Pengembangan Penataan Asosiasi Usaha Lokal Non Korporatis Produk Makanan Olahan Guna Meningkatkan Perekonomian Urban Community
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
I Berbudi
I Berprestasi
Cerdas
PROCEEDING
SEMINAR NASIONAL
LOCAL WISDOM ENTREPRENEURSHIPzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
Surabaya, 24 Oi:rtober 2012
SEMINAR NASIONAL
SOETOMO SURABAYA
"LOCAL
DAN PROCEEDING
UNIVERSITAS
DR
2012
WISDOM ENTREPRENEURSHIP".
@ Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan pertama oleh:
Universitas Dr. Soetomo Surabaya
ISBN
9 7 8 - 6 D 2 - ~ 7 0 ~ 3 - 0 - D zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
9111111JIJ111!
Sanksi Pelanggaran
Undang-Undang
III~llllllllllli
Pasal 22
Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta:
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat(1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling sing kat
(satu) bulan dan! atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan! atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan! atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah).
PENGEMBANGAN PENAT AAN ASOSIASI USAHA LOKAL NON KORPORA TIS
PRODUK MAKANAN OLAHAN GUN A MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
URBAN COMMUNITY
berskala
mikro/informal,
terutama
di
kalangan keluarga miskin dan/atau di daerah
Fedianty Augustinah, Dra, MM
pinggiran perkoiaan yang menjadi kantongFakultas llmu Administrasi-Jurusan
kantong kerniskinan. Pengembangan usaha
Administrasi Bisnis
skala mikro terse but diarahkan untuk
UniversitaszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D R . Soetomo Surabaya
Email: fediaugust(a).yahoo.co.id
meningkatkan
kapasitas
usaha
dan
keterampilan
pengelolaan
usaha, serta
fediaugust@groail
sekaJigus meningkatkan
kepastian dan
perlindungan usahanya, sehingga menjadi
unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan
ABSTRAKSI
dan siap untuk tumbuh dan bersaing.
DaJam
rangka
mendukung
upaya
AsosiasizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
local diharapkan akan menjadi
penanggulangan
kemiskinan
dan
penghubung dan pemberi masukan bagi
kesenjangan,
dilakukan
penyediaan
pemerintah di Kota Surabaya sebagai acuan
dukungan
dan
kemudahan
untuk
pengembangan usaha ekonomi produktif
berskala
mikro/informal,
terutama
di
kaJangan keluarga miskin danlatau di daerah
pinggiran perkotaan yang menjadi kantongkantong kemiskinan. Asosiasi local usaha
produk makanan olahan merupakan salah
satu usaha untuk mengentaskam kemiskinan
dimana yang diteliti sebanyak 30 kelompok
asosiasi local ( Aslok ) di Kota Surabaya
Bagian Timur.
da\am mengembangkan kebijakan maupun
melahirkan kebijakan dan perlindungan
masyarakat setempat.
Pemberdayaan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dan Koperasi
merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan
dan memperkuat
dasar
kehidupan perekonomian dari sebagian
terbesar
rakyat
Indonesia,
khususnya
melalui penyediaan
mengurangi
lapangan
kesenjangan
kerja
dan
dan
tingkat
Kata Kunci: Usaha Ekonomi Produktif,
kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk
memberdayakan UMKM harus terencana,
Asosiasi Usaha Lokai,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Urban Community
sistematis dan menyeluruh baik pada tataran
rnakro, meso dan mikro yang meliputi (I)
penciptaan iklim usaha dalam rangka
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung upaya
membuka kesempatan berusaha seluasluasnya, serta menjamin kepastian usaha
penanggulangan
kemiskinan
dan
kesenjangan,
dilakukan
penyediaan
disertai adanya efisiensi ekonomi; (2)
pengembangan sistem pendukung usaha
dukungan
dan
kemudahan
untuk
pengernbangan usaha ekonomi produktif
bagi UMKM untuk meningkatkan akses
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012
.£ & i
"Local \,(/isdom Entrepreneurship"zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
kepada
sumber
daya
dapat
memanfaatkan
terbuka
dan potensi
sumber
daya
menengah
us aha
dalam
yang
daya, terutama
yang
tersedia;
(3)
kewirausahaan
kompetitif
(UKM);
skala
pendapatan
sumber
usaha
untuk
masyarakat
informal yang
dan
kecil
Munculnya
kelompok-kelompok
asosiasi
member
perlindungan
padaberbagai kepentingan yang dengan
demikian mengarah pada semakin
dan
dan (4) pemberdayaan
mikro
kegiatan
lembaga swadaya masyarakat dan
gerakan-gerakan
social
memiliki
potensi untuk mempengaruhi para eLit
dalam
struktur
pemerintahan.
sehingga
kesempatan
lokal
pengembangan
keunggulan
produktif
meningkatkan
yang
bergerak
ekonomi
di sektor
luasnya basis social kepentingan local.
Dengan merujuk pernyataan tersebut d ia z a s , zyxwvutsrqponmlkjih
berskala usaha mikro,
edenye kelompok esosiesi local yang zyxwvutsrqponmlkjihgfed
8f..< :::
usaha
Aktivitas Usaha
Kecamatan
Sukolilo
Gubeng
Mulyorejo
Jumlah
kelompok
7
6
I.
Usaha pentol gorengan
3
2
2
2.
Usaha nasi dan mie goreng
2
2
2
3.
Usaha bakso
2
2
1
5
4.
Usaha ikan bakar
4
2
3
2
4
5. Usaha makanan kecil / kudapan
terutama
yang masih berstatus keluarga
miskin. Selain itu, peningkatan kualitas
koperasi untuk berkembang secara sehat
sesuai dengan jati dirinya dan membangun
efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha
mikro dan kecil. Pentingnya asosiasiasosiasi lokal yang dimaksudkan ( Rulland ,
1993 ) yang dikutip oleh Trikartono (200 I)
dalam Jurnal Otonomi Daerah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Kelompok-kelompok terse but dapat
menyediakan keahlian, informasi, data,
layanan-Iayanan,
keuangan
dan
2.
perkotaan khususnya Kota Surabaya Bagian
Timur yang menjadi wilayah penelitian
yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan
Gubeng dan Kecamatan Mulyorejo.
Tabel.
I.
Profil
Asosiasi
Lokal
NonKorporatis Produk Makanan Olahan
Sumber : Hasil survey peneliti di lokasi
penelitian
Dari tabel terse but diatas setiap
kelompok / asosiasi local terdiri dari 3
sumber-sumber daya organisasional
kepada pemerintah local.
tersebut
Kelompok-kelompok
memberikan kemungkinan yang lebih
luas bagi partisipasi politik pada tingkat
sampai 5 orang anggotanya. Asosiasi usaha
produk makanan olahan yang diteliti
sebanyak 30 kelompok asosiasi local (
Aslok ).zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
lokal.
Kelompok-kelompok
yang
secara
politik
aktif,
kelompokkelompok
kepentingan,
lembaga-
Sementara, Esman dan Uphoff (1984) dan
Uphoff
(1992)
mengklasifikasikan
kelembagaan lokal dalam beberapa kategori.
Seminar Nasional dan Proceeding
-
"L o ca l \Visdom Entrepreneurship"
II. TIN JA U A N
PU STA KA
Universitas Dr SoecomoSurabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
f_
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.f.-n.
--
8
diteliti berfokus pada usaha penjualan
berbagai macam produk makanan olahan di
yaitu: administrasi
organisasi
dapat
lokal;
kelembagaan)
yang
(baca:
beranggotakan
usaha,
lokal; pemerintah
masyarakat
pelayanan
dan
diintegrasikan
lokal, kerjasama
bisnis
swasta
ke dalam
pasar
yang
baik
serikat-serikat pekerja yang disahkan
oleh pemerintah.
2. Non-korporatis,
yang
dapat
dikelompok
dalam
jenis
nonkorporatis adalah Aslok-Aslok
yang memiliki kriteria sebagai
lokal, regional dan global.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2 .1 . Peng ertian
A so siasi
Lokal
Dalam .Jurnal Pendidikan dan Monitoring
Pembangunan Otonomi Daerah ( tahun
2000 ) yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan OTODA
dengan
dan Kerjasama antar Wilayah
Universtas Indonesia ( FISIP ) yang
mengelompok asosiasi local ( Aslok )
berikut:
a. Dibentuk
berdasarkan
kepentingn masyarakat tanpa ada
cam pur tangan pemerintah.
b. Pengurus
ditentukan
oleh
masyarakat yang membentuk
Aslok.
c. Program-program
kegiatan
dibuat dan dibentuk berdasarkan
kedalam dua kategori :
kemauan masyarakat.
I. Korporatis, yang dapat dimasukkan
d.
Kelompok-kelompok yang sifat
dalam jenis korporatis adalah Aslok
perkumpulanmembentuk
yang memiliki criteria berikut :
sesuai
dengan
perkumpulan
I ditunjuk oleh
a. Pengurus dipilih zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
pendanaan
aktivitasnya,
pemerintah.
dari
kemampuan
didasarkan
b. Progran1-program
kegiatan
Aslok sebagian besar ditentukan
masyarakat sendiri.
oleh pemerintah
c. Pendanaan
untuk melakukan
kegiatan didukung sepenuhnya
oleh pemerintah
d. Adanya
pegewasan
dan
pembinaan
langsung
dari
opemerintah.
e. Kepentingan
yang
diwakili
adalah kepentingan pememtah.
f. Kurang
berakar
pada
masyarakat.
Aslok- Aslok yang termasuk zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dalam pengeJompokan ini adalah :
Himpunan
Kelompok
Tani
Indonesia,
Himpunan
Nelayan
Seluruh Indonesai, Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga ( PKK ),
Karang Taruna, Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa ( LKMD ), dan
Seminar Kasion:.!dan Proceeding
Universitas Dr Soerorno Surabaya 2012
'Loca l Wisdom Entrepreneur.;hip·
~--~I
..zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
2.2.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kelembagaan Lokal
perbedaan ~ ;:g mancul sndah menyangkur
dan
unit
pengambilan
kewenangan
keputusan serta akrivitas yang terlibar
relative besar. Lembaga-Iembaga lokal di
srru
dimaksudkan
mencakup
lembaga
pemerintah (public sector) maupun lembaga
swasta (privat sector), yang aktivitasnya
dihubungkan oleh intermediate sector,
Pengertian
Lokal sebagai satu
tingkatan (local level) sering disamakan
dengan tingkatan masyarakat (community
levels.
