PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Tika Kastriana
NIM : 081114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII SMP
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Tika Kastriana
NIM : 081114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO


Sungguh (ayat-ayat) ini adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki
(kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju kepada Tuhan-nya.
Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila Dikehendaki
Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.
(Al- Insan: Surah ke-76; ayat 29-30)

Kalahkan Kemalasan dengan Semangat
Kalahkan Kebencian dengan Kasih Sayang
Kalahkan Kesombongan dengan Rendah Hati
(Tika Kastriana)

PERSEMBAHAN

Saya persebahkan karya ini kepada:
Allah SWT atas penyertaan-Nya yang telah dilimpahkan kepadaku.
Kedua orangtua ku: Muji Riswanto & Jumiati
Kakakku Effi Rusliana & Kakak Ipar Muslih yang senantiasa memberikan
perhatian, dukungan, dan doa.
Sahabat-sahabatku yang senantiasa setia menemaniku dalam suka dan duka.

.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2014
Penulis

Tika Kastriana


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tanggan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Tika Kastriana
Nim

: 081114056

Demi


pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA-SISWI KELAS VIII
SMP KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN

IMPLIKASINYA

TERHADAP


USULAN

TOPIK

-TOPIK

BIMBINGAN BELAJAR”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan


secara

terbatas,

dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya atau memberikan loyalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 29 Januari 2014
Yang menyatakan,

Tika Kastriana

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KEMANDIRIAN BELAJAR
Deskripsi Kemandirian Belajar Siswa-siswi Kelas VIII SMP Kanisius
Kalasan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan
Topik-topik Bimbingan Belajar
Oleh:
Tika Kastriana
NIM: 081114056
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan subyek penelitian siswasiswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta sebanyak 36 siswa. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemandirian belajar siswasiswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
Hasil analisis butir-butir kuesioner yang diperoleh dijadikan dasar usulan
topik-topik bimbingan belajar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan aspek kemandirian

belajar menurut Schunk dan Zimmerman (Ropp,1998). Kuesioner ini mencangkup
tiga aspek kemandirian belajar yaitu : metakognisi, motivasi dan perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada 10 orang (28%) siswa yang
memiliki kemandirian belajar yang sangat baik, 18 orang (50%) siswa memiliki
kemandirian belajar baik, 6 orang (17%) yang memiliki kemandirian belajar yang
cukup baik, dan 2 subyek (6%) siswa yang memiliki kemandirian belajar yang
kurang baik. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas
VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta memiliki kemandirian belajar yang baik.
(2) Berdasarkan analisis butir-butir kuesioner kemandirian belajar tampak bahwa
item-item yang mengungkapkan kemandirian belajar yang sangat baik ada 8;
item-item yang mengungkap kemandirian belajar baik ada 17, dan item yang
mengungkap kemandirian belajar cukup baik ada 9. Berdasarkan kemandirian
belajar yang terendah yaitu “Cukup Baik” diusulkan topik-topik bimbingan
belajar untuk membantu meningkatkan kemandirian belajar siswa-siswi kelas VIII
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

