Anggaran biaya produksi sebagai alat biaya pengendalian biaya produksi dengan menggunakan analisis selisih biaya : studi kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang - USD Repository

  

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA

( Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang )

Skripsi

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

TOMAS BAYU KARYONO

991334061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh kasih dan cintaku yang tulus maka karyaku ini ku persembahkan untuk :

  1. Tri Tunggal Maha Kudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus

  2. Bunda Maria, Bunda Juru selamatku didunai ini

  3. Mamak Yasinta Surajiati yang tak henti-hentinya berkorban untuk aku.bapakku Sudarman.

  4. Pakde Romo Endro karyono “matur nuwun untuk semua bantuan baik doa materi dan lain-lain”

  5. Saudara-saudaraku adiekku viktor , kakakku mbak criss, mas heri, keponakanku lita, sari dan rian.

  6. Saudaraku di kenteng Bapak Sagiyo, Simbok, Mbak kakung Andri dan Sius.

  7. Sahabat-sahabatku di relawan Sius, sisca, boim, bowo, widia, lia, ury Romo Hero, acong, edu, punto, simbi, obet mira teki yang amat baik sekali

  8. Teman-teman kopma usd mabak marni mabak lusi, mabak juli mas budi dan Bob, stev, aris marsha ketrin ben dll.

  9. Teman-temanku pendidikan akuntansi 99

  10. Almamaterku

  MOTTO

  1. Semua orang pasti punya kelemahan sehingga jangan gunakan kelemahan itu sebagai halangan justru sebagai alat untuk maju terus.

  2. Jika ada hambatan datang lihatlah dari segi positifnya jangan negatifnya karena semuanya pasti akan datang bersama-sama

  3. Lakukan apa yg menurut anda bener selagi tidak menganggu, dan merugikan orang-orang disekitarmu.

  4. Kebahagiaan itu bagaikan kupu-kupu. Semakin dikejar semakin menghindar.Ketika kita berhenti mengejarnya memandangnya penuh kekaguman, sang kupu-kupu itu akan hinggap dipundamu.

  5. Semakin kita bertambah ilmu maka kita harus semakin menunduk dan menghargai semua orang tanpa memandang status sosial dan umur.

ABSTRAK ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA

  STUDI KASUS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX SEMARANG TOMAS BAYU KARYONO UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah langkah-langkah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi sudah tepat, dan juga untuk mengetahui apakah biaya produksi terkendali. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT P Nusantara IX Semarang yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2004 sampai Januari 2005. Objek yang diteliti adalah anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang dan data biaya produksi pada tahun 2004. Teknik pengumpulan data ini dengan cara Dokumentasi, wawancara dan Observasi.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara : (1) Mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang sudah tepat, yaitu dengan membandingkan antara prosedur penyusunan biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang tersebut dengan prosedur penyusunan biaya produksi menurut kajian teori. (2) Mengetahui apakah biaya produksi PT P Nusantara IX Semarang sudah terkendali yaitu dengan membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Apabila terjadi selisih, baik menguntungkan atau merugikan tetapi masih berada di bawah batas toleransi sebesar 5% dikatakan terkendali.

  Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa: (1) Prosedur penyusunan anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang sudah tepat . (2). Terdapat selisih biaya produksi merugi Rp 1.365.366.300 atau 0,69% ( tidak menguntungkan ) yang disebabkan oleh selisih biaya bahan baku sebesar Rp 7.150.943.500 atau 3,78%, selisih biaya tenaga kerja langsung 0 atau 0% sedangkan selisih biaya overhead pabrik Rp 5.785.577.182 atau 57% ( menguntungkan ). (3) Dari ketiga selisih biaya produksi tersebut ternyata selisih biaya overhead pabrik tidak terkendali karena berada diatas batas toleransi 5% .