Dalam kasus ini terrninologi
kelembagaan
lokal dikaitkan
dengan
tingkatan
aktivitas
dan
pengambilan
keputusan sebagaimana yang disusun oleh
Uphoff (1986).
Garnbar. I.
LEVEL OF DECISION MAKING AND ACTIVITY
I.
International Level
t
National Level
2.
3.
t
Regional (Sta+e or Provincial) Level
District Level
4.
5.
SUb-}istrict Level
6. LOCALITY LEVEL
(a set of communities having cooperative/commercial relations; this level may be the same as the subdistrict level where the sub-district center is a market town)
~
7. COMMUNITY LEVEL
(a relatively self-contained, rcio-economic-residential
unit)
8. GROUP LEVEL
(a self-identified set of persons having some common interest; may be a small residential group like a
hamlet, or neighborhood, an occupational group, or some ethic, cante, age,sex, or other grouping)
+
9.
House~_oldLevel
10. Individual Level
Sumber: Wibowo, Agung, P. P., 1993:31
Sebagaimana digambarkan di atas,
maka apa yang disebut sebagai tingkatan
lokal adalah sekurang-kurangnya mencakup
tiga tingkatan- angka 6, 7, dan 8 yang
barangkali setingkat kecamatan ke bawah.
Di atas itu, tidak cukup lokal
karena
& Uphoff (dalam
kemasyarakatan, EsmanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
Uphoff,
1986) mengklasifikasi
enam
kategori utama dari lernbaga lokal, yaitu
(Wibowo, Agung, P. P., 1993:32):
(a)zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
Local Administration, yaitu instansi-
(b) instansi di daerah yang merupakan
aparat departemen pemerintah pusat,
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soerorno Surabaya 2012
"Local \'V'isdom Enrrcprcneurship"
yang
bertanggung
atasan
langsung
jawab
to
Government,
merah Indonesia.
(g)zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Private Businesses, yaitu cabang-
bureaucratic superiors)
(c) Local
anggotanya, seperti lembaga palang
kepada
(accountable
yaitu
cabang
badan-
menangani
atau
kelompok
pelaksana
independen dari perusahaan ekstralokal yang bergerak di sektor pabrik,_
jasa, ataupun perdagangan.
badan perwakilan atau disetujui
yang memiliki kewenangan untuk
tugas-tugas
pembangunan dan pengaturan, yang
2.3.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Peng ertian K ebijakan
bertanggung
jawab
kepada
pemerintah daerah (accountable to
loc; residents);
definisi
yang berbeda,
tetapi
implikasinya
adalah
sama,
(d) Membership
Beberapa
pendapat
memberikan
dalam
bahwa
Organizations,
self-help
anggotayang
kebijaksanaan itu harus mempunyai tujuan
anggotanya menangani:
I. Berbagai macam tugas (multi
terse but antar lain: Harold D. Iasswell dan
local
merupakan
associations
dan hasil dari tindakan yang diusulkan oleh
seseorang atau kelompok Berbagai pendapat
tasks), seperti perkumpulan
Abraham
Kaplan
memberi
ari
kebijaksanaan sebagai a projeted program of
pembagunan
daerah
atau
goals, values and a practice ( suatu program
pembangunan
desa
pencapaian tujuan, nilai-nilai dan pratek-
dan
praktek yang terarah ). Carl J Frederick
ii. Tugas-tugas khusus (Specific
mendifinisikan kebijakan sebagai berikut : "
... a proposed .cource of action of person,
komite
(LKMD,
sebagainya)
PKK,
tasks), seperti perkumpulan
group.
pemekai
environment
air
(P3A,
Klompencapir,
KTH,
lain-lain)
iii. Kebutuhan-kebutuhan
dan
or
government
providing
within
a
given
abstrcles
and
opportnities wich the policy was proposed
to utilize and overcome in an effort to reach
a goal or realize an objective or a purpose"
anggota
yang
memiliki
karakteristik atau kepentinga
( serangkaian tindakan yang diusulkan oleh
yang sama, seperti kelompok
arisan ibu-ibu, perkumpulan
suatu
pengajian, dsb)
(e) Cooperative,
organisasi
yaitu
semacam
lokal yang sumberdaya
ekonomi anggota-anggotanya untuk
memperoleh
keuntungan,
seperti
koperasi pasar dsb.
(f) Service
organisasi
Organizations.
lokal
yang
yaitu
dibentuk
terutama untuk memberikan bantuan
kepada orang-orang yang bukan
Seminar :--:asion2Iihn Proceeding
seeorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan
menunjukkan
kesempatan
tertentu
dengan
hambatan-hambatan
dan
kesempatan
terhadap
pelaksanaan
usulan
tersebut dalam rangka
kebijakansanaan
mencapai tujuan
tertentu ).
Pengertian berikutnya dikemukakan oleh
James E Anderson bahwa kebijaksanaan itu
adalah : " A purposive course of action
followed by an actor or set of actor in
dealing with a problem or matter of concern
" ( serangkaian tindakan yang mempunyai
Universitas Dr Soeeomo Surabaya 2012 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
"Local \'l:"lSdomEntrepreneurship"
tujuan
tertentu
dilaksanakan
pelaku
yaang
diikuti
oleh pelaku
guna
mernecahkan
rnasalah
dengan
definisi
). Dan
tersebut
apa yang telah dikemukakan
James
bahwa
berkaitan
suatu
tertentu
dari
Anderson
" public
developed
officials
juga
polices
by
bidies
negara
oleh
pemerintah
Satu
konsep
otonomi
Goldsmith
Menurut
Wolman
Local
ability
to
ditekankan
kepada
kernampuan
masyarakat.
Sedikit
the
lebih
ability
merubah
"...
carry
for
a
of people".
sebagai
lain
innovate,
setempat.
Pada
terbentuk
melalui
"institusi
lain
seperti
konstitutional,
selevel,
infrastruktur
aturan
lain
pengadilan.
kewarganegaraan,
digambarkan
yang
yang
dan
yang
dengan luas meliputi unsur-
media
massa,
asosiasi
maka
tak
solution
kelembagaan.
yang
civil
daerah
baik
untuk
society
dan
berjalannya
and balances
ada
fits all"
otonomi
wadah
berkembangnya
mekanisme
antara
pemerintah
dengan warganya.
Kirlin
institusi-
dan
beragamnya
wilayah
yang "one
konseptual,
checks
kepada
pemerintah,
efisiensi
pengembangan
defined
sebagai
Karena
antar
menjamin
nilai,
peluang
kondisi-kondisi
Secara
to
mampu
lembaga
di~apai.
merupakan
merupakan
terhadap
dalam
2.4. Usaha
Makanan
Dunia
pemerintah
pemerintah
lembaga
terhadap
sehingga
pendekatan
collective
dukungan
pada
tiga peran yaitu:
rnemberi
Kirlin
masyarakat
dan
karena
menjadi
definisi
Kemampuan
lokal,
kompetitor
persoalan
keterlibatan
negara
setidaknya
rakyat
to
geographically
terlihat perlunya
unsur
akses
Boyne
as the ability
pelaksana
role). Pada
sedangkan
penting
yang
dapat
through
peran
memaksimumkan
lembaga
mendefinisikannya
capacity
and
choices
dan
Dalam
menjadi
ata.u otonomi
menjadi:
Selanjutnya,
kondisi
kemampuan
masalah.
seimbang;
yang
untuk
Jadi,
luas,
dan
and implementing
mernainkan
perlunya
"government"
"governance",
sebagai
an
and develop policies that can
vary by jurisdiction".
(1996)
hal
dan kernandirian
mendefiniskan
experiment,
group
have
of the local jurisdiction".
powers
daerah,
the
impact on the welfare of the
mencapai
make
"....
assistance,
tergantung
pola service, negara lebih pasif. Otonomi
Government
government's
(1996)
and
adalah
service;
pemerintah
masyarakat
dapat
warganya.
terutama
cooperation,
dengan
"local
adalah:
disini
dan
pemecahan
assitance,
yang
kepada
potensi
untuk
1999).
secara prinsip
utama
masyarakatnya,
dan
dekat
kelompok-
(Chapman,
berurutan
kepada
and
adalah
(LGA)
residents
negara
cooperation,
yang
Administration
independent
bentuk
(executing
yang
(1990),
tiga
dilakukan
Secara
) .
daerah
government".
ada
adalah
badan-badan
dan
komunitas
Dalam sistem apapun,
polices
kebijaksanaan
pejabat-peabat
kelompok
mengatakan
govermental
dikembangkan
kewarganegaraan,
diatas
are those
" ( kebijaksanaan
kebijaksanaan
dan
atau sekelompok
punggung
harus
Indonesia.
rupa
tulang
maka
sebagai
Berwirausaha
dua unsur pokok yaitu peluang
kernampuan
Kewirausahaan
peluang
nasional
sedemikian
budaya masyarakat
dan
merupakan
perekonomian
digenjot
melibatkan
Olahan
usaha
usaha
menanggapi
yaitu
yang
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
tanggapan
terungkap
peluang.
terhadap
dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan
hasil berupa usaha yang melembaga,
produktif dan inovatif.
Pangan
merupakan
salah satu
kebutuhan
dasar
manusia
("BUTSARMAN") yang dapat menentukan
kualitas sumberdaya manusia baik dari
aspek gizi, kesehatan, produktivitas dan
kecerdasan. Pada saat ini permintaan dan
konsumsi
pangan
terus
mengalami
peningkatan baik dari aspek kualitas,
kuantitas dan keanekaragaman pangan. Hal
Ill!
merupakan peluang dan sekaligus
tantangan yang dihadapi oleh pelaku
usaha/produsen termasuk produsen pangan
olahan untuk meraih kesempatan dalam
mengembangkan usahanya.
