EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI PUSKESMAS KILASAH KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

  EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI PUSKESMAS KILASAH KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG Skripsi

  Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Administrasi Publik oleh : Zetha Bernynda

  NIM. 6661141441

ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  Cogito Ergo Sum Aku Berpikir Maka Aku Ada

  • Descartes Kupersembahkan skripsi ini untuk Orang tua tercinta, saudara-saudara

    tersayang, serta orang-orang

    terkasih yang telah meluangkan waktunya untuk selalu mendoakanku.

  

ABSTRAK

Zetha Bernynda. NIM. 6661141441. Efektivitas Strategi Program Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah,

Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Pembimbing I : Titi Stiawati, M.Si dan

Pembimbing II : Drs. Hasuri Waseh, M.Si.

  Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku menjadi higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Terdapat 5 pilar dalam program STBM, dan Stop BABS merupakan pilar yang pertama. Tujuan dari peneliltian ini adalah untuk mengukur seberapa efektif strategi program ini berjalan di Wilayah Puskesmas Kilasah. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas dari Duncan yang terdiri 3 indikator yaitu pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional sampling dan sampel yang digunakan adalah 100 sample. Untuk menganalisis data menggunakan uji hipotesis atau t-test satu sampel dengan uji pihak kanan diperoleh hasil t hitung < t tabel (-4,066 < 1,660) maka Ho diterima dan Ha ditolak, serta hasil perhitungannya berada di angka 63% dari prediksi paling tinggi 65%, artinya kurang efektif. Saran dalam penelitiam ini adalah perlu adanya pendekatan dengan masyarakat, pendataan masyarakat yang mengikuti pemicuan, keberlanjutan setelah pemicuan dilaksanakan serta meningkatkan peran kader dalam pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

  

Kata Kunci : Efektivitas, Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM), pemicuan

  

ABSTRACT

Zetha Bernynda. NIM. 6661141441. The Effectiveness of Strategy of the First

Pillar of Community-based Total Sanitation (CBTS) Program at Public Health

Center of Kilasah, Kasemen Sub-District, Serang City. The Study Program of

Public Administration. The Faculty of Social and Politic Science. Sultan Ageng

Tirtayasa University. Advisor I Titi Stiawati, M.Si and Advisor II Drs. Hasuri

Waseh, M.Si.

  

Community-based Total Sanitation (CBTS) Program is an approaching method to

mobilise community to improve hygiene and sanitation throuh triggering

collective behaviour change. CBTS consists of five pillars with its main pillar is

Stop BABS. Goal of this research is to measure how effectively the strategy of this

program runs in the Region of Public Health Center of Kilasah . This research

uses Duncan's effectiveness theory which consists of 3 indicators are goal

achievement, integration and adaptation. This research uses descriptive

quantittattive method. The sampling technique used Proportional Stratification

Random Sampling technique and 100 sample. To analyze the data using

hypothesis test or one-sample t-test with right-tailed test obtained t-test value < t

table (-4,066 <1,660) then Ho accepted and Ha rejected , and the calculation

result is 63% from predictions highest 65%, that conclude the program has not

run effectively. Suggestions in this research are the need for an approach with the

community, data collection of villagers who attend trigger , sustainability after

triggered and increase the role of cadres in the implementation of Community-

based Total Sanitation (CBTS) Program

Keyword : Effectiveness, Community-based Total Sanitation Program (CBTS),

triggering

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan karunia dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

  

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota

Serang. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

  Strata Satu (S1) Administrasi Publik. Dalam penyusunan Penelitian ini tentu tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya memberikan semangat serta masukan-masukan kepada penulis sehingga menambah wawasan dan pengetahuan terutama pada bidang yang sedang diteliti.

  Meskipun penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan dan juga unuk menambah wawasan dimasa yang akan datang. Penulis mengucapkan terima kasih paling terdalam kepada Papa, Mama, Kakak serta Adik-adik yang selalu memberikan motivasi, semangat serta tiada henti mendoakan penulis agar diberikan kelancaran dalam setiap prosesnya dan menjadi orang yang sukses.

  Pada kesempatan ini, merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan terima kasi yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu serta mendukung peneliti selama proses penelitian berlangsung.

