BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1508991495BAB 1. PENDAHULUAN net

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur
seperti yang dicita-citakan
Nasional

(RPJPN)

pada

Rencana Pembangunan

Jangka


2005-2025, diperlukan penyelenggaraan

Panjang

pembangunan

nasional yang mantap, termasuk penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta
Karya/Permukiman. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam
peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia
antara lain dengan :
(i)

mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh,

(ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan

yang

baik, berkelanjutan,


serta

mampu

memberikan

nilai

tambah bagi masyarakat, serta
(iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan
untuk mewujudkan terpenuhinya

kebutuhan

kebutuhan

lainnya,seperti

sektor-sektor


terkait

dasar

masyarakat

industri,

serta

perdagangan,

transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2007

tentang


Pembagian

Urusan

Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan
bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan
PENDAHULUAN |I - 1

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Kabupaten/Kota

memiliki


peran

yang

lebih

besar

dalam

pelaksanaan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama
berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)
strategic

goals

meningkatkan


Kementerian Pekerjaan
pertumbuhan

Umum

ekonomi

kota

dapat

tercapai,

dan desa,

(ii)

yaitu


(i)

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam

rangka

berkelanjutan,

pengembangan

permukiman

yang

layak

huni


dan

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,

mengembangkan konsep perencanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta

Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka
Menengah

(RPIJM)

Bidang

Cipta

Karya, sebagai upaya mewujudkan


keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui

fasilitasi Pemerintah Provinsi yang

mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik
kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan
inklusif, diharapkan
terwujud,

keterpaduan

pembangunan

Bidang Cipta

Karya dapat

dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan


kemampuan keuangan daerah.

1.2

Pengertian dan Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program
Bidang Cipta

Karya merupakan

Investasi

dokumen

Jangka Menengah

perencanaan

dan


(RPIJM)

pemrograman

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota

dengan jangka waktu 5 (lima)

tahun, dan dilaksanakan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat,
dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala
nasional,

provinsi,

dan

kabupaten

kota,

untuk mewujudkan keterpaduan

pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. RPIJM

Bidang

Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan
PENDAHULUAN |I - 2

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.
RPIJM

Bidang

Cipta

Karya

disusun

sebagai dokumen

teknis

operasional

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana
yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan
dan kapasitas daerah. Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta
Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM

Bidang Cipta Karya, selain

mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga
mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana
PENDAHULUAN |I - 3

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),
serta

Rencana

Tata

Bangunan

dan

Lingkungan (RTBL),

dalam

rangka

mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3

Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program
adalah rencana
periode

tiga

dan

program

hingga

Investasi Jangka Menengah

pembangunan

infrastruktur

maupun

oleh

tahunan

dalam

lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan

infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai
daerah,

(RPIJM)

masyarakat/dunia

usaha.

pemerintah,

pemerintah

Khusus untuk Bidang Cipta

Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada
RPIJM

dioperasionalkan

melalui

RPIJM

Bidang

Cipta

Karya,

untuk

selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan
Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang
Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

PENDAHULUAN |I - 4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Pada Gambar di atas dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi
program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda
RTRWK,

Perda Perbup/Perwali

Bangunan

Gedung

permukiman.
kebijakan

RPJMD,

RPIJM

merupakan acuan dasar

Integrasi

Bidang

integrasi

PU,

permukiman

di

Perda

rencana pembangunan

rencana pembangunan permukiman

pengembangan

dan

berisikan

arahan

kabupaten/kota tersebut, untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota
(SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan
sosial masyarakat,

budaya, dan/atau

lingkungan,

rencana pembangunan

infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan
permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan
prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui
RPIJM

Bidang

Pemerintah

Cipta

Karya,

memuat

rencana

investasi

Pusat, Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah

yang melibatkan

Kabupaten/Kota,

dunia

usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh
rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan
dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun
dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana
tahunan.
1.4

Maksud dan Tujuan
RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima
tahun

yang mencakup

multisektor,

multi

sumber

pendanaan, dan

multi

stakeholders. Hingga saat ini semua kabupaten/kota yang termasuk dalam Klaster A
PENDAHULUAN |I - 5

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

& B di Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki Dokumen RPIJM, tetapi dokumen
tersebut belum merepresentasikan Perencanaan dan Pemrograman pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mengacu pada Rencana Tata Ruang dan
berbagai kebijakan yang ada, oleh karena itu Dokumen RPIJM merupakan alat yang
dapat mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral,
mulai dari tngkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Adapunpun maksud dan
Tujuan disusunnya dokumen RPIJM Bidang CIpta Karya kabupaten/kota antara lain
adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di

perkotaan maupun

perdesaan, sedangkan tujuan disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah sebagai
dokumen

acuan

dalam

perencanaan,

pemrograman,

dan

penganggaran

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang memuat rencana program dan
investasi dalam jangka waktu lima tahun.
1.5

Prinsip Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a)

Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk
rencana investasi yang disusun.

b)

Multi

Sektor,

yaitu mencakup

sektor/bidang

pengembangan

sistem

penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,
pengembangan

sistem pelayanan air

limbah, pengembangan sistem

pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas

kawasan

kumuh

dan

peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan
kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c)

Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,
sumber pendanaan

swasta,

dan

masyarakat.