INDEPENDENCE IN LEARNING
Description of Learning Independence of the Eighth Grade Students at SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2012/2013 Academic Year and its
Implications to the Suggested Topics of Learning Guidance
By
Tika Kastriana
NIM: 081114056
This study is a descriptive study with the subject of the eighth grade
students at SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta consisting of 36 students. The aim
of this study is to obtain a description of learning independence of the eighth
grade students at SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta in 2012/2013 academic year.
The analysis results of the items obtained from the questionnaire were
used as the basis of the suggested topics of learning guidance. The research
instrument used is a questionnaire of the eighth grade students’ learning
independence at SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta compiled by the
researcher herself based on independent learning aspects according to Schunk
and Zimmerman (Ropp, 1998). The questionnaire covers three aspects of learning
independence, i.e. metacognition, motivation and behavior.
The results show that: (1) There are 10 students (28%) who have
excellent learning independence, 18 students (50%) who have good learning
independence, 6 students (17%) who have fairly good learning independence,
and 2 students (6%) who have poor learning independence. In general, the
results show that the eighth grade students at SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta have a good learning independence. (2) Based on the analysis of
the learning independence items from the questionnaire, it appears that there
are 8 item s that reveal a very good learning independence, there are 17 items
that reveal a good learning independence, and there are 9 items that reveal a
fairly good learning independence. Based on the lowest learning independence
result, i.e. fairly good, the researcher proposed topics of learning guidance in
order to improve learning independence of the eighth grade students at SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmad yang dilimpahkan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih secara
tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ag. Krisna Indah Marheni, S. Pd., M.A., selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberikan motivasi,
meluangkan waktu untuk mendampingi penulis selama proses penulisan
skripsi.
3. Yusup Indrianto Purwito,S.Pd selaku Kepala sekolah SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
4. Karsono S.Pd., selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dan membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian dan pengumpulan
data.
5. Siswa-siswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah
bersedia meluangkan waktu dan kesediaannya sebagai responden dalam
melaksan akan penelitian.
6. Seluruh dosen dan karyawan di Prodi BK USD yang telah member
peneliti bekal ilmu dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. St. Priyatmoko yang telah berkali-kali penulis repotkan dengan urusan
surat menyurat dan meminkam skripsi.
8. Kedua orangtuaku Muji Riswanto dan Jumiati yang dengan setia
memberikan kasih sayang, semangat, dana, nasehat dan doa pada penulis.
9. Effi Rusliana dan Muslih yang tanpa henti selalu memberikan motivasi
dan doa pada penulis.
10. Danny Roesdhiana yang akhir-akhir ini telah membantu peneliti dalam
berbagai urusan dan selalu mendukung, menyemangati, dan mendoakan
peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku: Desi Tri Astuti, Iluminata Eka Widya Sulistyowati,
Arum Pudyarena, Lucya Ratna Pandita, Maria Like, Evagustha Sifraun,
Iwiet Yulia, Lesli Aida, Stanislaus Murdisantana, Agus Wiji Yanto,
Chistoper Putut, dan Aldian Putra yang selalu memberikan dukungan,
perhatian, dan bantuan dalam pembuatan skripsi.
12. Sahabat-sahabatku mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2008 yang selalu
memberikan semangat dan perhatian.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapatpenulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Walaupun
demikian peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Yogyakarta, 29 Januari 2014

Tika Kastriana

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. vi
ABSTRAK........................................................................................................ vii
ABSTRACK .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
E. Definisi Operasional ...................................................................................... 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 9
A. Remaja .......................................................................................................... 9
B. Kemandirian Belajar.................................................................................... 12
C. Bimbingan Belajar....................................................................................... 28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 31
A. Jenis Penelitian............................................................................................ 31
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Subjek Penelitian ......................................................................................... 32
C. Instrumen Penelitian .................................................................................... 32
D. Pertanggung Jawaban Mutu Kuesioner ........................................................ 35
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................ 39
F. Teknik Analisis Data.................................................................................... 41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 45
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 49
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ....................................................... 63
BAB V
PENUTUP ........................................................................................................ 71
A. Kesimpulan ................................................................................................. 71
B. Saran-saran.................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73
LAMPIRAN ..................................................................................................... 75

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1: Kisi-kisiKuesionerKemandirianBelajar (sebelumdiujicoba) ….…. ..34
Tabel 2: Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .………...………………… 36
Tabel 3: Kriteria Guilford ……………………………….…………………… 38
Tabel 4: Kisi-kisiKuesionerKemandirianBelajar ……..…………………… ….39
Tabel 5: Norma Kategorisasi ............................................................................ 41
Tabel 6: Kategori yang mengungkap kemandirian belajar siswa ................... ..42
Tabel 7:Kategorisasi skor item kemandirian belajar ....................................... .44
Tabel 8: Kategorisasi Kemandirian Belajar ..................................................... 45
Tabel 9: Kategorisasi Item yang Mengungkapkan Kemandirian Belajar Siswa ........47
Tabel 10:Rumusan Item-item Kemandirian Belajar yang Tergolong Cukup Baik ... 48
Tabel 11:UsulanTopik-topikBimbinganBelajar……………………………. …65

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa remaja menuju
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Masa
remaja pada umumnya dimulai dari usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira
usia 18 sampai 22 tahun. Pada masa ini remaja mengalami banyak
permasalahan karena adanya perubahan permasalahan remaja yang dihadapi
seiring dengan perkembangan zaman semakin beraneka ragam, misalnya
kemajuan teknologi yang semakin berkembang internet, jejaring sosial,
pergaulan bebas dan pengaruh dunia maya (Santrock , 2003).
Daradjat (1975) berpendapat bahwa remaja adalah masa peralihan
dari anak menjelang dewasa. Semakin maju suatu masyarakat semakin
banyak syarat yang diperlukan remaja untuk ke arah perkembangan diri yang
optimal. Salah satunya adalah kemandirian, salah satu ciri kemandirian adalah
melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang
dewasa lainya, misalnya kemampuan untuk menentukan pilihan secara
mandiri merupakan tanda dari kematangan, sehingga remaja perlu
mempersiapkan diri dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang telah
dimiliki. Hal tersebut semakin membuat remaja sulit untuk hidup mandiri dan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