Pangan olahan, adalah merupakan
hasil dari pengolahan produk primer
ataupun produk setengah jadi menjadi
produk jadi pada komoditas pertanian yang
dimanfaatkan
sebagai
pangan
untuk
dikonsumsi manusia.Pangan, adalah prod uk
yang berasal dari komoditas pertanian yang
dikonsumsi manusia dan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka
menentukan kualitas sumberdaya manusia
baik
dari
aspek
gizi,
kesehatan,
produktivitas, maupun kecerdasan
2.5. Masyarakat Perkotaan
hid up, artinya oleh hanya sekadarnya atau
apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena
pandangan warga kota sekitarnya. Kalau
menghidangkan makanan misalnya, yang
diutamakan
adalah
bahwa
yang
menghidangkannya mempunyai kedudukan
sosial yang tinggi. Pada orang kota,
makanan yang dihidangkan harus kelihatan
mewah dan tempat penghidangannya juga
harus mewah dan terhormat. Di sini terlihat
perbedaan
penilaian.
Orang
desa
memandang makanan sebagai suatu alat
memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan
pada orang kota, makanan sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan sosial.
III. METODOLOGI
3.1. Pendekatan Penelitian.
Dalam menentukan metode (cara )
meneliti karakter atau peilaku manusia
dengan berbagai aktivitas atau kegemaran
yang
dimilki,
maka
peneliti
tidak
menentukan populasi atau sampel, namun
dengan menentukan subjek atau sasaran
penelitian. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa penelitian kualitatif
tidak setuju
dengan
menggunakan
sampel
yang
berkonotasi jumlah dan menggantikannya
dengan "subjek atau sasaran penelitian" (
Patton, 1990).
Masyarakat perkotaan sering disebut
3.2. Subjek/Sasaran penelitan .
jugazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Yang menjadi subjek atau
urban
community.
Pengertian
sasaran penelitian adalah kelompok
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifatatau asosiasi non-korporatis
yang
sifat
kehidupannya
serta
ciri-ciri
terdiri dari :
kehidupannya
yang
berbeda
dengan
1. Kelompok usaha pentol gorengan
masyarakat pedesaan. Perhatian khusus
2. Kelompok usaha nasi dan mie
masyarakat kota tidak terbatas pada aspekaspek seperti pakaian, makanan dan
goreng
3. Kelompok usaha bakso
perumahan, tetapi mempunyai perhatian
4. Kelompok usaha ikan bakar
lebih luas lagi.
Orang-orang
kota
sudah memandang penggunaan kebutuhan
On Procttding
Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
"Local \X'isdorn Entrepreneurship"
5.
Kelompok
usaha
makanan
kecil
/
kudapan
INPUT
Penataan Asosiasi
Lokal Nonkorporatis
Prod uk Makanan
Olahan
OUTPUT
OUTCOME
Pengembangan Penataan
Kelembagaan :
-Learning Opportunities
-Learning Organization
Regulasi / Kebijakan
UMKM / Koperasi
onseptuaI
3.3. Metode Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data kualitatif
dapat diukur secara tidak langsung seperti
ketrampilan, aktivitas, sikap, maka eara
yang digunakan untuk mengumpulkan bukti
bukti
ernpms,
berupa
wawancara
berstruktur dan mendalam, FGD ( Forum
Group Discussion ), serta pengumpulan
Untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisa
.maka
peneliti
perL
membangun kerangka atau bingkai-bingkai
dalam
menganalisa
mengembangkan
kebijakan-kebijakan penataan kelembagaar
dokumen. Yang perlu diingat bahwa dalam
penelitian kualitatif cenderung terbuka dan
bersifat fleksibel atau luwes agar dapat
focus pada masalah yang dihadapi
(
Sarantakos,
1993).
Gambaran
ini
menunjukkan
perkembangan
metode
pengumpulam data bagi data kualitatif
khususnya dalam perilaku atau aktivitas
manusia yang mempunyai karakteristik atau
. Kerangka ini sebagai alat atau model
dalam menjelaskan keluaran (Output) dan
Outcome ( hasil ).
Menurut
Lundberg
(Dale,
2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah
"suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan
pada pemerolehan dan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan serta
aplikasinya" .• Menurut Sandra Kerka
perilaku yang bed a-bed a ( Poerwandari,
20001).
3.4. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti adalah Eksploratif artinya
(1995) yang paling konseptual dari
learning organization adalah asumsi
bahwa
'belajar
itu
penting.
berkelanjutan, dan lebih efektif ketika
dibagikan dan bahwa setiap pengalaman
peneliti ingin menjelajahi atau menyelidiki
dan mencari situasi dan aktivitas aktivitas
adalah suatu kesempatan untuk belajar
Berdasarkan
hasil
penelitian
yag dilakukan, dan mempunyai sifat terbuka
fleksibel yang bisa dimengerti
oleh
kelompok atau individu dengan problematik
baru ( Marzuki, 2005).
Tjakraatrnaja (2002) dihasilkan temuan
bahwa untuk membangun
learning
organization dibutuhkan tiga pilar yang
saling
mendukung,
yaitu :
1.
Pembelajaran
Individual
(individual
3.5. Kerangka Konseptual.
learning),
2.
Seminar Nasiona! dan Proceeding Univcrsiras Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local \XI'isdomEntrepreneurship"
Jalur
Transformasi
Pengetahuan,
3.
Organisasional
Pembelajaran
(organizational
No
Indikator Penataan Asosiasi
Jawaban
kelompok
learning).
Ya
IV. HASIL
Hasil
dilakukan
dari
penelitian
yang
terdiri dari melalui
data,
menurut
karakteristik
usaha
telah
1
Dalam menata kelompokzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
I 30
berdasarkan
,
asosiasi
kepentingn
masyarakat
I
asosiasi produk makanan
olahan tanpa ada campur
tangan pemerintah.
2
Pengurus
ditentukan
ditentukan atas kesepakatan
oleh peneliti yang digali dari para
anggota usaha produk makanan
yang
produk
berbagai
olahan yang
pengumpualan
pengamatan
dimiliki
makanan
peneliti
oleh
olahan
asosiasi
diantaranya
sebagai berikut :
1.
Umumnya
masyarakat
yang
mereka
tidak
dari
mampu
kalangan
I miskin
2. Usaha yang dilakukannyamerupakan
suatu manifestasi yang bertujuan untuk
mencarai kesempatan kerja dan pendapatan
untuk kebutuhan hidup
3 . Hampir sebagian besar orang yang
melakukan
usaha
penjualan
produk
makanan olahan ketrampilan relative rendah
4. Pendidikan yang dimiliki oleh sebagain
besar berpendidikan rendah.
Adapun hasil dari penelitian yang
didapatkan dan telah diolah oleh peneliti
yaitu sebagai berikut :
1. Penataan Asosiasi Produk Makanan
Olahan
Subjek atau sasaran penelitian
adalah kelompok atau asosiasi nonkorporatis yang terdiri dari kelompok I
asosiasi usaha pentol gorengan, usaha nasi
dan mie goreng, usaha bakso, usaha ikan
bakar, usaha makanan kecil I kudapan
melalui hasil wawancara terstruktur dan
mendalam yaitu:
Asosiasi
~:kaProc-=ilng
30
-
para anggota asosiasi usaha
produk makanan olahan
secara
ekonomis
Tabel. 2. lndikaror Penataan
Produk Makanan Olahan
Tida
k
DAN PEMBAHASAN
3
Program-program
kegiatan
dan
dibentuk
dibuat
berdasarkan
kemauan
masyarakat asosiasi usaha
produk makanan olahan
30
-
4
Asosiasi
usaha
produk
makanan olahan membentuk
30
-
perkumpulan-perkumpulan
sesuai
dengan
,
aktivitas/kegiatannya
pendanaan dalam asosiasi
yang
dibentuk
usaha
didasarkan dari kemampuan
masyarakat
asosiasi usaha
itu sendiri
Sumber : Data dan Aslok usaha produk
makanan olahan
Dalam penataan asosiasi usaha
produk makanan olahan yang dilakukan
bahwa semua asosiasi usaha produk
makanan olahan sebanyak 30 aslok (100 %)
menyatakan
bahwa penataan
asosiasi
selama ini dilakukan oleh kelompok Aslok
itu sendiri.
2.
Pengembangan
Penataan
Kelembagaan Asosiasi Lokal
Universiras Dr Soeromo Surabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
"Local W'isdom Entrepreneurship'
fB I
(lahan dan air), terbatasnya kesempatan
kerja dan kesempatan berusaha, semakin
akutnya
kesenjangan
antar
golongan
permodalan bagi anggota Aslok.
Lokal sebagai satu tingkatanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(local
masyarakat serta memudarnya kelembagaan
tradisional
(dan ikatanljaringan
sosial
leve[) sering disamakan dengan tingkatan
masyarakat tradisional), yang pada akhirnya
masyarakat (community leve[).
Dalam
kasus ini terminologi kelembagaan lokal
berimplikasi pada lemahnya struktur sosial
ekonomi masyarakat.
dikaitkan dengan tingkatan aktivitas dan
pengambilan keputusan oleh pemerintah
Pendekatan pembangunan melalui
cara pandang kemandirian asosiasi lokal
melalui lembaga pemerintah seperti level
usaha
produk
makanan
olahan
kecamatan. Hasil akhir yang diharapkan
mengisyaratkan
bahwa semua tahapan
oleh Aslok usaha produk makanan olahan
bahwa menginginkan dibuatnya regulasi
dalam
proses
pemberdayaan
harus
dengan membentuk peraturan koperasi /
dilakukan secara terdesentralisasi. Upaya
pemberdayaan dengan prinsip sentralisasi,
UMKM bagi mereka (dorongan yang tinggi
deterministik, dan homogen adalah hal yang
untuk
berubah
adalah
produk
RegulasilPeraturan usaha produk makanan
sangat
dihindari.