  

ABSTRACT

AS A DEVICE OF THE PRODUCTION COST CONTROL

BY USING THE ANALYSIS OF COST DIFFERENCE

  A CASE STUDY AT PT P NUSANTARA IX NGOBO KARANGJATI SEMARANG TOMAS BAYU KARYONO SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2007

  The purpose of this research was to know whether the steps of production cost budget procedure arrangement had been appropriate and also to know if the production cost was well controlled. The method of the research was case study at PT P Nusantara IX Semarang that was conducted on October 2004 until January 2005. The object observed was the production cost budget at PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang and the data of production cost of 2004. The techniques of the data gathering were documentation, interview and observation. The technique of data analyzing was carried out through: (1) Knowing whether the procedure of production cost budget arrangement at PT P Nusantara Semarang was appropriate, that was by comparing between the procedure of production cost budget of PT P Semarang and the procedure of production cost arrangement according to the theoretical . (2) Knowing whether the production cost of PT P Nusantara IX Semarang was well controlled that was by comparing between the budgeted cost and the real cost. If there was difference both it was beneficial or detrimental, but as long as under tolerance 5% limit, it could be said to be well controlled.

  Based on the result of the analysis above could be concluded that: (1) The procedure of production cost budget arrangement at PT P Nusantara IX Semarang was appropriate. (2) There was deficit production cost Rp. 1.365.366.300 or 0,69% (no profit) that was caused by the difference of material production cost as big as Rp. 7.150.943.500 or 3,78%, the difference of direct employee cost 0 or 0%, whereas the difference of overhead factory cost was not well controlled because it was above tolerance 5% limit.

  KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga karena berkat kasih-Nya yang begitu melimpah maka penulit dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISISN SELISIH BIAYA, studi kasus PT Perkebunan Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang yang merupakan salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata dharma Yogyakarta.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan dan dukunan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual yang sangat berarti bagi penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogykarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.S.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. F.X Muhadi, M.Pd., SIP., selaku dosen pembimbing I yang sabar membimbing memberi evaluasi dan memberi saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Ibu C. Purwanti, S.Pd.,M.S.A., selaku dosen tamu pertama terima kasih banyak atas bimbingannya dalam mengoreksi skripsi saya sehingga saya bisa

  6. Ibu Natalini Premastuti B., S.Pd., selaku dosen tamu kedua terima kasih atas masukan-masukannya sehingga skripsi saya bisa baik.

  7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing penulis selama kuliah di Universitas Sanata dharma Yogyakarta.

  8. Bapak Chosa selaku dosen pembimbing abstrak bahasa inggris saya, terima kasih sekali karena dengan sabar telah membimbing saya.

  9. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma terutama secretariat pendidikan akuntansi terima kasih atas bantuannya selama ini.

  10. Mamakku Yansinta Surajiata terima kasih untuk semua doa-doanya kasih sayangnya perhatiannya semoga saya tidak mengecewakan sekali lagi terima kasih ya mak, buat bapak terima kasih.

  11. Pakde Romo Endro Karyono terima kasih banyak doa semangat bimbingan serta bantuan baik moril maupun material terima kasih pakde, saya pasti kan jadi orang yang berguna.

  12. Keluarga di Kenteng Nanggulan Kulon Progo bapak Sagiyo adekku Sius, Simbok, mbah kakung, andri terimaksih untuk doa semangat dan kasih sayangnya yang tiada taranya.

  13. Sius matur nuwun banget yaaa atas semuanya aku ga tahu apa aku bisa jadi sarjana atau ga jika ga kenal kamu, thank yaa kamu selalu memberikan setia dengarkan keluh kesahku kamu memang saudara sahabat sejatiku didunia ini.

  14. Pak Heri yang tiada henti ngejar-ngejar aku untuk selesaikan skripsi thank banget yaa pak aku senang bangat punya saudara pak Heri.thank yaa pak….

  15. Romo Harto terima kasih atas doa dan bimbingannya.

  16. Kakakku mbak kris, adikku viktor disolo dan keponakanku lita sari dan rian thank banget yaa atas semuanya yang telah you…you berikan ke aku.

  17. Ipuk terima kasih banyak yaaa atas semuanya engkau banyak membantu aku saat aku sakit.

  18. Boim, Bowo, Teki, Erna (Simbi) ayu, sisca, Ury, Punto, Edu, widya, acong , prima dan Romo Hero, kalian saudaraku yang sangat baik dari awal jadi relawan dan akhirnya jadi saudara terimaksih yaa semuanya yang diberikan………aku sayang kalian semua.

  19. Mas yusak mas beni terima kasih yaa kalian semua mas masku yang paling baik thank atas doa bantuan dan semuanya yaaa.