belajar mandiri karena ketergantungan pada orang lain itu sangat besar
sehingga sulit untuk melepaskan diri dari orang lain.
Menurut Panuju & Ida Umami (2005) masa remaja merupakan masa
yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja ditandai
dengan adanya tugas perkembangan untuk belajar mandiri dan melepaskan
diri dari ketergantungan orang lain, salah satu contohnya adalah kemandirian
belajar. Remaja dikatakan memiliki kemandirian belajar apabila ia telah
mampu melakukan kegiatan belajar tanpa ketergantungan pada orang lain.
Hal terpenting dalam masa yang sekarang kita sebut masa remaja adalah
pembentukan kemampuan untuk memilih cara mandiri. Aristoteles (dalam
Santrock, 1996:9) berpendapat bahwa masa remaja merupakan kemampuan
untuk menentukan secara mandiri ini merupakan tanda dari kematangan. Hal
ini tentu saja tidak mudah, tapi remaja percaya bahwa pada permulaan masa
remaja, individu tidak labil dan tidak sabar, karena kurang adanya kontrol diri
yang dibutuhkan untuk menjadi seseorang yang matang. Pada masa ini,
remaja yang dituntut untuk belajar menjadi individu yang bertanggung jawab
pada dirinya sendiri. Bertanggung jawab disini diartikan sebagai kemandirian
dalam menjalankan tugas perkembangan, salah satunya yaitu belajar.
Belajar secara mandiri misalnya mengerjakan ujian sendiri dan
mengerjakan tugas-tugas belajar, mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) sendiri,
guru ketika berada di dalam kelas mengamati seorang siswa yang pada saat
itu hadir di dalam kelas namun pikiranya berada di luar kelas, selama siswa
tidak melibatkan diri, dia tidak akan belajar. Aktifitas boleh berupa aktivitas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

mental saja, yang tidak disertai gerak-gerik jasmani: boleh juga terjadi
aktivitas jasmani yang di dalamnya mental seseorang terlibat. Hal ini
didukung oleh tugas perkembangan yang lain yaitu tugas belajar untuk
mempersiapkan karier untuk masa depanya. Kemandirian belajar akan
nampak pada tercapainya tugas perkembangan remaja kususnya pada tugas
perkembangan selajutnya misalnya mulai mandiri dan melepaskan diri dari
ketergantungan pada orangtua dan orang-orang dewasa yang lain (W.S
Winkel, 2004).
Mandiri merupakan suatu proses di mana individu mampu berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Drost (1993) berpendapat bahwa
kemandirian belajar adalah kematangan pribadi dapat didefinisikan sebagai
keadaan sempurna dan keutuhan kedua unsur tersebut dalam kesatuan
pribadi, pendek kata manusia mandiri adalah pribadi dewasa sempurna. Salah
satu periode dalam rentang kehidupan individu dalam masa remaja.
Knowles (1975: 18) menyebutkan bahwa kemandirian belajar
merupakan sebuah proses dimana individu mengambil inisiatif sendiri,
dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar,
memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih
dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi atas
hasil belajar yang dicapai. Fungsi kemandirian dalam belajar adalah agar
siswa mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berusaha untuk
tidak mengandalkan orang lain dalam hal belajarnya. Dampak dari
kemandirian belajar itu yaitu siswa menjadi tergantung pada orang lain,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

sehingga ketika siswa bergantung pada orang lain maka siswa akan sulit
untuk berkembang hingga dewasa nanti termasuk mencapai tugas
perkembangan selanjutnya. Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar
antara lain mendapat pujian dari orang lain, mendapatkan hasil belajar yang
baik dari teman-teman yang lain dan menjadi lebih dewasa dll.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
individu memiliki kemandirian belajar, artinya bahwa melakukan suatu
kegiatan belajar dengan sendiri tanpa bergantung pada orang lain dalam
menuju proses kedewasaan. Peran guru BK sangat penting dalam
mendampingi siswa-siswi dalam kemandirian belajar dan perlu memberikan
layanan bimbingan belajar yang relevan untuk meningkatkan kemandirian
belajar. Melihat apa yang terjadi saat ini sangatlah memprihatinkan misalnya
menggujungi perpustakaan bukan karena kesadaran diri sendiri melaikan
karena orang lain misalnya guru menyuruh siswa pergi keperpustakaan,
mencatat materi yang diberikan guru,dan mengerjakan ujian dengan
mencontek pekerjaan teman melihat secara langsung mengenai tingkah laku
siswa dalam belajar yang menunjukan bahwa siswa kurang memiliki
kemandirian belajar. Pengalaman didapat saat peneliti melakukan paktek
langsung di sekolah SMP/SMA dan kejadiaan itu sama yaitu mengenai
kemandirian belajar siswa yang kurang, tetapi yang lebih ditekankan
pengamatan itu di sekolah SMP karena subyek yang dilakukan dalam
penelitian adalah siswa-siswi SMP. Melihat berita-berita ditelevisi yang
siswa-siswi yang akan menghadapi ujian itu lebih cenderung mengandalkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