Karena
itu upaya
pemberdayaan
yang
berbasis
pada
olahan ) sehingga anggota-anggota yang
akan
dinaungi oleh aslok usaha produk makanan
pendekatan
desentralisasi
koperasi simpan pinjam bagi anggota Aslok
dan disertai pengaturan pengucuran dana
olahan dapat berkembang dengan baik dan
dapat meningkatkan perekonomian bagi
mereka.
V.KESIMPULANDAN
REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
menumbuhkan kondisi otonom, dimana
setiap komponen akan tetap eksis dengan
berbagai
keragaman
(diversity)
yang
dikandungnya. Upaya pemberdayaan yang
berciri sentralisitik tidak akan mampu
memahami karakteristik spesifik tatanan
yang ada, dan cenderung akan mengabaikan
karakteristik tatanan. Sebaliknya upaya
Strategi pembangunan nasional yang
sentralistik (juga di pedesaan, yang dengan
pemberdayaan
yang dilakukan
secara
akan
mampu
terdesentralisasi
selalu menginduk ke pusat), menyebabkan
mengakomodasikan
berbagai keragaman
bias mengejar pertumbuhan, bias kawasan
tatanan.
atau wilayah, kurang memperhatikan aspek
Pemberdayaan (empowerment) yang
sosial
(keadilan)
dan
budaya
berasal
dari kata
dasar
"empower"
(keberlanjutan);
merupakan
pola
berrnakna sebagai "to invest with power,
pembangunan yang konvensional (Salim,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
especially
legal power or officially
1 9 9 1 ), ternyata menuai kinerja kelembagaan
authority", atau " ... taking control over their
tradisional dan masyarakat lokal yang
lives, setting their own agendas, gaining
marginal.
Berbagai
dampak
negatif
skill. building self-confidence,
solving
lanjutannya antara lain seperti: terjadinya
problems and developing self-reliance".
kontraksi perekonomian (daerah maupun
Pemberdayaan dapat dilakukan terhadap
nasional), degradasi sumberdaya alam
individual,
kelornpok
sosial,
maupun
Seminar Nasional dan Proceeding
Universitas Dr Socromo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
Dari
indikator
pengembangaa
Dari
penggalian
data
bahwa
penataan kelembagaan asosiasi local ~
pengembangan
penataan
dalam
prod uk makanan olahan yang menyar... kelembagaan asosiasi usaha lokal prod uk
bahwa hamper semua as!ok menginginkar
makanan olahan yaitu pento! dan gorengan,
sebuah penataan terhadap kelembagaarzys
nasi dan mie goring, bakso, ikan bakar, dan
makanan keci! / kudapan di Kota Surabaya
melalui learning opportunities dan l~~
organization sehingga pihak pemer~
Bagian Timur
terutama
di wilayah
daerah dapat ikut campur dalam mernba -,;
Kecamatan
Sukolilo,
Mulyorejo
dan
mengembangkan usaha yang dikelola. ~
Gubeng
dapat dilihat dari hasil tabel
harapan dari anggota Aslok usahazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
pm ±::&
sebagai berikut :
makanan olahan bahwa pemerintah ~
Tabel 3.Indikator Pengembangan Penataan
memberikan
bantuan
misalkanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
r i.,Kelembagaan Aslok
bentuk bantuan permodalan sehingga ~
Ya Tidak
No Indikator
mereka dapat berkembang serta C :z :
Pengembangan Penataan
menggeliatkan perekonomian masya~
Kelembagaan Aslok
terutama
masyarakat
urban
U J~
Learning
Opportunities:
1
community
).
30 - Pembelajaran
Membuat
3. Regulasi / zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
Kebijakan
Makanan Olahan
Yang Sehat
Kebijaksanaan itu harus mempunyai
Pembelajaran
30 tujuan
dan hasil dari tindakan yang
Memasarkan
diusulkan oleh seseorang atau kelompok
Makanan OIahan
Aslok maka hasil dari penelitian tebntang
yang telah dibuat
keinginan asosiasi usaha produk makanan
30 - Pembelajaran
olahan
terhadap aslok-aslok yang telah
pengajuan kredit
didirikannya
yaitu :
untuk
Tabel
4.
Indikator
tentang Regulasi /
permodalanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kebijakan
2
Learning Organization:
No Indikator Regulasi
Ya Tidak
29 I
- Pembelajaran
1
Dibentuknya
Koperasi
30
pengelolaan
untuk simpan pinjam
organisasi Aslok
modal bagi Aslok
produk
usaha
2
Peraturan
pengucuran 30
makanan olahan
dana
/
modal
bagi
30 - Pembelajaran
anggota aslok
manajamen
pengelolaan
usaha
secara
mandiri
Sumber : Data dan Aslok usaha produk
makanan olahan
Sumber : Data dari Aslok usaha prod uk
makanan olahan
Dari tabel terse but diatas bahwa
semua Aslok usaha Produk makanan olahan
menyatakan setuju adanya regulasi dari
pemerintah terutama dapat dibentuknya
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soctcmo Surabaya 2012
"Local Wisdom Enrreprcncurship"
terhadap
komunitas.
pemberdayaan
paradigma
Dari
lahir
sebagai
developmental
(1997),
disebutkan
pemberdayaan
sisi paradigma.
antitesis
is. Dalam
bahwa
adalah
dari
Payne
pada
by reducing
personal
blocks
power,
by
confidence
power
the effect
gain
of social
to
exercising
increasing
capacity
existing
and
the
Pemberdayaan
self
environment
to clients".
mengupayakan
bagaimana
individu,
kelompok,
berusaha
mengontrol
sendiri
dan
membentuk
komunitas
kehidupan
depan
mereka.
pemberdayaan
untuk
sesuai
Inti
dengan
utama
adalah
"kernandirian"
mereka
mengusahakan
masa
keinginan
atau
dari
tercapainya
.
5.2. Rekomendasi
I.
Tidak
khusus
ada
satu
untuk
elemen-elemen
dapat
dalam
pemberdayaan
usaha
adalah:
akuntabilitas,
lokal
organisasi
usaha
prod uk
masyarakat
makanan
urban ( urban
Kota Surabaya Bagian Timur.
dua
prinsip
dianut
di
pemberdayaan
terutama
pada
pada
makanan
menciptakan
ruang
untuk
mandiri
dasar
dalam
urban
asosiasi
olahan
dipilihnya
kepada
dan pengembangan
Terdapat
secara
akses
partisipasi,
seyogyanya
masyarakat
untuk
makanan
dan
olahan khususnya
2.
produk
inklusif
terutama
community)
penataan
local
adanya
sikap
ada
upaya
Beberapa
pengembangan
asosiasi
informasi,
namun
agar
berhasil.
kelembagaan
olahan
kelembagaan
tertentu
pemberdayaan
kunci
bentuk
pemberdayaan,
community
produk
Pertama,
adalah
atau
dan
sendiri.
yang
proses
lokal
peluang
mengembangkan
menurut
Kedua,
cara
D aftar Pus taka
or
to use power and by transferring
from
m asyararkat
intinya
"to help clients
power of decision and action over their own
lives
memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan ruang atau peluang
yang tercipta tersebut.
agar
bagi
dirinya
yang
Bromley, Daniel W. Ekonomic Interest and
Institution,
The
Conceptual
Foundation of Public Policy, Basil
Black-Wall, New-York, 1989.
Bonus, Holge, The Cooperative Assosiation
as a Bussiness Enterprise, Journal
Institution and Theoritical
Economic, 1986.
Hetherington, John AC. Mutual Cooperative
Enterprise an Analisis of Costumer,
Owned Firm in The United State the
University Press, Illinors, 1986.
Malo, MannasezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
& Trisnoningtias. Metode
Penelitian
Masyarakat,
PAU
Universitas Indonesia , 1985.
Miles, Matthew.B. Milles & Huberman A.
Michael. Analisis Data Kualitatif,
Penerbit Universitas Indonesia, 1992.
Mudrajat Kuncoro, Metode Reseach untuk
Bisnis dan Ekonomi, 2003
Makalah
Bappenas
Percepatan
Pembangunan ekonomi Yang Inklusif
dan
Berkeadilan
Oleh
Armida
Alisjahbana, 20 I0
Poerwandari E Kristi, Pendekatan Kualitatif
Dalam Penelitian Psikologi, LPSP3
UI,2001
Widayati dan Tim, Hibah Kompetitif :
Alternatif Inovasi Mutual, Melalui
Pelatihan dan Pengembangan Untuk
Menghasilkan
Produk
Kreatif,
Peningkatan Penghasilan
Income
Generation
dalam Mendukung
Creative Industry. 2009
mengupayakan
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship'
Wiranto,
Pengembangan
Dalam
Usaha
Memperkuat
Domestik
Mikro
Ekonomi
Dalam
manajemen
Usahawan,2007.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pembangunan
Basis
asosiasi
Pembangunan
Ridwan,
Monitoring
Otonomi
Daerah
Lokal
Untuk
f~"A" /-
Otonomi Daerah, 2000
Buchari.
Metode
&
Teknik
Menulis Tesis, 2004.
_p
r
(1.N~.-.Q
(l.}' f"zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
(}..J!i2' I.
Robbin, Coulter. Perilaku Organisasi, 2006.
Sanapiah Faizah, Format-Format
Penelitian,
2008
Sarantakos
S, Social Reseach
Mc Millan
Education
Melbourne:
Australia
Pty
Ltd, 1993
Sedarmajanti.
Organisasi
Dinamika Lingkungan,
Sedarmajanti.
Manajemen
Menghadapi
2000.
Sumber
Oaya
Manusia, 2007
Seminar NasionalzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dan Proceeding Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
e
:Ii
i•
..