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Imam Mukhroman, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Ibu Listyaningsih, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  7. Ibu Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si, Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  8. Ibu Titi Stiawati, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan masukan kepada penulis dengan sabar dan memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi

  9. Bapak Drs. Hasuri Waseh, M.Si, sebagai dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan, arahan dan memotivasi penulis dalam

  10. Bapak Dr. Abdul Apip, M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing mulai dari awal perkuliahan

  11. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama perkuliahan

  12. Para Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan

  13. Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Kepala Bidang Kesehatan Lingkungan dan Staff Bidang Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan informasi, data dan kesediaan waktunya dalam proses pengambilan data untuk penulis.

  14. Sanitarian UPT Puskesmas Kilasah serta kader-kader dan masyarakat yang sudah sangat baik membantu penulis memperoleh informasi yang penulis perlukan.

  15. Bapak Camat Kasemen, Bapak Lurah Terumbu serta masyarakat yang telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk memberikan informasi kepada penulis

  16. Teman terbaik, Nur Oktafiani, Widyo Rieska Utama, Yuli Eka Putri dan Talia Reski Odevi Barnas yang telah memberikan dukungan, kebahagiaan, kesedihan dan keceriaan selama masa perkuliahan

  17. ANE B dan ANE 2014, yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu namun memberikan kesan dan tawa selama perkuliahan. teman seperjuangan yang saling mendukung agar kelak sukses bersama.

  18. HIMANE 2015, BEM 2016 dan BEM 2017, yang telah memberikan pembelajaran berorganisasi yang bermanfaat dan menyenangkan.

  19. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

  Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat di kemudian hari.

  Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Serang, Juni 2018 Penulis

  Zetha Bernynda

  DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 18

  1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 18

  1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 18

  1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 19

  1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 19

  BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  2.1 Deskripsi Teori ................................................................................ 26

  2.1.1 Efektivitas .................................................................................. 27

  2.1.2 Ukuran Efektivitas ..................................................................... 29

  2.1.3 Manajemen Strategi ................................................................... 32

  2.1.4 Proses Manajemen Strategi ....................................................... 34

  2.1.4 Program STBM .......................................................................... 36

  2.1.5 Pilar Pertama STBM .................................................................. 40

  2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 43

  2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 46

  2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 49

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 50

  3.2 Fokus Penelitian ............................................................................... 51

  3.3 Lokasi Penelitian .............................................................................. 51

  3.4 Variabel Penelitian............................................................................ 51

  3.4.1 Definisi Konseptual ................................................................. 51

  3.4.2 Definisi Operasional ................................................................ 52

  3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 54

  3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 55

  3.7 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 57

  3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 61

  3.8 Jadwal Penelitian .............................................................................. 67

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .............................................................. 68

  4.1.1 Letak Geografis ......................................................................... 68

  4.2 Deskripsi Data .................................................................................. 73

  4.2.1 Identitas Responden ................................................................. 73

  4.2.2 Analisis Data ............................................................................ 81

  4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ........................................................ 121

  4.4.1 Uji Validitas ............................................................................. 121

  4.4.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 123

  4.4.3 Uji Normalitas .......................................................................... 124

  4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ......................................................... 126

  4.5 Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................. 129

  4.6 Pembahasan ...................................................................................... 131

  BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 141

  5.1 Saran ................................................................................................. 142

  

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xiv

  DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM di Indonesia

  Tahun 2014- 2016 .............................................................................. 4

Tabel 1.2 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM di Indonesia

  Tahun 2014- 2016 .............................................................................. 5

Tabel 1.3 Persentase Akses dan Kepemilikan JSP Banten Tahun 2017 .......... 6Tabel 1.4 Desa Ter-verifikasi ODF di Kota Serang Tahun 2017 .................... 7Tabel 1.5 Akses Pemakai Jamban di Kota Serang Tahun 2017 ....................... 8Tabel 1.6 Akses Sanitasi di Kecamatan Kasemen Tahun 2017 ....................... 10Tabel 1.7 Jumlah Sarana Air Bersih di Kecamatan Kasemen Tahun 2017 .... 14Tabel 1.8 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kilasah 2017....................... 16Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ............................................................. 53Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen ................................................................... 54Tabel 3.3 Perhitungan Sampel ......................................................................... 60Tabel 3.4 Jadwal Penelitian.............................................................................. 67Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Kasemen

  Tahun 2016 ..................................................................................... 69

Tabel 4.2 Kampung yang Telah di Laksanakan Pemicuan STBM di Wilayah

  Puskesmas Kilasah .......................................................................... 71

Tabel 4.3 Akses Terhadap Sanitasi Dasar (Jamban) di Wilayah Puskesmas Kilasah

  Tahun 2017 ...................................................................................... 72

