada ambang batas pendapatan perkapita penduduk perbulan yang
digariskan yakni sebesar Rp. 330.763,-. Penetapan nilai ambang batas garis
kemiskinan Kabupaten Ketapang lebih tinggi nilainya dibanding Propinsi yang
hanya sebesar Rp. 239.162 perkapita per bulan. Artinya standar biaya hidup
minimal dari segi keekonomian masyarakat Kabupaten Ketapang telah melampui
rata-rata tingkat propinsi. Fluktuasi angka kemiskinan di Kabupaten Ketapang
berkisar di interval 4 % - 5 % selama rentang waktu 4 tahun terakhir. Dapat
dipahami bahwa kemiskinan di Kabupaten Ketapang tidaklah bersifat absolut
tetapi fluktuatif dengan persentase yang tidak terlalu besar.
Tabel 2-3
Penduduk Miskin di Kabupaten Ketapang
Tahun
Uraian

2011

2012

2013

2014

Jumlah Penduduk (Orang)

438.742

447.235

455.751

476.092

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln)

259.100

284.036

310.504

330.763

54.966

52.026

58.800

54.027

12,75

11,91

12,85

11,35

Jumlah Penduduk Miskin (KK)
Persentase Penduduk Miskin (%)

Sumber: Data Strategis Kab. Ketapang dan Badan PMDP dan KB Kabupaten Ketapang, 2015.

Data persebaran penduduk miskin yang ditampilkan dibawah ini mengacu pada
jumlah rumah tangga penerima Raskin per kecamatan di Kabupaten Ketapang
pada Tahun 2014. Adapun sebaran penduduk miskin dari Tahun 2011-2014 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2-4
Persebaran Penduduk Miskin di Kabupaten Ketapang
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

KECAMATAN
Kendawangan
Manis Mata
Marau
Singkup
Air Upas
Jelai Hulu
Tumbang Titi
Pemahan
Sungai Melayu Rayak
Matan Hilir Selatan
Benua Kayong
Matan Hilir Utara
Delta Pawan

TOTAL
PENDUDUK
35.769
27.905
13.517
6.791
18.390
16.804
24.779
4.956
12.980
33.581
39.665
15.932
83.268

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

JUMLAH
PENDUDUK
%
MISKIN
7,51
3.969
5,86
4.056
2,84
1.706
1,43
988
3,86
2.158
3,53
4.548
5,20
3.286
1,04
414
2,73
1.096
7,05
3.792
8,33
3.400
3,35
3.124
17,49
3.886

%
11,10
14,54
12,62
14,55
11,73
27,06
13,26
8,35
8,44
11,29
8,57
19,61
4,67

Bab 2- 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Muara Pawan
Nanga Tayap
Sandai
Hulu Sungai
Sungai Laur
Simpang Hulu
Simpang Dua
KABUPATEN

14.334
29.995
27.306
12.371
18.812
30.814
8.123

3,01
6,30
5,74
2,60
3,95
6,47
1,71

2.488
3.448
2.282
2.792
2.418
2.800
1.376

17,36
11,50
8,36
22,57
12,85
9,09
16,94

476.092

100

54.027

11,35

Sumber: Data Strategis Kab. Ketapang dan Badan PMDP dan KB Kabupaten Ketapang, 2015.

2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Kedepan
Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Ketapang sampai tahun 2019
kurang lebih berjumlah 523.581 orang penduduk atau terjadi kenaikan sekitar
9.07 % dibanding lima tahun sebelumnya dengan pertambahan kepadatan
kurang lebih 2 orang persatuan meter persegi.
Tabel 2-5
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Kedepan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kecamatan
Kendawangan
Manis Mata
Marau
Singkup
Air Upas
Jelai Hulu
Tumbang Titi
Pemahan
Sungai Melayu Rayak
Matan Hilir Selatan
Benua Kayong
Matan Hilir Utara
Delta Pawan
Muara Pawan
Nanga Tayap
Sandai
Hulu Sungai
Sungai Laur
Simpang Hulu
Simpang Dua
Total

Luas
Wilayah
(km2)

Penduduk Tahun 2015
Jumlah
Kepadatan
(jiwa)
(jiwa/km2)

Proyeksi Tahun 2019
Jumlah
Kepadatan
(jiwa)
(jiwa/km2)

5.859
2.912
1.160
227
793
1.358
1198
326
122
1.813
349
720
74
611
1.728
1.779
4.685
1.651
3.175
1.048