kunci jawaban dari orang lain ketimbang belajar sendiri. Kemandirian belajar
sangat membantu siswa-siswi agar mampu menjadi pribadi yang dewasa yang
tidak bergantung pada orang lain. Fungsi kemandirian belajar bagi siswa
adalah agar siswa mampu berusaha meningkatkan tanggung jawab dalam
mengambil berbagai keputusan dalam usaha belajarnya.
Selain pengalaman peneliti, hasil wawancara dengan guru BK di
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta memperlihatkan ciri-ciri siswa yang
kemandirian belajarnya kurang. Peneliti juga melakukan observasi sebelum
melakukan penelitian mengenai siswa-siswi di SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta bahwa siswa-siswi di sekolahan itu terindikasi kurang memiliki
kemandirian belajar. Untuk itu peneliti ingin membuktikan apa benar siswasiswi di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta kurang memiliki kemandirian
belajar dengan menyebarkan kuesioner mengenai kemandirian belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan itu, peneliti ingin mengungkap
gambaran/deskripsi kemandirian belajar para siswa siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil
penelitian akan diusulkan untuk membuat topik-topik yang bisa dipergunakan
dalam layanan bimbingan belajar guna membantu siswa agar mampu
meningkatkan kemandirian belajarnya.

B. Rumusan Masalah
Secara spesifik, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa baik tingkat kemandirian belajar para siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan Tahun ajaran 2012/2013?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

2. Berdasarkan analisis butir-butir instrumen kemandirian belajar yang
rendah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, topik-topik
bimbingan apakah yang relevan diusulkan dalam penyusunan
bimbingan belajar pada siswa?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Mengetahui tingkat kemandirian belajar para siswa kelas VIII SMP
Kanisius Kalasan.

2.

Mengetahui butir-butir instrument kemandirian belajar yang rendah
untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan yang relevan bagi siswa
kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta untuk meningkatkan
kemandirian belajar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi orang lain untuk
mengembangkan, Khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling
dan memperkarya pengetahuan dibidang pendidikan yang dimiliki
menyangkut

pembuatan

usulan topik-topik bimbingan

mengenai

kemandirian belajar sebagai bekal seorang calon guru bimbingan dan
konseling di Sekolah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan
Konseling untuk pengembangan program layanan Bimbingan
belajar, khususnya dalam rangka meningkatkan kemandirian para
siswa.
b. Bagi Peserta Didik
Peserta didik semakin memiliki kemandirian belajar untuk diri
mereka agar mereka bisa menjadi lebih mandiri.
c. Peneliti Lain
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain sebagai
bahan referensi atau bahan perbandingan ketika ingin melakukan
penelitian mengenai kemandirian belajar dan dapat dikembangkan
menjadi lebih baik.

E. Definisi Operasional
1. Kemandirian Belajar adalah kegiatan belajar aktif yang timbul dalam diri
setiap individu yang mampu berkembang kearah yang baik menuju
kedewasaan. Perubahan individu dalam proses kedewasaan sangat
didukung oleh faktor-faktor dari dalam maupun dari luar diri individu itu,
sehingga sangat berpengaruh satu sama lain jika salah satu dari faktor
tersebut tidak mendukung. Ketika salah satu faktor dalam diri individu itu
tidak mendukung makan akan Nampak jelas perubahan yang terjadi pada
individu dan sebalikanya bila dalam diri faktor-faktor mendukung itu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

muncul maka individu mampu memperlihatkan ciri-ciri perkembangan
belajar secara mandiri.
2. Siswa-siswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta adalah peserta
didik yang terdaftar aktif sebagai siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.
3. Bimbingan Belajar adalah bimbingan dalam hal menentukan cara belajar
yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dalam mengatasi
kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi
pendidikan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Kebanyakan budaya,
remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18
sampai 22 tahun (Santrock , 2003). Daradjat (1975) berpendapat bahwa
remaja adalah masa peralihan dari anak menjelang dewasa. Semakin maju
suatu masyarakat semakin banyak syarat yang diperlukan remaja untuk ke
arah perkembangan diri yang optimal.
Piaget (Hurlock, 2012:206) mengatakan bahwa secara psikologis
masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia di mana individu tidak lagi merasa di bawah tingkat orang tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Hal ini didukung oleh Santrock (2003) yang mengatakan bahwa
masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan
dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional,
oleh sebab itu remaja bimbang dalam menentukan pilihan. Kebanyakan
budaya, Remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira
umur 18 sampai 22 tahun. Pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada umur 18
9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