Tabel 4.4 Responden Menurut Jenis Kelamin ................................................. 73Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................ 121Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 123Tabel 4.7 Kriteria Uji Reliabilitas .................................................................... 124Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 125Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 126Tabel 4.10 Indikator Skor Hasil Penelitian ...................................................... 130Tabel 4.11 Analisis Hipotesis Penelitian ......................................................... 140

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 48Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan Uji Hipotesis

  Pihak Kanan ................................................................................ 128

Gambar 4.2 Kategori Efektivitas...................................................................... 129

  

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

  Diagram 4.1 Responden Menurut Usia ........................................................... 75 Diagram 4.2 Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................................... 76 Diagram 4.3 Responden Menurut Pekerjaan ................................................... 77 Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ................... 78 Diagram 4.5 Responden Berdasarkan Kepemilikan Jammban ........................ 79 Diagram 4.6 Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban ............................ 80 Diagram 4.7 Pemilihan Waktu Pemicuan ........................................................ 82 Diagram 4.8 Lama Waktu Pemicuan ............................................................... 83 Diagram 4.9 Pelaksanaan Pemicuan dilakukan Berulang ................................ 85 Diagram 4.10 Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat Yang Masih BABS ...... 86 Diagram 4.11 Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat Yang Tidak Memiliki

  Jamban ...................................................................................... 88 Diagram 4.12 Partisipasi Masyarakat Dalam Pemicuan Sangat Tinggi .......... 89 Diagram 4.13 Penyampaian Maksud dan Tujuan Sudah Baik dan Jelas ......... 91 Diagram 4.14 Membaur Dengan Masyarakat .................................................. 92 Diagram 4.15 Masyarakat ikut berdiskusi ....................................................... 94 Diagram 4.16 Pemicuan Sudah Berjalan Dengan Baik ................................... 95 Diagram 4.17 Masyarakat Aktif Menjawab ..................................................... 97 Diagram 4.18 Masyarakat Mengikuti Arahan yang diminta ............................ 99 Diagram 4.19 Masyarakat Memberikan Masukan Untuk Mengatasi Masalah

  Diagram 4.20 Masyarakat Mengikuti Proses Pemicuan Hingga Selesai ......... 102 Diagram 4.21 Informasi yang disampaikan dipahami Masyarakat .................. 103 Diagram 4.22 Pemicuan Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat .................... 104 Diagram 4.23 Masyarakat Menyadari Pentingnya Kesehatan ......................... 106 Diagram 4.24 Masyarakat Menyadari Bahaya Buang Air Besar Sembarangan

  .................................................................................................. 107 Diagram 4.25 Timbul Keinginan Membangun Jamban Sendiri ...................... 109 Diagram 4.26 Masyarakat Malu Melakukan Buang Air Besar Sembarangan .

  .................................................................................................. 110 Diagram 4.27 Masyarakat Menyusun Rencana Pembangunan Jamban........... 111 Diagram 4.28 Tidak Ada Masyarakat yang Melakukan Buang Air Besar

  Sembarangan ............................................................................ 113 Diagram 4.29 Jumlah Tenaga Pemicuan Sudah Cukup ................................... 114 Diagram 4.30 Sarana dan Prasarana Penunjang Sudah Memadai.................... 116 Diagram 4.31 Pendampingan Setelah Pemicuan ............................................. 118 Diagram 4.32 Tindak Lanjut Setelah Pemicuan .............................................. 119 Diagram 4.33 Subindikator Kurun Waktu ....................................................... 132 Diagram 4.34 Subindikator Sasaran ................................................................. 133 Diagram 4.35 Subindikator Prosedur ............................................................... 135 Diagram 4.36 Subindikator Proses Sosialisasi ................................................. 136 Diagram 4.37 Subindikator Peningkatan Kemampuan .................................... 138 Diagram 4.38 Subindikator Sarana dan Prasarana ........................................... 139

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Balasan Lampiran 4 Bimbingan Skripsi Lampiran 5 Data Pendukung Penelitian Lampiran 6 Dokumentasi Lampiran 7 Hasil Kuesioner Lampiran 8 Hasil Uji-uji Lampiran 9 Tabel Pengujian Lampiran 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi

  Total Berbasis Masyarakat Lampiran 11 Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi dan terjamin kesehatan suatu masyarakat, maka tinggi pula kesejahteraannya. Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia, dimana setiap masyarakat berhak mendapatkan perhatian mengenai kesehatannya, baik kesehatan masyarakatnya maupun kesehatan lingkungannya. Di indonesia, kesehatan merupakan salah satu permasalahan yang selalu dihadapi setiap harinya. Mulai dari kesehatan masyarakat sampai kesehatan lingkungan bahkan sarana dan prasarana penunjang kesehatan. Permasalahan mengenai kesehatan berkaitan erat dengan permasalahan lainnya seperti kemiskinan dan pendidikan. Dan karena keterkaitan masalah kesehatan dengan permasalahan lainnya inilah, maka terbentuk sebuah “rantai setan”, yaitu kondisi dimana semua permasalahan yang ada saling berkaitan dan untuk menyelesaikannya harus dari semua bidang.

  Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan kesehatan lingkungannya. Karena lingkungan yang sehat dapat menunjang kesehatan masyarakatnya begitupun sebaliknya, ketika masyarakat sudah peduli akan kesehatannya, maka mereka akan peduli juga dengan lingkungannya. Jika lingkungannya masih kumuh, banyak sampah dan sebagainya, maka dapat dipastikan kesadarannya akan pentingnya kesehatan masih rendah dan ini akan mengancam kesehatan masyarakat tersebut. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat juga akan membuat berkaitan dengan pencernaan manusia seperti diare. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, permasalahan kesehatan lingkungan mendapatkan perhatian khusus, yaitu permasalahan mengenai akses terhadap air minum, sanitasi yang layak dan perilaku hidup bersih dan sehat (higine) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup yang sehat.

  Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dari aspek kimia, biologi, maupun sosial. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat yang optimal disamping faktor kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Dalam Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan dalam menggerakan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Salah satu program untuk mewujudkn mutu lingkungan hidup yang lebih sehat adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Pelaku pemicuan dalam program STBM terdiri dari tim fasilitator, pemicuan dilakukan di satu kampung dengan rentang waktu 1-3 jam. Sasaran program ini adalah komunitas masyarakat (RW/dusun/desa), yaitu semua keluarga yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar STBM dan semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum memenuhi syarat kesehatan.

  STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. STBM ditetapkan oleh pemerintah sebagai kebijakan Nasional sejak tahun 2008 dan telah terbukti mampu mempercepat akses sanitasi di Indonesia, yaitu mencapai 3.53% per tahun (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016:245).

  Dalam STBM terdapat 5 (lima) pilar yang menjadi pedoman pelaksanaan STBM, yaitu :

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

  2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

  3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT)

  4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

  5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT) Dalam rangka mencapai taget yang ditetapkan dalam RPJMN tahun 2015-

  2019, pada akhir tahun 2019 harus tercapai 100% desa/kelurahan yang melaksanakan STBM dan 50% desa/kelurahan STBM harus mencapai SBS/ODF yang terverifikasi. SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) atau ODF (Open

  

Defecation Free ) yang terverifikasi adalah kondisi ketika setiap individu dalam

suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan.

  Sembarangan) / Open Defecation Free merupakan suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Perilaku ini sangat tidak sehat karena berpotensi menyebarkan penyakit

  Pada tahun 2016, dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Indonesia, sebanyak 80.314 desa/kelurahan yang telah terdata dan hanya sebanyak 33.927 atau 42.24% desa/kelurahan yang telah melaksanakan STBM. Ini melebihi dari target yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan pada Rencana Strategis (Renstra) tahun 2016, yaitu 30.000 desa/kelurahan. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan program STBM mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis

  

Masyarakat Tahun 2014 - 2016

  Jumlah Jumlah % Desa Tahun

  Desa/Kelurahan Desa STBM STBM 2014 82.505 20.497 24,84 2015 80.276 26.417 32,91 2016 80.314 33.927 42,24

  Sumber : Data diolah peneliti, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016

  Banten merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia. Dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016, jumlah desa/kelurahan di Provinsi Banten yang melaksanakan STBM mengalami peningkatan sejak 3 (tiga) tahun terakhir dan jumlah desa/kelurahan yang tercatat. Peningkatan jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis

  

Masyarakat di Provinsi Banten Tahun 2014 - 2016

  Jumlah Jumlah % Desa Tahun

  Desa/Kelurahan Desa STBM STBM 2014 1.551 144 9,28 2015 1.551 379 24,44 2016 1.551 841 54,22

  Sumber : Data diolah peneliti, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016