35.769
27.905
13.517
6.791
18.390
16.804
24.779
4.956
12.980
33.581
39.665
15.932
83.268
14.334
29.995
27.306
12.371
18.812
30.814
8.123

6
10
12
30
23
12
21
15
106
19
114
22
1.125
23
17
15
3
11
10
8

40.062
30.352
14.667
20.484
7.580
19.286
28.700
5.480
14.359
37.627
43.340
18.165
88.135
16.156
33.880
30.164
14.240
20.585
31.067
9.252

7
10
13
90
10
14
24
17
118
21
124
25
1.191
26
20
17
3
12
10
9

31.588

476.092

15

523.581

17

Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2015

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

2.3.4 Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Kota Ketapang berdasarkan rencana detil tata ruang kota tahun 2014 terdiri dari
tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Delta Pawan, Kecamatan Benua Kayong dan
sebagian wilayah Kecamatan Muara Pawan (desa Sei. Awan Kanan dan Suka
Maju).
Tabel 2-6
Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Penduduk Tahun 2015
No

Desa/Kelurahan

Delta Pawan
1 Kantor
2 Mulia Baru
3 Tengah
4 Sampit
5 Sukaharja
6 Kali Nilam
7 Suka Bangun
8 Paya Kumang
9 Suka Bangun Dalam
Benua Kayong
1 Padang
2 Tuan-tuan
3 Negeri Baru
4 Mulia Kerta
5 Sungai Kinjil
6 Kauman
7 Baru
8 Suka Baru
9 Banjar
10 Mekar Sari
11 Kinjil Pesisir
Muara Pawan
1 Sungai Awan Kanan
2 Suka Maju
Kota Ketapang

Luas
(Km²)

Jumlah
(Jiwa)

74,00
6,46
9,39
7,08
8,81
23,08
7,63
3,76
2,16
5,63
349,00
7,00
22,55
228,60
22,90
11,87
3,70
12,80
17,50
0,52
13,65
7,91
58,88
31,08
27,80
481,88

83.268
5.817
11.292
7.599
15.706
14.674
11.033
7.625
6.157
3.365
39.665
3.533
4.829
2.738
7.097
2.255
6.250
3.672
2.387
1.241
2.934
2.729
5.580
3.829
1.751
128.513

Kepadatan
(Km2/Jiwa)

1.125
900
1.203
1.073
1.783
636
1.446
2.028
2.850
598
114
505
214
12
310
190
1.689
287
136
2.387
215
345
95
123
63
267

Proyeksi Tahun 2019
Jumlah
(Jiwa)

88.135
6.168
11.945
8.048
16.603
15.514
11.672
8.076
6.528
3.581
43.340
3.861
5.266
2.998
7.727
2.474
6.808
4.011
2.617
1.377
3.211
2.988
6.265
4.289
1.977
137.740

Kepadatan
(Km2/Jiwa)

1.191
955
1.272
1.137
1.885
672
1.530
2.148
3.022
636
124
552
234
13
337
208
1.840
313
150
2.649
235
378
106
138
71
286

Sumber : RTR Kota Ketapang Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka Tahun 2015

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Data pada tabel 2-5 menujukkan bahwa proyeksi penduduk kota bertambah
sebanyak 137.740 orang penduduk pada tahun 2019 atau terjadi kenaikan sekitar
6,70 persen dengan kepadatan 286 orang per meter persegi. Konsentrasi
penduduk lebih cenderung mengarah ke Kecamatan Delta Pawan yang justru
merupakan jantung Ibukota Kabupaten Ketapang. Kondisi ini tentu harus menjadi
perhatian masyarakat khususnya pemerintah untuk menyusun strategi dan
kebijakan yang bersifat adaptif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di
berbagai sektor. Sikap adaftif ini dimaksudkan agar pertambahan penduduk
tidak berkorelasi positif dengan bertambahnya permasalahan perkotaan
sebagaimana dialami kota-kota besar di Indonesia yang tidak mundah
diselesaikan dan memerlukan biaya yang sangat besar.