tahun terjadi perubahan biologis, kognitif dan sosial yang mencangkup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Kebanyakan budaya,
remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira umur 18
sampai 22 tahun. Pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada umur 18 tahun
terjadi perubahan biologis, kognitif dan sosial yang mencangkup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial emosional. Kebanyakan budaya, remaja dimulai
pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22
tahun. Pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada umur 18 tahun terjadi
perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional yang terjadi berkisar dari
perkembangan fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai pada
kemandirian.
Beberapa pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa remaja
merupakan masa peralihan menjadi dewasa dan mengetahui peranya sebagi
seorang remaja yang nantinya mampu mengembangkan diri secara optimal.
Mengembangkan diri secara optimal akan nampak kerika remaja itu sudah
kelihatan mempunyai ciri-ciri menjadi remaja misalnya muncul kegelisahan,
pertentangan,

berkeinginan

besar mencoba segala

hal

yang belum

diketahuinya, dll.
2. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (Prayitno & Erman Amti, 1999) tugas
perkembangan adalah tugas yang timbul pada atau kira-kira pada periode

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

tertentu dalam kehidupan orang, yang bilamana berhasil akan menimbulkan
kebahagiaan dan membuat berhasil dalam tugas-tugas perkembangan
berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan pada
orang yang bersangkutan, dihukum/tidak diterima oleh masyarakat, dan akan
mengalami

kesukaran dalam

menjalankan tugas-tugas

perkembangan

berikutnya. Setiap individu pasti akan menghadapi serangkaian tugas
perkembangan yang dijumpai dalam periode tertentu.
Tugas perkembangan dapat diartikan sebagai suatu tantangan yang
berupa aneka tugas yang dihadapi oleh individu pada masa tertentu dalam
hidupnya. Jika tugas-tugas itu dapat berhasil dilaksanakan akan timbul rasa
puas dan bahagia pada individu yang bersangkutan dan sekaligus meletakkan
dasar bagi penyelesaian serentetan tugas di masa hidup yang berikutnya
(Winkel & Sri Hastuti, 2007). Misalnya, mulai mandiri dan melepaskan diri
dari ketergantungan pada orangtua dan orang-orang dewasa yang lain dan
mempersiapkan diri untuk kelak memegang suatu jabatan dalam masyarakat.
Penyelesaian tugas-tugas itu, mulai dari masa kecil, menuntut anak
belajar dan, karena itu, meningkatkan taraf perkembangannya, sekaligus taraf
perkembangan yang lebih tinggi itu meletakkan dasar bagi penyelesaian
tugas-tugas perkembangan selanjutnya, maka memungkinkan belajar lebih
lanjut. Tugas perkembangan yang harus dicapai agar remaja dapat
berkembang adalah dengan mulai mandiri dan melepaskan diri dari
ketergantungan pada orangtua dan orang-orang dewasa yang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Mencapai

kemandirian,

kemandirian

sangatlah

12

penting

dikembangkan pada masa remaja sebelum beranjak dewasa. Jika sudah bisa
mandiri secara emosional maka ia akan mampu mengelola berbagai rasa
emosinya, melepaskan ketergantungan dan keterikatan secara emosional
dengan orang tua dan kerabat dekat lainya. Kemandirian emosional diperlukan
remaja ketika menghadapi suatu masalah, dimana dirinya dituntut untuk
mencari upaya pemecahan masalahnya sendiri, tanpa bergantung pada orang
lain, terutama orang tua. Selain itu, juga berguna pada anak agar tidak
cenderung melarikan diri ketika menghadapi masalah yang dianggap berat.
Berdasarkan tugas perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa
remaja mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan agar tidak
menghambat tugas perkembangan selanjutnya sehingga remaja mampu
menjadi pribadi yang mandiri terutama dalam kemandirian belajarnya.
B. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Drost (1993) berpendapat bahwa kemandirian adalah kematangan
pribadi sebagai keadaan sempurna dan keutuhan kedua unsur tersebut dalam
kesatuan pribadi, pendek kata manusia mandiri adalah pribadi dewasa
sempurna. Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu dalam masa
remaja. Masa ini merupakan masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,
psikis, dan psikososial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Menurut Basri (2000: 53) kemandirian adalah keadaan seseorang
dalam kehidupan yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa
bantuan orang lain. Gea (2002: 145) mendefenisikan kemandirian sebagai
suasana di mana orang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau
keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna
menghasilkan sesuatu demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.
Berdasarkan beberapa pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa kemandirian
adalah keputusan dalam diri sendiri untuk mengambil keputusan dan
memutuskan secara sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Salah
satu kemandirian yang harus dimiliki adalah belajar.
Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu
belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar merupakan
kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang
terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara
langsung hanya dengan mengamati orang itu. Hal ini senada dengan pendapat
lain yaitu, menurut Spears (Barus & Sri Hastuti, 2007:140) mengatakan
bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengarkan dan mengikuti arah tertentu. Cronbach (Barus & Sri Hastuti,
2007:140) belajar merupakan kegiatan berlatih diri melalui pengalaman
supaya mendapatkan suatu perubahan bisa perubahan yang positif bisa juga
perubahan yang negatif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Kingsley (W.S Winkel, 2004) berpendapat bahwa belajar merupakan
proses di mana tingkah laku ( dalam arti luas ) menimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan. Menurut Whittaker (W.S Winkel, 2004) belajar
dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses daripada
perkembangan hidup manusia. Manusia belajar melakukan perubahanperubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Beberapa
pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
berlatih dalam memperoleh perubahan-perubahan positif yang ingin
dicapainya.
Mujiman