Sumber

pendanaan

pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)

PENDAHULUAN |I - 6

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi
dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.
d)

Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM

Bidang

Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e)

Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat
terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM
Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya
dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan
kebutuhan daerah.

1.6 Mekanisme Penyusunan RPIJM
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya
dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang
Cipta Karya, langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian
Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.
1.6.1

Hubungan Kerja Penyususnan RPIJM
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya

melibatkan

pemerintah

pusat,

pemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam

provinsi,

dan

pemerintah

hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak

sebagai Pembina, sedangkan pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan
pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM Bidang
Cipta Karya.
Dalam mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya terdapat unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal,
melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat
yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum,
PENDAHULUAN |I - 7

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk
kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur satgas terdapat juga
Koordinator Wilayah (Korwil) baik diperuntukan bagi wilayah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.
Pada tingkat provinsi dibentuk juga Satgas RPIJM yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda.
Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,
Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya
Provinsi.

Sementara

di

tingkat

kabupaten/kota,

dibentuk

satgas

RPIJM

Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK
Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari beberapa unsur antara lain Bappeda,
Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan
RPIJM Kabupaten/Kota.

GAMBAR 1.3
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota
PENDAHULUAN |I - 8

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang
Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat
berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan.
1.6.2 Langkah Penyusunan RPIJM
Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada
dokumen

perencanaan

yang

ada,

baik

dokumen

pembangunan

nasional,

perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan
langkah-langkah dalam penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

PENDAHULUAN |I - 9

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Gambar 1.4
Langkah-Langkah Dalam Penyusunan RPIJM Bidang Ciptakarya
Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota satgas, baik di tingkat
Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan
RPIJM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai
PENDAHULUAN |I - 10

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap
mengacu pada kebijakan nasional.

1.6.3 Penilaian Kelayakan RPIJM
Kelayakan suatu dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk
meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut
menggunakan metode skoring, dimana masing-masing kriteria kelayakan telah
ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPIJM dinilai dari
beberapa kriteria antara lain yaitu :
a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM oleh
Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman
penyusunan RPIJM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang
pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan
perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau,
RTRWP,

RTRW

KSN,

dan

RTRW

Kabupaten/Kota),

dan

perencanaan

pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor
pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana
program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan RPIJM serta
pemanfaatan multi sumber pendanaan.
PENDAHULUAN |I - 11

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk
menyusun dan mengelola implementasi RPIJM di daerah.
g. Matriks/ Memorandum Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks
program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPIJM Bidang Cipta Karya.
Dalam proses penyusunan RPIJM perlu memperhatikan mekanisme yang
mendasarinya. Mekanisme dasar yang dimaksud adalah dokumen RPIJM, agar
dalam penyusunan RPIJM nantinya seluruh kebutuhan akan sesuai dengan yang
diharapkan, dan hendaknya mampu mengakomodasi pembangunan infrastruktur
Bidang Cipta Karya. Dengan demikian, perlu memperhatikan beberapa pendekatan,
antara lain :
1. Proses perencanaan berbasis partisipatif.
2. Perencanaan berlandaskan transparansi dan persepsi bersama.
3. Perencanaan dilakukan secara terpadu dan bersifat berkelanjutan.
4. Perencanaan menggunakan pertimbangan aspek kelayakan, meliputi : kelayakan
teknis, kelayakan sosial, kelayakan ekonomi dan kelayakan lingkungan.
5. Perencanaan harus memperhitungkan kemampuan penyediaan dana yang dapat
dipertanggungjawabkan.

1.7

Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPIJM

Bidang Cipta Karya terdiri 11 (sebelas)

yaitu:

Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan
RPIJM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPIJM

Bidang Cipta Karya,

serta mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

PENDAHULUAN |I - 12

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Bab 2 Profil Kabupaten Banggai Kepulauan
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas
administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi,
klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW
Pulau,

RTRW

Provinsi,

serta

RTRW

Kawasan

Strategis

Nasional

(KSN).

Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW
Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat
dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial,
bagian

ini

juga memaparkan kedudukan kota pada

rencana

pengembangan

kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika
kabupaten/kota

tersebut

termasuk

dalam

KPI

MP3EI

dan/atau

kawasan

pengembangan KEK).

Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umumdan kondisi
eksisting lingkungan, analisis perlindunganlingkungan dan sosial seperti Kajian
Lingkungan

Hidup Strategis

perlindungan

sosial

(KLHS), AMDAL, UKL – UPL,

dan SPPLH,

serta

pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 5 Kerangka Strategis Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen
rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan

Permukiman

(RP2KP), Rencana Tata Bangunan

dan

Lingkungan

(RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana
Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.
PENDAHULUAN |I - 13

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2017-2021
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah
yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis
permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infratruktur Cipta Karya
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor
pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota,
kawasan, dan lingkungan.Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan
harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW
Kabupaten/Kota.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan
matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota.

PENDAHULUAN |I - 14