2.4 ISU STRATEGIS EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN
2.4.1 Isu Strategis Ekonomi
2.4.1.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari angka
pertumbuhan PDRB atas harga konstan. PDRB sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah
dalam satu tahun. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Ketapang sejak Tahun 2011 terus mengalami perubahan yang bertambah dan
cukup konsisten dalam rentang waktu lima tahun hingga 2015 baik berdasarkan
harga konstan (atas) maupun harga berlaku (bawah). Jika dilihat dari nilai
tambah yang dihasilkan per sektor, maka sektor yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Ketapang adalah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan yang mencapai Rp. 4,163,656.60 pada harga konstan
dan Rp 4,768,691.90 harga berlaku.
PDRB atas harga konstan Kabupaten Ketapang tahun 2015 adalah sebesar Rp.
13,4 Triliun meningkat 4,48 % dari tahun sebelumnya yakni Rp. 12,8 Triliun.
Berdasarkan harga berlaku PDRB Kabupaten Ketapang juga mengalami
kenaikan 7,79 % dari Rp. 15,98 Triliun menjadi Rp. 17,33 Triliun. Kondisi ini
memberikan gambaran bahwa secara umum aktivitas perekonomian Kabupaten
Ketapang mengalami pertumbuhan meskipun masih bersifat fluktuatif.
Pertumbuhan ini ditunjang oleh sumber daya alam yang besar sebagai basis
kekuatan yang memberikan manfaat nilai ekonomi yang cukup tinggi bagi
masyarakat. Produksi barang dan jasa terus terjadi dan mengalami peningkatan
produktivitasnya terutama di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang
disertai sektor perdagangan dan industri secara simultan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Tabel 2-7
PDRB Kabupaten Ketapang Tahun 2011-2015 atas Dasar Harga Konstan
dan Harga Berlaku berdasarkan Lapangan Usaha
NO

PERKEMBANGAN PDRB

LAPANGAN USAHA
2011

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan akomodasi dan Makan
Minum
Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya
PDRB KABUPATEN

2012

2013

2014

*2015

3,677,944.80

3,924,696.90

4,022,789.40

4,073,492.70

4,163,656.60

3,883,096.00

4,178,399.27

4,417,181.65

4,737,134.05

4,768,691.90

1,765,134.40

1,700,195.30

1,705,975.50

1,550,520.90

1,556,520.94

2,256,876.75

2,726,001.69

2,456,520.72

2,168,917.37

2,403,466.52

1,607,350.90

1,664,228.90

1,731,805.60

1,788,260.50

1,840,556.67

1,740,425.75

1,887,154.29

2,099,022.93

2,312,216.10

2,435,016.28

4,904.90

5,015.60

5,291.60

6,005.60

6,257.00

4,665.41

4,588.31

4,999.97

6,066.04

7,186.96

11,122.60

11,428.60

11,817.00

12,092.50

12,285.74

11,060.51

12,174.07

13,384.04

14,271.16

14,399.31

944,793.10

1,006,336.80

1,104,091.80

1,218,147.20

1,340,304.53

1,003,751.49

1,136,501.14

1,330,291.29

1,583,186.81

1,863,979.16

1,167,061.50

1,203,614.20

1,302,576.60

1,414,658.80

1,534,543.94

1,237,014.66

1,313,044.49

1,472,859.03

1,712,830.94

1,943,041.83

200,355.40

211,895.80

229,134.80

250,349.40

259,875.66

210,081.42

240,602.60

279,407.07

329,006.43

369,505.46

179,814.00

190,699.60

208,017.10

228,106.30

247,087.39

195,200.57

222,806.45

253,594.48

301,989.19

348,191.56

300,587.3

348,502.20

374,117.80

413,691.90

452,862.07

308,250.87

351,998.19

397,506.75

434,083.24

478,354.51

282,312.90

327,667.00

378,504.10

407,175.60

439,310.65

295,986.75

364,604.80

450,526.54

510,705.99

568,032.70

266,563.7

286,284.70

312,999.40

343,877.70

370,154.87

286,322.94

323,983.28

373,482.90

429,576.41

499,933.97

42,873.20

45,588.3 0

49,578.90

53,400.50

57,229.14

44,603.48

48,052.18

54,337.53

61,104.56

69,382.33

403,731.00

440,862,00

456,886.90

479,354.70

526,222.67

429,536.98

520,444.51

588,475.07

674,674.00

796,694.21

315,165.20

321,266.00

327,383.40

333,472.0

342,918.27

331,594.67

357,428.07

372,037.79

402,194.89

426,392.58

130,837.50

139,362.40

146,994.80

155,548.50

162,418.33

138,373.61

152,613.80

169,793.49

192,117.52

210,782.49

83,494.90

85,978.10

88,257.00

91,988.60

98,195.57

86,532.56

92,986.64

99,979.98

109,814.86

125,154.63

11,384,047.10

11,913,622.50

12,456,221.80

12,820,170.50

13,410,400.04

12,463,374.43

13,933,383.79

14,833,401.19

15,979,889.56

17,328,206.43

Ket : *) Angka sementara
Sumber: BPS Kabupaten Ketapang dan Bappeda Kabupaten Ketapang Tahun 2016