(2009:1)

berpendapat

bahwa

kemandirian

belajar

merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh motif untuk menguasai
suatu kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi
yang telah dimiliki. Kegiatan belajar aktif yang dimaksud adalah kegiatan
belajar yang memiliki ciri keaktifan pembelajar, ketekunan, keterarahan dan
kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu. Tentu saja kegiatan belajar aktif ini
perlu dibangun dengan suatu kekuatan pendorong atau motif. Motif yang
dimaksud adalah penguasaan terhadap suatu kompetensi yang dibangun
dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki.
Konsep kemandirian belajar sebenarnya konsep yang lebih popular
dalam pendidikan orang dewasa. Konsep ini diperkenalkan pertama kali oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Knowless (1975) dalam penelitiannya mengenali pembelajaran orang dewasa.
Knowless mengungkapkan (1975:18) bahwa kemandirian belajar adalah
sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa
bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, memformulasikan
tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan
strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan urain di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian
belajar merupakan kegiatan belajar aktif yang timbul dalam diri setiap
individu yang mampu berkembang kearah yang baik menuju kedewasaan.
Perubahan individu dalam proses kedewasaan sangat didukung oleh faktorfaktor dari dalam maupun dari luar diri individu itu, sehingga sangat
berpengaruh satu sama lain jika salah satu dari faktor tersebut tidak
mendukung. Ketika salah satu faktor dalam diri individu itu tidak mendukung
maka akan Nampak jelas perubahan yang terjadi pada individu dan
sebalikanya bila dalam diri faktor-faktor mendukung itu muncul makan
individu mampu memperlihatkan ciri-ciri perkembangan belajar secara
mandiri.
2. Aspek-aspek Kemandirian Belajar
Siswa yang menerapkan kemandirian belajar akan mengalamii
perubahan

dalam

kebiasaan

belajarnya.

Ia

akan

mengatur

dan

mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga dapat menentukan
tujuan belajar, kebutuhan belajar dan strategi yang digunakan dalam belajar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Siswa yang
mandiri dalam belajar dengan bebas menentukan dan mengelola sendiri bahan
ajar, waktu, tempat dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
diperlukan.
Menurut Schunk dan Zimmerman (Ropp, 1998) menyatakan bahwa aspekaspek kemandirian belajar:
a. Metakognisi
Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,
mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan
melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.
Contoh : Siswa membuat jadwal belajar dan menaati jadwal tersebut, siswa
mengintruksikan untuk memperhatikan saat guru menerangkan dikelas, dan
Siswa belajar kembali apa yang telah disampaikan oleh guru.
b. Motivasi
Motivasi dalam self regulated learning ini merupakan pendorong
(drive) yang ada pada diri individu yang mencakup persepsi terhadap
efikasi diri, kompetensi otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar.
motivasi merupakan fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan
berkaitan dengan perasaan kompetensi yang dimiliki setiap individu.
Contoh : Siswa bersemangat dalam mengikuti tes bakat yang diadakan
disekolah, Sekolah memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

bakat-bakat yang dimiliki siswanya, dan siswa belajar dengan senang hati
karena ada dukungan dari orang tua.
c. Perilaku
Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri,
menyeleksi,