•'"
~
l:
C
e
Z
w
Z
w
:E
z
g
.
to
:r....
o
o
E zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
~
o
U)
I Berbudi
I Berprestasi
Cerdas
PROCEEDING
SEMINAR NASIONAL
LOCAL WISDOM ENTREPRENEURSHIPzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
Surabaya, 24 Oi:rtober 2012
SEMINAR NASIONAL
SOETOMO SURABAYA
"LOCAL
DAN PROCEEDING
UNIVERSITAS
DR
2012
WISDOM ENTREPRENEURSHIP".
@ Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan pertama oleh:
Universitas Dr. Soetomo Surabaya
ISBN
9 7 8 - 6 D 2 - ~ 7 0 ~ 3 - 0 - D zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
9111111JIJ111!
Sanksi Pelanggaran
Undang-Undang
III~llllllllllli
Pasal 22
Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta:
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat(1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling sing kat
(satu) bulan dan! atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan! atau
denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan! atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah).
PENGEMBANGAN PENAT AAN ASOSIASI USAHA LOKAL NON KORPORA TIS
PRODUK MAKANAN OLAHAN GUN A MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
URBAN COMMUNITY
berskala
mikro/informal,
terutama
di
kalangan keluarga miskin dan/atau di daerah
Fedianty Augustinah, Dra, MM
pinggiran perkoiaan yang menjadi kantongFakultas llmu Administrasi-Jurusan
kantong kerniskinan. Pengembangan usaha
Administrasi Bisnis
skala mikro terse but diarahkan untuk
UniversitaszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D R . Soetomo Surabaya
Email: fediaugust(a).yahoo.co.id
meningkatkan
kapasitas
usaha
dan
keterampilan
pengelolaan
usaha, serta
fediaugust@groail
sekaJigus meningkatkan
kepastian dan
perlindungan usahanya, sehingga menjadi
unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan
ABSTRAKSI
dan siap untuk tumbuh dan bersaing.
DaJam
rangka
mendukung
upaya
AsosiasizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
local diharapkan akan menjadi
penanggulangan
kemiskinan
dan
penghubung dan pemberi masukan bagi
kesenjangan,
dilakukan
penyediaan
pemerintah di Kota Surabaya sebagai acuan
dukungan
dan
kemudahan
untuk
pengembangan usaha ekonomi produktif
berskala
mikro/informal,
terutama
di
kaJangan keluarga miskin danlatau di daerah
pinggiran perkotaan yang menjadi kantongkantong kemiskinan. Asosiasi local usaha
produk makanan olahan merupakan salah
satu usaha untuk mengentaskam kemiskinan
dimana yang diteliti sebanyak 30 kelompok
asosiasi local ( Aslok ) di Kota Surabaya
Bagian Timur.
da\am mengembangkan kebijakan maupun
melahirkan kebijakan dan perlindungan
masyarakat setempat.
Pemberdayaan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dan Koperasi
merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan
dan memperkuat
dasar
kehidupan perekonomian dari sebagian
terbesar
rakyat
Indonesia,
khususnya
melalui penyediaan
mengurangi
lapangan
kesenjangan
kerja
dan
dan
tingkat
Kata Kunci: Usaha Ekonomi Produktif,
kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk
memberdayakan UMKM harus terencana,
Asosiasi Usaha Lokai,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Urban Community
sistematis dan menyeluruh baik pada tataran
rnakro, meso dan mikro yang meliputi (I)
penciptaan iklim usaha dalam rangka
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung upaya
membuka kesempatan berusaha seluasluasnya, serta menjamin kepastian usaha
penanggulangan
kemiskinan
dan
kesenjangan,
dilakukan
penyediaan
disertai adanya efisiensi ekonomi; (2)
pengembangan sistem pendukung usaha
dukungan
dan
kemudahan
untuk
pengernbangan usaha ekonomi produktif
bagi UMKM untuk meningkatkan akses
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012
.£ & i
"Local \,(/isdom Entrepreneurship"zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
kepada
sumber
daya
dapat
memanfaatkan
terbuka
dan potensi
sumber
daya
menengah
us aha
dalam
yang
daya, terutama
yang
tersedia;
(3)
kewirausahaan
kompetitif
(UKM);
skala
pendapatan
sumber
usaha
untuk
masyarakat
informal yang
dan
kecil
Munculnya
kelompok-kelompok
asosiasi
member
perlindungan
padaberbagai kepentingan yang dengan
demikian mengarah pada semakin
dan
dan (4) pemberdayaan
mikro
kegiatan
lembaga swadaya masyarakat dan
gerakan-gerakan
social
memiliki
potensi untuk mempengaruhi para eLit
dalam
struktur
pemerintahan.
sehingga
kesempatan
lokal
pengembangan
keunggulan
produktif
meningkatkan
yang
bergerak
ekonomi
di sektor
luasnya basis social kepentingan local.
Dengan merujuk pernyataan tersebut d ia z a s , zyxwvutsrqponmlkjih
berskala usaha mikro,
edenye kelompok esosiesi local yang zyxwvutsrqponmlkjihgfed
8f..< :::
usaha
Aktivitas Usaha
Kecamatan
Sukolilo
Gubeng
Mulyorejo
Jumlah
kelompok
7
6
I.
Usaha pentol gorengan
3
2
2
2.
Usaha nasi dan mie goreng
2
2
2
3.
Usaha bakso
2
2
1
5
4.
Usaha ikan bakar
4
2
3
2
4
5. Usaha makanan kecil / kudapan
terutama
yang masih berstatus keluarga
miskin. Selain itu, peningkatan kualitas
koperasi untuk berkembang secara sehat
sesuai dengan jati dirinya dan membangun
efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha
mikro dan kecil. Pentingnya asosiasiasosiasi lokal yang dimaksudkan ( Rulland ,
1993 ) yang dikutip oleh Trikartono (200 I)
dalam Jurnal Otonomi Daerah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Kelompok-kelompok terse but dapat
menyediakan keahlian, informasi, data,
layanan-Iayanan,
keuangan
dan
2.
perkotaan khususnya Kota Surabaya Bagian
Timur yang menjadi wilayah penelitian
yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan
Gubeng dan Kecamatan Mulyorejo.
Tabel.
I.
Profil
Asosiasi
Lokal
NonKorporatis Produk Makanan Olahan
Sumber : Hasil survey peneliti di lokasi
penelitian
Dari tabel terse but diatas setiap
kelompok / asosiasi local terdiri dari 3
sumber-sumber daya organisasional
kepada pemerintah local.
tersebut
Kelompok-kelompok
memberikan kemungkinan yang lebih
luas bagi partisipasi politik pada tingkat
sampai 5 orang anggotanya. Asosiasi usaha
produk makanan olahan yang diteliti
sebanyak 30 kelompok asosiasi local (
Aslok ).zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
lokal.
Kelompok-kelompok
yang
secara
politik
aktif,
kelompokkelompok
kepentingan,
lembaga-
Sementara, Esman dan Uphoff (1984) dan
Uphoff
(1992)
mengklasifikasikan
kelembagaan lokal dalam beberapa kategori.
Seminar Nasional dan Proceeding
-
"L o ca l \Visdom Entrepreneurship"
II. TIN JA U A N
PU STA KA
Universitas Dr SoecomoSurabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
f_
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.f.-n.
--
8
diteliti berfokus pada usaha penjualan
berbagai macam produk makanan olahan di
yaitu: administrasi
organisasi
dapat
lokal;
kelembagaan)
yang
(baca:
beranggotakan
usaha,
lokal; pemerintah
masyarakat
pelayanan
dan
diintegrasikan
lokal, kerjasama
bisnis
swasta
ke dalam
pasar
yang
baik
serikat-serikat pekerja yang disahkan
oleh pemerintah.
2. Non-korporatis,
yang
dapat
dikelompok
dalam
jenis
nonkorporatis adalah Aslok-Aslok
yang memiliki kriteria sebagai
lokal, regional dan global.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2 .1 . Peng ertian
A so siasi
Lokal
Dalam .Jurnal Pendidikan dan Monitoring
Pembangunan Otonomi Daerah ( tahun
2000 ) yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan OTODA
dengan
dan Kerjasama antar Wilayah
Universtas Indonesia ( FISIP ) yang
mengelompok asosiasi local ( Aslok )
berikut:
a. Dibentuk
berdasarkan
kepentingn masyarakat tanpa ada
cam pur tangan pemerintah.
b. Pengurus
ditentukan
oleh
masyarakat yang membentuk
Aslok.
c. Program-program
kegiatan
dibuat dan dibentuk berdasarkan
kedalam dua kategori :
kemauan masyarakat.
I. Korporatis, yang dapat dimasukkan
d.
Kelompok-kelompok yang sifat
dalam jenis korporatis adalah Aslok
perkumpulanmembentuk
yang memiliki criteria berikut :
sesuai
dengan
perkumpulan
I ditunjuk oleh
a. Pengurus dipilih zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
pendanaan
aktivitasnya,
pemerintah.
dari
kemampuan
didasarkan
b. Progran1-program
kegiatan
Aslok sebagian besar ditentukan
masyarakat sendiri.
oleh pemerintah
c. Pendanaan
untuk melakukan
kegiatan didukung sepenuhnya
oleh pemerintah
d. Adanya
pegewasan
dan
pembinaan
langsung
dari
opemerintah.
e. Kepentingan
yang
diwakili
adalah kepentingan pememtah.
f. Kurang
berakar
pada
masyarakat.
Aslok- Aslok yang termasuk zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dalam pengeJompokan ini adalah :
Himpunan
Kelompok
Tani
Indonesia,
Himpunan
Nelayan
Seluruh Indonesai, Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga ( PKK ),
Karang Taruna, Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa ( LKMD ), dan
Seminar Kasion:.!dan Proceeding
Universitas Dr Soerorno Surabaya 2012
'Loca l Wisdom Entrepreneur.;hip·
~--~I
..zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
2.2.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kelembagaan Lokal
perbedaan ~ ;:g mancul sndah menyangkur
dan
unit
pengambilan
kewenangan
keputusan serta akrivitas yang terlibar
relative besar. Lembaga-Iembaga lokal di
srru
dimaksudkan
mencakup
lembaga
pemerintah (public sector) maupun lembaga
swasta (privat sector), yang aktivitasnya
dihubungkan oleh intermediate sector,
Pengertian
Lokal sebagai satu
tingkatan (local level) sering disamakan
dengan tingkatan masyarakat (community
levels.