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

2.4.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ketapang pada Tahun 2015 mengalami
peningkatan cukup signifikan dibanding tahun 2014 yang mencapai dua kali
lipat.
Selama periode 2011-2015 pertumbuhan ekonomi sebagaimana
ditunjukkan tabel II-6, terus mengalami kontraksi yang mengarah pada
pelambatan dengan dengan jarak interval yang cukup besar sejak tahun 2011
sebesar 7,54 % hingga ke tahun 2014 yang hanya tumbuh sebesar 2,75 %.
Masyarakat Kabupaten Ketapang patut merasa bersyukur karena perlambatan
pertumbuhan ekonomi tersebut tidak berlangsung lama, pada tahun 2015 terjadi
peningkatan pertumbuhan dengan angka fantastis yakni sebesar 5,53 % sebagai
indikasi bergairahnya kembali aktivitas ekonomi masyarakat.
Grafik 2-1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ketapang

7.54

8

4.65

6

4.72
5.53

4

2.76

2
0
2011

2012
2013
2014
2015

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ketapang pada tahun 2015
ternyata berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan
Barat. Pada Tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Propinsi sebesar 4,81
persen mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan Tahun 2014 yaitu
sebesar 5,02 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ketapang
periode Tahun 2011 – 2015 rata-rata tumbuh lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat. Untuk Tahun 2015
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ketapang sebesar 5,53 persen.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Grafik 2-2
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ketapang dan
Propinsi Kalimantan Barat Periode Tahun 2010-2015
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Ketapang

7.19

7.54

4.65

4.72

2.76

5.53

KalBar

4.69

5.23

6.02

6.08

5.02

4.81

2.4.1.3 Laju Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi
suatu wilayah. Laju Inflasi Atas Dasar Harga Produsen Tahun 2015 sebesar
4,94 persen lebih tinggi dibanding Tahun 2014 yaitu sebesar 4,67 persen.
Salah satu faktor yang mempengaruhi naiknya inflasi di Kabupaten Ketapang
antara lain akibat turunnya harga komoditas pertambangan seperti bauksit dan
galena sphalerit, serta menurunnya beberapa harga komoditas perkebunan
seperti karet dan sawit yang diduga sebagai efek negativ krisis ekonomi global.
Jika dicermati secara berkala, laju inflasi atas dasar harga produsen
Kabupaten Ketapang dilihat antar tahunan dan lebih tinggi dibandingkan laju
inflasi Provinsi Kalimantan Barat. Kondisi wilayah dan sulitnya transportasi
diduga memberikan dampak terhadap tingginya harga-harga komoditas di
Kabupaten Ketapang, termasuk meningkatnya biaya faktor produksi sehingga
harga barang pada tingkat produsen mengalami inflasi. Tingkat Inflasi
Kabupaten Ketapang dalam lima tahun terakhir sebagaimana grafik di bawah
ini.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Grafik 2-3
Perbandingan Tingkat Inflasi Kabupaten Ketapang dan
Propinsi Kalimantan Barat
Tahun 2011-2015
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00

1.00
-

2010

2011

2012

2013

Ketapang

7.19

7.54

4.65

4.72

2014

2.76

KalBar

5.47

5.50

5.91

6.05

5.03

2.4.1.4. Potensi dan Keunggulan Ekonomi
Data perkembangan PDRB Kabupaten Ketapang Tahun 2014 menunjukkan bahwa
ada 4 sektor yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan PDRB selama
periode 2011-2014 yaitu seltor pertanian. kehutanan dan perikanan diikuti sektor
perdagangan dan jasa, sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan.
Ke empat sektor ini mengalami perkembangan karena di tunjang faktor sumber
daya alam potensial yang melimpah sehingga menjadi basis pertumbuhannya.
Oleh karena itu dapat di katakan bahwa ke empat sektor tersebut merupakan
sumber potensial pembentuk kekuatan perekonomian bahkan menjadi
keunggulan ekonomi daerah.
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dalam PDRB Kabupaten
Ketapang Tahun 2015 terus menunjukkan peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 3;03 persen berdasarkan harga konstan. Pertumbuhan rata-rata sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan tersebut berada dibawah pertumbuhan
ekonomi rata-rata Kabupaten Ketapang yaitu sebesar 5,40 persen pertahun
selama periode 2010-2015. Meskipun demikian akumulasi pembentukan modal
ketiga sektor tersebut secara nominal tetap lebih besar dan konsisten.
Gambaran produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015
dapat dilihat pada taberl berikut.
SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Tabel 2-8
Perkembangan Produksi Komoditas Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan

NO

PERKEMBANGAN PRODUKSI

SEKTOR LAPANGAN
USAHA

1

Pertanian

2

Perkebunan

3

Peternakan

4

Kehutanan

5

Perikanan

2011

2012

2013

2014

80.409 Ton

96.017 Ton

103.972 Ton

2015

99.411 Ton

178.876 Ton

*1.732.235 Ton *3.518.302 Ton 121.303.910 Ton 2.593.278.115 Ton

1.880.273.583 Ton

8.008.862 Ton

16.540 Ton

13.874 Ton

4.168.837 Ton

4.013.368 Ton

1.326.910 Ton

418.647 m3

99.690,16 M3

61.194,28 M3

22.151 Ton

23.158 Ton

37.833 Ton

Sumber : Diolah dari data RPJMD dan data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015
Keterangan : * tidak termasuk komoditas sawit

Sektor Perdagangan dan Jasa
Pada tahun 2015 kondisi sektor perdagangan di kabupaten ketapang lebih
banyak melakukan pemasukan barang (impor) ketimbang ekspor. Jumlah jenis
barang yang diimpor lebih dari 6 kelompok jenis produk baik komoditi pangan,
bahan bangunan, bahan bakar dan gas, dan beberapa jenis barang pertanian,
sedangkan yang di ekspor hanya 3 kelompok jenis barang yaitu komoditas
perkebunan, kehutanan dan pertambangan.
Tabel 2-9
Perkembangan Pemasukan dan Pengeluaran Barang

Perkembangan
Kegiatan
Ekspor-Impor

Komoditas (Ton)
Impor
Bahan
Pangan

Bahan
Bangunan

2011

23.215

64.944

2012

26.348

2013

25.562

2014

26.375

Pupuk

Pakan
Ternak

BBM/Gas

Kargo

Ekspor
Kehutanan
m3

Perkebunan
mt

18.753

1.169

5.598.538

19.412

37.350

26.373

9.325

5.598.538

19.412

-

39.050

119.876

9.637

188.755

19.514

119.478.681,05

418.647,18 11.925.265.297,00

57.584

119.876

9.637

118.755

19.514

2.593.259.672,00

99.690,16 1.703.141.450,08

2015
18.405
25.479
24.709 8.208 2.406.344
Sumber : Diolah dari Data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015

-

Tambang
mt

- 1.880.257.295,73

-

-

-

-

61.194,28

-

Perkembangan impor dan ekspor barang di Kabupaten Ketapang bersifat
fluktuatif tergantung permintaan konsumen dan tren harga komoditas barang
dunia. Secara umum nilai perdagangan kabupaten masih menunjukkan surplus
melalui ekspor komoditas perkebunan, kehutanan dan pertambangan meskipun
tren semakin menurun terutama kelompok kehutanan dan tambang akibat
berbagai kebijakan. Dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan dari segi

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

kuantitas barang yang dimpor lebih banyak namun dari segi nilai barang secara
ekonomi memberikan keunggulan finansial.
Sektor Industri
Perkembangan sektor industri di Kabupaten Ketapang sampai tahun 2015 cukup
baik terutama sektor industri Rumah Tangga dan Industri Kecil-Menengah.
Kedua sub sektor industri ini sangat eksis karena didominasi oleh pelaku usaha
lokal dengan investasi dalam negeri sehingga tidak terpengaruh langsung
dengan krisis global. Industri rumah tangga yang berkembang lebih banyak
pada jenis usaha makanan sedangkan industri kecil-menengah pada jenis usaha
meubel dan pakaian. Konsentrasi perkembangan unit usaha masing-masing sub
sektor lebih mengarah ke Kecamatan Benua Kayong,Delta Pawan dan
Kendawangan.
Tabel 2-10
Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Ketapang

NO

KELOMPOK INDUSTRI

UNIT
USAHA

NILAI (X RP 000)
INVESTASI

TENAGA
KERJA

PRODUKSI

1

Industri Rumah Tangga

992

817.158

3.187.214

2.726

2

Industri Kecil-Menengah

684

37.680.019

-

4.488

3

Industri Besar

38

147.033.505

-

2.083

4

Koperasi

452

8.925

6.359.400

30.903

Sumber : Diolah dari Data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015

Untuk sektor industri besar perkembangan unit usaha lebih didominasi industri
pengolahan hasil perkebunan berupa CPO yang berlokasi di Sei Laur, Air Upas,
Marau. Sedangkan indutri pengolahan bahan tambang terkonsentrasi di
Kecamatan MH Selatan dan Kendawangan. Pada umumnya industri pengolahan
yang ada di Kabupaten Ketapang hasil produksi masih berupa bahan setengah
jadi yang untuk selanjutnya di kirim ke pulau jawa, sumatera atau ke luar negeri
(cina).