  20. Teman-temanku anak PAK B’ 99 thank yaa walau jauh pasti kamu doakan aku sehingga aku bisa lulus juga.

  21. Sahabat-sahabatku di tempat kerja mbak marni, mbak juli, mbak lusi dan semua pengurus kopma usd alfon, budi, ana, Bob stevanus aris marsha ketrin kalian semua, thank yaa….

  22. Kapel sadhar terimaksih banget yaa telah menerima aku untuk berdoa, sedang jatiningsih terimakasih aku diizinkan berdoa juga disana.

  23. Anak-anak di lampar 20 thank yaa dian wawan dan pram thank atas semangatnya

  24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu , terimakasih atas bantuanya hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

  Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan untuk ketidaksempurnaan pada skripsi ini penulis mohon maaf dan menjadikan sikap kritis dan saran membangun dari pembaca sebagai masukan sehinga dapat menambah ilmu.

  Yogyakarta 2 Juli 2007 Penulis Tomas Bayu Karyono

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN...……………………………………………… iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v MOTTO………………………………………………………………………. vi ABATRAK…………………………………………………………………... vii ABSTRACT…………………………………………………………………. viii KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix DAFTAR ISI………………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................

  1 B. Batasan Masalah....................................................................................

  2 C. Rumusan Masalah .................................................................................

  3 D. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  3 E. Manfaat Penelitian.................................................................................

  3

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya Peroduksi..............................................................

  23 5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Selisih......................................

  34 F. Teknik Analisis Data .............................................................................

  34 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................

  34 D. Data-Data yang Diperlukan...................................................................

  33 C. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................

  33 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................

  29 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian......................................................................................

  15 4. Analisis Selisih Biaya Produksi .......................................................

  6 1. Pengertian ........................................................................................

  12 3. Anggaran Biaya Produksi ................................................................

  8 2. Penentuan biaya Standar ..................................................................

  8 1. Pengertian ........................................................................................

  7 B. Sistem Biaya Standar Sebagai Aaalat Pengendalian Biaya Produksi ...

  7 3. Prosedur Pengendalian Biaya..........................................................

  6 2. Tujuan Pengendalian Biaya .............................................................

  35

  BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN B. Sejarah Singkat Kebun Ngobo ..............................................................

  50 C. Bidang Usaha ........................................................................................

  50 D. Ketenagaan Kerja ..................................................................................

  51 E. Produk....................................................................................................

  57 F. Pengolahan.............................................................................................

  58 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Anggaran Menurut Perusahaan.........................................

  67 1. Ramalan Penjualan...........................................................................

  67 2. Rencana Produksi.............................................................................

  77 3. Anggaran Biaya Produksi ................................................................

  78 B. Penyusunan Anggaran Menurut Teori ..................................................

  88 C. Analisis Efisien Biaya Produksi ............................................................

  93

  1. Analisis Selisih biaya Produksi antara Anggaran Yang dibuat Perusahaan dengan Realisasi ...........................................................

  98

  2. Analisis Selisih Biaya Produksi antara Anggaran yang dibuat Sesuai Teori dengan Realisasi ......................................................... 104

  D. Pembahasan......................................................................................... 108

  BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN B. Keterbatasan .......................................................................................... 112 C. Saran...................................................................................................... 112 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2

  DAFTAR TABEL 5.1 Data Penjualan karet Lembaran ...............................................................

  82 5.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja.................................................................

  93 5.18 Perhitungan Jumlah Anggaran Biaya Produksi Per bulan .......................

  92 5.17 Hasil Perhitungan Pemisahan Biaya Overhead Pabrik ............................

  89 5.16 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ...........................................................

  87 5.15 Perbandingan Prosedur Penyusunan anggaran Biaya Produksi...............

  86 5.14 Realisasi Biaya Overhead Pabrik.............................................................

  84 5.13 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ...........................................................

  83 5.12 Realisasi Biaya Tenaga Kerja ..................................................................

  81 5.10 Pemakaian Bahan Baku Sesungguhnya ...................................................

  68 5.2 Perhitungan Ramalan Penjualan Karet lembaran......................................

  80 5.9 Anggaran Pembelian Bahan Baku ............................................................

  80 5.8 Perhitungan Harga Beli Bahan Baku ........................................................

  79 5.7 Data Harga Beli Bahan Baku ....................................................................

  76 5.6 Anggaran kebutuhan Bahan Baku ............................................................

  75 5.5 Ramalan Penjualan Karet Lembaran ........................................................