Dalam kasus ini terrninologi
kelembagaan
lokal dikaitkan
dengan
tingkatan
aktivitas
dan
pengambilan
keputusan sebagaimana yang disusun oleh
Uphoff (1986).
Garnbar. I.
LEVEL OF DECISION MAKING AND ACTIVITY
I.
International Level
t
National Level
2.
3.
t
Regional (Sta+e or Provincial) Level
District Level
4.
5.
SUb-}istrict Level
6. LOCALITY LEVEL
(a set of communities having cooperative/commercial relations; this level may be the same as the subdistrict level where the sub-district center is a market town)
~
7. COMMUNITY LEVEL
(a relatively self-contained, rcio-economic-residential
unit)
8. GROUP LEVEL
(a self-identified set of persons having some common interest; may be a small residential group like a
hamlet, or neighborhood, an occupational group, or some ethic, cante, age,sex, or other grouping)
+
9.
House~_oldLevel
10. Individual Level
Sumber: Wibowo, Agung, P. P., 1993:31
Sebagaimana digambarkan di atas,
maka apa yang disebut sebagai tingkatan
lokal adalah sekurang-kurangnya mencakup
tiga tingkatan- angka 6, 7, dan 8 yang
barangkali setingkat kecamatan ke bawah.
Di atas itu, tidak cukup lokal
karena
& Uphoff (dalam
kemasyarakatan, EsmanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
Uphoff,
1986) mengklasifikasi
enam
kategori utama dari lernbaga lokal, yaitu
(Wibowo, Agung, P. P., 1993:32):
(a)zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
Local Administration, yaitu instansi-
(b) instansi di daerah yang merupakan
aparat departemen pemerintah pusat,
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soerorno Surabaya 2012
"Local \'V'isdom Enrrcprcneurship"
yang
bertanggung
atasan
langsung
jawab
to
Government,
merah Indonesia.
(g)zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Private Businesses, yaitu cabang-
bureaucratic superiors)
(c) Local
anggotanya, seperti lembaga palang
kepada
(accountable
yaitu
cabang
badan-
menangani
atau
kelompok
pelaksana
independen dari perusahaan ekstralokal yang bergerak di sektor pabrik,_
jasa, ataupun perdagangan.
badan perwakilan atau disetujui
yang memiliki kewenangan untuk
tugas-tugas
pembangunan dan pengaturan, yang
2.3.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Peng ertian K ebijakan
bertanggung
jawab
kepada
pemerintah daerah (accountable to
loc; residents);
definisi
yang berbeda,
tetapi
implikasinya
adalah
sama,
(d) Membership
Beberapa
pendapat
memberikan
dalam
bahwa
Organizations,
self-help
anggotayang
kebijaksanaan itu harus mempunyai tujuan
anggotanya menangani:
I. Berbagai macam tugas (multi
terse but antar lain: Harold D. Iasswell dan
local
merupakan
associations
dan hasil dari tindakan yang diusulkan oleh
seseorang atau kelompok Berbagai pendapat
tasks), seperti perkumpulan
Abraham
Kaplan
memberi
ari
kebijaksanaan sebagai a projeted program of
pembagunan
daerah
atau
goals, values and a practice ( suatu program
pembangunan
desa
pencapaian tujuan, nilai-nilai dan pratek-
dan
praktek yang terarah ). Carl J Frederick
ii. Tugas-tugas khusus (Specific
mendifinisikan kebijakan sebagai berikut : "
... a proposed .cource of action of person,
komite
(LKMD,
sebagainya)
PKK,
tasks), seperti perkumpulan
group.
pemekai
environment
air
(P3A,
Klompencapir,
KTH,
lain-lain)
iii. Kebutuhan-kebutuhan
dan
or
government
providing
within
a
given
abstrcles
and
opportnities wich the policy was proposed
to utilize and overcome in an effort to reach
a goal or realize an objective or a purpose"
anggota
yang
memiliki
karakteristik atau kepentinga
( serangkaian tindakan yang diusulkan oleh
yang sama, seperti kelompok
arisan ibu-ibu, perkumpulan
suatu
pengajian, dsb)
(e) Cooperative,
organisasi
yaitu
semacam
lokal yang sumberdaya
ekonomi anggota-anggotanya untuk
memperoleh
keuntungan,
seperti
koperasi pasar dsb.
(f) Service
organisasi
Organizations.
lokal
yang
yaitu
dibentuk
terutama untuk memberikan bantuan
kepada orang-orang yang bukan
Seminar :--:asion2Iihn Proceeding
seeorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan
menunjukkan
kesempatan
tertentu
dengan
hambatan-hambatan
dan
kesempatan
terhadap
pelaksanaan
usulan
tersebut dalam rangka
kebijakansanaan
mencapai tujuan
tertentu ).
Pengertian berikutnya dikemukakan oleh
James E Anderson bahwa kebijaksanaan itu
adalah : " A purposive course of action
followed by an actor or set of actor in
dealing with a problem or matter of concern
" ( serangkaian tindakan yang mempunyai
Universitas Dr Soeeomo Surabaya 2012 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
"Local \'l:"lSdomEntrepreneurship"
tujuan
tertentu
dilaksanakan
pelaku
yaang
diikuti
oleh pelaku
guna
mernecahkan
rnasalah
dengan
definisi
). Dan
tersebut
apa yang telah dikemukakan
James
bahwa
berkaitan
suatu
tertentu
dari
Anderson
" public
developed
officials
juga
polices
by
bidies
negara
oleh
pemerintah
Satu
konsep
otonomi
Goldsmith
Menurut
Wolman
Local
ability
to
ditekankan
kepada
kernampuan
masyarakat.
Sedikit
the
lebih
ability
merubah
"...
carry
for
a
of people".
sebagai
lain
innovate,
setempat.
Pada
terbentuk
melalui
"institusi
lain
seperti
konstitutional,
selevel,
infrastruktur
aturan
lain
pengadilan.
kewarganegaraan,
digambarkan
yang
yang
dan
yang
dengan luas meliputi unsur-
media
massa,
asosiasi
maka
tak
solution
kelembagaan.
yang
civil
daerah
baik
untuk
society
dan
berjalannya
and balances
ada
fits all"
otonomi
wadah
berkembangnya
mekanisme
antara
pemerintah
dengan warganya.
Kirlin
institusi-
dan
beragamnya
wilayah
yang "one
konseptual,
checks
kepada
pemerintah,
efisiensi
pengembangan
defined
sebagai
Karena
antar
menjamin
nilai,
peluang
kondisi-kondisi
Secara
to
mampu
lembaga
di~apai.
merupakan
merupakan
terhadap
dalam
2.4. Usaha
Makanan
Dunia
pemerintah
pemerintah
lembaga
terhadap
sehingga
pendekatan
collective
dukungan
pada
tiga peran yaitu:
rnemberi
Kirlin
masyarakat
dan
karena
menjadi
definisi
Kemampuan
lokal,
kompetitor
persoalan
keterlibatan
negara
setidaknya
rakyat
to
geographically
terlihat perlunya
unsur
akses
Boyne
as the ability
pelaksana
role). Pada
sedangkan
penting
yang
dapat
through
peran
memaksimumkan
lembaga
mendefinisikannya
capacity
and
choices
dan
Dalam
menjadi
ata.u otonomi
menjadi:
Selanjutnya,
kondisi
kemampuan
masalah.
seimbang;
yang
untuk
Jadi,
luas,
dan
and implementing
mernainkan
perlunya
"government"
"governance",
sebagai
an
and develop policies that can
vary by jurisdiction".
(1996)
hal
dan kernandirian
mendefiniskan
experiment,
group
have
of the local jurisdiction".
powers
daerah,
the
impact on the welfare of the
mencapai
make
"....
assistance,
tergantung
pola service, negara lebih pasif. Otonomi
Government
government's
(1996)
and
adalah
service;
pemerintah
masyarakat
dapat
warganya.
terutama
cooperation,
dengan
"local
adalah:
disini
dan
pemecahan
assitance,
yang
kepada
potensi
untuk
1999).
secara prinsip
utama
masyarakatnya,
dan
dekat
kelompok-
(Chapman,
berurutan
kepada
and
adalah
(LGA)
residents
negara
cooperation,
yang
Administration
independent
bentuk
(executing
yang
(1990),
tiga
dilakukan
Secara
) .
daerah
government".
ada
adalah
badan-badan
dan
komunitas
Dalam sistem apapun,
polices
kebijaksanaan
pejabat-peabat
kelompok
mengatakan
govermental
dikembangkan
kewarganegaraan,
diatas
are those
" ( kebijaksanaan
kebijaksanaan
dan
atau sekelompok
punggung
harus
Indonesia.
rupa
tulang
maka
sebagai
Berwirausaha
dua unsur pokok yaitu peluang
kernampuan
Kewirausahaan
peluang
nasional
sedemikian
budaya masyarakat
dan
merupakan
perekonomian
digenjot
melibatkan
Olahan
usaha
usaha
menanggapi
yaitu
yang
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
tanggapan
terungkap
peluang.
terhadap
dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan
hasil berupa usaha yang melembaga,
produktif dan inovatif.
Pangan
merupakan
salah satu
kebutuhan
dasar
manusia
("BUTSARMAN") yang dapat menentukan
kualitas sumberdaya manusia baik dari
aspek gizi, kesehatan, produktivitas dan
kecerdasan. Pada saat ini permintaan dan
konsumsi
pangan
terus
mengalami
peningkatan baik dari aspek kualitas,
kuantitas dan keanekaragaman pangan. Hal
Ill!
merupakan peluang dan sekaligus
tantangan yang dihadapi oleh pelaku
usaha/produsen termasuk produsen pangan
olahan untuk meraih kesempatan dalam
mengembangkan usahanya.