  Pelaksanaan Program STBM juga didukung dengan aplikasi STBM Smart, yaitu aplikasi yang menyajikan mengenai kemajuan program STBM dan dapat diakses melalui telepon genggam. Aplikasi ini dapat diunduh oleh masyarakat untuk melihat perkembangan STBM di Indonesia termasuk perkembangan STBM di Provinsi Banten. Acuan keberhasilan dari program ini dilihat jika desa/kelurahan telah melaksanakan pilar pertama, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Karena pilar pertama merupakan kunci untuk keberhasilan pilar STBM lainnya. Jika masyarakat sudah mampu meninggalkan kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan, maka di asumsikan masyarakat telah memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan mampu melaksanakan pilar selanjutnya .

  Faktor lain yang menyebabkan masyarakat masih melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan adalah karena akses terhadap sanitasi yang layak masih rendah. Berikut adalah data mengenai jumlah desa/kelurahan di Provinsi Banten beserta akses dan persentasi kepemilikan JSP (Jamban Sehat Permanen) :

Tabel 1.3 Persentase Akses Terhadap Sanitasi dan Persentase Kepemilikan Jamban

  

Sehat Permanen (JSP) di Banten berdasarkan Kota/Kabupaten Tahun 2017

No Nama Kota/Kabupaten % Akses % JSP

  1 Kota Tangerang Selatan

  99.65

  79.40

  2 Kota Tangerang

  98.80

  87.19

  3 Kota Cilegon

  96.97

  63.26

  4 Kab. Tangerang

  72.41

  32.27

  5 Kab. Lebak

  68.41

  37.25

  6 Kota Serang

  64.06

  50.68

  7 Kab. Serang

  61.42

  44.09

  8 Kab. Pandeglang

  60.57

  36.27 Sumber : Diolah Peneliti, Website STBM Nasional Tahun 2017 Dari data diatas, dapat dilihat bahwa Kota Serang menempati urutan paling rendah dibandingkan kota lain yang ada di Provinsi Banten. Sebagai Ibu Kota

  Provinsi Banten, seharusnya Kota Serang dapat menjadi acuan untuk kemajuan daerah yang lainnya, karena merupakan pusat pemerintahan Provinsi Banten.

  Namun kenyataannya, di Kota Serang permasalahan akses terhadap sanitasi yang layak masih rendah dibandingkan kota lainnya. Masih banyak pula masyarakat yang melakukan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Karena Kota Serang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Serang, maka meskipun menyandang nama „Kota‟, namun secara keseluruhan daerahnya masih belum maju dan masih terus melakukan pembangunan. Salah satunya adalah dalam bidang kesehatan.

  Karena akses serta kepemilikan sanitasi dasar yang masih rendah di Kota Serang, menyebabkan masih ditemui masyarakat yang melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Berdasarkan data dari aplikasi STBM Smart, jumlah desa/kelurahan yang telah terverifikasi sebagai Desa ODF (Open Defecation Free) atau Desa yang bebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Kota Serang hanya sebanyak 5 (lima) desa/kelurahan. Lebih rinci desa/kelurahan ODF tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.4 Desa Yang Ter-verifikasi ODF di Kota Serang Tahun 2017

  No. Kecamatan Kelurahan

  1. Cipocok Jaya Panancangan

  2. Serang Cipare

  3. Serang Lopang

  4. Serang Serang

  5. Serang Sumurpecung

  Sumber : data diolah, Aplikasi STBM Smart

  Dari 67 kelurahan yang ada di Kota Serang, hanya 5 (lima) Kelurahan yang ter-verifikasi bebas perilaku Buang Air Besar Sembarangan dan di dominasi oleh Kecamatan Serang. Sedangkan untuk Kecamatan yang lain masih banyak ditemui masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan. Hal ini dikarenakan sulitnya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak Buang Air Besar Sembarangan, terutama untuk daerah yang jauh dari pusat kota. Maka dari itu, pelaksanaan STBM yang berupa pemicuan di Kota Serang lebih di fokuskan pada desa/kelurahan yang hampir mendekati ODF terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan di semua desa/kelurahan yang ada oleh Tim Fasilitator, yaitu tim yang dibentuk untuk melakukan pemciuan. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Serang mengenai akses terhadap sanitasi dasar, yaitu Jamban menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Serang pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5 Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Dasar (Jamban) Menurut Kecamatan dan