  70 5.4 Perhitungan Indeks Musim .......................................................................

  68 5.3 Data Penjualan Bulanan Karet lemabaran ................................................

  94

  5.19 Perhitungan jumlah Realisasi Biaya Produksi Per bulan .........................

  95 5.20 Perhitungan Jumlah Biaya Produksi ........................................................

  96

  5.22 Tarif Tenaga Kerja ................................................................................... 101

  5.23 Perhitungan selisih Biaya Produksi ......................................................... 107

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Adanya persaingan yang ketat tersebut menuntut perusahaan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang dimaksud tidaklah mudah. Hal ini

  karena di dalam aktivitasnya, perusahaan tidak dapat lepas dari faktor eksternal, yang datangnya dari luar perusahaan atau di luar kekuasaan manajemen. Faktor eksternal ini, misalnya peraturan pemerintah, persaingan di pasar, daya beli masyarakat, dan kemajuan teknologi.

  Oleh karena faktor eksternal datangnya dari luar perusahaan, maka faktor tersebut sukar atau bahkan tidak dapat dikendalikan. Sebaliknya, faktor internallah yang harus mendapat perhatian lebih banyak agar kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin. Salah satu faktor internal adalah proses produksi.

  Proses produksi yang sedang berlangsung akan menunjang tingkat penjualan dan sejumlah penjualan diusahakan untuk mencapai laba, terutama dalam menghadapi persaingan pasar. Agar proses produksi berjalan lancar tanpa ada gangguan dari unsur-unsur produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik, maka perusahaan harus menyusun suatu rencana pelaksanaan kegiatan usahanya untuk menghindari pemborosan biaya, yang diakibatkan oleh kelebihan unsur produksi tersebut.

  Di dalam mencapai hasil yang optimal, perusahaan memerlukan suatu alat, yaitu anggaran. Anggaran merupakan suatu alat untuk mengendalikan biaya perusahaan. Pengendalian melalui anggaran dilakukan dengan cara membandingkan laporan pelaksanaan atau realisasi biaya dengan anggaran yang telah ditetapkan.

  Dari perbandingan tersebut akan terlihat adanya penyimpangan atau selisih, yang kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui penyebab selisih tersebut dan dapat diambil tindakan yang sesuai. Selisih yang terjadi dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Apabila bersifat menguntungkan, berarti dalam pelaksanaannya, manajer tersebut berprestasi, dan jika bersifat merugikan menunjukkan bahwa masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan suatu operasi di suatu bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Perlu diperhatikan pula bahwa selisih biaya tersebut terkendali atau tidak terkendali oleh manajer yang bersangkutan dan bersifat material atau tidak.

  Dengan analisis selisih ini, manajer dapat merumuskan tindakan koreksi atau perbaikan terhadap program, anggaran, maupun pelaksanaan.

B. Batasan Masalah

  Pada penulisan skripsi ini masalah anggaran biaya dibatasi pada anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo untuk periode tahun 2004. Pembatasan pada anggaran biaya produksi karena biaya produksi merupakan biaya yang paling besar jumlahnya dibandingkan biaya lainnya

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik?

  2. Apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali?

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik.

  2. Untuk mengetahui apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen, terutama bagian produksi, dalam menentukan keputusan kebijakan yang tetap.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa penelitian atau penulisan skripsi selanjutnya, yang berkenaan dengan anggaran produksi.

  3. Bagi Penulis Dengan penelitian ini, penulis dapat memperluas wawasan dan dapat mengembangkan pengetahuan, serta dapat menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya di perusahaan, sehingga hasil penelitian ini dapat menambah dan melengkapi teori yang diperoleh sebelumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengantar Pada perusahaan kecil, pemilik yang biasanya juga sebagai pemimpin dapat

  melakukan pengendalian langsung terhadap kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan tersebut belum begitu luas, sehingga perusahaan masih relatif mudah dikendalikan. Akan tetapi bagi perusahaan kompleks dan besar akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan setiap aktivitas perusahaan.

  Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan adalah faktor biaya, sebab biaya akan berpengaruh besar terhadap perusahaan dalam penyusunan anggaran dan pengendalian biaya, khususnya biaya produksi. Biaya merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan. Untuk meningkatkan kualitas laba yang diharapkan perusahaan tidak lepas dari biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang yang bersangkutan. Perusahaan perlu menyusun dan membuat perencanaan serta pengawasan biaya khususnya mengenai biaya produksi.