Pangan olahan, adalah merupakan
hasil dari pengolahan produk primer
ataupun produk setengah jadi menjadi
produk jadi pada komoditas pertanian yang
dimanfaatkan
sebagai
pangan
untuk
dikonsumsi manusia.Pangan, adalah prod uk
yang berasal dari komoditas pertanian yang
dikonsumsi manusia dan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka
menentukan kualitas sumberdaya manusia
baik
dari
aspek
gizi,
kesehatan,
produktivitas, maupun kecerdasan
2.5. Masyarakat Perkotaan
hid up, artinya oleh hanya sekadarnya atau
apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena
pandangan warga kota sekitarnya. Kalau
menghidangkan makanan misalnya, yang
diutamakan
adalah
bahwa
yang
menghidangkannya mempunyai kedudukan
sosial yang tinggi. Pada orang kota,
makanan yang dihidangkan harus kelihatan
mewah dan tempat penghidangannya juga
harus mewah dan terhormat. Di sini terlihat
perbedaan
penilaian.
Orang
desa
memandang makanan sebagai suatu alat
memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan
pada orang kota, makanan sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan sosial.
III. METODOLOGI
3.1. Pendekatan Penelitian.
Dalam menentukan metode (cara )
meneliti karakter atau peilaku manusia
dengan berbagai aktivitas atau kegemaran
yang
dimilki,
maka
peneliti
tidak
menentukan populasi atau sampel, namun
dengan menentukan subjek atau sasaran
penelitian. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa penelitian kualitatif
tidak setuju
dengan
menggunakan
sampel
yang
berkonotasi jumlah dan menggantikannya
dengan "subjek atau sasaran penelitian" (
Patton, 1990).
Masyarakat perkotaan sering disebut
3.2. Subjek/Sasaran penelitan .
jugazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Yang menjadi subjek atau
urban
community.
Pengertian
sasaran penelitian adalah kelompok
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifatatau asosiasi non-korporatis
yang
sifat
kehidupannya
serta
ciri-ciri
terdiri dari :
kehidupannya
yang
berbeda
dengan
1. Kelompok usaha pentol gorengan
masyarakat pedesaan. Perhatian khusus
2. Kelompok usaha nasi dan mie
masyarakat kota tidak terbatas pada aspekaspek seperti pakaian, makanan dan
goreng
3. Kelompok usaha bakso
perumahan, tetapi mempunyai perhatian
4. Kelompok usaha ikan bakar
lebih luas lagi.
Orang-orang
kota
sudah memandang penggunaan kebutuhan
On Procttding
Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
"Local \X'isdorn Entrepreneurship"
5.
Kelompok
usaha
makanan
kecil
/
kudapan
INPUT
Penataan Asosiasi
Lokal Nonkorporatis
Prod uk Makanan
Olahan
OUTPUT
OUTCOME
Pengembangan Penataan
Kelembagaan :
-Learning Opportunities
-Learning Organization
Regulasi / Kebijakan
UMKM / Koperasi
onseptuaI
3.3. Metode Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data kualitatif
dapat diukur secara tidak langsung seperti
ketrampilan, aktivitas, sikap, maka eara
yang digunakan untuk mengumpulkan bukti
bukti
ernpms,
berupa
wawancara
berstruktur dan mendalam, FGD ( Forum
Group Discussion ), serta pengumpulan
Untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisa
.maka
peneliti
perL
membangun kerangka atau bingkai-bingkai
dalam
menganalisa
mengembangkan
kebijakan-kebijakan penataan kelembagaar
dokumen. Yang perlu diingat bahwa dalam
penelitian kualitatif cenderung terbuka dan
bersifat fleksibel atau luwes agar dapat
focus pada masalah yang dihadapi
(
Sarantakos,
1993).
Gambaran
ini
menunjukkan
perkembangan
metode
pengumpulam data bagi data kualitatif
khususnya dalam perilaku atau aktivitas
manusia yang mempunyai karakteristik atau
. Kerangka ini sebagai alat atau model
dalam menjelaskan keluaran (Output) dan
Outcome ( hasil ).
Menurut
Lundberg
(Dale,
2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah
"suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan
pada pemerolehan dan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan serta
aplikasinya" .• Menurut Sandra Kerka
perilaku yang bed a-bed a ( Poerwandari,
20001).
3.4. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti adalah Eksploratif artinya
(1995) yang paling konseptual dari
learning organization adalah asumsi
bahwa
'belajar
itu
penting.
berkelanjutan, dan lebih efektif ketika
dibagikan dan bahwa setiap pengalaman
peneliti ingin menjelajahi atau menyelidiki
dan mencari situasi dan aktivitas aktivitas
adalah suatu kesempatan untuk belajar
Berdasarkan
hasil
penelitian
yag dilakukan, dan mempunyai sifat terbuka
fleksibel yang bisa dimengerti
oleh
kelompok atau individu dengan problematik
baru ( Marzuki, 2005).
Tjakraatrnaja (2002) dihasilkan temuan
bahwa untuk membangun
learning
organization dibutuhkan tiga pilar yang
saling
mendukung,
yaitu :
1.
Pembelajaran
Individual
(individual
3.5. Kerangka Konseptual.
learning),
2.
Seminar Nasiona! dan Proceeding Univcrsiras Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local \XI'isdomEntrepreneurship"
Jalur
Transformasi
Pengetahuan,
3.
Organisasional
Pembelajaran
(organizational
No
Indikator Penataan Asosiasi
Jawaban
kelompok
learning).
Ya
IV. HASIL
Hasil
dilakukan
dari
penelitian
yang
terdiri dari melalui
data,
menurut
karakteristik
usaha
telah
1
Dalam menata kelompokzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
I 30
berdasarkan
,
asosiasi
kepentingn
masyarakat
I
asosiasi produk makanan
olahan tanpa ada campur
tangan pemerintah.
2
Pengurus
ditentukan
ditentukan atas kesepakatan
oleh peneliti yang digali dari para
anggota usaha produk makanan
yang
produk
berbagai
olahan yang
pengumpualan
pengamatan
dimiliki
makanan
peneliti
oleh
olahan
asosiasi
diantaranya
sebagai berikut :
1.
Umumnya
masyarakat
yang
mereka
tidak
dari
mampu
kalangan
I miskin
2. Usaha yang dilakukannyamerupakan
suatu manifestasi yang bertujuan untuk
mencarai kesempatan kerja dan pendapatan
untuk kebutuhan hidup
3 . Hampir sebagian besar orang yang
melakukan
usaha
penjualan
produk
makanan olahan ketrampilan relative rendah
4. Pendidikan yang dimiliki oleh sebagain
besar berpendidikan rendah.
Adapun hasil dari penelitian yang
didapatkan dan telah diolah oleh peneliti
yaitu sebagai berikut :
1. Penataan Asosiasi Produk Makanan
Olahan
Subjek atau sasaran penelitian
adalah kelompok atau asosiasi nonkorporatis yang terdiri dari kelompok I
asosiasi usaha pentol gorengan, usaha nasi
dan mie goreng, usaha bakso, usaha ikan
bakar, usaha makanan kecil I kudapan
melalui hasil wawancara terstruktur dan
mendalam yaitu:
Asosiasi
~:kaProc-=ilng
30
-
para anggota asosiasi usaha
produk makanan olahan
secara
ekonomis
Tabel. 2. lndikaror Penataan
Produk Makanan Olahan
Tida
k
DAN PEMBAHASAN
3
Program-program
kegiatan
dan
dibentuk
dibuat
berdasarkan
kemauan
masyarakat asosiasi usaha
produk makanan olahan
30
-
4
Asosiasi
usaha
produk
makanan olahan membentuk
30
-
perkumpulan-perkumpulan
sesuai
dengan
,
aktivitas/kegiatannya
pendanaan dalam asosiasi
yang
dibentuk
usaha
didasarkan dari kemampuan
masyarakat
asosiasi usaha
itu sendiri
Sumber : Data dan Aslok usaha produk
makanan olahan
Dalam penataan asosiasi usaha
produk makanan olahan yang dilakukan
bahwa semua asosiasi usaha produk
makanan olahan sebanyak 30 aslok (100 %)
menyatakan
bahwa penataan
asosiasi
selama ini dilakukan oleh kelompok Aslok
itu sendiri.
2.
Pengembangan
Penataan
Kelembagaan Asosiasi Lokal
Universiras Dr Soeromo Surabaya 2012zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
"Local W'isdom Entrepreneurship'
fB I
(lahan dan air), terbatasnya kesempatan
kerja dan kesempatan berusaha, semakin
akutnya
kesenjangan
antar
golongan
permodalan bagi anggota Aslok.
Lokal sebagai satu tingkatanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(local
masyarakat serta memudarnya kelembagaan
tradisional
(dan ikatanljaringan
sosial
leve[) sering disamakan dengan tingkatan
masyarakat tradisional), yang pada akhirnya
masyarakat (community leve[).
Dalam
kasus ini terminologi kelembagaan lokal
berimplikasi pada lemahnya struktur sosial
ekonomi masyarakat.
dikaitkan dengan tingkatan aktivitas dan
pengambilan keputusan oleh pemerintah
Pendekatan pembangunan melalui
cara pandang kemandirian asosiasi lokal
melalui lembaga pemerintah seperti level
usaha
produk
makanan
olahan
kecamatan. Hasil akhir yang diharapkan
mengisyaratkan
bahwa semua tahapan
oleh Aslok usaha produk makanan olahan
bahwa menginginkan dibuatnya regulasi
dalam
proses
pemberdayaan
harus
dengan membentuk peraturan koperasi /
dilakukan secara terdesentralisasi. Upaya
pemberdayaan dengan prinsip sentralisasi,
UMKM bagi mereka (dorongan yang tinggi
deterministik, dan homogen adalah hal yang
untuk
berubah
adalah
produk
RegulasilPeraturan usaha produk makanan
sangat
dihindari.