  65 Rau 51.075 37.785

  82 Kalodran 37.797 29.010

  6 Walantaka Walantaka 48.843 39.970

  77

  81 Pancur 26.675 20.410

  5 Taktakan Taktakan 60.635 49.035

  94

  81 Unyur 55.769 52.265

  90 Singandaru 31.328 25.235

  74 Serang Kota 55.848 50.220

  4 Serang Ciracas 28.723 18.700

  

Puskesmas di Kota Serang Pada Tahun 2017

No Kecamatan Puskesmas Jumlah Penduduk Jumlah Akses Pemakai Jamban Jumlah jiwa %

  64

  32 Sawah Luhur 9.302 5,930

  39 Kilasah 49.893 12,905

  3 Kasemen Kasemen 41.667 16,160

  57

  2 Curug Curug 51.622 29.555

  76

  57 Cipocok Jaya 15.726 11.935

  72 Banten Girang 31.823 18.135

  1. Cipocok Jaya Banjar Agung 46.230 33.385

  79 Sumber : Data diolah peneliti, Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2017 Dari data diatas, terlihat bahwa penduduk dengan akses sanitasi dasar tinggi berada di Puskesmas Unyur sebesar 94% dan paling rendah adalah Puskesmas Kilasah yaitu sebesar 32%. Tingginya persentase masyarakat mengakses jamban tidak menjamin bahwa daerah tersebut sudah terbebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Karena Buang Air Besar Sembarangan berbicara tentang perilaku masyarakat dan menjadi kebiasaan. Hal ini dikarenakan kemudahan untuk mengakses jamban tidak menjamin bahwa masyarakat tersebut menggunakan jamban.

  Kecamatan Kasemen memang tercatat sebagai daerah dengan tingkat kesehatan lingkungan yang masih rendah dan masih ditemui perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat Kasemen pada tanggal 24 Januari 2018, dikatakan bahwa jika berbicara mengenai perilaku Buang Air Besar Sembarangan atau dolbon (istilah daerah setempat) berarti membicarakan keseluruhan wilayah Kasemen, karena hampir sebagian besar masyarakat Kecamatan Kasemen masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan. Untuk kesehatan lingkungannya juga sebagian besar wilayah Kasemen berada di kategori merah, yaitu keadaan kesehatan lingkungannya berada dibawah atau sangat buruk. Dari total 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Kasemen, 6 diantaranya berada di kategori merah dan 5 Kelurahan merupakan wilayah cakupan dari Puskesmas Kilasah. Karena berada di kategori merah inilah membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses sanitasi yang layak dan juga mewujudkan pola hidup yang saniter dan higienis. Hal ini dapat dilihat pada data yang didapat dari aplikasi STBM Smart mengenai akses

Tabel 1.6 Akses Terhadap Sanitasi di Kecamatan Kasemen Tahun 2017

  No Desa/kelurahan Jml KK

%

Akses

  JSP JSSP Sharing BAB

  1. Banten 4.211 89.41 546 94 3.125 446

  2. Kasemen 3.505 89.04 1.534 388 1.199 384

  3. Margaluyu 1.746 65.06 580 91 465 610

  4. Mesjid Priyayi 1.920 60.63 921 110 133 756

  5. Kasunyatan 1.424 60.32 572 117 170 565

  6. Sawah Luhur 2.599 48.10 1.092 158 1.349

  7. Bendung 1.279 45.19 364 91 123 701

  8. Warung Jaud 2.024 43.53 465 95 321 1.143

  9. Kilasah 1.703 38.70 383 92 184 1.044

  10. Terumbu 2.045 33.11 444 111 122 1.368

  Sumber : data diolah, Aplikasi STBM- Smart

  Dari tabel diatas terlihat bahwa desa/kelurahan dengan jumlah Kepala Keluarga yang masih melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Kecamatan Kasemen paling banyak adalah di Kelurahan Terumbu, yaitu sebanyak 1.368 Kepala Keluarga dengan persentase akses 33.11%, kemudian Kelurahan Sawah Luhur, Kelurahan Warung Jaud dan Kelurahan Kilasah yang memiliki jumlah lebih dari 1000 Kepala Keluarga dan memiliki persentase akses dibawah 50% yang berarti hampir sebagian besar masyarakat tidak mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak. Bahkan Kelurahan Terumbu merupakan desa/kelurahan dengan jumlah Buang Air Besar Sembarangan terbanyak se-Kota Serang.