A. Pengendalian Biaya Produksi

  1. Pengertian dilaksanakan, menilai dan mengawasi bila perlu dengan maksud supaya baik pelaksanaan pekerjaan ( Manulang, 1987:52)

  Menurut Supriyono pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali menilai dan selalu memonitor. Laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan. Bertitik tolak dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengendalian dimaksudkan untuk mengusahakan agar segala sesuatu yang direncanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Pengendalian di gunakan untuk menjamin pencapaian tujuan, sasaran kebijakan dan standar secara efisien seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan. Sedangkan Mulyadi mendefinisikan bahwa pengendalian merupakan sistem atau proses yang mana rencana dan pelaksanaan tindakan dibandingkan dan hasil dari perbandingan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil pelaksanaan tersebut.

  Biaya produksi menurut Supriyono meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya produksi tersebut dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. (Mulyadi 1993 : 14). merupakan sistem atau proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitor semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, dalam rangka mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, apakah penggunaannya sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan atau belum. Dalam perencanaan pengendalian biaya produksi akan dapat dipakai untuk menganalisis daya guna dan hasil guna biaya produksi yang terjadi dibandingkan dengan anggarannya yang dapat berupa taksiran atau standar.

  2. Tujuan Pengendalian Biaya Pengendalian biaya mempunyai suatu tujuan yaitu untuk membantu manajemen dalam satu unit produk yang dapat dipergunakan dengan biaya yang sekecil mungkin, menurut standar kualitas yang telah ditentukan sebelumnya. Standar menolong manajemen untuk membuat perbandingan- perbandingan produk antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, maksudnya untuk mengukur pelaksanaan dan mengoreksi ketidakefisienan (James dan Raph, 1986 : 411 ).

  3. Prosedur Pengendalian Biaya Menurut Supriyono biaya dapat dikendalikan terutama dengan cara: a. Memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang direncanakan c. Memperlakukan anggaran biaya sebagai batas atas yang tidak boleh dilampaui.

  Sedangkan menurut Carl Heyel, pengendalian biaya terdiri tiga fase yaitu: a. Membandingkan antara kinerja saat ini dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya b. Mengambil tindakan korektif jika bisa dikerjakan c. Menyatukan hasil dari langkah satu dan dua ke dalam perencanaan.

B. Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi.

  1. Pengertian Biaya dalam arti luas adalah pengorban sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi 1993 : 3 ).

  Standar boleh dikatakan merupakan suatu hal yang mutlak perlu dalam menyusun anggaran. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tidak akan memungkinkan kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya ( Matz-usry, 1990 : 20 ). standar yang dapat disusun oleh perusahaan ada tiga jenis standar yang dapat disusun oleh perusahaan, tergantung untuk apa standar tersebut disusun (Mas ud 1982 :122 ) ketiga standar tersebut adalah:

  a. Standar ideal Standar ideal adalah standar yang disusun tanpa memperlihatkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan dan merupakan standar pelaksanaan yang harus dicapai dengan kombinasi faktor-faktor produksi yang baik. Untuk menentukan standar harga ideal, manajemen perlu memperhitungkan tingkat harga serta penggunaan sumber atau faktor produksi yang paling efisien tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan kecil yang bisa menyebabkan perubahan harga pokok.

  b. Standar yang diharapkan Standar yang diharapkan adalah standar yang disusun berdasarkan keadaan yang bisa dicapai pada periode pemakaian standar. Jenis standar ini untuk jangka waktu yang pendek, sehingga setiap terjadi kenaikan atau penurunan angka produksi standar ini harus diubah, maka standar atau menyusunan standar yang baru dibutuhkan biaya yang cukup besar dan menyebabkan terjadinya pemborosan waktu. c. Standar Ekonomis atau Standar Normal Standar ekonomi adalah standar yang disusun untuk tingkat operasi didasarkan pada rata-rata tertentu yaitu rata-rata kegiatan di masa lalu disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang.

  Standar menurut Mulyadi adalah biaya yang ditentukan di muka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu di bawah asumsi kondisi-kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Sedangkan Larry dan Wayne berpendapat bahwa biaya standar adalah:

  Standard cost have been defined in a number of different ways. For instance, a standard cost might be defined as an estimate of the lowest cost than can be expected under current conditions with available management. Another possibility would be to define a standard cost as predetermined cost that reflects ideal conditions. In both cases, a standard cost is what the cast be for a product or service under specified condition . Sedangkan menurut Matz dan Usry biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan atau yang diantisipasi (Matz Usry 1990 : 111).