dan

memanfaatkan

lingkungan

maupun

menciptakan

lingkungan yang mendukung aktivitas belajar.
Contoh : siswa mencari referensi yang sesuai ketika mengerjakan tugas
sekolah, Mengatur tempat belajar yang nyaman supaya belajarnya menjadi
lebih bersemangat lagi, Orang tua mendampingi siswa dalam belajar
dirumah.
Menurut Tahar dan Enceng (2006: 94), kemandirian belajar
memiliki tiga dimensi yaitu dimensi pengelolaan belajar, tanggung jawab
dan pemanfaatan sumber belajar. Penjelasan dari ketiga dimensi
kamandirian belajar di atas adalah sebagai berikut:
a) Dimensi pengelolaan belajar siswa maupun mengatur strategi, waktu
dan tempat untuk melakukan aktivitas belajarnya seperti membaca,
meringkas, membuat catatan dan mendengarkan materi dari audio.
Dimensi pengelolaan belajar berarti peserta ajar harus mampu
mengatur strategi, waktu, dan tempat untuk melakukan aktivitas
belajarnya seperti membaca, meringkas, membuat catatan dan
mendengarkan materi dari audio. Pengelolaan belajar itu sangat penting.
Peserta ajarlah yang secara otonom menentukan strategi belajar yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

digunakan, kapan ia menggunakan waktu belajarnya, dan di mana ia
melakukan proses pembelajaran tanpa diperintah oleh orang lain.
Kemampuan mengelola proses pembelajaran dapat membentuk peserta
ajar untuk berhasil dalam belajar.
b) Dimensi tanggung jawab berarti siswa mampu menilai aktivitas,
mengatasi kesulitan, dan mengukur kemampuan yang diperoleh dari
belajar.
Dimensi tanggung jawab berarti peserta ajar mampu menilai
aktivitas, mengatasi kesulitan, dan mengukur kemampuan yang
diperoleh dari belajar. Belajar mandiri peserta ajar dituntut untuk
memiliki kesiapan, keuletan dan daya tahan, sehingga diperlukan
motivasi belajar yang tinggi. Kesulitan yang dialami dalam belajar harus
mereka atasi sendiri dengan mendiskusikan sesama peserta ajar dengan
memanfaatkan sumber belajar yang terkait dengan bahan ajar dan
memperbanyak latihan soal yang dapat meningkatkan pemahaman
peserta ajar. Disamping itu, peserta ajar harus mengukur kemampuan
yang diperoleh dari hasil belajar bila hasil belajarnya tidak memuaskan
dengan memperbaiki cara belajar dan secara rutin mengerjakan latihan
soal.
c) Dimensi pemanfaatan berbagai sumber belajar berarti siswa dapat
menggunakan berbagai sumber belajar seperti modul, majalah, kaset,
VCD, internet dan guru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Dimensi pemanfaatan berbagai sumber belajar berarti peserta
ajar dapat menggunakan berbagai sumber belajar seperti modul,
majalah, kaset audio, VCD, computer Assested Instructional (CAI),
internet, dan tutor. Peserta ajar secara leluasan menentukan pilihan
sumber belajar yang diinginkan. Kebebasan peserta ajar dalam memilih
berbagai sumber belajar diharapkan dapat memperkaya pemahaman
terhadap bahan ajar.
3. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Kemandirian Belajar
Menurut

Muntholi’ah(2002:57)

ciri-ciri

siswa

yang

memiliki

kemandirianbelajar adalah:
a.

Mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif merupakan kemampuan siswa
dalam mencari pertanyaan, mencari alasan dan berusaha mengetahui
informasi dengan baik. Misalnya siswa pertanya kepada guru tentang
penjelasan mengenai materi pelajaran, siswa mencari informasi mengenai
bahan materi pelajaran.

b.

Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain misalnya ketika ada
kegiatan diskusi mengenai materi pelajaran siswa tidak langsung
terpengaruh dengan pendapat orang lain, akan tetapi menampungnya
terlebih dahulu dan pendapat yang sama atau yang telah disepakati itulah
yang diambil.

c.

Tidak lari atau menghindari masalah, misalnya ketika menghadapi suatu
masalah hendaknya tidak lari dari masalah, akan tetapi menyelesaikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

masalah itu karena dengan adanya masalah berarti menujukan bahwa
siswa semakin dewasa.
d.

Memecahkan masalah dengan berpikir secara mendalam artinya
menyelesaikan suatu masalah itu tidak sekedar selesai begitu saja akan
tetapi harus difikir secara mendalam pemecahanya.

e.

Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan
orang lain. Ketika menghadapi suatu masalah hendaknya memecahkan
masalah itu sendiri tanpa melibatkan orang lain selain diri sendiri itu
mampu.

f.

Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain. Tuhan
menciptakan manusia satu sama lain itu berbeda. Mempunyai kelebihan
dan kelemahan yang berbeda juga jadi manusia itu tidak boleh merasa
rendah dimata orang lain karena perbedaan yang kita miliki adalah
kelebihan yang belum tentu dimiliki orang lain.

g.

Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. Siswa yang
berhasil atau memiliki kemandirian belajar yang baik adalah siswa belajar
dengan tekun berusaha dan melakukan kegiatan belajar dengan disiplin.
Misalnya membuat jadwal belajar dan menaati jadwal yang telah
dibuatnya.

h.

Bertanggung jawab atas tindakannya artinya setiap tindakan yang
dilakukan harus ada pertanggung jawaban misalnya ketika melakukan
kesalahan harus meminta maaf, mencontek saat ulangan dan ketahuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

harus menerima atau menjalankan hukuman yang diberikan buru mata
pelajaran..
Sugilar (2000) menyatakan bahwa karakteristik individu yang
memiliki kesiapan belajar mandiri: kecintaan terhadap belajar, percaya diri,
keterbukaan terhadap tantangan, sifat ingin tahu, pemahaman diri dalam hal
belajar dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan belajarnya.
Laird (dalam Mujiman, 2009: 9-10) mengemukakan ciri-ciri individu yang
belajar mandiri sebagai berikut:
a.

Kegiatan belajarnya bersifat self directing mengarahkan diri sendiri, tidak
dependent atau tidak tergantung pada orang lain.

b.

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses belajar dijawab sendiri
atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau
orang lain.

c.

Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus
menerus diberitahu apa yang harus mereka lakukan.

d.

Mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang mereka pelajari;
mereka tidak dapat menerima penerapan yang tertunda.

e.

Lebih senang dengan problem-centered learning daripada contentcentered learning.

f.

Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan
ceramah guru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

g.

22

Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, karena mereka
percaya bahwa mereka tidak datang dengan” kepala kosong”(datang
dengan kesiapan dan mempunyai ide-ide dalam kepalanya).

h.

Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar
pengalaman adalah hal yang menyenangkan.

i.

Selalu merencanakan dan mengevaluasi belajarnya sendiri dan dalam
batas tertentu bersama dengan guru.

j.

Bagi mereka belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya dengan
mendengarkan dan menyerap.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Kemandirian balajar sebagai sebuah proses dipengaruhi oleh banyak
faktor. Namun, faktor-faktor itu biasanya dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari
dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
a.

Faktor dari dalam
Menurut Mu’tadin (2002) siswa yang memiliki kemandirian belajar
mempunyai kecenderungan tingkah laku indikator sebagai berikut:
1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. Proses
belajar mengajar terjadinya interaksi antara siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Adanya intraksi antara
siswa dengan siswa lainnya dapat menyebabkan siswa tersebut dapat
mengetahui tingkat kemampuannya dibanding dengan kemampuan
temannya. Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

dibanding temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam
mempelajari suatu pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan
dirinya dalam suatu persaingan yang sehat dan dapat memenangkan
persaingan tersebut harus berusaha keras untuk membangkitkan
keberanian, semangat juang dan rasa percaya diri yang maksimal.
Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami materi
yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari berbagai
media (misalnya perpustakaan, internet dll) serta mempunyai waktu
khusus untuk mempelajari materi tersebut di luar jam sekolah
sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam belajar dan
memenangkan persaingan tersebut.
2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi. Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak
menunggu orang lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak
di depan dan seringkali menjadi contoh perubahan di dalam
kelompoknya. Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif
dipengearuhi oleh respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi di
sekitar untuk dijadikan bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakasa
yang disertai dengan langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya
pada segala macam kepentingan hidup baik di tengah masyarakat
maupun disekolah terutama siswa. Aplikasinya pada siswa adalah
mempunyai inisiatif untuk mempelajari dahulu materi sebelum

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

diajarkan oleh guru serta berinisiatif mengerjakan soal-soal sendiri
pada

mata

pelajaran yang diterimanya

di

sekolah

dengan

memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, termasuk
dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi dilapangan
yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya siswa
yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh oleh apa
yang dilakukan orang lain. Siswa yang memiliki kemandirian belajar
tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri, yaitu selalu bersikap
tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru
dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan yang dimiliki
dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan tugastugasnya serta tidak mencontek.
4) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Siswa yang
bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak dan
kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung jawab
seorang siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, selain
itu

siswa

yang

bertanggung

jawab

adalah

yang

mampu

mempertanggung jawabkan proses belajar berupa nilai dan perubahan
tingkah laku.
b. Faktor dari luar dari siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

1) Lingkungan Keluarga
Kemandirian belajar siswa dipengaruhi