Karena
itu upaya
pemberdayaan
yang
berbasis
pada
olahan ) sehingga anggota-anggota yang
akan
dinaungi oleh aslok usaha produk makanan
pendekatan
desentralisasi
koperasi simpan pinjam bagi anggota Aslok
dan disertai pengaturan pengucuran dana
olahan dapat berkembang dengan baik dan
dapat meningkatkan perekonomian bagi
mereka.
V.KESIMPULANDAN
REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
menumbuhkan kondisi otonom, dimana
setiap komponen akan tetap eksis dengan
berbagai
keragaman
(diversity)
yang
dikandungnya. Upaya pemberdayaan yang
berciri sentralisitik tidak akan mampu
memahami karakteristik spesifik tatanan
yang ada, dan cenderung akan mengabaikan
karakteristik tatanan. Sebaliknya upaya
Strategi pembangunan nasional yang
sentralistik (juga di pedesaan, yang dengan
pemberdayaan
yang dilakukan
secara
akan
mampu
terdesentralisasi
selalu menginduk ke pusat), menyebabkan
mengakomodasikan
berbagai keragaman
bias mengejar pertumbuhan, bias kawasan
tatanan.
atau wilayah, kurang memperhatikan aspek
Pemberdayaan (empowerment) yang
sosial
(keadilan)
dan
budaya
berasal
dari kata
dasar
"empower"
(keberlanjutan);
merupakan
pola
berrnakna sebagai "to invest with power,
pembangunan yang konvensional (Salim,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
especially
legal power or officially
1 9 9 1 ), ternyata menuai kinerja kelembagaan
authority", atau " ... taking control over their
tradisional dan masyarakat lokal yang
lives, setting their own agendas, gaining
marginal.
Berbagai
dampak
negatif
skill. building self-confidence,
solving
lanjutannya antara lain seperti: terjadinya
problems and developing self-reliance".
kontraksi perekonomian (daerah maupun
Pemberdayaan dapat dilakukan terhadap
nasional), degradasi sumberdaya alam
individual,
kelornpok
sosial,
maupun
Seminar Nasional dan Proceeding
Universitas Dr Socromo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
Dari
indikator
pengembangaa
Dari
penggalian
data
bahwa
penataan kelembagaan asosiasi local ~
pengembangan
penataan
dalam
prod uk makanan olahan yang menyar... kelembagaan asosiasi usaha lokal prod uk
bahwa hamper semua as!ok menginginkar
makanan olahan yaitu pento! dan gorengan,
sebuah penataan terhadap kelembagaarzys
nasi dan mie goring, bakso, ikan bakar, dan
makanan keci! / kudapan di Kota Surabaya
melalui learning opportunities dan l~~
organization sehingga pihak pemer~
Bagian Timur
terutama
di wilayah
daerah dapat ikut campur dalam mernba -,;
Kecamatan
Sukolilo,
Mulyorejo
dan
mengembangkan usaha yang dikelola. ~
Gubeng
dapat dilihat dari hasil tabel
harapan dari anggota Aslok usahazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
pm ±::&
sebagai berikut :
makanan olahan bahwa pemerintah ~
Tabel 3.Indikator Pengembangan Penataan
memberikan
bantuan
misalkanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
r i.,Kelembagaan Aslok
bentuk bantuan permodalan sehingga ~
Ya Tidak
No Indikator
mereka dapat berkembang serta C :z :
Pengembangan Penataan
menggeliatkan perekonomian masya~
Kelembagaan Aslok
terutama
masyarakat
urban
U J~
Learning
Opportunities:
1
community
).
30 - Pembelajaran
Membuat
3. Regulasi / zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
Kebijakan
Makanan Olahan
Yang Sehat
Kebijaksanaan itu harus mempunyai
Pembelajaran
30 tujuan
dan hasil dari tindakan yang
Memasarkan
diusulkan oleh seseorang atau kelompok
Makanan OIahan
Aslok maka hasil dari penelitian tebntang
yang telah dibuat
keinginan asosiasi usaha produk makanan
30 - Pembelajaran
olahan
terhadap aslok-aslok yang telah
pengajuan kredit
didirikannya
yaitu :
untuk
Tabel
4.
Indikator
tentang Regulasi /
permodalanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kebijakan
2
Learning Organization:
No Indikator Regulasi
Ya Tidak
29 I
- Pembelajaran
1
Dibentuknya
Koperasi
30
pengelolaan
untuk simpan pinjam
organisasi Aslok
modal bagi Aslok
produk
usaha
2
Peraturan
pengucuran 30
makanan olahan
dana
/
modal
bagi
30 - Pembelajaran
anggota aslok
manajamen
pengelolaan
usaha
secara
mandiri
Sumber : Data dan Aslok usaha produk
makanan olahan
Sumber : Data dari Aslok usaha prod uk
makanan olahan
Dari tabel terse but diatas bahwa
semua Aslok usaha Produk makanan olahan
menyatakan setuju adanya regulasi dari
pemerintah terutama dapat dibentuknya
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soctcmo Surabaya 2012
"Local Wisdom Enrreprcncurship"
terhadap
komunitas.
pemberdayaan
paradigma
Dari
lahir
sebagai
developmental
(1997),
disebutkan
pemberdayaan
sisi paradigma.
antitesis
is. Dalam
bahwa
adalah
dari
Payne
pada
by reducing
personal
blocks
power,
by
confidence
power
the effect
gain
of social
to
exercising
increasing
capacity
existing
and
the
Pemberdayaan
self
environment
to clients".
mengupayakan
bagaimana
individu,
kelompok,
berusaha
mengontrol
sendiri
dan
membentuk
komunitas
kehidupan
depan
mereka.
pemberdayaan
untuk
sesuai
Inti
dengan
utama
adalah
"kernandirian"
mereka
mengusahakan
masa
keinginan
atau
dari
tercapainya
.
5.2. Rekomendasi
I.
Tidak
khusus
ada
satu
untuk
elemen-elemen
dapat
dalam
pemberdayaan
usaha
adalah:
akuntabilitas,
lokal
organisasi
usaha
prod uk
masyarakat
makanan
urban ( urban
Kota Surabaya Bagian Timur.
dua
prinsip
dianut
di
pemberdayaan
terutama
pada
pada
makanan
menciptakan
ruang
untuk
mandiri
dasar
dalam
urban
asosiasi
olahan
dipilihnya
kepada
dan pengembangan
Terdapat
secara
akses
partisipasi,
seyogyanya
masyarakat
untuk
makanan
dan
olahan khususnya
2.
produk
inklusif
terutama
community)
penataan
local
adanya
sikap
ada
upaya
Beberapa
pengembangan
asosiasi
informasi,
namun
agar
berhasil.
kelembagaan
olahan
kelembagaan
tertentu
pemberdayaan
kunci
bentuk
pemberdayaan,
community
produk
Pertama,
adalah
atau
dan
sendiri.
yang
proses
lokal
peluang
mengembangkan
menurut
Kedua,
cara
D aftar Pus taka
or
to use power and by transferring
from
m asyararkat
intinya
"to help clients
power of decision and action over their own
lives
memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan ruang atau peluang
yang tercipta tersebut.
agar
bagi
dirinya
yang
Bromley, Daniel W. Ekonomic Interest and
Institution,
The
Conceptual
Foundation of Public Policy, Basil
Black-Wall, New-York, 1989.
Bonus, Holge, The Cooperative Assosiation
as a Bussiness Enterprise, Journal
Institution and Theoritical
Economic, 1986.
Hetherington, John AC. Mutual Cooperative
Enterprise an Analisis of Costumer,
Owned Firm in The United State the
University Press, Illinors, 1986.
Malo, MannasezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
& Trisnoningtias. Metode
Penelitian
Masyarakat,
PAU
Universitas Indonesia , 1985.
Miles, Matthew.B. Milles & Huberman A.
Michael. Analisis Data Kualitatif,
Penerbit Universitas Indonesia, 1992.
Mudrajat Kuncoro, Metode Reseach untuk
Bisnis dan Ekonomi, 2003
Makalah
Bappenas
Percepatan
Pembangunan ekonomi Yang Inklusif
dan
Berkeadilan
Oleh
Armida
Alisjahbana, 20 I0
Poerwandari E Kristi, Pendekatan Kualitatif
Dalam Penelitian Psikologi, LPSP3
UI,2001
Widayati dan Tim, Hibah Kompetitif :
Alternatif Inovasi Mutual, Melalui
Pelatihan dan Pengembangan Untuk
Menghasilkan
Produk
Kreatif,
Peningkatan Penghasilan
Income
Generation
dalam Mendukung
Creative Industry. 2009
mengupayakan
Seminar Nasional dan Proceeding Universitas Dr Soetomo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship'
Wiranto,
Pengembangan
Dalam
Usaha
Memperkuat
Domestik
Mikro
Ekonomi
Dalam
manajemen
Usahawan,2007.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pembangunan
Basis
asosiasi
Pembangunan
Ridwan,
Monitoring
Otonomi
Daerah
Lokal
Untuk
f~"A" /-
Otonomi Daerah, 2000
Buchari.
Metode
&
Teknik
Menulis Tesis, 2004.
_p
r
(1.N~.-.Q
(l.}' f"zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
(}..J!i2' I.
Robbin, Coulter. Perilaku Organisasi, 2006.
Sanapiah Faizah, Format-Format
Penelitian,
2008
Sarantakos
S, Social Reseach
Mc Millan
Education
Melbourne:
Australia
Pty
Ltd, 1993
Sedarmajanti.
Organisasi
Dinamika Lingkungan,
Sedarmajanti.
Manajemen
Menghadapi
2000.
Sumber
Oaya
Manusia, 2007
Seminar NasionalzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dan Proceeding Universitas Dr Soeromo Surabaya 2012
"Local Wisdom Entrepreneurship"
e
:Ii
i•
..
•'"
~
l:
C
e
Z
w
Z
w
:E
z
g
.
to
:r....
o
o
E zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
~
o
U)