  Berdasarkan hasil observasi awal, wawancara dan data yang diperoleh, peneliti menemukan beberapa permasalahan. Pertama, masih ditemui perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Kesehatan Lingkungan Kota Serang (16 Januari 2018, pukul 10.51 WIB) dikatakan bahwa sulit untuk mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan karena masyarakat sudah terbiasa melakukan Buang Air Besar Sembarangan di area terbuka seperti kebun, sawah atau kali. Perilaku ini sudah dilakukan sejak lama, sehingga perilaku Buang Air Besar Sembarangan dilakukan oleh masyarakat sebagai suatu kebiasaan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Camat Kasemen (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.41 WIB) bahwa masyarakat terbiasa melakukan Buang Air Besar Sembarangan karena adanya kepercayaan masyarakat terhadap mitos yang berasal dari para ulama bahwa tidak semestinya kotoran dibuang di dalam rumah (jamban di dalam rumah) karena rumah merupakan tempat yang sering dipakai untuk ibadah, sehingga kondisi rumah haruslah suci. Mitos ini membuat masyarakat tidak membuat jamban di dalam rumah dan lebih memilih membuang kotoran di luar rumah seperti kebon dan sawah. Mitos ini diyakini oleh masyarakat Kasemen karena nilai agama yang masih sangat kuat dan turun-temurun sampai sekarang.

  Disamping itu karena masih luasnya lahan pertanian yang ada membuat masyarakat memilih untuk Buang Air Besar Sembarangan di sawah dengan alasan lebih praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya. Terkadang meskipun sudah memiliki jamban sendiri atau sudah memiliki akses untuk menggunakan jamban, terbiasa. Sebagai contoh di Kelurahan Terumbu yang merupakan salah satu Kelurahan yang ada di cakupan wilayah Puskesmas Kilasah. Dari hasil wawancara dengan Lurah Terumbu (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.41 WIB) dikatakan bahwa sudah pernah dibangun jamban yang dapat digunakan oleh masyarakat dengan membayar iuran untuk biaya perawatan. Namun hanya bertahan 2-3 bulan saja fasilitas jamban tersebut sudah tidak digunakan lagi karena masyarakat sudah malas membayar iuran dan kembali lagi menggunakan sawah karena tidak perlu membayar dan lebih praktis. Kondisi jamban tersebut juga sudah memprihatinkan, seperti lampu nya yang hilang, pintu nya rusak, bahkan jambannya disumbat oleh serabut kelapa. Di Kelurahan Terumbu juga sudah sering diadakan penyuluhan mengenai bahaya Buang Air Besar Sembarangan, termasuk Program STBM yang berupa pemicuan, namun partisipasi yang diberikan oleh masyarakat terhadap penyuluhan tersebut sangat rendah sehingga tim fasilitator yang terdiri dari sanitarian Puskesmas Kilasah dan anggota lainnya harus mendatangi masyarakat ke tiap-tiap rumah.

  Kedua , yaitu keterbatasan ekonomi masyarakat. Terkadang pemicuan dan

  pendekatan yang dilakukan oleh tim fasilitator STBM tidak selalu gagal, ada saja masyarakat yang menyadari pentingnya jamban dan bahaya dari Buang Air Besar Sembarangan sehingga timbul keinginan untuk merubah kebiasaan lama tersebut. Namun permasalahan ekonomi membuat keinginan masyarakat untuk memiliki jamban keluarga belum bisa terpenuhi karena keterbatasan biaya. Seperti contoh yang terjadi di Kelurahan Terumbu berdasarkan wawancara dengan Lurah yang membuat masyarakat Terumbu masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan adalah karena keterbatasan biaya untuk membangun jamban.

  Sehingga masyarakat memilih untuk memanfaatkan lahan pertanian yang luas sebagai pengganti jamban, karena tidak perlu mengeluarkan biaya. Meskipun Pak Lurah sendiri secara pribadi sudah pernah menawarkan untuk membantu dalam soal biaya dengan memberikan bantuan kakus dan batu bata untuk membangun jamban, namun ternyata masyarakat menolak untuk menambahkan biaya pembangunannya dan menjual batu bata yang disediakan oleh Pak Lurah.