2.4.2 Isu Strategis Sosial
2.4.2.1 Ketenaga Kerjaan
Masyarakat Kabupaten berdasarkan Data Strategis Kabupaten Tahun 2015 lebih
terkonsentrasi bekerja di sektor pertanian, kehutanan, peternakan dan
perikanan yang tersebar di semua wilayah. Jumlah tenaga kerja yang terserap di
sektor tersebut berjumlah 56.910 orang penduduk atau mencapai 73,62 persen
dari total tenaga kerja yang terdaftar. Pangsa tenaga kerja secara keseluruhan
SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

masih didominasi oleh pekerja laki-laki yang mencapai 73,22 persen orang
penduduk sedang sisanya diisi oleh pekerja perempuan sebesar 26,78 persen.

Tabel 2-11
Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Lapangan Usaha

NO

JENIS LAPANGAN USAHA

TENAGA KERJA

UNIT
LELAKI

1

Pemerintahan

2

TNI dan Polri

3

BUMN/BUMD/Jasa Perbankan

4

PEREMPUAN

L+P

UPAH MINIMUM
PER BULAN
(RP)

3.880

3.272

7.152

1.300.000

3

993

11

1.007

1.300.000

9

1.240

619

1.868

1.800.000

Pertanian, Kehutanan,
Peternakan dan Perikanan

86

41.907

14.917

56.910

1.980.000

5

Pertambangan dan Galian

7

2.090

168

2.265

1.800.000

6

Industri

18

2.090

736

2.844

1.800.000

7

Listrik, Gas dan Air

9

348

99

456

1.800.000

8

Konstruksi / Bangunan

24

1.723

86

1.833

1.800.000

9

Perdagangan

58

598

209

865

1.800.000

10

Perhubungan / Angkutan

8

606

32

646

1.800.000

11

Jasa Keuangan

22

875

202

1.099

1.800.000

12

Jasa Kemasyarakatan

17

248

91

356

1.800.000

261

56.598

20.442

77.301

Jumlah

Sumber : Diolah dari Data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015

Unit usaha yang paling kecil menyerap tenaga kerja perempuan adalah
TNI/Polri, Pertambangan, Angkutan dan Konstruksi yang masih di bawah 10 %,
sendangkan yang terbanyak adalah Pertanian dan pemerintahan. Upah minimum
terbesar yang di terima pekerja perkapita perbulan adalah sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yaitu sebear Rp. 1.980.000,sedangkan yang terkecil adalah pemerintah yang memberikan upah kerja
khususnya kepada para tenaga honorer yaitu sebesar Rp. 1.300.000,- perkapita
perbulan. Secara umum upah minimum Kabupaten Ketapang Tahun 2015 adalah
sebesar 1.800.000,- perkapita perbulan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Grafik 2-4
Persentase Tenaga Kerja Perempuan Berdasarkan Unit Usaha

18.38

25.56

45.75

4.95

1.09
24.16

33.14

21.71
26.21
4.69

25.88

7.42
Pemerintahan
BUMN/BUMD dan Jasa Perbankan
Pertambangan dan Galian
Listrik, Gas dan Air
Perdagangan
Jasa Keuangan

TNI dan Polri
Pertanian, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan
Industri
Konstruksi / Bangunan
Perhubungan / Angkutan
Jasa Kemasyarakatan

Sumber : Diolah dari Data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015

Struktur pengawai berdasarkan pendidikan telah mengalami perubahan yang
signifikan sejak tahun dua ribuan yang lebih banyak di dominasi oleh pekerja
yang berpendidikan sarjana. Bahkan untuk pegawai dengan jenjang pendidikan
Strata 2 peningkatannya cukup banyak dari tahun ke tahun. Komitmen
pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya pegawai
dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat sangat memadai.
Tabel 2-12
Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan

No

Jenjang Pendidikan

Tenaga Kerja
Lelaki

Perempuan

1

Tingkat S - 2

2

Tingkat S - 2

214

62

276

3

Tingkat S - 1

2.357

1.967

4.324

4

Timgkat Diploma

943

1.083

2.026

5

Tingkat SMA/Sederajat

2.350

1.207

3.557

6

Tingkat SMP/Sederajat

163

33

196

7

Tingkat SD/Sederajat

54

12

66

6.082

4.364

10.446

Jumlah

1

Jumlah L +P
(orang)
1

Sumber : Diolah dari Data Strategis Kabupaten Ketapang, 2015

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Perbandingan jumlah pegawai yang berpendidikan sarjana strata satu, diploma
dan tamatan SMA/sederajat tidak terlalu mencolok namun untuk tingkat strata
dua lebih banyak jumlah pegawai laki-laki yang mencapai 77,64 persen
dibandingkan pegawai perempuan. Untuk sektor non pemerintah data yang
tersedia tidak lengkap, namun secara keseluruhan berdasarkan data penyaluran
tenaga kerja tahun 2015 persentase pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial,
Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang di dominasi oleh pencari
kerja berjenis kelamin laki-laki, yaitu sekitar 53,35 persen sedangkan sisanya
sekitar 46,65 persen jenis kelamin perempuan. Menurut latar belakang
pendidikan para pencari kerja, tercatat pencari kerja dengan ijazah Diploma
dan Sarjana adalah yang terbanyak yaitu sekitar 53,99 persen. Tingkat
Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) Tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan
dengan Tahun 2014, yaitu 69,15 persen menjadi 70,95 persen. Peningkatan
TPAK ini diikuti dengan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yakni
sebesar 4,70 persen di Tahun 2014 menjadi 2,06 persen.

2.4.2.2 Pendidikan
Secara umum kondisi pendidikan di Kabupaten Ketapang dari aspek jumlah
sarana sekolah, murid/mahasiswa dan guru atau dosen sudah cukup memadai
dan proporsional. Adapaun faktor yang sering menjadi permasalahan adalah
pendistribusian guru-guru yang tidak tersebar merata diseluruh wilayah serta
tingkat keahlian para guru berdasarkan latar pendidikan yang tidak mencukupi.
Jenis profesi/bidang keahlian guru yang tidak mencukupi tersebut antara lain
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam/Sains dan Bahasa/Sastra asing. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut pemerintah daerah mengambil kebijakan
mengangkat tenaga honorer atau kontrak sesuai kebutuhan masing-masing
sekolah.

Tabel 2-13
Kondisi Pendidikan Kabupaten Ketapang
Jumlah
No

Jenjang Pendidikan

Murid/
Mahasiswa

Gedung
1

Sekolah Taman Kanak

2

Sekolah Luar Biasa

3
4
5

Sekolah Tingkat Atas

6

Perguruan Tinggi

Rasio
Guru/
Dosen

Guru-Murid/
Mahasiswa

Gedung-Murid/
Mahasiswa

143

8.647

570

15.17

60.47

1

97

23

4.22

97.00

Sekolah Dasar

533

68.791

3.385

3.39

129.06

Sekolah Tingkat Pertama

132

21.593

1.181

18.28

163.58

52

12.811

959

13.36

246.37

3

1.134

92

12.33

378.00

Sumber : Data RPJMD Kabupaten Ketapang, 2015

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

2.4.2.3 Kesehatan
Pembangunan kesehatan menjadi bagian penting dalam peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Kesehatan merupakan komponen utama selain pendidikan
dan pendapatan dalam menentukan perbaikan IPM sebagai salah satu indikator
untuk mengukur kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pembangunan di
bidang kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran. Dengan demikian pembangunan kesehatan
harus dilaksanakan secara sinergi dengan pembangunan bidang-bidang lainnya
dan didukung oleh partisipasi masyarakat termasuk pihak swasta.
Derajat kesehatan masyaraat dapat dilihat dari angka kematian, angka kesakitan
dan status gizi. Angka kematian (Mortalitas) disuatu wilayah dari waktu ke waktu
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program
pembangunan kesehatan dan perkembangan derajat kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Rata- Rata Angka Harapan
Hidup di Kabupaten Ketapang dari tahun 2013 ke tahun 2014 tidak mengalami
peningkatan, namun pada tahun tahun 2015 terjadi peningkatan 0,01 persen dan
tidak terlalu signifikan. Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja pemerintah
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat masih belum maksimal dan
efektif.
Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Indence/API) merupakan indikator
untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Cara memantau
perkembangan penyakit Malaria dengan sediaan darah yang diperiksa. Situasi
angka kesakitan malaria per 1000 penduduk pada tahun tahun 2013 sangat tinggi
yakni mencapai 136,40 persen. Pada tahun 2014 angka kesakitan malaria terus
mengalami penurunan menjadi 0,63 persen dan terus turun hingga mencapai
angka 0,09 persen pada tahun 2015 sesuai hasil pemeriksaan terhadap sediaan
darah yang diperiksa sebanyak 10.644 dan mendapati bahwa sediaan positif
terpapar malaria sebanyak 0,45% atau 45 sediaan. Angka kesakitan malaria
tersebut dapat pula dijadikan indikator penilaian terhadap kondisi lingkungan
permukiman penduduk serta perilaku mereka untuk hidup bersih dan sehat.
Lingkungan permukiman yang tergenang air dalam waktu lama serta tidak
adanya saluran pembuangan air merupakan kondisi lingkungan yang buruk
untuk hidup sehat. Untuk itu peningkatan kesehatan masyarakat tidak hanya
dilakukan secara medis semata tetapi perlu dibarengi dengan perbaikan kondisi
lingkungan permukiman seperti pembangunan drainase untuk mengalirkan air
hujan. Disamping itu pengelolaan limbah cair seperti grey water atau air bekas