  Beberapa kegunaan biaya standar menurut Matz Usry adalah sebagai berikut: a. Untuk menetapkan anggaran

  b. Mengendalikan biaya dan memotivasi serta menukur efisiensi

  c. Memperbesar kemungkinan pengurangan biaya

  d. Menyerderhanakan prosedur penetapakan biaya dan mempercepat penyajian laporan biaya e. Membebankan biaya ke persediaan bahan , barang dalam proses dan barang jadi f. Memberikan dasar bagi penetapan tender atau kontrak serta untuk menetapkan harga jual.

  Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga menajemen dapat mendektesi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditetapkan. Sistem ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya sesungguhnya terjadi, selain itu juga menyajikan perbandingan antara kedua biaya serta analisa penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar. pengukur efisiensi dan pengendalian biaya dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Realisasi biaya yang melebihi standar akan menghasilkan selisih yang merugikan dan sebaliknya, apabila realisasi biaya di bawah standar akan menghasilkan selisih yang menguntungkan. Jadi penetapan standar harus tetap dan teliti yang didasarkan pada:

  a. Pengalaman pada perode sebelumnya

  b. Penelitian yang mendalam mengenai operasi dari semua barang yang dihasilkan c. Pemilihan yang seksama terhadap waktu kinerja untuk melaksanakan operasi perusahan yang beraneka ragam.

  2. Penentuan Biaya Standar

  a. Penentuan standar biaya bahan baku Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk (Supriyono

  1982:88). Standar biaya bahan baku terdiri atas dua komponen standar (Muhadi dan joko Siswanto, 2001:62), yaitu standar kuantitas (pemakaian) bahan baku dan standar harga bahan baku.

  Standar kuantitas (pemakaian) bahan baku adalah kuantitas bahan yang seharusnya dipakai untuk mengolah satu satuan produk selesai. dan pengalaman di masa lalu. Pengalaman masa lalu, rata-rata pemakaian bahan baku yang terbaik dan terburuk di masa lalu.

  Standar bahan baku adalah harga yang ditetapkan sebagai standar dalam menentukan standar biaya bahan baku. Standar harga bahan baku, dapat ditentukan berdasarkan daftar harga dari pemasok atau katalog harga, dan informasi lain yang relevan untuk penentuan standar harga bahan baku, seperti biaya angkut dan potongan tunai. Standar harga bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut : Kuantitas standar (Kst) x Harga Standar (Hst).

  b. Penentuan Standar Biaya Tenaga Kerja Standar biaya tenaga kerja ditentukan melalui dua komponen yaitu standar tarif upah dan standar jam kerja langsung. Standar tarif upah ditentukan berdasarkan pada perjanjian dengan serikat pekerja, apakah upah dibayarkan berdasarkan satuan waktu, satuan produk, dan apakah ada tambahan bonus (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:64). Sedangakan jam kerja langsung biasanya ditetapkan oleh bagian industri atau teknik produksi, standar jam kerja ini dapat ditentukan berdasarkan pada rata- rata jam kerja masa lalu, tes run operasi produk di awal keadaan normal yang diharapakan, hasil studi ilmiah gerak dan waktu kerja (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:64), dan estimasi di muka terhadap waktu yang

  c. Penentuan Standar BOP Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar menurut

  Muhadi dan Joko Siswanto, melalui beberapa langkah yaitu: (1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel (2) Menentukan dasar pembebanan (3) Menghitung tarif biaya oerhead pabrik dengan membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan dasar pembebanan (kapasitas) yang telah ditentukan.

  Tarif biaya overhead pabrik standar merupakan tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate) yang biasanya didasarkan jam kerja langsung atau jam mesin atau satuan produk (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:65).