  Masyarakat menginginkan fasilitas jamban yang gratis tanpa adanya iuran ataupun tambahan biaya dari masyarakat. Inilah yang menyebabkan masih ditemui masyarakat yang belum memiliki jamban sendiri karena permasalahan ekonomi ini membuat masyarakat berpikir bahwa untuk membangun sebuah jamban memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi untuk membangun jamban yang sehat dan sesuai dengan standar jamban sehat. Sehingga masyarakat tidak memprioritaskan pembangunan jamban sebagai keperluan dasar dan memilih untuk memenuhi keperluan lain yang lebih penting. Padahal dengan mengenyampingkan masalah pembangunan jamban bisa merugikan masyarakat itu sendiri serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat

  Ketiga , keterbatasan sarana air bersih. Salah satu yang menjadi pendukung

  sanitasi yang layak selain jamban yang sehat adalah air bersih. Namun permasalahan air bersih ini masih di rasakan oleh beberapa masyarakat di Kecamatan Kasemen. Berdasarkan wawancara dengan Sanitarian Puskesmas masyarakat masih memanfaatkan air kali dan air irigasi untuk keperluan sehari- hari, dari mencuci pakaian sampai keperluan MCK, namun untuk tahun 2017 masyarakat sudah mulai menggunakan air dari PDAM. Sebagaimana data berikut mengenai jumlah sarana air bersih di Kecamatan Kasemen berdasarkan Puskesmas :

Tabel 1.7 Jumlah Sarana Air Bersih di Kecamatan Kasemen Berdasarkan Puskesmas Tahun 2017 Jumlah Sarana Air Bersih Penam Jml Sumur Sumur No Puskesmas Sumur Mata pungan Lain KK PDAM Pompa Bor/Jet % Gali Air Air nya Tangan pump Hujan

  • Kasemen 10.889 - 14 - - -

  38

  0.48 1. 56 2,700 1.913 - Kilasah 10.565 126

  88 46.22 - 2. Sawah 3.

  8

  15

  15 - - - 2.727

  2

  1.47 Luhur

  Sumber : Diolah peneliti, Dinas Kesehatan Kota Serang

  Meskipun sudah banyak masyarakat yang mengandalkan air dari PDAM dan juga sumur, namun air yang di hasilkan bukanlah air bersih, karena berasa asin sehingga tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk untuk dikonsumsi. Sehingga masih banyak ditemui masyarakat yang memanfaatkan air kali untuk keperluan sehari-hari. Menurut wawancara dengan Camat Kasemen (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.00 WIB), permasalahan air bersih di Kecamatan Kasemen merupakan permasalahan lainnya yang menyebabkan banyak masyarakat tidak memiliki jamban keluarga. Karena merasa percuma jika membangun jamban sedangkan air nya terasa asin dan tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari Dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrembang 2019) yang dilaksanakan pada 24 Januari 2018 di Kelurahan Terumbu, Camat Kasemen mengusulkan agar dilakukan pipanisasi untuk instalasi air bersih yang di tujukan untuk kebutuhan masyarakat Kelurahan Terumbu.

  Keempat , tingginya angka penyakit yang berbasis lingkungan. Dampak

Dokumen yang terkait

KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI DESA JELBUK KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER TAHUN 2014

4 28 150

STUDI KOMPARATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA MASYARAKAT YANG TELAH DAN BELUM MENERAPKAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KECAMATAN INDERALAYA COMPARATIVE STUDIES DEFECATE BEHAVIOR IN COMMUNITY THAT HAVE AND HAVE NOT IMPLEMENTED THE C

0 0 8

PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DAN PERILAKU BUANG AIR BESAR PASCA PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI DESA PANGARIBUAN KECAMATAN SIEMPAT NEMPU HULU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2016 SKRIPSI

1 6 18

PERBEDAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI DESA CIKUPA DAN DESA TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017

0 1 38

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE (Studi di Desa Kedunglumpang Kec. Mojoagung Kab. Jombang) Elsa Putri LahudinHariyonoAgustina Maunaturrohmah ABSTRAK - SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE (Studi di

0 0 8

1 KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BERDASARKAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN EVALUASI PROGRAM DI KABUPATEN BANJAR

0 1 9

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE (Studi di Desa Kedunglumpang Kec. Mojoagung Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 136

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN DALAM PENCAPAIAN TERGET PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO AIR DAN SANITASI UNTUK MEWUJUDKAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KSPPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA) - STAIN Kudus Repository

0 0 31

APLIKASI KONSEP ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (ABCD) DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KAMPUNG BOKARA KELURAHAN BANYORANG KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2014

0 0 178

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) TERHADAP PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI (studi kasus Puskesmas Paron )

0 1 14