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

mandian dan cucian rumah tangga harus dibuatkan wadah berupa sumur
resapan agar tidak mencemari maupun menggenang di lingkungan permukiman
sehingga memicu tumbuh kembangnya nyamuk sebagai inang pembawa
penyakit malaria.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis yang potensial mewabah sehingga
memicu status Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh karena dapat meyebabkan
kematian penderita. Angka kesakitan Diare tertinggi pernah di Kabupaten
Ketapang pada tahun 2013 mencapai 22,70 persen Per 1000 penduduk.
Meskipun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 yakni 21,40 persen,
namun meningkat kembali pada tahun 2015 hingga mencapai angka 22,30
persen. Data statistik tersebut menggambarkan bahwa masyarakat ketapang
sangat rentan terpapar kesakitan diare. Salah satu sebab yang mungkin dapat
dijelaskan adalah kondisi sanitasi yang buruk dan perilaku BAB yang tidak
memnuhi standar kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan akses
masyarakat terhadap sarana pengolahan limbah cair rumah tangga yang benar
dan sehat maupun lingkungan sekitar disertai dengan peningkatan kesadaran
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Penyakit demam berdarah atau lebih dikenal dengan DBD dapat muncul
sepanjang tahun dan dapat menyerang semua kelompok umur. Penyakit ini
merupakan salah satu masalah bidang kesehatan di Kabupaten Ketapang, karena
penyebarannya yang cepat, tren kejadian pertahunnya cenderung meningkat,
berpotensi pada kematian pasien sebagaiman laporan berbagai puskesmas
yang ada di Kabuapten Ketapang. Angka Kesakitan DBD per 1000 penduduk
pada tahun 2013 sebesar 45,30 persen melonjak tajam pada tahun 2014 hingga
mencapai angka 195,72 persen. Kondisi ini memaksa pemerintah daerah untuk
menetapkan kejadian luar biasa kesakitan demam berdarah pada tahun
tersebut. Faktor yang menyebabkan paparan kesakitan demam berdarah pada
dasarnya hampir sama dengan kesakitan malaria dan diare yaitu kondisi
lingkungan permukiman yang buruk serta kesadaran perilaku masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat masih rendah. Penanganan lingkungan permukiman dan
prilaku masyarakat dalam kontek peningkatan derajat kesehatan masyarakat
harus menjadi prioritas pemerintah daerah dalam pembangunan. Akan lebih
bijak jika melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadinya paparan
kesakitan pada masyarakat dengan melakukan pembangunan infrastruktur
permukiman secara layak dan dapat diakses oleh masyarakat secara
berkelanjutan. Infrastruktur permukiman yang penting untuk dibangun sebagai
upaya memenuhi espektasi diatas adalah sektor sanitasi yang meliputi sarana
pengolahan limbah cair, persampahan dan drainase lingkungan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 2- 25

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Tabel 2-14
Gambaran Umum Kesakitan Penduduk
Kabupaten Ketapang
Perkembangan Indikator
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Jenis Paparan Kesakitan
Angka Kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu melahirkan per 100,000 kelahiran hidup
Rata-rata Angka Harapan Hidup
Indeks Gizi Baik
Angka Kesakitan TBC per 100.000 penduduk
Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk
Angka Kesakitan Campak per 1000 penduduk
Angka Kesakitan Diare per 1000 penduduk
Angka Kesakitan DBD per 1000 penduduk
Angka Kesakitan ISPA per 1000 penduduk
Angka Kesakitan Tetanus Neonatorum
Angka Kesakitan Acute Flaccid Paralysis (AFP) anak umur