  Tarif BOP standar yang menentukan berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal dapat dirumuskan sebagai berikut (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:66):

  Anggaran BOP Total Tarif BOP standar Total =

  Jumlah jam kerja langsung Tarif BOP standar total terdiri atas tarif BOP variabel dan tarif BOP tetap yang dirumuskan sebagai berikut (Muhadi dan Joko siswanto,

  Anggaran BOP variabel Tarif BOP standar va riabel =

  Jumlah jam kerja langsung Anggaran BOP tetap

  Tarif BOP standar te tap = Jumlah jam kerja langsung

  3. Anggaran Biaya produksi

  a. Pengertian, penyusunan dan tujuan anggaran (1) Pengertian anggaran

  Di dalam membuat perencanaan tersebut, anggaran merupakan salah satu bentuk rencana yang mungkin disusun, walaupun tidak semua rencana dapat disebut anggaran. Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitas, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Supriyono, 1991:90). Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan (Adisaputra dan Marwan,

  1992:6). Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu, yang telah definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara formal di dalam perusahaan, yang mencakup semua kegiatan dalam jangka waktu tertentu. (2) Penyusunan Anggaran

  Anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan saling berhubungan antara anggaran yang satu dengan anggaran yang lain.

  Anggaran produksi dan anggaran penjualan mempunyai kaitan yang sangat erat. Artinya bila rencana penjualan dalam jumlah yang besar tidak ditunjang dengan produksi dalam jumlah yang besar pula, maka anggaran yang telah disusun tidak akan terlaksana.

  Penyusunan anggaran di suatu perusahaan dimulai dari anggaran penjualan. Untuk menyusun anggaran ini, perusahaan harus berdasarkan pada suatu ramalan penjualan yang disusun berdasarkan pada model yang memadai bagi perusahaan. Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran lain mengalami kesalahan yang akhirnya akan merugikan perusahaan.

  Setelah anggaran penjualan tersusun barulah anggaran produksi bisa disusun. Jumlah unit produk yang akan dijual oleh perusahaan belum tentu sama dengan jumlah unit yang akan diproduksi. Perbedaan ini terjadi karena jumlah persediaan akhir lebih pada persediaan akhir. Setelah anggaran produksi disusun selanjutnya disusun anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

  Dalam anggaran bahan baku, ada dua hal yang penting dan harus dibahas, yaitu keperluan bahan baku untuk proses produksi dan keperluan bahan baku yang akan dibeli. Keperluan bahan baku untuk proses produksi belum tentu sama dengan keperluan bahan baku yang akan dibeli. Perbedaan ini terjadi karena sebagian kebutuhan bahan baku telah tersedia dalam bentuk persediaan bahan baku awal. Jadi yang harus dibeli dari pemasok adalah sebesar kekurangannya.

  Anggaran tenaga kerja langsung menyangkut dua hal pokok, yaitu jumlah dan jangka waktu yang ditargetkan untuk menyelesaikan proses produksi selama satu periode tersebut. Sedangkan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik dilakukan dengan menetukan tarif biaya overhead pabrik. Anggaran biaya overhead pabrik ini merupakan semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

  (3) Tujuan anggaran Menurut M Nafarin anggaran mempunyai banyak tujuan antara

  (a) Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana (b) Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan (c) Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana sehingga dapat mempermudahakan pengawasan.

  (d) Untuk merasionalkan sumber dan penggunakan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal (e) Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat (f) Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

  b. Fungsi dan Manfaat Anggaran (1) Fungsi Anggaran

  Menurut Gunawan dan Marwan, fungsi anggaran adalah sebagai berikut:

  (a) Fungsi perencanaan yaitu mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian manusia dengan perusahaan, menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha, menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi

  (c) Fungsi pengawasan yaitu untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran, untuk mencegah terjadinya pemborosan-pemborosan, untuk membandingkan realisasi dengan rencana anggaran( M Nafarin, 2000:16) melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan) (M Nafarin,2000:17)

  (2) Manfaat Anggaran Menurut M Nafarin, manfaat anggaran bagi perusahaan adalah sebagai berikut: (a) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama (b) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan (c) Dapat memotivasi karyawan

  (d) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan (e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu dimanfaatkan seefisien mungkin (g) Alat mendeteksi manajer.

  c. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi adalah suatu rencana yang meliputi rencana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

  Anggaran biaya produksi sering disebut dengan istilah anggaran harga pokok produk yang dihasilkan. Anggaran biaya produksi akan lebih tepat didasarkan pada sistem biaya standar (Supriyono, 1982:23).

  Supriyono merumuskan anggaran biaya produksi sebagai berikut: Biaya Bahan Baku

  XXXX Biaya Tenaga Kerja Langsung

  XXXX Biaya Overhead Pabrik:

  BOP Variabel

  XXXX BOP Tetap

  XXXX

  • Jumlah Harga Pokok Produk

  XXXX

  d. Anggaran Biaya Bahan Baku Sebagai kelanjutan dari anggaran produksi adalah penyusunan anggaran biaya bahan baku. Anggaran ini menunjukkan besarnya biaya bahan baku yang diperlukan untuk mengolah produk yang dianggarkan. Besarnya anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu (Supriyono, 1989: 115): 1) Menentukan kuantitas bahan baku yang akan dipakai untuk proses produksi.

  2) Mengalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga bahan baku per unit yang dianggarkan.

  Anggaran pembelian bahan baku dalam unit atau rupiah yang menunjukkan besarnya bahan baku yang akan dibeli dapat ditentukan dengan rumus (Supriyono, 1989: 116): Kebutuhan bahan baku untuk produksi

  XXXX Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan

  XXXX

  • Total kebutuhan bahan baku

  XXXX Persediaan bahan baku awal

  XXXX Anggaran pembelian bahan baku

  XXXX

  e. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran biaya tenaga kerja langsung dikembangkan dari anggaran produksi. Tenaga kerja yang ada di perusahaan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Tenaga kerja langsung

  Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang akan dihasilkan. 2) Tenaga kerja tidak langsung

  Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya

  overhead pabrik.

  Perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang luas, sehingga perlu diperhitungkan dengan matang oleh pimpinan perusahaan. Secara umum rumus perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut (Supriyono, 1989: 372): Anggaran produksi dalam unit

  XXXX x Total jam kerja langsung yang diperlukan

  XXXX Tarif upah per jam kerja langsung

  XXXX x Anggaran total biaya tenaga kerja langsung

  XXXX

  f. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan komponen ketiga dalam penyusunan biaya dalam produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung.

  Anggaran biaya overhead pabrik yang disusun untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya overhead pabrik digolongkan menjadi dua yaitu (Supriyono, 1989: 373):

  1) Perilaku biaya overhead pabrik Perilaku ini dibedakan ke dalam biaya overhead pabrik tetap dan tarif biaya overhead pabrik pada awal periode anggaran.

  2) Biaya kas dan bukan kas Penggolongan biaya overhead pabrik ke biaya kas dan bukan kas bermanfaat untuk mempermudah penyusunan anggaran kas dan untuk membuat keputusan. Biaya overhead pabrik variabel pada umumnya merupakan biaya kas dan sebagian lagi merupakan biaya bukan kas

  .

  4. Analisis Selisih Biaya Produksi Dalam pengukuran efisiensi biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan anggaran. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui atau ditentukan jumlah penyimpangan atau selisih. Apabila realisasi biaya melebihi anggaran atau kurang dari anggaran, hal itu merupakan pemborosan atau penghematan.

  Untuk mengetahui penyebab dan pertanggungjawaban terjadi selisih, perlu dilakukan analisis yang terdiri atas (Supriyono, 1982:89): a. Selisih biaya bahan baku

  1) Selisih harga bahan baku

  Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus: Keterangan: SHB = selisih harga baha baku HS = harga beli sesungguhnya Hst = harga beli standar setiap satuan KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan. Apabila HS > Hst, maka selisih harga bahan baku merugikan (Unfavorable), sedangkan bila HS < HSt maka bersifat menguntungkan (Favorable).

  2) Selisih kuantitas bahan baku Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan dengan rumus: SKB = (KS –Kst) Hst Keterangan: SKB = selisih kuntitas bahan baku KS = kuantitas sesungguhnya atas bahan yang dipakai Kst = kuantitas standar atas bahan yang dipakai Hst = harga beli standar atas bahan yang dipakai

  Sifat selisih kuantitas bahan baku dapat ditentukan apabila KS > Kst, maka selisih kuantitas merugikan (Unfavorable) sedangkan bila KS < b. Selisih biaya tenaga kerja langsung

  1) Selisih tarif upah langsung Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus: STUL = ( TS – Tst ) JS Keterangan: STUL = selisih tarif upah langsung TS = tarif sesungguhnya Tst = tarif standar JS = jam kerja langsung sesungguhnya Apabila TS > Tst, maka selisih tarif upah langsung sifatnya merugikan dan sebaliknya.